Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP

BY. NY. A DI PUSKESMAS KARANGREJO


KECAMATAN METRO UTARA
KOTA METRO

OLEH :
MIFTAHUL JANNAH
NIM : 1915471079

LAPORAN PRAKTIK KLINIK II (BAYI BARU LAHIR)


KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PRODI DIII KEBIDANAN METRO
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KLINIK II (BAYI BARU LAHIR)


ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP
BY. NY. A DI PUSKESMAS KARANGREJO
KECAMATAN METRO UTARA
KOTA METRO

Penulis :

MIFTAHUL JANNAH
NIM : 1915471079

LAPORAN INI TELAH DIPERIKSA OLEH PEMBIMBING LAHAN DAN


PEMBIMBING INSTITUSI PROGRAM STUDI D III
KEBIDANAN METRO

PADA TANGGAL :

MENGESAHKAN PEMBIMBING

TANDA TANGAN

Pembimbing Lahan : Melita Yosri, Amd., Keb …………………….


NIP.1989051720112002

Pembimbing Institusi : Islamiyati, AK., MKM …………………….


NIP. 197204031993022001

Mengetahui
Ketua Program Studi D III Kebidanan Metro

Islamiyati, AK, MKM


NIP 197204031993022001
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, atas semua berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikannya studi kasus Praktik Klinik Kebidanan
II yang berjudul: Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir Terhadap By. Ny. A di
Puskesmas Karangrejo yang diajukan untuk memenuhi salah satu tugas pada
program studi diploma D3 kebidanan Metro.
Penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Islamiyati, AK., MKM sebagai Ketua sekaligus pembimbing Institusi Program
Studi DIII Kebidanan Metro Politeknik Kesehatan Tanjung Karang
2. Melita Yosri, Amd.,Keb, sebagai pembimbing lahan praktik di Puskesmas
Karangrejo.
3. Rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerja sama dan saling mendukung
selama penyusunan studi kasus ini.
4. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusunan laporan ini,
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga semua amal kebaikan dapat diterima dan dibalas oleh Tuhan Yang
Maha Esa. Kritik dan saran untuk penyempurnaan studi kasus ini sangat
diharapkan. Demikianlah, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

Metro, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Tujuan ........................................................................................................ 2
C. Manfaat....................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Bayi Baru Lahir........................................................................ 4
B. Perubahan Fisiologi.................................................................................... 5
C. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir.................................................. 9
D. Pelayanan Kesehatan Neonatus.................................................................. 14
E. Pendokumentasian Pada Bayi Baru Lahir.................................................. 14

BAB III TINJAUAN KASUS


A. Data Subyektif............................................................................................ 19
B. Data Obyektif.............................................................................................. 20
C. Assesment................................................................................................... 21
D. Planning...................................................................................................... 21

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan................................................................................................. 24
B. Saran .......................................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan World Health Organization (WHO) AKI secara global yang
yaitu Angka Kematian Bayi 19 per 1000 KH. Angka ini masih cukup jauh dari
target SDGs (Sustainable Development Goals) yang menargetkan pada tahun
2030 yatu AKB 12 per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2016). Hasil survey
demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, AKB 32 per 1000 KH.
Berdasarkan laporan dari dinas kesehatan provinsi Sumatera Utara tahun 2015
AKB sebesar 4,3 per 1000 KH, (Dinkes Prov.Sumut, 2016).
Faktor penyebab kematian bayi di Indonesia berdasarkan hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa, penyebab kematian terbanyak
pada kelompok bayi 0-6 dominasi oleh gangguan/kelainan pernafasan (35,9%),
prematuritas (32,4%) dan sepsis (12%). Dilain pihak faktor ibu yang berkontribusi
terhadap lahir mati dan kematian bayi diusia 0-6 hari adalah Hipertensi Maternal
(23,6%), komplikasi kehamilan dan kelahiran (17,5%), ketuban pecah dini dan
perdarahan antepartum masing-masing (12,5%). Penyebab utama kematian bayi
pada kelompok 7-28 hari yaitu Sepsis (20,5%), malformasi kongenital (18,1%)
dan pnemonia (15,4%). Dan penyebab utama kematian bayi pada kelompok 29
hari - 11 bulan yaitu Diare (31,4%), pnemonia (23,8) dan meningitis/ensefalitis
(9,3%), sedangkan cakupan KN 1 : 77,31% (Kemenkes, 2015).
Selanjutnya untuk menurunkan AKB pemerintah juga mengupayakan agar
setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih seperti Dokter
Spesialis Kebidanan dan Kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan serta
diupayakan agar proses pelayanan dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan
(Kemenkes RI, 2015). Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunka angka
kematian neonatal antara lain juga melalui penempatan bidan di desa, strategi
Making Pregnancy Safer, pelayanan kontrasepsi, pemberdayaan keluarga dan
masyarakat dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA)
(Kemenkes, 2015). Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi AKB
antara lain seperti ; 1) Meningkatkan Pelayanan kesehatan Neonatal, yaitu dengan
mengharuskan agar setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan Kunjungan
Neonatal minimal 3 kali (KN1, KN2 dan KN3) sesuai standar. 2). Penanganan
neonatal dengan kelainan atau komplikasi/kegawatdaruratan sesuai standar tenaga
kesehatan yang mana pelayanannya antar lain seperti Manajemen Terpadu Bayi
Muda (MTBM), Manajemen Asfiksia Bayi Baru Lahir, Manajemen Bayi Berat
Lahir Rendah (Kemenkes, 2015).
Berdasarkan latar belakang diatas maka salah satu yang perlu didilakukan
dengan memberikan asuhan kebidanan untuk mencapai kompetensi. (Kemenkes,
2015). Salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program recoknizing
pembelajaran lampau (RPL), adalah menyusun salah satu asuhan dalam pelayanan
kebidanan, sehingga penulis memilih melakukan pelayanan asuhan bayi baru lahir
(BBL) sebagai salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan program study
diploma III kebidanan . Pelayanan ini dilakukan di Puskesmas Karangrejo, Metro
Utara tahun 2021

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan pada bayi baru lahir

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada bayi baru lahir
b. Mampu menganalisis data pada bayi baru lahir
c. Mampu membuat rencana tindakan asuhan bayi baru lahir
d. Mampu memberikan tindakan asuahan pemenuhan kebutuhan bayi
baru lahir
e. Mampu melakukan evaluasi tindakan asuhan pemenuhan kebutuhan
pada bayi baru lahir, dengan pendekatan problem oriented record,
yaitu dengan catatan perkembangan (S,O,A,P)
f. Mampu melakukan pendokumentasian asuahan pemenuhan kebutuhan
bayi baru lahir
C. Manfaat
1. Bagi Lahan Praktik
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan tentang Kehamilan Normal.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Dapat digunakan untuk memperkaya bahan kepustakaan yang dapat
digunakan dalam pembelajaran bagi mahasiswa.Bagi masyarakat untuk
mengukur pengetahuan tentang Kehamilan Normal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayiyang baru lahir mengalami proses
kelahiran, berusia 0-28 hari, BBL memerlukan penyesuaian fisiologis berupa
maturase, adaptasi (menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan
(ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL utuk dapat hidup dengan baik (Marmi dkk,
2015).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang baru lahir pada usia kehamilan
genap 37-41 minggu, dengan presentasi belakang kepala atau letak sungsang yang
melewati vagina tanpa memakai alat. (Tando, Naomy Marie, 2016). BBL disebut
juga dengan neonatus merupakan individu yang sedang bertumbuh dan baru saja
mengalami trauma kelahiran serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari
kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2017).
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonatus merupakan individu yang
sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin.
(Prawihardjo, 2018). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan 37- 42 minggu dan berat badannya 2.500- 4.000 gram.
Pada saat lahir, bayi baru lahir berpindah dari ketergantungan total ke
kemandirian fisiologis, proses perubahan yang rumit ini dikenal sebagai periode
transisi yakni periode yang dimulai ketika bayi keluar dari tubuh ibu dan berlanjut
selama beberapa minggu untuk sistem organ tertentu. Artinya bayi baru lahir
menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung
maupun beberapa saat setelah lahir. Sebelum menangani BBL, pastikan penolong
persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi.(JNPKKR 2017).
Menurut Depkes RI, 2015 Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
dengan usia kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2.500 gram
sampai 4.000 gram (Saputra, 2014).
Menurut Saputra (2014) bayi baru lahir dikatakan normal jika :
1. Berat badan antara 2500-4000 gram.
2. Panjang badan bayi 48-52 cm.
3. Lingkar dada bayi 30-38 cm.
4. Lingkar kepala bayi 33-35 cm.
5. Masa kehamilan 37-42 minggu
6. Denyut jantung pada menit-menit pertama 180 kali/menit, kemudian turun
menjadi 120 kali/menit.
7. Respirasi : pada menit-menit pertama cepat, yaitu 80 kali/menit, kemudian
turun menjadi 40 kali/menit.
8. Kulit berwarna kemerahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputiverniks kaseosa.
9. Kuku telah agak panjang dan lemas.
10. Genetalia: Testis sudah turun (pada anak laki-laki) dan labia mayora sudah
menutupi labia minora (pada perempuan).
11. Refleks : Refleks mengisap dan menelan, refleksmoro, refleks
menggenggam sudah baik jika dikagetkan, bayi akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk (refleks moro), jika diletakkan suatu benda di
telapak tangan bayi, bayi akan menggenggam (reflek menggenggam)
12. Eliminasi, baik urin dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama.
13. Suhu 36,5-370C

D. Perubahan Fisiologi
1. Perubahan pada sistem pernapasan
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam 30 detik sesudah
kelahiran. Pernapasan ini timbul sebagai akibat aktivitas normal sistem saraf pusat
dan perifer yang dibantu oleh beberapa rangsangan lainnya. Frekuensi pernapasan
bayi baru lahir berkisar 30-60 kali/menit.
Terjadinya pernapasan pertama pada bayi baru lahir disebabkan oleh dua
faktor, yaitu terjadinya hipoksia pada akhir persalinan sehingga rangsangan fisik
lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernapasan aktif, tekanan terhadap
rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru selama persalinan,
merangsang masuknya udara ke dalam paru-paru secara mekanis. Upaya
pernapasan pertama ini bertujuan untuk mengeluarkan cairan pada paru-paru dan
mengembangkan alveoulus paru-paru. Pada periode pertama reaktivitas akan
terjadi pernapasan cepat (mencapai 40-60 kali/menit).

2. Perubahan sistem Kardiovaskuler


Setelah lahir, bayi akan menggunakan paru untuk mengambil oksigen.
Untuk membuat sirkulasi yang baik terdapat dua perubahan adalah sebagai berikut
: (Rohani, 2014).
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung
b. Penutupan duktus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
c. Denyut nadi berkisar 120-160 kali/menit saat bangun dan 100 kali/menit saat
tidur.
Dengan berkembangnya paru-paru, pada alveoli akan terjadi peningkatan
tekanan oksigen. Sebaliknya, tekanan karbon dioksida akan mengalami
penurunan. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan resistansi pembuluh
darah dari arteri pulmonalis mengalir keparu-paru dan ductus arteriosus tertutup.

3. Perubahan termoregulasi dan metabolic


Timbunan lemak pada tubuh bayi mampu meningkatkan panas sampai
100%. Dengan penjepitan tali pusat saat lahir, bayi harus mulai mampu
mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada bayi baru lahir, glukosa
akan turun dalam waktu cepat (1-2 jam). Koreksi penurunan kadar gula darah
dalam tubuh dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu penggunaan ASI, melalui
cadangan glikogen dan melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama
lemak (Sondakh, 2013).
Sesaat sesudah lahir, bila bayi dibiarkan dalam suhu ruangan 25 ºC, maka
bayi akan kehilangan panas melalui evaporasi, konveksi, konduksi, dan radiasi.
Suhu lingkungan yang tidak baik akanmenyebabkan bayi menderita hipotermi dan
trauma dingin (cold injury).
4. Perubahan Sistem Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik atau fisiologis belum berkembang
sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan-gerakan tidak terkoordinasi,
pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah terkejut, dan tremor
pada ekstremitas. E.Perubahan Gastrointestinal.
Kadar gula darah tali pusat 65mg/100mL akan menurun menjadi
50mg/100 mL dalam waktu 2 jam sesudah lahir, energi tambahan yang diperlukan
neonatus pada jam-jam pertama sesudah lahir diambil dari hasil metabolisme
asam lemak sehingga kadar gula akan mencapai 120mg/100mL.
Perkembangan otot dan refleks dalam menghantarkan makanan telah aktif
saat bayi lahir. Pengeluaran mekonium disekresikan dalam 24 jam pada 90% bayi
baru lahir normal. Beberapa bayi baru lahir dapat menyusu segera bila diletakkan
pada payudara dan sebagian lainnya memerlukan 48 jam untuk menyusu secara
efektif (Sondakh, 2013). Kemampuan BBL cukup bulan untuk menelan dan
mencerna makanan masih terbatas. Kapasitas lambung juga masih terbatas,
kurang dari 30 cc (Rohani, 2014).

5. Perubahan Ginjal
Sebagian besar bayi berkemih dalam 24 jam pertama setelah lahir dan 2-6
kali sehari pada 1-2 hari pertama, setelah itu mereka berkemih 5-20 kali dalam 24
jam. Dan selama periode neontaus, hati memproduksi zat yang essensial untuk
pembekuan darah. Hati juga mengontrol jumlah bilirubin tak terkonjugasi yang
bersirkulasi, pigmen berasal dari hemoglobin dan dilepaskan bersamaan dengan
pemecahan sel-sel darah merah.
Sebagian besar BBL berkemih setelah 24 jam pertama dan 2-6 kali sehari
pada 1-2 hari pertama, setelah itu bayi berkemih 5-20 kali dalam 24 jam
(Sondakh, 2013). Beban kerja ginjal dimulai saat bayi lahir hingga masukan
cairan meningkat, mungkin urine akan tampak keruh termasuk berwarna merah
muda. Hal ini disebabkan oleh kadar ureum yang tidak banyak berarti. Intake
cairan sangat mempengaruhi adaptasi pada sistem ginjal. Oleh karena itu,
pemberian ASI sesering mungkin dapat membantu proses tersebut. (Rohani,
2014).
6. System Hati
Selama periode neonatus, hati memproduksi zat yang esensial untuk
pembekuan darah. Hati juga mengontrol kadar bilirubin tak terkonjugasi, pigemen
berasal dari Hb dan dilepaskan bersamaan dengan pemecahan sel-sel darah merah.
Saat bayi lahir enzim hati belum aktif total sehingga neonatus memperlihatkan
gejala ikterus fisiologis. Bilirubin tak terkonjugasi dapat mengakibatkan warna
kuning yang disebut jaundice atau ikterus. Asam lemak berlebihan dapat
menggeser bilirubin dari tempat pengikatan albumin. Peningkatan kadar bilirubin
tidak berikatan mengakibatkan peningkatan resiko kern-ikterus bahkan kadar
bilirubin serum 10 mg/dL (Sondakh, 2013).

7. Perubahan Imun
Bayi baru lahir tidak dapat membatasi organisme penyerang dipintu
masuk. Imaturitas jumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan resiko
infeksi pada periode bayi baru lahir.

8. System Muskuloskletal
Otot-otot sudah dalam keadaan lengkap saat lahir, tetapi tumbuh melalui
proses hipertropi. Tumpang tindih (moulage) dapat terjadi pada waktu lahir
karena pembungkus tengkorak belum seluruhnya mengalami asifikasi. Kepala
bayi cukup bulan berukuran ¼ panjang tubuhnya. Lengan lebih sedikit panjang
dari tungkai (Sondakh, 2013).

9. Sistem Saraf
Ada beberapa refleks yang terdapat pada BBL menandakan adanya
kerjasama antara sistem saraf dan sistem muskuloskeletal. Beberapa refleks
tersebut adalah: (Sondakh, 2013).
a. Refleks moro
Pada refleks ini dimana bayi mengembangkan tangannya lebar-lebar dan
melebarkan jari-jarinya, lalu membalikkan tangannnya cepat seakan-akan
memeluk seseorang. Kaki juga mengikuti gerakan serupa. Refleks ini biasanya
akan hilang 3-4 bulan.
b. Refleks rooting
Refleks ini timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut. Refleks
rooting akan berkaitan dengan refleks menghisap. Refleks ini dapat dilihat pada
pipi atau sudut mulut bila disentuh dengan pelan, maka bayi akan spontan melihat
kearah sentuhan, mulutnya akan terbuka dan mulai menghisap. Refleks ini
biasanya akan menghilang saat berusia 7 bulan.
c. Refleks sucking
Refleks ini berkaitan dengan refleks rooting untuk menghisap dan menelan
ASI.
d. Refleks batuk dan bersin
Refleks ini timbul untuk melindungi bayi dan obstruksi pernapasan.
e. Refleks graps
Reflek ini timbul bila ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi maka
bayi akan menutup tangannya. Pada refleks ini bayi akan menggenggam jari dan
biasanya akan hilang pada 3-4 bulan.
f. Refleks babinsky
Refleks ini muncul jika ada rangsangan pada telapak kaki. Ibu jari akan
bergerak keatas dan jari-jari membuka dan biasanya menghilang setelah 1 tahun.

E. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir


1. Pengertian Asuha Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
membersihkan saluran nafas, mengeringkan tubuh bayi (kecuali telapak tangan),
memantau tanda bahaya, memotong dan mengikat tali pusat, melakukan IMD,
memberikan suntikan vitamin K1, memberi salep mata antibiotik pada kedua
mata, memberi immunisasi Hepatitis B, serta melakukan pemeriksaan fisik
(Syaputra Lyndon, 2014)

2. Asuhan Bayi Baru Lahir


Asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan kepada
bayi yang tidak memiliki indikasi medis untuk dirawat di rumah sakit, tetapi tetap
berada di rumah sakit karena ibu mereka membutuhkan dukungan.Asuhan normal
diberikan pada bayi yang memiliki masalah minor atau masalah medis yang
umum (Williamson, 2014).
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir di laksanakan minimal 3 kali dan
sesuai dengan standar (menggunakan form tatalaksana bayi muda), yakni :
a. Saat bayi berusia 6 jam-48 jam
b. Saat bayi usia 3-7 hari
c. Saat bayi 8-28 hari
Menurut Kemenkes (2015), asuhan yang diberikanpada BBL yaitu :
a. Menjaga bayi agar tetap hangat. Langkah awal dalam menjaga bayi tetap
hangat adalah dengan menyelimuti bayi sesegera mungkin sesudah lahir,
tunda memandikan bayi selama 6 jam atau sampai bayi stabil untuk mencegah
hipotermi.
b. Membersihkan saluran napas dengan menghisap lendir yang ada di mulut dan
hidung (jika diperlukan). Tindakan ini juga dilakukan sekaligus dengan
penilaian APGAR skor menit pertama. Bayi normal akan menangis spontan
segera setelah lahir. Apabila bayi tidak langsung menangis, jalan napas segera
dibersihkan. Penilaian Bayi baru lahir dilakukan dalam waktu 30 detik
pertama.
Keadaan yang harus dinilai pada saat bayi baru lahir sebagai berikut :
1) Apakah bayi cukup bulan?
2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
3) Apakah bayi menangis atau bernapas?
4) Apakah tonus otot baik?
Penilaian bayi baru lahir juga dapat dilakukan dengan Apgar Score.
Berikut table penilaian apgar score.
Tabel 1
Penilaian Apgar Score

Skor
Tanda
0 1 2
Appearance (warnakulit) Biru, Tubuhkemerahan Seluruh tubuh kemerahan
Pucat Ekstremitasbiru
Pulse (DenyutJantung) Tak ada Kurangdari 100 Lebihdari 100 x/menit
x/menit
Grimace Tak ada Meringis Batuk, bersin
(reflek terhadap rangsangan)
Activity (Tonus Otot) Lemah Fleksi pada ekstremitas Gerakanaktif

Respiration Tak ada Takteratur Menangisbaik


(Upayabernafas)
Sumber : Arfiana, dkk, 2016

Setiap variabel diberi nilai 0, 1, atau 2 sehingga nilai tertinggi adalah


10. Nilai 7-10 pada menit pertama menunjukkan bahwa bayi sedang berada
dalam kondisi baik. Nilai 4–6 menunjukkan adanya depresi sedang dan
membutuhkan beberapa jenis tindakan resusitasi. Nilai 0–3 menunjukkan
depresi serius dan membutuhkan resusitasi segera dan mungkin memerlukan
ventilasi (Sondakh, 2014)
c. Mengeringkan tubuh bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan kain atau
handuk yang kering, bersih dan halus. Dikeringkan mulai dari muka, kepala
dan bagian tubuh lainnya dengan lembut tanpa menghilangkan verniks.
Verniks akan membantu menyamankan dan menghangatkan bayi. Setelah
dikeringkan, selimuti bayi dengan kain kering untuk menunggu 2 menit
sebelum tali pusat diklem, Hindari mengeringkan punggung tangan bayi. Bau
cairan amnion pada tangan bayi membantu bayi mencari putting ibunya yang
berbau sama.
d. Memotong dan mengikat tali pusat dengan teknik aseptik dan antiseptik.
Tindakan ini dilakukan untuk menilai APGAR skor menit kelima. Cara
pemotongan dan pengikatan tali pusat adalah sebagai berikut :
1) Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir. Penyuntikan
oksitosin dilakukan pada ibu sebelum tali pusat dipotong (oksotosin IU
intramuscular)
2) Melakukan penjepitan ke-I tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari
dinding perut (pangkal pusat) bayi, dari titik jepitan tekan tali pusat
dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat kea rah ibu (agar darah
tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan
penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1 ke arah ibu.
3) Pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain memotong
tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT
(steril)
4) Mengikat tali pusat dengan benang DTT pada satu sisi, kemudian
lingkarkan kembali benang tersebut dan ikat dengan simpul kunci pada sisi
lainnya.
5) Melepaskan klem penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam larutan klorin
0,5%
6) Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya inisisasi menyusui
dini.
Melakukan IMD, dimulai sedini mungkin, eksklusif selama 6 bulan
dilanjutkan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI sejak usia 6
bulan. Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan setelah mengikat tali
pusat. Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah lakukan kontak kulit ibu
dengan kulit bayi selama paling sedikit satu jam dan biarkan bayi mencari dan
menemukan putting dan mulai menyusui. MenurutKemenkes (2015), Segara
setelah bayi lahir dan tali pusat diikat, gunakan topi pada bayi di letakkan
secara tengkurap di dada ibu kontak langsung antara dada bayi dan kulit dada
ibu. Bayi akan merangkak mencari puting susu dan menyusu. Suhu ruangan
o
tidak boleh kurang dari 26 C. Keluarga memberi dukungan dan membantu ibu
selama proses IMD.
e. Memberikan identitas diri segera setelah IMD, berupa gelang pengenal
tersebut berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir, dan jenis
kelamin.
f. Memberikan suntikan Vitamin K1. Karena sistem pembekuan darah pada bayi
baru lahir belum sempurna, semua bayi baru lahir beresiko mengalami
perdarahan. Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada semua bayi baru
lahir, terutama bayi BBLR diberikan suntikan vitamin K1 (phytomenadione)
sebanyak 1 mg dosis tunggal, intra muscular pada anterolateral paha kiri.
Suntikan vit K1 dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian
imunisasi Hepatitis B
g. Memberi salep mata antibiotik pada kedua mata untuk mencegah terjadinya
infeksi pada mata.Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah lahir.
h. Menberikan imunisasi Hepatitis B pertama (HB-O) diberikan 1-2 jam setelah
pemberian vitamin K1 secara intramuscular. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat
untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama jalur penularan
ibu-bayi. Imunisasi Hepatitis B harus diberikan pada bayi usia 0-7 hari.

Tabel 2
Pemberian Imunisasi pada Bayi Baru Lahir

Vaksin Umur Penyakit yang DapatDicegah

HEPATITIS B 0-7 hari Mencegah hepatitis B (kerusakanhati)


BCG 1 bulan Mencegah TBC (Tuberkulosis) yang berat
MENCEGAH polio yang
POLIO 1-4 bulan Dapat menyebabkan lumpuh layu pada tungkai dan
lengan
DPT (Difteri,
Mencegah difteri yang
Pertusis, 2-4 bulan
Menyebabkan penyumbatan jalan nafas,
Tetanus)

i. Melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir untuk mengetahui apakah


terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan segera serta kelainan yang
berhubungan dengan kehamilan, persalinan dan kelahiran. Memeriksa secara
sistematis head to toe (dari kepala hingga jari kaki). Diantaranya :
1) Kepala : pemeriksaan terhadap ukuran, bentuk, sutura menutup/melebar
adanya caput succedaneum, cepal hepatoma.
2) Mata : pemeriksaan terhadap perdarahan, subkonjungtiva, dan tanda-tanda
infeksi
3) Hidung dan mulut : pemeriksaan terhadap labioskisis, labiopalatoskisis
dan reflex isap
4) Telinga : pemeriksaan terhadap kelainan daun telinga dan bentuk telinga.
5) Leher : perumahan terhadap serumen atau simetris.
6) Dada : pemeriksaan terhadap bentuk, pernapasan dan ada tidaknya retraksi
7) Abdomen : pemeriksaan terhadap membuncit (pembesaran hati, limpa,
tumor).
8) Tali pusat: pemeriksaan terhadap perdarahan jumlah darah pada tali pusat,
warna dan besar tali pusat, hernia di tali pusat atau selangkangan.
9) Alat kelamin: untuk laki-laki, apakah testis berada dalam skrotum, penis
berlubang pada ujung, pada wanita vagina berlubang dan apakah labia
mayora menutupi labio minora.
10) Anus : tidak terdapat atresia ani
11) Ekstremitas : tidak terdapat polidaktili dan syndaktili.(Sondakh,2017)

F. Pelayanan Kesehatan Neonatus


Pelayanan kesehatan neonates menurut kemenkes RI, (2015) adalah
pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada
neonates sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir.
1. Kunjungan neonates ke-1 (KN I) dilakukan 6-48 jam setelah lahir, dilakukan
pemeriksaan pernapasan, warna kulit gerakan aktif atau tidak, ditimbang, ukur
panjang badan, lingkar lengan, lingkar dada, pemberian salep mata, vitamin
K1, Hepatitis B, perawatan tali pusat dan pencegahan kehilangan panas bayi.
2. Kunjungan neonates ke-2 (KN 2) dilakukan pada hari ke-3 sampai hari ke-7
setelah lahir, pemeriksaan fisik, melakukan perawatan tali pusat, pemberian
ASI eksklusif, personal hygiene, pola istirahat, keamanan dan tanda-tanda
bahaya.
3. Kunjungan neonates ke-3 (KN 3) dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-28
setalah lahir, dilakukan pemeriksaan pertumbuhan dengan berat badan, tinggi
badan dan nutrisinya.

G. Pendokumentasian Pada Bayi Baru Lahir


1. Data Subjektif
a. Anamnesa
Pada langkah pertama harus mengumpulkan semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien.
b. Identitas orang tua
Nama, umur, ras atau suku, agama, status perkawinan,
pekerjaan.Maksud pertanyaan ini adalah untuk identitas(mengenal)
klien dan menentukan status sosial ekonominya yang harus kita
ketahui.
c. Keluhan utama keadaan bayi ssaat dilihat
d. Riwayat kehamilan dan persalinan ibunya
Riwayat kebidanan yang lalu meliputi jumlah anak, perjalanan
persalinan aterm, berat badan bayi, dan masalah-masalah yang di alami
ibu.
e. Riwayat kesehatan ibu
Riwayat kesehatan termasuk penyakit-penyakit yang didapat dahulu
dan sekarang, seperti masalah hipertensi, diabetes mellitus, malaria,
PMS atau HIV/AIDS.
f. Riwayat sosial dan ekonomi
Riwayat sosial dan ekonomi meliputi status perkawinan, respon ibu
dan keluarga terhadap kehamilan ibu, riwayat KB, dukungan keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga, gizi yang dikonsumsi dan
kebiasaan makan, kebiasaan hidup sehat, merokok dan minuman keras,
mengkonsimsi obat-obat terlarang, kegiatan sehari-hari, tempat dan
petugas kesehatan yang di inginkan.

2. Data Objektif
Pemeriksaan fisik lengkap perlu dilakukan secara sistematis.
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum dan kesadaran penderita
Composmentis (kesadaran baik), gangguan kesadaran meliputi
apatis (masa bodoh), samnolen (kesadaran menurun), spoor
(mengantuk), koma.
b. Pengukuran tanda-tanda vital.
1) Nadi
Nadi normal adalah 110-120 menit. Bila nadi tidak normal
mungkin ada kelainan gangguan suhu tubuh atau gangguan
pernapasan.
2) Pernapasan
Pernapasan normal adalah 24-28 kali/menit.
3) Suhu Badan
Suhu badan normal adalah 36,5 - 37, . Bila suhu lebih tinggi dari
37,5 kemungkinan ada infeksi.
4) Tinggi Badan: Tinggi badan ibu dikategorikan adanya resiko
apabila hasil pengukuran < 45 cm.
5) Berat Badan: Berat badan lahir kalau kurang dari 2.5 kg datau lebih
4 kg termasuk resiko.
c. Kepala dan Leher
1) Apakah ada edema pada wajah, adakah tanda lahir, lingkar kepala
dan tanda caput atau cephal haematom
2) Pada mata adakah ada nanah pada konjungtiva, adakah ikhterus
pada sklera dan oedem pada palpebraatau adakah perdarahan.
3) Pada hidung adakah pengeluaran cairan
4) Pada mulut adakah gigi sudah ada, lihat keadaan lidah
5) Telinga adakah pengeluaran dari saluran , dan bentu daun telinga.
6) Leher apalah ada kaku.
d. Abdomen: Bentuk , kulit tipis , tidak kembung, tali pusat terikat dan
tidak berdarah
1) Ekstremitas : Apakah lengkap, kuku panjang
e. Genetalia : Labia mayora meutupi labis minor pada perempuan, testis
apakah sudah turun pada laki-laki.
f. Refleks Grap, sucking reflex , ruting reflex dan reflex morro
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data
dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosis dan masalah yang spesifik. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal
yang sedang dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil
pengkajian, masalah juga sering menyertai diagnosis.

4. Perencanaan
Pengembangan rencana yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan ibu
komponen mencakup :
a. Penentuan kebutuhan untuk melakukan / menyingkirkan, mengonfirmasi atau
membedakan antara berbagai komplikasi yang mungkin timbul.
b. Penentuan kebutuhan untuk melakukan konsultasi dengan dokter.
c. Penentuan kebutuhan untuk melakukan evaluasi dan intervensi.
d. Penentuan kebutuhan untuk mengatasi ketidaknyamanan atau upaya terapi
lain.
e. Penentuan kebutuhan untuk melibatkan orang terdekat lain untuk lebih aktif
dalam perencanaan perawatan.
f. Penjadwalan kunjungan ulang berikutnya.

5. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan seluruh rencana tindakan yang sudah disusun
dilaksanakan dengan efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan, sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim lainnya. Walaupun bidan
tidak melakukannya sendiri dia tetap memikul tanggung jawab untuk
melaksanakan rencana asuhannya (misal memastikan langkah tersebut benar-
benar terlaksana).

6. Evaluasi
Untuk mengetahui keberhasilan asuhan kebidanan yang telah diberikan
kepada pasien harus sesuai dengan :
a. Tujuan asuhan kebidanan adalah meningkatkan, mempertahankan dan
mengembalikan kesehatan, memfasilitasi ibu untuk menjalani kehamilannya
dengan rasa aman dan percaya diri.
b. Efektifitas tindakan untuk mengatasi masalah yaitu dengan mengkaji respon
pasien sebagai hasil pengkajian dalam pelaksanaan asuhan.
c. Hasil asuhan merupakan dalam bentuk konkrit meliputi pemulihan kondisi
pasien, peningkatan kesejahteraan, peningkatan pengetahuan dan kemampuan
ibu dalam perawatan diri untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR TERHADAP


BY. NY. A DI PUSKESMAS KARANGREJO
KECAMATAN METRO UTARA

Tempat Pengkajian : Puskesmas Karangrejo


Tanggal Pengkajian : 18 Agustus 2021
Jam Pengkajian : 09.30 WIB
Pengkaji : Miftahul Jananah
A. Data Subyektif
1. Identitas/ Biodata
Nama bayi : By Ny. A
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal lahir : 17-08-2021
Anak ke : 1 (satu)

Nama : Ny. A Nama Suami : Tn. A


Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Karangrejo Alamat : Karangrejo
Gol. Darah :O

2. Anamnesa PadaTanggal 18 Agustus 2021


a. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kehamilan sekarang
Trimester 1 : 2x kunjungan ANC
Trimester 2 : 2x kunjungan ANC
Trimester 3 : 3x kunjungan ANC
2) Riwayat persalinan sekarang
Lama persalinan
Kala I : 5 jam
Kala II : 22 menit
Kala III : 8 menit
Kala IV : 2 jam
Keadaan air ketuban : jernih tidak ada mekonium
Jenis persalinan : secsio caesar
Lilitan tali pusat : tidak ada
Episiotomi : tidak dilakukan

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Suhu : 36,2 C
d. Pernapasan : 44x/menit
e. BB : 3.100gr
f. PB : 50cm

2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Tidak ada caput, lingkar kepala 33cm
b. Wajah : Tidak odem, tidak pucat, simetris, warna
kemerahan
c. Mata : Skelra putih, konjungtiva merah muda, tidak ada
juling mata
d. Hidung : Pernapasan baik, tidak ada cuping hidung
e. Mulut : Bibir berwarna merah, tidak ada labiopalatiskiziz,
reflek rooting (+), reflek sucking (+)
f. Telinga : Simetris, berbentuk sempurna
g. Leher : Tidak ada pembengkakan, reflek tonick neck (+)
h. Dada : Dada smetris, tidak ada retraksi dada, lingkar
dada 32cm
i. Abdomen : Normal
j. Tali pusat : Dalam keadaan terbungkus, sudah mengering
k. Punggung : Tidak ada spina bifida
l. Ekstremitas : Atas dan bawah normal, tidak ada polidaktil,
reflek ka/ki (+)
m. Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan, labia minora ditutupu
labia mayora
n. Anus : Normal, sudah BAB dan BAK

C. Assesment
By Ny. A, neonatus normal 3 hari dengan keadaan baik

D. Planning
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan bayinya
2. Ingatkan ibu agar tali pusat tetap kering dan bersih
3. Jaga kehangatan bayi
4. Anjurkan ibu untuk memberi ASI sesering mungkin kemudian
sendawakan
5. Anjurkan ibu untuk tidak memberikan MPASI
6. Pemberian imunisasi Hb0
LEMBAR IMPLEMENTASI
Pelaksanaan Evaluasi
Perencanaan Evaluasi
Waktu Tindakan Paraf Waktu Paraf
Tindakan
1. Beritahu 18-08- 1. Memberitahukan 18-08- Ibu
hasil 2021 kepada ibu bahwa 2021 mengetahui
pemeriksaan 09.40 hasil pemeriksaan 09.40 kondisi
terhadap WIB keadaan bayinya WIB Miftah anaknya Miftah
bayinya dalam kondisi yang
sangat baik dan
normal, maka tidak
ada yang perlu
dikhawatirkan
2. Ingatkan ibu 18-08- 2. Mengingatkan pada Ibu mengerti
agar tali 2021 ibu untuk tetap 18-08- dan akan
pusat tetap 09.45 menjaga tali pusat 2021 menjaga tali
kering dan WIB tetap kering dan 09.45 Miftah pusat bayinya Miftah
bersih bersih, agar tali tidak WIB tetap bersih
infeksi dan beritahu dan kering
ibu sebentar lagi tali
pusat bayinya akan
segera lepas
3. Tetap jaga 18-08- 3. Menganjurkan ibu 18-08- Ibu mengerti
kehangatan 2021 untuk menjaga suhu 2021 dan akan
bayi 09.50 tubuh bayi agar tidak 09.50 menjaga suhu
WIB kedinginan atau WIB Miftah tubuh Miftah
hipotermi, dengan bayimya
dipakaikan baju
kemudian dibedong
dengan kain bedong
dan dekatkan pada ibu
4. Anjurkan 18-08- 4. Menganjurkan ibu 18-08- Ibu mengerti
ibu untuk 2021 untuk sesering 2021 dan akan
sesering 09.55 mungkin memberikan 09.55 sesering
mungkin WIB ASI pada bayinya WIB mungkin
memberikan minimal tiap 2 jam Miftah memberikan Miftah
ASI sekali, jika bayi masih ASI pada
kemudian tidur selama 2 jam, bayinya dan
sendawakan maka bangunkan bayi menyendawa
kemudian setelah kan bayinya
selesai diberkan ASI
sendawakan bayi agar
bayi tidak muntah
dengan cara
memasase punggung
bayi
5. Anjurkan 18-08- 5. Menganjurkan ibu 18-08- Ibu mengerti
ibu untuk 2021 untuk tidak 2021 dan akan
tidak 10.00 memberikan makanan 10.00 berusaha
memberikan WIB ataupun minuman WIB Miftah memberikan Miftah
MPASI selain ASI sampai ASI saja pada
maupun bayi berusia 6 bulan, bayinya
susu hanya ASI saja yang
formula diberikan pada bayi
6. Pemberian 18-08- 6. Memberikan suntikan 18-08- Suntikan
imunisasi 2021 imunisasi Hb0 pada 2021 sudah
Hb0 10.05 bayi Ny. A pada 10.05 diberika
WIB bagian 1/3 lateral WIB
paha kanan bayi Miftah Miftah
dengan pemberian
suntikan secara
intramuscular
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari kasus Bayi Baru Lahir pada By Ny. A tanggal 18 Agustus 2021, dapat
diambil kesimpulan yaitu :
Bayi Ny. A jenis kelamin perempuan, usia 3 hari dengan keadaan umum baik
1. Tanda-tanda vital normal temp 36,20c, pernapasan 44x/menit
2. Ukuran antopometri normal : BB : 3.100 gr, PB : 50 cm, LK : 33cm, LD :
32 cm
3. Tidak ada cacat fisik pada bayi
4. Tali pusat bersih dan kering terbungkus kasa steril
5. Ibu akan memberikan ASI eksklusif pada bayinya selama 6 bulan
6. Bayi terbungkus kain bersih dan hangat
7. Bayi telah diberikan Hb0

B. Saran
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan Puskesmas dapat mempertahankan pelayanan asuhan
kebidanan yang sudah baik diharapkan bidan dapat memberikan /
melaksanakan sesuai standar asuhan kebidanan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan asuhan kebidanan sesuai standar dapat dilakukan pada semua
pelayanan kebidanan dan diharapkan Laporan ini sebagai bahan masukan,
sebagai contoh asuhan manajemen bagi penulis selanjutnya.
3. Bagi Pelaksana asuhan Selanjutnya
Diharapkan dapat tetap meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam melakukan asuhan kebidanan secara baik dan benar kepada klien.
Dalam menghadapi pasien harus lebih menguasai teori, praktik dan
program-program yang tersedia bagi setiap asuhan yang diberikan,
sehingga asuhan yang diberikan berkualitas dan memenuhi standar yang
telah ditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA

Jannah, 2017. ASKEB II Persalianan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC.


Johariyah. 2016. AsuhanKebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: TIM

Mangkuji , B., dkk. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah Soap. Jakarta : EGC

Dewi, Vivian Nanny Lia. 2017. Asuhan Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika

Rohani, Reni Marisah. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan. Jakarta :
Salemba Medika

Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Erlangga

Purwoastuti, Endang dan Elisabeth S. Walyani. 2016. Asuhan Kebidanan


Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: PT Pustaka Baru.

Sondakh, Jenny J.S. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi baru Lahir.
Malang: Penerbit Erlangga.

Tando, 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai