Anda di halaman 1dari 81

TUGAS KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

KELOMPOK 3

Disusun oleh :

1. Yusnia Silvia Sari ( Nim. 04064822124005)


2. Kiki Elviani ( Nim. 04064822124009)
3. Dian Fransiska ( Nim. 04064822124012)
4. Dina Wijayana ( Nim. 04064822124016)
5. Zakma Amalia ( Nim. 04064822124019)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PEMBAGIAN TUGAS:

1. Yusnia Silvia Sari ( Nim. 04064822124005)


Mengerjakan :
1) SOP Pengukuran Skala Nyeri
2) SOP Perawatan Luka
3) SOP Teknik Napas Dalam
4) SOP Pencegahan Jatuh
5) SOP Edukasi Pencegahan Infeksi
6) SOP Pemantauan Kebutuhan Minum Obat

2. Kiki Elviani ( Nim. 04064822124009)


Mengerjakan :
1) SOP Pemberian Obat Intravena
2) SOP Pemberian Obat Supositori
3) SOP Batuk Efektif
4) SOP Edukasi Pencegahan Infeksi
5) SOP Imajinasi Terbimbing
6) SOP Terapi Musik
3. Dian Fransiska ( Nim. 04064822124012)
Mengerjakan :
1) SOP Cuci Tangan
2) SOP Obat Oral
3) SOP Edukasi Manajemen Nyeri
4) SOP Pencegahan Jatuh
5) SOP Pemasangan Infus
6) SOP Rom Aktif dan Pasif
4. Dina Wijayana ( Nim. 04064822124016)
Mengerjakan :
1) SOP Edukasi nutrisi parenteral
2) SOP Nutrisi parenteral
3) SOP Nutrisi enteral
4) SOP Edukasi pencegahan jatuh
5) SOP Latihan otogenik
5. Zakma Amalia ( Nim. 04064822124019)
Mengerjakan :
1) SOP Analgetik
2) SOP Relaksasi Otot Progresif
3) SOP Pencegahan Cedera
4) SOP Obat Topikal
5) SOP Pindah tempat (dari tempat tidur ke kursi roda)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA KODE
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JalanRayaPalembang-Prabumulih Km.32Gedung Abdul Muthalib, KampusUnsriIndralaya,OganIlir30662,
SumateraSelatan.Telepon: 0711-581831.Fax: 0711-581831Email : keperawatan.unsri@yahoo.com

DOKUMEN TANGGAL
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
STANDAR DIKELUARKAN

JUDUL SOP MENGUKUR SKALA NYERI

AREA KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

BAGIAN KEPERAWATAN

PENGERTIA Mengukur skala nyeri adalah melakukan pengkajian derajat nyeri pada pas
N dewasa dengan menggunakan skala nyeri yang baku.

TUJUAN Mengkaji derajat nyeri pada pasien dewasa untuk menentukan tindak
penatalaksanaan nyeri yang tepat
1. Persiapan diri
PERSIAPAN 2. Persiapan Pasien
ALAT DAN 3. Persiapan alat :
TEMPAT
- Rekam medis
- Gambar Numeric Rating Scale
PROSEDUR A). Tahap Pra Interaksi
1. Cek identitas pasien
2. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
3. Cuci tangan

B). Tahap Orientasi


1. Menyapa pasien atau keluarganya dengan ramah dan memperkenalkan d
serta menanyakan keadaan pasien.
2. Memberikan informasi, maksud, tujuan, serta manfaat pengkajian nyeri
3. Menjelaskan prosedur
4. Meminta persetujuan pasien untuk melakukan pengkajian nyeri
C). Tahap Kerja
1. Mengidentifikasi skala nyeri, lokasi nyeri, karakteristik nyeri, dura
frekuensi dan kualitas nyeri.
2. Setiap pasien dewasa yang merasakan nyeri dinilai dari skala 0-10
- 0 : Tidak nyeri
- 1-3 : Nyeri ringan (pasien dapat berkomunikasi dengan baik)
- 4-6 : Nyeri sedang (pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukk
lokasi nyeri, mendeskripsikan dan dapat mengikuti perintah)
- 7-9 : Nyeri berat (pasien terkadang tidak dapat mengikuti perin
tapi masih respon terhadap tindakan. Tidak dapat mendeskripsikan, tid
dapat diatasi dengan alih posisi, nafas panjang dan distraksi.
- 10 : Nyeri sangat berat (pasien sudah tidak mampu la
berkomunikasi, memukul).

3. Setiap pasien anak yang merasakan nyeri dilihat dari skala wajah Wo
Baker
- Nilai 0 nyeri tidak dirasakan oleh anak
- Nilai 1 nyeri dirasakan sedikit saja
- Nilai 2 nyeri dirasakan hilang timbul
- Nilai 3 nyeri yang dirasakan anak lebih banyak
- Nilai 4 nyeri yang dirasakan anak secara keseluruhan
- Nyeri sekali dan anak menjadi menangis

D). Tahap Terminasi


1. Melakukan evaluasi tindakan yang baru dilakukan
2. Dokumentasi hasil pelaksanaan,catat kegiatan dalam lembar cata
perawatan
3. Mengucapkan terima kasih dengan pasien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan

Referensi :

Mangku G, Senapathi TGA. (2010). Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanima
Jakarta: Indeks

Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia. (200


Panduan Tatalaksana Nyeri Operatif. Jakarta: PP IDSAI.

Yudiyanta, Novita. (2015). Assessment Nyeri. Patient Comfort Assessment Guide


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA KODE
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JalanRayaPalembang-Prabumulih Km.32Gedung Abdul Muthalib, KampusUnsriIndralaya,OganIlir30662,
SumateraSelatan.Telepon: 0711-581831.Fax: 0711-581831Email : keperawatan.unsri@yahoo.com

DOKUMEN TANGGAL
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
STANDAR DIKELUARKAN

JUDUL SOP PERAWATAN LUKA

AREA KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

BAGIAN KEPERAWATAN

PENGERTIAN Mengidentifikasi dan meningkatkan penyembuhan


luka serta mencegah terjadinya komplikasi luka.

TUJUAN 1. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke


dalam luka
2. Memberikan pengobatan pada luka
3. Mencegah terjadinya infeksi
4. Memberikan rasa aman dan nyaman pada
pasien
PERSIAPAN 1. Persiapan diri
ALAT DAN 2. Persiapan Pasien
TEMPAT
3. Persiapan alat :
- Rekam medis
- Pinset anatomis
- Pinset cirugis
- Gunting jaringan
- Kassa steril
- Kom kecil 2 buah
- Sarung tangan
- Gunting plester
- Plester
- Desinfektan (bethadine)
- Cairan Nacl 0,9%
- Bengkok
- Perlak
- Verband
- Obat luka sesuai kebutuhan
PROSEDUR A). Tahap Pra Interaksi
1. Cek identitas pasien
2. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
3. Cuci tangan

B). Tahap Orientasi


1. Menyapa pasien atau keluarganya dengan
ramah dan memperkenalkan diri, serta
menanyakan keadaannya.
2. Memberikan informasi, maksud, tujuan, serta
manfaat perawatan luka
3. Menjelaskan prosedur
4. Meminta persetujuan pasien untuk
dilakukannya intervensi perawatan luka

C). Tahap Kerja


1. Memonitor karakteristik luka misalnya
drainase, warna, ukuran, bau,
2. Memonitor tanda-tanda infeksi
3. Melepaskan balutan dan plester secara
perlahan
4. Mencukur rambut di sekitar daerah luka, jika
diperlukan
5. Membersihkan luka dengan cairan nacl atau
pembersih nontoksik, sesuai kebutuhan
6. Membersihkan jaringan nekrotik
7. Membersihkan salep yang sesuai ke kulit/lesi
jika diperlukan
8. Mempasang balutan sesuai jenis luka
9. Mempertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
10. Mengganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
drainase
11. Menjadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam
atau sesuai kondisi pasien
12. Memberikan diet dengan kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5
g/kgBB/hari
13. Memberikan suplemen vitamin dan mineral
(misalnya vit A, Vit C, Zinc, Asam Amino)
sesuai indikasi
D). Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang baru
dilakukan
2. Dokumentasi hasil pelaksanaan,catat kegiatan
dalam lembar catatan perawatan
3. Mengucapkan terima kasih dengan pasien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan

Referensi :

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan Keperawatan
(cetakan II 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

Smeltzer, S. C., & Bare, A. G. (2001), Buku Ajar


Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA KODE
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JalanRayaPalembang-Prabumulih Km.32Gedung Abdul Muthalib, KampusUnsriIndralaya,OganIlir30662,
SumateraSelatan.Telepon: 0711-581831.Fax: 0711-581831Email : keperawatan.unsri@yahoo.com

DOKUMEN TANGGAL
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
STANDAR DIKELUARKAN

JUDUL SOP EDUKASI TEKNIK NAPAS DALAM

AREA KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

BAGIAN KEPERAWATAN

PENGERTIAN Mengajarkan teknik pernapasan untuk meningkatkan


relaksasi, meredakan nyeri, dan ketidaknyamanan.

TUJUAN 1. Untuk meningkatkan relaksasi


2. Untuk meredakan nyeri
3. Untuk meningkatkan kenyamanan
1. Persiapan diri
PERSIAPAN
ALAT DAN 2. Persiapan pasien
TEMPAT 3. Persiapan alat :
- Rekam medis
PROSEDUR A). Tahap Pra Interaksi
1. Cek identitas pasien
2. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
3. Cuci tangan
B). Tahap Orientasi
1. Menyapa pasien atau keluarganya dengan
ramah dan memperkenalkan diri, serta
menanyakan keadaannya.
2. Memberikan informasi, maksud, tujuan, serta
manfaat teknik napas
3. Menjelaskan prosedur teknik napas
4. Meminta persetujuan pasien untuk
dilakukannya intervensi teknik napas dalam
C) Tahap Kerja
1. Menganjurkan pasien untuk memposisikan
tubuh senyaman mungkin (missal duduk,
baring)
2. Menganjurkan pasien untuk menutup mata dan
berkonsentrasi penuh
3. Mengajarkan pasien untuk melakukan inspirasi
dengan menghirup udara melalui hidung secara
perlahan
4. Mengajarkan pasien melakukan ekspirasi
dengan menghembuskan udara mulut mencucu
secara perlahan
5. Mendemonstrasikan menarik napas selama 4
detik, menahan napas selama 2 detik dan
menghembuskan napas selama 8 detik.
D). Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang baru
dilakukan
2. Dokumentasi hasil pelaksanaan,catat kegiatan
dalam lembar catatan perawatan
3. Mengucapkan terima kasih dengan pasien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan

Referensi :

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan Keperawatan
(cetakan II 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA KODE
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JalanRayaPalembang-Prabumulih Km.32Gedung Abdul Muthalib, KampusUnsriIndralaya,OganIlir30662,
SumateraSelatan.Telepon: 0711-581831.Fax: 0711-581831Email : keperawatan.unsri@yahoo.com

DOKUMEN TANGGAL
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
STANDAR DIKELUARKAN

JUDUL SOP PENCEGAHAN JATUH

AREA KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

BAGIAN KEPERAWATAN

PENGERTIAN Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terjatuh


akibat perubahan kondisi fisik atau psikologis

TUJUAN Mencegah kejadian jatuh dan melindungi pasien dari


cidera selama dalam masa perawatan di Rumah Sakit
1. Persiapan diri
PERSIAPAN 2. Persiapan pasien
ALAT DAN 3. Persiapan alat :
TEMPAT
- Rekam medis
- Handrail tempat tidur
PROSEDUR A). Tahap Pra Interaksi
1. Cek identitas pasien
2. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
3. Cuci tangan
B). Tahap Orientasi
1. Menyapa pasien atau keluarganya dengan
ramah dan memperkenalkan diri, serta
menanyakan keadaannya.
2. Memberikan informasi, maksud, tujuan, serta
manfaat pencegahan jatuh
3. Menjelaskan prosedur pencegahan jatuh
4. Meminta persetujuan pasien untuk
dilakukannya intervensi pencegahan jatuh
C) Tahap Kerja
1. Mengidentifikasi factor risiko jatuh (misalnya
usia > 65 tahun, penurunan tingkat kesadaran,
deficit kognitif, gangguan keseimbangan,
gangguan penglihatan, neuropati)
2. Memonitor kemampuan berpindah dari tempat
tidur ke kursi roda dan sebaliknya
3. Mengorientasikan ruangan pada pasien dan
keluarga
4. Memastikan roda tempat tidur dan kursi roda
selalu dalam kondisi terkunci
5. Memasang handrail tempat tidur
6. Mengatur tempat tidur mekanis pada posisi
terendah
7. Menempatkan pasien berisiko tinggi jatuh
dengan pantauan perawat dari nurse station
8. Menggunakan alat bantu berjalan
9. Mendekatkan bel pemanggil dalam jangkauan
pasien
10. Menganjurkan memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan untuk berpindah
11. Menganjurkan menggunakan alas kaki yang
tidak licin
12. Menganjurkan berkonsentrasi untuk menjaga
keseimbangan tubuh
13. Menganjurkan melebarkan jarak kedua kaki
untuk meningkatkan keseimbangan saat berdiri
14. Mengajarkan cara menggunakan bel
pemanggil untuk memanggil perawat

D). Tahap Terminasi


1. Melakukan evaluasi tindakan yang baru
dilakukan
2. Dokumentasi hasil pelaksanaan,catat kegiatan
dalam lembar catatan perawatan
3. Mengucapkan terima kasih dengan pasien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
Referensi :

Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS).


(2015). Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan
Pasien (IKP): Jakarta.

Muhammad, Faisal R., et al. (2014). Pelaksanaan


Sistem Keselamatan Pasien (Pateint Safety) di RSU
Bhakti Asih Kota Tangerang. Karya Ilmiah
Universitas Islam Bandung.

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan Keperawatan
(cetakan II 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA KODE
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JalanRayaPalembang-Prabumulih Km.32Gedung Abdul Muthalib, KampusUnsriIndralaya,OganIlir30662,
SumateraSelatan.Telepon: 0711-581831.Fax: 0711-581831Email : keperawatan.unsri@yahoo.com
DOKUMEN TANGGAL
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
STANDAR DIKELUARKAN

JUDUL SOP PENCEGAHAN INFEKSI

AREA KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

BAGIAN KEPERAWATAN

PENGERTIAN Mengidentifikasi dan menurunkan risiko terserang


organism patogenik

TUJUAN 1. Mencegah dan menurunkan terjadinya infeksi


2. Mencegah resiko penularan infeksi
1. Persiapan diri
PERSIAPAN
ALAT DAN 2. Persiapan pasien
TEMPAT 3. Persiapan alat :
- Rekam medis
PROSEDUR A). Tahap Pra Interaksi
1. Cek identitas pasien
2. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
3. Cuci tangan
B). Tahap Orientasi
1. Menyapa pasien atau keluarganya dengan
ramah dan memperkenalkan diri, serta
menanyakan keadaannya.
2. Memberikan informasi, maksud, tujuan, serta
manfaat pencegahan infeksi
3. Menjelaskan prosedur pencegahan infeksi
4. Meminta persetujuan pasien untuk
dilakukannya intervensi pencegahan infeksi
C) Tahap Kerja
1. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Mengajarkan cara mencuci tangan dengan
benar
3. Mengajarkan etika batuk
4. Mengajarkan cara memeriksa kondisi luka atau
luka operasi
5. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
6. Menganjurkan meningkatkan asupan cairan

D). Tahap Terminasi


1. Melakukan evaluasi tindakan yang baru
dilakukan
2. Dokumentasi hasil pelaksanaan,catat kegiatan
dalam lembar catatan perawatan
3. Mengucapkan terima kasih dengan pasien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
Referensi :

Bruner & Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan


Medikal Bedah Edisi 8 vol 1. Jakarta: EGC

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia (SIKI): Definisi dan Tindakan Keperawatan
(cetakan II 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA KODE
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JalanRayaPalembang-Prabumulih Km.32Gedung Abdul Muthalib, KampusUnsriIndralaya,OganIlir30662,
SumateraSelatan.Telepon: 0711-581831.Fax: 0711-581831Email : keperawatan.unsri@yahoo.com

DOKUMEN TANGGAL
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
STANDAR DIKELUARKAN
JUDUL SOP PEMANTAUAN KEPATUHAN MINUM OBAT

AREA KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

BAGIAN KEPERAWATAN

PENGERTIAN Ketertiban dan kepatuhan pengobatan pasien dari awal


pengobatan sampai dengan selesai masa pengobatan.

TUJUAN Untuk meningkatkan kesehatan dan meminimalisir


terjadinya kekambuhan.
1. Persiapan diri
PERSIAPAN
ALAT DAN 2. Persiapan pasien dan keluarga
TEMPAT 3. Persiapan alat :
- Alat tulis
PROSEDUR A). Tahap Pra Interaksi
1. Cek identitas pasien
2. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
3. Cuci tangan
B). Tahap Orientasi
1. Menyapa pasien atau keluarganya dengan
ramah dan memperkenalkan diri, serta
menanyakan keadaannya.
2. Memberikan informasi, maksud, tujuan, serta
manfaat kepatuhan minum obat
C) Tahap Kerja
1. Menentukan jadwal kunjungan rumah dan
minum obat
2. Melakukan kunjungan kerumah pasien dengan
gangguan jiwa dan mengajarkan keluarga cara
minum obat yang benar
3. Memberikan edukasi kepada keluarga
mengenai pengobatan termasuk efek samping
pengobatan
4. Menstimulasi pasien dan keluarga untuk rutin
kontrol dan mengambil obat ke fasilitas
kesehatan
5. Mengevaluasi pasien dan keluarga mengenai
kepatuhan minum obat
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan serta
kontak waktu selanjutnya bila diperlukan
dibuku kegiatan.
D). Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan yang baru
dilakukan
2. Dokumentasi hasil pelaksanaan,catat kegiatan
dalam lembar catatan perawatan
3. Mengucapkan terima kasih dengan pasien
4. Merapikan alat
5. Mencuci tangan
Referensi :
Laban Y.Y., .(2008). Penyakit dan Cara
Pencegahannya. Yogyakarta: Kanisius.

Soemantri I.(2007). Asuhan Keperawatan Pada


Pasien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika.

Nama :Yusnia Silvia Sari ( Nim. 04064822124005)

Mengerjakan :
7) SOP Pengukuran Skala Nyeri
8) SOP Perawatan Luka
9) SOP Teknik Napas Dalam
10) SOP Pencegahan Jatuh
11) SOP Pencegahan Infeksi
12) SOP Pemantauan Kebutuhan Minum Obat
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Gedung Dr. A. I. Muthalib, MPH Kampus Program Studi Ilmu Keperawatan F
Unsri Indralaya, OI, 30662, Sumatera Selatan, Indonesia, Tel.0711-581831
STANDAR Dilakukan
OPERSIONAL MENCUCI TANGAN
PROSEDUR Ya Tid
Mencuci tangan adalah tindakan menggosok dengan sabun
PENGERTIAN secara bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan
ringkas yang kemudian dibilas dibawah aliran air.
- Membuang kotoran dan organisme yang menempel dari
tangan
- Mengurangi jumlah mikroba total di tangan
TUJUAN - Mengurangi risiko transmisi mikroorganisme pada pasien
- Mengurangi risiko kontaminasi silang diantara pasien
- Mengurangi risiko transmisi organism infeksius pada diri
perawat
- Sebelum mulai bekerja pada awal shift
- Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
- Sebelum menggunakan sarung tangan
- Sebelum melakukan tindakan invasive
- Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
- Ketika akan melakukan tindakan keperawatan
- Ketika berpindah dari daerah terkontaminasi ke daerah yang
INDIKASI
bersih
- Setelah kontak dengan benda mati/barang didekat pasien
- Setelah melepas sarung tangan
- Saat beraktivitas
- Setelah shift jaga selesai

1. Air mengalir/kran/wastafel
2. Handuk kering/handuk kertas
PERALATAN
3. Tissue
4. Sabun biasa/desinfektan
LANGKAH- A. Persiapan Diri
LANGKAH 1. lepas semua aksesoris yang ada pada tangan
2. gulung lengan baju sampai siku

B. Tahap kerja
1. Alirkan air, hindari ercikan air mengenai seragam.
2. Basahi tangan dan lengan bawah dengan seksama.
Pertahankan supaya tangan dan lengan bawah lebih rendah
dari pada siku selama mencuci tangan.
3. Taruh sedikit sabun biasa atau sabun antimicrobial pada
tangan, sabuni degan seksama.
4. Gosok kedua tangan, telapak tangan dengan cepat paling
sedikit 10 sampai 15 detik.
5. Menggosok punggung tangansecara bergantian
6. Menggosok sela-sela jari secara melingkar bergantian
7. Menggosok buku-buku jari secara bergantian
8. Menggosok ibu jari bergantian
9. Menggosok ujung-ujung jari secara bergantian
10. Membilas tangan dan lengan dengan air bersih mengalir
11. Menutup keran dengan siku
12. Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering

UNIT TERKAIT Perawat, dokter, dan petugas lainnya

Referensi:

Potter & Perry.(2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan.Konsep Proses dan


Praktik. Jakarta: EGC.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Gedung Dr. A. I. Muthalib, MPH Kampus Program Studi Ilmu Keperawatan F
Unsri Indralaya, OI, 30662, Sumatera Selatan, Indonesia, Tel.0711-581831
STANDAR Dilakukan
OPERSIONAL ROM PASIF
PROSEDUR Ya Tid
PENGERTIAN Latihan ROM pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien
dengan bantuan perawat setiap gerakannya.

- Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot


- Memelihara mobilitas persendian
TUJUAN
- Merangsang sirkulasi darah
- Mencegah kelainan bentuk

Pada pasien semikoma, pasien tidak sadar, pasien usia lanjut


dengan mobilitas terbatas, pasien tirah baring total atau pasien
INDIKASI
dengan paralisis ektrimitas total.

- Latihan ROM tidak boleh di berikan apabila gerakan dapat


KONTRAINDIK menggangu proses penyembuhan cedera
ASI - Latihan ROM tidak boleh di lakukan bila respon pasien atau
kondisinya membahayakan

PERALATAN Handscoon (sarung tangan)

LANGKAH- A. Pra Interaksi NNN


LANGKAH 1. Baca status laporan pasien NNN
2. Perhatikan prinsip 5 benar (benar pasien, benar obat,
benarwaktu, benar dosis, benar cara pemberian obat)
B. Interaksi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menjalaskan tujuan tindakan
3. Menjelaskan prosedur tindakan
4. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
5. Meminta kesiapan pasien untuk melakukan prosedur
tindakan
6. Mengkaji pasien dan rencanakan program latihan yang
sesuai untuk pasien
7. Memberi tahu pasien tentang tindakan yang akan di
lakukan, area yang akan di gerakan dan perannya dalam
latihan
8. Jaga privasi pasien
9. Mengatur pakaian yang dapat menyebabkan hambatan
pada gerakan
10. Angkat selimut jika di perlukan
11. Anjurkan pasien berbaring dengan posisi yang nyaman

C. Prosedur kerja

Cuci tangan dan gunakan handscoon (sarung tangan)


1. Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan
a. Atur posisi pasien sebelum latihan di lakukan, yaitu
posisikanpasien tidur telentang di atas tempat tidur
dengan nyaman.
Lengan di tarik sejajar dengan bahu
b. Lengan bawah fleksi, sehingga telapak tangan dan jari-
jaritangan pada posisi vertikal. Tangan kiri perawat
memegangtelapak tangan pasien
c. Lakukan gerakan fleksi ke depan pada pergelangan
tanganpasien. Perawat menggerakkan telapak tangan
dan jari-jaritangan pasien ke arah depan, sehingga
telapak tangan dan jarijari pada posisi horizontal
d. Kembalikan tangan pada posisi poin B
e. Lakukan gerakan fleksi ke belakang pada pergelangan
tangan pasien. Perawat menggerakan telapak tangan
dan jari-jari tangan pasien ke arah belakang, sehingga
telapak tangan dan jari-jari tangan pada posisi
horizontal
f. Ulangi geraan fleksi ke depan, ekstensi dan fleksi ke
belakangsecara berurutan sebanyak 8 kali untuk
masing-masing tangankanan dan kiri

Gambar: Latihan ROM pasif: fleksi dan ekstensi


pergelangan tangan
2. Fleksi dan ekstensi siku
a. Atur posisi pasien tidur telentang di atas tempat tidur
dengannyaman
b. Posisi tangan kanan pasien lurus sejajar dengan tubuh,
dantelapak tangan menghadap ke atas. Tangan kiri
perawat diletakkan di atas siku pasien dan tangan kanan
perawatmemegang telapak tangan pasien
c. Lakukan gerakan fleksi siku, perawat mengangkat
lenganbawah ke arah atas sehingga posisi lengan bawah
pasien tegaklurus atau vertikal
d. Kembali ke posisi seperti pada poin B
e. Ulangi gerakan di atas sebanyak 8 kali untuk masing-
masingtangan kanan dan kiri
Gambar: fleksi dan ekstensi siku

3. Pronasi dan supinasi lengan bawah


a. Atur posisi pasien tidur telentang di atas tempat tidur
dengan nyaman
b. Posisi lengan fleksi yaitu tangan kiri perawat
memegang
pergelangan tangan kanan pasien dan tangan kanan
perawatan memegang telapak tangan pasien
c. Lakukan gerakan pronasi siku, perawat memutar lengan
bawahpasien kearah luar atau kearah perawat, sehingga
telapak tangan menghadap luar
d. Kembali ke posisi poin B
e. Lakukan gerakan supinasi siku, perawat memutar
lengan bawah pasien ke arah dalam atau menghadap
pasien sehingga telapak tangan menghadap ke dalam
atau menghadap pasien
f. Kembali ke posisi poin B
g. Ulangi gerakan diatas sebanyak 8 kali untuk masing-
masing tangan kanan dan kiri

4. Fleksi dan ekstensi bahu


a. Atur posisi pasien tidur telentang dengan nyaman
b. Tangan pasien lurus sejajar dengan tubuh dan telapak
tangan menghadap ke ubuh pasien. Tangan kiri perawat
memegang siku kanan pasien dan tangan kanan perawat
memegang telapak tangan pasien
c. Lakukan gerakan bahu. Perawat mengangkat tangan
pasien ke atas sehingga posisi tangan kanan pasien
tegak lurus atau vertikal
d. Kembali posisi semula seperti poin B
e. Ulangi gerakan di atas 8 kali untuk masing-masing
tangan kanan dan kiri
Gambar: fleksi dan ekstensi bahu

5. Abduksi dan adduksi bahu


a. Atur posisis pasien pada posisi tidur telentang dengan
nyaman
b. Posisi tangan kanan pasien lurus sejajar dengan tubuh
dan
telapak tangan menghadap ke atas. tangan kiri perawat
memegang atas siku pasien, tangan kanan perawat
memegang telapak tangan pasien
c. Lakukan gerkan abduksi bahu. Perawat menggerakan
lenganpasien menjauhi tubuhnya atau ke arah perawat
d. Kembali ke posisi seperti poin B
e. Ulangi gerakan di atas sebanyak 8 kali untuk masing-
masing tangan kanan dan kiri

Gambar: abduksi dan adduksi bahu

6. Rotasi bahu
a. Atur posisi pasien tidur telentang dengan nyaman
b. Posisi lengan kanan bawah pasien tegak lurus dengan
siku fleksi, tangan kiri perawat memegang siku, tangan
kanan perawat memegang telapak tangan pasien,
sehingga posisi lengan bawah pasien tegak lurus atau
posisi vertical
c. Perawat menggerakan lengan bawah ke arah depan atau
kebawah sampai telapak tangan menyentuh tempat tidur
d. Perawat mengangkat lengan bawah ke atas kembali ke
posisi seperti pada poin B
e. Perawat menggerakkan lengan bawah ke belakang
sampai punggung telapak tangan menyentuh tempat
tidur, sehingga telapak tangan menghadap ke atas
f. Ulangi gerakan di atas sebanyak 8 kali untuk masing-
masing tangan kanan dan kiri

Gambar: rotasi bahu

7. Fleksi dan ekstensi jari-jari kaki


a. Atur posisi pasien tidur telentang dengan nyaman
b. Posisi kaki kanan pasien lurus, tangan kiri perawat
memegang pergelangan kaki dan tangan kanan perawat
memegang jari kaki pasien
c. Lakukan gerakan fleksi jari-jari kaki ke depan. Perawat
menggerakkan jari-jari kaki ke bawah atau ke arah
permukaantempat tidur
d. Lakukan gerakan ekstensi jari-jari kaki untuk kembali ke
posisi semula
e. Lakukan gerakan fleksi jari-jari ke belakang, dengan cara
perawat menggerakkan jari-jari kaki ke belakang atau ke
arahdorsopedis. Kemudian, kembali pada posisi ekstensi
jari-jarikaki
f. Ulangi gerakan 8 kali untuk setiap masng-masing kaki
kanandan kiri

Gambar: fleksi dan ekstensi jari kaki

8. Inversi dan eversi kaki


a. Atur posisi pasien tidur telentang dengan nyaman
b. Posisi kaki kanan pasien lurus, tangan kiri perawat
memegang bagian atas pergelangan kaki dan tangan
kanan perawat memegang telapak kakai pasien, sehingga
posisi kaki pasien ekstensi
c. Lakukan gerakan inversi kaki. Perawat menggerakkan
telapak kaki ke arah dalam atau ke arah kaki kiri,
sehingga telapak kaki menghadap ke arah kaki kiri
d. Kembali ke posisi semula seperti pada poin B
e. Lakukan gerakan inversi kaki. Perawat menggerakkan
telapak kaki keluar atau ke arah perawat, sehingga
telapak kaki menjauhi kaki kiri

Gambar: inversi dan eversi kaki

9. Fleksi dan ekstensi lutut


a. Atur posisi pasien tidur telentang dengan posisi nyaman
b. Posisi kaki kanan pasien lurus, letakkan tangan kiri
perawat di bawah lutut pasien dan tangan kanan perawat
di bawah tumit
c. Lakukan gerakan fleksi lutut. Perawat mengangkat kaki
kanan pasien ke atas setinggi 8 cm, kemudian tekuk lutut
ke arah dada
d. Lakukan gerakan ekstensi lutut untuk kembali ke posisi
semula. Perawat menurunkan kaki pasien ke bawah ke
arah tempat tidur dan luruskan lutut
e. Ulangi gerakan 8 kali untuk masing-masing kaki kanan
dan kiri

Gambar: fleksi dan ekstensi lutut

10. Rotasi pangkal paha


a. Atur posisi pasien tidur telentang dengan posisi nyaman
b. Posisi kaki kanan lurus, letakkan tangan kiri perawat di
ataslutut pasien dan tangan kanan perawat di atas
pergelangan kakipasien

Gambar rotasi pangkal paha


c. Perawat menggerakan kaki kanan pasien ke arah dalam
atau kearah kaki kiri pasien
d. Kembali ke posisi seperti pada poin B
e. Perawat menggerakan kaki kanan pasie earah luar atau ke
arahperawat
f. Ulangi gerakan diatas sebanyak 8 kali untuk masing-
masingkaki kanan dan kiri

11. Abduksi dan adduksi pangkal paha


a. Atur posisi pasien tidur telentang dengan nyaman
b. Posisi kaki kanan pasien lurus, tangan kiri perawat di
letakkandi bawah lutut pasien dan tangan kanan perawat
di letakkan dibawah tumit pasien
c. Perawat mengangkat kaki kanan pasien setinggi 8 cm dari
tempat tidur
d. Lakukan gerakan adduksi pangkal paha. Perawat
mengangkatkaki kanan pasien ke arah menjauhi kaki kiri
pasien atau kearah perawat
e. Lakukan gerakan abduksi dengan cara mengangkat kaki
kanan pasien ke arah mendekati kaki kiri
f. Ulangi gerakan di atas 8 kali untuk setiap masing-
masing kakikanan dan kiri

Gambar: adduksi dan abduksi pangkal paha


D. Evaluasi
Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan
(Apakah terdapat rasa nyeri saat dilakukan tindakan? Apakah
klien memiliki perasaan kurang nyaman lainnya?)

1. Catat nama pasien


DOKUMENTAS 2. Catat tanggal dan jam pemeriksaan
I 3. Catat apa yang di lakukan dan hasil dari pemeriksaan
4. Paraf dan nama perawat pelaksana tindakan
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Gedung Dr. A. I. Muthalib, MPH Kampus Program Studi Ilmu Keperawatan F
Unsri Indralaya, OI, 30662, Sumatera Selatan, Indonesia, Tel.0711-581831
STANDAR Dilakukan
OPERSIONAL ROM AKTIF
PROSEDUR Ya Tid
Latihan ROM aktif adalah latihan ROM yang di lakukan sendiri
PENGERTIAN oleh pasien tanpa batuan perawat dari setiap gerakan yang di
lakukan.
- Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
- Memelihara mobilitas persendian
TUJUAN
- Merangsang sirkulasi darah
- Mencegah kelainan bentuk

Semua pasien yang di rawat dan mampu melakukan ROM


INDIKASI
sendiri dan kooperatif
- Latihan ROM tidak boleh di berikan apabila gerakan
KONTRAINDIK dapatmenggangu proses penyembuhan cedera
ASI - Latihan ROM tidak boleh di lakukan bila respon pasien
ataukondisinya membahayakan

PERALATAN Handscoon (sarung tangan)

LANGKAH- A. Pra Interaksi NNN


LANGKAH 1. Baca status laporan pasien NNN
2. Perhatikan prinsip 5 benar (benar pasien, benar obat,
benarwaktu, benar dosis, benar cara pemberian obat)
B. Interaksi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menjalaskan tujuan tindakan
3. Menjelaskan prosedur tindakan
4. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
5. Meminta kesiapan pasien untuk melakukan prosedur
tindakan
6. Mengkaji pasien dan rencanakan program latihan yang
sesuai untuk pasien
7. Anjurkan pasien bernapas normal selama latihan
8. Jaga privasi pasien
9. Mengatur pakaian yang dapat menyebabkan hambatan
pada
gerakan
C. Prosedur kerja
a. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan (handscoon)
b. Atur posisi pasien sebelum latihan di lakukan yaitu dengan
posisi duduk di tepi tempat tidur atau duduk di bangku
atau
berdiri di lantai
Latihan leher
1. Fleksi leher ke depan. Minta pasien menggerakkan kepala ke
bawah hingga mendekati dada
2. Ekstesi leher ke depan. Minta pasien menggerakkan kepala
menjauhi dad atau ke arah atas, sehingga posisi leher tegak
lurus dengan wajah menghadap ke depan atau posisi normal
3. Hiperekstensi leher. Minta pasien menggerakkan kepala ke
belakang, sehingga posisi wajah tengadah atau menghadap ke
atas
4. Ulangi gerakan berturut-turut fleksi, ekstensi dan
hiperekstensi
sebanyak 4 kali
5. Fleksi leher kesisi kanan. Minta pasien menggerakkan kepala
kesisi kanan mendekati pundak
6. Anjurkan pasien melakukan ekstensi leher dengan cara
menggerakkan kepala ke tengah sehingga posisi kepala dan
leher lurus seperti pada gambar
7. Fleksi leher ke sisi kiri. Minta pasien menggerakkan kepala
ke
sisi kiri
8. Kembali ke posisi ekstensi leher
9. Ulangi gerakan fleksi dan ekstensi leher sebanyak 4 kali
setiap
latihan
10. Rotasi leher. Minta pasien memutar leher ke kanan dan putar
ke kiri. Ulangi gerakan sebanyak 4 kali

Gambar: latihan ROM aktif pada leher, fleksi, ekstensi,


hiperekstensi, fleksi ke sisi kanan dan kiri serta rotasi ke
kanan
dan kiri.

Latihan bahu
1. Fleksi bahu ke atas. minta pasien mengangkat tangan dari sisi
badan, ke atas sampai sejajar dengan kepala
2. Ekstensi bahu. Minta pasien menurunkan tangan dari atas
(sejajar dengan kepala) ke bawah sampai ke sisi tubuh
3. Hiperekstensi bahu. Minta pasien menggerakkan tangan ke
belakang tubuh
4. Kembali pada posisi semula
5. Ulangi gerakan di atas secara berurtan fleksi, ekstensi dan
hiperekstensi bahu sebanyak 4 kali untuk masing-masing
tangan kanan dan kiri
6. Fleksi bahu ke depan menyilang. Minta pasien menggerakkan
tangan kanan dari samping tubuh ke depan menyilang hingga
mendekati tangan kiri, kemudian tangan kanan kembali ke
posisi semula ke samping tubuh

Gambar: latihan ROM aktif pada bahu, fleksi ke atas,


ekstensi,
hiperekstensi, fleksi ke depan, fleksi ke belakang,
sirkumduksi, abduksi dan adduksi serta rotasi eksternal dan
internal
7. Fleksi bahu ke belakang. Minta pasien menggerakkan tangan
kanan dari samping tubuh ke belakang tubuh, kemudian
tangan
kanan kembali ke posisis semula ke samping tubuh
8. Ulangi gerakan fleksi bahu menyilang sebanyak 4 kali untuk
masing-masing tangan kanan dan kiri
9. Sirkumduksi bahu. Minta pasien menggerakkan tangan
berputar penuh ke depan dan belakang. Ualngi gerakan ini
sebanyak 4 kali
10. Abduksi bahu. Minta pasien menggerakkan tangan dari
samping tubuh ke arah menjauhi tubuh, kemudian angkat ke
atas sampai di atas kepala
11. Adduksi bahu. Minta pasien menurunkan tangan dari atas
kepala ke arah mendekati tubuh, hingga tangan berada di
samping tubuh
12. Ulangi gerakan abduksi dan adduksi bahu sebanyak 4 kali
untuk masing-masing bahu kanan dan kiri
13. Kembali ke posisi awal, pasien berdiri dengan tangan lurus
di
sisi tubuh
14. Rotasi bahu eksternal. Minta pasien mengangkat lengan atas
sampai sejajar dengan pundak dan fleksi siku,
kemudianmengangkat lengan bawah dari sisi tubuh ke atas,
hinggalengan bawah berada sejajar di samping kepala
15. Kembali ke posisi semula, pasien di anjurkan menurunkan
tangan dari atas (samping kepala) ke sisi tubuh pasien dengan
posisi lurus
16. Rotasi bahu internal. Minta pasien untuk mengangkat lengan
atas sampai sejajar dengan pundak (siku fleksi),
kemudianmenggerakkan lengan bawah ke belakang tubuh
17. Kembali ke posisi semula. Minta pasien menurunkan tangan
ke bawah sehingga tangan berada di sisi tubuh dengan posisi
lurus
18. Ulangi gerakan rotasi bahu internal dan eksternal sebanyak 4
kali untuk masing-masing bahu kanan dan kiri

Latihan siku
1. Fleksi siku. Minta pasien menekuk legan bawah hingga
mendekati bahu
2. Ekstensi siku. Minta pasien untuk meluruskan lengan bawah,
sehingga tangan berada di sisi tubuh
3. Ulangi gerakan fleksi dan ekstensi siku sebanyak 4 kali untuk
masing-masing bahu kanan dan kiri
4. Supinasi siku. Minta pasien memutar lengan bawah, hingga
telapak tangan menghadap ke atas
5. Pronasi siku. Minta pasien untuk membalikkan lengan bawah,
hingga telapak tangan menghadap ke bawah
6. Ulangi gerakan supinasi siku sebanyak 4 kali untuk setiap
masing-masing tangan

Gambar: fleksi, ekstensi,supinasi dan pronasi pad siku

Latihan pergelangan tangan


1. Fleksi pergelangan tangan. Minta pasien untuk menggerakkan
telapak tangan dan jari-jari ke bawah
2. Ekstensi pergelangan tangan. Minta pasien meluruskan
telapak tangan, sehingga telapak tangan sejajar dengan
pergelangan tangan
3. Hiperekstensi pergelangan tangan. Minta pasien untuk
menggerakkan telapak tangan dan jari-jari tangan ke
belakang
atau ke arah dada
4. Ulangi gerakan di atas sebanyak 4 kali secara berurutan untuk
masing-masing pergelangan tangan
5. Abduksi pergelangan tangan. Minta pasien menggerakkan
telapak tangan ke arah samping menuju jari kelingking,
pergelangan tangan dalam keadaan pronasi

Gambar: latihan ROM aktif pada pergelangan tangan


6. Adduksi pergelangan tangan. Minta pasien untuk
menggerakkan pergelangan tangan ke samping menuju ibu
jari, pergelangan tangan dalam keadaan pronasi
7. Ulangi gerakan abduksi dan adduksi tangan sebanyak 4 kali
untuk masing-masing tangan

Latihan jari-jari tangan

1. Fleksi jari tangan. Minta pasien membuat kepalan tangan atau


tinju
2. Fleksi jari tangan. Minta pasien meluruskan jari-jari tangan
3. Hiperekstensi jari-jari tangan. Minta pasien menggerakkan
jari-jari ke atas secara bersamaan dan jari-jari di rapatkan
4.Ulangi gerakan di atas secara berurutan sebanyak 4 kali
5. Abduksi jari tangan. Minta pasien untuk merenggangkan jari-
jari tangan dan ibu jari
6. Adduksi jari-jari tangan. Minta pasien untuk merapatkan jari-
jari tangan
7. Ulangi gerakan abduksi dan adduksi sebanyak 4 kali
8. Gerakan kombinasi kelima gerakan tersebut. Fleksi
jarikelingking dan ibu jari. Minta pasien mempertemukan
kedua
jari tersebut. Selanjutnya lakukan abduksi telunjuk, jari
tengah dan jari manis, dengan meminta pasien merapatkan
ketiga jaritersebut. Ulangi gerakan tersebut sebanyak 4 kali
untukmasing-masing tangan kanan dan kiri.
Gambar: latihan ROM aktif pada jari-jari tangan

Latihan lutut
1. Fleksi lutut. Minta pasien untuk mengangkat kaki kanan ke
arah belakang paha
2. Ekstensi lutut. Minta pasien menurunkan atau meluruskan
kaki kanan dari belakang paha ke posisi sejajar dengan kaki
kiri
3. Ulangi gerakan di atas senamyak 4 kali

Latihan pergelangan kaki


1. Fleksi plantar. Minta pasien untuk mengangkat telapak kaki
setinggi 5 cm dari lantai, lalu gerakkan pergelangan kakai ke
plantar, sehingga posisi jari-jari tertari ke bawah atau ke arah
lantai. Poisi tumit menjadi lebih tinggi dari pada posisi jari-
jari kaki.

Gambar: latihan ROM aktif, fleksi dan ekstensi lutut

Gambar: fleksi dan ekstensi pergelangan kaki


2. Ekstensi dorsal. Minta pasien mengangkat telapak kaki kanan
setinggi 5 cm dari lantai, kemudian gerakkan telapak kaki ke
arah dorsal, sehingga jari-jari kaki tertarik ke atas atau ke
arah
lutut
3. Ulangi kegiata fleksi palantar dan ekstensi dorsal sebanyak 4
kali

Latihan kaki
1. Eversi sendi kaki. Minta pasien menggerakakn telapak kaki
ke
arah samping atau ke arah luar
2. Inversi sendi kaki. Minta pasien menggerakkan telapak kaki
ke arah tengah telapak kaki
3. Ulangi gerakan di atas sebanyak 4 kali
4. Fleksi jari-jari kaki. Minta pasien menggerakkan jari-jari kaki
ke arah bawah
5. Ekstensi jari-jari kaki. Minta pasien meluruskan jari-jari kaki
6. Ulangi gerakan di atas sebanyak 4 kali
7. Abduksi jari-jari kaki. Minta pasien mengangkat jari-jari kaki
ke arah luar
8. Adduksi jari-jari kaki. Minta pasien merapatkan jari-jari kaki
9. Ulangi gerakan di atas sebanyak 4 kali

Gambar: Latihan ROM aktif pada kaki

D. Evaluasi

Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan tindakan


(Apakah terdapat rasa nyeri saat dilakukan tindakan? Apakah
klien memiliki perasaan kurang nyaman lainnya?)

1. Catat nama pasien


DOKUMENTAS 2. Catat tanggal dan jam pemeriksaan
I 3. Catat apa yang di lakukan dan hasil dari pemeriksaan
4. Paraf dan nama perawat pelaksana tindakan

Referensi:

Suratun., Dkk. (2008). Klien gangguan sistem muskuloskeletal: seri asuhan


keperawatan. Jakarta: EGC.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Gedung Dr. A. I. Muthalib, MPH Kampus Program Studi Ilmu Keperawatan FK
Unsri Indralaya, OI, 30662, Sumatera Selatan, Indonesia, Tel.0711-581831
STANDAR Dilakukan
OPERSIONAL PEMBERIAN OBAT ORAL
PROSEDUR Ya Tida
Menyiapkan dan memberikan obat untuk pasien melalui mulut
PENGERTIAN
dan selanjutnya ditelan.
Memberikan obat kepada pasien melalui mulut secara tepat
TUJUAN
danbenar, sesuai dengan program pengobatan.

1. Baki
2. Obat-obat yang diperlukan, dalam tempatnya
3. Gelas obat
4. Sendok obat
5. Gelas ukuran
6. Air minum dalam tempatnya
7. Lap kerja, atau tissue bila mungkin disediakan
8. Martil dan lumping penggerus (bila diperlukan)
PERALATAN
9. Buku catatan dan kartu-kartu obat yang mencantumkan
secara lengkap:
a. Nama pasien
b. Nomor tempat tidur
c. Jenis dan nama obat
d. Dosis obat
e. Jadwal pemberian obat
f. Lain-lain.
LANGKAH- A. Pra Interaksi NNN
LANGKAH 1. Baca status laporan pasien NNN
2. Perhatikan prinsip 5 benar (benar pasien, benar obat,
benarwaktu, benar dosis, benar cara pemberian obat)
B. Interaksi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menjalaskan tujuan tindakan
3. Menjelaskan prosedur tindakan
4. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
5. Meminta kesiapan pasien untuk melakukan prosedur
Tindakan

C. Prosedur kerja
1. Perawat mempersiapkan peralatan dan cuci tangan
2. Kaji kemampuan pasien untuk dapat minum obat per oral
(kemampuan menelan, mual dan muntah, akan dilakukan
penghisapan cairan lambung, atau tidak boleh
makan/minum).
3. Periksa kembali order pengobatan (nama pasien, nama
dan
dosis obat, waktu dan cara pemberian).
4. Ambil obat sesuai yang diperlukan (baca order
pengobatan
dan ambil obat di almari, rak atau lemari es sesuai yang
diperlukan).
5. Siapkan obat-obatan yang akan diberikan (gunakan teknik
aseptik, jangan menyentuh obat dan cocokkan dengan
order
pengobatan)
6. Berikan obat pada waktu dan cara yang benar yaitu
dengan
cara:
a. Yakin tidak pada pasien yang salah
b. Atur pasien duduk bila mungkin
c. Kaji tanda-tanda vital pasien
d. Berikan cairan/air yang cukup untuk membantu
menelan, bila sulit menelan anjurkan pasien meletakan
obat di lidah bagian belakang, kemudian pasien
dianjurkan minum.
e. Setelah pemberian obat lalu dicatat pada kartu obat.

D. Evaluasi
Tanyakan perasaan pasien setelah dilakukan pemberian obat
(Adakah reaksi pada saat dan setelah pemberian obat?)
DOKUMENTAS Catat pada status klien yang meliputi tanggal dan waktu
I dilakukannya pemberian obat.
Referensi:

Priharjo, R. (1994). Teknik Dasar Pemberian Obat bagi Perawat. Jakarta: EGC

Tim Departemen Kesehatan RI. (1994). Prosedur Perawatan Dasar. Jakarta:


PersatuanPerawat Nasional Indonesia.

Uliyah, M., & Hidayat, A. A. A. (2008).Praktikum Keterampilan Dasar Praktik


Klinik

Aplikasi Dasar-Dasar Praktik Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika.


KEMENTERIANRISET,TEKNOLOGIDANPENDIDIKANTINGGI
UNIVERSITASSRIWIJAYA KODE
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAMSTUDIILMUKEPERAWATAN
UNIVERSITASSRIWIJAYA
Jalan Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Gedung Abdul Muthalib, Kampus Unsri Indralaya, Ogan Ilir 30662, Sumatera
Selatan. Telepon: 0711-581831. Fax: 0711- 581831Email : keperawatan.unsri@yahoo.com

TANGGAL
DOKUMEN STANDAR STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
DIKELUARKAN

PENCEGAHAN JATUH
JUDUL
AREA KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

BAGIAN

Mengidentifikasi dan menurunkan risiko


terjatuh akibat perubahan kondisi fisik atau
PENGERTIAN
psikologis.

1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki


TUJUAN risiko tinggi jatuh
2. Menetapkan standar pencegahan dan
penanganan risiko jatuh secara
komprehensif
3. Mencegah kejadian jatuh pada pasien
1. Status rekam medis pasien
PERSIAPAN ALAT 2. Tanda resiko pasien jatuh (gelang kuning)
DAN TEMPAT 3. Formulir asesmen risiko jatuh
4. Formulir dokumentasi informasi risiko psien
jatuh

A. Observasi
1. Identifikasi faktor risiko jatuh (mis. Usia
>65 tahun, penurunan tingkat kesadaran,
PROSEDUR
defisit kognitif, hipotensi ortostatik,
gangguan keseimbangan, gangguan
penglihatan, neuropati).
2. Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali
setiap shift atau sesuai degan kebijakan
institusi.
3. Identifikasi faktor lingkungan yang
meingkatkan risiko jatuh (mis. Lantai licin,
penerangan kurang).
4. Hitung risiko jatuh dengan meggunakan
skala (mis. Fall Morse Scale, Humpty
Dumpty Scale), jika perlu.
5. Monitor kemampuan berpindah dari
tempat tidur ke kursi roda dan sebaliknya.
B. Terapeutik
1. Orientasikan ruangan pada pasien dan
keluarga.
2. Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda
selalu dalam kondisi terkunci.
3. Pasang handrail tempat tidur.
4. Atur tempat tidur mekanis pada posisi
terendah.
5. Tempatkan pasien berisiko tinggi jatuh
dekat dengan pantauan perawat dari nurse
station
6. Gunakan alat bantu berjalan (mis. Kursi
roda, walker)
7. Dekatkan bel pemanggil dalam jagkauan
pasien.
C. Edukasi
1. Anjurkan memanggil perawat jika
membutuhkan bantuan untuk berpindah
2. Anjurkan menggunakan alas kaki yang
tidak licin
3. Anjurkan berkonsistensi untuk mejaga
keseimbangan tubuh
4. Anjurkan melebarkan jarak kedua kaki
untuk meingkatkan keseimbangan saat
berdiri
5. Ajarkan cara menggunakan bel pemanggil
untuk memanggil perawat
Evaluasi Mengevaluasi respon klien selama prosedur, baik
verbal maupun non verbal.

Referensi:

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia.Definisi dan tindakan keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus
PPNI.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Gedung Dr. A. I. Muthalib, MPH Kampus Program Studi Ilmu Keperawatan FK
Unsri Indralaya, OI, 30662, Sumatera Selatan, Indonesia, Tel.0711-581831
STANDAR Dilakukan
OPERSIONAL PEMASANGAN INFUS
PROSEDUR Ya Tida
Memasang infus adalah pemasangan infus untuk memberikan
PENGERTIAN
cairan atau obat melalui parenteral (intravena).
a. Memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan
elektrolit pada klien yang sakitakut.
TUJUAN b. Mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
c. Memberikan akses intravena pada pemberian terapi
intermitten atau emergensi
a. Cairan infus sesuai program
b. Jarum / kateter intravena / abbocath (ukuran bervariasi)
c. Set infus (selang mikrodrip untuk bayi dan anak dengan
tetesan 60 tetes/ml,dewasa selang makrodrip dengan
tetesan 15 tetes/ml atau 20 tetes/ml)
d. Selang ekstension
e. Alkohol atau povidone-iodine swabs atau sticks
PERALATAN f. Handschoon disposibel
g. Tourniquet
h. Spalk untuk tangan
i. Kasa dan povidone-iodine salep atau cairan
j. Plester/hipavik
k. Perlak dan pengalas
l. Bengkok
m. Tiang infus
LANGKAH- A. Pra Interaksi NNN
LANGKAH 1. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien NNN
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
B. Interaksi
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
4. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
5. Meminta kesiapan pasien untuk melakukan prosedur
Tindakan

C. Prosedur kerja
1. Anjurkan pasien memakai baju yang mudah untuk masuk
dan keluarnyalengan.
2. Buka set steril dengan teknik aseptik.
3. Cek cairan dengan menggunakan prinsip 6 benar dalam
pemberian obat.
4. Buka set infus, letakkan klem 2-4 cm di bawah tabung
drip dalam keadaanoff / terkunci.
5. Buka tutup botol, lakukan desinfeksi tutup botol cairan,
dan tusukkan setinfus ke botol / kantong cairan dengan
benar.
6. Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus, isi
tabung drip infus ⅓-½penuh.
7. Buka penutup jarum dan buka klem untuk mengalirkan
cairan sampai keujung jarum hingga tidak ada udara
dalam selang, klem kembali, dan tutupkembali jarum.
8. Pilih jarum intravena / abbocath.
9. Atur posisi pasien dan pilih vena.
10. Pasang perlak dan pengalas
11. Bebaskan daerah yang akan diinsersi, letakkan
tourniquet 10-15 cmproksimal tempat insersi.
12. Pakai handschoon
13. Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari
dalam ke luar).
14. Pertahankan vena pada posisi stabil
15. Pegang IV kateter (abbocath) dengan sudut 20-30º,
tusuk vena denganlubang jarum menghadap ke atas, dan
pastikan IV kateter masuk intavenadengan tanda darah
masuk ke abbocath, kemudian tarik mandrin ± 0.5 cm
16. Masukkan IV kateter secara perlahan, tarik mandrin,
dan sambungkan IVkateter dengan selang infus
17. Lepas tourniquet, kemudian alirkan cairan infus
18. Lakukan fiksasi IV kateter, kemudian beri desinfektan
daerah tusukan dantutup dengan kasa
19. Atur tetesan sesuai program
20. Lepaskan sarung tangan

D. Evaluasi
1. Evaluasi hasil / respon klien
2. Dokumentasikan hasilnya
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5. Cuci tangan
DOKUMENTAS 1. Catat nama pasien
I 2. Catat tanggal dan jam pemeriksaan
3. Catat apa yang di lakukan dan hasil dari pemeriksaan
4. Paraf dan nama perawat pelaksana tindakan

Referensi:

Rahayu, S. & Harnanto, A. M. (2016).Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia 2.


Jakarta: Kemenkes RI.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Gedung Dr. A. I. Muthalib, MPH Kampus Program Studi Ilmu Keperawatan FK
Unsri Indralaya, OI, 30662, Sumatera Selatan, Indonesia, Tel.0711-581831
STANDAR Dilakukan
OPERSIONAL EDUKASI MANAJEMEN NYERI
PROSEDUR Ya Tida
Mengajarkan pengelolaan suhu tubuh yang lebih dari normal.
PENGERTIAN
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
menyiapkan pasien dan keluarga berhubungan dengan
TUJUAN strategi mengurangi nyeri atau menurunkan nyeri kelevel
kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.

1. Leaflet atau booklet


PERALATAN
2. Materi
A. Pra Interaksi NNN
1. Persiapkan diri perawat NNN
B. Interaksi
LANGKAH- 1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
LANGKAH 2. Menjalaskan tujuan tindakan
3. Menjelaskan prosedur tindakan
4. Memberi kesempatan pasien untuk bertanya
C. Prosedur kerja
Observasi:
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik:
- Sediakan meteri dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi:
- Jelaskan penyebab, periode, dan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri.
D. Evaluasi
Mengevaluasi respon klien selama prosedur, baik verbal
maupun non verbal.

1. Catat nama pasien


DOKUMENTAS 2. Catat tanggal dan jam tindakan
I 3. Catat apa yang di lakukan dan hasil dari pemeriksaan
4. Paraf dan nama perawat pelaksana tindakan

Referensi:

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia.Definisi dan tindakan keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus
PPNI.

Nama: Dian Fransiska

Nim: 04064822124012

Mengerjakan :

1. SOP cuci tangan


2. SOP obat oral
3. SOP edukasi manajemen nyeri
4. SOP pencegahan jatuh
5. SOP pemasangan infus
6. SOP rom aktif dan pasif
KEMENTERIANRISET,TEKNOLOGIDANPENDIDIKA
KODE
NTINGGI UNIVERSITASSRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAMSTUDIILMUKEPERAWATAN
UNIVERSITASSRIWIJAYA
Jalan Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Gedung Abdul Muthalib, Kampus Unsri Indralaya,
Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan. Telepon: 0711-581831. Fax: 0711- 581831Email
: keperawatan.unsri@yahoo.com

TANGGAL
DOKUMEN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DIKELUAR
STANDAR
KAN
JUDUL PEMBERIAN OBAT INTRAVENA

AREA KEPERAWATAN

BAGIAN

Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis melalui kateter


Pengertian intravena
1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari
Tujuan pada dengan injeksi parenteral lain
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar
Persiapan 1. Obat klien sesuai dengan terapi yangdiberikan
tempat dan 2. Tempatobat
alat 3. Sarungtangan
4. Bengkok
5. Buku daftar obat klien
6. Perlak danpengalas
7. Tissue
Indikasi 1. Pasien yang membutuhkan agar obat yang diberikan dapat
bereaksi dengan cepat
2. Pasien yang tidak diperkenankan memasukkan apapun juga
melalui mulut
3. Pasien yang mengalami muntah-muntah sehingga tidak bisa
diberikan obat oral dan harus melalui injeksi
Kontra 1. Inflamasi dan infeksi di lokasi injeksi intravena
indikasi 2. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena
lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-
vena pada tindakan hemodialiasis
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh
darah vena kecil yang aliran darahnya lambat
Pelaksanaan A. Tahap Pra Interaksi
1. Mengidentifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontraindikasi
2. Memverifikasi obat sesuai dengan indikasi
3. Periksa tanggal kadaluarsa
4. Memonitor tanda vital dan nilai laboratorium sebelum
pemberian obat.

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam, memperkenalkan diri
2. Mengidentifikasi pasien dengan ; nama, tanggal lahir, nomor
rekam medis pasien
3. Menjelaskan tindakan dan prosedur yang akan dilakukan
kepadapasien, jenis obat yang diberikan, efek samping dari
obat.
4. Kaji kembali keluhan pasien dan disesuaikan dengan indikasi,
serta rencana tindakan yang ingindiberikan kepada pasien
5. Kontrak waktu dengan pasien : kapan pelaksanaan dan
berapa lama pelaksanaan tindakan keperawatan
C. Tahap Kerja
1. Mendekatkan alat kepada pasien
2. Lakukan dengan prinsip 6 benar (pasien obat, waktu, dosis,
rute, dokumentasi)
3. Menutup sampiran
4. Mencuci tangan.
5. Menggunakan handscoon
6. Pastikan ketepatan dan kepatenan kateter IV.
7. Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan
daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian dan
apabila tertutup buka atau ke ataskan.
8. Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara membebaskan
daerah yang akan dilakukan penyuntikan dari pakaian dan
apabila tertutup buka atau ke ataskan.
9. Ambil obat dalam tempatnya dengan spuit sesuai dengan
dosis yang akan diberikan. Apabila obat berada dalam bentuk
sediaan bubuk, maka larutkan dengan pelarut (aquades steril).
10. Ambil spuit yang berisi obat.
11. Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas
dengan memasukkan ke pembuluh darah dengan sudut
penyuntikan 150 – 300
12. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet
pembendung dan langsung semprotkan obat hingga habis.
13. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan
penekanan pada daerah penusukkan dengan kapas alkohol,
dan spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam bengkok.
14. Merapihkan alat-alat seperti semula

D. Tahap Terminasi
1. Melakukanevaluasi respon klien
2. Berpamitandengan pasien
Dokumentasi

Sikap 1. Ramah dan sopan (menjaga perasaan klien)

2. Teliti dan hati-hati dalam melakukan tindakan keperawatan

3. Tidak tergesa-gesa dalam melakukan tindakan keperawatan


4. Cermat dalam mengambil langkah- langkah
tindakankeperawatan

Referensi

H., A. Aziz Alimul. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.Jakarta:
Salemba Medika

Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia.Definisi dan Tindakan Keperawatan.Jakarta. Dewan Pengurus PPNI
KEMENTERIANRISET,TEKNOLOGIDANPENDIDIKA
KODE
NTINGGI UNIVERSITASSRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAMSTUDIILMUKEPERAWATAN
UNIVERSITASSRIWIJAYA
Jalan Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Gedung Abdul Muthalib, Kampus Unsri Indralaya,
Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan. Telepon: 0711-581831. Fax: 0711- 581831Email
: keperawatan.unsri@yahoo.com

TANGGAL
DOKUMEN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DIKELUAR
STANDAR
KAN
JUDUL PEMBERIAN OBAT SUPOSITORI

AREA KEPERAWATAN

BAGIAN
Mempersiapkan dan memberikan agen farmakologis supositoria
Pengertian melalui rektal.
1. untuk memperoleh efek lokal maupun sistemik
Tujuan 2. untuk melunakkkan feses sehingga mudah untuk
dikeluarkan
Persiapan 1. Obat klien sesuai dengan terapi yangdiberikan
tempat dan 2. Tempatobat
alat 3. Sarungtangan
4. Bengkok
5. Buku daftar obat klien
6. Perlak danpengalas
7. Tissue
Indikasi 1. Bahan obat yang diberikan dapat mengiritasi mukosa
saluran cerna
2. Pasien dapat mengalami mual, muntah, dan
ketidakmampuan untuk minum
3. Pasien dengan tiingkat kesadaran rendah
4. Pasien dengan konstipasi
Kontra 1. Trauma pada jaringan recum dan resiko infeksi luka operasi
indikasi area rectum
2. Pasien mengeluh nyeri saat insersi supositoria rektal.
3. Pada pasien yang memiliki masalah pada kardiak output
maka pemasukan supositoria dapat menstimulasi syaraf
vagus yang memyebabkan distrimia jantung
Pelaksanaan C. Tahap Pra Interaksi
1. Memberikan salam, memperkenalkan diri
2. Mengidentifikasi pasien dengan ; nama, tanggal lahir, nomor
rekam medis pasien
3. Mengidentifikasi kemungkinan alergi, interaksi dan
kontraindikasi
4. Memverifikasi obat sesuai dengan indikasi
5. Periksa tanggal kadaluarsa
6. Mengidentifikasi tanda dan gejala gangguan gastrointertinal
7. Memvalidasi kontrak waktu yang telah disepakati

D. Tahap Orientasi
6. Menjelaskan tindakan dan prosedur yang akan dilakukan
kepada pasien
7. Kaji kembali keluhan pasien dan disesuaikan dengan indikasi,
serta rencana tindakan yang ingindiberikan kepada pasien
8. Kontrak waktu dengan pasien : kapan pelaksanaan dan
berapa lama pelaksanaan tindakan keperawatan

D. Tahap Kerja
1. Mendekatkan alat kepada pasien
2. Lakukan dengan prinsip 6 benar (pasien obat, waktu, dosis,
rute, dokumentasi)
3. Menutup sampiran
4. Mencuci tangan.
5. Lepas pakaian bawah pasien dan ditutupi denganselimut
6. Membantu klien pada posisi Sim, jaga agar hanya pada
bagiananussaja yang terbuka
7. Pasang handscoon
8. Keluarkan obat supositoria dari bungkusnya, lumasi ujung
supositoria dan tanganyang dominan dengan dengan jely
ataupelumas larut air.
9. Minta klien tarik nafas dalam dengan perlahan melalui mulut
agar spingter anusrelaksasi
10. Retraksi bokong dengan tangan tidak dominan. Masukkan
supositoria dengan perlahan melalui anus melalui sfingter
internal dan kearah dinding rektum, 10cm padadewasa5 cm
pada anak dan bayi
11. Menganjurkan klien untuk menahan±5 menit agar obat tidak
keluar sehingga bereaksi optimal
12. Merapihkan alat-alat seperti semula

E. Tahap Terminasi
1. Melakukanevaluasi respon klien
2. Berpamitandengan pasien
Dokumentasi

Sikap 1. Ramah dan sopan (menjaga perasaan klien)

2. Teliti dan hati-hati dalam melakukan tindakan keperawatan

3. Tidak tergesa-gesa dalam melakukan tindakan keperawatan


4. Cermat dalam mengambil langkah- langkah tindakan
keperawatan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia.Definisi dan Tindakan Keperawatan.Jakarta. Dewan Pengurus PPNI
KEMENTERIANRISET,TEKNOLOGIDANPENDIDIKA
KODE
NTINGGI UNIVERSITASSRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAMSTUDIILMUKEPERAWATAN
UNIVERSITASSRIWIJAYA
Jalan Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Gedung Abdul Muthalib, Kampus Unsri Indralaya,
Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan. Telepon: 0711-581831. Fax: 0711- 581831Email
: keperawatan.unsri@yahoo.com

TANGGAL
DOKUMEN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DIKELUAR
STANDAR
KAN
JUDUL IMAJINASI TERBIMBING

AREA KEPERAWATAN

BAGIAN

Membentuk imajinasi dengan menggunakan semua indera melalui


Pengertian pemrosesan kognitif dengan mengubah objek, tempat, peristiwa,

atau situasi untuk meningkatkan relaksasi, meningkatkan


kenyamanan, dan meredakan nyeri.
Untuk menimbulka respon psikofisiologis yang kuat seperti
Tujuan perubahan dalam fungsi imun serta menurunkan aktivitas
sistem saraf simpatis yang berpengaruh terhadap nyeri (Potter
& Perry, 2009)
Persiapan Menyediakan lingkungan yang nyaman dan aman
tempat dan
alat
Indikasi

Kontra
indikasi
Pelaksanaan A. Tahap Pra Interaksi
1. Memberikan salam, memperkenalkan diri
2. Mengidentifikasi pasien dengan ; nama, tanggal lahir, nomor
rekam medis pasien.
3. Memvalidasi kontrak waktu yang telah disepakati
B. Tahap Orientasi
1. Menjelaskan tindakan dan prosedur yang akan dilakukan
kepada pasien
2. Kaji kembali keluhan pasien dan disesuaikan dengan indikasi,
serta rencana tindakan yang ingindiberikan kepada pasien
3. Kontrak waktu dengan pasien : kapan pelaksanaan dan
berapa lama pelaksanaan tindakan keperawatan

C. Tahap Kerja
1. Mendekatkan alat kepada pasien
2. Menutup sampiran
3. Mencucitangan
4. Bantu klien ke posisi yang nyaman
5. Posisi bersandar dan minta klien untuk menutupmatanya
6. Gunakan sentuhan jika klien terasa nyaman
7. Implementasikan tindakan untuk
menimbulkanrelaksasi
8. Minta klien untuk memikirkan hal- hal yang menyenangkan
atau pengalaman yang membantu penggunaan semua indra
dengan suara yanglembut.
9. Ketika klien rileks, klienberfokuspadabayangannya
dansaatitu perawat tidak perlu bicaralagi
10. Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak
nyaman, hetikan latihan dan memulainya lagi ketika klien
telah siap.
11. Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh. Setelah 15 menit,
klien harus memperhatikan tubuhnya. Biasanya klien rileks
setelah menutup mata atau mendengarkan musik yang
lembut sebagai bagroud yangmembantu
12. Catat hal-hal yang digambarkan klien dalam pikiran untuk
digunakan pada latihan selanjutnya dengan menggunakan
informasi spesifik yang diberikan klien dan tidak membuat
perubahan pernyataanklien
13. Mencuci tangan

D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan klien setelah dilakukannya tindakan
keperawatan
2. Mengevaluasi secara subyektif adanya perubahan saat
atausetelah dilakukan tindakan keperawatan
3. Kontak waktu untuk tindak lanjut untuktindakan
keperawatanselanjutnya (k/p)
4. Mengucapkan salam kepada klien
5. Berpamitandengan pasien
Dokumentasi

Sikap 1. Ramah dan sopan (menjaga perasaan klien)

2. Teliti dan hati-hati dalam melakukan tindakan keperawatan

3. Tidak tergesa-gesa dalam melakukan tindakan keperawatan


4. Cermat dalam mengambil langkah- langkah
tindakankeperawatan

Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia.Definisi dan Tindakan Keperawatan.Jakarta. Dewan Pengurus PPNI
KEMENTERIANRISET,TEKNOLOGIDANPENDIDIKA
KODE
NTINGGI UNIVERSITASSRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAMSTUDIILMUKEPERAWATAN
UNIVERSITASSRIWIJAYA
Jalan Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Gedung Abdul Muthalib, Kampus Unsri Indralaya,
Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan. Telepon: 0711-581831. Fax: 0711- 581831Email
: keperawatan.unsri@yahoo.com

TANGGAL
DOKUMEN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DIKELUAR
STANDAR
KAN
JUDUL TERAPI MUSIK

AREA KEPERAWATAN

BAGIAN
Menggunakan musik untuk membantu mengubah perilaku,
Pengertian perasaan, atau fisiologis tubuh.
1. Untuk meringankan atau mengurangi nyeri pasien
Tujuan 2. Untuk memberikan tingkat kenyamanan yang dapat
diterima pasien
Persiapan 1. Alat pelindung diri (masker,hanscoon)
tempat dan 2. Alat untuk terapi musik
alat 3. Buku catatan perkembangan pasien
Indikasi dan
kontraindikasi
Pelaksanaan A. Tahap Pra Interaksi
1. Memberikan salam, memperkenalkan diri
2. Mengidendifikasi pasien dengan ; nama, tanggal lahir, nomor
rekam medis pasien.
3. Memvalidasi kontrak waktu yang telah disepakati

B. Tahap Orientasi
1. Menjelaskan tindakan dan prosedur yang akan dilakukan
kepada pasien
2. Kaji kembali keluhan pasien dan disesuaikan dengan indikasi,
serta rencana tindakan yang ingindiberikan kepada pasien
3. Kontrak waktu dengan pasien : kapan pelaksanaan dan
berapa lama pelaksanaan tindakan keperawatan

C. Tahap Kerja
1. Mendekatkan alat kepada pasien
2. Menutup sampiran
3. Mencuci tangan.
4. Pasang handscoon
5. Mengidentifikasi musik yang disukai
6. Memilih musik yang disukai bersama pasien
7. Posisikan pasien senyaman mungkin
8. Mengajurkan pasien untuk rileks
9. Membatasi rangsangan eksternal selama terapi dilakukan
(lampu, suara, pengunjung dan panggilan telpon).
10. Menyediakan peralatan musik, bisa menggunakan speaker,
piano, handphone sebagai alat untuk musik.
11. Mengatur volume suara yang sesuai.
12. Terapi musik yang diberikan sesuai dengan indikasi.
13. Hindari terapi musik dalam waktu yang lama.
14. Jangan memberikan terapi musik pada pasien dengan cedera
kepala akut.

D. Tahap Terminasi
1. Melakukanevaluasi respon klien
2. Berpamitandengan pasien
3. Dokumentasi
Sikap 1. Ramah dan sopan (menjaga perasaan klien)

2. Teliti dan hati-hati dalam melakukan tindakan keperawatan

3. Tidak tergesa-gesa dalam melakukan tindakan keperawatan


4. Cermat dalam mengambil langkah- langkah
tindakankeperawatan
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia.Definisi dan Tindakan Keperawatan.Jakarta. Dewan Pengurus PPNI
KEMENTERIANRISET,TEKNOLOGIDANPENDIDIKA
KODE
NTINGGI UNIVERSITASSRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAMSTUDIILMUKEPERAWATAN
UNIVERSITASSRIWIJAYA
Jalan Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Gedung Abdul Muthalib, Kampus Unsri Indralaya,
Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan. Telepon: 0711-581831. Fax: 0711- 581831Email
: keperawatan.unsri@yahoo.com

TANGGAL
DOKUMEN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DIKELUAR
STANDAR
KAN
JUDUL EDUKASI PENCEGAHAN INFEKSI

AREA KEPERAWATAN

BAGIAN

Mengajarkan pencegahan dan deteksi dini infeksi pada pasien


Pengertian beresiko.

Tujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada pasien

Persiapan 1. Materi yang akan disampaikan kepada pasien


tempat dan 2. Media yang digunakan dapat berupa leaflet, video, dll
alat yang dapat menjelaskan tentang faktor penyebab, cara
identifikasi dan pencegahan resiko infeksi
Indikasi
Kontra
indikasi
Pelaksanaan A. Tahap Pra Interaksi
1. Periksa kesiapan dan kemampuan pasien dalam menerima
informasi

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam, memperkenalkan diri
2. Mengidentifikasi pasien dengan ; nama, tanggal lahir, nomor
rekam medis pasien
3. Menjelaskan tindakan dan prosedur yang akan dilakukan
kepada pasien dan keluarga
4. Kontrak waktu dengan pasien : kapan pelaksanaan dan
berapa lama pelaksanaan tindakan keperawatan

C. Tahap Kerja
1. Mendekatkan alat kepada pasien
2. Menutup sampiran
3. Mencuci tangan.
4. Menjelaskan kepada keluarga dan pasien mengenai infeksi
lokal dan sistemik seperti pada daerah luka yang terjadi infeksi
akan menyebabkan kemerahan disekitar luka, adanya
pembengkakan dan memiliki bau yang tidak sedap.
5. Infomasikan hasil pemeriksaan laboratorium (misal: leukosit,
WBC)
6. Anjurkan mengikuti tindakan pencegahan sesuai kondisi,
dengan cara tidak menyentuh daerah luka, jika ingin
mengganti perban luka harus mencuci tangan dulu.
7. Anjurkan membatasi pengunjung
8. Ajarkan merawat kulit pada area yang edema
9. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
10. Anjurkan kecukupan nutrisi, cairan dan istirahat
11. Anjurkan kecukupan mobilisasi dan olahraga sesuai
kebutuhan pasien
12. Anjurkan pasien untuk nafas dalam dan batuk sesuai
kebutuhan
13. Ajarkan cara mencuci tangan
14. Ajarkan etika batuk

D. Tahap Terminasi
1. Melakukanevaluasi respon klien
2. Berpamitandengan pasien
Dokumentasi
Sikap 1. Ramah dan sopan (menjaga perasaan klien)

2. Teliti dan hati-hati dalam melakukan tindakan keperawatan

3. Tidak tergesa-gesa dalam melakukan tindakan keperawatan


4. Cermat dalam mengambil langkah- langkah tindakan
keperawatan
KEMENTERIANRISET,TEKNOLOGIDANPENDIDIKA
KODE
NTINGGI UNIVERSITASSRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAMSTUDIILMUKEPERAWATAN
UNIVERSITASSRIWIJAYA
Jalan Raya Palembang - Prabumulih Km. 32 Gedung Abdul Muthalib, Kampus Unsri Indralaya,
Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan. Telepon: 0711-581831. Fax: 0711- 581831Email
: keperawatan.unsri@yahoo.com

TANGGAL
DOKUMEN
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DIKELUAR
STANDAR
KAN
JUDUL BATUK EFEKTIF

AREA KEPERAWATAN

BAGIAN

Latihan mengeluarkan sekret yang terakumulasikan dan


Pengertian mengganggu di saluran nafas dengan cara dibatukkan
1. Membebaskan jalan nafas dari akumulasi sekret
Tujuan 2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnosis
laboratorium
3. Mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
Persiapan 1. Sputum pot berisi air Lysol 3- 4 %
tempat dan 2. Tissue atau handuk kecil
alat 3. Bantal
4. Bengkok
5. Sarung tangan
6. Gelas berisi air minum hangat
Indikasi 1. Pasien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi
sekret
2. Pemeriksaan diagnosis sputum di laboratorium
Kontra
indikasi
Pelaksanaan A. Tahap Pra Interaksi
1. Memberikan salam, memperkenalkan diri
2. Mengidentifikasi pasien dengan ; nama, tanggal lahir, nomor
rekam medis pasien
3. Memvalidasi kontrak waktu yang telah disepakati

B. Tahap Orientasi
1. Menjelaskan tindakan dan prosedur yang akan dilakukan
kepada pasien
2. Kaji kembali keluhan pasien dan disesuaikan dengan indikasi,
serta rencana tindakan yang ingindiberikan kepada pasien
3. Kontrak waktu dengan pasien : kapan pelaksanaan dan
berapa lama pelaksanaan tindakan keperawatan

C. Tahap Kerja
1. Mendekatkan alat kepada pasien
2. Lakukan dengan prinsip 6 benar (pasien obat, waktu, dosis,
rute, dokumentasi)
3. Menutup sampiran
4. Mencuci tangan.
5. Memakai handscoon
6. Atur posisi pasien semi fowler atau duduk
7. Pasang handuk kecil pada kerah baju klien k/p disematkan
dengan peniti
8. Meminta klien untuk meletakkan salah satu tangannya di
perut
9. Anjurkan kilen untuk tarik nafas dalam melalui mulut dan
tahan selama 3 detik, kemudian
10. hembuskan secara perlahanMerapihkan alat-alat seperti
semula
11. Meminta klien untuk tariknafasdalam sebanyak 2 kali,
kemudian yangketigatariknafasdalamkembali dan dibatukkan.
12. Anjurkanpadaklienuntuk membuangsputumpadasputumpot.
13. Rapihkan alat-alat kembali
14. Mencuci tangan
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi perasaan klien setelahdilakukannya tindakan
keperawatan
2. Mengevaluasi secara subyektif adanya perubahan saat atau
setelahdilakukan tindakan keperawatan ,
3. Kontak waktu untuk tindak lanjut untuk tindakan keperawatan
selanjutnya (k/p)
4. Kaji kemampuan klien untuk batuk efektif dan anjurkan klien
untukmenerapkan batuk efektif
5. Mengucapkan salam kepada klien
6. Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang telah
diberikan kepada klien (di ners station)

Sikap 1. Ramah dan sopan (menjaga perasaan klien)

2. Teliti dan hati-hati dalam melakukan tindakan keperawatan

3. Tidak tergesa-gesa dalam melakukan tindakan keperawatan


4. Cermat dalam mengambil langkah- langkah tindakan
keperawatan
Nama : Kiki Elviani

Nim : 04064822124009

Mengerjakan

1. Sop Pemberian obat intravena

2. Sop Pemberian obat supositori

3. Sop Batuk Efektif

4. Sop Edukasi Pencegahan infeksi

5. Sop imajinasi terbimbing

6. Sop terapi musik


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA KODE
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JalanRayaPalembang-Prabumulih Km.32Gedung Abdul Muthalib, KampusUnsriIndralaya,OganIlir30662,
SumateraSelatan.Telepon: 0711-581831.Fax: 0711-581831Email : keperawatan.unsri@yahoo.com

DOKUMEN TANGGAL
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
STANDAR DIKELUARKAN

JUDUL SOP EDUKASI NUTRISI PARENTERAL

AREA KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

BAGIAN KEPERAWATAN

PENGERTIA Mengajarkan memahami informasi tentang pemberian nutrisi esensial melalui infus
N yang dimasukkan ke dalam tubuh

PERSIAPAN Leflet
ALAT DAN
TEMPAT

FASE Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi


ORIENTASI

FASE KERJA 1. Mengucap salam


2. Mencuci tangan
3. Jelaskan prosedur pemberian nutrisi parenteral
4. Jelaskan potensi efek samping dan konplikasi nutrisi parenteral
5. Jelaskan mungkin lebih sedikit buang air besar saat menjalani terapi
parenteral
6. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan selama menjalani terapi parenteral
(mis. Kondisi,lokasi ekses vena dan kedaan selang)
7. Anjurkan memeriksa mulut secara teratur untuk tanda-tanda parotitis
Setelah informasi di sampaikan berikan kesempatan klien untu bertanya
FASE 1. Mengevaluasi hasil /respon klien
TERMINASI 2. Mengakhiri kegiatan
3. Mencuci tangan
4. Dokumentasi

Referensi: Tim pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia.definisi
dan tindakan keperawatan.jakarta:Dewan pengurus PPNI

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA KODE
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JalanRayaPalembang-Prabumulih Km.32Gedung Abdul Muthalib, KampusUnsriIndralaya,OganIlir30662,
SumateraSelatan.Telepon: 0711-581831.Fax: 0711-581831Email : keperawatan.unsri@yahoo.com

DOKUMEN TANGGAL
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
STANDAR DIKELUARKAN

JUDUL SOP Nutrisi parenteral

AREA KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

BAGIAN KEPERAWATAN

PENGERTIA untuk nutrisi parenteral total) atau vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial)
N pada pasien yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral atau
enteral

TUJUAN Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan kalori bagi klien yang tidak dapat menerima
makanan melalui saluran cerna
1. Identifikasi terapi yang di berikan sesuai untuk usia, kondisi, dosis
kecepatan rute
2. Monitor tanda flebitis, inflamasi dan thrombosis
FASE FRA
3. Monitor nilai laboratorium (mis,Bun, kreatinin, elektrolit, feal hepar)
INTERAKSI 4. Monitor berat badan
5. Monitor produksi urine
6. Monitor jumlah cairan yang masuk dan keluar

FASE KERJA 1. Mengucapkan salam


2. Cuci tangan
3. Pasang sarung tangan
4. Gunakan tehnik aseptic dalam perawatan selang
5. Berikan label pada wadah makanan perenteral dengan tanggal, waktu, dan
inisial perawat
6. Atur laju infus, kosentrasi, dan volume yang akan di masukan
7. Pastikan alarem infus dihidupkan dan berpungsi, jika tersedia
8. Ganti balutan tiap 24-48 jam
9. Ganti set infus maksimal 2 X 24
10. Ganti posisi pemasangan infus maksimal 3 X 24 jam (perifer)
Hindari pengambilan sempel darah dan pemberian obat pada selang nutrisi
perenteral

FASE 1. Mengevaluasi hasil /respon klien


TERMINASI 2. Mengakhiri kegiatan
3. Mencuci tangan
4. Dokumentasi

Referensi: Tim pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia.definisi
dan tindakan keperawatan.jakarta:Dewan pengurus PPNI.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA KODE
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JalanRayaPalembang-Prabumulih Km.32Gedung Abdul Muthalib, KampusUnsriIndralaya,OganIlir30662,
SumateraSelatan.Telepon: 0711-581831.Fax: 0711-581831Email : keperawatan.unsri@yahoo.com
DOKUMEN TANGGAL
STANDAR OPERASIONALPROSEDUR
STANDAR DIKELUARKAN

JUDUL SOP EDUKASI NUTRISI ENTERAL

AREA KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

BAGIAN KEPERAWATAN

PENGERTIA Menyiapkan dan memberikan nutrisi melalui selang gastrointestinal


N

TUJUAN Memberikan asupan nutrisi yang adekuat pada klien yang belum mampu menelan
atau absorbs pungsi nutrisinya terganggu
FASE PRA 1. Meningidentifikasi kebutuhan/indikasi klien
INTERAKSI 2. Mencuci tangan

FASE KERJA 1. Mengucapkan salam


2. Gunakan tehnik bersih dalam pemberian makanan via selang
3. Berikan tanda pada selang untuk mempertahankan lokasi yang tepat
4. Tinggikan kepala tempat tidur 30-45 derajat selama pemberian makan
5. Ukur residu sebelum pemberian makan
6. Bicara dangan klien selama di berikan makan untuk menstimulasi aktifitas
makan
7. Irigasi selang dengan 30 ml air setiap 4-6 jam selama pemberian makan dan
setelah pemberian makan intermiten
8. Hindari pemberian makanan lewat selang 1 jam sebelum prosedur atau
pemindahan klien
Hindari oemberian makanan jika residu lebih dari 150 cc atau lebih dari
110% sampai 120% dari jumla makanan tiap jam

FASE 1. Mengevaluasi hasil /respon klien


TERMINASI 2. Mengakhiri kegiatan
3. Mencuci tangan
4. Dokumentasi

Referensi: Tim pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia.definisi
dan tindakan keperawatan.jakarta:Dewan pengurus PPNI.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA KODE
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JalanRayaPalembang-Prabumulih Km.32Gedung Abdul Muthalib, KampusUnsriIndralaya,OganIlir30662,
SumateraSelatan.Telepon: 0711-581831.Fax: 0711-581831Email : keperawatan.unsri@yahoo.com

DOKUMEN TANGGAL
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
STANDAR DIKELUARKAN

JUDUL SOP EDUKASI PENCEGAHAN JATUH


AREA KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

BAGIAN KEPERAWATAN

PENGERTIA emberikan informasi cara menghindari jatuh


N

PERSIAPAN Leflet
ALAT DAN
TEMPAT

1. Identifikasi gangguan konitif dan fisik yang memungkinkan jatuh


FASE 2. Periksa kesiapan, kemampuan menerima informasi dan persepsi terhadap resiko
ORIENTASI
jatuh

FASE KERJA 1. Mencuci tangan


2. Mengucapkan salam
3. Mempersiapkan lieflet tentang faktor - faktor penyebab, cara identifikasi dan
pencegahan risiko jatuh di rumah sakit maupun di rumah
4. Jelaskan pentingnya alat bantu jalan untuk mencegah jatuh seperti tongkat,
walker ataupun kruk
5. Jelaskan pentingnya handrail pada tangga, kamar mandi dan area jalan di
rumah
6. Anjurkan meminta bantuan saat ingin menggapai sesuatu yang sulit
7. Anjurkan menghindari objek yang membuat anak-anak yang dapat
memanjat (lemari, tangga, kursi tinggi)
8. Ajarkan memodifikasi area-area yang membahayakan di rumah
9. Setelah informasi di sampaikan berikan kesempatan klien untu bertanya

FASE 1. Mengevaluasi hasil /respon klien


TERMINASI 2. Mengakhiri kegiatan
3. Mencuci tangan
4. Dokumentasi
Referensi: Tim pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia.definisi
dan tindakan keperawatan.jakarta:Dewan pengurus PPNI.

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS SRIWIJAYA KODE
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
JalanRayaPalembang-Prabumulih Km.32Gedung Abdul Muthalib, KampusUnsriIndralaya,OganIlir30662,
SumateraSelatan.Telepon: 0711-581831.Fax: 0711-581831Email : keperawatan.unsri@yahoo.com

DOKUMEN TANGGAL
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
STANDAR DIKELUARKAN

JUDUL SOP LATIHAN OTOGENIK

AREA KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

BAGIAN KEPERAWATAN

PENGERTIA Latihan otogenik adalah mengajarkan kemampuan sugesti diri dengan perasaan
N senang dan kehangatan yang bertujuan untuk relaksasi

TUJUAN Memperoleh respon relaksasi untuk mencegah stress


1. Mengucapkan salam
2. Menyebut / menanyakan nama klien
3. Memperkenalkan diri dan instansi
FASE
ORIENTASI 4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
5. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum melakukan tindakan
6. Siapkan lingkungan yang tenang dan aman

FASE KERJA 1. Mencuci tangan


2. Kenakan klien pakaian yang nyaman dan tidak membatasi pergerakan
3. Anjurkan duduk di kursi atau berbaring dalam posisi telentang
4. Bacakan pernyataan (skrip) yang di siapkan berhenti sejenak minta
mengulang secara internal
5. Anjurkan mengulangi pernyataan kepada diri sendiri untuk mendapatkan
perasaan lebih dalam pada bagian tubuh yang di tuju
6. Anjurkan latihan selama 15 – 20 menit
7. Anjurkan tetap rileks selama 15 – 20 menit
8. Anjurkan berlatih tiga kali sehari

FASE 1. Mengevaluasi hasil /respon klien


TERMINASI 2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Mengakhiri kegiatan
4. Mencuci tangan
5. Dokumentasi

Referensi: Tim pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar intervensi keperawatan Indonesia.definisi
dan tindakan keperawatan.jakarta:Dewan pengurus PPNI.

Nama : Dina Wijayana

Nim : 04064822124016
Mengerjakan :

1. Sop edukasi nutrisi parenteral


2. Sop nutrisi parenteral
3. Sop nutrisi enteral
4. Sop edukasi pencegahan jatuh
5. Sop latihan otogenik

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


KODE
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDIILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Jalan Raya Palembang-Prabumulih Km. 32 Gedung Abdul Muthalib,
Kampus Unsri Indralaya, Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan. Telepon:
0711-581831.Fax: 0711-581831 Email: keperawatan.unsri@yahoo.com

TANGGAL
DOKUMEN STANDAR STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
DIKELUARKAN

JUDUL PEMBERIAN ANALGESIA

AREA
KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

BAGIAN KEPERAWATAN

Menyiapkan dan memberikan agen


PENGERIAN farmakologis untuk mengurangi atau
menghilangkan rasa sakit.
Mengurangi rasa sakit dan
TUJUAN mempertahankan kestabilan susuan saraf
periferdan sentral
PERSIAPAN ALAT Obat analgesik (sesuai kenutuhan)
PROSEDUR 1. Pra interaksi
Persiapkan diri perawat
2. Interaksi
 Mengucapkan salam
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan tindakan
 Menjelaskan prosedur tindakan
 Meminta persetujuan pasien
3. Tahap Kerja
Observasi
 Identifikasi karakteristik nyeri
( mis. Pencetus, pereda, kualitas,
lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
 Identifikasi riwayat alergi obat
 Identifikasi kesesuaian jenis
analgesik (mis. Narkotika, atau
NSAIO) dengan tingkat keparahan
nyeri.
 Monitor tanda-tanda vital sebelum
dan sesudah pemberian analgesik
 Monitor efektifitas analgesik

Terapetik
 Diskusikan jenis analgesik yang
disukai untuk mencapai analgesia
optimal,jika perlu
 Pertimbangkan penggunaan infus
kontinue atau bolus opioid untuk
mempertahankan kadar dalam
serum
 Tetapkan target efektifitas
analgesik untuk mengoptimalkan
respon pasien
 Dokumentasikan respon terhadap
efek analgesik yang tidak
diinginkan

Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
KODE
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDIILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Jalan Raya Palembang-Prabumulih Km. 32 Gedung Abdul Muthalib,
Kampus Unsri Indralaya, obat.
Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan. Telepon:
0711-581831.Fax: 0711-581831 Email: keperawatan.unsri@yahoo.com
Kolaborasi TANGGAL
DOKUMEN STANDAR STANDAR PROSEDUR
Kolaborasi OPERASIONAL
pemberian dosis dan jenis DIKELUARKAN
analgesik,jika perlu
TEKNIK RELAKSASI OTOT
JUDUL PENCEGAHAN CEDERA
Evaluasi
PROGRESIF
Tanyakan perasaan pasien bagaimana
setelah dilakukan tindakan pemberian
AREA analgesik
KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL
Dokumentasikan dalam catatan perawat
(mis.nama pasien,tanggal dan jam
DOKUMENTASI
BAGIAN KEPERAWATAN
tindakan, nama tindakan dan hasil
tindakan, paraf nama perawat pelaksana
.
Mengidentifikasi dan menurunkan risiko .
SIKI DPP PPNI. (2018).Standar suatuIntervensi
PENGERTIAN
Teknik
mengalami relaksasi
bahaya atau
adalah
kerusakan fisik.
teknik
Keperawatan Indonesia. Definisi Dan
REFERENSI relaksasi otot
Pra interaksi
1.Tindakan dalam yang tidak
PENGERTIAN Keperawatan.Jakarta:Dewan
memerlukan
Persiapkan imajinasi,ketekunan,
diri perawat atau
Pengurus PPNI.
Sugerti (Martha Davis, 1995).
2. Interaksi
 Mengucapkan salam
Untuk menguragi
Memperkenalkan rasa nyeri
diri pada klien
yang mengalami nyeri kronis, kemudian
 Menjelaskan tujuan tindakan
TUJUAN dapat mengurangi ketegangan otot, rasa
 kecemasan
jenuh, Menjelaskan prosedurmencegah
sehingga tindakan
 Meminta
menghebatnya persetujuan
stimulus nyeri.pasien
Tahap
1. Bina
3. Kerja saling percaya
hubungan
Observasi
2. Jelaskan prosedur:
 Tujuan
Identifikasi area lingkungan yang
berpotensi
 Posisi berbaringmenyebabkan cedera
ataududuk dikursi
 dengankepaladitopang.
Identifikasi obat yang berpotensi
menyebabkan
 Waktu cedera
2 x 15 menit per jam.
 Empat
Identifikasi
kelompok kesesuaian
utama yang alas kaki
atau stoking
digunakan elastis
dalam padarelaksasi,
teknik
ekstremitas
antara lain: bawah
a. Tangan, lengan bawah dan otot
Terapetik
bisep
 b. Sediakan pencahayaan yang dan
Kepala,muka,tenggorokan,
memadai
bahu termasuk pemusatan
 Gunakan
perhatianlampu tidur pipi,
pada dahi, selama jam
tidur
hidung,mata,rahang,bibir lidah dan
 Sosialisasikan
leher. Sedapatpasien
mungkin danperhatian
keluarga
dengan lingkungan ruang
diarahkan pada kepala karena
rawat(mis. Penggunaan
secara emosional, otot yang
telepon,tempat
paling penting tidur,
dalampenerangan
tubuh ada
ruangan dan lokasi
disekitar area ini; kamar mandi.
 c. Gunakan alas santai jika beresiko
Dada, lambung, dan punggung
mengalami
bagian bawah. cedera serius
 Sediakan alas kaki antislip
d. Paha, pantat, betis, dan kaki.
 Sediakan pispot atau urinal untuk
3. Anjurkan klien untuk mencari posisi
yangeliminasi ditempat tidur,jika perlu
nyaman dan ciptakan lingkungan
 Pastikan bel panggilan atau telepon
yang nyaman.
mudah dijangkau.
4. Bimbing klien untuk melakukan teknik
PROSEDUR  Pastikan barang-barang pribadi
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
KODE
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDIILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Jalan Raya Palembang-Prabumulih Km. 32 Gedung Abdul Muthalib,
Kampus Unsri Indralaya, Ogan Ilir 30662, Sumatera Selatan. Telepon:
0711-581831.Fax: 0711-581831 Email: keperawatan.unsri@yahoo.com

TANGGAL
DOKUMEN STANDAR STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
DIKELUARKAN

PINDAH TEMPAT (TEMPAT TIDUR KE


JUDUL OBAT TOPIKAL
KURSI RODA)

AREA
KEPERAWATAN DASAR PROFESIONAL

BAGIAN KEPERAWATAN

Memindahkan
Pemberian obat
kliensecara
dari atas topikal
tempatadalah
tidur
PENGERTIAN memberikan
kekursi roda untuk
obat menjalani
secara lokal prosedur
pada kulit
atau
PENGERTIAN
atau membran
tindakan tertentu.mukosa pada area mata,
hidung,lubang
.menjalani prosedurtelinga, vagina tertentu
perawatan dan rektum
TUJUAN Memperoleh reaksi
Dipindahkan ke tempat
lokalataudariruangan
obat
TUJUAN
tersebut.
tertentu
 Obat
Sarung Tangan
topikal
jikasesuai
perlu yang dipesankan
PERSIAPAN ALAT
Kursi(krim,losion,aerosol,bubuk,
roda spray)
 Buku
1. Atur obat dengan tepat
peralatan
 Kasa kecil steril(sesuai
 Rendahkan posisi tempat kebutuhan)
tidur sampai
pada
Sarung tangan
posisi yang sekali
terendah pakai atau
sehingga
steril(
kaki jika perlu)
kalien dapat menyentuh
PERSIAPAN ALAT lantai.Kunci
Lidi kapas atau sudip
semua rodalidah
tempat tidur.
Letakkan
Baskom dengan air sejajar
kursi roda hangat, dan
waslap,handuk,
sedekat mungkin dan sabuntempat
dengan basah
tidur.
KasaKunci
balutan,semua
penutup roda plastik, dan
dari kursi
plester(sesuai
roda kebutuhan).
2. Siapkan dan kaji klien.
 Bantu klien pada posisi duduk di tepi
1. Pra interaksi
tempat tidur (lihat kembali prosedur
Persiapkan
membantu diri perawat
klien duduk di tepi tempat
2. Interaksi
tidur).
Kaji
Mengucapkan
klien, apakahsalammengalami
hipotensi
Memperkenalkan diri
postural sebelum
memindahkannya
Menjelaskan tujuan dari tempat
tindakan tidur.
3. Berikan instruksiprosedur
Menjelaskan yang jelas pada
tindakan
klien.Minta klien untuk:
 Meminta persetujuan pasien
 Bergerak ke depan dan duduk di tepi
3. Tahap Kerja
tempat tidur.(agar pusat gravitasi
Observasi
klien dekat dengan perawat).
 Identifikasi kemampuan
 Congdongkan tubuh ke depan mulai
alergi,interaksi dan kontraindikasi
dari pinggul.(menyiapkan posisi
obat
dada dan kepala pada arah
 Verivikasi orderobat sesuai dengan
pergerakan dan membawa pusat
indikasi
gravitasi klien secara langsungdi atas
 Periksa tanggal kadarluarsa obat
landasan.
 Monitor efek terapetik obat
 Letakkkan kaki yang kuat dibawah
 Monitor efeklokal, efek sistemik
tepi tempat tidur ,sedangkan kaki yang
dan efek samping obat
Nama : ZAKMA AMALIA
NIM: 04064822124019
MENGERJAKAN :
1. SOP ANALGETIK
2. SOP RELAKSASI OTOT PROGRESIF
3. SOP PENCEGAHAN CEDERA
4. SOP OBAT TOPIKAL
5. SOP PINDAH EMPAT (TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA)

Anda mungkin juga menyukai