Anda di halaman 1dari 3

2.

A.Tindakan perawat pada saat pasien memasuki tahap penyangkalan :


1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya dengan cara :
 Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan berdukanya.
 Meningkatkan kesabaran pasien secara bertahap tentang kenyataan dan
kehilangan, apabila sudah siap secara emosional.
2. Menunjukkan sikap menerima dengan ikhlas dan mendorong pasien untuk berbagi rasa
dengan cara :
 Mendengarkan dengan penuh perhatian dan minat mengenai hal yang dikatakan
oleh pasien tanpa menghukum atau menghakimi.
 Menjelaskan kepda pasien bahwa sikap tersebut biasa terjadi pada orangbyang
mengalami kehilangan.
3. Memberi jawaban yang jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit, pengobatan, dan
kematian dengan cara :
 Menjawab pertanyaan pasien dengan bahasa yang mudah dimengerti, jelas, dan
tidak berbelit-belit.
 Mengamati dengan cermat respon pasien selama berbicara.
 Meningkatkan kesadaran secara bertahap.

B. Pengaruh pada biopsikososial, spiritual pasien yang mengalami kehilangan :


Jawab :
Pasien kehilangan akan berpengaruh terhadap emosional, perilaku dan spiritualnya.
Emosional. Ia akan cenderung memiliki sikap :
 Marah, sedih, cemas
 Kebencian
 Merasa bersalah dan kesepian
 Perasaan mati rasa
 Keinginan kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu atau benda yang
hilang
 Depresi, apatis, putus asa selama fase disorganisasi dan keputusasaan.
Perilaku. Ia akan cenderung memiliki sikap :
 Gelisah
 Kemungkinan melakukan upaya bunuh diri atau pembunuhan
 Menangis terisak atau tidak terkontrol
 Kemungkinan menyalahgunakan obat atau alkohol.
Spiritual. Ia akan cendrung memiliki sikap :
 Kecewa dan marah pada tuhan
 Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan atau kehilangan
 Tidak memiliki harapan, kehilangan makna
3.
A. Tindakan perawat terhadap pasien yang mengalami tahap marah :
Mengizinkan dan mendorong pasien mengungkapkan rasa marah secara verbal tanpa
melawan kemarahan tersebut dengan cara :
 Menjelaskna kepada keluarga bahwa kemarahan pasien sebenarnya tidak ditujukan
kepada mereka.
 Membiarkan pasien menangis.
 Mendorong pasien untuk membicarakan kemarahannya.
4.
A. Tindakan perawat terhadap pasien yang mengalami tahap depresi :
1. Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut dengan cara :
 Mengamati perilaku pasien dan bersama dengannya membahsas perasaannya.
 Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri sesuai derajat risikonya.
2. Membantu pasien mengurangi rasa bersalah dengan cara :
 Menghargai perasaan pasien.
 Membantu pasien menemukan dukungan yang positif dengan mengaitkan terhadap
kenyataan.
 Memberi kesempatan untuk menangis dan mengungkapkan perasaannya.
 Bersama pasien membahas pikiran negatif yang selalu timbul.

5. Usaha yang telah dilakukan perawat pada tahpan penerimaan yaitu :


Membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa dielakkan dengan cara :
 Membantu keluarga mengunjungi pasien secara teratur.
 Membantu keluarga berbagi rasa, karena setiap anggota keluarga tidak berada pada
tahap yang sama pada saat yang bersamaan.
 Membahas rencana setelah masa berkabung terlewati.
 Memberi informasi akurat tentang kebutuhan pasien dan keluarga.

Dampak kehilangan ;
1. Pada masa anak- anak kehilangan dapat mengancam kemampuan untuk berkembang,
kadang – kadang akan timbul regresi serta rasa takut untuk ditinggalkan atau
dibiarkan kesepian.
2. Pada masa remaja atau dewasa muda, kehilangan dapat menyebabkan disintegrasi
dalam keluarga.
3. Pada masa dewasa tua, kehilangan khususnya kematian pasangan hidup, dapat
menjadi pukulan yang sangat berat dan menghilangkan semangat hidup orang yang
ditinggalkan.

Perencanaan dan intervensi keperawatan yang dilakukan untuk pasien menghadapi kedukaan
akibat kehilangan yaitu :
1. Membina dan meningkatkan hubungan saling percaya dengan cara :
 Mendengarkan pasien berbicara
 Memberi dorongan agar pasien mau mengungkapkan perasaannya.
 Menjawab pertanyaan pasien secara langsung, menunjukkan sikap menerima dan
empati.
2. Mengenali faktor – faktor yang mungkin menghambat dengan cara :
 Bersama pasien mendiskusikan hubungan pasien dengan orang atau objek yang
pergi atau hilang.
 Menggali pola hubungan pasien dengan orang yang berarti.
3. Mengurang atau menghilangkan faktor penghambat dengan cara :
 Bersama pasien mengingat kembali cara mengatasi perasaan berduka dimasa lalu.
 Memperkuat dukungan serta kekuatan yang dimilki pasien dan keluarga.
 Mengenali dan menghargai sosial, budaya, agama serta kepercayaan yang dianut
oleh pasien dan keluarga dalam mengatasi perasaan kehilangan.
4. Memberi dukungan terhadap respon kehilangan pasien dengan cara :
 Menjelaskan kepada pasien atau keluarga bahwa sikap mengingkari, marah, tawar –
menawar, depresi, dan menerima adalah wajar dalam menghadapi kehilangan.
 Memberi gambaran tentang cara mengungkapkan perasaan yang bisa diterima.
 Menguatkan dukungan keluarga atau ornag berarti.
5. Meningkatkan rasa kebersamaan antaranggota keluarga dengan cara :
 Menguatkan dukungan keluarga atau orang berarti.
 Mendorong pasien untuk menggali perasaannya bersama anggota keluarga lainnya
mengenali masing –masing anggota keluarga.
 Menjelaskan manfaat hubungan dengan orang lain.
 Mendorong keluarga untuk mengevaluasi perasaan dan saling mendukung satu sama
lain.
6. Menentukan tahap keberadaan pasien dengan cara:
 Mengamati perilaku pasien.
 Menggali pikiran, perasaan pasien yang selalu timbul dalam dirinya.

Sumber :
Aziz Alimul H,A, (2012 ), Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia buku 1,
Yogyakarta, Penerbit Salemba Medika.
Repository.usu.ac.id.pdf diakses pada tanggal 18 oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai