TINJAUAN PUSTAKA
2. Bentuk-bentuk Kesepian
Weiss menyebutkan adanya dua bentuk kesepian yang berkaitan
dengan tidak tersedianya kondisi sosial yang berbeda, yaitu :
a. Kesepian emosional adalah kesepian yang timbul karena tidak ada
figure kasih sayang yang intim yang dapat dimiliki individu seperti
yang biasa diberikan orang tua kepada anak, bisa diberikan oleh teman
akrab, tunangan, atau suami kepada istrinya.
b. Kesepian sosial adalah suatu bentuk kesepian yang muncul ketika
seseorang tidak memiliki keterlibatan yang terintegrasi dalam dirinya,
tidak ikut berpartisipasi dalam kelompok atau komunitas yang
7
8
c) Umur
d) Agama
e) Alamat
f) Pendidikan terakhir
g) Pekerjaan terakhir
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan secara head to toe (kepala ke kaki) dan
review of sistem (sistem tubuh), dan dilakukan secara sistematis baik
secara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Jumlah
Interpretasi
Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 : fungsi intelektual kerusakan berat
13
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau
status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi,
di mana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif
untuk membuat diagnosa keperawatan.
a. Diagnosa keperawatan : koping tidak efektif
NOC I : koping
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3x24 jam, klien
diharapkan mampu:
1) Mengidentifikasi pola koping efektif
16
NIC :
1) Identifikasi dan sesuaikan sikap diri terhadap kondisi dan
situasi klien
17
3. Rencana Keperawatan
Rencana keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk
membantu klien dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ketingkat
kesehatan yang diinginkan sesuai hasil yang diharapkan (Gordon, 1994
dalam Potter & Perry, 1997).
a. Diagnosa: koping tidak efektif
NOC I: Koping
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, klien
secara konsisten diharapkan mampu:
1) Mengidentifikasi pola koping efektif
2) Mengidentifikasi pola koping yang tidak efektif
3) Melaporkan penurunan stress
4) Memverbalkan kontrol perasaan
5) Memodifikasi gaya hidup yang dibutuhkan
6) Beradaptasi dengan perubahan perkembangan
7) Menggunakan dukungan sosial yang tersedia
18
NIC:
1) Identifikasi dan sesuaikan sikap diri terhadap kondisi dan
situasi klien
2) Identifikasi perasaan pribadi yang ditimbulkan oleh pasien
yang dapat mengganggu efektivitas interaksi terapeutik
3) Berikan klien kenyamanan fisik sebelum berinteraksi
4) Diskusikan kerahasiaan informasi bersama klien
5) Ciptakan suasana hangat dan penerimaan dalam berkomunikasi
19
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah proses pengelolaan dan perwujudan
dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah proses kontinu yang penting untuk
menjamin kualitas dan ketepatan tindakan keperawatn yang dilakukan dan
keefektifan rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien selalu
berubah dengan cepat dan perencanaan pun selalu memerlukan revisi dan
pembaruan dengan menambahkan informasi klien yang baru berkembang
(Doengoes, 2012)
jelas, penglihatan memburuk, gerakan lambat dan figure tubuh yang tidak
proporsional.
Menurut Prof. DR. Ny. Sumiati Ahmad Mohammad (alm), Guru Besar
Universitas Gajah Mada Fakultas Kedokteran, periodesasi biologis
perkembangan manusia dibagi sebagai berikut :
a. Usia 0-1 tahun (masa bayi)
b. Usia 1-6 tahun (masa prasekolah)
c. Usia 6-10 tahun (masa sekolah)
d. Usia 10-20 tahun (masa pubertas)
e. Usia 40-65 tahun (masa setengah umur, prasenium)
f. Usia 65 tahun ke atas (masa lanjut usia, senium)
b. Tipe mandiri
Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan
kegiatan yang baru, selektif dan mencari pekerjaan dan teman
pergaulan, serta memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas
Lanjut usia ini yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang
proses penuaan yang menyebabkan kehilangan kecantikan,
kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman
yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut
sulit dilayani dan pengkritik.
d. Tipe pasrah
Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik,
mempunyai konsep habis (habis gelap datang terang), mengikuti
kegiatan beribadah, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
e. Tipe bingung
Lanjut usia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan
diri, merasa minder, menyesal, pasif dan acuh tak acuh.