OLEH :
MIFTAHUL JANNAH
NIM : 1915471079
Penulis :
MIFTAHUL JANNAH
NIM : 1915471079
PADA TANGGAL :
MENGESAHKAN PEMBIMBING
TANDA TANGAN
Mengetahui
Ketua Program Studi D III Kebidanan Metro
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas semua berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya studi kasus Praktik Klinik Kebidanan
II yang berjudul: Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap By. Ny. A di
Puskesmas Karangrejo yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada
program studi diploma D3 kebidanan Metro.
Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Islamiyati, AK., MKM sebagai Ketua sekaligus pembimbing Institusi Program
Studi DIII Kebidanan Metro Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
2. Melita Yosri, Amd.,Keb, sebagai pembimbing lahan praktik di Puskesmas
Karangrejo.
3. Rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerja sama dan saling mendukung
selama penyusunan studi kasus ini.
4. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan laporan ini,
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga semua amal kebaikan dapat diterima dan dibalas oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Kritik dan saran untuk penyempurnaan studi kasus ini sangat
diharapkan. Demikianlah, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 2
C. Manfaat....................................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan World Health Organization (WHO) AKI secara global yang
yaitu Angka Kematian Bayi 19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup jauh dari
target SDGs (Sustainable Development Goals) yang menargetkan pada tahun
2030 yatu AKB 12 per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016). Hasil survey
demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKB 32 per 1000 KH.
Berdasarkan laporan dari dinas kesehatan provinsi Sumatera Utara tahun 2015
AKB sebesar 4,3 per 1000 KH, (Dinkes Prov.Sumut, 2016).
Faktor penyebab kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa, penyebab kematian terbanyak
pada kelompok bayi 0-6 dominasi oleh gangguan/kelainan pernafasan (35,9%),
prematuritas (32,4%) dan sepsis (12%). Dilain pihak faktor ibu yang berkontribusi
terhadap lahir mati dan kematian bayi diusia 0-6 hari adalah Hipertensi Maternal
(23,6%), komplikasi kehamilan dan kelahiran (17,5%), ketuban pecah dini dan
perdarahan antepartum masing-masing (12,5%). Penyebab utama kematian bayi
pada kelompok 7-28 hari yaitu Sepsis (20,5%), malformasi kongenital (18,1%)
dan pnemonia (15,4%). Dan penyebab utama kematian bayi pada kelompok 29
hari - 11 bulan yaitu Diare (31,4%), pnemonia (23,8) dan meningitis/ensefalitis
(9,3%), sedangkan cakupan KN 1 : 77,31% (Kemenkes, 2015).
Selanjutnya untuk menurunkan AKB pemerintah juga mengupayakan agar
setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih seperti Dokter
Spesialis Kebidanan dan Kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan serta
diupayakan agar proses pelayanan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan
(Kemenkes RI, 2015). Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunka angka
kematian neonatal antara lain juga melalui penempatan bidan di desa, strategi
Making Pregnancy Safer, pelayanan kontrasepsi, pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA)
(Kemenkes, 2015). Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi AKB
antara lain seperti ; 1) Meningkatkan Pelayanan kesehatan Neonatal, yaitu dengan
mengharuskan agar setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan Kunjungan
Neonatal minimal 3 kali (KN1, KN2 dan KN3) sesuai standar. 2). Penanganan
neonatal dengan kelainan atau komplikasi/kegawatdaruratan sesuai standar tenaga
kesehatan yang mana pelayanannya antar lain seperti Manajemen Terpadu Bayi
Muda (MTBM), Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, Manajemen Bayi Berat
Lahir Rendah (Kemenkes, 2015).
Berdasarkan latar belakang diatas maka salah satu yang perlu didilakukan
dengan memberikan asuhan kebidanan untuk mencapai kompetensi. (Kemenkes,
2015). Salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program recoknizing
pembelajaran lampau (RPL), adalah menyusun salah satu asuhan dalam pelayanan
kebidanan, sehingga penulis memilih melakukan pelayanan asuhan bayi baru lahir
(BBL) sebagai salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan program study
diploma III kebidanan . Pelayanan ini dilakukan di Puskesmas Karangrejo, Metro
Utara tahun 2021
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan pada bayi baru lahir
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada bayi baru lahir
b. Mampu menganalisis data pada bayi baru lahir
c. Mampu membuat rencana tindakan asuhan bayi baru lahir
d. Mampu memberikan tindakan asuahan pemenuhan kebutuhan bayi
baru lahir
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan asuhan pemenuhan kebutuhan
pada bayi baru lahir, dengan pendekatan problem oriented record,
yaitu dengan catatan perkembangan (S,O,A,P)
f. Mampu melakukan pendokumentasian asuahan pemenuhan kebutuhan
bayi baru lahir
C. Manfaat
1. Bagi Lahan Praktik
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan tentang Kehamilan Normal.
D. Perubahan Fisiologi
1. Perubahan pada sistem pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah
kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem saraf pusat
dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Frekuensi pernapasan
bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit.
Terjadinya pernapasan pertama pada bayi baru lahir disebabkan oleh dua
faktor, yaitu terjadinya hipoksia pada akhir persalinan sehingga rangsangan fisik
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan aktif, tekanan terhadap
rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan,
merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis. Upaya
pernapasan pertama ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan pada paru-paru dan
mengembangkan alveoulus paru-paru. Pada periode pertama reaktivitas akan
terjadi pernapasan cepat (mencapai 40-60 kali/menit).
5. Perubahan Ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6
kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali dalam 24
jam. Dan selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang essensial untuk
pembekuan darah. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang
bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan
pemecahan sel-sel darah merah.
Sebagian besar BBL berkemih setelah 24 jam pertama dan 2-6 kali sehari
pada 1-2 hari pertama, setelah itu bayi berkemih 5-20 kali dalam 24 jam
(Sondakh, 2013). Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan
cairan meningkat, mungkin urine akan tampak keruh termasuk berwarna merah
muda. Hal ini disebabkan oleh kadar ureum yang tidak banyak berarti. Intake
cairan sangat mempengaruhi adaptasi pada sistem ginjal. Oleh karena itu,
pemberian ASI sesering mungkin dapat membantu proses tersebut. (Rohani,
2014).
6. System Hati
Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial untuk
pembekuan darah. Hati juga mengontrol kadar bilirubin tak terkonjugasi, pigemen
berasal dari Hb dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.
Saat bayi lahir enzim hati belum aktif total sehingga neonatus memperlihatkan
gejala ikterus fisiologis. Bilirubin tak terkonjugasi dapat mengakibatkan warna
kuning yang disebut jaundice atau ikterus. Asam lemak berlebihan dapat
menggeser bilirubin dari tempat pengikatan albumin. Peningkatan kadar bilirubin
tidak berikatan mengakibatkan peningkatan resiko kern-ikterus bahkan kadar
bilirubin serum 10 mg/dL (Sondakh, 2013).
7. Perubahan Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu
masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan resiko
infeksi pada periode bayi baru lahir.
8. System Muskuloskletal
Otot-otot sudah dalam keadaan lengkap saat lahir, tetapi tumbuh melalui
proses hipertropi. Tumpang tindih (moulage) dapat terjadi pada waktu lahir
karena pembungkus tengkorak belum seluruhnya mengalami asifikasi. Kepala
bayi cukup bulan berukuran ¼ panjang tubuhnya. Lengan lebih sedikit panjang
dari tungkai (Sondakh, 2013).
9. Sistem Saraf
Ada beberapa refleks yang terdapat pada BBL menandakan adanya
kerjasama antara sistem saraf dan sistem muskuloskeletal. Beberapa refleks
tersebut adalah: (Sondakh, 2013).
a. Refleks moro
Pada refleks ini dimana bayi mengembangkan tangannya lebar-lebar dan
melebarkan jari-jarinya, lalu membalikkan tangannnya cepat seakan-akan
memeluk seseorang. Kaki juga mengikuti gerakan serupa. Refleks ini biasanya
akan hilang 3-4 bulan.
b. Refleks rooting
Refleks ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut. Refleks
rooting akan berkaitan dengan refleks menghisap. Refleks ini dapat dilihat pada
pipi atau sudut mulut bila disentuh dengan pelan, maka bayi akan spontan melihat
kearah sentuhan, mulutnya akan terbuka dan mulai menghisap. Refleks ini
biasanya akan menghilang saat berusia 7 bulan.
c. Refleks sucking
Refleks ini berkaitan dengan refleks rooting untuk menghisap dan menelan
ASI.
d. Refleks batuk dan bersin
Refleks ini timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernapasan.
e. Refleks graps
Reflek ini timbul bila ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi maka
bayi akan menutup tangannya. Pada refleks ini bayi akan menggenggam jari dan
biasanya akan hilang pada 3-4 bulan.
f. Refleks babinsky
Refleks ini muncul jika ada rangsangan pada telapak kaki. Ibu jari akan
bergerak keatas dan jari-jari membuka dan biasanya menghilang setelah 1 tahun.
Skor
Tanda
0 1 2
Appearance (warnakulit) Biru, Tubuhkemerahan Seluruh tubuh kemerahan
Pucat Ekstremitasbiru
Pulse (DenyutJantung) Tak ada Kurangdari 100 Lebihdari 100 x/menit
x/menit
Grimace Tak ada Meringis Batuk, bersin
(reflek terhadap rangsangan)
Activity (Tonus Otot) Lemah Fleksi pada ekstremitas Gerakanaktif
Tabel 2
Pemberian Imunisasi pada Bayi Baru Lahir
2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan secara sistematis.
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum dan kesadaran penderita
Composmentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran meliputi
apatis (masa bodoh), samnolen (kesadaran menurun), spoor
(mengantuk), koma.
b. Pengukuran tanda-tanda vital.
1) Nadi
Nadi normal adalah 110-120 menit. Bila nadi tidak normal
mungkin ada kelainan gangguan suhu tubuh atau gangguan
pernapasan.
2) Pernapasan
Pernapasan normal adalah 24-28 kali/menit.
3) Suhu Badan
Suhu badan normal adalah 36,5 - 37, . Bila suhu lebih tinggi dari
37,5 kemungkinan ada infeksi.
4) Tinggi Badan: Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko
apabila hasil pengukuran < 45 cm.
5) Berat Badan: Berat badan lahir kalau kurang dari 2.5 kg datau lebih
4 kg termasuk resiko.
c. Kepala dan Leher
1) Apakah ada edema pada wajah, adakah tanda lahir, lingkar kepala
dan tanda caput atau cephal haematom
2) Pada mata adakah ada nanah pada konjungtiva, adakah ikhterus
pada sklera dan oedem pada palpebraatau adakah perdarahan.
3) Pada hidung adakah pengeluaran cairan
4) Pada mulut adakah gigi sudah ada, lihat keadaan lidah
5) Telinga adakah pengeluaran dari saluran , dan bentu daun telinga.
6) Leher apalah ada kaku.
d. Abdomen: Bentuk , kulit tipis , tidak kembung, tali pusat terikat dan
tidak berdarah
1) Ekstremitas : Apakah lengkap, kuku panjang
e. Genetalia : Labia mayora meutupi labis minor pada perempuan, testis
apakah sudah turun pada laki-laki.
f. Refleks Grap, sucking reflex , ruting reflex dan reflex morro
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal
yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian, masalah juga sering menyertai diagnosis.
4. Perencanaan
Pengembangan rencana yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan ibu
komponen mencakup :
a. Penentuan kebutuhan untuk melakukan / menyingkirkan, mengonfirmasi atau
membedakan antara berbagai komplikasi yang mungkin timbul.
b. Penentuan kebutuhan untuk melakukan konsultasi dengan dokter.
c. Penentuan kebutuhan untuk melakukan evaluasi dan intervensi.
d. Penentuan kebutuhan untuk mengatasi ketidaknyamanan atau upaya terapi
lain.
e. Penentuan kebutuhan untuk melibatkan orang terdekat lain untuk lebih aktif
dalam perencanaan perawatan.
f. Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya.
5. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan seluruh rencana tindakan yang sudah disusun
dilaksanakan dengan efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan, sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim lainnya. Walaupun bidan
tidak melakukannya sendiri dia tetap memikul tanggung jawab untuk
melaksanakan rencana asuhannya (misal memastikan langkah tersebut benar-
benar terlaksana).
6. Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan asuhan kebidanan yang telah diberikan
kepada pasien harus sesuai dengan :
a. Tujuan asuhan kebidanan adalah meningkatkan, mempertahankan dan
mengembalikan kesehatan, memfasilitasi ibu untuk menjalani kehamilannya
dengan rasa aman dan percaya diri.
b. Efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah yaitu dengan mengkaji respon
pasien sebagai hasil pengkajian dalam pelaksanaan asuhan.
c. Hasil asuhan merupakan dalam bentuk konkrit meliputi pemulihan kondisi
pasien, peningkatan kesejahteraan, peningkatan pengetahuan dan kemampuan
ibu dalam perawatan diri untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Suhu : 36,2 C
d. Pernapasan : 44x/menit
e. BB : 3.100gr
f. PB : 50cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Tidak ada caput, lingkar kepala 33cm
b. Wajah : Tidak odem, tidak pucat, simetris, warna
kemerahan
c. Mata : Skelra putih, konjungtiva merah muda, tidak ada
juling mata
d. Hidung : Pernapasan baik, tidak ada cuping hidung
e. Mulut : Bibir berwarna merah, tidak ada labiopalatiskiziz,
reflek rooting (+), reflek sucking (+)
f. Telinga : Simetris, berbentuk sempurna
g. Leher : Tidak ada pembengkakan, reflek tonick neck (+)
h. Dada : Dada smetris, tidak ada retraksi dada, lingkar
dada 32cm
i. Abdomen : Normal
j. Tali pusat : Dalam keadaan terbungkus, sudah mengering
k. Punggung : Tidak ada spina bifida
l. Ekstremitas : Atas dan bawah normal, tidak ada polidaktil,
reflek ka/ki (+)
m. Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan, labia minora ditutupu
labia mayora
n. Anus : Normal, sudah BAB dan BAK
C. Assesment
By Ny. A, neonatus normal 3 hari dengan keadaan baik
D. Planning
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan bayinya
2. Ingatkan ibu agar tali pusat tetap kering dan bersih
3. Jaga kehangatan bayi
4. Anjurkan ibu untuk memberi ASI sesering mungkin kemudian
sendawakan
5. Anjurkan ibu untuk tidak memberikan MPASI
6. Pemberian imunisasi Hb0
LEMBAR IMPLEMENTASI
Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan Evaluasi
Waktu Tindakan Paraf Waktu Paraf
Tindakan
1. Beritahu 18-08- 1. Memberitahukan 18-08- Ibu
hasil 2021 kepada ibu bahwa 2021 mengetahui
pemeriksaan 09.40 hasil pemeriksaan 09.40 kondisi
terhadap WIB keadaan bayinya WIB Miftah anaknya Miftah
bayinya dalam kondisi yang
sangat baik dan
normal, maka tidak
ada yang perlu
dikhawatirkan
2. Ingatkan ibu 18-08- 2. Mengingatkan pada Ibu mengerti
agar tali 2021 ibu untuk tetap 18-08- dan akan
pusat tetap 09.45 menjaga tali pusat 2021 menjaga tali
kering dan WIB tetap kering dan 09.45 Miftah pusat bayinya Miftah
bersih bersih, agar tali tidak WIB tetap bersih
infeksi dan beritahu dan kering
ibu sebentar lagi tali
pusat bayinya akan
segera lepas
3. Tetap jaga 18-08- 3. Menganjurkan ibu 18-08- Ibu mengerti
kehangatan 2021 untuk menjaga suhu 2021 dan akan
bayi 09.50 tubuh bayi agar tidak 09.50 menjaga suhu
WIB kedinginan atau WIB Miftah tubuh Miftah
hipotermi, dengan bayimya
dipakaikan baju
kemudian dibedong
dengan kain bedong
dan dekatkan pada ibu
4. Anjurkan 18-08- 4. Menganjurkan ibu 18-08- Ibu mengerti
ibu untuk 2021 untuk sesering 2021 dan akan
sesering 09.55 mungkin memberikan 09.55 sesering
mungkin WIB ASI pada bayinya WIB mungkin
memberikan minimal tiap 2 jam Miftah memberikan Miftah
ASI sekali, jika bayi masih ASI pada
kemudian tidur selama 2 jam, bayinya dan
sendawakan maka bangunkan bayi menyendawa
kemudian setelah kan bayinya
selesai diberkan ASI
sendawakan bayi agar
bayi tidak muntah
dengan cara
memasase punggung
bayi
5. Anjurkan 18-08- 5. Menganjurkan ibu 18-08- Ibu mengerti
ibu untuk 2021 untuk tidak 2021 dan akan
tidak 10.00 memberikan makanan 10.00 berusaha
memberikan WIB ataupun minuman WIB Miftah memberikan Miftah
MPASI selain ASI sampai ASI saja pada
maupun bayi berusia 6 bulan, bayinya
susu hanya ASI saja yang
formula diberikan pada bayi
6. Pemberian 18-08- 6. Memberikan suntikan 18-08- Suntikan
imunisasi 2021 imunisasi Hb0 pada 2021 sudah
Hb0 10.05 bayi Ny. A pada 10.05 diberika
WIB bagian 1/3 lateral WIB
paha kanan bayi Miftah Miftah
dengan pemberian
suntikan secara
intramuscular
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari kasus Bayi Baru Lahir pada By Ny. A tanggal 18 Agustus 2021, dapat
diambil kesimpulan yaitu :
Bayi Ny. A jenis kelamin perempuan, usia 3 hari dengan keadaan umum baik
1. Tanda-tanda vital normal temp 36,20c, pernapasan 44x/menit
2. Ukuran antopometri normal : BB : 3.100 gr, PB : 50 cm, LK : 33cm, LD :
32 cm
3. Tidak ada cacat fisik pada bayi
4. Tali pusat bersih dan kering terbungkus kasa steril
5. Ibu akan memberikan ASI eksklusif pada bayinya selama 6 bulan
6. Bayi terbungkus kain bersih dan hangat
7. Bayi telah diberikan Hb0
B. Saran
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan Puskesmas dapat mempertahankan pelayanan asuhan
kebidanan yang sudah baik diharapkan bidan dapat memberikan /
melaksanakan sesuai standar asuhan kebidanan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan asuhan kebidanan sesuai standar dapat dilakukan pada semua
pelayanan kebidanan dan diharapkan Laporan ini sebagai bahan masukan,
sebagai contoh asuhan manajemen bagi penulis selanjutnya.
3. Bagi Pelaksana asuhan Selanjutnya
Diharapkan dapat tetap meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam melakukan asuhan kebidanan secara baik dan benar kepada klien.
Dalam menghadapi pasien harus lebih menguasai teori, praktik dan
program-program yang tersedia bagi setiap asuhan yang diberikan,
sehingga asuhan yang diberikan berkualitas dan memenuhi standar yang
telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Mangkuji , B., dkk. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah Soap. Jakarta : EGC
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2017. Asuhan Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika
Rohani, Reni Marisah. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta :
Salemba Medika
Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Erlangga
Sondakh, Jenny J.S. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru Lahir.
Malang: Penerbit Erlangga.
Tando, 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: EGC