REVIEW JURNAL
O
L
E
H
Abdu Darim
1
Pascasarjana Institut Pesantren Kh. Abdul Chalim Pacet Mojokerto
e-mail: abudarim.ikhac@gmail.com
ABSTRACT. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang Manajemen Perilaku
Organisasi Madrasah Pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darussalam Pacet Tahun
2017/2018. Penelitian ini merumuskan bagaimana Manajemen perilaku organisasi madrasah
pada MI Tahun 2017/2018 dalam mewujudkan sumber daya manusia, hambatan dan
solusinya. Tujuan penelitian 1) mendeskripsikan manajemen perilaku organisasi madrasah
pada MI Tahun 2017/2018 dalam mewujudkan sumber daya manusia. 2) Menganalisis hambatan
dan solusi dalam penelitian ini.Hasil penelitian mengungkap mengenai (1) Manajemen Perilaku
Organisasi Madrasah Pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darussalam Pacet dalam mewujudkan
sumber daya manusia yang dilakukan dengan perencanaan; dilaksanakan dengan melakukan
analisis terhadap seluruh kegiatan atau beban pekerjaan kapasitas intelektual, kapabilitas,
pengalaman kerjadan ketauladanan. Rekrutmen; mengutamakan prestasi akademik, non
akademik, berakhlak baik,dan mengesampingkan hubungan kekerabatan serta
mengutamakan prestasi dan profesionalisme. Pengembangan; mengubah perilaku agar terjadi
perubahan danada peningkatan melalui workshop, diklat dan pelatihan. Pengawasan; dilakukan
sesuai jadwal sebulan sekali pada seluruh rangkaian kegiatan sekolah, keadaan siswa, sarana
prasarana, guru, program, fasilitas. Evaluasi; tiga tahap yaitu bulanan, tengah semester dan
akhir semester, serta akhir tahun pembelajaran. Hambatan; Tenaga pengajar belum sesuai
yang dibutuhkan, bukan lulusan pendidikan Guru, guru yang sudah mengajar tidak sesuai
bidangnya, minimnya pengawasan, minimnya pengembangan kapasitas, dan kurangnya evaluasi.
Solusi; manajemen rekrutmen dengan seleksi akademis dan non akademis, pengembangan guru
pelatihan, worshop, pengawasan dan perhatian terhadap organisasi tersebut.
Keywords: Manajemen Perilaku Organisasi, Sumber daya Manusia, Guru Pendidikan Islam.
https:
How to Cite Abu Darim. (2020). Manajemen Perilaku Organisasi Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia
Yang Kompeten. Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1 (1), 22-40.
PENDAHULUAN
Manajemen sebagai suatu system yang setiap komponennya menampilkan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan. Dengan demikian, maka manajemen merupakan suatu proses untuk
mencapai tujuan organisasi secara efektif danefisien (Rohmat, 2017:6).
Lembaga pendidikan yang memiliki sumber daya manusia yang berkualitas membutuhkan
pembagian kerja yang proporsional dan penempatan para pekerja menurut kompetensinya
masing-masing. Dengan demikian, setiap pelaku pendidikan memikul tanggung jawab penuh
sesuai
Lembaga pendidikan dengan sistem kerja yang profesional, disamping menempatkan
pelaku pendidikan yang sesuai dengan spesialisasinya, juga mengatur sistem gaji yang memiliki
perbedaan yang adil, yaitu seimbang dengan beban kerja yang ditanggung oleh para
pelaku
pendidikan. Pembedaan besar gaji yang profesional diberlakukan secara sistematis dan formal
sehingga para pelaku pendidikan akan meningkatkan prestasi kerjanya, terutama berhubungan
dengan pengayaan ilmu penegetahuan dan pendalaman analisis ilmiah terhadap bidang studi yang
diajarkan. Hal itu berkaitan dengan motivasi kerja dalam lembaga pendidikan (Akdon, 2009: 5).
Dalam sebuah organisasi, menurut Miftah Thoha bahwa kinerja atau perilaku
seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor
lingkungan individu dan faktor organisasi. Faktor individu meliputi: kemampuan, kebutuhan dan
kepercayaan, pengalaman, penghargaan, dan sebagainya. Adapun faktor lingkungan organisasi
meliputi tugas- tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem pengendalian, kepemimpinan, dan
sebagainya.
Thoha (2007:5) perilaku organisasi merupakan suatu studi yang menyangkut aspek-aspek
tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Selanjutnya, Duncan
dalam Thoha (2007:5) hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam suatu perilaku organisasi adalah
sebagai berikut: a) Studi perilaku organisasi termasuk didalamnya bagian-bagi an relevan dari
semua ilmu tingkah laku yang berusaha menjelaskan. b) Tindakan-tindakan manusia didalam
organisasi. c) Perilaku organisasi sebagaiman suatu disiplin ilmu mengenai bahwa individu
dipengaruhi oleh bagaimana pekerjaan di atur ada siapa yang bertanggung jawab untuk
pelaksanaannya. d) Walaupun dikenal adanya keunikan pada individu, namun perilaku organisasi
masih memusatkan pada kebutuhan manajer untuk menjamin bahwa keseluruhan tugas pekerjaan
yang bisa dijalankan.
Dalam konsep Perilaku organisasi menuntut pemahaman yang komplek tentang
masing- masing individu dan kelompok, oleh karena itu seorang pemimpin tidak boleh
memandang sebelah mata atau meremehkan sekecil apapun masalah yang terjadi dalam
organisasi agar semua program dapat berjalan lancar, efektif dan efisien. Dengan demikian maka
pembahasan ini perilaku sangat penting dalam mengawal pemahaman tentang organisasi
(Achmad Mohyi, 1999:132).
Perilaku organisasi sering disingkat sebagai OB (Organisational Behavior), perilaku
organisasi mempelajari tiga determinan perilaku dalam organisasi: perorangan (individu),
kelompok dan struktur. Disamping itu, perilaku organisasi menerapkan pengetahuan yang
diperoleh mengenai perorangan, kelompok dan efek dari struktur pada perilaku, agar
organisasi bekerja dengan lebih efektif (Hasibuan,199). Dengan demikian, Organisasi sebagai
sekelompok orang yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk merealisasikan tujuannya.
Oganisasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan dan
penghidupan manusia. Setiap hari manusia berhubungan dengan organisasinya.Walaupun
pengalaman organisasi itu ada yang menyenangkan dan menjengkelkan, ada yang positif dan ada
pula yang negatif, tetapi manusia tetap saja memerlukan organisasi (Didin Kurniadin dan
Imam Machali, 2012). Organisasi sebagai arena perserikatan orang-orang yang beraktivitas,
aktivitas orang-orang tersebut terarah kepada pencapaian tujuan.
Dalam menghadapi era globalisasi ini, organisasi perlu meningkatkan kinerjanya agar
mampu bersaing dalam banyak konteks, yang bermakna bahwa kapasitas untuk 'berubah' dari
sebuah organisasi penting sekali. Organisasi yang harus berubah adalah organisasi yang
menggabungkan pembelajaran dalam tempat kerjanya. Upayanya berupa kualitas adaptasi dan
aspek fundamental dimana individu harus melihat kedalam perubahan suatu paradigma. Dalam
kontek ini individu haruslah merubah sikap atau dengan kata lain menyesuaikan perkembangan
jaman karena individu dianggap sebagai penentu maju mundurnya suatu organisasi. Dikarenakan
individu adalah segalanya bagi perkemban organisasi, mungkin bisa dikata bahwa organisasi
tanpa individu adalah suatu kebohongan belaka atau tak mungkin. Dari hal ini maka kita
lihat mengenai sebagian sifat dan pemikiran individu yang harus dimiliki demi terwujudnya
suatu organisasi yang baik. Walaupun tanpa meniadakan komponen-komponen lain seperti
teknologi.
Pembangunan manusia seutuhnya merupakan cita – cita bangsa. Sumber Daya
manusia (SDM) adalah sebagai modal dasar pembangunan yang terdiri atas dimensi kuantitatif
yaitu jumlah dan struktur penduduk, serta dimensi kualitatif yaitu mutu hidup penduduk.
Selain itu Sumber Daya Manusia juga merupakan kunci keberhasilan dalam menyelenggarakan
suatu pembangunan guna memperlancar pencapaian sasaran pembangunan nasional antara lain
kualitas manusia dan masyarakat Indonesia serta disiplin nasional yang merupakan
perwujudan kepatuhan kepada hokum Negara dan norma- norma yang berlaku dalam
masyarakat.
Negara dikatakan maju antara lain bila semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat,
semakin tinggi tingkat kesehatan penduduk seperti misalnya tercermin dalam tingginya usia
harapan hidup, serta semakin tinggi pendapatan pendudukdan semakin merata pendistribusiannya.
Hal ini saling berkaitan, semakin tinggi tingkat pendapatan suatu keluarga, semakin mampu pula
keluarga tersebut meningkatkan pendidikan anggota keluarganya serta menjaga kesehatannya.
Disamping itu, dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan kesehatan, semakin tinggi pula
produktifitas dan kemampuan untuk meningkatkan pendapatan. Selanjutnya bangsa dikatakan
mandiri apabila bangsa tersebut mampu mewujudkan masyarakat yang berkehidupan layak,
sejajar dan sederajad dengan bangsa lain dengan kekuatan sendiri. dengan terpenuhinya
beberapa persyaratan antara lain meningkatnya Sumber daya manusia yang terlihat semakin
banyak tenaga profesional yang mampu memenuhi tuntutan kebutuhan dan kemajuan
pembangunannya.
Dengan demikian betapa pentingnya kualitas sumber daya manusia, baik secara tenaga
penggerak atau pelaku pembangunan maupun sebagai tujuan dan sasaran pembangunan nasional.
Sumber Daya Manusia sebagai inti pembangunan merupakan salah satu input (factor) yang
menentukan keberhasilan pembangunan, maupun sebagai output atau yang ingin dihasilkan
dari proses pembangunan nasional pada dasarnya peningkatan mutu pendididkan sudah sejak
lama dibicarakan oleh para pelaku pembangunan dibidang pendidikan, tetapi realitas dan bukti
empirik yang kita lihat dilapangan telah menunjukan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih
dikatakan rendah. Karena itu dapat dikatakan bahwa sampai saat ini titik berat pembangunan
pendidikan masih ditekankan pada upaya untuk peningkatan mutu.
Konsekuensi logis dari upaya peningkatan mutu pendidikan adalah perlunya
peningkatan kwalitas secara keseluruan komponen system pendidikan, baik yang berupa sumber
daya manusia maupun berupa sumber daya material. Dalam upaya peningkat mutu
pendidikan, komponen pendidikan yang berupa sumber daya manusia (SDM) mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu para
pimpinan lembaga pendidikan perlu memberikan perhatian yang serius terhadap pengelolaan
sumber daya manusia yang terlibat didalamnya, bukan hanya guru, kepala sekolah dan
karyawan tetapi juga para siswa,wali siswa dan masyarakat. Karena hanya dengan kesiapan
SDM-lah yang akan mampu membawa lembaga pendidikan tetap susvive dan bias
meningkatkan mutu pendidikan.
Dengan demikian Sumber Daya Manusia sebagai komponen pendidikan yang
dianggap menjadi kunci keberhasilan pendidikan harus dibina dan dikembangkan secara kontinew
sehingga menjadi Sumber Daya Manusia yang berkualitas mampu melaksanakan fungsinya
secara professional. Karena Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan professional
merupakan kebutuhan mutlak dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Tetapi bagaimana
pengelola Sumber Daya Manusia agar manusia dapat memegang peranan utama dan optimal
dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas, bukanlah masalah yang sederhana.
Ketidaksederhanaan ini dapat dilihat mencermati arti dari pengelolaan itu sendiri.
Disinilah pentingnya kepala sekolah sebagai menejer pendidikan perlu menggali,
menyalurkan, membina dan mengembangkan potensi dan kemampuan yang dimiliki tenaga
pendidik maupaun tenaga kependidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Disamping
itu,menejer diharapkan, mampu menunjukkan efektifitasnya dalam mengelola Sumber Daya
Manusia, terutama masalah kepegawaian dan hubungan antar pegawai.
Walaupun secara konsep dikatakan Sumber Daya Manusia merupakan kunci keberhasilan
pendidikan, namun dalam kenyataannya mereka kurang mendapat perhatian dari para menejer
pendidikan. Rapat kerja, seminar, loka karya dan diskusi tentang pendidikan sebagian besar hanya
membahas kurikulum saja terutama profesi belajar mengajar, tetapi sebagai mana caranya belajar
mengajar dapat dilaksanakan oleh pelaksana pendidikan dengan baik tidak dapat mendapat
perhatian. Hal dapat difahami dari kenyataan yang ada dilapangan bahwa masih banyaknya
para menejer pendidikan yang masih mengabaikan aspek aspek pengelolaan Sumber Daya
Manusia kurangnya perhatian para manajer pendidikan terhadap aspek pengelolaan Sumber Daya
Manusia dapat dilihat dari system perencanaan Sumber Daya Manusia, system rekrutmen,
seleksi dan penempatan, pelatihan dan pengembangan, maupun system kompensasi dan
evaluasi Sumber Daya Manusia yang kurang tepat, sehingga mengakibatkan tidak sesuainya
pekerjaan yang diberikan dengan disiplin ilmu yang dimiliki.
Disamping itu, masalah yang sering muncul dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia
adalah terjadinya kesenjangan kemampuan dan kecakapan para pelaksana pendidikan baik tenaga
guru maupun nonguru, dengan tuntutan efektifitas dan efisiensi kerja, kurangnya para
pelaksanan pendidikan menjalani orientasi dan memperoleh pendidikan yang konperhensif, serta
kurangnya para pelaksana pendidikan yang terlatih dibanding dengan percepatan
pembaharuan dalam bidang pendidikan.
Pada persoalan tentang rendahnya mutu pendidikan yang terjadi di Negara ini, secara
makro bila dibandingkan dengan Negara–Negara lain, ternyata hal tersebut terjadi di semua
jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Dasar, Menengah dan Perguruan Tinggi, baik,
yang dikelola Depdiknas maupun Departemen Agama. Yang lebih memprihatinkan lagi isu
yang berkembang dimasyarakat bahwa mutu pendidikan yang dikelola Departemen Agama
jauh dibawah mutu pendidikan yang dibawah naungan Depdiknas Selanjutnya, organisasi dalam
segala hal dinilai sangat perlu bagi masyarakat. Dalam dunia industri, pendidikan, pelayanan
kesehatan, dan pertahanan. Organisasi telah memberikan keuntungan yang mengesankan bagi
standar hidup dan pandangan tentang dunia. Ukuran besarnya politik yang dihadapi setiap hari
menggambarkan besarnya kekuasaan politik, ekonomi, dan sosial yang secara terpisah dimiliki
organisasi tersebut (Baharuddindan umiarso, 2012).
Perilaku organisasi merupakan suatu aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu
organisasi atau suatu kelompok tertentu. Aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi
terhadap manusia. Demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap
organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan mendeterminasi tentang perilaku manusia itu
mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan organisasi, termasuk organisasi sekolah.
Organisasi sekolah yang juga sangat mengutakan sumberdaya manusia yang mumpuni dan
profesional berdasarkan kualifikasinya. Kondisi seperti itu, diungkapkan manajemen perilaku
organisasi sangat berperan penting dalam mewujudkan SDM yang berkualitas dan profesional
sesuai dengan kapasitasnya.
MI berdiri 5 tahun, siswanya sudah melebihi proyeksi awal. Sehubungan dengan hal
sebagaimana di paparkan di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul Manajemen
Perilaku Organisasi Madrasah pada MI Tahun 2017/2018
KAJIAN LITERATUR
Manajemen berasal dari bahasa Inggris yang merupakan terjemahan langsung dari
kata management yang berarti pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara
dalam kamus Inggris Indonesia karangan John M.Echols dan Hasan Shadily (1995:372)
management berasal dari akar kata to manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan,
mengelola, dan memperlakukannya.
Rohmat (2010:4) dalam modul mata kuliah Menejemen Mutu Terpadu dijelaskan
bahwa menejemen adalah pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan yang mengakar
pada tugas menejemen dan pelaksaan individu terampil dalam pekerjaan menghasilkan produk.
Sementara manajemen menurut istilah adalah proses mengkordinasikan aktifitas-aktifitas kerja
sehingga dapat selesai secara efesien dan efektif dengan dan melalui orang lain (Robbindan
Coulter, 2007:8). Sedangkan Sondang P Siagian (1980: 5) mengartikan manajemen sebagai
kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka mencapai tujuan
melalui kegiatan- kegiatan orang.
Bila kita perhatikan dari kedua pengertian manajemen diatas maka dapatlah disimpulkan
bahwa manajemen merupakan sebuah proses pemanfaatan semua sumber daya melalui
bantuan orang lain dan bekerjasama dengannya, agar tujuan bersama bisa dicapai secara efektif,
efesien, dan produktip. Sedangkan Pendidikan Islam merupakan proses trans internalisasi
nilai-nilaiIslam kepada peserta didik sebagai bekal untuk mencapai kebahagiaandan
kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
Dengan demikian maka yang disebut dengan manajemen pendidikan Islam sebagaimana
dinyatakan Ramayulis (2008:260) adalah proses pemanfaatan semua sumber daya yang dimiliki
(ummat Islam, lembaga pendidikan atau lainnya) baik perangkat keras maupun lunak.
Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasama dengan orang lain secara efektif, efisien, dan
produktif untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (1995:470), kata manajemen mempunyai persamaan
arti atau sinonim dengan kata pengelolaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
pengelolaan dapat diartikan sebagai (1) proses, cara, perbuatan mengelola; (2) proses melakukan
kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain; (3) proses yang membantu
merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; (4) proses yang memberikan pengawasan pada
semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanan dan pencapaian tujuan.
Adapun George R,Terry (1997:5), salah seorang pakar ilmu manajemen dalam
bukunya Principles of Management mendefisinikan manajemen sebagai „„…a distinct process
consisting of planning, organizing, actuating, and controlling, performed to determine and
accomplishstate objective bythe use ofhumanbeings and ather recauses’’.
Berdasarkan ketiga pengertian tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa kata
manajemen merupakan hasil serapan dari kata management dalam bahasa Inggris yang
mempunyai arti yang sama dengan kata pengelolaan. Menejemen adalah sebuah proses perdana
ketika hendak melakukan pekerjaan baik dalam bentuk pemikiran maupun kerangka kerja
agar tujuan yang hendak dicapai mendapatkan hasil yang optimal (Fattah, 1999: 22),.
Menurut H.B. Siswanto (2005:2), mengemukakan bahwa pengertian manajemen adalah :
“Seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan
pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.”
Sedangkan Menurut Henry Fayol (1949) Manajerial terdiri dari 5 fungsi, yaitu sebagai
berikut:
1) (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang memungkinkan organisasi
mencapai tujuan-tujuannya.
2) Pengorganisasian (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil dan sumber
daya manusia guna melaksanakan rencana.
3) Memerintah (commanding) denganmemberiarahankepada karyawan agar dapat
menunaikan tugas pekerjaan mereka
4) Pengkoordinasian (coordinating) dengan memastikan sumber- sumber daya
dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam mencapai tujuannya.
5) Pengendalian (controlling) dengan memantau rencana untuk membuktikan apakah
rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana mestinya.
(George R.Terry, 2000:1). Menyebut manajemen sebagai sebuah proses yang khas yang
terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, pengarahandan
pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia serta sumber-sumber lain.
Menurut Hasibuan (2006;1) menegaskan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif
dan efisien untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Nanang Fatah (1988) Manajemen sebagai
ilmu, yaitu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan
bagaimana orang bekerja.
Sedangkan menurut Nunung Chosanah (1994) Manajemen adalah bagaimana cara
mengatur, membimbing, dan memimpin semua orang yang menjadi bawahannya, agar usaha yang
sedang dilaksanakannya dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Manajemen merupakan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya melalui
usaha orang lain atau ada usaha-usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain. Menurut AECT1977 membagi fungsi
manajemen organisasi dan manajemen personalia sebagaimana dipraktekkan oleh
administrator pusat dan program media. Manajemen melibatkan pengontrolan Teknologi
Pembelajaran melalui perencanaan, organisasi, koordinasi, dan supervisi. Manajemen
merupakan produk sistem nilai operasional. Kompleksitas manajemen sumber daya, personal
dan desain, dan upaya pengembangannya teruntai dalam besarnya intervensi yang tumbuh dari
departemen perusahaan atau departemen sebuah sekolah sampai intervensi pembelajaran
berskala nasional dan multinasional global. Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian diatas
adalah manajemen memiliki banyak arti yang semuanya menunjukkan suatu kegiatan bersama.
Selain itu ilmu manajemen dapat direalisasikan dalam semua aspek kehidupan. Begitu juga
dengan manajemen proyek, dalam hal ini manajer proyek bertanggung jawab untuk
merencanakan, menjadwal dan mengontrol fungsi-fungsi desain pembelajaran atau tipe proyek
yang lain. Mereka harus melakukan negosiasi, pembiayaan, menetapkan sistem monitoring
informasi dan mengevaluasi kemajuan.
Fungsi manajemen dapat diartikan sebagai kegiatan apa saja yang akan dilakukan oleh
seorang manajer dalam kegiatan manajerialnya. Sehingga kegiatan manajerial yang dilakukan
oleh manajer tersebut dapat dikatakan sebagai kegiatan proses manajemen. Proses tersebut
bermuladari pembuatan perencanaan sampai pada pengadaan pengawasan terhadap
pelaksanaan rencana tersebut. Pengawasan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui
efektif atau tidaknya pelaksanaan rencanan sehingga tujuanyang telah ditetapkan dapat
tercapai.
Fungsi-fungsi manajemen
Secara menyeluruh, fungsi manajemen tersebut adalah sebagai berikut
1) Perencanaan/Planning :
2) Pengorganisasian/Organizing:
3) Penyusunan Staf/Staffing :
4) Pengarahan/Directing :
5) Pengkoordinasian/Coordinating: Pengorganisasian mengandung hal-hal sebagai
berikut:
a) Sinkronisasi kegiatan
b) Keterpaduan kegiatan
c) Menyelaraskan kegiatan
d) Meruntutkankegiatan
e) Mencegah overlapingdan kekosongan kegiatan
6) Pelaksanaan. Pembagian tugas setiap kelompok agar terbentuk spesialisasi
keahlian dan peningkatan hasil kerja. Organisasi diatur secara rasional, impersonal, bebas dari
prasangka dengan karakteristik berikut:
a) Adanya pembagian tugas dan spesialisasi
b) Hubungan yang ada dalam organisasi didasarkan atas hubungan impersonal
c) Memiliki hirarki wewenang
d) Pembinaan pegawai (Rohmat, 2011:8)
7) Pengawasan/Controling:
Dari teori manajemen dan fungsi-fungsi pokok manajemen jika dikaitkan dengan
kajian manajemen mutu pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, maka
peran teori manajemen sangat dibutuhkan sekali. Dalam hal ini peneliti merujuk pada teory G. R
Terry sebagai teori dasar karena Terry lebih menekankan pada pengorganisasian dan pelaksanaan
dalam kegiatan manajemen di samping fungsi-fungsi manajemen yang lain. Selain Terry
memasukkan proses evaluasi ke dalam fungsi pengawasan, hal ini berbeda dengan pendapat
Henry Fayol yang memisahkan proses evaluasi dengan fungsi pengawasan.
Madrasah/Sekolah
Madrasah/Sekolah merupakan lembaga pendidikan dibawah naungan
Kementrian Agama Republik Indonesia.
Pendidikan
Ki Hajar Dewantara menurutnya pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup
tumbuh nya anak-anak. Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada peserta didik agar sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan hidup yang setinggi- tingginya.
UU SISDIKNAS No. 20 tahun 2003: Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan
secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia,
kecerdasan,dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinyadan masyarakat.
Menurut Ahmad D. Marimba (1989): Beliau juga berpendapat bahwa Pendidikan
adalah”bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terdapat perkembangan jasmani dan
rohani terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama“.
Menurut Mashudi Bahari (2007) Pendidikan merupakan proses kompleks yang
dipengaruhi oleh berbagai unsur termasuk kualitas pengajaran, kecerdasan, bakat dan minat siswa
serta pengaruh motivasi, lingkungan sekolah, rumah dan dorongan orang tua terhadap siswa.
Sedangkan menurut Martono. Lydia Harlina, dan Satya Joewana. (2006). Pendidikan merupakan
salah satu aspek dari pendidikan yaitu aspek pengetahuan “kognitif” pengajaran memberikan
ketrampilan dan pengetahuan, sedangkan pendidikan membimbing anak kearah kehidupan yang
baik dan benar. Ada pula yang menegaskan yaitu Kamarudin Pendidikan merupakan suatu
proses
penanganan urusanu ntuk memungkinkan siswa mengetahui atau menyelesaikan sesuatu yang
mereka menyelesaikan sesuatu yang mereka tidak dapat lakukan sendiri sebelum itu.
Ahmad D. Marimba Mengemukakan bahwa pendidikan ialah suatu proses bimbingan
yang dilaksanakan secara sadar oleh pendidik terhadap suatu proses perkembangan jasmani
dan rohani peserta didik, yang tujuannya agar kepribadian peserta didik terbetuk dengan sangat
unggul. Kepribadian yang dimaksud ini bermakna cukup dalam yaitu pribadi yang tidak
hanya pintar,pandai secara akademis saja, akan tetapi baik juga secara karakter.
Dari beberapa pengertian tersebut tentang definisi pendidikan, maka dapat
disimpulkan bahwa pendidikan ialah bimbingan yang diberikan kepada anak dalam masa
pertumbuhan dan perkembangannya untuk mencapai tingkat kedewasaan dan bertjuan untuk
menambah ilmu pengetahuan, membentuk karakter diri,dan mengarahkan anak untuk menjadi
pribadi yang lebih baik. Pendidikan juga bisa diartikan sebagai usaha sadar yang bertujuan untuk
menyiapkan peserta didik dalam belajar melalui suatu kegiatan pengajaran, bimbingan dan
latihan demi peranannya dimasa yang akan datang.
Perilaku
Perilaku manusia merupakan hasil daripada segala macam pengalaman serta interaksi
manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon/reaksi seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif
(tanpa tindakan: berpikir, berpendapat, bersikap) maupun aktif (melakukan tindakan). Sesuai
dengan batasan ini, perilaku kesehatan dapat dirumuskan sebagai bentuk pengalamandan
interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap
tentang kesehatan. Allport (1954) mengemukakan perilaku adalah menunjukkan bahwa sikap itu
tidak muncul seketika atau dibawa lahir, tetapi disusun dan dibentuk melalui pengalaman serta
memberikan pengaruh langsung kepada respons seseorang.
Perilaku aktif dapatdilihat, sedangkan perilaku pasif tidak tampak, seperti pengetahuan,
persepsi, atau motivasi. Menurut Sarwono (2004) membedakan bentuk-bentuk perilakuke dalam
tiga domain yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan atau sering kita dengar dengan istilah
knowledge, attitude, practice. Sedangkan dari sudut biologis, Notoadmodjo, (2003). Perilaku
adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung. Perilaku manusia adalah suatu aktivitas manusia itu sendiri
Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi-reaksi organisme terhadap
lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
reaksi, yakni yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau
perilaku tertentu (Notoadmodjo, 2003)
Notoatmodjo, (2007) mengemukakan perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia
itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas
manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar Menurut
Skinner, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya
stimulus terhadap manusia, dan kemudian manusia tersebut merespons.
Proses Pembentukan Perilaku
Perilaku manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut Abraham Harold
Maslow,manusia memiliki lima kebutuhan dasar pembentuk perilaku,yakni :
1) Kebutuhan fisiologis/biologis, yang merupakan kebutuhan pokok utama, yaitu
H2, H2O, cairan elektrolit, makanan dan seks. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhiakan
terjadi ketidakseimbangan fisiologis. Misalnya, kekurangan yang menimbulkan sesak nafas dan
kekurangan H2O dan elektrolit yang menyebabkan dehidrasi.
2) Kebutuhan rasa aman, misalnya :Rasa aman terhindar dari pencurian,
penodongan, perampokan dan kejahatanlain. Rasa aman terhindar dari konflik, tawuran,
kerusuhan, peperangandan lain-lain. Rasa aman terhindar dari sakit dan penyakit dan Rasa
aman memperoleh perlindungan hukum.
3) Kebutuhan mencintai dan dicintai Mendambakan kasih sayang/cinta kasih
orang lain baik dari orang tua, saudara, teman, kekasih, dan lain-lain. Ingin dicintai/mencintai
orang lain, ingin diterima oleh kelompok tempat ia berada.
4) Kebutuhan harga diri, misalnya: Ingin dihargai dan menghargai orang lain,
Adanya respek atau perhatian dari oranglain.
5) Kebutuhan aktualisasi diri, misalnya : Ingin dipuja atau disanjung oleh orang lain,
ingin sukses atau berhasil dalam mencapai cita- cita, ingin menonjol dan lebih dari orang lain,
baik dalam karier, usaha, kekayaan, dan lain-lain.
Organisasi
F. Stoner (1996) mengemukakan organisasi adalah suatu polahubungan-hubungan
yang melalui mana orang-orang dibawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
Sedangkan Menurut James D. Mooney (1996) organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
manusia untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Chester I. Bernard (1992) organisasi merupakan suatu sistemaktivitas kerjasama
yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. Menurut Louis A. Allen (1958) Organisasi dapat
diartikan sebagai proses penentuan dan pengelompokan pekerjaan yang akan dikerjakan,
menetapkan dan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab, dengan maksud untuk
memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam mencapai tujuan.
John M. Pfifner dan Frank P. Sherwood (1958) Organisasi adalah pola keadaan
dimana sejumlah orang banyak, sangat banyak mempunyai teman berhubungan langsung
dengan semua yanglain, dan menangani tugas-tugas yang kompleks, menghubungkan mereka
sendiri satu sama lain dengan sadar, penentuan dan pencapaian yang sistematis dari tujuan-
tujuan yang saling disetujui.
Banyak macam dan ragam bentuk suatu organisasi mulai dari yang berbentuk kecil hingga
organisasi yang bentuknya besar dan mempunyai suatu tujuan yang berbeda pula, begitu pula
tentang pengertian organisasi itu sendiri. Banyak definisi dan pengertian dari organisasi yang
di paparkan oleh para ahli, berikut adalah beberapa definisi dan pengertian dari Organisasi :
penyusunan dan pengaturan bagian-bagian hingga menjadisuatu kesatuan; sususan danaturandari
berbagaibagian sehingga merupakan kesatuan yang teratur; gabungan kerja sama (untuk mencapai
tujuan tertentu).
Organisasi adalah suatu kelompok orang yang memiliki tujuan yang sama. Baik dalam
penggunaan sehari-hari mau pun ilmiah, istilah ini digunakan dengan banyak cara. Organisasi
adalah bentuk formal dari sekelompok manusia dengan tujuan individual nya masing-masing
(gaji, kepuasan kerja, dll) yang bekerjasama dalam suatu proses tertentu untuk mencapai
tujuan bersama (tujuan organisasi). Agar tujuan organisasi dan tujuan individu dapat tercapai
secara selaras dan harmonis maka diperlukan kerjasama dan usaha yang sungguh-sungguh
dari kedua belah pihak (pengurus organisasi dan anggota organisasi) untuk bersama-sama
berusaha saling memenuhi kewajiban masing-masing secara bertanggung jawab, sehingga pada
saat masing-masing
mendapatkan haknya dapat memenuhi rasa keadilan baik bagi anggota organisasi / pegawai
maupun bagi pengurus organisasi / pejabat yang berwenang.
Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasikan usaha suatu
kelompok orang untuk mencapai tujuan. Organisasi adalah suatu bentuk sistem terbuka dari
aktivitas yang dikoordinasi oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama.
Dalam hal ini beberapa definisi yang menjadi titik tolak dalam uraian-uraian selanjutnya,
yakni:
1) Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar, terdiri atas
dua orang atau lebih dan yang relatif terus-menerus guna mencapai satu atau serangkaian
tujuan bersama (Robbins dan Judge, 2008:5).
2) Organisasi adalah suatu wadah yang dibentuk untuk mencapai tujuan bersama
secara efektif (Wibowo, 2007:1)
3) Organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur, dan
terkoordinasi dari sekelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.
Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja (Hasibuan,2004:120).
Berdasarkan ciri tersebut dapat dirumuskan definisi organisasi yaitu suatu wadah yang
terdiri dari kumpulan orang yang terikat dengan hubungan-hubungan formal dalam rangkaian
terstruktur untuk mencapai tujuan bersama secara efektif
Unsur-unsur organsasi
Setiap bentuk organisasia kan mempunyai unsur-unsur tertentu, yang antara lain
sebagaiberikut:
Man
Man (orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketatalembagaan sering disebut
dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari semua anggota
atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya terdiri dari unsur pimpinan
(administrator) sebagai unsure pimpinan tertinggi dalam organisasi, para manajer yang memimpin
suatu unit satuan kerja sesuai dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (non
management/workers). Semua itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi
(man power) organisasi.
Kerjasama
Kerjasama merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang
dilakukan secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua anggota
atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi administrator,
manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi
(manpower) organisasi.
Tujuan Bersama
Tujuan merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang
apa yang akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa yang
harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai melalui
prosedur, program, pola (network).
Peralatan (Equipment)
Unsur yang keempat adalah peralatan atau equipment yang terdiri dari semua sarana,
berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal lainnya (tanah,
gedung/bangunan/kantor).
Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi.
Kebijaksanaan (policy), strategi, anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang
telah ditetapkan. Dan juga beberapa tujuan tertentu.
SumberDayaManusia (SDM)
Pengertian sumber daya manusia dan penerapannya sering kali masih belum sejalan
dengan keinginan organisasi. Sementara keselarasan dalam mengelola SDM menjadi faktor
utama kesuksesan jalannya sebuah organisasi. Pada hakikaktnya, SDM atau Sumber Daya
Manusia adalah orang-orang yang dipekerjakan disuatu organisasi yang nanti nyaakan menjadi
penggerak untuk bisa mencapai tujuan organisasi itu sendiri.
Sonny Sumarsono (2003:4), Sumber Daya Manusia atau human recources
mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam
proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh
seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM
menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut.
Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis,
yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan
atau masyarakat.
Mary Parker Follett Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu seni untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk melaksanakan berbagai
pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
Manajemen memang dapat mempunyai pengertian lebih luas dari pada itu, tetapi
definisi diatas memberikan kepada kita kenyataan bahwa kita terutama mengelola sumber
daya manusia bukanmaterialatau finansial. Dilain pihak manajemen mencakup fungsi-fungsi
perencanaan (penetapan apa yang akan dilakukan), pengorganisasian (perencanaan dan
penugasan kelompok kerja), penyusunan personalia (penarikan, seleksi, pengembangan,
pemberian kompensasi, dan penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasi, kepemimpinan,
integrasi,dan pengelolaan konflik) dan pengawasan.
M.T.E. Hariandja (2002:2) Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena
itu SDM harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.
Mathis dan Jackson (2006: 3) SDM adalah rancangan sistem- sistem formal dalam
sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusiasecara efektif dan efisien guna
mencapai tujuan organisasi.
Demikian pula menurut The Chartered Institute of Personneland Development
(CIPD) dalam Mullins (2005). Sumber daya manusia dinyatakan sebagai strategi perancangan,
pelaksanaan dan pemeliharaan untuk mengelola manusia untuk kinerja usaha yang optimal
termasuk kebijakan pengembangan dan proses untuk mendukung strategi.
Hasibuan (2003:244) Pengertian Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu dari
daya piker dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan
dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi
kepuasannya.
Menurut Aburrahmat Fathoni (2006) sumber daya manusia merupakan modal dan
kekayaan terpenting dalam setiap aktivitas ataupun kegiatan manusia. Untuk bias mencapai tujuan
yang telah ditetapkan, manusia perlu dianalisis dan dikembangkan dengan cara yang sesuai yang
memperhatikan unsur–unsure berupa waktu, kemampuan, dan tenaga yang dimilikioleh setiap
individu sumber daya manusia.
SDM terdiri dari daya fikir dan daya fisik setiap manusia. Tegasnya kemampuan
setiap manusia ditentukan oleh daya fikir dan daya fisiknya. SDM atau manusia menjadi
unsur utama dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Peralatan yang handal atau canggih tanpa
peran aktif SDM, tidak berarti apa-apa. Daya pikir adalah kecerdasan yang dibawa sejak lahir
(modal dasar) sedangkan kecakapan diperoleh dari usaha (belajar dan pelatihan). Kecerdasan
tolok ukurnya Intelegence Quotient (IQ) dan Emotion Quality (EQ)
Sumber daya manusia (SDM) harus kreatif. Dalam perspektif Islam, kreatif dapat
diartikan sebagai kesadaran keimanan seseorang, untuk menggunakan keseluruhan daya dan
kemampuan diri yang dimiliki sebagai wujud syukur akan nikmat Allah, guna menghasilkan
sesuatu yang terbaik dan bermanfaat bagi kehidupan sebagai wujud pengabdian yang tulus
kepadaAllah (Rohmat, 2017:121).
Manajemen perilaku organisasi pendidikan
Manajemen sebagai sebuah proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan, pengarahan dan pengawasan yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumber daya manusia serta sumber-sumber lain. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Organisasi adalah pola keadaan dimana sejumlah orang banyak, sangat banyak mempunyai
teman berhubungan langsung dengan semua yang lain, dan menangani tugas- tugas yang
kompleks, menghubungkan mereka sendiri satu sama lain dengan sadar, penentuan dan
pencapaian yang sistematis dari tujuan- tujuan yang saling disetujui.
Gambaran konseptual tentang pendidikan yang berwawasan masa depan secara
operasional berkaitan dengan seluruh proses pengelolaan lembaga pendidikan, yaitu:
a. konsep tentang penjaringan dan seleksi siswa/mahasiswa
b. desain dan pengembangan kurikulum
c. penjaringan dan penempatan guru/dosen
d. pengadaan dan pengayaan kepustakaan yang relevan dengan visi dan misi
lembaga pendidikan
pemberdayaan pejabat structural dan fungsional yang sinergis dengan keahliannya(Akdon
danHikmat, 2011:50).
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian
kualitatif. Moleong, (2012:6) mengemukakan Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti, dan lain-lain.
Pendekatan penelitian kualitatif ini, untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan
manajemen perilaku organisasi pendidikan mewujudkan SDM pada MI tahun 2016. Penelitianya
itu diskriptif kualitatif. Arikunto (2002:206) berpendapat bahwa pada umumnya penelitian
deskriptif merupakan penelitian non hipotesa, sehingga dalam rangka penelitiannya tidak
perlu merumuskan hipotesis.
Subjek dan Informan Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah di MI Darussalam Pacet
Tahun 2016. Sedangkan informan dalam penelitian ini adalah Guru, siswa, wakil kepala
bidang kurikulum dan pengawas Sekolah.
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan (Moloeng,
2012:157). Dapat ditarik kesimpulan bahwa sumber data dalam penelitian ini adalah subjek
dimana data dapat diperoleh.Sumber data dalam penelitian ini adalah perilaku,tindakan, peristiwa,
ucapan- ucapan hasil wawancara, dokumen dan interaksi guru-guru beserta para peserta didik MI.
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, penulis menggunakan
metode observasi, wawancara dan dokumen.
Observasi
Metode Observasi adalah suatu metode yang digunakan dalam pengamatan dan
pencatatan data secara sistematis terhadap fenomena- fenomena yang diselidiki. Observasi atau
disebut pula dengan pengamatan meliputi penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan
pengecap (Arikunto, 2002: 133)
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data-data dari lapangan dengan jalan
menjadi partisipan secara langsung di MI Darussalam Pacet untuk mengetahui manajemen
perilaku organisasi pendidikan mewujudkan Sumber Daya Manusia.
Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab antaran dua
orang atau lebih bertatap muka dan mendengarkan secara langsung tentang informasi-
informasi yang diberikan. Selain dilakukan secara langsung wawancara juga dapat menggunakan
telepon (Sugiyono, 2013 : 138)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan oleh
dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang
memberikan jawaban atas pertanyaan (Moloeng, 2012 : 186) Wawancara yang dilakukan kepada
para guru-guru, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, siswa dan pengawas sekolah untuk
mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a. Manajemen Perilaku organisasi madrasah pada MI , mewujudkan sumber daya
manusia yang dilakukan oleh kepala sekolah
b. Strategi manajemen perilaku organisasi pendidikan yang dijalankan dan segala
yang terkait.
Dokumentasi
Pada pelaksanaan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan- peraturan, notulen rapat, catatan harian dan
sebagainya. Metode dokumentasi sebagai metode pengumpulan data memiliki posisi yang sangat
penting dalam penelitian kualitatif (Moloeng, 2012 : 218)
Pemeriksaan Keabsahan Data
Pada penelitian ini peneliti dalam mencari validitas atau keabsahan data menggunakan
teknik triangulasi data dan perpanjangan keikutsertaan triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan
atau perbandingan terhadap data itu. (Moleong, 2008: 330)
Teknik triangulasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik triangulasi
dengan sumber, yaitu, membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang diperoleh. (Moleong, 2008: 331)
Perpanjangan keikut sertaan maksudnya untuk memperoleh data pada penelitian ini,
selalu ada proses keikutsertaan dalam kegiatan yang diteliti. Keikut sertaan dalam penelitian
sangat
menentukan keakuratan pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan
dalam waktu singkat, namun membutuhkan waktu yang lama, sehingga dalam melakukan
penelitian ini memang selalu mengikuti proses/kegiatan tersebut. Dalam hal ini peneliti dalam
melakukan pengamatan sering mengikuti kegiatan atau program dari kelompok kerja kepala
sekolah guna mendapatkan data ataupun informasi yang maksimal.
Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data,mengorganisasikannya ke dalam suatu
pola, dan satuan uraian dasar (Moleong,2000:103). Dalam pelaksanaannya, analisis data kualitatif
bertujuan pada proses penggalian makna, penggambaran, penjelasan dan penempatan data
pada konteknya masing-masing (Arikunto, 2008:126). Pelaksanaan analisis data dilakukan pada
saat pelaku riset masih dilapangan dan setelah data terkumpul. Hal ini terkait dengan
kepentingan memperbaiki data dan atau mengubah, baik asumsi teoritik yang digunakan
maupun pertanyaan yang menjadi focusriset. (Ali, 2011: 248)
Penelitian kualitatif berusaha mengungkapkan gejala secara menyeluruh dan sesuai
dengan konteks melalui pengumpulan data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti
sebagai instrumen kunci (Pedoman Tesis dan Disertasi UNY, 2004:19). Pada penelitian ini
analisis data dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data dan dilanjutkan setelah kembali
dari lapangan. Hasil analisis sementara akan selalu dikonfirmasikan dengan data baru yang
diperoleh dari sumber-sumber lain yang memiliki tingkat kepercayaan lebih akurat baik diperoleh
melalui wawancara, observasi maupun dokumentasi. Disisi lain pemanfaatan teori yang relevan
dipakai sebagai pisau analisis data kualitatif akan menghasilkan analisis deskriptif yang
berbobot dan memiliki makna mendalam.
Data-data yang sudah terkumpul dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi,
kemudian dianalisis berdasarkan model analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan
Huberman. Ada empat komponen yang dilakukan dengan model ini, yaitu pengumpulan
data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. (Miles dan Huberman, 1994: 23)
KESIMPULAN
Secara umum perencanaan SDM ini dilaksanakan dengan melakukan analisis
terhadap seluruh kegiatan atau beban pekerjaan yang harus dilakukan oleh semua komponen
sekolah. Hasil analisis dituangkan dalam Tupoksi (Tujuan Pokok dan Fungsi) yang dalam istilah
manajemen merupakan penjabaran analisis jabatan dan deskripsi jabatan atau pekerjaan.
Berdasarkan hasil analisis jabatan atau pekerjaan ini dilakukan pengisian dan penempatan
personil dalam jabatan sesuai dengan kapasitas intelektual, kapabilitas, pengalaman kerja dan
ketauladanan. Pola yang dikembangkan dalam upaya melakukan penarikan dan seleksi terhadap
calon tenaga pengajar dilaksanakan dengan mendasarkan pada pertimbangan prestasi akademik,
non akademik, berakhlak baik, dan mengesampingkan hubungan kekrabatan atau dengan kata lain
lebih mengutamakann prestasi dan profesionalisme ketimbang koncoisme.
Terkait dengan pelatihan dan pengembangan SDM yang selama ini dilakukan, evaluasi
yang dilakukan masih cenderung pada pengukuran keberhasilan dan kegagalan pelatihan dari segi
pelaksanaan, bukan berorientasi pada apakah secara efektif pelatihan yang dilaksanakan itu
mampu mengubah perilaku dan apabila terjadi perubahan perilaku dan adanya peningkatan,
apakah benar benar disebabkan karena pelatihan yang diikuti. Meskipun evaluasi yang selama
ini dilakukan dengan menggunakan tiga tahap yaitu; (1) evaluasi bulanan, (2) evaluasi tengah
semester, (3) evaluasi akhir tahun, tetapi masih ada ketimpangan terhadap perjalanan perjalanan
dan pelaksanaan program itu sendiri. Hal ini mengakibatkanTupoksi sebagai standar pekerjaan
yang digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan dan kegagalan seorang guru melakukan
tugas pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnyya terabaikan.
Dengan dukungan pembinaan Kepala Madrasah kepadaguru dan karyawan, kerjasama
Kepala Madrasah, guru, karyawan dan simpati masyarakat. Kegiatan-kegiatan masyarakat yang
mendukung kegiatan pendidikan
REFERENSI
A.F. Stoner James, DKK, 1996, Manajemen, Edisi Indonesia, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta
A.M. Sardiman, 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Akdon; Hikmah. 2011. Manajemen Pendidikan .Bandung: Pustaka Setia
Ali Muhammad Taufiq. 2011. Praktik Manajemen Berbasis Al. Jakarta: Gema Insani.
Allen, Louis.1958. A Management and Organization. New York: Mc Graw-Hill Book Company
Allport (1954). The Struturing of Events: Outline of a General Theory With Applications to
Psychology (1954), artikel yang dimuat dalam Psychological Review 61: hal. 281-303.
Arikunto, Suharsimi. (1998). Prosedur penelitian; suatu pendekatan praktek. Jakarta:
RinekaCipta.
Barnard, I, Chester. 1992. Organisasi dan manajemen, Struktur, Perilaku dan proses. Jakarta:
Gramedi
Depdikbud. Kamus Besar Bahasa Indonesia,Jakarta: Balai Pustaka, 1996
Fathoni Abdurahmat. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung. Rineka Cipta.
Follett, Mary Parker. (1999). Visionary Leadership and Strategic Management.
MCBUniversityPress.Women in Management ReviewVolume 14 .Number 7.
Hariandja. 2002. Manajemen Sumber Daya manusia. Jakarta. Grasindo.
Hasibuan, Malayu. S. P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi
Revisi.BumiAksara.Jakarta
2004. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah. PT Bumi Aksara: Jakarta.
John M. Echols, Hasan Shadili, An English-Indonesian Jakarta: Gramedia,1996), 72.
John M. P fiffner, Frank P.Sherwood. Administrative Organization. Englewood Cliffs, NJ (1960)
Kusmiyadi dan Desminiarti (1991) Dasar-dasar perilaku.Yogyakarta.Puataka pelajar.
Kwick, Robert(1974) dalam Notoatmodjo, Soekidjo. 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan,
RinekaCipta, Jakarta.
Marimba Ahmad D. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-ma’arif.
Mathis Robert L dan Jackson John H. 2002.Human Resoursce Management, Alih Bahasa.
Jakarta: Salemba Empat.
Miles, M.B.& Huberman, A.M. 1994. Expended Source Book: Quality Data Analysis. London;
sage publication.
Moleong, Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya . 2007.
Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya
.(1991). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Mooney, D, James. Konsep Pengenbangan Organisasi Publik. 1996. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Muhibbin Syah. 2010. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Ma`arif, M. A., & Rusydi, I. (2020). IMPLEMENTASI PENDIDIKAN HOLISTIK DI
PONDOK PESANTREN AMANATUL UMMAH MOJOKERTO. EDUKASI: Jurnal
Penelitian Pendidikan Agama Dan Keagamaan, 18(1), Article
1. https://doi.org/10.32729/edukasi.v18i1.598
Maarif, M. A., & Rofiq, M. H. (2018). Pola Pengembangan Kurikulum Pendidikan Pesantren Berkarakter:
Studi Implementasi Pendidikan Berkarakter di Pondok Pesantren Nurul Ummah Mojokerto. 13, 16
Nasrun Harahap. (1994). Penilaian Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Notoatmodjo,
Soekidjo. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan Dan Ilmu Perilaku Kesehatan.
EdisiI, Andi Offset, Yogjakart
2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Penelitian oleh Admad Farozi pada tahun 2011 dengan judul Manajemen Sumber
Daya Manusia Dalam Peningkatan Mutu Sekolah Di SMA Negeri 2 Sragen
Penelitian oleh Siti Muslimah pada tahun 2014 dengan judul Manajemen Sumber Daya
manusia dalam peningkatan mutu pembelajaran sekolah di SD Muhammadiyah plus
Malang jiwan Colomadu.
Penelitian oleh Syahroni pada tahun 2007 dengan judul Perilaku organisasi dan manajemen mutu
dalam upaya peningkatan prestasi di SMP Negeri 1 Brebes.
Robbins dan Judge.2008. Perilaku Organisasi, Edisi Duabelas, Penerbit Salemba Empat:
Jakarta.
Rohmat. 2010. Modul Manajemen Mutu Terpadu. Surakarta.
. 2012. Pilar Peningkatan Mutu pendidikan. Cipta Media. Yogyakarta
. 2017. Manajemen Pembelajaran. Sukoharjo: Taujih
. 2017. Proses Mengajar Belajar Berkualitas Perspektif Pendidikan Islam Pengawal Pancasila.
Gerbang Media: Yogyakarta
Rusyam, A. Tabrani. 1991. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Sarwono, S.W. Psikologi remaja. Edisi revisi 8. Jakarta: Raja Grafindo Pustaka, 2004.
Skinner, B.F. Scienceand Human Behavior. New York: FreePress. 1953. Sonny Sumarsono. 2003.
Manajemen Koperasi. Graha Ilmu, Yogyakarta. Sugiyono
2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta
Sumadi Suryabrata, 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tim Penyusun. 2004. Pedoman Tesis dan Disertasi UNY. Yogyakarta: UNY Undang-Undang
Sistem pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja, Edisi Kedua, Penerbit Raja Grafindo Persada.
WS. Winkel (1996). Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: PT Gramedia, cet ke-4
REVIEW JURNAL
1)
Staf Pengajar Jurusan Administrasi Bisnis, Polteknik Negeri
Ambon Email : tjokrochynthia@gmail.com
ABSTRAK
Perilaku organisasi menunjukan karakteristik individu dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku organisasi
dalam penyelanggaraan pelayanan publik pada kantor catatan sipil kota Ambon. Metode yang
digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengambilan data
adalah observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku organisasi
terkait pelayanan publik pada dinas kependudukan dan pencatatan sipil di kota Ambon masih
perlu diperbaiki baik system maupun sumber daya manusianya sehingga kepuasan terhadap
pelayanan aparatur dapat menjadi tolak ukur penilaian kinerja aparatur Disdukcapil kota
Ambon.
Kata Kunci : Perilaku Organisasi, Pelayanan Publik
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Organisasi merupakan wadah yang terbentuk dalam suatu lembaga yang dibentuk
dengan tujuan melaksanakan visi dan misi yang bermanfaat atau memberi dampak bagi
organisasi dan bagi lingkungan sekitar. Untuk mewujudkan tujuan organisasi, orang-orang
didalamnya perlu bekerjasama satu dengan yang lain. Selain itu, dalam berorganisasi, setiap
orang dituntut memiliki disiplin terhadap fungsi,peran dan tanggungjawab yang telah
dituangkan dalam job deskripsi yang sudah diatur. Sifat kedisiplinan dan kerjasama yang baik
akan menghasilkan kinerja yang baik dalam organisasi sehingga visi dan misi dapat terwujud.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian
dititkberatkan pada dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota Ambon. Data diperoleh
DISKUSI
Perbedaan Perilaku
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada dinas kependudukan dan
pencatatan sipil kota Ambon, para pegawai dalam mewujudkan suatu tujuan yang telah
ditetapkan bersama mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan yang berbeda
ini dapat dilatar belakangi oleh pengalaman kerja pegawai itu sendiri dan pendididkan yang
tidak sama pada setiap pegawai, pegawai ada yang lulusan SMA/Sederajat, dan Sarjana.
Sehingga cara pandang pegawai dalam setiap pengerjaan tugas yang diberikan pimpinan cara
penyelesaiannya berbeda- beda tetapi tetap dalam suatu tujuan dan memprioritaskan
keefisienan dan keefektifan. Dibawah ini adalah data pegawai berdarkan tingkat pendidikan.
Tabel 1.1 Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berikut struktur organisasi kantor dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota
Ambon:
Sumber : Web Resmi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Ambon
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala kantor catatan sipil kota Ambon diperoleh
keterangan bahwa perbedaan perilaku dari para pegawai itu disebabkan dari sumber daya
manusianya itu sendiri, artinya mereka belum memiliki pengalaman yang merata dalam
bekerja dan juga latar belakang pendidikan pegawai yang berbeda. Oleh karena itu baik kepala
kantor maupun Sekretaris dalam menyampaikan informasi kepada para pegawainya selalu
disampaikan dengan detail dan jelas agar dapat dipahami oleh seluruh pegawai.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, maka peneliti menganalisis bahwa
perbedaan perilaku aparatur dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota Ambon terjadi
karena adanya perbedaan kemampuan. Perbedaaan kemampuan ini disebabkan adanya
perbedaan pegawai dalam menyerap informasi dari pengalaman kerja atau lamanya bekerja.
Hal ini dapat terlihat dari pegawai yang masa kerjanya dan tindakan atau keputusan yang
diambil dengan tidak terburu- buru sehingga hasil kerja dapat tercapai dengan optimal. Karena
adanya perbedaan kemampuan ini, maka dapat dipergunakan untuk memprediksi pelaksanaan
pelayanan public yg ada di kantor dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota Ambon.
Perbedaan yang terjadi diantara pegawai harus segera diatasi, karena dengan ketidaksetaraan
diantara pegawai akan menimbulkan keterlambatan dalam proses bekerja. Perbedaan
kemampuan ini untuk memprediksi pelaksanaan dan hasil kerja seseorang yang bekerja sama
dalam suatu organisasi.
Sikap dan Perilaku Seseorang
Berdasarkan hasil observasi, yang dilakukan peneliti pada para staf di kantor dinas
kependudukan dan pencatatan sipil kota Ambon diketahui bahwa faktor yang menentukan
sikap dan perilaku para staf pegawai adalah faktor kebutuhan, faktor kemampuan, dan juga
faktor penghargaan dan lingkungan. Oleh karena banyaknya faktor yang mempengaruhi
perilaku pegawai, maka seringkali suatu organisasi akan menghadapi kesulitan di dalam
menciptakan suatu keadaan yang memimpin kearah terciptanya efektivitas dan efisiensi
pelaksanaan kerja
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala dinas dan sekertaris, diperoleh keterangan
bahwa selaku pimpinan, kepala dinas selalu berusaha untuk menciptakan lingkungan kerja
yang baik agar tujuan dari pada organisasi tercapai. Salah satu upaya yang dilakukan yakni
untuk meningkatkan kemampuan pegawai dengan diadakannya diklat bagi pegawai yang
memiliki kemampuan yang masih rendah dalam menyelesaikan tugas-tugas yang
diberikannya. Adapun untuk memenuhi kebutuhan pegawai dalam segi materi, memberikan
kesejahteraan bagi pegawai agar pegawai dalam bekerja fokus sehingga tujuan dari pada
organisasi dapat tercapai. Pimpinan juga selalu mengadakan pendekatan-pendekatan dengan
para pegawainya baik dalam segi pekerjaan maupun diluar pekerjaan agar lebih memahami
lagi kepribadian dari para pegawainya sehingga mudah untuk mengendalikan pegawainya
baik secara personal maupun organisasional.
KESIMPULAN
tidak terburu-buru sehingga hasil kerja dapat tercapai dengan optimal. Kemampuan
ataupun lingkungan dimana orang berada itu juga turut mempengaruhi sikap dan perilaku
seseorang.
Berdasarkan kesimpulan yang ada,terdapat beberapa saran terkait permasalahan yang
masih dihadapi oleh dinas kependudukan dan pencatatn sipil di kota Ambon yakni :
1) Pimpinan organisasi harus lebih selektif lagi dalam menempatkan bawahannya dalam
bekerja. Artinya bahwa dalam penempatan pegawai harus disesuaikan berdasarkan
bidang yang dikuasai serta penempatan pegawai harus disesuaikan berdasarkan
kemampuan serta pengalaman yang dimiliki oleh bawahannya.
2) Diikutsertakannya pegawai dalam pendidikan dan pelatihan ini dapat bertujuan untuk
memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat walaupun didasari oleh
perbedaan kebutuhan setiap pegawai.
3) Pimpinan juga harus senantiasa memotivasi para pegawainya agar lebih giat lagi
dalam bekerja dan lebih optimal lagi dalam memberikan pelayanan sehingga
masyarakat menjadi puas.
4) Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai yang pengalaman kerjanya
masih kurang, baik itu pelatihan teknis maupun pelatihan administrasi.
5) Memberikan penghargaan, reward ataupun pujian untuk menghargai hasil kerja dari
para pegawainya.
6) Berusaha menciptakan lingkungan kerja yang baik serta menyeragamkan kemampuan
pegawai dalam bekerja agar tercipta suatu kondisi yang efektif dan efisiensi dalam
bekerja. Karena pada dasarnya lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
pembentukan perilaku.
7) Penelitian selanjutnya diharapkan menambah informan yakni masyarakat sebagai
pengguna jasa layanan publik agar dapat diketahui tingkat kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan aparatur dinas kependudukan dan pencatatan sipilkota Ambon
DAFTAR PUSTAKA
Bagus,H Krishardianto, Santoso dan Subarno. 2012. Kinerja Pelayanan Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil kepada Masyarakat. Akses:https: //media.neliti. com/media /publi-
cations /116990-ID-kinerja-pelayanan-dinas-kependudukan-dan.pdf
Davis, Keith dan John W. Newstrom. 1993. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta:
Erlangga.
Eka,Rahmawati. 2009. Pelayanan Publik Pada Unit Pelayanan Terpadu Kota
Denpasar.
Jurnal umum ilmu sosial dan politik.Vol 15,No 12.
Herlina,Zauharr dan Suryadi.2015. Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam
Pelayanan administrasi Kependudukan di Kotabaru Kalimantan Selatan. Jurnal Ilmu
Sosial dan Politik.Vol 4 No.3
Said,Mas’ud. 2010. Debirokratisasi Birokrasi Indonesia. UMM Press Malang
Sedarmayanti. 2007. Good Governance dan Good Coorporate Governance.
Mandar Madju.Bandung
Thoha, Miftah. 2007. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT.
Rajagrafindo Persada.
Website : https://www.ambon.go.id/dinas-kependudukan-pencatatan-sipil/. Akses, 5
januari 2019.
REVIEW JURNAL
Judul Penelitian Perilaku Organisasi Dalam Pelayanan Publik (Studi Pada Aparatur
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Ambon)
Nama Peneliti Chynthia Imelda Tjokro
Volume Vol 01 No 01 Agustus 2019
Kata Kunci Perilaku Organisasi, Pelayanan Publik
Latar Belakang Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah
pelayanan administratif yang dilakukan di kantor catatan sipil kota
Ambon meliputi pembuatan KTP, kartu keluarga, beberapa surat
keterangan tinggal,datang dan pindah telah diatur dalam PERDA
tentang penyelanggaraan administrasi kependudukan yang
bertujuan menertibkan masyarakat terkait administarsi
kependudukan guna memperoleh bukti data atau identitas
penduduk yang akurat sebagai dasar pengambilan keputusan dan
sebagai dasar untuk pengurusan kepentingan penduduk itu
sendiri.Penelitian Rahmawati (2009) menunjukan bahwa
pelayanan publik pemerintah kota Denpasar perlu perbaikan
terhadap penyelanggaraan pelayanan terpadu. Hasil yang sama
juga diungkapkan oleh penelitian Krishardianto dan Santoso
(2012) yang mengungkapkan bahwa faktor evaluasi, motivasi dan
solusi merupakan factor penting dalam pelaksanaan pelayanan
publik aparatur dinas kependudukan dan catatan sipil sehingga
perlu dibenahi system dan birokrasinya.hasil yang berbeda
ditunjukan oleh penelitian Herlina et al.,(2015) yang membuktikan
bahwa pelayanan administrasi public yang dilakukan oleh dinas
kependudukan dan catatan sipil di Kotabaru Kalimantan Selatan
berjalan cukup baik dan masalah internal dapat diatasi.
Tujuan Khusus Mendeskripsikan perilaku organisasi dalam pelayanan public
(Studi Pada Aparatur Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Ambon)
Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif
Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif
perilaku organisasi pelayanan public (Studi Pada Aparatur Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Ambon).
Sampel Penelitian Sampel pada penelitian ini staf pada dinas kependudukan dan
pencatatan sipil kota Ambon.
Metode Analisis Metode penelitian ini adalah adalah metode penelitian deskriptif
Data kualitatif dengan teknik pengambilan data adalah observasi dan
wawancara.
Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukan bahwa perilaku organisasi terkait
pelayanan publik pada dinas kependudukan dan pencatatan sipil
di kota Ambon masih perlu diperbaiki baik system maupun
sumber daya manusianya sehingga kepuasan terhadap pelayanan
aparatur dapat menjadi tolak ukur penilaian kinerja aparatur
Disdukcapil kota Ambon.
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbedaan
perilaku yang terlihat pada tiap-tiap personal staf pada dinas
kependudukan dan pencatatan sipil kota Ambon sangat
mempengaruhi proses kerja para staf dalam melayani masyarakat
sehingga hasil kerja merekapun dapat berbeda-beda.Hal ini
terjadi karena adanya perbedaan kemampuan. Perbedaaan
kemampuan ini disebabkan adanya perbedaan pegawai dalam
menyerap informasi berdasarkan tingkat pendidikan dan
pengalaman kerja atau lamanya bekerja. Hal ini dapat terlihat
dari pegawai yang masa kerjanya dan tindakan atau keputusan
yang diambil dengan tidak terburu-buru sehingga hasil kerja
dapat tercapai dengan optimal. Kemampuan ataupun lingkungan
dimana orang berada itu juga turut mempengaruhi sikap dan
perilaku seseorang.
1,2
Fakultas Ekonomi Universitas Jabal Ghafur
syamsul_akmal24@yahoo.com(1)
attanaofficial@gmail.com(2)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Sistem Rekrutmen dan Perilaku
Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi pada Palang Merah Indonesia (PMI) Sigli
Kabupaten Pidie. Variabel independen yaitu Sistem Rekrutmen (X1), Perilaku Organisasi
(X2) dan Kinerja Organisasi (Y) sebagai variabel dependennya. Populasi dalam penelitian ini
adalah anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Sigli Kabupaten Pidie. Sampel diambil
sebanyak 32 orang sampel dengan menggunakan rumus slovin. Data dikumpulkan dengan
menggunakan metode survey melalui kuesioner yang diisi oleh responden. Kemudian data
yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini
meliputi Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Analisis Regresi berganda Uji Asumsi Klasik, Uji
Hipotesis melalui Uji F dan Uji t, serta analisis Koefisien Determinasi (R²). Dari hasil
analisis dapat disimpulkan bahwa dari keempat variabel yang diteliti, ternyata variabel
Sistem Rekrutmen (X1) mempunyai pengaruh yang paling dominan sebesar 0.470 %
terhadap Kinerja Organisasi pada Palang Merah Indonesia (PMI) Sigli Kabupaten Pidie.
Hubungan antara variabel dependen dan independen yaitu masing- masing variabel Sistem
Rekrutmen (X1), Perilaku Organisasi (X2) terhadap Kinerja Organisasi pada Palang Merah
Indonesia (PMI) Sigli Kabupaten Pidie dengan indeks korelasi sebesar 0,929
% Ini berarti hubungan tersebut sangat kuat. Kemudian indeks determinasi masing-
masing variabel Sistem Rekrutmen (X1), Perilaku Organisasi (X2) sebesar 0,864 %, ini berarti
keempat variabel berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Organisasi pada Palang
Merah Indonesia (PMI) Sigli Kabupaten Pidie, dan sebesar 13,6 % yang dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Kata Kunci: Sistem Rekrutmen, Perilaku Organisasi dan Kinerja Organisasi
Achmad S.Ruky, 2011, Sistem Manajemen Rivai, Veithzal, dan Ella Jauvani Sagala,
Kinerja, Bumi Aksara. Jakarta. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan. PT.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Rajagrafindo persada, Jakarta.
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Simamora, Henry, 2015. Manajemen
Atmosudirdjo, Prayudi, 2009, Hukum Sumber Daya Manusia. Penerbit
Administrasi Negara, cetakan 10, STIE YKPN, Yogyakarta.
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Stringer, Robert. 2012. Leadership and
Baban Sobandi dkk. 2009. Desentralisasi Organizational Climate : The
dan Tuntutan Cloud Chamber Effect. Upper
Penataan Saddle River, NJ : Prentice Hall
Kelembagaan Daerah. Bandung.
Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil dan
Bastian, Indra. 2010. Akuntansi Sektor Proses Penelitian. Bandung:
Publik Suatu Pengantar Edisi Rosda Karya.
Ketiga. Penerbit Erlangga :Jakarta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
Dessler, Gary, 2011. Manajemen sumber Pendidikan Pendekatan
daya manusia. Penerbit Indeks, Kuantitatif, kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja
Pelayanan Publik. Bandung. PT
Rafika Aditama.
Manajemen
Jurnal Sosial Humaniora Sigli (JSH)
p ISSN : 2615-3688
e ISSN : 2716-0270
http://journal.unigha.ac.id/
Kepegawaian Sipil Di Indonesia. Empat.
Jakarta: Kencana.
2011. Evaluasi Teori Model Standar
Umar, Husein, 2008. Metode Penelitian Aplikasi dan Profesi, Contoh
Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT Aplikasi Evaluasi Program:
Rajawali Press, Jakarta. Pengembangan Sumber Daya
Manusia, Program Nasional
pemberdayaan
Wibowo, 2011. Manajemen kinerja.
Penerbit Rajagrafindo Persada,
Masyarakat (PNPM) Mandiri
Jakarta
Pedesaan, Kurikulum,
Perpustakaan, dan Buku Tes.
Wirawan. 2009. Evaluasi Kinerja Sumber Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Daya Manusia : Teori Aplikasi dan
Penelitian. Jakarta: Salemba
REVIEW JURNAL
Abstra
k
Perilaku organisasi adalah fungsi interaksi anatara individu dengan lingkungannya. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana perilaku organisasi dalam pelayanan administrasi kependudukan kantor
kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang. Pelayanan administrasi kependudukan ini dilaksanakan dengan
maksud dan tujuan untuk mencapai tertib administrasi, untuk memperoleh data kependudukan yang akurat
sebagai dasar mengambil keputusan, hasil dari pendaftaran penduduk adalah diterbitkannya bukti identitas
diri sebagai penduduk yang sah dan bukti identitas diri yang sah merupakan dasar untuk mengurus
kepentingan bagi penduduk yang bersangkutan.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan analisis data kualitatif.
Dari pembahasan dapat disimpulkan bahwa perilaku organisasi di kantor Kecamatan Lemahabang masih perlu
diperbaiki agar tercipta pelayanan yang tertib administrasi dengan yang efektif dan efisien.
PENDAHULUAN
Organisasi merupakan suatu wadah yang didalamnya terdapat aktivitas orang-orang dalam
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah di tentukan bersama. Organisasi
juga merupakan proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau kelompok-kelompok
harus melakukan dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas, sedemikian
rupa sehingga memberikan saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif, dan
terkoordonasi dari usaha yang tersedia. Sebagai tempat atau wadah lebih bersifat statis sedangkan
sebagai proses lebih bersifat dinamis karena dinamika, aktivitas, tindakan dan hubungan yang
terjadi dalam organisasi baik dalam organisasi pemerintah maupun non-pemerintah.
Perilaku Organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku
manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu, meliputi aspek yang ditimbulkan
dari pengaruh organisasi terhadap manusia demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh
manusia terhadap organisasi.
Kabupaten Karawang merupakan wilayah dari Jawa Barat yang dalam menyelenggarakan
dan melaksanakan pemerintahan dibantu oleh kecamatan-kecamatan yang merupakan bagian dari
institusi pemerintahan Kabupaten Karawang, diantaranya adalah Kecamatan Lemahabang.
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian perilaku menurut Miftah Thoha (2007 : 34) adalah suatu fungsi interaksi
antara seseorang individu dengan lingkungannya. Sedangkan pengertian perilaku menurut
Sondang
P. Siagian (1982 : 12) adalah keseluruhan tabiat dan sifat seseorang yang tercermin
48
49
Salah satu cara untuk memahami sifat-sifat manusia ialah dengan menganalisis
prinsip- prinsip dasar yang merupakan salah satu bagian daripadanya. Menurut Miftah
Thoha (2007 : 36) mengemukakan prinsip-prinsip dasar perilaku organisasi, yaitu: Manusia
berbeda perilaku, Kebutuhan Membuat Pilihan untuk Bertindak Pengalaman, Reaksi
Senang atau Tidak Senang Sikap dan Perilaku Seseorang. Prinsip-prinsip tersebut untuk
lebih jelasnya akan peneliti uraikan secara terperinci, sebagai berikut :
Manusia berbeda perilaku
Terbatasnya kemampuan ini yang membuat orang bertingkah laku yang berbeda.
Banyak yang diinginkan manusia tetapi jawaban manusia untuk mewujudkan keinginannya
itu terbatas, sehingga menyebabkan semua yang diinginkan itu tidak tercapai. Perbedaan
kemampuan ini ada yang beranggapan karena disebabkan sejak lahir manusia ditakdirkan
tidak sama kemampuaannya. Ada yang beranggapan bukan disebabkan sejak lahir,
melainkan karena perbedaannya menyerap informasi dari suatu gejala. Ada pula yang
beranggapan bahwa kecerdasan seseorang itu juga berasal dari pembawaan sejak
lahir, ada pula yang beranggapan karena didikan dan pengalaman. Namun demikian ada
pula yang membenarkan bahwa kecerdasan (IQ) seseorang itu dipengaruhi oleh tingkat
keterbatasan karena adanya pembatasan-pembatasan physic (physiological limitations).
Kebutuhan
Kebutuhan seseorang berbeda dengan kebutuhan orang lain. Seseorang karyawan
yang didorong untuk mendapatkan tambahan gaji supaya bisa hidup 1 bulan dengan
keluarganya, tingkah perilakunya jelas akan berbeda dengan karyawan yang didorong oleh
keinginan memperoleh kedudukan agar mendapat harga diri di dalam masyarakat.
Membuat Pilihan untuk Bertindak
Teori expectancy berdasarkan atas proporsi yang sederhana yakni bahwa seseorang
memilih berperilaku sedemikian karena ia yakin dapat mengarahkan untuk mendapatkan
hasil tertentu (misalnya mendapatkan hadiah-hadiah atau upah, dan dikenal oleh atasan yang
50
METODE PENELITIAN
Peneliti memilih fokus objek penelitian pada Kantor Kecamatan Lemahabang
Kabupaten Karawang dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara serta
dokumentasi. Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah
selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas yang dilakukan dalam analisis
data, yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing verification. Dengan
penentuan informan dalam penelitian ini adalah Camat Lemahabang, Sekretaris Camat
51
PEMBAHASAN
Manusia berbeda perilaku
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada Kantor Kecamatan
Lemahabang Kabupaten Karawang, para pegawai dalam mewujudkan suatu tujuan yang
telah ditetapkan bersama mempunyai kemampuan yang berbeda-beda. Kemampuan yang
berbeda ini dapat dilatarbelakangi oleh pengalaman kerja pegawai itu sendiri dan
pendididkan yang tidak sama pada setiap pegawai, pegawai ada yang lulusan SMP,
SMA/Sederajat, dan Sarjana. Sehingga cara pandang pegawai dalam setiap pengerjaan
tugas yang diberikan pimpinan cara penyelesaiannya berbeda-beda tetapi tetap dalam suatu
tujuan dan memprioritaskan keefisienan dan keefektifan.
Tabel 1.1
Keadaan Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pada Kantor Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang
No Tingkat Pendidikan Jumlah
1. Magister (S2) 1 orang
2. Sarjana (SI) 5 orang
3. SLTA / SMEA / STM 6 orang
4. SMP 1 orang
Jumlah 14 orang
Sumber : Arsip Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang
Berdasarkan hasil wawancara dengan Camat Lemahabang, diperoleh keterangan
bahwa perbedaan perilaku dari para pegawai pada kantor Kecamatan Lemahabang
Kabupaten Karawang itu disebabkan dari sumber daya manusianya itu sendiri, artinya
mereka belum memiliki pengalaman yang merata dalam bekerja dan juga latar belakang
pendidikan pegawai yang berbeda. Oleh karena itu baik Camat maupun Sekretaris Camat
dalam menyampaikan
informasi kepada para pegawainya selalu disampaikan dengan detail dan jelas agar
dapat dipahami oleh seluruh pegawai.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, maka peneliti menganalisis bahwa
perbedaan perilaku pada kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang, karena adanya
perbedaan kemampuan. Perbedaaan kemampuan ini disebabkan adanya perbedaan pegawai
dalam menyerap informasi dari pengalaman kerja atau lamanya bekerja. Hal ini dapat
terlihat dari pegawai yang masa kerjanya dan tindakan atau keputusan yang diambil dengan
tidak terburu- buru sehingga hasil kerja dapat tercapai dengan optimal. Karena adanya
perbedaan kemampuan ini, maka dapat dipergunakan untuk memprediksi pelaksanaan
pelayanan yg ada di kantor kecamatan Lamahabang Kabupaten Karawang. Perbedaan yang
terjadi diantara pegawai harus segera diatasi, karena dengan ketidaksetaraan diantara
pegawai akan menimbulkan keterlambatan dalam proses bekerja. Perbedaan kemampuan ini
untuk memprediksi pelaksanaan dan hasil kerja seseorang yang bekerja sama dalam suatu
52
Kebutuhan
Berdasarkan hasil observasi, yang dilakukan peneliti pada Kantor Kecamatan
Lemahabang Kabupaten Karawang, bahwa pegawai Kecamatan Lemahabang memiliki
kebutuhan yang berbeda dengan pegawai yang lainnya, perbedaan ini disebabkan karena
jabatan atau kedudukan pegawai Kantor Kecamatan Lemahabang berbeda dan juga gaji dari
pada pegawai berbeda sehingga mereka memiliki kebutuhan yang berbeda.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Camat Lemahabang, diperoleh keterangan
bahwa pebedaan kebutuhan pegawai itu disebabkan oleh beberapa faktor yaitu karena gaji
pegawai ada yang bisa memenuhi kebutuhannya dan ada juga yang tida memenuhi
kebutuhannya, pegawai ada yang memiliki jabatan dan ada yang tidak memiliki jabatan
sehingga mereka yang memiliki jabatan dengan yang tidak memiliki jabatan mempunyai
kebutuhan yang berbeda.
53
54
Saran
Camat harus lebih selektif lagi dalam menempatkan bawahannya dalam bekerja.
Artinya bahwa dalam penempatan pegawai harus disesuaikan berdasarkan bidang yang
dikuasai serta penempatan pegawai harus disesuaikan berdasarkan kemampuan serta
pengalaman yang dimiliki oleh bawahannya.
Diikutsertakannya pegawai dalam pendidikan dan pelatihan ini dapat bertujuan untuk
memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat walaupun didasari oleh perbedaan
kebutuhan setiap pegawai.
Camat harus senantiasa memotivasi para pegawainya agar lebih giat lagi dalam
bekerja dan lebih optimal lagi dalam memberikan pelayanan sehingga masyarakat menjadi
puas.
Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai yang pengalaman kerjanya
masih kurang, baik itu pelatihan teknis maupun pelatihan administrasi.
Camat harus memberikan penghargaan, reward ataupun pujian untuk menghargai
hasil kerja dari para pegawainya.
55
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Davis, Keith dan John W. Newstrom. 1993. Perilaku dalam Organisasi. Jakarta:
Erlangga.
Handayaningrat, Soewarno. 1980. Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta : PT. Gunung Agung.
Harun Al Rasid. 1999. Makalah Statistika dan Sampling Pasca UNPAD.
Kencana, Inu. 2008. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia (SANRI).
Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Laksana, Fajar. 2008. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Moenir, H.A.S. 2008. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : PT. Bumi
Aksara. Nasution, M. N. 2004. Manajemen Jasa Terpadu. Bogor : Ghalia Indonesia.
Pasolong, Harbani. 2008. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta.
Ratminto & Winarsih, Atik S. 2009. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar.
Siagian, Sondang. 1982. Organisasi, Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi.
Jakarta : PT. Gunung Agung.
Silalahi, Ulbert. 2007. Studi Tentang Ilmu Administrasi Konsep, Teori, dan
Dimensi. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Sitepu, Nirwana S.K. 1995. Analisis Korelasi. Bandung:
Mandar Maju. Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi.
Bandung: Alfabeta.
Thoha, Miftah. 2003. Dimensi-Dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta :
PT. Raja Grafindo.
Thoha, Miftah. 2007. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta :
PT. Rajagrafindo Persada.
B. Dokumen-Dokumen
Laporan Tahunan Kecamatan Lemahabang Kabupaten Karawang Tahun 2009.
56
REVIEW JURNAL
57
58
59
Abstrak
Setiap perusahaan diperlukannya perilaku organisasi, dimana perilaku yang dibutuhkan jika
ingin menjalin komunikasi yang baik antar individu maupun kelompok dan bisa memahami
perilaku individu di dalam sebuah organisasi. Di era digital seperti saat ini, dimana tingkat
persaingan bisnis yang sangat tinggi. Setiap perusahaan harus memperhatikan salah satu
aspek yang sangat penting dan vital dalam sebuah manajemen perusahaan yaitu dalam
bidang pemasaran. Dengan menggunakan konsep dan strategi pemasaran dalam
menjalankan sebuah bisnis, maka akan lebih optimal dalam pengelolaan pemasaran yang
terarah atau efektif. Sehingga, dapat diharapkan dalam perusahaan bisa memaksimalkan
pencapaian keuntungan baik profit maupun non profit secara maksimal dan bisa menghadapi
persaingan yang ada sekaligus dapat meraih keberhasilan dalam bisnisnya bagi perusahaan
yang bersangkutan.
Kata Kunci: Pentingnya Perilaku Organisasi, Strategi dan Persaingan Pemasaran Bisnis.
Abstrack
Every company organizational behavior is needed, where behavior is needed if you want to
establish good communication between individuals and groups and can understand individual
behavior within an organization. In the digital era like today, where the level of business
competition is very high. Every company must pay attention to one aspect that is very
important and vital in a company's management, namely in the field of marketing. By using
marketing concepts and strategies in running a business, it will be more optimal in managing
targeted or effective marketing. Thus, it can be expected that the company can maximize the
achievement of profits, both profit and non-profit to the maximum and can face the existing
competition while at the same time achieving success in its business for the Company
concerned.
1. PENDAHULUAN
Pada dasarnya, perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang didalamnya
mempelajari tentang bagaimana seseorang ataupun individu bisa bergerak dan berperilaku
sesuai dengan organisasi. Perilaku Organisasi sangat penting untuk setiap mereka yang terlibat
didalam manajemen perusahaan. Sehingga perusahaan bisa
bergerak secara lebih efektif dan efisien. Hal lain yang tidak boleh dilupakan oleh
manajemen perusahaan adalah tentang pengelolaan pemasaran atau manajemen pemasaran.
Manajemen pemasaran adalah suatu proses penentuan tujuan pemasaran, analisa
proses pemasaran, dan pemenuhan rencana tujuan pemasaran untuk perusahaan atau
organisasi. Manajemen pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang
60
https://ejurnal.poltekpos.ac.id/index.php/logistik/index
Page | 71
2. PEMBAHASAN
Pada dasarnya dalam suatu organisasi terdapat pola hubungan yang saling berkaitan
satu sama lain dan setiap individu dalam organisasi tersebut yang ditunjukkan dalam bentuk
perilaku atau usahanya dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Dalam perilaku organisasi
peran manajer atau pemimpin akan berpeluang untuk melihat manfaat dari keragaman akibat
terjadinya perubahan yang dinamis dalam diri manusia dan organisasi. Seperti yang
dinyatakan oleh Davis dan Newstrom (1989) bahwa perilaku organisasi adalah bidang studi
yang mempelajari bagaimana manusia berperilaku dan bertindak dalam organisasi. Artinya,
perilaku dan tindakan manusia merupakan variabel utama yang mempengaruhi perilaku
sebuah organisasi.
61
Maka, para manajer diharapkan dapat mempelajari perilaku organisasi, karena sangat
penting dalam membantu para manajer untuk memperbaiki, merubah perilaku kerja, baik
individu, kelompok, maupun organisasi secara keseluruhan untuk mencapai tujuan
organisasi. Dengan mempelajari perilaku organisasi maka para manajer memiliki
ketrampilannya untuk menangani perilaku karyawan untuk dapat bekerja dengan baik
sehingga dapat mencapai efektivitas organisasi.
Pemasaran atau Marketing adalah kegiatan terencana atau menyeluruh yang dilakukan
oleh suatu perusahaan atau organisasi atau institusi dalam melakukan berbagai upaya agar
mampu memenuhi permintaan pasar. Dan tujuan utamanya untuk memaksimalkan
keuntungan dengan membuat strategi penjualan.
Konsep pemasaran atau marketing merupakan strategi pemasaran yang dibangun atau
dibuat oleh bagian pemasaran pada suatu perusahaan. Yang tujuannya untuk membangun
hubungan yang menguntungkan antara brand dengan pelanggan yang menjadi target.
Pemasaran atau marketing menjadi salah satu hal yang sangat penting dan dibutuhkan
oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam menjalankan bisnis atau usahanya. Pemasaran
seingkali disamakan atau dikaitkan dengan penjualan. Namun pada kenyataannya, praktek
konsep yang direncanakan dalam pemasaran tidak serta merta melakukan penjualan yang
berdampak langsung pada keuntungan perusahaan.
Konsep Pemasaran atau Marketing ini berkaitan dengan filosofi bisnis yang digunakan
untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan, dan menguntungkan pelanggan
dan perusahaan. Filosofi yang sama tidak dapat menghasilkan keuntungan bagi setiap bisnis,
karenanya bisnis yang berbeda menggunakan konsep pemasaran yang berbeda (ini juga
disebut dengan filosofi manajemen pemasaran).
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa, konsep pemasaran atau marketing
merupakan serangkaian urutan kegiatan yang memiliki tujuan untuk memasarkan produk yang
diproduksi oleh perusahaan. Berbagai rangkaian urutan kegiatan tersebut dilakukan agar
produk dapat diminati dan dimanfaatkan oleh masyarakat atau pelanggan. Konsep pemasaran
juga bisa dikatakan sebagai kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan, keinginan
dan permintaan pasar.
Ada 5 (lima) konsep pemasaran atau marketing yang dilakukan oleh perusahaan atau
organisasi untuk menjalankan bisnis mereka :
Konsep produksi merupakan salah satu konsep pemasaran yang paling awal dimana
perusahaan berfokus pada efisiensi proses produksi. Seperti pada umumnya konsumen akan
62
Sebagai contoh dari penerapan konsep pemasaran ini adalah ketika suatu perusahaan
memutuskan untuk memproduksi barang dagangannya dikota lain dengan biaya produksi
yang rendah. Hal ini dapat memudahkan perusahaan untuk bisa menawarkan barang atau
produk dengan harga yang lebih terjangkau dan kualitas yang bagus. Maka dari itu,
perusahaan wajib memperhatikan bagaimana kualitas dari produk-produk yang dihasilkan.
Oleh karena itu, jika proses produksi tidak dilakukan sesuai dengan standar maka perusahaan
akan mengalami penurunan kualitas produk sehingga dapat berdampak fatal atau berdampak
pada penurunan penjualan.
Konsep Produk ini mengangkat gagasan bahwa konsumen akan lebih menyukai
produk dengan kualitas dan kinerja yang baik. Hal ini menunjukkan bahwa pelanggan akan
mencari jalan yang inovatif dan selalu akan mencari yang terbaik dari apa yang tersedia saat
ini dipasar. Selain itu, dalam konsep ini diasumsikan bahwa konsumen juga akan
tetap loyal jika mereka mendapat banyak pilihan dan memperoleh manfaat dari
produk yang dibelinya.
Oleh karena itu, untuk mencapai hal tersebut maka perusahaan perlu yang namanya
melakukan strategi pemasaran yang berfokus pada peningkatan dan inovasi produk secara
terus menerus. Salah satu contoh nya perusahaan yang rutin melakukan inovasi akan
produknya yang mereka kembangkan adalah perusahaan yang bergerak dibidang teknologi.
Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya akan mengupdate filtur, fungsionalitas, atau
menciptakan produk baru secara rutin.
Pada konsep ini berbeda dengan dua konsep manajemen pemasaran sebelumnya yang
berfokus pada produksi dan produk, konsep penjualan ini berfokus pada pemasaran suatu
produk. Konsep ini meyakini bahwa produk apapun yang terlepas dari kualitas, harga ataupun
permintaan pasar bisa dipasarkan apabila jika suatu perusahaan menjual secara agresif atau
keras. Konsep ini tidak mementingkan hubungan dengan konsumen dan cenderung hanya
mengutamakan keuntungan dan target penjualan yang harus dicapai. Oleh karena itu,
perusahaan cenderung mengabaikan kepuasan pelanggan dan loyalitas konsumen.
Maka dapat disimpulkan, konsep penjualan ini bergagasan bahwa konsumen tidak
akan membeli cukup banyak produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan
usaha penjualan dan promosi pada skala besar.
Konsep manajemen pemasaran yang satu ini lebih berfokus pada menjadikan
konsumen sebagai pusat perhatian. Suatu perusahaan akan lebih fokus pada kebutuhan
konsumen dan lebih berusaha untuk memahami apa yang sedang diinginkan pasar.
63
Perusahaan yang menggunakan konsep ini akan bisa memiliki nilai lebih
dibandingkan kompetitornya dan membuat konsumen menjadi lebih loyal kepada satu brand.
Konsep ini bisa dibilang konsep lebih baru dibandingkan dengan beberapa dari
konsep sebelumnya. Selain berfokus menekankan pada konsumen, konsep pemasaran sosial
ini
juga menekankan pada kepentingan konsumen dan masyarakat secara umum.
Perusahaan yang sudah menggunakan konsep ini pasti akan mempertimbangkan filosofi
kesejahteraan sosial dalam praktik pemasaran mereka. Jadi, konsep ini selain berfokus pada
keuntungan. Perusahaan juga akan berusaha mengimbangi kebutuhan dan kepuasan pelanggan
serta melakukan tanggung jawab secara sosial.
Pada manajemen pemasaran ada tiga elemen penting yang juga merupakan konsep dari
manajemen pemasaran itu sendiri, yaitu :
Konsep pemasaran ini merupakan konsep yang paling baik, dengan menjadikan
konsumen sebagai prioritas utama. Pelayanan produsen dilakukan dengan memberikan
berbagai penawaran yang menarik, mulai dari produk terbaik hingga cara pelayanan
konsumen.
Merupakan salah satu elemen yang paling penting yang tidak hanya diukur dari
kualitas produk saja, tapi juga bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan.
Dalam mencapai tujuan pemasaran yaitu agar produk (barang dan jasa) dapat sampai
ke tangan konsumen sesuai dengan tujuan target penjualan atau market yang ditentukan, jelas
memerlukan berbagai aktivitas yang merupakan suatu rangkaian proses yang diperlukan.
Berbagai aktivitas yang merupakan suatu proses, yang diperlukan karena ke khususannya di
dalam konsep pemasaran yang biasa disebut dengan “fungsi-fungsi manajemen”.
64
2. Fungsi Fisis
Fungsi fisis ini butuh dipertimbangkan pada suatu produk, ketika suatu produk
dibawa, dikemas, dikirim, diproses dan disimpan, hingga dapat bisa sampai ke tangan
konsumen.
Jadi, fungsi fisis memikirkan kualitas dari suatu produk nya, penangan produk untuk
bisa sampai ke tangan konsumen, juga harus direncanakan.
Adapun sarana yang berkaitan dengan segala kegiatan pemasaran produk yang
mampu melancarkan operasional penjualan barang.
Perkembangan dunia saat ini sudah memasuki era baru, yaitu era digital. Ketika pintu
gerbang zaman digital sudah dibuka, bisnis pun bisa mencapai jangkauan lintas negara. Hal
ini sekaligus membuat persaingan bisnis semakin maju dan ketat. Ada banyak cara atau
strategi yang bisa digunakan, termasuk dengan menggunakan berbagai platform yang
mendukung seperti kegiatan promosi secara online. Cukup dengan menggunakan perangkat
komputer, laptop, gadget atau smartphone yang terhubung ke jaringan internet. Lalu, tinggal
mengakses media sosial yang sangat berguna untuk mengenalkan dan mempromosikan,
bahkan menjual produk dan layanan bisnis. Selain itu juga, bisa memanfaatkan website
hingga menggunakan sistem promosi seperti endorsement dan influencer.
Berikut merupakan strategi yang dapat dilakukan agar usaha dapat bersaing dan
berkembang di era digital :
1. Memanfaatkan Teknologi
Seperti dengan namanya ‘era digital', memanfaatkan teknologi dalam strategi bisnis.
Karena seperti yang kita tau, dunia digital dan teknologi tidak dapat dipisahkan. Apalagi di
zaman modern seperti saat ini, mau tidak mau
harus menggunakan teknologi. Sejatinya teknologi dibuat untuk membantu dan
mempermudah pekerjaan.
3. Menggunakan Aplikasi
Selain aplikasi media sosial, sekarang juga banyak tersedia aplikasi-aplikasi yang
dapat digunakan untuk membantu pekerjaan. Misalnya saja aplikasi akuntansi, aplikasi e-
commerce, aplikasi pembukuan, aplikasi administrasi dan lain sebagainya. Aplikasi-aplikasi
yang sudah ada juga dapat dimanfaatkan dalam pengelolaan usaha. Dengan menggunakan
aplikasi tersebut, dapat menghemat waktu, biaya, dan juga tenaga. Selain itu, aplikasi-aplikasi
tersebut juga memberikan kenyamanan dalam penggunaannya. Contohnya aplikasi e-
commerce yang bisa membantu untuk menjual produk dengan mudah dengan hanya
menggunakan mobile atau smartphone. Ataupun aplikasi software akuntansi yang
memudahkan mengelola keuangan bisnis, sekaligus memudahkan untuk membuat pembukuan
bisnis. Karena kecepatan dan manfaat dari aplikasi-aplikasi bisnis atau keuangan membuat
bisnis kita lebih efektif dan efisien. Namun, dikarenakan banyaknya jenis aplikasi pengelolaan
bisnis kita juga harus pintar- pintar memilih aplikasi terbaik untuk menjalankan bisnis.
Tidak ada yang lebih berharga dalam dunia bisnis dibandingkan dengan memenuhi
kebutuhan dan kepuasan konsumen. Meskipun, dalam dunia digital harus memberikan
pelayanan terbaik kepada konsumen. Dapat memanfaatkan peluang, maka sebenarnya dapat
memberikan layanan pelanggan yang lebih baik dengan biaya yang terjangkau dengan
menggunakan media sosial digital. Sebagai contoh misalnya seperti perusahaan pengiriman
paket atau ekspedisi. Mereka membuat informasi update mengenai paket yang konsumen
kirimkan sudah sampai mana dan perkiraan akan sampai. Sehingga konsumen dapat
memantau paketnya dan ia merasa aman karena mengetahui keberadaan paket nya yang
aman. Strategi bisnis berupa pemberian pelayanan
terbaik mungkin terlihat sepele tetapi dampaknya sangat besar.
5. Inovasi
Inovasi juga merupakan bagian yang penting dalam strategi bisnis, bisnis akan maju
ke depan jika produk nya di inovasi. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa dunia bisnis
sangat cepat berubah, hampir setiap hari ada saja trend baru yang bermunculan. Oleh karena
itu, inovasi sangatlah dibutuhkan agar dapat bersaing dengan kompetitor. Membuat inovasi
baru memanglah sulit, karena terkadang sebuah perusahaan yang sudah disiapkan dan
diprediksi akan membuat sukses ternyata justru tidak memberikan hasil yang signifikan.
Namun, melalui proses yang baik dan benar pasti dapat menciptakan inovasi baru.
6. Mobile Friendly
66
Selain media sosial, kita juga dapat menerapkan digital marketing. Digital marketing
adalah aktivitas promosi sebuah brand ataupun produk atau jasa menggunakan media sosial,
media elektronik atau digital. Jika tidak bisa menggunakan digital marketing, bisa juga dapat
menggunakan jasa perusahaan e-commerce yang menjual jasa digital agency yang dapat
membantu mengembangkan bisnis. Dengan demikian, tidak perly bingung lagi untuk
melakukan kegiatan pemasaran. Adapun teknik pemasaran dalam digital marketing seperti
search engine optimization (SEO), billboard elektronik, iklan televisi, iklan radio, email
Marketing dan sebagainya.
Hal penting yang harus diperhatikan dalam strategi bisnis yaitu : sebelum menerapkan
strategi bisnis harus perlu memperhatikan kondisi bisnis terlebih dahulu. Untuk mengetahui
kondisi bisnis atau perusahaan, dapat melakukan analisis, salah satu nya yang mudah yaitu
analisis SWOT. Analisis SWOT ini menilai kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses),
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) perusahaan secara keseluruhan. Adapun
penjelasan singkatnya sebagai berikut:
Kekuatan (strengths), meliputi kemampuan internal perusahaan, sumber daya, dan faktor situasional
positif yang dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya dan melayani pelanggan.
Kelemahan (weaknesses), seperti apa saja keterbatasan internal dan faktor-faktor situasional negatif
yang dapat menghalangi performa perusahaan.
Peluang (opportunities), adalah faktor yang menguntungkan yang berasal dari lingkungan eksternal
dan dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
Ancaman (threats), yaitu faktor yang berasal dari lingkungan eksternal yang dapat menguntungkan dan
memberikan tantangan bagi performa perusahaan.
3. METODE PENELITIAN
Pada Penelitian ini membahas mengenai Pentingnya Perilaku Organisasi dan Strategi
Pemasaran Dalam Menghadapi Persaingan Bisnis di Era Digital. Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu
jenis penelitian yang spesikasinya adalah sistematis, terstruktur, dan tercerna dengan jelas sejak awal
hingga pembuatan desain penelitiannya. Kami melakukan wawancara (observasi) dan angket
(kuesioner) dengan pemilik di perusahaan berskala UMKM. Hal-hal yang ditanyakan kepada
responden adalah hal yang terkait dengan perilaku organisasi dan strategi pemasaran tersebut. Analisis
data yang digunakan dalam studi ini adalah penelitian deskriptif, menurut Sekaran dan Bougie (2016)
tujuan dari studi deskriptif adalah untuk mendeskripsikan karakteristik dari suatu objek, fenomena,
atau kejadian tertentu.
Menurut Arikuntoro (2010 : 172) Data dapat dibedakan dalam dua tipe, pertama adalah data
primer, kedua adalah data sekunder. Data primer adalah data yang data yang diperoleh langsung dari
tangan pertama oleh peneliti untuk tujuan tertentu, Sedangkan data sekunder adalah data yang
diperoleh oleh orang atau lembaga lain yang digunakan untuk tujuan tertentu. Dalam studi ini,
peneliti menggunakan data primer beserta data sekunder. Data primer yang digunakan adalah
dengan
melakukan wawancara (observasi) kepada para pemilik UMKM dan untuk data sekunder, peneliti
menggunakan data yang relevan sesuai dengan tujuan studi seperti kuesioner, media online, dan
jurnal.
67
Tabel 1. UMKM
Strategi pemasaran yang dilakukan oleh para penggiat UMKM tergolong unik sesuai dengan
hasil dari analisis segmentasi pasar, penentuan pasar sasaran, posisi pasar, dan diferensiasi yang
diterapkan di perusahaan.
Para penggiat UMKM ini sepakat bahwa kondisi persaingan seperti saat ini sudah semakin
ketat sehingga mereka harus menggunakan strategi pemasaran yang tepat bagi usaha yang mereka
lakukan. Untuk industri kuliner, fashion, serta tour and travel, secara umum mereka memberikan
nilai tambah dan diferensiasi pada produk dan layanan yang diberikan kepada para pelanggan
mereka dibandingkan dengan para pesaingnya, sedangkan dalam sisi harga, mereka juga tetap
memperhatikan harga yang ditawarkan oleh kompetitor, sehingga harga yang mereka tawarkan pun
tetap kompetitif dan bersaing.
Penggunaan teknologi dalam hal ini adalah website dan media sosial telah banyak digunakan
terutama pada industri kuliner, fashion, serta tour and travel. Bagi para penggiat UMKM, peran dari
website dan media sosial ini adalah sebagai sarana mereka untuk menjalin hubungan dengan para
pelanggan, mengetahui pendapat dan saran pelanggan terhadap produk kita, sebagai media promosi
yang dianggap
efektif, serta dapat melakukan pengembangan produk sesuai dengan keinginan pasar.
5. KESIMPULAN
Perilaku organisasi adalah perilaku dan tindakan manusia merupakan variabel utama
yang mempengaruhi perilaku sebuah organisasi. Dalam menjalankan manajemen pemasaran
kita perlu menerapkan yang namanya perilaku organisasi, karena sangat penting dalam
membantu para manajer untuk memperbaiki, merubah perilaku kerja, baik individu,
kelompok, maupun organisasi secara keseluruhan untuk mencapai tujuan organisasi.
\Pemasaran atau Marketing adalah kegiatan terencana atau menyeluruh yang dilakukan
oleh suatu perusahaan atau organisasi atau institusi dalam melakukan berbagai upaya agar
mampu memenuhi permintaan pasar. Dan tujuan utamanya untuk memaksimalkan
keuntungan dengan membuat strategi penjualan. Konsep pemasaran ada 5 yaitu
: Konsep Produksi, Konsep Produk, Konsep Penjualan, Konsep Pemasaran dan
Konsep Pemasaran Berwawasan Sosial.
Hal seperti di atas diharapkan, dapat dicapai melalui salah satu pendekatan yaitu
“Proses Manajemen Pemasaran”.
3. Strategi pemasaran semakin berkualitas dengan didukung oleg upaya perusahaan yang harus kreatif dan
inovasi dalam memproduksi jenis-jenis produk baru yang diminati konsumen, sehingga konsumen tidak bosan
68
REFERENSI Jurnal:
[1] Firmansyah, Dr. M. Anang. 2019. Pemasaran : Dasar dan Konsep. Qiara Media.
[2] Pasigai, Moh. Aris. 2010. Pentingnya Konsep dan Strategi Pemasaran Dalam Menghadapi Persaingan
Bisnis. Makassar: Balance: Jurnal Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan.
[3] Priangani, Ade. 2013. Memperkuat Manajemen Pemasaran Dalam Konteks Persaingan Global. Bandung:
Jurnal Kebangsaan.
Book:
[4] Mursid, Dr. Mansur Chadi. 2020. Filsafat Iman dan Filsafat Ilmu Manajemen. Magelang: Pustaka Rumah
69
70
bersaing.
Penggunaan teknologi dalam hal ini adalah website dan media sosial
telah banyak digunakan terutama pada industri kuliner, fashion, serta
tour and travel. Bagi para penggiat UMKM, peran dari website dan
media sosial ini adalah sebagai sarana mereka untuk menjalin
hubungan dengan para pelanggan, mengetahui pendapat dan saran
pelanggan terhadap produk kita, sebagai media promosi yang
dianggap efektif, serta dapat melakukan pengembangan produk sesuai
dengan keinginan pasar.
Kesimpulan Perilaku organisasi adalah perilaku dan tindakan manusia merupakan
variabel utama yang mempengaruhi perilaku sebuah organisasi.
Dalam menjalankan manajemen pemasaran kita perlu menerapkan
yang namanya perilaku organisasi, karena sangat penting dalam
membantu para manajer untuk memperbaiki, merubah perilaku kerja,
baik individu, kelompok, maupun organisasi secara keseluruhan untuk
mencapai tujuan organisasi.
Pemasaran atau Marketing adalah kegiatan terencana atau menyeluruh
yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi atau institusi
dalam melakukan berbagai upaya agar mampu memenuhi permintaan
pasar. Dan tujuan utamanya untuk memaksimalkan keuntungan
dengan membuat strategi penjualan.
71
Syahrir
Institut Pemerintahan Dalam NegeriJakarta
ABSTRACT
The phenomenon used as the object of research is the Quality of Health Services at the
Regional Hospital Cibinong Bogor Regency. The objectivies of the research are (1) to discuss
the influence of Organizational Culture on Quality of Health Service in RSD Cibinong; (2) to
discuss the effect of Motivation on Quality of Health Service in RSD Cibinong; (3) discusses
the influence of Organizational Culture and Motivation together affect the Quality of Health
Service in RSD Cibinong.
The research method used is explanative method with quantitative approach. Data collec-
tion was done by literature study and survey. Determination of sample in this research us-
ing modeling table. Of the total population of 1,619 obtained a sample of 286 respondents.
Based on the discussion of the research results obtained conclusion, namely: (1) Organi-
zational culture have a positive and significant impact on the quality of health services in
Cibinong Regional Hospital Bogor regency, as much as obtained in statistical analysis,
where if increased organizational culture affects the increasing quality of health services in
Hospitals Cibinong District Bogor Regency vice versa; (2) Motivation have positive and
significant effect on health service quality at Cibinong Regional Hospital Bogor Regency,
where if the increasing of motivation influence the increasing of health service quality at
Cibinong Regional Hospital Bogor Regency or vice versa; (3) Organizational culture and
motivation together have positive and significant impact on health service quality at
Cibinong Regional Hospital Bogor Regency.
Keywords: organizational culture, motivation, and quality of health services
ABSTRAK
72
73
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan model tabeling. Dari total
populasi sebanyak 1.619 diperoleh sampel sebesar 286 responden.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian diperoleh simpulan, yaitu: (1) Budaya
organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor, sebesar yang didapat pada analisis
statistik, di mana jika meningkatnya budaya organisasi memengaruhi meningkatnya
kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor
begitupun sebaliknya; (2) Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor, di
mana jika meningkatnya motivasi memengaruhi meningkatnya kualitas pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor ataupun sebaliknya; (3)
Budaya organisasi dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Daerah Cibinong
Kabupaten Bogor.
Kata kunci: budaya organisasi, motivasi, dan kualitas pelayanan kesehatan
74
MENARA Ilmu Vol. XII, No.11 Oktober 2018
PENDAHULUAN
didukung 423 orang yang terdiri dari 65 tenaga medis, 171 tenaga perawat dan 187 orang tenaga
para medis non perawatan. Dengan jumlah tenaga pelayanan kesehatan tersebut, RSD Cibinong
menyelenggarakan 17 jenis pelayanan spesialistik, antara lain penyakit dalam, bedah, anak,
kebidanan, mata, orthodentis, gigi dan mulut, THT, paru, syaraf, kulit dan kelamin, akupuntur,
rehabilitasi medik, orthopedi, gizi klinik, patologi, dan radiologi. Berdasarkan kapasitas yang
dimilikinya SD Cibinong menjadi pusat rujukan pelayanan kesehatan di wilayah Kabupaten
Bogor.
Dengan jenis-jenis pelayanan kesehatan sebanyak itu, maka dengan sendirinya perkara
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di RSD Cibinong tampak menjadi issu aktual yang
menarik untuk dikritisi. Menarik untuk dikritisi, karena pada umumnya pelayanan rumah sakit
pemerintah dianggap kurang prima bila dibandingkan dengan pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh rumah-rumah sakit swasta. Artinya, kepuasan para pasien yang menerima
pelayanan dari rumah sakit pemerintah cenderung dianggap kurang mendapat perhatian
manajemen rumah sakit. Anggapan ini wajar-wajar saja bila cakupan kepuasan pasien atau
keluarga pasien yang dimaksud itu tidak terbatas hanya pada konsep pelayanan medik saja; tetapi
mencakup juga konsep pelayanan administrasi dan konsep pelayanan sosial yang menjadi
bagian integral dari penyelenggaraan sistem manajemen pelayanan rumah sakit.
Dalam dimensi itu, meskipun secara teknis peran tenaga medis tampak menonjol di hadapan
pasien atau keluarga pasien, namun bukan berarti peran tenaga administrasi rumah sakit bisa
diabaikan begitu saja dalam proses manajemen rumah sakit. Karena itu, tidak mudah memberi
kepuasan kepada para pasien atau keluarga pasien, karena para pasien dan keluarganya tidak
hanya dihadapkan pada teknis pelayanan medis tetapi dihadapkan juga pada teknis pelayanan
administrasi kesehatan.
Adanya keluhan para pasien dan keluarga pasien itu menjadi indikasi bahwa kualitas
pelayanan kesehatan di RSD Cibinong layak dianggap belum optimal. Belum optimalnya kualitas
pelayanan kesehatan di RSD Cibinong dapat dianggap sebagai suatu fenomena pelayanan
kesehatan yang tidak berdiri sendiri. Mengapa demikian, karena fenomena itu jelas dipengaruhi
situasi dan kondisi tertentu yang berlangsung di lingkungan internal dan atau lingkungan eksternal
rumah sakit tersebut. Atau dengan anggapan lain, ada sejumlah faktor yang memengaruhi belum
optimalnya kualitas pelayanan kesehatan di RSD Cibinong. Terhadap fenomena itu, timbul asumsi
bahwa Budaya Organisasi dan Motivasi layak diasumsikan sebagai faktor-faktor yang
berpengaruh positif terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan di RSD Cibinong.
Asumsi yang dikemukakan mungkin benar atau mungkin juga tidak bernar, karena belum
teruji. Karena itu dipandang perlu dilakukan suatu pendekatan penelitian untuk mengaktualisasikan
asumsi tersebut. Rumusan masalah diajukan dengan pertanyaan-pertanyaan penelitian (research
questions) sebagai berikut.
1. Seberapa besar budaya organisasi memengaruhi kualitas pelayanan kesehatan di RSD
Cibinong?
2. Seberapa besar motivasi memengaruhi kualitas pelayanan kesehatan di RSD Cibinong?
3. Seberapa besar budaya organisasi dan motivasi secara bersama-sama memengaruhi kualitas
pelayanan kesehatan di RSD Cibinong?
TINJAUAN PUSTAKA
Budaya Organisasi
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 76
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII, No.11 Oktober 2018
Hadari (1998: 93) berpendapat bahwa budaya organisasi adalah keyakinan dan asumsi dasar
yang mengikat kebersamaan setiap anggota organisasi/perusahaan. Robbins (1995: 479)
menjelaskan definisi budaya organisasi dari sejumlah pendapat:
Deal & Kenney (1988): nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi; Pascale & Athos
(1982): “Falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan”;
Bower (1966): “Cara pekerjaan dilakukan di tempat itu”; Schein (1985): “Asumsi dan
kepercayaan dasar yang terdapat di antara anggota organisasi.
Dari pendapat-pendapat itu kemudian Robbins (1995: 479) mengemukakan pendapatnya
sendiri bahwa suatu peninjauan yang lebih mendalam dari sederetan definisi memperlihatkan
sebuah tema sentral – budaya organisasi merujuk pada suatu sistem pengertian yang diterima
secara bersama. Kesemuanya itu, menurut Robbins, pada gilirannya, menciptakan pemahaman
yang sama di antara para anggota mengenai bagaimana sebenarnya organisasi itu dan bagaimana
anggotanya harus berperilaku.
Menurut Robbins (1994: 480), budaya mengimplimentasikan adanya dimensi atau
karakteristik tertentu yang berhubungan secara erat dan interdependen. Untuk itu Robbins
menunjukkan sepuluh karakteristik utama yang menjadi pembeda budaya organisasi:
1. Inisiatif individual. Tingkat tanggung jawab, kebebasan, dan independensi yang dipunyai
individu.
2. Toleransi terhadap tindakan berisiko. Sejauh mana para pegawai dianjutkan untuk bertindak
agresif, inovatif, dan mengambil risiko.
3. Arah. Tingkat sejauh mana organisasi tersebut menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan
mengenai prestasi.
4. Integrasi. Tingkat sejauh mana unit-unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara
yang terkoordinasi.
5. Dukungan dari manajemen. Tingkat sejauh mana para manaher memberi komunikasi yang
jelas, bantuan, serta dukungan terhadap bawahan mereka.
6. Kontrol. Jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan
mengendalikan perilaku pegawai.
7. Identitas. Tingkat sejauh mana para anggota mengidentifikasi dirinya secara keseluruhan
dengan organisasinya ketimbang dengan kelompok kerja tertentu atau dengan bidang keahlian
profesional.
8. Sistem Imbalan. Tingkat sejauh mana alokasi imbalan (misal, kenaikan gaji, promosi)
didasarkan atas kriteria prestasi pegawai sebagai kebalikan dari senioritas, sikap pilih kasih,
dan sebagainya.
9. Toleransi terhadap konflik. Tingkat sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan
konflik dan kritik secara terbuka.
10. Pola-pola komunikasi. Tingkat sejauh mana komunikasi organisasi dibatasi oleh hierarki
kewenangan yang formal.
Sepuluh karakteristik tersebut mencakup dimensi struktural maupun perilaku. Misalnya,
dukungan dari manajemen adalah ukuran mengenai perilaku kepemimpinan. Kebanyakan
dimensi tersebut berkaitan erat dengan desain organisasi. Untuk menggambarkannya, makin
rutin teknologi sebuah organisasi dan makin disentralisasi proses pengambilan keputusannya,
maka makin kurang pula inisiatif individual para pegawainya. Demikian pula, struktur
fungsional menciptakan budaya yang mempunyai lebih banyak pola komunikasi formal daripada
struktur sederhana atau yang matriks. (Robbins, 1994: 481) Dalam konteks ini, struktur
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 77
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII, No.11 Oktober 2018
fungsional juga membentuk perilaku organisasi. Dengan demikian, berbicara tentang budaya
organisasi juga berarti berbicara pula tentang perilaku organisasi yang terbentuk dalam perspektif
budaya organisasi.
Robbins (1996: 9) mengatakan bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang
menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan
maksud menerapkan pengetahuann semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi.
Duncan (dalam Thoha, 1983: 5) mengemukakan:
Perilaku organisasi adalah studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam
suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu. Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh
organisasi terhadap manusia, demikian pula aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia
terhadap organisasi. Tujuan praktis dari penelaahan studi ini adalah untuk mendeterminasi
bagaimanakah perilaku manusia itu memengaruhi usaha pencapai tujuan-tujuan organisasi.
Dengan demikian, perilaku organisasi yang mencakup aspek-aspek perilaku manusia
mempunyai korelasi dengan efektivitas organisasi. Dalam konteks ini, Robbins (1996: 281),
menjelaskan bahwa untuk memulai memahami perilaku suatu kelompok kerja, anda perlu
memandangnya sebagai suatu subsistem yang tertanam dalam suatu sistem yang lebih besar.
Yaitu, ketika kita menyadari kelompok-kelompok adalah suatu bagian dari suatu sistem organisasi
yang lebih besar, kita dapat memperoleh sebagian penjelasan perilaku kelompok dari penjelasan
mengenai organisasi yang memiliki kelompok itu.
Dari deskripsi teori budaya organisasi dipilih teori budaya organisasi yang dikutip oleh
Robbins sebagai landasan teoritik penyusunan konsep operasional variabel penelitian. Robbins
(1995: 479) mengemukakan definisi budaya organisasi dari sejumlah pendapat:
Deal & Kenney (1988): nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi; Pascale & Athos
(1982): “Falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan pelanggan”;
Bower (1966): “Cara pekerjaan dilakukan di tempat itu”; Schein (1985): “Asumsi dan kepercayaan
dasar yang terdapat di antara anggota organisasi.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, disusun definisi konseptual variabel
bahwa Budaya Organisasi adalah sistem nilai yang teraktualisasi menjadi falsafah dan prinsip
dasar manajemen RSD Cibinong yang dijadikan penuntun kebijakan organisasi, dijadikan cara
pekerjaan dilaksanakan, dan dijadikan asumsi dan kepercayaan dasar organisasi. Dari penyusunan
definisi konseptual variabel ini diperoleh tiga dimensi analisis: (1) Dimensi Budaya Organisasi
sebagai penuntun kebijakan organisasi, (2) Dimensi Budaya Organisasi dijadikan cara pekerjaan
dilaksanakan, dan (3) Dimensi Budaya Organisasi dijadikan asumsi dan kepercayaan dasar
organisasi.
Motivasi
Nawawi (1998: 351) menjelaskan bahwa motif (motive) yang berarti dorongan, sebab atau
alasan seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang
mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/ kegiatan, yang
berlangsung secara sadar. Dorongan melakukan sesuatu dalam keadaan sadar ini di dasari pada
kebutuhan yang ingin di penuhi. Wexley dan Yukl (1992: 102), mengemukakan bahwa menurut
Maslow, terdapat lima kelompok kebutuhan manusia yang berbeda-beda, yaitu:
Kebutuhan fisiologis (fisiological needs), kebutuhan keamanan (safety needs), kebutuhan
sosial atau berkelompok (social needs), kebutuhan penghargaan (esteem needs), dan
kebutuhan aktualisasi diri (self actualism needs)”.
Maslow (dalam Wexley dan Yukl, 1992: 103), mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan
itu berlaku pada setiap manusia dan tersusun menurut hierarki kepentingannya.
Bagaimana proses pemenuhan hierarki kebutuhan itu berlangsung, Wexley dan Yukl (1992:
105) menjelaskan berikut.
Pada suatu saat, hanya kebutuhan yang belum terpenuhi mengendalikan perilaku seseorang.
Setelah kebutuhan ini terpenuhi, maka kebutuhan tersebut akan turun derajat kepentingannya dan
perilaku seseorang kemudian dikendalikan oleh kebutuhannya yang belum terpenuhi. Dengan
demikian, kebutuhan fisiologis yang harus banyak dipenuhi sebelum kebutuhan keamanan akan
memiliki pengaruh yang kuat terhadap perilaku.
Kebutuhan keamanan yang harus banyak dipuaskan sebelum berkelompok akan menjadi
penting dan seterusnya. Kebutuhan terakhir yang muncul adalah aktualisasi diri. Maslow
menyatakan bahwa sedikit orang yang telah mencapai langkah ini dalam hierarki kebutuhan.
(Wexley dan Yukl, 1992: 105)
Maslow mengetengahkan tingkatan (herarchi) kebutuhan, yang berbeda kekuatannya dalam
memotivasi seseorang melakukan suatu kegiatan. Dengan kata lain kebutuhan bersifat bertingkat,
yang secara berurutan berbeda kekuatannya dalam memotivasi suatu kegiatan, termasuk juga
disebut bekerja. Urutan tersebut dari yang terkuat sampai yang terlemah dalam memotivasi terdiri
dari: Kebutuhan Fisik, Kebutuhan rasa aman, Kebutuhan Sosial, Kebutuhan Status/ Kekuasaan
dan Kebutuhan Aktualisasi Diri. (Nawawi, 1998: 353)
Aktualisasi diri dapat didefinisikan sebagai kebutuhan untuk tumbuh dan
berkembangsecarapsikologis, menemukan identitas dirinya serta menyadari potensi dirinya.
Aktualisasi diri merupakan suatu “kebutuhan untuk tumbuh” yang tidak pernah terpuaskan
sepenuhnya. Meskipun teori hierarki kebutuhan, seperti yang dikemukakan Maslow, kurang
didukung fakta, namun proposisinya mempunyai implikasi praktis yang penting. (Wexley dan
Yukl, 1992: 107). Dalam hubungannya dengan Teori Hierarki Kebutuhan Maslow, menurut
Nawawi (1998: 355): Motivasi berprestasi terkait dengan kebutuhan pada tingkat tinggi, terutama
kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan akan status kekuasaan. Kebutuhan ini memerlukan dan
mengharuskan seseorang pekerja melakukan kegiatan belajar, agar menguasai
keterampilan/keahlian yang memungkinkan seorang pekerja mencapai suatu prestasi.
Sementara itu, Nawawi (1998: 355) menjelaskan bahwa implementasi orang- orang yang kuat
memiliki motivasi berprestasi di lingkungan organisasi/ perusahaan, antara lain sebagai berikut.
a. Para pekerja terutama manajer dan tenaga kerja kunci produk ini, menyukai memikul
tanggung jawab dalam bekerja, karena kemampuan melaksanakannya merupakan prestasi bagi
yang bersangkutan.
b. Dalam bekerja yang memiliki risiko kerja, para pekerja menyukai pekerjaan yang beresiko
lunak (moderat). Pekerjaan yang beresiko tinggi dapat mengecewakannya, karena jika gagal
berarti tidak atau kurang berprestasi. Sebaliknya juga kurang menyukai pekerjaan yang
beresiko rendah atau tanpa resiko, yang dapat mengakibatkan pekerjaan tersebut
disklasifikasikan tidak/kurang berprestasi, baik berhasil maupun gagal melaksanakannya.
c. Pekerja yang berprestasi tinggi menyukai informasi sebagai umpan balik, karena selalu
terdorong untuk memperbaiki dan meningkatkan kegiatannya dalam bekerja. Dengan demikian
peluangnya untuk meningkatkan prestasi kerja akan lebih besar.
d. Kelemahan yang dapat merugikan adalah pekerja yang berprestasi lebih menyukai bekerja
mandiri, sehingga kurang positif sebagai manajer. Kemandirian itu dimaksudkan untuk
menunjukkan prestasinya, yang mungkin lebih baik dari pekerja lain.
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 79
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII, No.11 Oktober 2018
Selanjutnya, berdasarkan pendapat Maslow (dalam Wexley dan Yukl (1992: 102) yang
mengatakan terdapat lima kelompok kebutuhan manusia yang berbeda-beda, yaitu Kebutuhan
fisiologis (fisiological needs), kebutuhan keamanan (safety needs), kebutuhan sosial atau
berkelompok (social needs), kebutuhan penghargaan (esteem needs), dan kebutuhan aktualisasi
diri (self actualism needs)”, maka tersusun definisi konseptual variabel bahwa Motivasi adalah
dorongan kebutuhan tenaga kesehatan yang bersifat dinamis dan dapat mencakup kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan
aktualisasi diri. Dari definisi konseptual yang demikian itu diperoleh 5 dimensi analisis: (1)
Dimensi Kebutuhan Fisiologis, (2) Dimensi Kebutuhan Keamanan, (3) Dimensi Kebutuhan Sosial,
(4) Dimensi Kebutuhan Penghargaan, dan
(5) Dimensi Kebutuhan Aktualisasi Diri.
administrasi dan persoalan pelayanan, (3) Dimensi Assurance yang diartikan sebagai karakteristik
kemampuan sosial para guru dalam menyikapi persoalan- persoalan yang terkait dengan kegiatan
administrasi dan teknis pelayanan, (4) Dimensi Empathy yang diartikan sebagai suatu kapasitas
perhatian sosial para petugas pelayanan terhadap persoalan-persoalan administrasi dan teknis
pelayanan, dan (5) Dimenis Reability yang diartikan sebagai suatu karakteristik keandalan para
petugas pelayanan dalam melaksanakan kegiatan pelayanan.
Selanjutnya, dengan rekonstruksi teori dan rekonseptualisasi variabel-variabel penelitian
disusun kerangka pemikiran untuk menggambarkan konsep gagasan sebagai berikut.
Gambar 2
Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono
(2011: 13) metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah, yaitu konkret/empiris, objektif terukur, rasional dan sistematis. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik.
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 1.619 orang yang terdiri dari
Daerah Cibinong Kabupaten Bogor sebesar 0,710 dan kontribusi budaya organisasi
terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor
sebesar 50,5 % sisanya sebesar 49,4
% merupakan kontribusi faktor-faktor lain terhadap variabel kualitas pelayanan
kesehatan, namun tidak diteliti. Besarnya pengaruh budaya orgnaisasi terhadap kualitas pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor yang ditunjukkan oleh persamaan
regresi sederhana adalah Ŷ = 14,413 + 0,729X1. Sementara itu, dari hasil uji t tes 295 tenaga
kesehatan, 124 tenaga non kesehatan, 1200 pasien/keluarga pasien. diperoleh nilai t
Sedangkan thitung yang adalah 16,949. Sementara itu, untuk memperoleh sampel dari populasi
tersebut digunakan model tabeling, sehingga jumlah sampel yang di peroleh adalah sebanyak 286
responden.
Analisis data merupakan kegiatan mengubah data hasil penelitian menjadi informasi yang
dapat digunakan untuk mengambil simpulan dalam suatu penelitian. Adapun cara mengambil
simpulan bisa dengan hipotesis maupun dengan estimasi hasil kuesioner penelitian. Untuk
mengestimasi data-data tersebut, dalam penelitian ini, di gunakan beberapa rumus statistik, yaitu:
persamaan regresi ganda, koefisien korelasi dan koefisien determinasi dan uji f.
PEMBAHASAN
Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Daerah
Cibinong Kabupaten Bogor
Berdasarkan perhitungan data statistik diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara budaya
organisasi dengan kualitas
1,960 pelayanan
dengan kesehatan
Tingkat di Rumah
signifikansi Sakit
(α = 0,05) dan df (derajat kebebasan) = n-2 = 286 -
2 = 284.
tabel
Karena thitung > ttabel (14,413 > 1,960), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian teruji
terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Terdapat pengaruh Budaya Organisasi terhadap
Kualitas Pelayanan Kesehatan di RSD Cibinong. Pengaruh tersebut bermakna bahwa apabila
budaya organisasi di tingkatkan atau meningkat maka secara stimulan peningkatan tersebut
diikuti pula dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Implikasi manajerial yang
diperoleh adalah bahwa peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dapat dilakukan dengan
meningkatkan budaya orgnaisasi.
Berdasarkan perhitungan data statistik diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan secara
bersama-sama antara budaya organisasi dan motivasi dengan Kualitas Pelayanan Kesehatan di
Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor sebesar 0,819 dan kontribusi budaya diperoleh
nilai Fhitung yang adalah 285.985. dengan nilai Ftabel dengan taraf tingkat signifikansi alpha 5% (α=
0,05) dan v1= k=2, v2 = n-k-1 = 286-2-1= 283 adalah 3,04. Karena Fhitung > Ftabel (285,985>
3,04), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian teruji bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan budaya organisasi dan motivasi secara bersama- sama terhadap Kualitas
Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor.
Berdasarkan hasil penelitian ini terungkap bahwa peningkatan budaya organisasi dan
pemberian motivasi secara bersama-sama dapat meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan di
Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor.
(1) Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor, sebesar yang didapat pada analisis statistik,
di mana jika meningkatnya budaya organisasi memengaruhi meningkatnya kualitas pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor begitupun sebaliknya;
(2) Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor, di mana jika meningkatnya motivasi memengaruhi
meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten
Bogor ataupun sebaliknya;
(3) Budaya organisasi dan motivasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor.
Dari hasil pengukuran koefisien regresi ganda diketahui bahwa kontribusi pengaruh budaya
organisasi lebih besar dari kontribusi pengaruh motivasi terhadap Kualitas Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor.
Saran
Berdasarkan simpulan dan konsep tersebut, maka untuk meningkatkan Kualitas Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit Daerah Cibinong Kabupaten Bogor, disarankan:
(1) Dalam upaya meningkatkan budaya organisasi dapat dilakukan dengan memaksimalkan
budaya organisasi sebagai penuntun kebijakan organisasi,
budaya organisasi dijadikan cara pekerjaan dilaksanakan, dan budaya organisasi
dijadikan asumsi dan kepercayaan dasar organisasi;
(2) Dalam upaya meningkatkan motivasi dapat dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan
fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan
aktualisasi diri;
(3) Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Daerah Cibinong
Kabupaten Bogor dapat dilakukan dengan memprioritaskan peningkatan budaya organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Dwiyanto, Agus 1995. Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik. Yogyakarta: Fisipol UGM.
Fandy Tjiptono. 2002. Strategi Pemasaran.
Yogyakarta: Andi.
1. Edisi 4. Jakarta: EGC. 290-. 293. Robbins, Stephen P., 1994. Teori Organisasi:
Struktur, Desain dan Aplikasi, Alih
Bahasa Jusuf Udaya, Jakarta: Arcan
Stephen P. Robbins, 1996. Perilaku Organisasi, Konsep, Kontroversi dan Aplikasi. Alih Bahasa: Hadyana
Pujaatmaka. Edisi Keenam. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.
Sugiyono. 2011. Metode penelitian kuntitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiarto, Endar. 1999. Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa. Jakarta. Penerbit: Gramedia Pustaka
Utama.
Thoha, Miftah. 1983. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: Rajawali Pers
Triguno, 1997, Budaya Kerja, Jakarta: Golden Terayon Press
Wexley, Kenneth N., Yukl, Gary A. 1992. Perilaku Organisasi dan Psikologi. Personalia. Jakarta: Rineka
Cipta
Zeithaml, Valarie. A Parasuraman, L, Leonard
A. Berry, 1990, Delivering Quality Service: Balancing Customer Perception and Expectation, New
York, The Free Press Advision of Mac Millan Inc.
REVIEW JURNAL
*)Alumni Program Studi Megister Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru
Abstract
One of them nurse work is making documentation of nursing care about intervension to patient,
but sometime that can change, that efec to focus documentation nuring care. Documentation is a
note can make proof in implementation of nursing care. This study aims to know the
organization in the Behavioral Analysis documenting nursing care in patient wards Cendrawasih
Regional General Hospital (RSUD) Arifin Achmad Riau Province Year 2016.
Type of research is qualitative research with in-depth interviews and observation. The data
analysis is conducted qualitatively descriptive stages of data collection, simplification, data
presentation and conclusions.
The results of this study are of nurses had not made documentation nursing care, as nurses
choose a high workload. Manager of room will give a warning and asked to complete the
documentation. Nurses will be warned and advised his friend to complete the documentation of
nursing care if there is not complete. There is no specific reward for nursing care documentation.
No documentation is in accordance with existing guidelines. Documentation has a very important
role. The obstacle is the small print, too much, less employee or human resources
and lack of motivation. The conclusion of the study is no relationship between the
input, process and output. Suggestions for writing documentation formatting bigger and clearer,
the payments required.
PENDAHULUAN
Dokumentasi secara umum merupakan suatu catatan otentik atau semua warkat asli yang
dapat dibuktikan atau dijadikan bukti dalam persoalan hukum. Dokumentasi keperawatan
merupakan bukti pencatatan dan pelaporan yang dimiliki perawat dalam melakukan catatan
keperawatan yang berguna untuk kepentingan klien, perawat dan tim kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan baik secara tertulis
dengan tanggung jawab perawat (Hidayat, 2007).
Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku
manusia dalam suatu organisasi atau kelompok tertentu. Dalam suatu organisasi setiap orang
mempunyai kepentingan dan tujuan masing-masing, bersaing untuk mencapai kepentingannya
dalam organisasi tersebut. (Selanno,2014). Hasil penelitian Darsana tahun
2016 diperoleh bahwa keadilan organisasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap
komitmen organisasional.
Penelitian Diyanto tahun 2007 diperoleh hasil bahwa pelaksanaan pendokumentasian
asuhan keperawatan Di RSUD Tugurejo Semarang proposi pendokumentasian terbesar dalam
kategori kurang 48%, sedang 35% dan baik 17% sementara, Hasil penelitian Siswanto tahun 2013
menunjukkan bahwa pendokumentasian belum lengkap sebanyak 71,6%, sedangkan yang sudah
lengkap hanya 28,4%. Dalam penelitian Miftahul tahun 2013 didapatkan dokumentasi
keperawatan yang belum lengkap sebanyak 63,7% dan dalam penelitian Supratti tahun 2015
didapatkan dokumentasi keperawatan yang belum lengkap terbesar pada tahap pengkajian yaitu
sebanyak 97,8%, serta dalam penelitian Indrajati tahun 2010 didapatkan dokumentasi yang terisi
tahap pengkajian hanya 25%, tahap diagnosa keperawatan 50%, tahap perencanaan 37,5%, tahap
implementasi 37,5% dan tahap evaluasi 25%.
Dari hasil wawancara dengan 6 orang perawat di ruangan rawat inap surgikal didapatkan
perawat kurang lengkap dalam melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan disebabkan
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 91
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII, No.11 Oktober 2018
oleh kurangnya pengawasan kepala ruangan serta tidak ada penghargaan tambahan apabila
perawat melakukan pendokumentasian dengan baik, hasil asuhan keperawatan pada klien tiap
harinya yang diberikan sama, sehingga tidak perlu membuat pendokumentasian, serta jumlah
perawat yang sedikit dibandingkan jumlah pasien. Ruang rawat inap Cendrawasih merupakan
ruangan rawat inap surgikan dimana Pendokumentasian keperawatan merupakan hal yang sangat
penting di ruangan tersebut karena merawat pasien di ruangan Perioperatif.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Analisis Perilaku organisasi dalam
pendokumentasian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Cendrawasih Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2016.
METODE
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Kualitatif dengan wawancara mendalam dan
observasi terbatas berfungsi agar dapat menggali informasi yang tidak saja apa yang diketahui
dan dialami subjek yang diteliti tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian
juga dapat diketahui dengan pengamatan yang terbatas karena terhambat oleh tempat, keadaan,
waktu untuk melakukan penelitian. Jumlah informan dalam penelitian ini adalah 9 informan
dengan 7 informan utama dan 2 informan pendukung.
HASIL
Input
Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kunci dalam suksesnya suatu organisasi serta manajemen.
Seorang pemimpin juga berperan dalam mengarahkan kerja para anggotanya untuk mencapai
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 92
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII, No.11 Oktober 2018
tujuan yang diinginkan. Pemimpin yang baik diyakini mampu mendorong potensi sumber daya
manusia yang terdapat dalam organisasi agar dapat menjadi lebih baik. Hasil wawancara di
ketahui bahwa kepala ruangan akan memberi teguran kepada perawat dan meminta untuk
melengkapinya.
Imbalan
Sebuah bentuk pengakuan kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan dalam bentuk
materi dan non materi yang diberikan oleh pihak organisasi atau lembaga kepada individu atau
kelompok agar mereka dapat berkerja dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi. Hasil wawancara diketahui bahwa tidak ada pemberian
insentif khusus untuk pendokumentasian asuhan keperawatan.
Struktur
Struktur dalam suatu organisasi merupakan hal yang sangat penting dalam organisasi
karena dapat berpengaruh terhadap pembagian tugas atau pekerjaan yang sesuai dengan jabatan
dan fungsinya dalam suatu organisasi. Hasil wawancara diketahui bahwa format
pendokumentasian asuhan keperawatan yang ada sudah sesuai dengan pedoman dan standar yang
ada.
Desain Pekerjaan
Organisasi dipengaruhi oleh desain pekerjaan dimana desain pekerjaan mencakup cara
individu atau anggota organisasi dalam melaksanakan tugas dan kegiatan yang ada dalam suatu
organisasi. Hasil wawancara diketahui bahwa dokumentasi asuhan keperawatan memiliki peran
yang sangat penting dalam pemberian asuhan keperawatan.
Proses
Tahap dokumentasi asuhan keperawatan yang paling sering tidak terisi lengkap
adalah tahap implementasi. hambatan dalam pendokumentasia ada beberapa hal yaitu
format tulisan yang terlalu kecil, format tulisan yang telalu banyak, masih kurangnya pegawai
atau SDM. Sejalan dengan hal tersebut diatas hasil wawancara dengan informan pendukung
menyatakan masih kurang nya motivasi juga merupakan hambatan dalam pendokumentasian
asuhan keperawatan.
PEMBAHASAN
Input
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 93
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII, No.11 Oktober 2018
Imbalan
Hasil penelitian tentang imbalan berdasarkan wawancara terhadap informan di Ruang
rawat Inap Cendrawasih Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad didapatkan bahwa
tidak ada imbalan yang diberikan kepada perawat khusus untuk pendokumentasian asuhan
keperawatan.
Struktur
Hasil penelitian tentang struktur berdasarkan wawancara terhadap informan di Ruang
rawat Inap Cendrawasih Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad didapatkan bahwa
pendokumentasian asuhan keperawatan yang berjalan saat ini sudah sesuai dengan pedoman yang
ada. Hal tersebut diatas sejalan dengan Pendokumentasian asuhan keperawatan yang terdiri atas
pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Desain Pekerjaan
Hasil penelitian tentang Desain pekerjaan berdasarkan wawancara terhadapa informan di
Ruang rawat Inap Cendrawasih Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad didapatkan
bahwa pendokumentasian asuhan keperawatan memiliki peran yang sangat penting dalam proses
pemberian asuhan keperawatan.
Proses
Hasil penelitian tentang proses berdasarkan wawancara terhadap informan di
Ruang rawat Inap Cendrawasih Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad
didapatkan bahwa yang menjadi hambatan dalam pelaksanna pendokumentasian asuhan
keperawatan diantaranya format tulisan yang terlalu kecil, format tulisan yang telalu banyak,
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 94
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII, No.11 Oktober 2018
masih kurangnya pegawai atau SDM dan masih kurangnya motivasi perawat. Tahap
pendokumetasian asuhan keperawatan yang sering tidak lengkap atau lupa diisi adalah tahap
implementasi asuhan keperawatan.
KESIMPULAN
Pencapaian indikator Input
format tulisan yang terlalu kecil, format tulisan yang telalu banyak, masih kurangnya
pegawai atau SDM dan masih kurangnya motivasi perawat.
SARAN
Agar pendokumentasian dapat dilakukan dengan baik diperlukan perbaikan pada lembaran
format pendokumentasian agar tulisannya lebih jelas dan memberikan penghargaan atau rewards
untuk meningkatkan motivasi perawat.
Kepemimpinan juga memiliki pengaruh terhadap pendokumentasian asuhan keperawatan,
oleh sebab itu pimpinan harus selalu mengevaluasi dan memberi teguran kepada para anggotanya
yang tidak melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan agar melaksanakan
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 95
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII, No.11 Oktober 2018
DAFTAR PUSTAKA
Carpineto, L.I (2007). Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC Darsana.
(2016).Pengaruh Keadilan Organisasional, Kepemimpinan
ISSN :2302-8912.
Dahlan, M,.(2004). Statistic Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika
Ilyas, Y.(2012). Kinerja: Teori,Penilaian dan Penelitian. Depok : Pusat Kajian Ekonomi
Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI
Iyer, patricia & Nancy. (2009). Dokumentasi Keperawatan Suatu Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta : EGC
Lapau, B (2013). Metode Penelitian Kesehatan: Metode Ilmiah Penulisan Skripsi, Tesis
dan Disertasi. Jakarta : Obor
Nawawi. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang Kompretitif.
Salemba Medika
Nursalam, (2007). Proses dan Dokumentasi Keperawatan :Konsep dan Praktik.
Notoatmojo, S.(2006). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik.
Jakarta :EGC
Selanno.(2014). Faktor Internal yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi. Populis, Volume
8 No.2 Oktober2014, ISSN 1907-9893.
Swistantoro. (2004). Buku Ajar Sosial Budaya dan Perilaku Kesehatan. Pekanbaru : Hang
tuah
Toha, M.(2015). Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : Rajawali
Pers.
REVIEW JURNAL
Imbalan
Hasil penelitian tentang imbalan berdasarkan wawancara
terhadap informan di Ruang rawat Inap Cendrawasih Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad didapatkan bahwa tidak ada
imbalan yang diberikan kepada perawat khusus untuk
ISSN 1693-2617 LPPM UMSB 10
E-ISSN 2528-7613
MENARA Ilmu Vol. XII, No.11 Oktober 2018
Proses
Hasil penelitian tentang proses berdasarkan wawancara
terhadap informan di Ruang rawat Inap Cendrawasih Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad didapatkan bahwa yang menjadi
hambatan dalam pelaksanna pendokumentasian asuhan keperawatan
diantaranya format tulisan yang terlalu kecil, format tulisan yang telalu
banyak, masih kurangnya pegawai atau SDM dan masih kurangnya
motivasi perawat. Tahap pendokumetasian asuhan keperawatan yang
sering tidak lengkap atau lupa diisi adalah tahap implementasi asuhan
keperawatan.
Sudarmin Manik,
Megawati Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Riau e-mail:
aminmanik82@gmail.com
Abstract
This research was conducted at the Pelalawan District Health Office. With the aim of research to
determine the effect of organizational culture on the morale of employees at the Pelalawan District Health
Office. The population in this study were all employees of the Pelalawan District Health Office, while the
sample in this study were 83 employees. Analysis of the data used is validity test, reliability test, normality
test, simple linear regression test and test coefficient of determination. While the hypothesis test uses
the t test. The results of this study that organizational culture variables have a positive and significant
effect on employee morale at the Pelalawan District Health Office.
Abstrak
Penelitian ini dilakukan pada dinas kesehatan kabupaten pelalawan. Dengan tujuan penelitian
untuk mengetahui Pengaruh budaya organisasi terhadap semangat kerja pegawai pada dinas kesehatan
kabupaten pelalawan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada dinas kesehatan
kabupaten pelalawan, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 83 pegawai. Analisis data
yang digunakan adalah uji validitas, uji reliabilitas, Uji normalitas, uji regresi linear sederhana dan uji
koefisien determinasi. Sedangkan uji hipotesis menggunakan uji t. Hasil penelitian ini bahwa variabel
budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap semangat kerja pegawai pada dinas
kesehatan kabupaten pelalawan.
.
Kata Kunci : Budaya Organisasi, Semangat Kerja
1. PENDAHULUAN
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa pegawai pada Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan
mengalami fluktuatif setiap tahunnya. Hanya pada tahun 2016 pegawai tidak mengalami
pengurangan ataupun penambahan. Tetapi tahun 2017 ada beberapa pegawai yang keluar dengan
jumlah yang dratis. Sehingga dapat menutupi kekurangan pegawai pada dinas kesehatan
kebupaten Pelalawan.
Budaya organisasi yang selalu dilakukan oleh seluruh pegawai Dinas Kesehatan
Kabupaten Pelalawan adalah sebagai berikut:
1. Apel di kantor bupati setiap hari senin
2. Apel pagi dan apel sore dilakukan setiap selasa dan rabu
Dari tabel 2 dapat dilihat tingkat absensi pegawai dinas kesehatan kabupaten Pelalawan setiap
tahun mengalami peningkatan. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya kinerja pegawai tersebut.
Tingkat
absensi yang tinggi kemungkinan dapat disebabkan kurangnya gairah kerja pegawai pada
dinas kesehatan kanbupaten Pelalawan. Untuk itu perlu dilakukan tindakan yang serius agar dapat
meningkatkan kembali gairah kerja pegawai dinas kesehatan kabupaten Pelalawan yang menurun.
2. METODE
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur
yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
Menurut Sekaran dalam Dwi Priyatno (2008:26), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.
Berikut adalah hasil uji reliabilitas pada item pernyataan setiap
Variabel.
Tabel 3. Tabel Uji Reliabilitas Pada Setiap Variabel
Variabel Cronbach's
o Alpha
Budaya Organisasi 0,864
(X)
Semangat Kerja (Y) 0,919
Sumber: Data Primer 2018 yang diolah
Dari tabel 5.34 dapat dilihat bahwa cronbach’s alpha pada setiap Variabel X dan Y diatas
0,6, hal ini berarti reliabilitas baik (reliable).
Coeffic
ientsa
Standar
Unstandardized dized
Coefficients Coeffici
ents
Model B Std. B t S
Error eta ig.
(Constant) 2, 4,362 ,4 ,
087 78 634
Budaya ,8 ,075 ,770 1 ,
Dari tabel 4 diatas dapat dilihat hasil regresi linear berganda yaitu: Y = 2,087 + 0,815X.
Dari hasil data tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Konstanta sebesar 2,087 artinya jika budaya organisasi (X) bernilai 0, maka semangat kerja
pegawai
(Y) masih memiliki nilai sebesar 2,087.
b. Koefisien regresi Variabel budaya organisasi (X) sebesar 0,815, artinya jika budaya organisasi
mengalami kenaikan 1 satuan, maka semangat kerja pegawai akan mengalami kenaikan
sebesar 0,815 satuan.
Uji Koefisien
Determinasi
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa nilai R 0,770. Hal ini berarti variabel budaya organisasi
(X) memiliki hubungan yang erat terhadap semangat kerja pegawai dinas kesehatan Kabupaten
Pelalawan. Sedangkan nilai adjusted R square sebesar 0,593, hal ini berarti variabel budaya
organisasi (X) memberikan sumbangan pengaruh terhadap semangat kerja pegawai dinas
kesehatan kabupaten pelalawan sebesar 59,3% dan sisanya 40,7% dipengaruhi oleh variabel lain
yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Uji t
Tabel 6 Hasil Uji t
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,087 4,362 ,478 ,634
Budaya Organisasi ,815 ,075 ,770 10,862 ,000
a. Dependent Variable: Semangat Kerja
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telh dilakukan oleh penulis pada uraian sebelumnya mengenai
Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten
Pelalawan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Dilihat dari perhitungan uji-t, thitung (10,862) lebih besar dari ttabel (1,989). Maka disimpulkan
bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, jadi hipotesa yang menyatakan ada hubungan yang
signifikan antara Budaya organisasi dengan Semangat Kerja Pegawai Pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Pelalawan dapat diterima.
b. Dilihat dari hasil regresi linear, bahwa R2 sebesar 59,30%, sedangkan 40,70% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hal ini berarti budaya organisasi
memiliki pengaruh terhadap semangat kerja pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan.
DAFTAR PUSTAKA
[1].Achmad, Mansyur (2013). Dilema Desentralisasi & Otonomi Daerah. Jatinangor: Alqaprint
Jatinangor
[2].Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana, 2009. Etika Bisnis dan Profesi Tentang Membangun
Manusia Seutuhnya, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta.
Cipta, Jakarta.
[6]. . 2009. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia: Psikologi Industri, Edisi IV.
Yogyakarta:
Liberty
[7].Ayu Maristiana. 2007. Analisis Pengaruh Motivasi Dan Penempatan Pegawai Terhadap
Semangat Kerja Pada Dinas Tata Kota Bandar Lampung Jurnal Sains dan Inovasi III(2)123-
130
[9].Ghazali Imam, 2005. Analisis Multivarience Dengan Program SPSS, Universitas Diponegoro,
Semarang.
[10].Hasibuan, S.P Melayu. 2012. Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi.
Jakarta : Bumi Aksara.
[11].Jauhari, Slamet. 2015. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai
Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Boyolali. Fakultas Ekonomi Universitas
Surakarta. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia Vol. 9 No. 2 Desember 2015: 181 –
188
[13].Masngudi dan M. Noor Salim. 2012. Metodologi Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis.
Trianandra University Press. Jakarta
[14].Marlinda, Pebriana. (2017). Analisis Perencanaan Kebutuhan Tenaga Dokter Oleh Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru. Jurnal Niara, 9(2), 71-83.
Https://Doi.Org/10.31849/Nia.V9i2.2100
[15]. Prihati, Prihati, & Hernimawati, Hernimawati. (2016). Analisis Budaya Organisasi
Pegawai Di Kantor Camat Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru.
Jurnal Niara, 9(1), 5-9.
Https://Doi.Org/10.31849/Nia.V9i1.2011
[16]. Priyatno, Duwi, 2008. Mandiri Belajar SPSS (Statistical Product and Service Solution),
MediaKom, Yogyakarta.
[23].Tika, Moh. Pabundu. 2010. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.
Bumi Aksara.
Jakarta.
[24].Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja. Edisi Ketiga. Rajawali Press. Jakartawo. 2012.
Manajemen Kinerja, edisi keempat. Jakarta: Rajawali Press.
REVIEW JURNAL
Hal ini dapat disebabkan kurangnya semangat kerja pegawai pada dinas
kesehatan kabupaten Pelalawan. Kegiatan-kegiatan yang sering di tidak
diikuti pegawai adalah kegiatan apel pagi dan apel sore. Hai ini
dikarenakan masih banyak pegawai yang terlambat dan pulang cepat.
Tingkat absensi pegawai dinas kesehatan kabupaten Pelalawan setiap
tahun mengalami peningkatan. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya
kinerja pegawai tersebut. Tingkat absensi yang tinggi kemungkinan
dapat disebabkan kurangnya gairah kerja pegawai pada dinas kesehatan
kanbupaten Pelalawan. Untuk itu perlu dilakukan tindakan yang serius
agar dapat meningkatkan kembali gairah kerja pegawai dinas kesehatan
kabupaten Pelalawan yang menurun.
Metode Metode yang digunakan adalah Kuantitatif dengan kuisioner dan
Penelitian wawancara
Hipotesis Ada atau tidak nya Pengaruh budaya organisasi terhadap semangat kerja
pegawai pada dinas kesehatan kabupaten pelalawan
Sampel Pegawai dinas kesehatan kabupaten pelalawan
Penelitian
Metode Metode analisis penelitian ini adalah uji reabilitas, uji regresi linear
Analisis Data sederhana, koefisien determinasi, dan uji t.
Hasil Penelitian Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Menurut Sekaran dalam
Dwi Priyatno (2008:26), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. dapat dilihat
bahwa cronbach’s alpha pada setiap Variabel X dan Y diatas 0,6, hal ini
berarti reliabilitas baik (reliable).
Dapat dilihat bahwa nilai R 0,770. Hal ini berarti variabel budaya
organisasi (X) memiliki hubungan yang erat terhadap semangat kerja
pegawai dinas kesehatan Kabupaten Pelalawan. Sedangkan nilai adjusted
R square sebesar 0,593, hal ini berarti variabel budaya organisasi (X)
memberikan sumbangan pengaruh terhadap semangat kerja pegawai
dinas kesehatan kabupaten pelalawan sebesar 59,3% dan sisanya 40,7%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
RESEARCH ARTIKEL
Abstract
This study is to determine the leadership style and work environment that support
organizational behavior in PT. Kerry Ingredients Indonesia. This research method uses qualitative
methods by conducting interviews between leaders and employees, with questions about
organizational behavior during the current pandemic. From the research results that the
leadership style in supporting organizational behavior at PT. Kerry Ingredients Indonesia during
the Covid-19 pandemic, the leader ordered his employees to do work from home (WFH) and also
the leader applied the established health protocol, namely wearing a mask when indoors or
outdoors. As well as carrying out social distancing to break the chain of spread and transmission
of covid-19.
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1, Issue. 1, 2020, pp. 22-40 115
Manajemen Perilaku Organisasi Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Kompeten
Abstrak
Penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja yang
mendukung perilaku organisasi di PT. Kerry Ingredients Indonesia. Metode penelitian dengan
menggunakan metode kualitatif ini dengan cara melakukan wawancara antara pemimpin dengan
karyawan, dengan pertanyaan-pertanyaan tentang seputar perilaku organisasi pada masa
pandemi saat ini. Dari hasil penelitian bahwa gaya kepemimpinan dalam mendukung perilaku
organisasi di PT. Kerry Ingredients Indonesia pada masa pandemi covid-19 pemimpin melakukan
perintah untuk para karyawannya untuk melakukan work from home (WFH) dan juga pemimpin
menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan yaitu wajib memakai masker ketika
berada di dalam ruangan maupun di luar ruangan. Serta melakukan sosial distancing untuk
memutus rantai penyebaran dan penularan covid-19.
PENDAHULUAN
Setiap individu akan diterlibatkan dalam suatu organisasi untuk menumbuhkembangkan
institusinya. Keterlibatan individu didalam suatu organisasi memerlukan kajian tersendiri,
dimana dalam satu organisasi akan terbentuk perilaku individu dan perilaku kelompok, yang
dimana masing-masing memerlukan perlakuan tersendiri oleh puncuk kepemimpinan didalam
menjalankan roda organisasinya. Perilaku organisasi (Organizational Behavior) bisa diartikan
sebagai studi bagaimana manusia berinteraksi dalam kelompok. Teori perilaku organisasi ini
juga digunakan untuk memaksimalkan output sumber daya manusia dari anggota
kelompok.Perilaku organisasi dapat juga didefinisikan sebagai bagian bidang studi yang
menyelidiki bagaimana struktur organisasi mempengaruhi perilaku di dalam
organisasi.Perilaku organisasi juga mempelajari dampak dari individu, kelompok, dan struktur
terhadap perilaku manusia di dalam organisasi.
Tentunya Pada saat pandemi seperti saat ini perusahaan yang baik ialah perusahaan yang
dapat mensejahterakan karyawannya, salah satu keberhasilan perusahaan bisa dilihat dari
produktivitas sumber daya manusianya, Manajemen sumber daya manusianya merupakan
salah satu kebutuhan bisnis saat ini. Sumber daya manusia (SDM) merupakan penggerak dari
berbagai macam pekerjaan yang akan dilakukan oleh karyawan. Dalam garis yang sama,
keberhasilan lembaga-lembaga ini bergantung pada kinerja karyawan dan kepemimpinan.
Pada bagian dari karya, upaya, ketekunan dan efisiensi mereka yang tak kenal lelah mengarah
pada tujuan yang diinginkan adalah replika berbagai gaya kepemimpinan (Iqbal, Anwar dan
Haider, 2015).
Menurut Kamal Shaleh (2014) yang dikutip dari (Mwita : 2000). Dua gaya perilaku
pemimpin dianggap berada di ujung satu rangkaian. Meskipun pandangan ini menunjukkan
bahwa para pemimpin mungkin sangat berpusat pada pekerjaan, sangat berpusat pada
karyawan, atau di suatu tempat diantara keduanya, Likert berpendapat bahwa perilaku
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1, Issue. 1, 2020, pp. 22-40 116
Manajemen Perilaku Organisasi Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Kompeten
pemimpin yang berpusat pada karyawan umumnya cenderung lebih efektif. Menurut para ahli
Dobre (2013), untuk mencapai tujuan, maka perusahaan perlu membangun strategi untuk bisa
bersaing dalam pasar yang kompetitif dan dengan meningkatkan kinerja perusahaan. Didalam
sebuah fenomena persaingan yang semakin banyak dan juga ketat antar perusahaan, maka
setiap perusahaan harus bisa berusaha untuk bisa tampil lebih baik dibandingkan dengan
pesaing lainnya. Keunggulan yang kompetitif tersebut baru bisa dicapai ketika perusahaan itu
memiliki lingkungan kerja yang baik. Kinerja perusahaan juga tergantung pada kinerja
karyawan karena karyawanlah yang merencanakan, melaksanakan dan yang melakukan
evaluasi atas kinerja.
Hasil penelitian ini sejalan dengan studi yang telah dilakukan oleh Leblebici (2014).
Bahwa di lingkungan kerja ini memiliki dampak positif terhadap kinerja karyawan.
Lingkungan kerja yang nyaman akan menyebabkan tingkat konsentrasi karyawan lebih fokus
dan teliti dalam bekerja akan meningkatdan kondisi tersebut juga menyebabkan tingkat
produktivitas kerja karyawan meningkat. Lingkungan kerja baik lingkungan fisik maupun non
fisik memberikan dukungan terhadap peningkatan prestasi kerja karyawan.Kinerja itu sangat
penting disuatu organisasi karena kinerja karyawan itu mengarah pada kesuksesan bisnis di
suatu perusahaan.Selain itu, kinerja juga penting bagi setiap individu, karena untuk mencapai
tugas dan dapat menjadi sumber kepuasan bagi individu maupun karyawan (Muchhal :2014).
Pada masa pandemi seperti saat ini banyak masalah ketenagakerjaan yang bermunculan
akibat virus ini antara lain pekerja dirumahkan, bekerja dari rumah / work from home (WFH),
pembayaran upah dan memutuskan hubungan kerja (PHK). Pada pelaksanaan pembatasan
sosial berskala besar (PSBB) sebagian perusahaan tidak dapat beroperasi. Akibatnya
perusahaan memutuskan untuk memerintahkan para karyawan untuk bekerja dari rumah atau
work from home (WFH). Bagi perusahaan yang melaksanakan work from home artinya
karyawan tetap bekerja, tetapi tidak hadir ke tempat kerja baik kantor maupun pabrik.
Mengingat para karyawan tetap bekerja meskipun dari rumah, maka upah dan tunjangan tetap
dibayar oleh perusahaan. Tetapi dalam kondisi seperti ini, bisa saja pengusaha tidak
membayar tunjangan yang sifatnya tidak tetap karena mengalami krisis ekonomi. Dalam hal
ini bisa mempengaruhi gaya kepemimpinan dalam masa pandemi covid-19 ini untuk
bagaimana caranya pemimpin mengatasi atau menyikapi masalah-masalah yang sedang terjadi
pada saat ini di perusahaan.
Dalam perusahaan terdapat suatu organisasi. Pengertian dari organisasi sendiri adalah
bidang studi yang mempelajari tentang bagaimana seseorang ataupun individu bertindak dan
berperilaku dalam suatu organisasi, termasuk bagaimana kita berinteraksi satu sama lain dan
bagaimana kita bekerja dalam struktur organisasi untuk menyelesaikan pekerjaan.
Definisi itu menegaskan kepada bahwa perilaku organisasi menggambarkan sejumlah
hal lain sebagai berikut:
1. Perilaku organisasi adalah cara berpikir. Perilaku ada pada diri individu, kelompok, dan tingkat
organisasi. Pendekatan ini menyarankan kepada kita bahwa pada saat mempelajari suatu
perilaku organisasi, maka harus mengidentifikasi dengan jelas tingkat analisisnya, apakah
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1, Issue. 1, 2020, pp. 22-40 117
Manajemen Perilaku Organisasi Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Kompeten
Pada saat kondisi seperti ini banyak para pemimpin membuat surat perintah untuk
melakukan WFH untuk para pekerja / karyawan. Akan tetapi pemimpin juga memikirkan
bagaimana cara agar karyawan tetap bekerja dengan produktif. Salah satu cara untuk
karyawan tetap produktif pada saat WFH pemimpin memberikan motivasi yang dapat melalui
tulisan ataupun seminar-seminar online.
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah Bagaimana gaya kepemimpinan dalam
mendukung perilaku organisasi di PT. Kerry Ingredients Indonesia pada saat pandemi covid-
19? Dan bagaimana lingkungan kerja yang mendukung perilaku organisasi di PT. Kerry
Ingredients Indonesia pada saat pandemic covid-19?
Ketika karyawan bekerja dari rumah, karyawan harus menghadapi situasi baru.
Karyawan juga dituntut untuk beradaptasi dengan situasi baru itu. Tuntutan dan persoalan
yang dihadapi karyawan yang bekerja di rumah dapat lebih tinggi dari ketika bekerja di kantor
atau perusahaan terlebih pada masa pandemi seperti saat ini, tentu menuntut pemimpin untuk
menunjukan gaya kepemimpinan yang tepat untu memotivasi para karyawan salah satunya
yaitu kepemimpinan empati. Kepemimpinan empati juga dapat menjadi salah satupilihan
pemimpin untuk menjalankan fungsi sebagai pemimpinnya. Dan Pada saat ini kebijakan yang
sudah di tetapkan pada masa pandemi yaitu physical distancing dan PSBB membawa
konsekuensi keharusan untuk bekerja dirumah atau work from home (WFH) untuk seluruh
para pekerja di Indonesia. Maka untuk itu sudah banyak kiat – kiat atau motivasi bagaimana
para pekerja tetap produktif dengan WFH yang dapat disampaikan melalui tulisan, seminar-
seminar daring. Sebagian besar motivasi yang diberikan berangkat dari sudut pandang
karyawan untuk menjadikan WFH ini menjadi tetap produktif bagi para pekerja di Indonesia
termasuk PT. Kerry Ingredients Indonesia.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Gaya Kepemimpinan
Stoner (Andiwilaga, 2016:64) menyatakan bahwa gaya kepemimpinan ialah pola
tingkah laku yang disukai oleh para pemimpin dalam proses mengarahkan dan mempengaruhi
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1, Issue. 1, 2020, pp. 22-40 118
Manajemen Perilaku Organisasi Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Kompeten
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1, Issue. 1, 2020, pp. 22-40 119
Manajemen Perilaku Organisasi Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Kompeten
METODE PENELITIAN
Metode penelitian kualitatif ialah metode yang akan dilakukan dengan wawancara dan
observasi. Dengan melalui metode ini, penelitian ini dapat menganalisis data yang didapatkan
dari lapangan secara detail. Menurut Saryono (2010) menyatakan bahwa metode penelitian
kualitatif ialah penelitian yang berguna untuk melakukan penyelidikan, penggambaran,
penjelasan, dan penemuan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh sosial.
Metode penelitian dengan menggunakan metode kualitatif ini dengan cara melakukan
wawancara antara pemimpin dengan karyawan, dengan pertanyaan-pertanyaan tentang seputar
perilaku organisasi pada masa pandemi saat ini. Dibawah ini contoh pertanyaan-pertanyaan
untuk pemimpin yang ditanyakan pada saat wawancara yaitu:
1. Bagaimana cara pemimpin untuk melindungi para karyawan dari virus covid-19?
2. Kapankah pemimpin harus melakukan pembatasan untuk karyawan dan pengunjung
lingkungan kerja?
3. Haruskah pemimpin mengubah kebijakan tentang tunjangan kepada karyawan?
4. Perlukah pemimpin melakukan pengupayaan untuk memaksimalkan kemampuan
karyawan untuk bekerja dari jarak jauh?
5. Apakah pemimpin memiliki komunikasi yang baik untuk mengontrol kesehatan
karyawan?
6. Haruskan perusahaan menunda setiap konfrensi atau pertemuan dalam situasi seperti ini?
7. Sudahkan pemimpin memiliki pengawasan terlatuh secara memadai?
Wawancara tidak hanya untuk pemimpin saja, para karyawan juga akan mendapatkan
pertanyaan untuk kondisi covid-19 ini. Contoh pertanyaan-pertanyaan untuk karyawan yang
ditanyakan pada saat wawancara yaitu:
1. Seberapa nyaman dirimu dengan pekerjaan jarak jauh atau work from home (WFH)?
2. Bagaimana karyawan tetap termotivasi untuk bekerja secara mandiri?
3. Bisakah kamu jelaskan pendekatan work from home menurut versimu?
4. Bagaimana kamu menangani stress yang terkait dengan virus covid-19?
5. Jika pihak manajemen dan karyawan membuat surat kesepakatan bahwa saat ini
perusahaan berusaha tidak melakukan PHK karyawan. Akan tetapi jika kondisi ini
semakin tidak stabil, maka karyawan siap atau tidak harus menyetujui semua keputusan
yang ditetapkan perusahaan. Bolehkah kesepakatan macam ini?
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1, Issue. 1, 2020, pp. 22-40 120
Manajemen Perilaku Organisasi Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Kompeten
jangka waktu 14 hari setelah paparan menengah atau beresiko tinggi terhadap kesehatan.
c) Ya, menurut banyaknya survey, perusahaan menemukan bahwa hampir 40% pengusaha atau
tempat kerja yang lain memiliki atau berencana untuk mengklarifikasi upah atau tunjangan
mereka jika tempat kerja ditutup atau karyawan cuti.
d) Terlepas dari perihal covid-19 yang menyebabkan banyak tempat kerja atau perusahaan
memberlakukan Work From Home (WFH) sebagai cara melindungi para karyawan dan
mengurangi terjadinya penularan bahkan korban akibat virus covid-19. Karyawan diminta untuk
sementara tidak pergi kekantor, melainkan bekerja di rumah masing-masing.
e) Rumor berbahaya dan ketakutan pekerja dapat menyebar secepat virus. Sangat penting bagi
perusahaan untuk menjangkau semua para karyawan, termasuk yang tidak berada ditempat
kerja. Oleh karena itu komunikasi penting di setiap kondisi yang ingin diberitahu, seperti halnya
dalam kondisi kesehatan karyawan dan untuk menjamin hasil dari kesehatan alangkah baiknya
hasil kesehatan diperiksa oleh tim tanggapan medis kesehatan. Banyak alat komunikasi dan
media sosial yang memadai untuk memberikan informasi melalui via telepon, whatsapp, email,
video call dan lain sebagainya.
f) Ya, karena jika kita mengurangi setiap pertemuan ataupun kontak fisik kepada seseorang, maka
virus covid-19 tidak akan menyebar luas dan setiap korban tidak akan bertambah.
g) 65% perusahaan di china memiliki pengawasan pelatihan tentang implikasi covid-19. Apapun
bentuk pelatihannya, atasan harus mengakses siap ke informasi yang sesuai, seperti tentang
pengendalian infeksi dan perusahaan kebijakan dan harus tahu siapa yang harus dihubungi
dalam perusahaan untuk melaporkan jika terjadinya paparan covid-19.
Kesimpulan dari pertanyaan dan jawaban di atas bisa di simpulkan bahwa gaya
kepemimpinan yang diterapkan perusahaan yaitu cara pemimpin dalam menyikapi atau
mengatasi masalah-masalah yang ada dengan menerapkan protokol kesehatan yang sudah
ditetapkan dan juga memberlakukan karyawannya untuk work from home. Selain work from
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1, Issue. 1, 2020, pp. 22-40 121
Manajemen Perilaku Organisasi Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Kompeten
home pemimpin tidak mengizinkan untuk melakukan pertemuan langsung atau kontak fisik
langsung agar tidak menyebar luaskan virus corona.
Pada saat ini juga banyak rumor berbahaya dan ketakutan pekerja dapat menyebar
secepat virus. Sangat penting bagi perusahaan untuk menjangkau semua para karyawan,
termasuk yang tidak berada ditempat kerja. Oleh karena itu komunikasi penting di setiap
kondisi yang ingin diberitahu, seperti halnya dalam kondisi kesehatan karyawan dan untuk
menjamin hasil dari kesehatan alangkah baiknya hasil kesehatan diperiksa oleh tim tanggapan
medis kesehatan. Banyak alat komunikasi dan media sosial yang memadai untuk memberikan
informasi melalui via telepon, whatsapp, email, video call dan lain sebagainya
Selain para pemimpin, karyawan juga mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh
perusahaan. Para karyawan juga dapat menyikapi masalah yang ada pada saat ini yaitu bekerja
work from home bisa dikatakan nyaman karena work from home bisa membantu para
karyawan untuk menyeimbangkan dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Bekerja dirumah
pun juga dipercaya bisa membuat pekerjaan terselesaikan lebih produktif, lebih cepat, efektif
dan efisien. Dan para karyawan juga perlu memotivasi diri agar tetap semangat dalam kondisi
seperti ini. Salah satu cara memotivasi diri yaitu dengan Mengingat tujuan awal karyawan
bekerja untuk apa dan siapa. Contohnya karyawan bekerja untuk menginginkan pengalaman
kerja yang luas dan untuk membahagiakan orang tua. Itu adalah motivasi pengingat untuk
terus bekerja meskipun banyak tantangan dan cobaan dalam setiap pekerjaan yang akan
dijalankan.
2. Pembahasan
Setiap individu akan diterlibatkan didalam suatu organisasi untuk
menumbuhkembangkan institusinya. Keterlibatan individu didalam suatu organisasi
memerlukan kajian tersendiri, dimana didalam suatu organisasi akan terbentuk perilaku
individu dan perilaku kelompok, yang masing- masing akan memerlukan perlakuan tersendiri
oleh puncuk kepemimpinan didalam menjalankan roda organisasinya. Perilaku organisasi
(Organizational Behavior) bisa diartikan sebagai studi bagaimana manusia untuk berinteraksi
didalam kelompok. Teori perilaku organisasi ini digunakan untuk memaksimalkan output
sumber daya manusia dari anggota kelompok.Perilaku organisasi dapat juga didefinisikan
sebagai bagian dari bidang studi yang menyelidiki tentang bagaimana struktur organisasi
mempengaruhi perilaku di dalam organisasi.Perilaku organisasi juga mempelajari dampak dari
individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku manusia di dalam organisasi.
Tentunya Pada saat pandemi seperti saat ini perusahaan yang baik ialah perusahaan yang
dapat mensejahterakan karyawannya, salah satu keberhasilan perusahaan bisa dilihat dari
produktivitas sumber daya manusianya, Manajemen sumber daya manusia merupakan salah
satu kebutuhan bisnis saat ini. Sumber daya manusia (SDM) merupakan penggerak dari
berbagai macam pekerjaan yang akan dilakukan oleh karyawan.
Terlepas dari perihal covid-19 yang menyebabkan banyak tempat kerja atau perusahaan
memberlakukan Work From Home (WFH) sebagai cara melindungi para karyawan dan
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1, Issue. 1, 2020, pp. 22-40 122
Manajemen Perilaku Organisasi Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Kompeten
mengurangi terjadinya penularan bahkan korban akibat virus covid-19. Karyawan diminta
untuk sementara tidak pergi kekantor, melainkan bekerja di rumah masing-masing. Dan
perusahaan juga melakukan penyemprotan disinfektan menyediakan hand sanitizer dan
mewajibkan pakai masker, mengisolasi dan memantau karyawan yang pulang dari perjalanan
dinas luar, menggunakan detector suhu, dan penerapan social distancing.
Perusahaan juga membuat kesepakatan apapun yang telah ditentukan untuk bisa
dijadikan acuan. Jika disuatu hari ada beberapa perbedaan penafsiran dan penyimpangan,
maka kita akan berpegang pada kesepakatan bersama yang telah ditentukan untuk sementara
waktu, karena banyak hal terkait kondisi krisis semacam ini yang memang belum ada
landasan hukumnya.
Perusahaan juga harus menunda semua kegiatan yang dilakukan secara kontak fisik
ataupun pertemuan agar tidak menyebar luaskan virus covid-19 ini dan korban tidak
bertambah banyak.
Selain para pemimpin dan perusahaan, karyawan juga mematuhi peraturan yang telah
dibuat oleh perusahaan. Para karyawan juga dapat menyikapi masalah yang ada pada saat ini
yaitu bekerja work from home bisa dikatakan nyaman karena work from home bisa membantu
para karyawan untuk menyeimbangkan dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Bekerja
dirumah pun juga dipercaya bisa membuat pekerjaan terselesaikan lebih produktif, lebih cepat,
efektif dan efisien. Dan para karyawan juga perlu memotivasi diri agar tetap semangat dalam
kondisi seperti ini. Salah satu cara memotivasi diri yaitu dengan Mengingat tujuan awal
karyawan bekerja untuk apa dan siapa. Contohnya karyawan bekerja untuk menginginkan
pengalaman kerja yang luas dan untuk membahagiakan orang tua. Itu adalah motivasi
pengingat untuk terus bekerja meskipun banyak tantangan dan cobaan dalam setiap pekerjaan
yang akan dijalankan.
PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan hasil dari analisa dan pembahasan yang telah dibahas sebelumnya maka
dari itu penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
a) Bahwa gaya kepemimpinan dalam mendukung perilaku organisasi di PT. Kerry Ingredients
Indonesia pada masa pandemi covid-19 ini pemimpin dapat melakukan perintah untuk para
karyawannya untuk WFH.
b) Bahwa hubungan lingkungan kerja pemimpin juga menerapkan protokol kesehatan yang sudah
di tetapkan yaitu wajib memakai masker ketika berada di dalam ruangan maupun di luar
ruangan. Dan juga melakukan sosial distancing untuk memutus rantai penyebaran dan penularan
covid-19.
c) Pemimpin menunda semua kegiatan yang dilakukan secara kontak fisik ataupun pertemuan agar
tidak menyebar luaskan virus covid-19 dan korban juga tidak makin bertambah banyak.
2. Saran
Adapun beberapa saran-saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini yaitu sebagai
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1, Issue. 1, 2020, pp. 22-40 123
Manajemen Perilaku Organisasi Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Kompeten
berikut:
a) Disarankan agar dalam menerapkan pelatihan kepemimpinan khususnya pada PT. Kerry
Ingredients Indonesia, hendaknya mempertahankan atau lebih mengembangkan gaya
kepemimpinan yang selama ini diterapkan.
b) Disarankan agar perusahaan PT. Kerry Ingredients Indonesia, hendaknya lebih memperhatikan
penerapan kemampuan karyawan yang sesuai dengan kompetensi. Sehingga setiap karyawan
yang diterima dapat bekerja dengan maksimal.
c) Disarankan agar perusahaan PT. Kerry Ingredients Indonesia untuk meningkatkan lagi motivasi
untuk karyawan yang sedang work from home agar pekerjaan tetap produktif.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Omari Khaled and Okasheh Haneen. 2017. The Influence of Work Environment on Job
Performance: A Case Study of Engineering Company in Jordan.International Journal of Applied
EngineeringV
Dedi Rianto Rahardi dan Etty Susilowati 2019. Perilaku Organisasi : PT. Filda Fikrindo The Right
Consulting Partner to Thrive in a Complex World
Https://www.harmony.co.id/blog/8-pertanyaan-penting-pemilik-bisnis-di-tengah-wabah-covid-
19
Https://himpsi.or.id/blog/materi-edukasi-covid-19-5/post/kepemimpinan-empati-di-
masa-pandemic-covid-19-116
Josephine Audrey Dan Harjant Dhyah. 2017. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Bagian Produksi Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening
Pada PT. Trio Corporate Plastic (Tricopla).AGORA 5(3)
Khan Irfanullah and Nawaz Allah. 2016. The Leaderships Styles And The Employee Performance: A
Review.Gomal University Journal of Research [GUJR] 32 (2): 1019-8180
Liawandy Feru,dkk. 2014. Pengaruh Disiplin Kerja Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Nafal Tiara Abadi Pekanbaru.JomFEKOM 1 (2) :2-4
Masambe Fimce,dkk.2015. The Effect Of Leadership Styles, Organizational Culture And
Innovation Leader On The Performance Of Employees Daihatsu Kharisma Manado.J
urnalEMBA 3 (3):939-949
Performance (A Study of the Economics and Business Faculty Employee at University
of Muhammadiyah Malang).Asia-Pacific Management and Business Application 3 (1) 48 - 66
Shaleh Kamel And Noermijatib. 2014. The Influences of Transformational Leaderships on
Employees
Tampi Johannes Bryan. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Motivasi Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Bank Negara Indonesia,Tbk (Regional Sales Manado) Journal “Acta
Diurna” 3(4)
W. Tedy Yudha,dkk. 2015. Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Hotel
Majapahit Surabaya.medianelit.8 (17) :410-426
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1, Issue. 1, 2020, pp. 22-40 124
Manajemen Perilaku Organisasi Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Kompeten
REVIEW JURNAL
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1, Issue. 1, 2020, pp. 22-40 125
Manajemen Perilaku Organisasi Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Kompeten
Penelitian
Metode Metode analisis penelitian ini adalah kualitatif
Analisis Data
Hasil Gaya kepemimpinan yang diterapkan perusahaan yaitu cara pemimpin
Penelitian dalam menyikapi atau mengatasi masalah-masalah yang ada dengan
menerapkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan dan juga
memberlakukan karyawannya untuk work from home. Selain work
from home pemimpin tidak mengizinkan untuk melakukan pertemuan
langsung atau kontak fisik langsung agar tidak menyebar luaskan
virus corona.
Tentunya Pada saat pandemi seperti saat ini perusahaan yang baik
ialah perusahaan yang dapat mensejahterakan karyawannya, salah satu
keberhasilan perusahaan bisa dilihat dari produktivitas sumber daya
manusianya, Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu
kebutuhan bisnis saat ini. Sumber daya manusia (SDM) merupakan
penggerak dari berbagai macam pekerjaan yang akan dilakukan oleh
karyawan.
Terlepas dari perihal covid-19 yang menyebabkan banyak tempat
kerja atau perusahaan memberlakukan Work From Home (WFH)
sebagai cara melindungi para karyawan dan mengurangi terjadinya
penularan bahkan korban akibat virus covid-19. Karyawan diminta
untuk sementara tidak pergi kekantor, melainkan bekerja di rumah
masing-masing. Dan perusahaan juga melakukan penyemprotan
disinfektan menyediakan hand sanitizer dan mewajibkan pakai
masker, mengisolasi dan memantau karyawan yang pulang dari
perjalanan dinas luar, menggunakan detector suhu, dan penerapan
social distancing.
Selain para pemimpin dan perusahaan, karyawan juga mematuhi
peraturan yang telah dibuat oleh perusahaan. Para karyawan juga dapat
menyikapi masalah yang ada pada saat ini yaitu bekerja work from
home bisa dikatakan nyaman karena work from home bisa membantu
para karyawan untuk menyeimbangkan dunia kerja dan kehidupan
sehari-hari.
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1, Issue. 1, 2020, pp. 22-40 126
Manajemen Perilaku Organisasi Dalam Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Kompeten
Munaddhomah: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 1, Issue. 1, 2020, pp. 22-40 127