Anda di halaman 1dari 10

DATA TUTORIAL

Moderator : Resi Yuliantina


Ketua : Inas Dyah Mufidha
Sekretaris 1: Winda Febriyanti
Sekretaris 2: Dian Asmodiwati
Anggota : Dicky Mal’an Karom
Halimil Umami
Milla Meiza Mustika
Nelia Sari
Vianti Nandeswari
Yunita

SKENARIO
Seorang pasien wanita, Ny.N 28 tahun dirawat di bangsal penyakit bedh dikarenakan
kecelakaan lalu lintas dengan patah tulang kaki. Dua hari yang lalu dilakukan amputasi yang
mengakibatkan Ny N kehilangan tungkai kaki kanannya sebatas paha. Pada hari pertama Ny N
tampak sering melihat kakinya dan berkata “Kaki saya akan sembuh kan ? Saya akan bisa
berjalan normal kan ?” meskipun sudah diberitahu kalau kakinya di amputasi.
Tiga hari kemudian Ny N tampak sering terbangun pada saat tidur, sering marah dengan
perawat, dan suaminya. Hari keempat Ny.N tampak murung, dan kadang menangis sendirian
tidak mau diganggu. Sekarang hari kelima Ny.N tampak tenang dan sebagai seorang perawat
anda akan membantu Ny. N, apakah yang mesti perawat lakukan ?

I. KLARIFIKASI ISTILAH

1.Amputasi
- Amputasi adalah
2.Bangsal
3.Kecelakaan
4.Murung
- Murung adalah (mudah ) sedih (KBBI)
5.Marah
- Marah adalah sangat tidak senang (karena dihina, diperlukan tidak sepantasnya, dsb),
gerang, gusar (KBBI)
6.Normal
- Normal adalah sesuai dengan jenis yang lazim dan konvesional (Dorland)
- Normal adalah menurut aturan atau pola yang umum sesuai dan tidak menyimpang
dari suatu norma atau kaidah (KBBI)
7.Rawat
- Rawat adalah pelihara, urus, jaga (KBBI)
8.Tungkai
- Tungkai adalah seluruh kakinya dari pangkal paha kebawah (KBBI)

II.IDENTIFIKASI MASALAH

KENYATAAN KESESUAIAN KONSEN


Ny.N dirawat dibangsal bedah karena kecelakaaan lalu Sesuai Harapan
lintas dengan patah tulang kaki -
Dua hari yang lalu dilakukan amputasi yang
mengakibatkan Ny. N kehilangan tungkai kaki Tidak Sesuai Harapan VVV
kanannya sebatas paha.
Hari pertama Ny. N tampak sering melihat kakinya dan
berkata “Kaki saya akan sembuh kan ? Saya akan bisa
berjalan normal kan ?” meskipun sudah diberitahu Tidak Sesuai Harapan V
kalau kakinya di amputasi.

Ny. N tampak sering terbangun pada saat tidur, sering Tidak Sesuai Harapan V
marah dengan perawat, dan suaminya.
Ny.N tampak murung dan kadang menangis sendirian Tidak Sesuai Harapan V
tidak mau diganggu.
Hari kelima Ny.N tampak tenang Tidak Sesuai Harapan V

PRIORITAS MASALAH

1. Dua hari yang lalu dilakukan amputasi yang mengakibatkan Ny. N kehilangan tungkai
kaki kanannya sebatas paha.

2. Hari pertama Ny.N tampak sering melihat kakinya dan berkata “Kaki saya akan sembuh
kan ?Saya akan bisa berjalan normal kan ?” meskipun sudah diberitahu kalau kakinya
di amputasi.

3. Ny. N tampak sering terbangun pada saat tidur, sering marah dengan perawat, dan
suaminya.

4. Ny.N tampak murung dan kadang menangis sendirian tidak mau diganggu.
5. Hari kelima Ny.N tampak tenang

III. ANALISIS MASALAH

1. Dua hari yang lalu dilakukan amputasi yang mengakibatkan Ny. N kehilangan tungkai
kaki kanannya sebatas paha.

a.Apa yang dimaksud dengan konsep kehilangan ?


b.Sebutkan sebab anggota tubuh seseorang perlu diamputasi ?
c.Apakah ada alternative lain selain tindakan amputasi ?
d.Sebutkan kategori dan tahap dari konsep kehilangan ?
e.Apa saja dampak yang akan timbul pada psikologi pasien setelah dilakukan tindakan
amputasi ?
f.Jelaskan anatomi fisiologi pada tungkai kaki ?

2. Hari pertama Ny.N tampak sering melihat kakinya dan berkata “Kaki saya akan sembuh
kan ?Saya akan bisa berjalan normal kan ?” meskipun sudah diberitahu kalau kakinya
di amputasi.

a.Apa tindakan perawat pada saat memasuki fase penyangkalan ?


b.Apa pengaruh pada bio-psiko-sosio-spiritual pasien yang mengalami kehilangan ?

3. Ny. N tampak sering terbangun pada saat tidur, sering marah dengan perawat, dan
suaminya.

a.Apa tindakan perawat pada pasien yang memasuki fase marah?


b.Bagaimana tindakan keluarga dalam menghadapi keadaan pasien yang mengalami
kehilangan?

4. Ny.N tampak murung dan kadang menangis sendirian tidak mau diganggu.

a.Apa tindakan perawat pada saat pasien memasuki fase depresi ?

5. Hari kelima Ny.N tampak tenang

a.Pada prioritas ini pasien mengalami fase penerimaan, apa usaha yang telah dilakukan
perawat pada pasien ?

Jawab:

1. Dua hari yang lalu dilakukan amputasi yang mengakibatkan Ny. N kehilangan tungkai
kaki kanannya sebatas paha.
a.Apa yang dimaksud dengan konsep kehilangan ?
Kehilangan adalah suatu keadaan Individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan.

Kehilangan merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama

rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung
akan mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. (Menurut Iyus

yosep dalam buku keperawatan jiwa 2007)

b.Sebutkan sebab anggota tubuh seseorang perlu diamputasi ?


Sebab- sebab anggota tubuh seseorang perlu diamputasi :
- Cedera parah (misalnya akibat dari kecelakaan atau luka bakar serius).
- Tumor kanker di tulang atau otot pada bagian tubuh tertentu.
- Infeksi parah yang tidak kunjung membaik walaupun sudah di berikan
antibiotik atau penanganan lainnya.
- Penebalan jaringan saraf atau biasa disebut neuroma.
- Frostbite (radang beku)

c.Apakah ada alternative lain selain tindakan amputasi ?


d.Sebutkan kategori dan tahap dari konsep kehilangan ?
- Potter dan Perry (2005) menyatakan kehilangan dapat dikelompokkan
dalam 5 kategori, sebagai berikut :

1. Kehilangan objek eksternal


Kehilangan objek eksternal mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi
usang, berpindah tempat, dicuri, atau rusak karena bencana alam.

2. Kehilangan lingkungan yang telah dikenal


Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan yang telah
dikenal mencakup meninggalkan lingkungan yang telah dikenal selama periode

tertentu atau kepindahan secara permanen.

3. Kehilangan orang terdekat


Orang terdekat mencakup orang tua, pasangan, anak-anak, saudara, sahabat,

tetangga, dsb.

4. Kehilangan aspek diri


Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis,
atau psikologis. Kehilangan bagian tubuh dapat mencakup anggota gerak, mata,
rambut, gigi, dsb. Kehilangan fungsi fisiologis mencakup kehilangan kontrol
kandung kemih atau usus, kekuatan, dan fungsi sensoris. Kehilangan fungsi
psikologis dapat berupa kehilangan ingatan, harga diri, dan rasa percaya diri.
Kehilangan ini dapat menurunkan kesejahteraan individu.

5. Kehilangan hidup
Seseorang yang menghadapi kematian menjalani hidup, merasakan, berpikir, dan

merespons terhadap kejadian dan orang sekitarnya sampai terjadinya kematian.

- Tahap-tahap kehilangan :
Teori yang dikemukakan oleh Kubler-Ross (1969) mengenai tahapan berduka
akibat kehilangan berorientasi pada perilaku dan menyangkut lima tahap, yaitu :

1. Fase Penyangkalan (Denial)


Reaksi pertama individu yang mengalami kehilangan adalah syok, tidak
percaya, atau mengingkari kenyataan bahwa kehilangan benar-benar terjadi.

2. Fase Marah (Anger)


Pada fase ini individu menolak kehilangan. Kemarahan yang timbul sering
diproyeksikan kepada orang lain atau dirinya sendiri.

3. Fase Tawar menawar (Bargaining)


Pada fase ini terjadi penundaan kesadaran atau kenyataan terjadinya
kehilangan dan dapat mencoba untuk membuat kesepakatan secara halus atau
terang-terangan seolah kehilangan tersebut dapat dicegah.

4. Fase Depresi (Depression)


Pada fase ini individu sering menunjukkan sikap menarik diri, kadang-kadang
bersikap sangat penurut, tidak mau berbicara menyatakan keputusasaan, rasa
tidak berharga, bahkan bisa muncul keinginan untuk bunuh diri.

5. Fase Penerimaan (Acceptance)


Pada fase ini berkaitan dengan reorganisasi perasaan kehilangan, pikiran yang
selalu berpusat pada objek yang hilang mulai berkurang atau mungkin hilang.
Individu telah menerima kenyataan kehilangan yang dialaminya dan mulai
memandang kedepan.

e.Apa saja dampak yang akan timbul pada psikologi pasien setelah dilakukan tindakan
amputasi ?
•Dapat menimbulkan stress atau depresi
• Berkurangnya rasa percaya diri, pasien cenderung menarik diri dari lingkungan
sekitar
•Emosi menjadi tidak stabil (Marah, sedih, cemas)

Selain itu :
Setelah amputasi dilakukan biasanya muncul masalah lain terutama psikologis
pasien. Pasien menjadi stres, merasa tidak ada harapan, bahkan ada yang sampai tidak
mau makan sehingga kondisi drop sampai meninggal.
Kondisi ini muncul sebagai akibat kondisi tubuh yang sebelumnya utuh, kini menjadi
menghilang dan hanya kemungkinan kecil dapat digantikan. Bagi orang yang
sebelumnya aktif bekerja atau dianggap sebagai tulang punggung keluarga tentu akan
merasakan efek yang merugikan pasca operasi.
Kemungkinan untuk munculnya stres hingga meninggal dunia memang belum
signifikan, namun keadaan ini mungkin saja terjadi bila tidak ada dukungan serta
dorongan dari keluarga serta orang-orang terdekat pasien.

"Amputasi efeknya tidak hanya pada fisik pasien, tetapi juga psikisnya. Pasien
yang tidak bisa menerima keadaannya tentu rentan mengalami krisis kepercayaan diri,"

ujar Dr Drajat Suardi, SpB(K)Onk, seorang dokter bedah di RS Hasan Sadikin


Bandung saat dihubungi detikHealth, Kamis (11/4/2013). Setelah timbul krisis
kepercayaan diri, pasien biasanya akan mengurung diri di kamar, tidak mau
bersosialisasi dengan orang sekitar, bahkan menolak pengobatan. Padahal pengobatan
luka pas amputasi sangat penting dilakukan agar tidak menjadi infeksi kembali.

Jika kondisi seperti ini tidak segera diatasi, maka akan sangat mungkin muncul
masalah lain seperti kesehatan tubuh menurun akibat tidak mau makan, infeksi baru
pada luka operasi, bahkan risiko bunuh diri.
"Ajak pasien untuk tetap aktif adn kembalikan kepercayaan dirinya agar cepat pulih
dan tidak muncul risiko lain," tutup Dr Drajat.
Untuk itu pasien pasca amputasi harus diajak untuk tetap aktif dalam
kegiatannya sehari-hari, kadang pasien pasca amputasi hanya butuh diyakini bahwa
dirinya akan tetap menjadi bagian dari keluarga, bahkan organisasi. Keterlibatan
keluarga dan kerabat tentu dapat mendorong kepercayaan diri, mengembalikan
konsep diri, dan perasaan pasien sehingga dapat mengontrol hidupnya sendiri.

Selain itu :
Dampak kehilangan ;
1. Pada masa anak- anak kehilangan dapat mengancam kemampuan untuk
berkembang, kadang – kadang akan timbul regresi serta rasa takut untuk
ditinggalkan atau dibiarkan kesepian.
2. Pada masa remaja atau dewasa muda, kehilangan dapat menyebabkan disintegrasi
dalam keluarga.
3. Pada masa dewasa tua, kehilangan khususnya kematian pasangan hidup, dapat
menjadi pukulan yang sangat berat dan menghilangkan semangat hidup orang
yang ditinggalkan.

f.Jelaskan anatomi fisiologi pada tungkai kaki ?


1. Femur (tulang paha), merupakan tulang pipa terpanjang dan terbesar. Berjumlah 2

buah (kiri dan kanan).


2. Tibia (tulang kering), merupakan tulang pipa terbesar setelah tulang paha, ikut
menopang berat tubuh, bagian pangkal membentuk persendian lutut dengan femur.
Berjumlah 2 buah (kiri dan kanan).
3. Fibula (tulang betis), merupakan tulang pipa yang paling ramping. Tidak turut
menopang berat tubuh, tetapi menambah area perlekatan otot tungkai. Berjumlah 2
buah (kiri dan kanan).
4. Patela (tulang tempurung lutut), merupakan tulang pipih berbentuk segitiga yang
sudutnya membulat. Berjumlah 2 buah (kiri dan kanan).
5. Tarsal (tulang pergelangan kaki), terdiri atas 7 tulang kecil pada setiap kaki, yaitu

1 tulang loncat (talus), 1 tulang tumit (kalkaneus) berukuran paling besar, 1 tulang
berbentuk kapal (navikular), 1 tulang berbentuk dadu (kuboid), dan 3 tulang
kuneiformis berbentuk baji. Total keseluruhan ada 14 buah (kiri dan kanan).
6. Metatarsal (tulang telapak kaki), terdiri atas 5 tulang pipa berbentuk bulat
panjang. Keseluruhan ada 10 buah (kiri dan kanan).
7. Falangus (tulang jari kaki), terdiri atas tulang pendek berjumlah 14 buah pada
setiap kaki. Setiap jari kaki terdiri atas 3 ruas tulang, kecuali ibu jari kaki yang
hanya memiliki 2 ruas saja. Keseluruhan ada 28 buah (kiri dan kanan).

2. Hari pertama Ny.N tampak sering melihat kakinya dan berkata “Kaki saya akan sembuh
kan ?Saya akan bisa berjalan normal kan ?” meskipun sudah diberitahu kalau kakinya
di amputasi.

a.Apa tindakan perawat pada saat memasuki fase penyangkalan ?


1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaannya dengan
cara:
 Mendorong pasien untuk mengungkapkan perasaan berdukanya.
 Meningkatkan kesabaran pasien secara bertahap tentang kenyataan dan kehilangan,
apabila sudah siap secara emosional.
2. Menunjukkan sikap menerima dengan ikhlas dan mendorong pasien untuk berbagi
rasa dengan cara :
 Mendengarkan dengan penuh perhatian dan minat mengenai hal yang dikatakan oleh
pasien tanpa menghukum atau menghakimi.
 Menjelaskan kepda pasien bahwa sikap tersebut biasa terjadi pada orangbyang
mengalami kehilangan.
3. Memberi jawaban yang jujur terhadap pertanyaan pasien tentang sakit, pengobatan,
dan kematian dengan cara :
 Menjawab pertanyaan pasien dengan bahasa yang mudah dimengerti, jelas, dan tidak
berbelit-belit.
 Mengamati dengan cermat respon pasien selama berbicara.
 Meningkatkan kesadaran secara bertahap.

b.Apa pengaruh pada bio-psiko-sosio-spiritual pasien yang mengalami kehilangan ?


Pasien kehilangan akan berpengaruh terhadap emosional, perilaku dan spiritualnya.
Emosional. Ia akan cenderung memiliki sikap :
 Marah, sedih, cemas
 Kebencian
 Merasa bersalah dan kesepian
 Perasaan mati rasa
 Keinginan kuat untuk mengembalikan ikatan dengan individu atau benda yang hilang
 Depresi, apatis, putus asa selama fase disorganisasi dan keputusasaan.
Perilaku. Ia akan cenderung memiliki sikap :
 Gelisah
 Kemungkinan melakukan upaya bunuh diri atau pembunuhan
 Menangis terisak atau tidak terkontrol
 Kemungkinan menyalahgunakan obat atau alkohol.
Spiritual. Ia akan cendrung memiliki sikap :
 Kecewa dan marah pada tuhan
 Penderitaan karena ditinggalkan atau merasa ditinggalkan atau kehilangan
 Tidak memiliki harapan, kehilangan makna

3. Ny. N tampak sering terbangun pada saat tidur, sering marah dengan perawat, dan
suaminya.

a.Apa tindakan perawat pada pasien yang memasuki fase marah?


Mengizinkan dan mendorong pasien mengungkapkan rasa marah secara verbal tanpa
melawan kemarahan tersebut dengan cara :
 Menjelaskna kepada keluarga bahwa kemarahan pasien sebenarnya tidak
ditujukan kepada mereka.
 Membiarkan pasien menangis.
 Mendorong pasien untuk membicarakan kemarahannya.

b.Bagaimana tindakan keluarga dalam menghadapi keadaan pasien yang mengalami


kehilangan?

4. Ny.N tampak murung dan kadang menangis sendirian tidak mau diganggu.

a.Apa tindakan perawat pada saat pasien memasuki fase depresi ?


1. Membantu pasien mengidentifikasi rasa bersalah dan takut dengan cara :
 Mengamati perilaku pasien dan bersama dengannya membahsas perasaannya.
 Mencegah tindakan bunuh diri atau merusak diri sesuai derajat risikonya.
2. Membantu pasien mengurangi rasa bersalah dengan cara :
 Menghargai perasaan pasien.
 Membantu pasien menemukan dukungan yang positif dengan mengaitkan
terhadap kenyataan.
 Memberi kesempatan untuk menangis dan mengungkapkan perasaannya.
 Bersama pasien membahas pikiran negatif yang selalu timbul.

5. Hari kelima Ny.N tampak tenang

a.Pada prioritas ini pasien mengalami fase penerimaan, apa usaha yang telah dilakukan
perawat pada pasien ?
- Tahap Penerimaan
Membantu pasien menerima kehilangan yang tidak bisa dielakkan dengan cara :
 Membantu keluarga mengunjungi pasien secara teratur.
 Membantu keluarga berbagi rasa, karena setiap anggota keluarga tidak berada
pada tahap yang sama pada saat yang bersamaan.
 Membahas rencana setelah masa berkabung terlewati.
 Memberi informasi akurat tentang kebutuhan pasien dan keluarga.

IV.KETERBATASAN ILMU PENGETAHUAN

No. Topik What I Know What I don’t What I have How will I
Know to prove learn
Kehilangan
1.
V.SINTESIS

VI.KERANGKA KONSEP

VII.KESIMPULAN / RESUME

Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan


atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki. Kehilangan
merupakan suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi
tidak ada, baik sebagian atau seluruhnya.

DAFTAR PUSTAKA

Kuliat,Budi Anna (1994).Proses Keperawatan.Jakarta:EGC


Doengoes,Mary,Marlyn (1995).Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa
Keperawatan.Edisi 2.Jakarta:EGC
Husain,M. (1993).Pendidikan Keperawatan dan Hubunganya dengan Pengembangan
IPTEK.Bandung:Akper DEPKES RI
fkep.unand.ac.id/images/Berduka_dan_Kehilangan.ppt
https://www.academia.edu/8001281/PENGERTIAN_ANATOMI_DAN_FISIOLOGI .
diakses 18 oktober 2016.
Artikel © Copyright 2016 - Sridianti.com
Ebook : Marelli, TM. 2007. Buku Saku Dokumentasi Keperawatan Edisi 3. Jakarta:EGC
Ebook : Suratun. Heryati. Monuring, Santa. Raerah, Een. 2008. Klien Gangguan Sistem
Muskoloskeletal. Jakarta:EGC
Irianto, Koes. 2014. Anatomi dan Fisiologi (Edisi Revisi). Bandung:Alfabeta
Aziz Alimul H,A, (2012 ), Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia buku 1, Yogyakarta,
Penerbit Salemba Medika.
Repository.usu.ac.id.pdf diakses pada tanggal 18 oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai