Anda di halaman 1dari 6

Nama : Humaira Rizka Ramadhanti

NIM : 01021281924067 Resume Materi dan Resume Jurnal


MK : Seminar Teori Ekonomi // A
Jurusan : Ekonomi Pembangunan ‘19

Resume Materi “Teori Pasar Tenaga Kerja”


Sumber: Modul Belajar Teori Ekonomi Makro

• Pasar Tenaga Kerja


Di pasar tenaga kerja, perusahaan dan pemerintah membutuhkan (demand) tenaga kerja
dari rumah tangga (supply). Rumah tangga menjual jasa tenaga kerja kepada perusahaan dan
sebagai imbalannya tenaga kerja tersebut mendapatkan upah. Jumlah total tenaga kerja dalam
suatu perekonomian bergantung pada semua keputusan rumah tangga.
• Permintaan Tenaga Kerja
Permintaan tenaga kerja menggambarkan jumlah maksimum tenaga kerja di mana seorang
pengusaha bersedia untuk mempekerjakannya pada setiap kemungkinan tingkat upah dalam
jangka waktu tertentu. Permintaan tenaga kerja merupakan permintaan turunan (derived
demand) dari permintaan output/komoditas. Oleh karena itu untuk memahami permintaan
secara detail maka harus juga memahami permintaan terhadap output.
Tenaga kerja bersama-sama input lain misalnya modal dapat digunakan untuk
menghasilkan output/komoditas berupa barang/jasa.
Q = f (K, L)
Q = output maksimum yang dapat dihasilkan dari kombinasi input K dan L yang tersedia pada
kondisi teknologi tertentu
L = input tenaga kerja
K = input modal
Berdasarkan gambar diatas, suatu perusahaan dapat meningkatkan output/
komoditasnya dari Q1 menjadi Q2 atau Q3 bahkan Q4 dengan cara meningkatkan penggunaan
inputnya baik input tenaga kerja maupun modal. Semakin tinggi isokuan semakin besar
outputnya (Q4 > Q3 > Q2 > Q1), akan tetapi apabila diasumsikan perusahaan berada dalam
jangka pendek maka untuk meningkatkan outputnya perusahaan tersebut dapat mengubah input
tenaga kerjanya (input modal diasumsikan tetap). Dengan menggunakan asumsi jangka pendek
(modal tetap), semakin banyak tenaga kerja (L) yang digunakan maka semakin kecil proporsi
K/L sehingga produktivitas marginal L menurun dan produktivitas marginal K meningkat. Jadi
semakin besar output perusahaan maka produktivitas marginal L semakin menurun.
Pada saat tercapai MR = MC. Karena pasar input yang dihadapi adalah Pasar
Persaingan Sempurna (PPS) maka MR = P. Akan tetapi ingat karena asumsinya adalah jangka
pendek maka input yang ditambah hanya satu yaitu tenaga kerja. Dengan kata lain, peningkatan
output hanya mungkin diperoleh dengan menambah tenaga kerja. Namun pada setiap tambahan
tenaga kerja, maka pada saat yang sama perusahaan juga harus membayar tambahan biaya
sebesar upah tenaga kerja tersebut (W). Jadi setiap kali output naik dengan satu unit yang
diukur dengan besarnya produktivitas marginal L (MPL), maka biaya produksi juga naik
sebesar upahnya (W/MPL).

• Penawaran Tenaga Kerja


Penawaran tenaga kerja berasal dari rumah tangga individu atau angkatan kerja (labor
force). Setiap rumah tangga dihadapkan pada suatu keadaan yang memerlukan suatu keputusan
yaitu berapa banyak waktu yang dimiliki yang akan ditawarkan di pasar dan berapa banyak
untuk dinikmati sendiri sebagai waktu luang. Dengan kata lain penawaran tenaga kerja adalah
jumlah maksimum tenaga kerja yang para pemilik tenaga kerja siap untuk menyediakannya
pada berbagai kemungkinan tingkat harga (upah) pada periode waktu tertentu (Bellante dan
Mark, 1990). Dalam model pilihan individu, sangatlah bermanfaat untuk membagi barang-
barang yang dikonsumsi oleh anggota rumah tangga ke dalam dua kelompok yaitu barang-
barang pasar dan waktu nonpasar. Oleh karena waktu nonpasar diperlakukan sebagai suatu
barang, perbedaan antara jumlah keseluruhan yang diperoleh individu dan jumlah keseluruhan
waktu yang dipilih individu untuk mengonsumsi sebagai waktu nonpasar akan mewakili jam
kerja yang disediakan bagi kegiatan pasar. Utilitas yang diterima individu dari berbagai macam
kombinasi waktu nonpasar dan barang-barang pasar dapat dilukiskan dengan penggunaan suatu
alat yaitu kurva indeferen (indeferent curve). Setiap individu akan memperoleh manfaat dari
hasil penawaran tenaga kerjanya dan dari waktu luangnya (leisure). Semakin banyak waktu
yang ditawarkan di pasar maka semakin sedikit waktu yang disediakan untuk leisure (rekreasi,
senda gurau, tidur dan lainnya).
Dari Gambar diatas, terlihat bahwa garis XY menggambarkan kendala anggaran yang
mengandung kombinasi maksimum barang-barang pasar dan waktu non-pasar yang dapat
dicapai seorang individu. Kecondongan garis anggaran menunjukkan tingkat upah di mana
individu ini dapat mengalihkan bentuk waktu nonpasar ke dalam barang-barang pasar.
Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami mekanisme pasar tenaga
kerja, yaitu pendekatan Neoklasik dan pendekatan Keynesian. Kurva permintaan tenaga kerja
memiliki kemiringan negatif, sedangkan kurva penawaran tenaga kerja memiliki kemiringan
positif. Perpotongan kurva permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar tenaga kerja akan
menentukan keseimbangan pasar tenaga kerja. Jika upah yang berlaku di pasar lebih tinggi
dibandingkan dengan tingkat upah yang berlaku pada kondisi keseimbangan maka akan
menimbulkan terjadinya pengangguran tidak sukarela. Menurut kaum Neoklasik cara untuk
menurunkan pengangguran tidak sukarela adalah dengan melakukan kebijakan menurunkan
upah yang berlaku di pasar, sedangkan menurut kaum Keynesian cara untuk menghapus
pengangguran tidak sukarela adalah dengan kebijakan menggeser kurva permintaan tenaga
kerja ke atas.

• Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja


Permintaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja secara bersamasama akan menentukan
tingkat upah keseimbangan dan penggunaan jasa tenaga kerja keseimbangan. Keseimbangan
di pasar tenaga kerja terjadi jika permintaan jasa tenaga kerja sama dengan penawaran jasa
tenaga kerja yaitu di titik (W*, N*).

Jika upah yang berlaku lebih tinggi ataupun lebih rendah dari W* akan terjadi
ketidakseimbangan di pasar tenaga kerja. Ketidakseimbangan ini bisa berupa kelebihan tenaga
kerja (N > N*) atau kekurangan tenaga kerja (N< N*).
Resume Artikel – Teori Pasar Tenaga Kerja
Judul : Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Tenaga Kerja di
Provinsi Jawa Tengah
Penulis : Yulia Pangastuti
Keterangan : Volume 4 No. 3 Tahun 2015
Doi : https://doi.org/10.15294/edaj.v4i2.14825

Hasil Resume:
Tujuan Penelitian:
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh PDRB, upah minimum
kabupaten/kota (UMK), pengangguran, serta pendapatan asli daerah (PAD) terhadap
penyerapan tenaga kerja di provinsi Jawa Tengah tahun 2008-2012.
Metode Penelitian:
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
BPS dengan periode 2008-2012. Metode pengumpulan data menggunakan studi dokumentasi,
sehingga tidak diperluka sampling. Analisis yang digunakan menggunakan regresi linier
berganda dengan metode Random Effect (REM) menggunakan aplikasi eviews 6.
Hasil Penelitian:
• Pengaruh PDRB
Dari hasil eviews dapat dilihat bahwa adanya hubungan negative antara
pertumbuhan PDRB dengan penyerapan tenaga kerja. Hal ini bisa terjadi karena angka
pembentuk PDRB tidak hanya dihasilkan dari penduduk yang bekerja saja, namun ada
faktor lain misalnya keadaan perekonomian dunia dan keadaan politik.
• Pengaruh tingkat upah minimum
Hasil estimasi yang didapat bahwa upah memiliki pengaruh positif dengan nilai
koefisien 0.065232, artinya semakin tinggi tingkat upah, maka semakin tinggi tingkat
penyerapan tenaga kerja.
• Pengaruh pengangguran
Hasil eviews menunjukkan adanya hubungan positif antara pengaruh
pengangguran terhadap penyerapan tenaga kerja. Ketika pengangguran meningkat,
maka penyerapan tenaga kerja akan meningkat. Hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya
pergeseran struktur perekonomian. Pengaruh pengangguran meningkat dikarenakan
tidak adanya ketersediaan kesempatan kerja yang memadai sesuai dengan kriteria
pencari kerja.
• Pengaruh pendapatan asli daerah (PAD)
Berdasarkan hasil output eviews, PAD menunjukkan hubungan positif terhadap
penyerapan tenaga kerja. Dengan koefisien 0.000170 yang berarti semakin tinggi
tingkat upah, maka semakin tinggi pula penyerapan tenaga kerja sebesar 0.000170 ribu
rupiah/tahun. Karena nilai probabilitasnya lebih besar dari alpha, maka PAD tidak
berpengaruh secara signifikan dengan penyerapan tenaga kerja.
Kesimpulan:
Hasil Estimasi persamaan regresi selama tahun pengamatan tahun 2008- 2012
menunjukan bahwa pengaruh upah mempunyai pengaruh positif. Besarnya koefisien 0.065232
yang berarti ketika semakin tinggi tingkat upah maka akan semakin tinggi pula tingkat
penyerapan tenaga kerja khususnya di Jawa Tengah.
Berdasarkan hasil output E-Views adanya hubungan positif antara pengaruh
pengangguran terhadap penyerapan tenaga kerja di provinsi Jawa Tengah. Ketika
pengangguran meningkat maka penyerapan tenaga kerja akan meningkat. Dengan adanya
pengangguran maka pemerintah gencar untuk menambah lapangan pekerjaan sehingga tingkat
pengangguran tinggi dan penyerapan tenaga kerja juga tinggi.
Berdasarkan hasil output E- Views adanya hubungan positif antara pengaruh PAD
terhadap penyerapan tenaga kerja di provinsi Jawa Tengah. a. Hal yang mendasari hubungan
positif tersebut yakni ketika PAD meningkat setiap tahun maka PAD tersebut bisa
dimanfaatkan untuk perbaikan infrastruktur khususnya upaya peningkatan kesempatan kerja.
Pada olahan data E-Views maka pemilihan model terbaik yaitu dengan menggunakan
Random Effect model (REM) maka untuk penelitian lebih lanjut sebaiknya melakukan uji
asumsi klasik agar model regresi tidak terkena penyakit. Selain itu dengan mencari data
variabel yang lebih akurat karena tercermin nilai probabilitas masing masing variabel
penelitian.

Resume Artikel – Teori Pasar Tenaga Kerja


Judul : Pengaruh Jumlah Unit Usaha UMKM dan PDRB terhadap Penyerapan Tenaga
Kerja di Sulawesi Utara
Penulis : Dimas A. R. S. Tasyim, George M. V. Kawung, dan Hanly F. Dj. Siwu
Keterangan : Volume 9 No. 3, Juli Tahun 2021
Doi : https://doi.org/10.35794/emba.v9i3.34740

Hasil Resume:
Tujuan Penelitian:
Tujuan penelitian ini untuk mengkaji tenaga kerja dan UMKM di Sulawesi Utara
(Sulut) khususnya pengaruh dari jumlah unit usaha UMKM dan produk domestik regional
terhadap penyerapan tenaga kerja di Sulawesi Utara.
Metode Penelitian:
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder
dengan jenis data time series. Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM dan tenaga kerja di
Sulut. Sumber data sekunder dari website Badan Pusat Statistik Sulut. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data dari tahun 2010-2019 yaitu data jumlah unit usaha UMKM di
Sulut, serta data PDRB Sulut. Analisis data menggunakan model persamaan regresi berganda
dengan model log-in menggunakan SPSS 21.
Hasil Penelitian:
• Pengaruh jumlah unit usaha UKM terhadap penyerapan tenaga kerja
Dalam teori klasik peran UKM dalam pembangunan menyatakan bahwa seiring
dengan perkembangan perekonomian daerah, maka peran dan keterlibatan UKM dalam
perekonomian daerah tersebut akan semakin kecil dan tergeser oleh peran usaha besar.
Sedangkan hasil uji t menunjukkan bahwa jumlah unit usaha UKM secara parsial tidak
berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja di Sulawesi Utara. Hal ini berbeda
dengan teori bahwa UKM meningkatkan pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan
penyerapan tenaga kerja di suatu wilayah.
• Pengaruh PDRB terhadap penyerapan tenaga kerja
Menurut hasil uji t menunjukkan bahwa PDRB secara parsial tidak
berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja di Sulawesi Utara. Secara parsial juga
berbeda bahwa teori bahwa pertumbuhan ekonomi berupa PDRB berdampak pada
penyerapan tenaga kerja di suatu wilayah. Hal ini terkait dengan ekspektasi masyarakat
di daerah yang mengalami peningkatan pertumbuhan ekonomi juga akan mengalami
inflasi yang tinggi serta meminta tingkat upah yang lebih tinggi hal ini menyebabkan
dunia bisnis dan industri di wilayah tersebut akan kekurangan tenaga kerja dengan upah
lebih murah karena tuntutan tenaga kerja yang menuntut upah yang lebih tinggi yang
disebabkan oleh beragam hal seperti standar hidup yang lebih tinggi di daerah-daerah
yang lebih tinggi pertumbuhan ekonominya.
• Pengaruh unit usaha UKM dan PDRB secara simultan terhadap penyerapan
tenaga kerja
Pada hasil analisis model dalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara
bersama-sama (simultan) jumlah unit usaha UKM serta PDRB mempunyai kontribusi
signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Sulawesi Utara. Berdasarkan
hasil penelitian ini, kenaikan unit usaha UMKM akan menurunkan tingkat PDRB
Sulawesi Utara. Beberapa faktor bisa menjadi pemicu terjadinya kasus seperti ini, yaitu:
pendapatan rata-rata dan gaji pegawai. Kenaikan satu unit UMKM atau terciptanya unit
usaha UMKM terlihat sebagai peluang untuk kenaikan ekonomi karena terciptanya
lapangan kerja yang baru. Namun, di lain pihak, terciptanya unit usaha baru yang
bergerak dalam bidang bisnis yang telah ada, dapat menciptakan munculnya
penyebaran pelanggan, yang akan berdampak pada berkurangnya pendapatan rata-rata
suatu unit usaha yang sudah ada, yang nantinya juga akang berdampak pada
berkurangnya alokasi dana pemilik untuk investasi usaha dan juga gaji pegawai.
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial jumlah unit Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) tidak berdampak signifikan terhadap peningkatan penyerapan jumlah
tenaga kerja di Provinsi Sulawesi Utara.
Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB secara parsial tidak berkontribusi
signifikan terhadap peningkatan penyerapan jumlah tenaga kerja di Provinsi Sulawesi Utara.
Hasil perhitungan regresi dengan OLS dan pengujian hipotesis secara simultan, bahwa
jumlah unit usaha UKM di Sulawesi Utara serta pertumbuhan ekonomi yaitu Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) berkontribusi secara simultan dan positif terhadap peningkatan
penyerapan tenaga kerja di Sulawesi Utara.

Anda mungkin juga menyukai