Q DENGAN
IMUNISASI CAMPAK DI PRAKTEK BIDAN
MANDIRI WENNY SULISTIA
TAHUN 2022
LAPORAN TUGAS
OLEH :
WENNY SULISTIA
213302090059
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan
memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap
penyakit tertentu. Program imunisasi ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi
akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), diantaranya tuberculosis,
Dari data terakhir WHO, terdapat kematian balita sebesar 1,4 juta jiwa per tahun
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, misalnya: batuk rejan 294.000 (20%);
tetanus 198.000 (14%), campak 540.000 (38%). Indonesia sendiri, UNICEF mencatat sekitar
30.000-40.000 anak di Indonesia setiap tahun meninggal karena serangan campak. Jumlah
kasus campak di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009 terdapat sebanyak 3.614 kasus. Ini
berarti setiap dua puluh menit seorang anak Indonesia meninggal karena campak (IDAI,
2010).
(PPI) secara resmi pada tahun 1997, yang menganjurkan agar semua anak diimunisasi enam
macam penyakit yaitu difteri, pertusis, tetanus, tuberkulosis, polio, campak. Tahun
hepatitis B dengan mengintegrasikannya ke dalam program imunisasi rutin yang telah ada di
empat propinsi yaitu Nusa Tenggara Barat, Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur,
yang terus dikembangkan ke propinsi lainnya dan akhirnya pada tahun 1997/1998 imunisasi
hepatitis B sudah dapat menjangkau seluruh bayi di Indonesia (Depkes RI, 2008).
Vaksin adalah suatu bahan yang berasal dari kuman atau virus yang menjadi
penyebab penyakit yang bersangkutan, yang telah dilemahkan atau dimatikan atau diambil
sebagian atau tiruan dari kuman penyebab penyakit, yang sengaja dimasukkan ke dalam tubuh
seseorang atau kelompok orang yang bertujuan untuk merangsang timbulnya zat anti
penyakit tertentu pada orang-orang tersebut. Melalui studi yang mendalam vaksin dianggap
menjadi alat yang paling efektif (Hidayat, 2008). Jenis atau macam imunisasi vaksin yang
wajib pada anak antara lain BCG, DPT/ DT, polio, campak/ measles, hepatitis A dan B,
typhoid dan paratyphoid dan varisella atau cacar air (CPDDI, 2008).
Penyakit campak secara klinik dikenal dengan memiliki 3 stadium yaitu stadium
kataral, stadium erupsi (keluar bercak-bercak) dan stadium konvalesensi. Penyebab penyakit
campak adalah virus yang masuk ke dalam genus Morbillivirus dan keluarga
Paramyxoviridae. Penyakit ini merupakan penyakit yang bersifat akut dan menular lewat
udara melalui system pernafasan, terutama percikan ludah (cairan yang keluar ketika
Wenny Sulitia jumlah balita yang diimunisasi pada bulan Maret 2022 bahwa keseluruhan
jumlah balita yang akan diimunisasi campak berjumlah 15 anak, sedangkan yang sudah
diimunisasi baru 6 anak, maka dari jumlah yang diimunisasi masih tergolong tinggi
dikarenakan ibu belum mengetahui pentingnya imunisasi dan efek samping imunisasi
campak.
Berdasarkan masalah tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil dan
menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Balita An. Q dengan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik
perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana Penatalaksanaan Asuhan
Kebidanan pada Balita An. Q dengan Imunisasi Campak di Praktek Bidan Mandiri Wenny
Mahasiswa mampu:
4. Mengantisipasi penanganan atas tindakan pada balita An. Q dengan imunisasi campak.
5. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada balita An. Q dengan imunisasi campak.
6. Melaksanakan rencana tindakan yang telah disusun pada balita An. Q dengan
imunisasi campak.
7. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada balita An. Q dengan
imunisasi campak.
8. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan
imunisasi campak.
1.4. Manfaat
Dapat menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dalam praktek di lahan,
Diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi profesi bidan dalam upaya meningkatan
mutu dalam memberikan asuhan kebidanan pada anak dengan imunisasi campak.
3. Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk membuat kebijakan dalam upaya
campak.
4. Pendidikan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Balita
a. Pengertian Balita
Balita adalah semua anak termasuk bayi yang baru lahir yang
1) Umur 12 – 18 bulan
kata papa
e) Menumpuk 2 kubus
2) Umur 18 – 24 bulan
3) Umur 24 – 36 bulan
4) Umur 36 – 48 bulan
f) Mengenal 2 – 4 warna
5) Umur 48 – 60 bulan
c. Menari
e. Menggambar lingkaran
dan bentuknya
c. Pertumbuhan Fisik
1) Lingkar kepala
dewasa dicapai. Usia 2 tahun kurang lebih 1/6 panjang badan. Usia
2) Panjang badan
(Wahidayat, 2003).
3) Berat badan
umur 1 tahun adalah 3 kali berat badan lahir, 2,5 tahun adalah 4
kali berat badan lahir, dan 6 tahun adalah 2 kali berat badan umur 1
2. Imunisasi
b. Pengertian Imunisasi
c. Macam-macam Imunisasi
alami atau "liar". Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang
infeksi yang bisa dicegah dengan vaksin, saat ini telah tersedia sekitar
23 jenis vaksin, dan masih banyak vaksin baru lain yang sedang dalam
1) BCG
2) DPT/ DT
dan tetanus.
3) Polio
5) Hepatitis
mematikan.
6) MMR
Varicella zoster.
3. Imunisasi Campak
(Hidayat, 2008).
garam yodium).
c. Cara Pemberian dan Dosis
dilakukan.
spuit.
ditarik lagi.
4) Cabut jarum dari vial, keluarkan udara yang tersisa dengan cara
0,5 cc.
penutup jarum.
d. Pencegahan
2) Imunisasi pasif
sesegera mungkin.
e. Efek Samping
ringan, infeksi ringan pada saluran nafas, dan diare. Seperti pada jenis
imunisasi bayi lainnya, terkadang setelah diimunisasi campak dapat
teratur.
6) Jagalah tubuh anak agar tetap bersih, sehingga dia tetap merasa
nyaman.
g. Diagnosa Campak
campak adalah demam ringan, infeksi ringan pada saluran nafas dan
diare (Hidayat, 2008).
h. Antisipasi
i. Perencanaan
balita secara SC pada lengan kiri atas, berikan vaksin campak dengan
dosis 0,5 ml, Parasetamol syrup 120 ml untuk mengatasi demam pada
anjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak serta
(Depkes, 2005).
1. Pengertian
rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
a. Identitas
tersebut meliputi:
4) Nama orang tua : Agar dituliskan dengan jelas agar tidak keliru
(Varney, 2004).
(Matondang, 2003).
(Matondang, 2003).
2) Riwayat kesehatan
a) Imunisasi
(Varney, 2004).
(Varney, 2004).
pada usia balita dapat ditelaah dari kurva badan terhadap umur
3) Riwayat sosial
a) Yang mengasuh
keluarga.
sebayanya.
d) Lingkungan rumah
sekitar rumah.
a) Pola nutrisi
atau buruk, pola makan balita teratur atau tidak (Morton, 2004).
tidur adalah berupa jam klien tidur dalam sehari apakah ada
c) Personal hygiene
d) Aktivitas
e) Pola eliminasi
1) Status generalis
(b) Kesadaran
(1) Nadi
(2) Pernafasan
(3) Suhu
d. Pemeriksaan Sistematis
(Hidayat, 2009).
(Matondang, 2003).
(Matondang, 2003).
(Matondang, 2003).
(Matondang, 2003).
(Matondang, 2003).
(Matondang, 2003).
(Hellen, 2007).
e. Pemeriksaan Antropometri
sampai 65 cm.
f. Tingkat Perkembangan
berguling, berenang.
3) Aspek kognitif
lingkungannya.
4) Kemampuan bahasa
5) Aspek emosi
6) Aspek sosial
g. Data Penunjang
(Varney, 2004).
a. Diagnosa Kebidanan
Data Dasar:
Data Subyektif: Adalah data didapat dari klien sebagai suatu pendapat
sakit.
b. Masalah
c. Kebutuhan
segera pada balita dengan imunisasi campak yang perlu disiapkan adalah
(Achmadi, 2006).
yang dapat dilakukan pada asuhan balita dengan imunisasi campak adalah:
4. Suntikkan vaksin campak pada balita secara SC pada lengan kiri atas
dilakukan sepenuhnya oleh bidan dan sebagian oleh pasien atau tim
bidan, dokter, dan keluarga. Pada langkah ini evaluasi dari asuhan
pasien
C. Data Perkembangan
S : Subyektif
anamnesa.
O : Obyektif
A : Assement
P: Planning
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas
1) Identitas anak
b) Umur : 9 bulan
d) Anak ke : Pertama
1) Alasan datang
2) Riwayat Kesehatan
anaknya
tuanya.
baik/ harmonis.
sebayanya.
a) Nutrisi
b) Istirahat/ tidur
8 jam.
d) Eliminasi
jernih.
konsistensi lunak.
e) Aktifitas
c. Pemeriksaan Fisik
1) Status Generalis
b) Kesadaran : Composmentis
S = 36,2° C
d) BB/ TB : 12 kg/ 89 cm
2) Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala
benjolan.
(6) Mulut : Bibir berwarna merah muda, tidak ada
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa Kebidanan
Data Dasar
Subyektif:
Obyektif:
1) KU : Baik.
2) Kesadaran : Composmentis.
4) BB = 12 kg, TB = 89 cm, LK = 47 cm
b. Masalah
Tidak ada.
c. Kebutuhan
Tidak ada.
3. Diagnosa Potensial
Tidak ada.
4. Tindakan Segera
Tidak dilakukan.
5. Perencanaan
atas
anak
keluhan.
6. Pelaksanaan
c. Pukul 12.40 WIB menyiapkan alat vaksin campak, antara lain spuit
alkohol
makanan yang bergizi, seperti nasi, sayuran hijau, susu dan buah-
buahan.
kesehatan anaknya.
7. Evaluasi
e. Ibu sudah tahu bila anaknya demam maka diberi Parasetamol syrup
selesai.
S : Subyektif
panas O : Obyektif
2. Kesadaran : Composmentis
Respirasi = 48 x/ menit
infeksi A : Assessment
P : Planning
baik
selesai
kebidanan.
1. Pengkajian
untuk mengetahui keadaan umum pasien selama imunisasi yang dikaji dari
kepala sampai dengan kaki untuk mengetahui adanya kelainan atau tidak.
anaknya tidak sedang sakit. Data obyektif pada balita An. Q dengan
vital normal. Berdasarkan data yang diperoleh pada kasus An. Q dengan
2. Interpretasi Data
(Varney, 2004).
masalah yang dihadapi klien tidak ada, sehingga kebutuhan pada kasus ini
adalah juga tidak ada, sehingga pada langkah interpretasi data ini tidak
3. Diagnosa Potensial
didukung kerjasama yang baik oleh keluarga pasien dan pasien sendiri
maka pada kasus An. Q umur 9 bulan dengan imunisasi campak tidak
muncul demam ringan, infeksi ringan pada saluran nafas dan diare karena
campak menurut Hidayat (2008) adalah demam dan ruam merah karena
4. Antisipasi
langkah ini penulis melakukan antisipasi yang sama dengan teori sehingga
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek. Pada kasus An. Q
lapangan.
5. Perencanaan
d. Suntikkan vaksin campak pada balita secara SC pada lengan kiri atas
imunisasi campak yaitu menyiapkan alat vaksin campak, berita tahu ibu
siapkan alat vaksin campak, suntikkan vaksin campak pada balita secara
SC pada lengan kiri atas, berikan vaksin campak dengan dosis 0,5 ml,
ibu untuk tetap memberikan makanan yang bergizi, anjurkan ibu untuk
tetap menjaga kesehatan dan gizi anak serta anjurkan ibu untuk datang ke
6. Pelaksanaan
dilakukan dan dikerjakan sesuai dengan rencana asuhan yang telah dibuat
Pada kasus ini peneliti tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
7. Evaluasi
c. Ibu sudah mengerti tentang cara perawatan anak di rumah dan ibu
pada anaknya.
e. Ibu mengerti tentang nutrisi yang boleh diberikan dan yang tidak boleh
pasien
PENUTUP
A. Kesimpulan
diambil kesimpulan:
yaitu An. Q berumur 9 bulan akan diimunisasi campak dan tidak sedang
menderita suatu penyakit dengan keadaan umum baik, nadi 104 x/ menit,
terdapat masalah yang muncul, jadi kebutuhan tidak diberikan pada klien.
3. Diagnosa potensial pada kasus ini tidak muncul, karena pada kasus ini
4. Pada kasus ini tidak terdapat antisipasi, karena tidak ditemukan adanya
diagnosa potensial.
5. Perencanaan yang diberikan pada Balita An. Q yaitu beritahu kepada ibu
campak, siapkan alat vaksin campak, suntikkan vaksin campak pada balita
secara SC pada lengan kiri atas, berikan vaksin campak dengan dosis 0,5
demam pada anak, anjurkan ibu untuk tetap memberikan makanan yang
bergizi, beritahu ibu bahwa imunisasi wajib anaknya sudah selesai,
anjurkan ibu untuk tetap menjaga kesehatan dan gizi anak dan anjurkan
maksimal.
campak didapatkan hasil ibu sudah tahu hasil pemeriksaan, ibu sudah
ibu mengerti cara memberikan obat dan ibu bersedia meminumkan pada
anaknya, ibu mengerti tentang nutrisi yang boleh diberikan dan yang tidak
istirahat yang cukup dan ibu bersedia untuk datang ke tenaga kesehatan
Varney.
B. Saran
2. Bagi Bidan
campak.
campak.
3. Untuk Instituti
a. Bagi Mahasiswa
dan prosedur, karena teori dan prosedur yang mendasari setiap praktek
b. Pendidikan
pada balita.