6.1 LK BCG-Nofri
6.1 LK BCG-Nofri
Disusun Oleh :
NOFRI WARDIANTI
NIM: PO.71242220145
Dosen Pembimbing :
IMELDA, SST, M.Bmd
Telah disahkan “Laporan Stase Asuhan Kebidanan Pada By. A Dengan Imunisasi
BCG Di Puskesmas Siulak Mukai Tahun 2022” guna memenuhi tugas Stase Bayi,
Balita dan Anak Pra Sekolah program studi profesi Bidan Poltekkes Kemenkes Jambi
tahun 2022.
Puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT, karena berkat rahmat, hidayah
dan rizki kesehatan yang telah berikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya dengan judul “Manajemen Asuhan Kebidanan Pada
By. A Dengan Imunisasi BCG Di Puskesmas Siulak Mukai Tahun 2022”
Laporan ini disusun dengan tujuan utama memenuhi Laporan Stase
Komprehensif Bayi, Balita dan Apras dan juga untuk menambah wawasan penyusun
makalah sebagai mahasiswa Poltekkes Jambi Program Studi Profesi Bidan.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami berharap
mendapat kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan penyusunan
makalah kami kedepannya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Hj. Suryani, S.Pd, MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jambi
2. Lia Artika Sari, M.Keb selaku Kaprodi Pendidikan Profesi Bidan Poltekkes
Kemenkes Jambi
3. Imelda, SST, M.Bmd selaku Pembimbing Institusi yang telah banyak memberikan
petunjuk dan pembelajaran, bimbingan serta motivasi dalam pembuatan laporan ini
4. Erlinawati, S.Keb selaku Pembimbing Lahan di lahan praktik (CI) di Puskemas
Gunung Labu
5. Rekan-rekan sejawat dan seperjuangan yang telah memberikan saran dan masukan
kepada penulis dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Demikian yang dapat disampaikan oleh kami, atas kekurangannya kami
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
NOFRI WARDIANTI
NIM : PO.71242220145
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
C. Tujuan........................................................................................................ 2
D. Manfaat ..................................................................................................... 2
BAB IV PEMBAHASAN
Analisis Kasus dengan kajian teori jurnal/EBM ........................................... 20
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 22
B. Saran ......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pendahuluan
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang terhadap
suatu penyakit, sehingga bila kelak terpajan pada penyakit tersebut ia tidak
menjadi sakit. Kekebalan yang diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan
pasif maupun aktif (Ranuh et.al, 2011).
Oleh karena itu perlu dilakukannya imunisasi sebagai upaya pencegahan
terhadap serangan penyakit yang berpengaruh terhadap status gizi anak Imunisasi
telah terbukti sebagai salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat penting.
Program imunisasi telah menunjukkan keberhasilan yang luar biasa dan
merupakan usaha yang sangat hemat biaya dalam mencegah penyakit menular.
Imunisasi juga telah berhasil menyelamatkan begitu banyak kehidupan
dibandingkan dengan upaya kesehatan masyarakat lainnya. Program ini merupakan
intervensi kesehatan yang paling efektif, yang berhasil meningkatkan angka
harapan hidup.
Sejak penetapan the Expanded Program on Immunisation(EPI) oleh WHO,
cakupan imunisasi dasar anak meningkat dari 5% hingga mendekati 80% di
seluruh dunia. Sekurang-kurangnya ada 2,7 juta kematian akibat campak, tetanus
neonatorum dan pertusis serta 200.000 kelumpuhan akibat polio yang dapat
dicegah setiap tahunnya. Vaksinasi terhadap 7 penyakit telah direkomendasikan
EPI sebagai imunisasi rutin di negara berkembang: BCG, DPT, Polio, Campak dan
Hepatitis B. Banyak anggapan salah tentang munisasi yang berkembang dalam
masyarakat. Banyak pula orang tua dan kalangan praktisi tertentu khawatir
terhadap risiko dari beberapa vaksin. Adapula media yang masih mempertanyakan
manfaat imunisasi serta membesar-besarkan risiko beberapa vaksin.
Data mutakhir dari Direktorat Surveilans Epidemiologi, Imunisasi, dan
Kesehatan Matra, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan Departemen Kesehatan Indonesia, pada tanggal 27 mei 2011
menunjukkan angka cakupan imunisasi di tahun 2010 adalah campak 89,5%, DTP-
3 90,4%, polio-4 87,4%, dan hepatitis B-3 mencapai 91%. Dari datayang ada,
terlihat angka cakupan imunisasi dasar di Indonesia sudah cukup tinggi, namun
pada beberapa daerah masih ditemukan angka cakupan di bawah standar nasional
(Depkes RI, 2011).
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Kebidanan pada By.A imunisasi BGC di Puskesmas
Siulak Mukai Tahun 2022
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada By.A umur 1 bulan
dengan Imunisasi BCG di Puskesmas Siulak Mukai Tahun 2022 dengan
mengunakan dokumentasi SOAP.
2. Tujuan Khusus
Penulis diharapkan mampu:
a. Untuk mengetahui data subjektif Asuhan Kebidanan Pada By.A umur 1
bulan dengan Imunisasi BCG di Puskesmas Siulak Mukai Tahun 2022
b. Untuk Mengetahui data objektif Asuhan Kebidanan Pada By.A umur 1
bulan dengan Imunisasi BCG di Puskesmas Siulak Mukai Tahun 2022.
c. Untuk Mentukan Analisi Asuhan Kebidanan By.A umur 1 bulan dengan
Imunisasi BCG di Puskesmas Siulak Mukai Tahun 2022.
d. Untuk dapat MelakukanPenatalaksanan Asuhan Kebidanan By.A umur 1
bulan dengan Imunisasi BCG di Puskesmas Siulak Mukai Tahun 2022.
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan keterampilan dalam
memberikan asuhan pada bayi sehat dengan imunisasi.
2. Bagi institusi Potekes Kemenkes Jambi
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi
khususnya tentang asuhan kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi.
3. Bagi lahan Praktik Puskesmas Siulak Mukai
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Teori Imunisasi
1. Pengertian
Imunisasi merupakan upaya pencegahan yang telah berhasil menurunkan
morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) penyakit infeksi
pada bayi dan anak. Selain itu imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada
bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat
anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan vaksin adalah bahan
yang dipakai untuk merangsang pembentukan zat anti yanga dimasukkan ke dalam
tubuh melalui suntikan. Seperti vaksin BCG, DPT, Campak, dan melalui mulut
seperti vaksin polio. (Maryunani, Anik. 2010)
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru lahir
sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kelebihan di atas ambang
perlindungan. (Depkes RI, 2005)
2. Tujuan Imunisasi
Menurut Maryunani, Anik. 2010 Tujuan dalam pemberian imunisasi, antara
lain:
a. Mengurangi angka penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan
kesehatan bahkan bias menyebabkan kematian pada penderitanya. Beberapa
penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu seperti campak, polio,
difteri, batuk rejan, hepatitis B, gondongan, cacar air, TBC, dan lain
sebagainya.
b. Melindungi dan mencegah penyakit-penyakit menular yang sangat berbahaya
bagi bayi dan anak.
3. Manfaat Imunisasi
Pemberian imunisasi menurut Depkes RI (2001) memberikan manfaat
sebagai berikut:
a. Untuk anak, bermanfaat mencegah penderitaan yang disebabkan oleh
penyakit menurun yang sering berjangkit.
b. Untuk keluarga, bermanfaat menghilangkan kecemasan serta biaya
pengobatan jika anak sakit.
c. Untuk Negara, bermanfaat memperbaiki derajat kesehatan, menciptakan
bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara.
4. Efek Samping
Hampir tidak ada efek samping. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami
pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasusnya pun sangat jarang. (Maryunani,
Anik. 2010)
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif
Vaksin BCG dan pelarut terhadap tuberculosis
Efek samping:
2–6 minggu setelah imunisasi BCG daerah bekas suntikan timbul bisul kecil
(papula )yang semakin membesar dan dapat terjadi ulserasi dalam waktu 2–4
bulan, kemudian menyembuh perlahan dengan menimbulkan jaringan parut
dengan diameter 2–10 mm.
Penanganan efeksamping:
• Apabila ulkus mengeluarkan cairan perlu dikompres dengan cairan
antiseptik
• Apabila cairan bertambah banyak atau koreng semakin membesar
anjurkan orangtua membawa bayi ke dokter.
Indikasi:
Untuk pemberian kekebalan aktif
Vaksin Polio & droplet terhadap poliomielitis
Cara pemberian dan dosis:
Secaraoral (melalu imulut),1dosis(dua tetes) sebanyak 4kali(dosis)
pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4minggu.
Kontra indikasi:
Pada individu yang menderita“immunedeficiency”tidak ada efek yang
berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit.
Efek Samping:
Sangat jarang terjadi reaksi sesudah imunisas ipoliooral.Setelah
mendapat vaksin polio oral bayi boleh makan minum seperti
bisa.Apabila muntah dalam30 menit segera diberi dosisulang.
Penanganan efek samping:
Orang tua tidak perlu melakukan tindakan apapun.
4. Pengkajian
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber berkaitan dengan kondisi klien. Pengkajian data
bayi terdiri atas anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
a. Identitas Bayi
Maksud pertanyaan ini adalah untuk identifikasi (mengenal)
penderita yang harus diketahui, misalnya untuk menetukan anjuran apa
atau pengobatan apa yang akan diberikan.
1) Nama
Dikaji untuk mengenal klien dan memanggil pasien agar tidak
keliru dengan pasien lain. (Ibrahim, 1996).
2) Tanggal lahir
Dikaji untuk mengetahui usia bayi dan menentukan dalam
pemberian asuhan pada bayi baru lahir.
3) Jam
Dikaji untuk menentukan batasan usia pada bayi sebagai patokan
dalam pemberian asuhan.
4) Jenis kelamin
Untuk mencocokan identitas kelamin sesuai nama anak, serta
menghindari kekeliruan bila terjadi kesamaan nama anak dengan
pasien lain.
5) Anak ke
Untuk mengetahui paritas dari ibu.
b. Pengkajian Orang Tua
1) Nama
Dikaji untuk mengenal klien dan memanggil pasien agar tidak
keliru dengan pasien lain. (Ibrahim, 1996). Nama orang tua juga
sebagai penanggungjawab terhadap anak.
2) Umur
Untuk mengetahui umur orang tua dan sebagai patokan sebagai
kesiapan sebagai orang tua dalam pemberian asuhan pada bayi.
3) Agama
Dikaji untuk mempermudah dalam melakukan pendekatan
keagamaan dalam melakukan asuhan kebidanan juga mengetahui
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan lain.
4) Pendidikan
Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk
mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat
memberikan konseling asuhan sesuai dengan
pendidikan/pemahamannya.
5) Pekerjaan
Mengetahui pekerjaan ibu, gunanya untuk mengetahui dan
mengukur tingkat sosial ekonominya, karena ini juga mempengaruhi
dalam gizi pada anak.
6) Suku Bangsa
Ini perlu ditanyakan untuk mengadakan statistik kelahiran dan
sebagai penentuan cara pendekatan serta pemberian asuhan kepada
anak
7) Alamat
Untuk mengetahui keadaan lingkungan perumahan serta keadaan
tempat tinggal ibu dan dengan mengetahui tempat tinggal ibu, bidan
bisa dengan mudah berhubungan bila keadaan mendesak.
c. Data Subjektif
1) Keluhan Utama
Diisi sesuai dengan apa yang dikeluhkan ibu tentang keadaan
bayinya.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui kondisi bayinya apakah dalam keadaan yang sehat
atau sakit.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama :
Anggota keluarga yang mempunayi penyakit tertentu terutama
penyakit menular seperti TBC, hepatitis dll.
Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis,
kelainan pembekuan darah, jiwa, asma dll.
C. Teori EBM
1. Kasus Kontrol Hubungan Imunisasi BCG dengan kejadian TB Paru pada
anak tahun 2015-2016 (Riani, dkk, 2018)
Tuberkulosis adalah penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan di
dunia. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan insidens, prevalens bahkan
kematian karena TB di Indonesia. Tujuan. Mengetahui besar risiko tidak
diimunisasi BCG terhadap kejadian TB Paru pada anak di Kota Sukabumi
tahun 2015-2016 setelah dikontrol oleh variabel umur, jenis kelamin, berat
badan lahir, pemberian ASI Eksklusif, kunjungan Neonatal, pemberian Vitamin
A, pendidikan Ibu dan Pekerjaan Ibu. Sedangkan tujuan sekunder dari studi ini
adalah mengidentifikasi status imunisasi BCG dan kejadian TB Paru pada anak
serta variable covariatnya dan mengetahui besar risiko anak yang tidak
diimunisasi serta mengetahui besar Efektivitas vaksin BCG. Metode. Penelitian
ini menggunakan desain case control. Kasus dan kontrol adalah anak kota
Sukabumi usia 0-5 tahun yang diperoleh dari laporan rutin program TB,
imunisasi, KIA dan Gizi di Dinas Kesehatan Kota Sukabumi. Hasil. Analisis
multivariat menunjukkan bahwa risiko anak yang tidak diimunisasi BCG dan
KN sebanyak 3 kali adalah 1,13 kali lebih besar untuk terkena TB paru
dibandingkan kelompok rujukan dan anak yang diimunisasi BCG. Dari hasil
tersebut diketahui bahwa efektivitas vaksin BCG tanpa interaksi 67%,
sedangkan dengan interaksi 82%. Kesimpulan. Imunisasi di Kota Sukabumi
masih merupakan salah satu upaya yang efektif untuk mencegah terjadinya TB
paru pada anak.
2. Efektivitas Imunisasi BCG Terhadap Kejadian Tuberkulosis Anak di
Kabupaten Bangka(Wulan, dkk, 2021)
Vaksin Bacillus Calmette Guerin (BCG) masih merupakan satu-satunya vaksin
berlisensi untuk melawan Tuberkulosis, dengan perkiraan cakupan global mencapai
85%, namun kasus TB Anak masih ditemukan, walaupun cakupan imunisasi sudah
sesuai dengan target.
Tujuan:Menganalisis efektivitas imunisasi BCG terhadap kejadian TB pada anak di
Kabupaten Bangka.
Metode:Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol, populasi 93 anak didiagnosa
TB di Kabupaten Bangka pada tahun 2019. Total sampling digunakan untuk kelompok
TB sedangkan simple random sampling digunakan untuk kelompok kontrol,
perbandingan jumlah sampel 1 kasus : 1 kontrol. Analisis data yang digunakan adalah
analisis univariat dan bivariat dengan uji Chi Square, perhitungan Odds Ratio
(OR),Attributable Fraction,Attributable Number, dan Attributable Fraction
Population.
Hasil:Total 25 anak yang tidak divaksin BCG, 21 orang (84,0%) didiagnosa TB.
Kelompok yang diberi vaksin BCG, ada 55 orang (43,3%) yang menderita TB.
Analisis statistik menunjukkan ada hubungan bermakna antara pemberian imunisasi
BCG dengan kejadian TB anak (p=0,000). OR sebesar 6,87 (95% CI 2,2 -21,1).
Efektifitas imunisasi BCG pada penelitian ini sebesar 85%.
Kesimpulan:Efektivitas imunisasi BCG adalah 85%, dinyatakan efektif mencegah
kejadian Tuberkulosis Anak. Anak yang tidak mendapat imunisasi BCG beresiko 6,87
kali lebih tinggi untuk menderita TB Anak
BAB III
TINJAUAN KASUS
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum :
a. Keadaan umum : Baik
b. Tanda-tanda vital
1) Suhu : 36 °C
2) Denyut Jantung: 120 x/menit
3) Pernapasan : 38 x/menit
c. Antropometri
1) PB : 50 cm
2) BB : 3700 gram
2. Pemeriksaan fisik (head to toe)
a. Kepala
1) Rambut : bersih, distribusi merata, berwarna hitam
2) Muka : Simetris
3) Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih,
tidak ada tanda infeksi
4) Hidung : Lubang hidung simetris, tidakada pernapasan
cuping hidung
5) Mulut : Bibir simetris, tidak ada labioskisis, palatoskisis,
maupun labiopalatoskisis.
6) Telinga : Simetris, ada lubang telinga, daun telinga sudah
terbentuk sempurna, pendengaran baik
b. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, vena jugularis, maupun kelenjar tyroid,
tidak ada trauma.
c. Dada
Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada suara wheezing
d. Abdomen
Simetris, normal, tidak ada kelainan, tidak ada benjolan.
e. Ekstremitas
1) Atas
Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan.
2) Bawah
Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan, garis-garis
plantar kaki sudah ada
f. Genetalia
Ada lubang pada ujung penis, testis sudah turun ke dalam skrotum, tidak ada
kelainan
g. Anus
Ada lubang anus
h. Punggung
Normal, tidak ada spina bifida, tidak ada pembengkakan
i. Kulit
Warna kemerahan, tidak mengelupas, lembab, hangat
C. ANALISIS DATA
Diagnosa Kebidanan :
Bayi. N 31 Hari dengan imunisasi BCG,
Masalah :
Tidak Ada
D. PERENCANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan sehat
2. Menjelaskan kepada ibu manfaat imunisasi
3. Menjelaskan kepada ibu reaksi dan efek samping setelah diberikan imunisasi
BCG
4. Menyuntikkan imunisasi BCG dengan dosis 0,05 ml deltoid lengan kanan atas
secara intra cutan
5. Menganjurkan ibu untuk imunisasi anaknya setelah berumur 2 bulan yaitu DPT-
HB-Hib 1 dan Polio 2
6. Melakukan dokumentasi di KMS Bayi dan buku rigister imunisasi
E. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayinya dalam keadaan sehat.
Rasionalisasi : Untuk memberikan informasi kepada ibu dan keluarga mengenai
keadaan anaknya siap untuk diberikan imunisasi.
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengetahui keadaan anaknya dan terlihat senang
karena anaknya sehat.
2. Menjelaskan kepada ibu manfaat imunisasi BCG
Rasionalisasi :Memberi informasi kepada ibu dan keluarga mengenai manfaat
imunisasi BCG untuk memberikan kekebalan pada bayi terhadap kuman TBC.
Evaluasi :ibu mengerti manfaat dari pemberian imunisasi BCG.
3. Menjelaskan kepada ibu reaksi dan efek samping setelah diberikan imunisasi
BCG.
Rasionalisasi : ibumengerti reaksi dan efek samping yang akan timbul setelah
diberikan imunisasi BCG berupa rasa tidak nyaman pada bayi, timbul benjolan
kecil setelah 1-2 bulan, kemerahan yang selanjutnya akan mengering dengan
sendirinya.
Evaluasi : ibu mengerti reaksi yang ditimbulkan setelah diberikan imunisasi
BCG.
4. Menyuntikkan imunisasi BCG dengan dosis 0,05 ml deltoid lengan kanan atas
secara intra cutan.
Rasionalisasi :Pemberian imunisasi BCG sesuai dosis ketentuan dan diberikan
di deltoid lengan kanan atas untuk memberikan estetika yg baik krn imunisasi
BCG menimbukan bekas di permukaan kulit.
Evaluasi :imunisasi BCG disuntikkan pada deltoid kanan secara IC dan ibu
mengerti semua penjelasan yang diberikan.
5. Menganjurkan ibu untuk imunisasi anaknya setelah berumur 2 bulan yaitu DPT-
HB-Hib 1 dan Polio 2.
Rasionalisasi : agar bayi mendapatkan imunisasi selanjutnya.
Evaluasi : ibu bersedia mengimunisasi anaknya setelah berumur 2 bulan yaitu
DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2.
6. Melakukan dokumentasi di KMS bayi dan buku Rigister Imunisasi.
Rasionalisasi :KMS adalah kartu menuju sehat yang di pegang orang tua untuk
memantau tubuh kembang anaknya dan sebagai catatan kelengkapan imunisasi,
Rigister Imunisasi sebagai dokumen RS.
Evaluasi :Proses dokumentasi terlaksanan dengan baik.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan kasus yang telah dibuat asuhan kebidanan bayi sehat
dengan imunisasi pada By. N umur 32 haridapat disimpulkan sebagai berikut
1. Data subjektif yang didapat dari anamnesa yaitu, bayi lahir normal pada tanggal
2 September 2022.
2. Data objektif didapatkan hasil yaitu keadaan umum baik dan tidak ada kelainan.
3. Diagnosa didapatkan dari data subjektif dan data objektif yaitu By.N umur 32
hari dengan Imunisasi BCG.
4. Penatalaksaan asuhan sudah berdasarkan evidence based untuk bayi sehat dengan
imunisasi BCG.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman
dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada bayi sehingga dapat
digunakan sebagai berkas penulis didalam melaksanakan tugas sebagai bidan.
2. Bagi Institusi Pendidikan Poltekes Kemenkes Jambi
Agar menjadi tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan
kebidanan pada bayi.
3. Bagi Lahan Praktik Puskesmas Siulak Mukai
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk
lebih meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga
mutu pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta: Salemba
Medika
Khoirunnisa, Endang, Sudarti. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Anak
Balita. Yogyakarta: Nuha Medika
Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info
Media
Riani, dkk, 2018. Kasus Kontrol Hubungan Imunisasi BCG dengan kejadian TB Paru
pada anak tahun 2015-2016.Sari Pediatri 2018;19(6):321-7
Wulan, dkk. 2020. Efektivitas Imunisasi BCG Terhadap Kejadian Tuberkulosis Anak di
Kabupaten Bangka.Pangkal Pinang: Jurnal KesehatanVol. x, No.xx, Juni 2021
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI