Anda di halaman 1dari 3

TUGAS

“ Ekonomi Sumber Daya Manusia “

OLEH :

NAMA : EKI PATRIYANSYAH


NIM : D1A1 18 009
KELAS : AGRIBISNIS C

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
1. Pengertian permintaan tenaga kerja ?

Menurut Simanjuntak (1985) teori permintaan tenaga kerja adalah teori yang menjelaskan
seberapa banyak suatu perusahaan akan mempekerjakan tenaga kerja dengan berbagai tingkat
upah pada suatu periode tertentu. Permintaan tenaga kerja berlainan dengan permintaan
konsumen terhadap barang dan jasa. Orang akan membeli barang atau jasa karena barang
tersebut memberikan kegunaan kepada pembeli. Namun bagi pengusaha, mempekerjakan
seseorang bertujuan untuk membantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada
konsumen. Oleh karena itu, pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja
tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa yang
diproduksinya. Dengan demikian, permintaan tenaga kerja merupakan permintaan turunan
(derived demand).

2. Permintaan tenaga kerja jangka pendek dan jangka panjang ?

Permintaan tenaga kerja dalam jangka pendek adalah periode waktu di mana perusahaan
hanya dapat mengubah beberapa input. Biasanya yang bersifat variabel adalah tenaga kerja.
Penggunaan jumlah tenaga kerja dapat ditingkatkan atau dikurangi sesuai dengan perubahan
output. Jadi, dengan semua faktor produksi lainnya tetap sama (ceteris paribus), perusahaan
yang mengambil lebih banyak pekerja mungkin dapat meningkatkan outputnya. Meskipun
jumlah pekerja dapat dikurangi atau ditambah, tetapi sewa, kontrak, dan perjanjian upah
adalah tetap dalam jangka pendek. Ini membatasi kemampuan perusahaan untuk
menyesuaikan produksi atau upah untuk mempertahankan tingkat laba.
Sebaliknya, dalam permintaan tenaga kerja dalam jangka panjang, semua faktor produksi
atau sumber daya bersifat variabel. Jadi, dalam jangka panjang, sebuah perusahaan tidak
hanya dapat menambah atau mengurangi jumlah tenaga kerja, tetapi juga dapat meningkatkan
kualitas dan kuantitas modalnya dengan membangun pabrik baru untuk meningkatkan
outputnya. Pembangunan pabrik baru memungkinkan perusahaan menjadi lebih efisien.
Hasilnya, biaya naik dan turun mengikuti jumlah produksi. ( https://Cerdasco.com/ diakses
pada 21 oktober 2020).

3. Pergeseran permintaan tenaga kerja ?

Banyaknya permintaan output produksi suatu perusahaan dapat menyebabkan naiknya


harga output tersebut. Kenaikan harga ini tidak mengubah produk marginal tenaga kerja pada
berapun jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan, namun dapat meningkatkan nilai marginal
produksinya (Mankiw 2013).
Gambar 2.2: Pergeseran dalam Permintaan Tenaga Kerja
Sumber : Mankiw (2013)

Gambar diatas menjelaskan pergeseran permintaan tenaga kerja, ketika permintaan tenaga
kerja naik dari D1 ke D2 dikarenakan naiknya harga output, keseimbangan upah naik dari
W1 ke W2 dan jumlah tenaga kerja juga ikut naik dari L1 ke L2.

4. Keseimbangan pasar tenaga kerja ?


Keseimbangan pasar tenaga kerja sama seperti di pasar produk, ekuilibrium pasar tenaga
kerja terjadi ketika jumlah yang ditawarkan sesuai dengan jumlah yang diminta, jumlah
pekerja dan upah ditentukan. Upah yang lebih tinggi daripada upah ekuilibrium menciptakan
kelebihan pasokan. Atau dengan kata lain, lapangan kerja yang tersedia lebih sedikit daripada
jumlah pekerja. Pekerja akan bersaing untuk mendapatkan pekerjaan yang tersedia dan mau
tidak mau, menerima gaji rendah. Hal ini kemudian mendorong permintaan. Proses berlanjut
sampai permintaan sama dengan penawaran. Sebaliknya, ketika upah berada di bawah
ekuilibrium, ada kekurangan pasokan. Upah yang lebih murah membuat biaya produksi
rendah, yang mendorong bisnis untuk meningkatkan output. Mereka kemudian merekrut
lebih banyak pekerja. Karena upah masih rendah dan adanya kekurangan pasokan, bisnis
setuju untuk menawarkan upah yang lebih tinggi untuk menarik lebih banyak pekerja. (
https://Cerdasco.com/ diakses pada 21 oktober 2020).

Anda mungkin juga menyukai