Dosen Pengampu:
2019
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Hanya
karena limpahan rahmat dan karuniaNya lah yang telah menuntun kami sehingga dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini berisi tentang regulasi dan tata cara disribusi obat yang baik dan benar
menurut berbagai sumber yang berwenang dan berdasarkan Undang-Undang kefarmasian
berdasarkan ruang lingkup Bangunan dan Fasilitas. Terdiri atas 5 bab di antaranya
Bangunan dan Fasilitas, Suhu dan pengendalian lingkungan, Peralatan, Sistem computer,
dan Kualifikasi Validasi.
Dengan terselesaikannya tugas ini, tak lupa kami mengucapkan beribu terima kasih
kepada dosen kami Bapak Mulyadi Sirin, S.Si, MM, Apt selaku dosen pengampu mata
kuliah Managemen Farmasi. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
mahasiswa dan mahasiswi kelompok 9 yang telah secara solid bekerja keras dan
berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung hingga terbentuknya makalah
ini. Harapan kami semoga makalah yang sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya dan memberikan manfaat yang seluas-luasnya dalam bidang umum dan
pendidikan khususnya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi diri
sendiri maupun orang lain.
Bersamaan dengan pengantar ini kami juga mohon maaf sebesar-besarnya apabila
terdapat kesalahan-kesalahan kata yang kurang berkenan. Kritik dan saran kami harapkan
demi perbaikan dan peningkatan karya ini di masa yang akan datang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I. BANGUNAN DAN PERALATAN...........................................................................4
1.1 Bangunan dan peralatan sebagai fasilitas industri.......................................................................4
BAB II. SUHU DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN.................................................7
2.1 Pemetaan Suhu Area dan Penyimpanan......................................................................................7
2.2 Pengontrolan suhu ......................................................................................................................7
2.6 Kontrol Suhu Selama Transportasi...............................................................................................8
BAB III. PERALATAN .........................................................................................................9
3.1 Pemeliharaan Peralatan...............................................................................................................9
3.2 Kalibrasi Peralatan.......................................................................................................................9
3.3 Dokumentasi................................................................................................................................9
BAB IV. SISTEM KOMPUTER.........................................................................................10
4.1 Sistem komputer.......................................................................................................................10
4.2 Pengamanan data......................................................................................................................10
4.3 Pengujian Sistem Komputer.......................................................................................................10
BAB V. KUALIFIKASI DAN VALIDASI..........................................................................11
5.1 Kualifikasi dan Validasi...............................................................................................................11
5.2 Tujuan dan Manfaat..................................................................................................................12
5.3 Penanggung Jawab dan Pelaksanaan.........................................................................................12
5.4 Pelaksanaan...............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
3
BAB 1
BANGUNAN DAN PERALATAN
4
d. Harus ada area terpisah dan terkunci antara obat dan/atau bahan obat yang
menunggu keputusan lebih lanjut mengenai statusnya, meliputi obat dan/atau bahan
obat yang diduga palsu, yang dikembalikan, yang ditolak, yang akan dimusnahkan,
yang ditarik, dan yang kedaluwarsa dari obat dan/atau bahan obat yang dapat
disalurkan.
e. Harus tersedia kondisi penyimpanan khusus untuk obat dan/atau bahan obat yang
membutuhkan penanganan dan kewenangan khusus sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (misalnya narkotika)
Berdasarkan Permenkes RI No. 3 Tahun 2015, Pasal 25, 26 :
Gudang khusus sebagaimana dimaksud harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Dinding dibuat dari tembok dan hanya mempunyai pintu yang
dilengkapi dengan pintu jeruji besi dengan 2 (dua) buah kunci
yang berbeda;
b. Langit-langit dapat terbuat dari tembok beton atau jeruji besi;
c. Jika terdapat jendela atau ventilasi harus dilengkapi dengan
jeruji besi;
d. Gudang tidak boleh dimasuki oleh orang lain tanpa izin
Apoteker penanggung jawab; dan
e. Kunci gudang dikuasai oleh Apoteker penanggung jawab dan
pegawai lain yang dikuasakan.
5
Lemari khusus sebagaimana dimaksud harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
a. Terbuat dari bahan yang kuat;
b. Tidak mudah dipindahkan dan mempunyai 2 (dua) buah
kunci yang berbeda;
c. Harus diletakkan dalam ruang khusus di sudut gudang, untuk
Instalasi Farmasi Pemerintah;
d. Diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh
umum, untuk Apotek, Instalasi Farmasi Rumah Sakit,
Puskesmas, Instalasi Farmasi Klinik, dan Lembaga Ilmu
Pengetahuan
e. Kunci lemari khusus dikuasai oleh Apoteker penanggung
jawab/Apoteker yang ditunjuk dan pegawai lain yang
dikuasakan.
Tempat penyimpanan Narkotika dilarang digunakan untuk menyimpan
barang selain Narkotika.
Tempat penyimpanan Psikotropika dilarang digunakan untuk menyimpan
barang selain Psikotropika.
Tempat penyimpanan Prekursor Farmasi dalam bentuk bahan baku dilarang
digunakan untuk menyimpan barang selain Prekursor Farmasi dalam bentuk
bahan baku.
6
BAB 2
SUHU DAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN
7
sudah melebihi 2 jam supaya dilakukan tindakan agar suhu ruang kembali normal.
Khusus untuk coldchain harus segera mungkin dilaporkan jika temperature
mengalami perubahan.
6. Apabila terjadi penyimpangan suhu diluar standar penyimpanan harus dibuatkan
Berita Acara Penyimpangan Temperatur, segera dilakukan perbaikan dan
dilaporkan kepada KaGud, kepada Quality Assurance
7. Seluruh proses pemetaan dan pengawasan suhu harus terdokumentasi dengan rapi
dan urut sehinggamemudahkan penelurusan kembali.
2.6 Kontrol Suhu Selama Transportasi
1. Harus tersedia sistem kontrol suhu yang tervalidasi (misalnya kemasan termal,
kontainer yang suhunya dikontrol, dan kendaraan berpendingin) untuk
memastikan kondisi transportasi yang benar dipertahankan antara fasilitas
distribusi dan pelanggan.
2. Jika menggunakan kendaraan berpendingin, alat pemantau suhu selama
transportasi harus dipelihara dan dikalibrasi secara berkala atau minimal sekali
setahun. Persyaratan ini meliputi pemetaan suhu pada kondisi yang
representatif dan harus mempertimbangkan variasi musim. Jika diperlukan,
pelanggan dapat memperoleh dokumen data suhu untuk menunjukkan bahwa
obat dan/atau bahan obat tetap dalam kondisi suhu penyimpanan yang
dipersyaratkan selama transportasi.
3. Jika menggunakan cool-pack dalam kotak terlindung (insulated boxes), cool-
pack harus diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak bersentuhan langsung
dengan obat dan/atau bahan obat. Personil harus dilatih tentang prosedur
pengemasan dan penggunaan ulang cool-pack.
4. Harus tersedia sistem untuk mengontrol penggunaan ulang cool-pack untuk
memastikan tidak terjadi kesalahan dalam penggunaan paket cool-pack. Harus
ada pembeda secara fisik yang memadai antara beku (frozen) dan ”chilled ice
pack“.
8
BAB 3
PERALATAN
3.3 Dokumentasi
Dokumentasi yang memadai untuk kegiatan perbaikan, pemeliharaan dan kalibrasi
peralatan utama harus dibuat dan disimpan. Peralatan tersebut misalnya tempat
penyimpanan suhu dingin, termohigrometer, atau alat lain pencatat suhu dan kelembaban,
unit pengendali udara dan peralatan lain yang digunakan pada rantai distribusi.
Prosedur tertulis tentang program pembersihan termasuk jadwal pembersihan yang
telah ditentukan dan metode pembersihan yang digunakan harus tersedia. Suhu dan
pengendalian lingkungan pada ruang penyimpanan obat harus selalu dijaga. Area
penyimpanan harus dipetakan pada kondisi suhu yang mewakili.
Menurut WHO tahun 2011 dalam Temperature Mapping of Storage Area,
bertujuan untuk mendokumentasikan dan mengkontrol perbedaan suhu pada area
penyimpanan obat. Studi pemetaan menyajikan perbedaan suhu dalam area penyimpanan
dan dapat mengetahui lokasi suhu terendah dan tertinggi. Tujuan untuk mengetahui lokasi
9
suhu terendah dan tertinggi adalah untuk mengidentifikasi dimana alat pemantau suhu
akan diletakkan. Lokasi suhu terendah dan tertinggi harus ditentukan berdasarkan musim
yang terjadi.
BAB 4
SISTEM KOMPUTER
BAB 5
KUALIFIKASI DAN VALIDASI
Validasi adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa
setiap bahan, proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan, atau mekanisme
yang digunakan dalam produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil
yang diinginkan (Petunjuk Pelaksanaan CDOB, 2015).
5.4 Pelaksanaan
12
Kualifikasi dan/atau validasi dilakukan terhadap fasilitas, sistem, atau peralatan
baru. Perbaikan atau perawatan peralata yang mengakibatkan perubahan signifikan
atau perlu dilakukan upgrade harus dilakukan kualifikasi ulang menggunakan
pendekatan analisis resiko. Perubahan signifikan atau bermakna yang dimaksud
adalah perubahan spesifikasi peralatan, perubahan proses, atau perubahan tempat
peralatan.
Penentuan waktu dan interval pelaksanaan validasi dan/atau kualifikasi
dilakukan berdasarkan hasil analisis resiko. Sebagai contoh, validasi alat dan
metode distribusi obat rantai dingin yang harus dipertahankan suhunya 2°-8° C
untuk menjaga stabilitasnya. Kontainer adalah media yang umum digunakan untuk
proses distribusi. Pada kasus ini distribusi cold chain product dilakukan dengan
kontainer yang tidak memiliki spesifikasi pengontrolan suhu, sehingga faktor
eksternal seperti suhu panas mesin kontainer dan matahari perlu pertimbangkan.
Oleh karena itu perlu dilakukan validasi alat dan metode distribusi cold chain
product ini, untuk mengetahui durasi efektivitas alat dalam mempertahankan suhu.
Pengujian dilakukan sesuai dengan SOP validasi yang kemudian hasil yang didapat
dijadikan gambaran penentuan durasi efektivitas penggunaan alat dan metode
dalam pendistribusian produk rantai dingin.
Kualifikasi dan/atau validasi harus didokumentasikan dan dibuat laporannya.
Laporan validasi harus memuat hasil validasi dan semua penyimpangan yang
terjadi serta tindakan perbaikan dan pencegahan (CAPA) yang perlu dilakukan.
Apabila terjadi penyimpangan didalam laporan perlu dituliskan justifikasi
penyebab penyimpangan, oleh karena itu personel pelaksana harus dibiasakan
untuk menulis setiap hal yang dilakukan dan melakukan setiap yang tertulis dalam
SOP sehingga apabila terjadi penyimpangan yang mungkin disebabkan oleh
kesalahan teknis atau human error dapat tertelusur dengan baik. Laporan dan bukti
pelaksanaan validasi harus dibuat dan disetujui oleh personel yang berwenang
(Petunjuk Pelaksanaan CDOB, 2015).
13
DAFTAR PUSTAKA
Tamara, Resha Gilar (2018). Cara Apoteker Menjalankan Bisnis Pedagang Besar Farmasi
(PBF). Dikutip 26 Agustus 2019 dari http://farmasetika.com/2018/05/14/cara-apoteker-
menjalankan-bisnis-pedagang besar-farmasi-pbf/
Ardian, Rohman (2015). Pengawasan Mutu Obat di Instalasi Farmasi. Dikutip 26 Agustus
2019 dari : https://slideplayer.info/slide/3267100/
Widjaja, Ida (2018). Kegiatan Belajar 2: Penyimpanan. Dikutip 26 Agustus 2019 dari :
https://docplayer.info/79991586-Kegiatan-belajar-2-penyimpanan.html
Andrianto, Agung Gunawan (2014). Laporan PKPA Di PT. Kimia Farma Trading and
Distribution Jalan Budi Utomo No. 1 Jakarta Pusat Periode 6 Januari – 17 Februari
2014. Dikutip 26 Agustus 2019 dari : https://docplayer.info/47532564-Universitas-
indonesia.html
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Permenkes RI No. 3 Tahun 2015
Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika
dan Prekursor Farmasi. Indonesia : Menteri Kesehatan Republik Indonesia
2015., Petunjuk Pelaksanaan Distribusi Obat Yang Baik dan Benar: Badan POM RI :
Jakarta
Per BPOM RI, 2019. Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 19 Tahun
2019 Tentang Pedoman Cara Produksi Yang Baik Untuk Pangan Steril Komersial yang
Diolah dan Dikemas Secara Aseptik. Badan POM RI: Jakarta
14
15