Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PSIKOLOGI

TENTANG KESADARAN DIRI

Disusun oleh :

Rheyna rakha Dyah puspita

NIM 202212093

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYIYAH SURAKARTA

TAHUN 2023/2024
Kata Pengantar

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “KESADARAN DIRI” dengan tepat
pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah psikologi. Dalam makalah
ini membahas tentang pengertian kesadaran diri . Akhirnya kami sampaikan terima kasih atas
perhatiannya terhadap makalah ini dan kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua orang.

Dengan demikian, saran dan kritik yang kami harapkan dari pembaca untuk peningkatan
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kesadaran adalah proses dimana seseorang memahami dan mengerti akan suatu keadaan yang
menjadikan individu itu sendiri sadar dan paham betul dengan apa yang teriadi, dan apa yang
akan teriadi. Kesadaran diri merupakan proses mengenali motivasi pilihan dan kepribadian
kita lalu menyadari pengaruh faktor-faktor tersebut atas penilaian, keputusan dan interaksi
kita dengan orang lain. Seseorang disebut memiliki kesadaran diri jika dia memahami emosi
yang sedang dirasakan, kritis terhadap informasi mengenai dirinya sendiri, dan sadar tentang
dirinya yang nyata.

Motivasi merupakan suatu proses emosi dan proses psikologis dan bukan logis. Motivasi pada
dasarnya merupakan proses yang tidak disadari. Jadi dalam tap individu kebutuhan untuk
memotivasi berbeda dari waktu ke waktu. Kuncinya kebutuhan mana yang saat itu paling
dominan.

Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud kesadaran diri?

2. Apa saja aspek kesadaran diri?

3. Faktor apa saja yang mempengaruhi kesadaran diri?


BAB II
PEMBAHASAN

A. KESADARAN DIRI

1. Pengertian Kesadaran Diri

Kesadaran Diri (Self Awareness) didefinisikan sebagai penilaian yang akurat dan pemahaman tentang
kemampuan dan preferensi dan implikasinya terhadap perilaku kita dan dampakya pada orang lain. Itu
kenyataan pengujian, kalibrasi terhadap fakta-fakta kehidupan. Kesadaran Dir adalah sebagian
pengetahuan tentang diri, seperti kekuatan dan kelemahan, kerentanan dan nafsu.

Hal ini dapat diperoleh dengan berbagai cara dari berbagai sumber. Kadang-kadang pemahaman dir
berasal dari pencerahan tiba-tiba di dalam kantor atau di rumah. Hal ini bahkan bisa terjadi pada
penilaian kerja.

Muncul dan keberhasilan dan kegagalan pengalaman dan tak terduga. Apa yang orang lain Katakan
dan dengan menerima umpan balik dari tes kepribadian. Kesadaran diri in merupakan periode untuk
mencari tahu siapa kita sebenarnya, dimana kita berada dalam keluarga, organisasi, komunitas,
mengetahui apa kita bisa berkontribusi kepada orang lain. Ada beberapa orang yang beruntung,
mereka diberikan kesempatan untuk menguji keterampilan mereka dan melihat dampakya.Mereka
menjadi lebih sadar potensi mereka dan bagaimana mereka alami atau berperilaku dalam situasi
tertentu. Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali perasaan dan mengapa seseorang
merasakannya seperti itu dan pengaruh perilaku seseorang terhadap orang lain.

Kemampuan tersebut diantaranya:

kemampuan menyampaikan secara jelas pikiran dan perasaan seseorang, membela diri dan
mempertahankan pendapat (sikap asertif), kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan diri
dan berdiri dengan kaki sendiri (kemandirian), kemampuan untuk mengenali kekuatan dan
kelemahan orang dan menyenangi dir sendiri meskipun seseorang memiliki kelemahan
(penghargaan diri), serta kemampuan mewujudkan potensi yang seseorang miliki dan merasa
senang (puas) dengan potensi yang seseorang raih di tempat kerja maupun dalam kehidupan pribadi
(aktualisasi). Kesadaran diri merupakan dasar kecerdasan emosional.

Kemampuan untuk memantau emosi dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan
psikologi dan pemahaman diri. Seseorang yang mempunyai kecerdasan emosi akan berusaha
menyadari emosinya ketika emosi itu menguasai dirinya. Namun kesadaran diri ini tidak berarti
bahwa seseorang it hanut terbawa dalam arus emosinva tersebut sehingga suasana hati itu
menguasai dirinya sepenuhnya.Sebaliknya kesadaran diri adalah keadaan ketika seseorang dapat
menyadan emosi yang sedang menanggapi pikirannya akibat permasalahan-permasalahan yang
dihadapi untuk selanjutnya ia dapat menguasainya. Orang yang mempunyai keyakinan lebih tentang
emosinya diibaratkan pilot yang handal bagi kehidupannya. Orang yang kesadaran dirinya bagus
maka ia mampu untuk mengenal dan memilih-milah perasaan, memahami hal yang sedang
dirasakan dan mengapa hal itu dirasakan dan mengetahui penyebab munculnya perasaan tersebut.

Kesadaran diri merupakan pondasi hampir sema unsur kecerdasan emosional, langkah awal yang
penting untuk memahami diri sendiri dan untuk berubah. Sudah jelas bahwa seseorang tidak
mungkin bisa mengendalikan sesuatu yang tidak a kenal. Para ahli mempunyai pendapat yang
beragam tentang kesadaran diri.

Diantaranya menurut Mayer seorang ahli psikologi dari University of New Hampshire yang menjadi
koformulator tori kecerdasan, berpendapat bahwa kesadaran-diri berarti waspada baik terhadap
suasana hati maupun pikiran seseorang tentang suasana hati. Goleman menjelaskan kesadaran diri
yaitu perhatian terus menerus terhadap keadaan batin seseorang. Dalam keadaan refleksi diri ini,
pikiran mengamati dan menggali pengalaman, termasuk emosi. May seorang psikiater yang
mempelopori pendekatan eksistensial yang dikutip oleh Koesworo menjelaskan bahwa kesadaran-
diri adalah sebagai kapasitas yang memungkinkan manusia mampu mengamati dirinya sendiri
maupun membedakan dirinya dari dunia (orang lain), seta kapasitas yang memungkinkan manusia
mampu menempatkan diri di dalam waktu (masa kini, masa lampau, dan masa depan).

Aspek Kesadaran Diri

Aspek uatama yang mendorong unsur kesadaran diri dalam pribadi manusia adalah aspek ruhani.
Secara bahasa kesadaran diri di artikan dengan ingat, merasa dan insaf terhadap diri sendiri.

Baars dan Megovern, mengajukan sejumlah fungsi kesadaran yaitu :

A.Fungsi konteks setting, yakni fungsi dimana system-sistem bekerja untuk mendefinisikan konteks
dan pengetahuan mengenai sebuah stimuli yang datang memori. Fungsi ini berperan untuk
menjernihkan pemahaman mengenai stimulus yang bersangkutan.

B.Fungsi adaptasi dan pembelajaran, yang mendalikan bahwa keterlibatan sadar diperlukan untuk
menangani informasi baru denga sukses.

C.Fungsi prioritasi dan fungsi akses dimana kesadaran

diperlukan untuk mengakses besarnya jumlah informasi yang tersedia ditingkat ketidaksadaran.

D.Fungsi rekrutmen dan control, yakni dimana kesadaran memasuki system-system motoric untuk
menjalankan tindakan-tindakan sadar.

E.Fungsi pengambilan keputusan dan fungsi eksekutif yang berperan membawa informasi dan
sumberdaya keluar

Faktor Kesadaran Diri

1. Kesadaran ketepatan dalam mengelola waktu.

Kesadaran dalam bertanggung jawab.

3. Kesedaran dalam secara cerat.

4. Kemampuan mengevaluasi hail pekerjaan.


5. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi.

6. Meminta bantuan orang lain untuk memberikan gambaran diri.

7. Belajar dari pengalaman.

8. Mampu bersikap fleksibel.

9. Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi.?

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu
menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang individu, semakin besar
peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat
intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu
bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya

Sebagai faktor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan
pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru profesional, shingga mereka
dapat memahami tingkat kecerdasannya.

a. Kelompok kecerdasan amat superior (very superior) merentang antara IQ 140 - 169

b. Kelompok kecerdasan superior merentang antara IQ 120 - 139

c. Kelompok rata-rata tinggi (high average) merentang antara IQ

110 - 119

d. Kelompok rata-rata (average) merentang antara IQ 90 - 109

e. Kelompok rata-rata rendah (low average) merentang antara IQ

80 - 89

f. Kelompok batas lemah mental (borderline defective) berada pada

10 70 - 79

g. Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally defective) berada pada 1Q 20 - 69, yang termasuk
dalam kecerdasan tingkat ini antara lain debil, imbisil, dan idiot.

Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh orang tua dan guru atau pihak-
pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga dapat
diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior, rata-rata,
atau mungkin lemah mental. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang
sangat berharga untuk memprediksi kamampuan belajar seseorang. Pemahaman terhadap tingkat
kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang akan
diberikan kepada siswa.

Motivasi
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.
Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi
mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan
arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994).
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Kesadaran diri adalah kemampuan untuk mengenali perasaan dan mengapa seseorang
merasakannya seperti itu dan pengaruh perilaku seseorang terhadap orang lain.

2. Belajar adalah tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan it sendiri dalam
interaksinya dengan lingkungan.

3. Hubungan kesdaran dir dengan belajar adalah dengan adanya kemauan dan kesadaran dari dalam
diri sendiri seseorang akan lebih mempunyai semangat yang luar biasa dalam belajar.
DAFTAR PUSTAKA

Aimdarihim. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Pustaka Setia.

Ahmad Shofyan. 2004. Psikologi Perkembangan umum. Jurnal As-Svifa. Vol 9. No.1.

Malikah. 2013. Psikologi Pendidikan. Jurnal Al-Ulum, Vol 13. No 1.

Sherly Rhamayani. 2007. Pendidikan Pesikologi. Jurnal Media pustaka, Vol.7. No.3.

Nidawati. 2013. Belajar dalam Prespektif Psikologi dan Agama.

Jurnal Pionir, Vol 1. No 1.

Anda mungkin juga menyukai