0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
52 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang perekonomian terbuka, neraca pembayaran, dan tingkat kurs. Secara singkat, perekonomian terbuka melibatkan perdagangan internasional, neraca pembayaran merupakan ikhtisar transaksi antarnegara, dan tingkat kurs dapat dipengaruhi oleh faktor seperti tingkat bunga dan kebijakan moneter.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
9. PEREKONOMIAN TERBUKA NERACA PEMBAYARAN DAN TINGKAT KURS
Dokumen tersebut membahas tentang perekonomian terbuka, neraca pembayaran, dan tingkat kurs. Secara singkat, perekonomian terbuka melibatkan perdagangan internasional, neraca pembayaran merupakan ikhtisar transaksi antarnegara, dan tingkat kurs dapat dipengaruhi oleh faktor seperti tingkat bunga dan kebijakan moneter.
Dokumen tersebut membahas tentang perekonomian terbuka, neraca pembayaran, dan tingkat kurs. Secara singkat, perekonomian terbuka melibatkan perdagangan internasional, neraca pembayaran merupakan ikhtisar transaksi antarnegara, dan tingkat kurs dapat dipengaruhi oleh faktor seperti tingkat bunga dan kebijakan moneter.
PEREKONOMIAN TERBUKA: NERACA PEMBAYARAN DAN TINGKAT KURS Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain. Dalam perekonomian terbuka yang menganut sistem devisa bebas, tingkat bunga yang diterapkan oleh suatu negara akan bisa memberikan pengaruh pada masuk atau keluarnya devisa yang dimiliki oleh negara tersebut. Hal tersebut disebabkan dalam sistem devisa bebas, orang cenderung bebas memperjualbelikan mata uang yang dimilikinya untuk berbagai keperluan, sehingga selisih bunga bank dapat mempengaruhi keputusan mata uang asing Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). a. Mekanisme Penyusunan Neraca Pembayaran Neraca pembayaran terbagi menjadi 2 pembukuan yaitu neraca transaksi yang sedang berjalan dan neraca modal. Neraca transaksi berjalan mencakup beberapa masalah antara lain 1) ekspor dan impor dari barang dan jasa dan 2) pendapatan sekunder. Menurut Krugman, Obstfeld dan Melitz (2013), perbedaan antara ekspor barang dan jasa dengan impor barang dan jasa disebut juga current account (neraca transaksi berjalan). Sehingga neraca transaksi berjalan dapat disimbolkan sebagai berikut CA = Current account CA = EX – IM X = Ekspor I = Impor Ketika impor > ekspor maka negara tersebut mengalami deficit perdagangan/ deficit neraca transaksi berjalan sedangkan impor < ekspor maka negara tersebut mengalami surplus neraca transaksi berjalan Neraca modal adalah neraca yang dibuat sebagai penyeimbang dari neraca transaksi berjalan, di dalam neraca modal tersebut terdapat komponen diantaranya 1) Perubahan asset suatu negara di luar negeri (peningkatan -), 2) Perubahan asset swasta didalam negera, 3) Perubahan asset pemerintah suatu negara di luar negeri (peningkatan -), dan 4) Perubahan asset pemerintah asing di dalam negeri. Hasil penjumlahan dari tiap komponen tersebut menghasilkan saldo neraca modal. b. Pendapatan Ekuiribrium EX merupakan komponen pendapatan dan output total. Ekspor menunjukkan adanya permintaan produk domestik. Sedangkan impor bukanlah bagian dari output (Y) domestik, sehingga untuk menghitung output domestik kita harus mengurangkan bagian konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah yang membentuk impor. Berdasarkan hal tersebut, pengeluaran agregat yang direncanakan dalam perekonomian terbuka dirumuskan sebagai berikut. AE = C+I+G+EX-IM Menentukan tingkat impor, kita mengasumsikan bahwa tingkat impor adalah fungsi pendapatan (Y). Maka ketika pendapatan naik, impor juga cenderung naik. Dimana Y adalah pendapatan dan m adalah suatu angka positif (m diasumsikan kurang dari 1). Secara aljabar, IM=mY
Setelah impor ditentukan, kita dapat mengetahui pendapatan ekuilibrium Dengan
mengasumsikan bahwa investasi yang direncanakan, belanja pemerintah, dan ekspor semua konstan dan tidak bergantung pada pendapatan, kita bergerak dengan mudah dari garis biru ke garis merah dengan menambahkan jumlah tetap I,G, dan EX ke dalam konsumsi pada tiap tingkat pendapatan. Dalam contoh ini, kita menganggap I+G+EX c. Perekonomian Terbuka dengan Tingkat Kurs Fleksibel Pada tahun 1971 Amerika Serikat dan sebagian negara lain memutuskan untuk menghapuskan sistem tingkat kurs tetap dan memilih tingkat kurs mengambang(floating), atau kurs pasar yaitu tingkat kurs yang ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang tak diatur meskipun pemerintah masih melakukan intervensi untuk memastikan bahwa pergerakan tingkat kurs “tertib”. 1. Penawaran dan permintaan pound Penawaran dolar di pasar valuta asing adalah jumlah dolar yang berusaha ditukarkan oleh pemegangnya dengan pound pada periode waktu tertentu. Sedangkan permintaan dolar di pasar valuta asing menentukan tingkat kurs, permintaan saldo uang dan penawaran uang domestik total menentukan tingkat bunga. Alasan umum menukarkan dolar dengan pound adalah membeli barang atau jasa yang diproduksi di Inggris. Pada saat yang sama, beberapa orang mungkin ingin membeli saham atau obligasi Inggris. Secara implisit, ketika warga negara AS membeli obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Inggris atau oleh korporasi Inggris, transaksi dalam hal ini memerlukan pertukaran mata uang. Penjual obligasi Inggris pada akhirnya harus dibayar dalam pound. 2. Tingkat kurs ekuilibrium Ketika tingkat kurs dimungkinkan mengambang, tingkat ini ditentukan dengan cara yang sama seperti harga lain ditentukan yaitu sebagai berikut. Tingkat kurs ekuilibrium terjadi pada titik di mana kuantitas yang diminta dari mata uang asing sama dengan kuantitas mata uang asing yang ditawarkan d. Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat kurs 1. Paritas daya beli : hukum satu harga (law one price) dimana harga suatu barang seharusnya sama dimana pun kita membelinya. 2. Tingkat bunga relative ialah faktor lain yang mempengaruhi tingkat kurs suatu negara adalah tingkat bunga relative terhadap tingkat bunga negara lain. e. Efek Tingkat Kurs atas Perekonomian Ketika suatu kejadian menyebabkan tingkat kurs mengalami perubahan, tingkat impor dan ekspor akan berubah. Perubahan ekspor dan impor pada gilirannya bisa mempengaruhi tingkat harga dan GDP riil. Selain itu, tingkat kurs juga menyesuaikan diri pada perubahan perekonomian. Anggaplah pemerintah memutuskan untuk mendorong perekonomian dengan kebijakan moneter ekspansif. Hal ini akan mempengaruhi tingkat bunga yang mungkin mempengaruhi tingkat kurs. 1. Efek tingkat kurs terhadap Impor, Ekspor, dan GDP Riil Ketika mata uang suatu negara terdepresiasi (nilainya turun), harga impornya naik dan harga ekspornya (dalam mata uang asing) turun. Ketika dolar AS murah, produk AS lebih kompetitif terhadap produk yang diproduksi di negara lain di dunia, dan barang buatan luar negeri menjadi mahal bagi warga negara AS. 2. Tingkat kurs dan neraca perdagangan : kurva J Kurva J dapat terjadi karena pertama, kuantitas ekspor naik dan kuantitas impor turun; keduanya memiliki efek positif atas neraca perdagangan(menurunkan defisit perdagangan atau meningkatkan surplus perdagangan). Kedua, harga dolar ekspor cenderung tidak banyak berubah, setidaknya tetap pada awalnya. Harga dolar ekspor berubah ketika tingkat harga AS berubah, tetapi efek awal depresiasi atas tingkat harga domestik kurang besar. Ketiga, harga dolar impor naik dimana peningkatan harga dolar impor memiliki efek negatif atas neraca perdagangan. f. Tingkat kurs dan harga Depresiasi mata uang suatu negara cenderung meningkatkan tingkat harganya. Ada dua alasan efek ini. pertama, ketika mata uang suatu negara lebih murah, produknya lebih kompetitif di pasar dunia, sehingga ekspor naik. Di samping itu, pembeli domestik cenderung mensubtitusi barang impor(yang lebih mahal) dengan produk domestik. Oleh karena itu, pengeluaan agregat yang direncanakan pada barang dan jasa buatan dalam negeri naik, dan kurva permintaan agregat bergeser ke kanan. Hasilnya adalah tingkat harga yang lebih tinggi, output yang lebih tinggi, atau keduanya. Jika perekonomian mendekati kapasitas, hasilnya adalah harga yang lebih tinggi. Kedua, depresiasi membuat input yang diimpor lebih mahal. Jika biaya naik, kurva penawaran agregat bergeser ke kiri. Jika permintaan agregat tetap tak berubah, hasilnya adalah peningkatan tingkat harga. g. Kebijakan moneter dan tingkat kurs fleksibel Ketika tingkat kurs fleksibel, kebijakan moneter ekspansif AS menurunkan tingkat bunga dan mendorong investasi yang direncanakan dan belanja konsumsi. Tingkat bunga yang lebih rendah menyebabkan permintaan surat berharga AS oleh orang asing menjadi lebih rendah dan permintaan surat berharga asing lebih tinggi oleh manajer dana investasi AS. Hasilnya, dolar terdepresiasi. Kebijakan moneter kontraktif AS mengapresiasi dolar. h. Kebijakan fiskal dengan tingkat kurs fleksibel Tingkat kurs fleksibel tidak selalu bekerja untuk keuntungan pengambilan kebijakan. Kebijakan fiskal ekspansif bisa mengapresiasi dolar dan bekerja mengurangi angka pengganda dengan menggunakan tiga faktor dibawah ini, yaitu: 1. Tingkat bunga yang lebih tinggi dari peningkatan permintaan uang mungkin menurunkan konsumsi dan investasi swasta. 2. Sejumlah peningkatan pendapatan dari ekspansi ekonomi akan dibelanjakan pada impor 3. Tingkat bunga yang lebih tinggi mungkin menyebabkan dolar terapresiasi, yang melemahkan ekspor dan lebih mendorong impor. i. Kebijakan moneter dengan tingkat kurs tetap Jika suatu negara menggunakan kurs tetap, maka tidak ada peran yang dapat dimainkan dalam rangka mengatur kebijakan moneter negara tersebut. Misalnya dalam mata uang euro, tingkat bunga tidak bisa berubah relatif terhadap tingkat tingkat bunga AS. Jika otoritas moneter negara tersebut menurunkan tingkat bunga karena ingin mendorong perekonomian, mata uang negara tersebut akan terdepresiasi(dengan mengasumsikan bahwa tingkat bunga AS tidak berubah). Otoritas moneter tidak dapat mengubah tingkat bunganya relatif terhadap tingkat bunga AS tanpa mengubah tingkat kursnya. Otoritas moneter tersebut tak berarti tanpa andil AS, dan tidak memiliki cara independen untuk mengubah tingkat bunganya jika ingin mempertahankan tingkat kurs tetap terhadap dolar.