Anda di halaman 1dari 4

Perbandingan Ciri-ciri System Kesehatan Dilihat dari

Pelayanan Kesehatan Negara Indonesia dan Jepang


Menurut Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1, kesehatan  merupakan hak asasi manusia
dan investasi untuk keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu  perlu diselenggarakan
pembangunan kesehatan secara menyeluruh agar terwujud masyarakat yang sehat, mandiri dan
berkeadilan. Dalam pasal 34 disebutkan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas
pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak yang salah satunya diwujudkan
dengan pembangunan Puskesmas dan jaringannya.

A. Pelayanan Kesehatan Negara Indonesia

1.       Bantuan Operasional Kesehatan (BOK)

Adalah bantuan dana dari pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dalam membantu
pemerintahan kabupaten/kota melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai Standar Pelayanan Minimal
(SPM) BidangKesehatan menuju  Millennium Development Goals(MDGs) dengan meningkatkan kinerja
Puskesmas dan jaringannya serta  Poskesdes dan Posyandu dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan promotif dan preventif.

2.       MDGs

Millennium Development Goals (MDGs) adalah komitmen global untuk mengupayakan pencapaian
delapan tujuan bersama pada tahun 2015.

3.       SPM Bidang Kesehatan

Standar Pelayanan Minimal  (SPM)  Bidang Kesehatan adalah tolok ukur kinerja pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan pemerintah daerah kabupaten/kota.

4.       Upaya Kesehatan Preventif

Adalah  suatu kegiatan pencegahan terhadap suatu masalah kesehatan/penyakit.

5.       Upaya Kesehatan Promotif


Adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan
kegiatan yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya

setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

6.       Tugas Pembantuan

Adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau desa, dari pemerintah provinsi kepada
kabupaten atau kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten atau kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu dengan kewajiban melaporkan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaannya kepada yang menugaskan.

7.       Dana Tugas Pembantuan

Adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh daerah dan desa yang mencakup semua
penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan.

8.       Bahan Kontak

Adalah bahan yang dipakai sebagai pendekatan pengenalan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
pada masyarakat khususnya  untuk komunitas adat terpencil atau masyarakat terasing, contoh:
pemberian sabun, pasta gigi, sikat gigi, handuk kecil.

9.       Belanja Barang

Adalah pengeluaran  untuk menampung pembelian alat tulis kantor (ATK) dan penggandaan,
pembelian konsumsi rapat,  biaya transportasi,  pembelian bahan kontak dan pemeliharaan ringan.

10.   Biaya Transportasi

Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tempat kegiatan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas dan jaringannya serta Poskesdes dan Posyandu, baik menggunakan sarana transportasi
umum  atau sarana transportasi yang tersedia di wilayah tersebut ataupenggantian bahan bakar
minyak atau jalan kaki ke desa yang terpencil/sangat terpencil.

11.   Pemeliharaan Ringan

Adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pemeliharaan  ringan  Puskesmas dan 
jaringannya, meliputi: pemeliharaan ringan alat kesehatan Puskesmas, sarana sanitasi dan air bersih 
Puskesmas, sarana instalasi listrik Puskesmas, sarana dan ruang pelayanan Puskesmas serta
pembelian barang lainnya seperti seprai, ember dan sapu.

12.   Surat Pernyataan Riil


Adalah  surat  untuk bukti pengeluaran perjalanan dinas yang tidak dapat dibuktikan dengan
dokumen pengeluaran/kuitansi.

13.   Uang Harian

Adalah uang yang dapat digunakan sebagai uang makan dan uang saku petugas.

14.   Uang Penginapan

Adalah biaya yang  diperlukan untuk mengganti biaya menginap di penginapan ataupun rumah
penduduk dalam rangka melakukan kegiatan ke desa terpencil/sulit dijangkau.

      B. Pelayanan Kesehatan Negara Jepang

            Secara keseluruhan di Jepang pelayanan kesehatan sangat baik, namun demikian janganlah
kaget bila si pasien harus membayar kepada rumah sakit yang melayani kesehatan itu dengan sangat
mahal. Hal ini tentunya apabila si pasien tidak mempunyai asuransi, Untuk mengurangi beban
pembayaran kesehatan yang sangat mahal itu, di Jepang tiap anggota keluarga sangat dianjurkan
untuk masuk asuransi. Pemerintah akan menjamin sepenuhnya bila si pasien sakit tetapi mempunyai
asuransi, untuk dilayani dengan sebaik-baiknya di rumah sakit tanpa si pasien harus memikirkan
pembayaran yang sangat mahal.

                Demikian pula bagi mahasiswa asing untuk masuk asuransi ini sangat dianjurkan terutama
untuk mahasiswa yang membawa keluarga. Untuk mahasiswa asing ini meskipun telah memperoleh
asuransi dari Monbukagakusho sebaiknya yang bersangkutan masuk lagi ke dalam asuransi yang lain
seperti misalnya Asuransi Penduduk (Kokumin Hoken).

                Asuransi dari Monbukagakusho hanya berlaku bagi yang belajar saja, tidak termasuk
untuk keluarga. Untuk pembayaran kokumin hoken di kota memang jauh lebih mahal bila
dibandingkan dengan di daerah. Sebagai contoh, pembayaran kokumin hoken bagi mereka yang
tinggal di kota Kyoto adalah sekitar ¥ 40.000 per tahun per orang, sedangkan di daerah hanya sekitar
¥ 24.000 per tahun per keluarga. Jumlah keluarga yang diasuransikan di sini adalah untuk kepala
keluarga, istri ditambah maksimum dua orang anak. Pembayaran asuransi ini dilakukan dengan dicicil
setiap dua bulan.

1.       Keuntungan Mempunyai “Kokumin Hoken”.

             Asuransi dari Monbukagakusho meskipun bisa di klaim tetapi uang penggantinya, sebanyak
lebih kurang 80% akan diberikan setelah 1-2 bulan kemudian. Hal ini membawa konsekuensi
terhadap para mahasiswa bahwa untuk setiap berobat harus membayar dulu dari uang sendiri.
Padahal sekali berobat di Jepang, untuk penyakit flu saja misalnya, tidak kurang dari ¥ 10.000
sedangkan kalau mempunyai kokumin hoken hanya membayar sekitar ¥ 1.000. Uang pembayaran
untuk berobat berdasarkan kokumin hoken ini bisa diklaim kembali kepada asuransi dari
Monbukagakusho. Dengan demikian dari yang seharusnya membayar ¥ 10.000 pada akhir si
mahasiswa secara riil hanya membayar ¥ 200. Penggantian biaya pengobatan bagi mahasiswa asing
diberikan apabila mereka mengikuti National Health Insurance dan telah mendaftarkan diri ke AIEJ
melalui bagian mahasiswa asing di perguruan tinggi masing-masing.

2.       Hal-hal yang tidak dapat diklaim dalam Sistem Asuransi di Jepang.

              Di negara yang sudah maju, termasuk, termasuk Jepang, tidak semua pembayaran untuk
berobat dapat diklaim kepada Asuransi. Seperti misalnya biaya untuk berobat pada waktu hamil,
berobat untuk keperluan kecantikan, mengganti dua gigi yang paling depan (gigi seri), dan frame
untuk kacamata jangan sekali-kali diklaim asuransi.

3.       Pencegahan Penyakit.

         Para mahasiswa yang belajar di luar negeri tentunya mempunyai tujuan untuk memperdalam
ilmu di bidang keahliannya. Karena mempunyai tujuan ini maka para mahasiswa perlu melakukan
pencegahan penyakit secara dini sebab bila sekali terkena penyakit berat sudah barang tentu akan
mengganggu di dalam program studinya. Dari pengalaman mahasiswa Jepang sendiri, salah satu
pencegahan terhadap penyakit ini dilakukan berdasarkan disiplin terhadap waktu makan. Pada
umumnya orang Jepang berpendapat bahwa makan itu jangan karena lapar tetapi karena suatu
keharusan. Jadi disiplin terhadap waktu makan harus tetap dipertahankan. Seperti diketahui di
negara-negara sub tropis yang mempunyai 4 musim. Adanya perubahan iklim ini sering
mengakibatkan para mahasiswa dari daerah tropis beserta keluarganya mengalami stress, dan tidak
jarang di antara anggota keluarga mahasiswa tersebut ada yang sampai mengalami sakit cukup
berat. Keadaan ini sebenarnya bisa diatasi bila makan dari makanan yang cukup bergizi secara terus
diusahakan.

Anda mungkin juga menyukai