Anda di halaman 1dari 4

NAMA: DIANA LUKITASARI

NIM: 043041329

Tugas Tutorial ke-2

ESPA4220 Teori Ekonomi Makro

Silakan Anda jawab semua pertanyaan yang disediakan ini!

1. Apa perbedaan yang mendasar antara teori-teori yang dapat menjelaskan inflasi dan

berikan ulasan Anda!

Jawab:

Teori kuantitas
Merupakan teori yang paling tua mengenai inflasi, namun teori ini masih sangat berguna
untuk menerangkan proses inflasi di jaman yang modern ini, terutama di negara - negara
yang sedang berkembang. Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar
dan harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga terhadap timbulnya
inflasi.
Inti dari teori kuantitas adalah sebagai berikut:
• Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar baik
uang kartal maupun uang giral
• Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar dan oleh harapan
masyarakat mengenai kenaikan-kenaikan harga-harga di masa mendatang

Teori Keynesian
Dasar pemikiran model inflasi dari keynes ini adalah inflasi terjadi karena suatu
masyarakat ingin hidup diluar batas kemampuan ekonomisnya sehingga menyebabkan
permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi
jumlah barang=barang yang tersedia (penawaran agregat)akibatnya akan terjadi
inflationary gap.

Teori Strukturalis
Teori ini memberikan tekanan pada ketegaran (inflexibilties)dari struktur negara sedang
berkembang. Adapun model inflasi didasarkan pada teori produksi dimana inflasi
merupakan hasil produksi atau output dari berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Mark-Up Model
Pada teori ini, dasar pemikiran model inflasi ditentukan oleh dua komponen, yaitu cost
of production(biaya produksi) dan profit margin (margin keuntungan).
SUMBER: BMP ESPA 4220/TEORI EKONOMI MAKRO/RINA OKTAVIANI-TANTI
NOVIANTI/MODUL 5.13-5.20

2. Jelaskan jenis-jenis pengangguran berikan ulasan Anda!

Jawab:

1) Pengangguran Friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang

disebabkan adanya kendala waktu, informasi, dan kondisi geografis antara pelamar

kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.

2) Pengangguran Struktural adalah keadaan di mana pengangguran yang mencari

lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka

lapangan kerja.

3) Pengangguran Musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi

kegiatan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseornag harus nganggur.

4) Pengangguran Siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik

turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah dari pada

penawaran kerja

5) Pengangguran sukarela adalah pengangguran yang mrnganggur untuk sementara

waktu karena ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik.

6) Pengangguran duka lara(tidak sukarela) adalah pengangguran yang menganggur

karena sudah berusaha mencari pekerjaan, namun belum berhasil mendapatkan

kerja.

7) Pengangguran Alamiah adalah tingkat pengangguran minimum yang diakibatkan

oleh kekuatan ekonomi riil atau sukarela. Pengangguran alami mencerminkan jumlah

orang yang menganggur karena struktur angkatan kerja, seperti yang digantikan oleh
teknologi atau mereka yang tidak memiliki keterampilan tertentu untuk

mendapatkan pekerjaan.

SUMBER: BMP ESPA 4220/TEORI EKONOMI MAKRO/RINA OKTAVIANI-TANTI


NOVIANTI/MODUL 5.26-5.30

3. Bagaimana pengaruh pemberlakuan Upah Minimum Regional (UMR) terhadap kondisi

atau realita tingkat pengangguran yang terjadi di Indonesia, dan berikan ulasan Anda!

Jawab:

Hubungan Upah Minimum Regional Terhadap Pengangguran

UMR telah menjadi topik yang sering kali menjadi bahan perdebatan politis. Ada yang
setuju dan ada yang kurang setuju dengan kebijakan ini. Pihak yang setuju berpendapat
bahwa kebijakan pemerintah tekait penetapan besaran upah minimum merupakan satu
cara untuk meningkatkan pendapatan para pekerja demi terpenuhinya standar
Kebutuhan Hidup Layak (KHL).

Seiring dengan bertambahnya pendapatan pekerja maka tingkat konsumsi pekerja juga
meningkat, tingkat konsumsi yang meningkat mendorong munculnya jenis-jenis usaha
baru yang berpotensi menambah lapangan pekerjaan baru. Penetapan upah minimum
juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan
sehingga akhirnya meningkatkan produktivitas secara nasional.

Di lain pihak, yang kurang setuju dengan kebijakan itu berpendapat bahwa kebijakan
tersebut bukanlah cara yang terbaik untuk melawan kemiskinan. Adanya penetapan
UMR diatas titik keseimbangan pasar, mendorong bermunculannya kaum muda yang
ingin mencari pekerjaan, namun tidak sebanding dengan kemampuan perusahaan
untuk memperkerjakan mereka. Hal tersebut menyebabkan tenaga kerja tidak terserap
secara maksimal, dengan kata lain menimbulkan bertambahnya pengangguran.

Isu yang terjadi saat ini adalah maraknya kegiatan demonstrasi oleh para buruh atau
tenaga kerja yang menginginkan kenaikan UMR karena pekerja menganggap, UMR yang
ditetapkan pemerintah masih tergolong rendah.

Kenaikan UMR sangat terasa dampaknya bagi perusahaan, karena kenaikan upah
menyebabkan biaya faktor produksi juga naik, sehingga perusahaan harus menaikkan
harga barang untuk meraih keuntungan. Namun masalahnya adalah kenaikan biaya
faktor produksi belum tentu diimbangi dengan meningkatnya profit perusahaan juga.

Membayar upah tenaga kerja dengan jumlah yang lebih tinggi akan merugikan
perusahaan dan memaksa perusahaan melakukan pengurangan tenaga kerja demi
menjaga efisiensi biaya. Menghadapi pengurangan tenaga kerja tersebut perusahaan
dapat memilih jalur menggunakan teknologi mesin yang biaya perawatannya mungkin
lebih kecil daripada harus membayar upah pekerja tiap bulan. Perusahaan kadang-
kadang juga menolak besaran UMR, karena perusahaan menilai produktivitas tenaga
kerja tidak sebanding dengan besarnya upah minimum yang harus dibayar oleh
perusahaan.

Kenaikan UMR juga harus dilihat dampaknya dibidang investasi. Studi World Bank
Indonesia menjelaskan, UMR yang dinilai tinggi membuat produsen enggan untuk terus
berinvestasi di wilayah dengan upah minimum yang relatif tinggi sehingga berdampak
pada biaya produksi yang tinggi dan mengurangi keuntungan.

Mereka memilih untuk pindah ke wilayah lain dengan upah minimum yang lebih
rendah, atau bahkan memindahkan investasinya keluar negeri, mencari negara dengan
pengupahan tenaga kerja yang lebih rendah. Insvestor asing juga akan ragu-ragu untuk
menanamkan modalnya di Indonesia jika biaya faktor produksi di negara kita terbilang
tinggi.

Mempertimbangkan untung dan rugi dari kebijakan Upah Minimum Regional


merupakan suatu dilema dalam aspek perekonomian kita saat ini. Pemerintah harus
lebih hati-hati dalam membuat kebijakan dan mempertimbangkan segala aspek
kebijakan lainnya agar tidak terjadi gangguan pada perekonomian.

SUMBER:https://muda.kompas.id/baca/2020/02/21/kebijakan-upah-minimum-
regional-malah-menambah-pengangguran/

Anda mungkin juga menyukai