Pasar tenaga kerja adalah Seluruh aktivitas dari pelaku yang tujuannya adalah mempertemukan para pencari kerja dengan pengguna tenaga kerja Keseimbangan tenaga
lerja terjadi apabila terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja
Sejauh ini kita telah mengetahui dua fakta tentang bagaimana upah ditentukan pada pasar temaga kerja yang kompetitif, Yaitu: Upah menyesuaikan diri untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan tenaga kerja Upah sama dengan nilai produk marginal tenaga kerja
Awalnya, mungkin terlihat mengejutkan bahwa uapah dapat melakukan kedua hal di atas sekaligus. Kenyataan nya, tidak ada hal yang membingungkan disini, namun memahami bahwa tidak ada hal yang membingungkan inilah yang merupakan langkah penting untuk memahami penentuaan upah.
Figur 4 memperlihatkan pasar tenaga kerja yang berada dalam kondisi seimbang. Upah dan jumlah tenaga kerja telah menyesuaikan diri dengan keseimbangan penawaran dan
permintaan. Ketika pasar berada pada kondisi seimbanag, tiap telah membeli sebanyak mungkin tenaga kerja yang dianggapnya menguntungkan pada upah keseimbangan tiap perusahan telah mengikuti aturan memaksimalkan keuntungan : perusahaan telah memperkerjakan jumlah pekerja hingga nilai produk marginal sama dengan upah. Maka dari itu, upah harus sama dengan nilai produk marginal tenaga kerja jika upah telah menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Hal ini membawa kita pada sebuah pelajaraan penting: setiap peristiwa yang mengakinbatkan penawaran atau permintaan tenaga kerja harus juga mengubah keseimbangana upah dan nilai produk marginal dalam jumlah yang sama, karana hal-hal tersebut harus selalu sama. Untuk melihat bagaimana hal ini berkerja, mari kita bahas beberapa peristiwa yang mengakibatkan pergesera kurva penawaran dan permintaan.
nilai produk marginal. Pada kondisi keseimbanga baru , baik upah maupun nilai produk marginal tenaga kerja lgih rendah dibanding sebelum masuknya para kekerja baru
Suatu peristiwa yang pernah terjadi di israel menggambarkan bagaimana pergeseran penawaran tenaga kerja dapat mempengaruhi keseimbangan pasar tenaga kerja . sepanjang tahun 1980-an , ribuan orang palestina secara teratur pindah dari rumah rumah mereka di tepi barat jalur gaza yang telah di duduki oleh israel untuk bekerja di israel ,terutama di industri kontruksi dan pertanian. Namun , pada tahun 1988 , kerusuhan politik yang terjadi di kedua wilayah tersebut mendorong pemerintah israel untuk bertindak dengan cara mengurangi penawaran tenaga kerja . jam malam di perlakukan , izin kerja diperiksa dengan lebih cermat , dan larangan jam malam bagi orang orang Palestina yang tinggal di israel diperketat. Dampak ekonomi akibat tindakan ini sesuai dengan yang diramalkan oleh teori : jumlah orang palestina yang memiliki perkjaan menurun hingga setengahnya , sementara orang orang yang tetap bekerja di israel menikmati peningkatan upah hingga mencapai sekitar 50% . Dengan menurunnya jumlah pekerja palestina di israel , nilai produk marginal dari para pekerja yang tersisa menjadi jauh lebh tinggi.
produktivitas tenaga kerja. Permintaan adalah hubungan antara tingkat upah (yang dilihat dari perspektif seorang majikan adalah harga tenaga kerja) dan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh majikan untuk diperkerjakan (dalam hal ini dapat dikatakan dibeli). Secara khusus suatu permintaan menggambarkan jumlah maksimum yang dikehendaki seorang pembeli untuk membelinya pada setiap kemungkinan harga dalam jangka waktu tertentu. Dalam hal tenaga kerja, kurva permintaan menggambarkan jumlah maksimum tenaga kerja yang seorang pengusaha bersedia untuk mempekerjakannya pada setiap kemungkinan tingkat upah dalam jangka waktu tertentu. Secara alternatif, kurva permintaan tenaga kerja dapat dilihat sebagai gambaran bagi setiap kemungkinan jumlah tenaga kerja dengan tingkat upah yang maksimum di mana pihak pengusaha bersedia untuk mempekerjakan. Dengan salah satu pandangan, permintaan tenaga kerja haruslah dilihat sebagai suatu kerangka alternatif yang dapat diperoleh pada suatu titik tertentu yang ditetapkan pada suatu waktu. Sekarang anggap suatu peningkatan dalam hal populalitas buah apel menyebabkan harga naik. Peningkatan harga ini tidak mengubah produk marginal untuk jumlah tenaga kerja berapapun, namun meningkatkan nilai produk marginalnya. Dengan harga buah apel yang lebih tinggi, mempekerjakan lebih banyak pemetik apel merupakan hal yang menguntungkan. Seperti ditunjukkan pada figur 6, ketika permintaan tenaga kerja bergeser kesebelah kanan dari D1 ke D2, upah keseimbangan meningkat dari W1 ke W2,dan jumlah tenaga kerja pada kodisi keseimbangan meningkat dari L1 ke L2. Sekali lagi, upah dan nilai produk marginal dan tenaga kerja bergeser bersama sama .
Analisis ini memperhatikan bahwa kesehjahteraan perusahaan dalam sebuah industri sering kali dihubungkan dengan kesejahteraan para pekerja dalam industri tersebut. Ketika harga buah apel naik, produsen akan mendapatkan keuntungan lebih besar, dan para pemetik buah apel memperoleh pendapatan lebih tinggi. Ketika harga buah apel turun, produsen buah apel mendapatkan keuntungan lebih kecil , dan para pemetik buah apel mendapatkan upah yang lebih kecil. Pelajaran ini diketahui dengan baik oleh para pekerja yang bekerja di industri yang harga barangnya sangat tidak stabil. Misalnya ,para pekerja di ladang minyak mengetahui dari pengalaman bahwa pendapatan mereka sangat terkait dengan harga minyak mentah dunia. Dari contoh contoh ini, anda skarang seharusnya memiliki pengalaman yang baik mengenai bagaimana upah ditetapkan pada pasar tenaga kerja yang kompetitif. Penawaran dan permintaan tenaga kerja bersama sama menentukan upah keseimbangan, dan pergeseran kurva permintaan atau penawaran atas tenaga kerja menyebabkan upah keseimbangan berubah. Pada saat yang bersamaan maksimalisasi keuntungan dilakukan oleh perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja memastikan bahwa upah keseimbangan selalu sama dengan nilai produk marginal tenaga kerja.
DAFTAR PUSTAKA
http://typecat.com/pdf/pengertian-penawaran-tenaga-kerja.html#axzz1dZfCaFkK http://www.scribd.com/doc/56032531/PASAR-TENAGA-KERJA N. Gregory ManKiw, 2001, Pengantar Ekonomi Mikro, Jilid I, Penerbit Erlangga, Jakarta.