Anda di halaman 1dari 15

APLIKASI KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KLIEN

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Komunikasi Dalam
Keperawatan
Dosen Ampu: DR.Yuniati Lestari DCN.MM

Disusun oleh :
1. Fazhira Kurnia (1118111)
2. Azni Azhani (1118107)
3. Amma Nusrotussaadah (1118113)
4. Festinidar Gulo (1118127)
5. Fiera Rizky (1118118)
6. Gita Ekawati (1118133)
7. Nadia Putri (1118112)
8. Harfizh Marliando (1118147)
9. Sri Wahyuni (1118136)
10. Ressa Agustina (1118143)
11. Rosa Rosmaya (1118140)
12. Futri Septiani (1118141)
13. Nurhakim (1118149)
14. Siti Andriani (1118110)
15. Nurfitri Mardianty (1118152)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI PROGRAM STUDI


SARJANA KEPERAWATAN
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, kami dapat dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Aplikasi
Komunikasi Terhadap Klien” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas
mata kuliah “ komunikasi dalam keperawatan” makalah ini merupakan inovasi
pembelajaran untuk memahami mata kuliah tersebut secara mendalam, semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat untuk mahasiswa pada umumnya.
Dalam penulisan makalah ini. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada
bapak/ibu dosen serta teman-teman mahasiswa yang telah memberikan bimbingan
serta partisipasinya atas terciptanya makalah ini.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan makalah
ini, dan kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak untuk penyempurnaan makalah selanjutnya, kami ucapkan
terimakasih.

Bandung, 14 Januari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................iii
1.1 Latar belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
1.4 Manfaat....................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik..........................................................................2
2.2 Definisi Komunikasi Teurapeutik Menurut Para Ahli.............................................2
2.3 Tujuan Komunikasi Terapeutik...............................................................................3
2.4 Kendala Komunikasi................................................................................................3
2.5 Proses Komunikasi...................................................................................................4
2.6 Tahap Interaksi Komunikasi Terapeutik..................................................................5
2.7 Contoh Role Play.....................................................................................................6

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan............................................................................................................11
3.2 Saran ......................................................................................................................11

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi. Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu
kajian komunikasi ialah komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal
balik antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat
kesehatan dan penyakit,tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis
dari pengetahuan tersebut atau partisipasi profesional dalam program-program
yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui perubahan tingkah laku
sehat ke arah yangn di yakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih baik.
Kenyataan memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral
dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya selalu
berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama teman,dengan atasan,
dokter dan sebagainya. Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang
sangat efektif dalam memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya
dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : “ bagaimana Komunikasi terapeutik antara
perawat dan pasien “

1.3 Tujuan
Secara umum tujuan pembelajaran adalah agar peserta didik mampu
menjelaskan konsep dasar komunikasi terapeutik, merancang dan
mengaplikasikan komunikasu terapeutik pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan.

1.4 Manfaat
Untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama antara perawat dan
pasien melalui hubungan perawat dan pasien.

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian komunikasi teurapeutik

Komunikasi dalam bidang keperawatan merupakan proses untuk


menciptakan hubungan antara perawat dan klien, dengan tujuan untuk mengenal
kebutuhan klien dan menentukan rencana tindakan serta kerjasama dalam
memenuhi kebutuhan tersebut. 
Komunikasi dalam bidang keperawatan ini lebih dikenal dan populer
disebut dengan komunikasi terapeutik. Istilah komunikasi terapeutik digunakan
untuk dijadikan pembeda dengan komunikasi jenis lainnya, selain itu komunikasi
ini lebih mengarah pada tujuan untuk penyembuhan klien.

2.2 Definisi komunikasi terapeutik Menurut para ahli

Komunikasi terapeutik adalah merupakan hubungan interpersonal antara


perawat dan klien, dalam hal ini perawat dan klien memperoleh pengalaman
belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien (Stuart,
1998)
Fungsi komunikasi terapeutik menganjurkan kerjasama antara perawat dan
klien. Perawat berusaha mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta
mengevaluasi tindakan yang dilakukan dalam perawatan (Purwanto, 1994).
Proses komunikasi yang baik dapat memberikan pengertian tingkah laku
klien dan membantu klien dalam rangka mengatasi persoalan yang dihadapi pada
tahap perawatan. Sedangkan pada tahap preventif, fungsi komunikasi terapeutik
adalah mencegah adanya tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri klien.
pengertian komunikasi terapeutik merupakan bentuk keterampilan dasar untuk
melakukan wawancara dan penyuluhan dalam artian wawancara digunakan pada
saat perawat melakukan pengkajian, dan penyuluhan kesehatan dan perencanaan
perawatan (Setianti, 2007).
Komunikasi terapeutik didefinisikan pula sebagai komunikasi yang
bertujuan untuk menumbuhkan rasa percaya diri seseorang terhadap penyampaian
pesan, sehingga terbina hubungan yang saling percaya (Arwani, 2002)

2
3

2.3 Tujuan Komunikasi Terapeutik


Menurut purwanto tujuan dari komunikasi terapeutik

A. Membantu pasein memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran


mempertahankan kekuatan egonya
B. Membantu mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah situasi yang
ada
C. Mengulang keraguan, membantu dalam pengambilan tindakan yang efektif
dan mempengaruhi orang lain,lingkungan,fisik dan diri nya.

2.4 Kendala Komunikasi Teurapeutik


Dalam mencapai tujuan ini sering kali perawat memenuhi kendala komunikasi yaitu:
a. Tingkah laku perawat
Dirumah sakit pemerintah maupun swasta, perawat memegang peran penting; tingkah
laku; gerak gerik, perawat selalu dinilai oleh masyarakat. Bahkan sering juga surat
kabar memuat berita- berita tentang perawat rumah sakit. Bertindak yang tidak
sebenernya. Dipandang oleh klien perawat juned, jahat,dan sebagainnya
b. Perawatan yang berorientasi Rumah Sakit
 Pelaksanaan perawatan difokuskan pada penyakit yang diderita klien semata,
sedangkan psikososial kurang mendapatkan perhatian, tujuan pelaksanaan
perawatan yang sebernya yaitu manusia seutuhnya yang meliputi bio, psiko
dan sosial.
 Bio : kebutuhan dasar, makan minum, oksigen dan perkembangan keturunan
 Psiko : jiwa, perawat supaya turut membantu memecahkan masalah yang ada
hubungannya dengan jiwa
 Sosial : perawat juga mengetahui kebiasaan- keniasaan, adat istiadat dari klien
di dalam masyarakat.
c. Perawat kurang tanggap terhadap kebutuhan, keluhan- keluhan, serta kurang
memperhatikan apa yang dirasakan oleh klien sehingga menghambat hubungan baik.

Saya sudah hampir 20 tahun menjadi perawat di rumah sakit ini, walaupun gaji saya
kecil tapi saya dituntut untuk bekerja keras melayani para pasien sering kali saya
mendapat cacian dari pasien karena saya terlambat memberikan pelayanan. Hal ini sering
terjadi kalau saya piket malam karena keterbatasan jumlah perawat yang piket kemudian
permintaan pelayanan dari pasien banyak sehingga kami kewalahan melayani dan
berdampak pada keterlambatan pelayanan ujar suster T`

Sehingga sering kali karena terlambat kami menerima cacian dari pasien dan takala
kami menerangkan alasannya kenapa kami telat terus kami minta pengertian dari pasien
untuk bersabar malah pasien sering mensalah artikan kata- kata kami sehingga kami
kadang mendapatkan julukan suster cerewet atau suster judes” tambahnya
4

Hal ini yang sering terjadi sehingga dapat menghambat terjadinya komunikasi
terapeutik yang harmonis diantara perawat dan pasien.

2.5 Proses Komunikasi Terapeutik


2.5.1 Proses ini terdiri dari unsur komunikasi, dan prinsip komunikasi. Unsur
komunikasi terdiri dari:
a. Unsur komunikasi terapeutik selain komunikator, yaitu pesan merupakan salah
satu unsur penting yang harus ada dalam proses komunikasi, Karena tanpa
kehadiran pesan proses komunikasi tidak akan terjadi. Komunikasi akan berhasil
bila pesan yang disampaikan tepat, dapat dimengerti, dan dapat diterima
komunikan.

Moore dalam rakhmat (1993:297) mengemukakan bahwa keberhasilan


komunikasi sangat ditentukan oleh daya Tarik pesan. Efffendy (2000:41) mengatakan
bahwa komunikasi akan berhasil bila pesan yang disampaikan memenuhi syarat
sebagai berikut:
1. Pesan harus direncanakan
2. Pesan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti kedua belah pihak
3. Pesan itu harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima
4. Pesan harus berisi hal-hal yang mudah difahami
5. Pesan ynag disampaikan tidak samar-samar

b. Prinsip komunikasi terapeutik

Komunikasi interpersonal yang terapeutik mempunyai beberapa prinsip yang


sama dengan komunikasi interpersonal De Vito yang keterbukaan,empati,sifat
mendukung sikap positif dan kesetaraan.

2.5.2 Proses komunikasi terapeutik terdiri dari Primer dan Sekunder.

a. Proses komunikasi Primer


dalam tahapan proses komunikasi primer, penyampaian informasi akan
dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol sebagai media. Simbol yang
dimaksud disini bukan melulu dalam bentuk kode, namun diwujudkan ke
bentuk bahasa, isyarat dan lain sebagainya.
b. Proses komunikasi Sekunder
Pada tahap sekunder, proses penyampaian informasi maupun gagasan
akan dilakukan dengan menggunakan sarana atau alat sebagai media kedua
setelah penggunaan symbol (primer).
5

2.6 Tahap Interaksi Pada Komunikasi Terapeutik


Wood mengatakan pada umumnya hubungan antar pribadi berkembang
melalui tahap-tahap yaitu :
a) Tahap awal atau tahap orientasi

Pada tahap ini antara petugas dan pasien


terjadi kontak dan pada tahap iini penampilan fisik begitu penting karena
dimensi fisik paling terbuka untuk diamati. Kualitas-kualitas lain seperti
sifat bersahabat kehangatan, keterbukaan dan dinamisme juga terungkap.
Yang dapat dialkukan pada terapi ini menurut purwanto ialah pengenalan,
mengidentifikasi masalah dan mengukur tingkat kecemasan diri pasien.
b) Tahap lanjutan

Adalah tahap pengenalan lebih jauh, menurut purwanto (1994: 25)


dialkukan untuk meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain
untuk mengatasi kecemasan, melanjutkan pengkajian dan evaluasi
nmasalah yang ada, menurut De Vito (1997:24) komunikasi pada tahap ini
mengikatkan pada diri kita untuk lebih mengenal orang lain dan juga
mngungkapkan diri kita. Pada tahap ini termasuk pada tahap persahabatan
yang menghendaki agar kedua pihak harus merasa mempunyai kedudukan
yang sama, dalam artian ada keseimbangan dan kesejajaran kedudukan.

Argyle dan Henderson dalam Liliweri (1997:55) mengemukakan persahabatan


mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
1. membagi pengalaman agar kedua pihak merasa sama-sama puas dan sukses
2. menunjukan hubungan emosional
3. membuat pihak lain menjadi senang
4. membantu sesama kalau dia berhalangan untuk suatu urusan
6

Purwanto (1994:26) mengatakan pada tahap komunikasi terapeutik ini harus


(1) melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang ada
(2) meningkatkan komunikasi
(3) mempertahankan tujuan yang telah disepakati dan mengambil
tindakan berdasarkan masalah yang ada. Secara psikologis komunikasi yang
bersifat terapeutik akan membuat pasien lebih tenang, dan tidak gelisah.
c) Tahapan terminasi

Menurut purwanto (1994:26) pada tahap ini terjadi


pengikatan antar pribadi yang lebih jauh, merupakan fase persiapan mental
untuk membuat perencanaan tentang kesimpulan perawatan yang didapat
dan mempertahankan batas hubungan yang ditentukan, yang diukur antara
lain mengantisipasi masalah yang akan timbul karena pada tahap ini
merupakan tahap persiapan mental atas rencana pengobatan, melakukan
peningkatan komunikasi untuk mengurangi ketergantungan pasien pada
petugas. Terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan antara petugas
dengan klien.
Menurut Uripni (1993: 61) bahwa tahap terminasi dibagi dua, yaitu
terminasi sementara dan terminasi akhir. Terminasi sementara adalah akhir
dari setiap pertemuan, pada terminasi ini klien akan bertemu kembali pada
waktu yang telah ditentukan, sedangkan terminasi akhir terjadi jika klien
selesai menjalani pengobatan.

2.7 Contoh Role Play


ROLE PLAY KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN
DEPRESI
Perawat 1 :X
Perawat 2 :Y
Lansia :Z
Anak 1 : Anak 1
Anak 2 : Anak 2
7

1. Fase Pra Interaksi


Dua orang perawat akan melakukan pemeriksaan dan melihat perkembangan kondisi
pada pasien lansia yang bernama Ny. Z ia baru saja kehilangan suaminya yang
kecelakaan sehingga membuat Ny. Z mengalami depresi. Sudah 3 hari Ny. Z menyendiri
dikamar, gelisah dan susah tidur. Karena anak-anaknya mulai khawatir dengan keadaan
ibunya yang mulai lemah sehingga anaknya memaksa ibunya untuk dibawa ke Rumah
Sakit.
2. Fase Orientasi
Perawat X dan perawat Y mendatangi pasin Ny. Z terlihat terbaring lemah di
ruang IGD.
Perawat Y : Assalamualaikum
Anak 1 : waalaikumsalam
Perawat Y : selamat pagi mbak (sambil tersenyum)
Anak 1 : pagi juga buk
Perawat Y : pagi nek….???
Ny. Z : (nenek terlihat daim saja tanpa menjawab sepatah kata apapun)
Perawat Y : saya perawat Y dan ini perawat X mbak
Anak 1 : oh iya sus, saya anak 1 dan ini adik saya anak 2
Perawat Y : nenek…..perkenalkan saya perawat Y dan ini perawat X
Ny. Z : (nenek mengangguk, pandangannya kosong)
Anak 2 : bu itu perawatnya ramah, ibu apa tidak mau berkenalan dengan
perawatnya
Perawat Y : ya sudah tidak apa-apa mbak. (tersenyum kepada nenek). Oh iya
mbak bagaimana nenek bisa seperti ini, awalnya bagaimana ?
Anak 2 : begini sus, 4 hari yang lalu ayah kami meninggal karena kecelakaan,
ayah adalah sesosok orang yang romantis, penyayang dan
tanggungjawab. Semenjak kami berdua sudah menikahdan memiliki
rumah masing-masing ibu dan ayah hanya tinggal berdua dirumah.
Mungkin karena ibu belum saip ditinggal ayahsehingga setelah
pemakaman ibu hanya diam, menyendiri dikamar, gelisah dan sullit
tidur bu
Anak 1 : kami bingung dengan keadaan ibu karena hanya makan sedikit
selama 3 hari ini dan sepertinya kondisi ibu lemah kami pun sesegera
mungkin membawa ibu kesini kami takut terjadi apa-apa dengan ibu
kami
Perawat Y : oh jadi seperti itu mba ceritanya. Coba kami periksa terlebih dahulu
Anak 2 : iya sus silahkan
8

Perawat X dan Perawat Y mencoba melakukan pendekatan kepada nenek


Perawat X : nek kami berdua perawat yang dinas pagi disini. Nenek sudah makan
belum pagi ini …..??? kok terlihat pucat dan lemah sekali nek ?
(sambil tersenyum)
Ny. Z : (mengangguk)
Perawat X : nenek harus banyak makan ya nek, katanya sudah 3 hari susah makan
ya nek. Badan nenek terasa lemas pastinya?, nenek harus makan
teratur, supaya tetap sehat ya kasian nak-anak nenek khawatir
Ny. Z : iya sus….. (sambil melihat ke kedua anaknya)
Perawat X : makan apa tadi nek ? makannya banayk atau sedikit nek....???
Ny. Z : bubur...hanya sedikit
Perawat X : nanti ditambah ya nek porsi makannya , biar nenek tidak mudah sakit.
Saya tahu nenek sedang berduka tapi nenek juga harus tetap menjaga
kesehatan supaya tidak membuat anak-anak khawatir dan nenek juga
tidak sakit
Anak 2 : nah mulai nanti ditambah ya bu makannya biar pulih segar kembali
badan ibu (sambil memegang pundak ibunya)
Ny. Z : iya nak
Perawat X : nenek susah tidur ya ? sudah berapa hari susah tidur nek?
Ny. Z : iya, karena saya suka sedih jika teringat suami saya, sudah 3 malam
ini saya susah tidur
Perawat X : oh seperti itu ya nek…

Setelah bertanya kepada nenek dan anaknya, perawat mencoba menjelaskan tindakan
yang akan diberikan kepada nenek
Perawat Y : baiklah, nenek dan mbak, kami disini akan melakukan p
pemeriksaan kepada nenek. Apakah nenek berssedia….???
Ny. Z : iya baiklah kalo begitu
Anak 1 : kami mohon lakukan yang terbaik untuk ibu kami
Perawat Y : iya mbak, kami juga mohon kerjasamanya nanti dalam pemeriksaan
Setelah itu perawat menyiapkan alat yang akan digunakan dalam tindakan yang akan
diberikan
3. Fase Kerja
Perawat melakukan tindakan

Perawat Y : permisi nek….maaf ya nek…nenek tiduran saja ya…


9

Saya periksa nenek dulu (sambil mengecek ttv nenek)


Ny. Z : iya sus
Perawat Y : tekanan darah nenek ini 110/70 nek. Nenek biasanya berapa?
Ny. Z : biasanya 140/90 sus. Saya sedikit pusing dan tidak bisa tidur
Perawat Y : iya karena nenek banyak fikiran ditambah lagi makannya dan tidak
bisa tidur karena gelisah nek
Perawat Y : nek…maaf ya…. Tolong nenek angkat sedikit tangan kanannya…
saya cek suhu diketiak nenek ya
Ny. Z : (mengangkat sedikit tangan kanannya)

Perawat Y : (setelah nenek mengangkat tangannya, perawat langsung


memasang thermometer)
Perawat Y : nek…langsung dijepit tangannya ya nek… dan janagn dulu dilepas
sebelum saya suruh
Ny. Z : (hanya mengangguk)
Perawat Y : sudah nek saya ambil termoneternya

Setelah memeriksa nenek, perawat segera member tahu dokter dan diberi advice
dokter
Perawat Y : mbak ini advice dari dokter untuk ibu agar di infuse dulu ya
Anak 2 : iya sus tidak apa-apa. Bu mau diinfus dulu tidakapa-apa sembuh
(sambil memegangi tangan ibunya)
Perawat Y : iya nek biar cepet sembuh ya nek
Ny. Z : iya sus (mengangguk)
Setelah itu perawat langsung memberikan tindakan kepada nenek
Perawat Y : nek sudah saya infuse, saya tinggal dulu ya mbak tolong ibunya
diberi minum hangat kalo mau
Anak 2 : iya sus terimakasih
4. Fase Terminasi
6 jam kemudian setelah semua pemeriksaan sudah dilakukan, dan tindakan
dilakukan
Perawat X : bagaimana nek masih lemas?
Ny. Z : sudah enakan sus
Anak 1 : sudah mendingan sus, tadi sudah saya suapi bubur juga.
Alhamdulillah sudahtambah nafsu mkannya ya walupun belum habis
semua
Perawat X : Alhamdulillah ya nek jangan lupa harus teratur makannya, biar tidak
sakit dan juga berbagi cerita jika dengan anak tau orang yang nenek
anggap dekat dengan nenk jika ada sesuatu, agar nenk lebih lega, tidak
memikirkan masalahnya sendirian supaya terasa ringan beban nenek
Ny. Z : iya sus
10

Perawat X : kalau begitu saya permisi dulu mbak. Nenek saya permisi dulu ya
nek…

Anak 1 : iya sus


Anak 2 : terimakasih sus
Perawat X : Iya mbak sama-sama, mari mbak
Anak 2 : iya sus
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi dalam bidang keperawatan yang
menciptakan hubungan antara perawat dan klien bertujuan untuk mengenal dan menentukan
kebutuhan klien serta menentukan rencana untuk memenuhi tindakan tersebut. maka dalam
komunikasi terapeutik perawat harus menghindari kendala dalam berkomunikasi. Proses ini
terdiri dari unsur komunikasi dan prinsip komunikasi beberapa diantaranya yaitu pesan yang
akan disampaikan sudah direncanakan, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien.
Prinsip dalam komunikasi terapeutik yaitu harus memiliki keterbukaan,empati, sifat
mendukung sikap positif dan kesetaraan.
Proses komunikasi terapeutik terdiri dari primer yaitu penyampaian informasi
dilakukan dengan menggunakan simbol-simbol sebagai media. Dan komunikasi sekunder
yaitu penyampaian informasi maupun gagasan akan dilakukan dngan menggunakan sarana
atau alat sebagai media.
Ada beberapa tahap dalam komunikasi terapeutik yaitu:
- Tahap orientasi, dalam tahap ini penampilan fisik begitu penting , kualitas lain seperti
sifat bersahabat kehangatan,keterbukaan dan dinamisme.
- Dan tahap lanjutan yaitu pengenalan lebih jauh. Tahap penerimaan dan pengenalan
klien dengan perawat.

3.2 Saran
Saran ini ditunjukan bagi perawat dalam menangani kasus kasus dalam
komunikasi dengan klien. Diharapkan dari makalah ini perawat dan mahasiswa
mampu mempelajari dan memahami peran perawat dalam proses komunikasi.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/01/komunikasi_terapeutik.pdf&ved=2ahUKEwjbm7nLy4HnAhXd6nMBHbHX
CogQFjALegQIAhAC&usg=AOvVaw1eVU7w8z7-KTmrAizS2Nwn&cshid=1578953672845

https://id.scribd.com/document/344973388/Role-Play-Komunikasi-Pada-Pasien-Lansia

12

Anda mungkin juga menyukai