Anda di halaman 1dari 15

Makalah

“Konsep Antropologi Kesehatan”

Disusun oleh: yayu putri


Nim: p00620220041

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM


PROGRAM STUDI
KEPERAWATAN BIMA
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi, shalawat serta salam


semoga senantiasa tercurahkan kepada sumber ilmu pengetahuan yaitu Rasulullah
Saw, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi mata kuliah Antropologi Kesehatan. Dalam makalah ini, kami
ditugaskan untuk membahas Konsep Antropologi kesehatan .Pada kesempatan ini
kami mengucapkan terima kasih kepada pengarang buku maupun internet yang
telah membantu kami. Dosen yang telah memberikan kesempatan untuk
menyusun makalah ini, orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan
materil, serta teman- teman yang selalu memotivasi kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Selain untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Antropologi Kesehatan, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
sebagai sumber Informasi bagi yang membutuhkan khusunya di kesehatan.
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan.
Untuk itu kritik dan saran sangat kami butuhkan.

Penyusun

Bima, mei 2021


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia, dan logos
yang berarti ilmu. Menurut Haviland (1994;7) antropogi adalah studi tentang
umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang
manusia dan prilakunya, dan untuk memperoleh pengertian yang lengkap
mengenai keanekaragaman manusia. Dalam pengertian studi yang
mempelajari manusia, antropologi menurut Embaer (1985:2) dapat bersifat
akurat atau tidak akurat. Para ahli antropologi tertarik untuk mempelajari
kapan, dimana, dan bagaimana manusia pada mulanya muncul di bumi,
selaian itu mereka juga mempelajari beraneka ragam ciri-ciri fisik manusia.
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek
aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang
cara-cara interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia,
yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang dipaparkan di atas, maka dapat di jabarkan rumusan
masalahnya sebagai berikut:
1. Apakah definisi antropologi kesehatan?
2. Bagaimana sejarah antropologi kesehatan?

C. Tujuan
Dalam penyusunan makalah berjudul “Konsep Antropologi Kesehatan” ini,
penulis berharap dapat memeberikan manfaat baik bagi penulis sendiri
maupun pembaca dan masyarakat luas.Adapun tujuan berikut adalah sebagai
berikut:
Bagi Penulis
1. Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Antropologi
Kesehatan yang di bimbing oleh Bapak Dadang Sucipta
2. Makalah ini dibuat agar penulis lebih memahami mengenai Konsep
antropologi kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Antropologi Kesehatan
Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan
karya-karyanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan ( Hochtrasser dan
Tapp, 1970;245) Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya.
Budaya merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara
memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosinya, dan bagaimana berhubungan
dengan orang lain, kekuatan supernatural, atau Tuhan serta lingkungan alamnya.

Pandangan para ahli tentang Antropologi Kesehatan :


 Menurut Weaver ( Weaver, 1968;1)
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang
menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit.
 Menurut Hasan dan Prasad ( 1959;21-22)
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia
yang mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia
(termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memahami
kedokteran (medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum
kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-sosial)
dan masalah-masalah kesehatan manusia.
B. Sejarah Antropologi
Pada dasarnya, perhatian antropologi yang paling awal adalah mengenai ciri-ciri dan sifat
masyarakat tentang bagaimana manusia berhubungan satu sama lain, bagaimana dan
mengapa masyarakat berubah sepanjang waktu. Kebanyakan Antropolog sepakat bahwa
antropologi muncul sebagai suatu cabang keilmuan yang jelas batasannya pada sekitar
pertengahan abad 3ke-19, tatkala perhatian orang pada evolusi manusiaa berkembang.
Antropologi sebagai disiplin akademik baru dimulai tidak lama setelah itu, ketika
pengangkatan pertama antropologi profesional di universitas, museum, dan kantor-kantor
pemerintahan. Namun tidak ada keraguan bahwa gagasan antropologi sudah jauh
sebelumnya.Koentjaraninggrat menyusun
perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase sebagai berikut:
1. Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi.
Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba
untuk menjelajahi dunia.Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke
Australia.Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal
baru.Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka.
Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di
buku harian ataupun jurnal perjalanan.Mereka mencatat segala sesuatu
yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut.Mulai dari ciri-ciri
fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku
tersebut.Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut
kemudian dikenal dengan bahan etnografi atau deskripsi tentang bangsa
bangsa.Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di
Eropa.Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa
terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang
ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk
mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

2. Fase Kedua (tahun 1800-an)


Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi
karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat
itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan
dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain
Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap
Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya.Pada fase ini,
Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan
4kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman
tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.

3. Fase Ketiga (awal abad ke-20)


Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun
koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam
rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala
seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca
yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain.
Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha
mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya.Untuk
itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku
bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk
kepentingan pemerintah kolonial.

4. Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)


Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat.Kebudayaan
kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang
akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.Pada masa ini pula terjadi
sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II.Perang ini membawa
banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian
besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total.Kehancuran itu
menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak
berujung.Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme
bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu
penjajahan.Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka.Namun
banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa
Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.Proses-proses
perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi
ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada
suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam
dan Lapp.

5. Sejarah Perkembangan Antropologi Kesehatan

1. Tahun 1849 Rudolf Virchow, menulis apabila kedokteran adalah ilmu


mengenai manusia yang sehatmaupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang
merumuskan hukum-hukumsebagai dasar struktur sosial, untuk
menjadikan efektif hal-hal yang inherendalam manusia itu sendiri
sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosialyang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi.
2. Tahun 1953, Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi
Kesehatan terdapat pada tulisan yang ditulis berjudul “Appied
Anthopology”. Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang ,
tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah
menciptakan suatu subdisiplin baru.

3. Tahun 1963, Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi


Kesehatan” dan membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu
artikel mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru
ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari
penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu
antropologi.Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi
Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsal (1963)
yang berjudul Medical Behaviour Sciene yang berorientasi antropologi,
sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut
tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi
Antropologi.

C. Ruang Lingkup Antropologi Kesehatan


Menurut foster dan Anderson lapangan kajian antropologi kesehatan dibagi
menjadi dua:
a. Kutub Biologis, perhatiannya pada pertumbuhan dan perkembangan fisik
manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia, adaptasi biologis
6terhadap perubahan lingkungan alam, dan pola penyakit dikalangan
manusia purba.
b. Kutub sosio-budaya perhatiannya pada sistem kesehatan tradisional yang
mencangkup aspek-aspek etiologis, terapi, ide, dan praktik pencegahan
penyakit, serta peranan praktisi medis tradisional, masalah perawatan
kesehatan biomedik, perilaku kesehatan, peranan pasien, perilaku sakit,
interaksi dokter dengan pasien, dan masalah inovasi kesehatan.

Ilmu-Ilmu Bagian Dari Antropologi


 Paleo Antropologi : adalah bagian ilmu yang meneliti asal-usul
terjadinya dan evolusi makhluk manusia dengan memepergunakan
sebagian bahan penelitian sisa-sisa tubuh yang telah membantu, atau
fosil-fosil manusia zaman dulu, yang tersimpan dalam lapisan-lapisan
bumi yang didapat oleh sipeneliti dengan berbagai metode penggalian.
 Prehistori : adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan
perkembangan semua kebudayaan manusia di bumi sebelum manusia
mengenal tulisan.
 Etnolinguistik antropologi :adalah ilmu yang mempelajari pelukisan
tentang ciri dan tata bahasa dan beratus-ratus bahasa suku-suku bangsa
yang ada di bumi.
 Etnologi :adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di
dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.
 Etnopsikologi : adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa
serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat
istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
 Antropologi Fisik dalam arti Fisik : adalah bagian dari ilmu
antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah
terjadinya aneka warna makhluk manusia dipandang dari sudut ciri-ciri
tubuhnya, dengan memakai sebagian bahan penelitiannya, baik yang
lahir fenotifik seperti warna kulit, bentuk hidung, tinggi dan bentuk
7tubuh, maupun yang dalam (genotifik), seperti frekuensi golongan
darah .

Percabangan Antropologi
Ada empat cabang besar dalam Antropologi, yaitu :
1. Antropologi Biologi/ Fisik
Yaitu kajian mengenai biologi manusia, khusunya dalam
kaitannya dengan Antropologi yang dikonsepsikan secara luar tentang
suatu ilmu mengenai manusia.Antropologi Biologi atau juga disebut
Antropologi Fisik merupakan cabang ilmu antropologi yang
memelajari manusia dan primata bukan manusia (non-human primates)
dalam arti biologis, evolusi, dan demografi. Antropologi Biologi/Fisik
memfokuskan pada faktor biologis dan sosial yang memengaruhi (atau
yang menentukan) evolusi manusia dan primata lainnya, yang
menghasilkan, mempertahankan, atau merubah variasi genetik dan
fisiologisnya pada saat ini.Antropologi Biologi dibagi lagi menjadi
beberapa cabang ilmu, diantaranya yaitu:
 Paleoantropologi : adalah ilmu yang memelajari asal usul
manusia dan evolusi manusia melalui bukti fosil-fosil.
 Somatologi :adalah ilmu yang memelajari keberagaman ras
manusia dengan mengamati ciri-ciri fisik.
 Bioarkeologi : adalah ilmu tentang kebudayaan manusia yang
lampau dengan melalui analisis sisa-sisa (tulang) manusia yang
biasa ditemukan dalam situs-situs arkeologi.
 Ekologi Manusia : adalah studi tentang perilaku adaptasi
manusia pada lingkungannya (mengumpulkan makanan,
reproduksi, ontogeni) dengan perspektif ekologis dan evolusi.
Studi ekologi manusia juga disebut dengan studi adaptasi
manusia, atau studi tentang respon adaptif manusia
(perkembangan fisik, fisiologi, dan genetik) pada tekanan
lingkungan dan variasinya.
 Paleopatolo: adalah studi penyakit pada masa purba (kuno).
Studi ini tidak hanya berfokus pada kondisi patogen yang diamati
pada tulang atau sisa-sisa jaringan (misalnya pada mumi), tetapi
juga pada gangguan gizi, variasi morfologi tulang, atau juga
bukti-bukti stres pada fisik.
 Antropometri: adalah ilmu yang memelajari dan mengukur
variasi fisik manusia. Antropometri pada awalnya digunakan
sebagai alat analisis untuk mengidentifikasi sisa-sisa fosil
kerangka manusia purba atau hominid dalam rangka memahami
variasi fisik manusia. Pada saat ini, antropometri berperan penting
dalam desain industri, desain pakaian, desain industrial
ergonomis, dan arsitektur di mana data statistik tentang distribusi
dimensi tubuh dalam populasi digunakan untuk mengoptimalkan
produk yang akan digunakan konsumen.
 Osteologi/osteometri:adalah ilmu tentang tulang yang
memelajari struktur tulang, elemen-elemen pada kerangka, gigi,
morfologi mikrotulang, fungsi, penyakit, patologi, dsb. Osteologi
digunakan dalam menganalisis dan mengidentifikasi sisa-sisa
tulang (baik kerangka utuh mau pun yang telah menjadi serpihan)
untuk menentukan jenis kelamin, umur, pertumbuhan dan
perkembangannya, sebab kematian, dan lain sebagainya dalam
konteks biokultural.
 Primatologi : adalah ilmu tentang primata bukan manusia (non
human primates). Primatologi mengkaji perilaku, morfologi, dan
genetik primata yang berpusat pada homologi dan analogi dalam
mengambil kesimpulan kenapa dan bagaimana ciri-ciri manusia
berkembang dalam primata.
 Antropologi Forensik : adalah ilmu terapan antropologi dalam
ruang legal (hukum), biasanya menggunakan perspektif dan
keahlian ekologi manusia, paleopatologi, dan osteologi dalam
kasus-kasus kriminal luar biasa (FBI, CIA, dan militer) untuk
9menganalisis kondisi korban yang sudah tidak utuh
(terbakar,rusak,terpotong-terpotong karena mutilasi/sudah tidak
dikenali lagi) atau dalam tahap dekomposisi lanjut (sudah menjadi
kerangka tulang).
 Antropologi Molekuler : adalah bidang ilmu yang memelajari
evolusi, migrasi, dan persebaran manusia di bumi melalui analisis
molekuler. Biasanya menggunakan perbandingan sekuens DNA
(mtDNA, Kromosom Y, dan Autosom) dan protein dalam melihat
variasi populasi dan hubungan antar atau inter-populasi dalam
menentukan suatu populasi masuk ke dalam haplogrup tertentu
atau berasal dari wilayah mana (geographical origin).
2. Antropologi Arkeologi
Adalah subdisiplin yang erat terkait.Sedangkan perbandingan ciri
ciri anatomis dari temuan-temuan fosil Merupakan bagian yang pas
dari antropologi biologi, hubungan temuan-temuan fosil-fosil tersebut
dengan habitat mereka, dan mencari dan membangun alasan-alasan
akademik mengenai struktur masyarakat prehistoris lebih Merupakan
bagian dari bahasan arkeologi.
3. Antropologi Linguistik
Adalah dari kajian mengenai bahasa, tapi khususnya yang terkait
dengan keanekaragamannya.
4. Antropologi Sosial dan Budaya
Antropologi sosial merupakan studi yang memelajari hubungan
antara orang-orang dan kelompok.Sementara Antropologi Budaya
merupakan studi komparasi bagaimana orang-orang memahami dunia
di sekitar mereka dengan cara yang berbeda-beda. Antropologi Sosial
berkaitan erat dengan sosiologi dan sejarah yang bertujuan mencari
pemahaman struktur sosial dari suatu kelompok sosial yang berbeda
seperti subkultur, etnik, dan kelompok minoritas. Antropologi Budaya
lebih berhubungan dengan filsafat, literatur atau sastra, dan seni
tentang bagaimana suatu kebudayaan memengaruhi pengalaman
10seseorang (diri sendiri) dan kelompok, memberikan kontribusi untuk
pemahaman yang lebih lengkap terhadap pengetahuan, adat istiadat,
dan pranata masyarakatKeempat cabang tersebut memiliki kajian
kajian konsentrasi tersendiri dalam kekhususan akademik dan
penelitian ilmiah, dengan topik yang unik dan metode penelitian yang
berbeda.

D. Tujuan Antropologi
Tujuan Antropologi dalam fase perkembangannya yang ke empat
ini dibagi menjadi dua, yaitu tujuan akademikal dan tujuan praktis.
1. Tujuan akademikal : adalah untuk mencapai pengertian tentang
mengenai manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna
bentuk fisiknya, serta kebudayaannya.
2. Tujuan Praktis:adalah memepelajari manusia dalam aneka warna
masyarakat suku bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa itu.

E. Peran Budaya Dalam keperawatan


Cara dan gaya hidup manusia,kebudayaan, kepercayaan bahkan
peradaban berpengaruh terhadap penyakit. Secara fisiologis dan biologis,
tubuh manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan yang selalu berubah,
yang sering membawa suatu penyakit baru yang belum dikenal
perkembangan penyakit itu. Kajian mengenai kesehatan perlu budaya
perhatikan.

Peran Antropologi Dalam keperawatan


Dalam rangka pembangunan masyarakat, antropologi sering diminta oleh
para dokter/anggota medis untuk membantu mereka dalam melakukan
penelitian atau memberi data mengenai masalah konsepsi dan sikap penduduk
desa tentang kesehatan. Peranan antropologi kesehatan dalam keperawatan
adalah untuk menjelaskan mengenai kepercayaan dan peksanaan medis yang
ada pada para perencana kesehatan dan memberi saran-saran tentang
11bagaimana hal itu dapat diintergasikan dengan pelaksanaan perencanaan
kesehatan formal.

F. Konsep-Konsep Penting Dalam Antropologi Kesehatan


1. Hubungan Antropologi Kesehatan dengan Ekologi Kesehatan
Pendekatan Ekologis Merupakan dasar bagi studi tentang masalah-masalah
epidemiologi.cara-cara dimana tingkah laku individu dan kelompok
menentukan derajat kesehatan dan timbulnya penyakit yang berbeda-beda
dalam populasi yang berbeda-beda..contoh : semakin maju suatu bangsa,
penyakit yang dideritapun berbeda dengan bangsa yang baru berkembang.
penyakit-penyakit infeksi seperti malaria, demam berdarah, TBC dll pada
umumnya terdapat pada Negara yang berrkembang, sedangkan penyakit
penyakit non infeksi seperti stress, depresi, kanker, hipertensi, umumnya
terdapat pada Negara-negara maju. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan
ekonomi yang berbeda pada kedua kelompok tersebut.
2. Paleopatologi
Paleopatologi adalah studi mengenai penyakit-penyakit purba.para ahli
paleotologi melakukan studi pada tulang-tulang manusia purba, kotoran,
lukisan pada dinding, patung mumi.dapat disimpulkan bahwa
paleopatologi atau studi mengenai penyakit purba, sangat banyak
berhubungan dengan lingkungan untuk menemukan penyakit-penyakit
purba.Contoh : kerusakan pada tulang sebagai akibat dari syphilis, TBC,
dan penyakit yang sejenisnya adalah penyakit infeksi yang dapat dikenali.
3. Epidemiologi
Epidemiologi berkenaan dengan distribusi, tempat dan prevalensi atau
terjadinya penyakit, sebagaimana yang dipengaruhi oleh lingkungan alam
atau lingkungan ciptaan manusia serta oleh tingkah laku manusia. Tugas
seorang Epidemolog adalah bekerja untuk membuat kolerasi-kolerasi
dalam hal insiden penyakit dalam usaha menetapkan petunjuk tentang
pola-pola penyebab penyakit yang kompleks, atau tentang kemungkinan
dalam pengawasan penyakit (Clausen; 1963:142)Contoh : pemuda
1213
amerika lebih banyak mengalami kecelakaan dari pada wanita muda dan
orang tua . perokok lebih banyak terkena penyakit kanker paru-paru dari
pada bukan perokok.

CONTOH BUDAYA DENGAN KESEHATAN


1. Anak laki-laki sehabis khitanan tidak boleh makan telur. Karena lukanya
tidak cepat kering namun secara ilmu kesehatan itu tidak benar justru telur
itu banyak mengandung protein yang bagus untuk mempercepat
pengeringan luka.14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antropologi merupakan disiplin ilmu yang luas di mana humaniora,
sosial, dan ilmu pengetahuan alam digabung dalam menjelaskan apa itu
manusia dan artinya menjadi manusia. Antropologi dibangun berdasarkan
pengetahuan dari ilmu alam.Antropologi lebih memusatkan pada penduduk
yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat
yang tinggal daerah yang sama, memiliki ciri fisik dan bahasa yang
digunakan serupa, serta cara hidup yang samaAntropologi juga mempunyai
pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya.
B. Saran
Setelah melakukan penulisan makalah ini, penulis menyarankan kepada
pembaca agar :Kepada generasi muda dapat mengetahui sejarah antropologi
sosial dan kesehatan. Selain itu, untuk menghindari ethnosentrisme yang
sempit karena dengan mempelajari anthropologi kita mampu memahami
berbagai perbedaan ras dam ethnic yang berbeda sehingga menghindari
kesalahpahaman antar budaya yang berbeda.
DAFTAR PUSTAKA

Nova Maulana,S.Kep,M.kesC.IH., 2014 Buku ajar SOSIOLOGI &


ANTROPOLOGI KESEHATAN : Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai