Anda di halaman 1dari 11

Ekonomi Makro I

Perekonomian Terbuka

Konsekuensi dari perekonomian terbuka

Permintaan agregat atau pendapatan nasional


Teori makro mengenai ekonomi tertutup hanyalah penyederhanaan dari realita, sebab tidak ada
negara di dunia ini yang tidak mempunyai hubungan ekonomi dengan negara lain.

Dari segi ekonomi makro, ekonomi terbuka berarti bahwa ada pasar keempat di dalam proses
perekonomian, yaitu pasar luar negeri.

Dalam persamaan pendapatan nasional/permintaan agregat (Z) yang awalnya pada perkonomian
tertutup tidak memiliki variabel ekspor (X) dan Impor (I), maka menjadi :

Z=C+I+G+X–M
Dimana :
X : ekspor barang/jasa ke luar negeri.
I : impor barang/jasa dari luar negeri.
Perbedaan antara perekonomian tertutup dan terbuka adalah ditambahkannya (X-M), yang dikenal
sebagai nama Neraca Perdagangan. Dalam teori makro sederhana, X sering dianggap sebagai
sesuatu yang ditentukan di luar negeri, yang tidak dipengaruhi oleh apa yang tidak terjadi di dalam
negeri. (X dianggap sebagai variabel eksogen).

Sedangkan Impor (M) dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional (Y), semakin tinggi Y
semakin semakin besar pegeluaran warga negara tersebut untuk barang impor. Sehingga
persamaan secara matematis seperti berikut:

M = mY

Dimana m adalah marginal propensity to import yang pengertiannya sejalan dengan MPC namun
ini khusus untuk barang impor.
 
Dalam perekonomian terbuka, pengeluaran konsumsi terpecah menjadi dua, yaitu pengeluaran
konsumsi untuk barang barang buatan dalam negeri dan pengeluaran konsumsi untuk barang luar
negeri (impor).

Jelas disini bahwa sebagian dari kenaikan pengeluaran konsumsi “bocor” keluar negeri. dalam konsep
pengeluaran agregat yang terpenting adalah kenaikan pengeluaran konsumsi untuk barang buatan
dalam negeri.

“kebocoran” atau pengeluaran untuk konsumsi barang luar negeri tersebut yang menyebabkan efek
multiplier dalam perekonomian terbuka lebih kecil daripada dalam perekonomian tertutup.

Jika dilihat secara grafik maka perekonomian terbuka mempunyai slope fungsi pendapatan nasional
yang lebih landau, sehingga misalnya kenaikan dari perubahan investasi mengakibatkan perubahan
pendapatan nasional yang lebih kecil. Berikut merupakan grafik : (slide selanjutnya)
Z Z Slope = c –m
Slope = c –m
(ΔZ) (ΔZ)
(ΔI) (ΔI)

(ΔY) Y Y
(ΔY)

Perekonomian Terbuka Perekonomian Tertutup

Terlihat perbedaan antara perkonomian terbuka memiliki perubahan Y yang diakibatkan oleh
investasi yang lebih kecil daripada perubahan Y pada perkonomian tertutup.
Jumlah Uang Beredar

Adanya hubungan dengan luar negeri juga mempunyai pengaruh terhadap pasar uang, baik terhadap
sisi permintaan maupun sisi penawarannya. Pada sisi permintaan uang terdapat satu faktor tambahan
yaitu tingkat bunga luar negeri.

Pada jumlah uang yang beredar tergantung pada dua faktor tambahan, yaitu posisi dari neraca
perdagangan dan besar kecilnya liran modal yang masuk ke dalam negeri. (Neraca perdagangan dan
neraca aliran modal tergabung menjadi satu neraca yaitu neraca pembayaran)

Bila neraca perdagangan menunjukan surplus (Yaitu X-M positif) maka berarti devisa negara
meningkat. Devisa ini bisa dirupiahkan (oleh eksportirnya) sehingga menambah jumlah uang inti dan
akan menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Sebaliknya jika (X-M Defisit) maka akan
menurunkan jumlah uang beredar.

Bila terjadi aliran modal ke dalam negeri maka akan menambah devisa juga. Sehingga jumlah uang
beredar akan meningkat.
Harga

Dalam model perekonomian terbuka, kita tidak lagi mempunyai satu tingkat harga umum (P dalam
negeri), namun paling tidak ada dua tingkat harga umum, yaitu harga umum yang berlaku di dalam
negeri dan harga umum yang berlaku di dalam negeri.

Harga jual ekspor dan harga beli impor kita jelas dipengaruhi oleh tingkat kurs.
P(Rp) = E.P($)

E : merupakan harga dari setiap $ dinyatakan dalam Rp. Misal E = 14.224 per US $

Pengaruh dari adanya pasar luar negeri ini terhadap proses ekonomi makro khususnya terletak pada
timbulnya kemungkinan bagi pelaku pelaku ekonomi untuk memilih apakah mereka akan
membeli/menjual di pasar luar negeri atau di pasar luar negeri.

Misalnya terjadi inflasi dalam negeri, maka pembeli akan lebih memilih membeli barang luar negeri
(Impor naik). sedangkan produsen dalam negeri akan memilih menjual barangnya di dalam negeri
sehingga ekspor nya menurun (X turun). Hal ini akan berpengaruh terhadap neraca perdagangan yang
deficit.
Keseimbangan Intern dan Ekstern

Dalam perekonomian tertutup masalah ekonomi makro yang utama adalah bagaimana mencapai tingkat
output full employment tanpa inflasi. Sasaran ini sering disebut sebagai keseimbangan Intern.

Dalam perekonomian terbuka disamping sasaran tersebut terdapat satu sasaran lain yang biasanya juga
ingin dicapai, yaitu neraca pembayaran yang seimbang. Sasaran yang kedua ini sering disebut sebagai
keseimbangan ekstern.

Keseimbangan interen dan ekstern ini tidak datang dengan sendirinya. Sehingga pemerintah sebagai
pengambil kebijakan harus merumuskan, bagaimana kebijakan yang tepat untuk membawa
perekonomian kita ke posisi keseimbangan intern dan ekstern?

Pada umumnya kebijakan ini harus mengkombinasi antara kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
untuk mencapai posisi yang kita inginkan. Kombinasi ini dapat dibagi menjadi dua yaitu :
- Expenditure increasing/reducing polices
- Expenditure swiching polices
Expenditure increasing/reducing polices

Yang termasuk dalam expenditure increasing adalah semua kebijakan fiskal dan moneter yang
mempunyai efek utama terhadap tingkat pendapatan nasional. misalnya perubahan pengeluaran
pemerintah, bijaksanaan tingkat bunga ®, penambahan jumlah uang beredar, penurunan tingkat pajak
dll.

Exspenditure swiching

Yang termasuk dalam ekspenditure swiching adalah semua kebijakan yang mempunyai efek terhadap
tingkat ekspor dan impor, misalnya kebijakan kurs, devisa, pembatasan impor, bea masuk dll.

Pada umumnya untuk mencapai kedua sasaran tersebut secara simultan, perlu digunakan kedua
kelompok kebijakan tersebut dalam kombinasi yang tepat. Satu macam kebijakan saja biasanya tidak
cukup. Dengan lain perkataan, karena terdapat dua sasaran atau target (intern dan ekstren) maka pada
umumnya memerlukan dua alat kebijakan (expenditure increasing dan expenditure swiching). Dalil ini
sering disebut dengan dalil Tinbergen – Meade.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai