Anda di halaman 1dari 7

Tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja adalah dua konsep penting dalam ekonomi dan pasar

tenaga kerja. Mereka berhubungan erat dan memengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara
serta tingkat pengangguran. Berikut adalah penjelasan singkat tentang kedua konsep tersebut:

1. **Tenaga Kerja (Labor)**:

Tenaga kerja mengacu pada populasi pekerja atau individu yang tersedia untuk bekerja di suatu
negara atau wilayah pada suatu waktu tertentu. Tenaga kerja dapat dibagi menjadi beberapa
kategori, seperti tenaga kerja terlatih dan tak terlatih, pekerja penuh waktu dan paruh waktu,
serta pekerja formal dan informal.

2. **Permintaan Tenaga Kerja (Labor Demand)**:

Permintaan tenaga kerja mengacu pada jumlah pekerjaan atau posisi pekerjaan yang tersedia
dalam suatu ekonomi pada suatu waktu tertentu. Ini mencakup pekerjaan yang tersedia di
berbagai sektor ekonomi, seperti manufaktur, layanan, pertanian, dan lainnya. Faktor-faktor yang
memengaruhi permintaan tenaga kerja antara lain:

- Pertumbuhan ekonomi: Ketika ekonomi tumbuh, perusahaan-perusahaan cenderung


mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja untuk memenuhi permintaan yang meningkat.

- Investasi perusahaan: Jika perusahaan-perusahaan berinvestasi dalam ekspansi atau teknologi


baru, mereka mungkin memerlukan lebih banyak tenaga kerja.

- Perubahan dalam teknologi: Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi jenis pekerjaan


yang diperlukan dan mengubah permintaan tenaga kerja.

- Perubahan dalam regulasi atau kebijakan pemerintah: Kebijakan pemerintah, seperti


perubahan tarif pajak atau peraturan ketenagakerjaan, dapat memengaruhi permintaan tenaga
kerja.

Ketika permintaan tenaga kerja melebihi jumlah tenaga kerja yang tersedia, ini dapat
mengakibatkan pengangguran yang lebih rendah dan tekanan pada upah untuk meningkat.
Sebaliknya, jika jumlah tenaga kerja melebihi permintaan, maka tingkat pengangguran
cenderung meningkat dan tekanan pada upah dapat menurun.

Pemerintah dan organisasi lainnya sering memantau tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja
untuk merencanakan kebijakan ekonomi dan pelatihan yang sesuai, serta untuk memahami
kondisi pasar tenaga kerja dalam rangka mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan
kesempatan kerja yang adil.

Terkait dengan tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja, ada beberapa konsep dan isu penting
yang perlu dipahami:

3. **Tingkat Pengangguran (Unemployment Rate)**:

Tingkat pengangguran mengukur persentase tenaga kerja yang aktif mencari pekerjaan tetapi
tidak dapat menemukannya. Ini adalah indikator kunci kesehatan ekonomi suatu negara. Tingkat
pengangguran yang rendah biasanya menunjukkan ekonomi yang kuat, sementara tingkat
pengangguran yang tinggi dapat mengindikasikan masalah ekonomi.

4. **Partisipasi Angkatan Kerja (Labor Force Participation)**:

Partisipasi angkatan kerja mengacu pada persentase populasi yang memenuhi syarat yang
berusia kerja dan aktif mencari atau bekerja. Ini mencakup orang-orang yang bekerja dan yang
tidak bekerja tetapi mencari pekerjaan. Tingkat partisipasi angkatan kerja dapat berubah seiring
waktu dan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perubahan demografis dan kebijakan
ketenagakerjaan.

5. **Faktor-faktor Demografis**:

Komposisi demografis populasi juga memengaruhi tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja.
Misalnya, penuaan populasi dapat mengubah dinamika tenaga kerja karena lebih banyak pekerja
pensiun, dan ini dapat memengaruhi permintaan untuk pekerja muda. Selain itu, perkembangan
demografis dapat memengaruhi permintaan dalam sektor-sektor tertentu, seperti perawatan
kesehatan untuk populasi yang lebih tua.

6. **Pendidikan dan Keterampilan**:

Kualitas dan tingkat pendidikan serta keterampilan tenaga kerja juga memainkan peran penting
dalam permintaan tenaga kerja. Permintaan akan pekerja terlatih dan terdidik cenderung lebih
tinggi dalam ekonomi berbasis pengetahuan, sementara pekerjaan yang membutuhkan
keterampilan rendah mungkin mengalami penurunan permintaan.
7. **Kebijakan Ketenagakerjaan**:

Kebijakan pemerintah, seperti upah minimum, pajak, subsidi, dan peraturan ketenagakerjaan,
dapat berdampak signifikan pada tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja. Kebijakan ini dapat
digunakan untuk mempengaruhi pengangguran, upah, dan kondisi kerja.

Pemahaman yang baik tentang hubungan antara tenaga kerja dan permintaan tenaga kerja
penting untuk perencanaan ekonomi, kebijakan ketenagakerjaan, serta pengambilan keputusan
individu dalam mencari pekerjaan atau meningkatkan keterampilan. Memonitor tren dan
perubahan dalam pasar tenaga kerja adalah bagian penting dalam menjaga stabilitas ekonomi dan
menciptakan peluang kerja yang berkelanjutan.

Berikut merupakan kurva Tenaga Kerja Dan Permintaan Tenaga Kerja:

Gambar kurva permintaan tenaga kerja diatas memiliki kemiringan negatif. Hal tersebut
menunjukkan bahwa ketika upah naik, akan lebih sedikit tenaga kerja yang diminta. Dengan
demikian dapat dipahami bahwa semakin tinggi tingkat upah maka akan semakin sedikit jumlah
tenaga kerja yang diminta oleh perusahaan.

Perubahan faktor lain yang memengaruhi permintaan tenaga kerja

Pembahasan kedua mengenai faktor yang mempengaruhi permintaan tenaga kerja selain upah.
Apa yang terjadi pada permintaan tenaga kerja apabila faktor lain diluar tingkat upah berubah?
Pada pembahasan teori permintaan tenaga ini mengulas 2 faktor yang mempengaruhi permintaan
tenaga kerja selain upah.
1. Pergeseran Permintaan Tenaga Kerja Akibat Perubahan Permintaan Barang

Pertama, misalkan permintaan barang pada suatu industri tertentu mengalami peningkatan.
Sehingga pada berbagai tingkat harga dari barang tersebut akan dapat dijual. Jumlah output yang
diproduksi akan meningkat karena perusahaan mengejar memaksimalkan keuntungan. Dengan
adanya peningkatan output yang harus di produksi, maka salah satu yang harus ditingkatkan
yaitu jumlah tenaga kerja. Hal ini dengan asumsi bahwa variabel lain tidak berubah. Dengan
peningkatan jumlah tenaga kerja akan mampu memenuhi kebutuhan perusahaan untuk
memenuhi peningkatan permintaan barang.

Kenaikan permintaan barang akan mendorong terjadinya kenaikan permintaan tenaga kerja. Hal
ini dapat diilustrasikan juga dalam kurva berikut:

Dari kurva tersebut memberikan ilustrasi terjadinya pergeseran kurva permintaan tenaga kerja
akibat adanya peningkatan permintaan barang (output). Bila anggapan awal kita bahwa teknologi
yang ada dan kondisi di mana modal dan tenaga kerja yang tersedia tetap konstan. Tapi karena
adanya perubahan permintaan produk ini akan meningkatkan jumlah tenaga kerja yang
diinginkan pada berbagai tingkat upah yang mungkin berlaku. Dari ilustrasi diatas menunjukkan
kurva permintaan tenaga kerja bergeser ke kanan yaitu dari kurva warna hitam ke garis kurva
warna merah. Artinya dengan adanya peningkatan permintaan barang, mendorong peningkatan
jumlah tenaga kerja.

2. Perubahan Penawaran Modal


Kedua, bayangkan apa yang akan terjadi jika permintaan produk, teknologi, dan kondisi
penawaran tenaga kerja tetap tidak berubah, tetapi penawaran modal berubah.  Misalkan harga
modal turun dari tingkat sebelumnya, bagaimanakah perubahan pada permintaan tenaga kerja?

Metode menganalisis dampak pada permintaan tenaga kerja dari perubahan harga input produktif
lain disini mempertimbangkan dua efek yaitu pada efek skala dan efek substitusi.

1. Efek Skala

Pertama, ketika harga modal turun, biaya produksi cenderung menurun. Pengurangan biaya
merangsang peningkatan tingkat produksi, dan peningkatan jumlah output yang diproduksi
cenderung meningkatkan jumlah tenaga kerja yang diinginkan pada setiap upah yang diberikan.
Efek skala dari penurunan harga modal dengan demikian cenderung meningkatkan permintaan
tenaga kerja di setiap tingkat upah.

Perubahan permintaan tenaga kerja akibat perubahan penawaran modal dengan efek skala
diperlihatkan pada kurva berikut:

Pada kurva tersebut memperlihatkan garis kurva warna hitam sebagai permintaan tenaga kerja
awal. Garis kurva waran merah menunjukkan perubahannya. Kurva diatas mengilustrasikan
bahwa ketika terjadi penurunan harga modal, jumlah permintaan tenaga kerja akan bergeser ke
kanan. Pada efek skala yang terjadi yaitu penurunan harga modal akan mendorong peningkatan
jumlah permintaan tenaga kerja.

 
1. Efek Substitusi

Efek kedua dari penurunan harga modal akan menjadi efek substitusi. Di mana perusahaan
mengadopsi teknologi yang lebih padat modal dalam menanggapi modal yang lebih murah.
Perusahaan seperti itu akan mengganti modal untuk tenaga kerja dan akan menggunakan lebih
sedikit tenaga kerja untuk menghasilkan jumlah output tertentu daripada sebelumnya. Dengan
lebih sedikit tenaga kerja yang diinginkan pada setiap tingkat upah dan tingkat output, kurva
permintaan tenaga kerja cenderung bergeser ke kiri.

Perubahan permintaan tenaga kerja akibat perubahan penawaran modal dengan efek substitusi
diperlihatkan pada kurva berikut:

Pada kurva tersebut memperlihatkan garis kurva warna hitam sebagai permintaan tenaga kerja
awal. Garis kurva waran merah menunjukkan perubahannya. Kurva ini menggambarkan ketika
terjadi penurunan harga modal, jumlah permintaan tenaga kerja akan bergeser ke kiri. Hal ini
karena adanya efek substitusi. Pada efek substitusi yang terjadi yaitu penurunan harga modal
akan mendorong penurunan jumlah permintaan tenaga kerja. Dengan biaya modal yang lebih
murah, perusahaan mencoba mengganti penggunaan tenaga kerja dengan penggunaan teknologi.

Dari kedua efek diatas memberikan gambaran bahwa ketika terjadi penurunan pada harga modal,
kemudian akan menghasilkan dua efek yang berlawanan pada permintaan tenaga kerja. Efek
skala akan mendorong kurva permintaan tenaga kerja ke kanan, sedangkan efek substitusi akan
mendorongnya ke kiri. Seperti yang ditekankan oleh diatas. Efek mana pun bisa mendominasi.
Dengan demikian, teori ekonomi tidak menghasilkan prediksi yang jelas tentang bagaimana
penurunan harga modal akan mempengaruhi permintaan tenaga kerja.

Penting untuk membedakan antara pergeseran dalam kurva permintaan dan gerakan di sepanjang
kurva. Kurva permintaan tenaga kerja secara grafik menunjukkan tenaga kerja yang diinginkan
sebagai fungsi dari tingkat upah. Ketika upah berubah dan variabel-variabel lain tidak berubah,
permintaan tenaga kerja akan bergerak di sepanjang kurva. Namun, ketika salah satu dari
variabel lain berubah, kurva permintaan tenaga kerja bergeser. Perubahan variabel lain diluar
upah akan menyebabkan pergeseran kurva permintaan tenaga kerja.

DAFTAR PUSTAKA

Ismei, A., Wijanarko, A., & Oktavianti, H. (2015). Analisis Permintaan Tenaga Kerja Pada
Industri Kecil Dan Menengah Di Kabupaten Lamongan Tahun 2009-2013. Media
Trend, 10(1), 75-89.

Maryanti, S. (2011). Analisis Perencanaan Tenaga Kerja Terhadap Kebutuhan Tenaga Kerja Di
Provinsi Riau Tahun 2006-2010. PEKBIS, 4(01).

Sholeh, M. (2007). Permintaan dan penawaran tenaga kerja serta upah: Teori serta beberapa
potretnya di Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 4(1).

Utari, H., Mesran, M., & Silalahi, N. (2016). Perancangan Aplikasi Peramalan Permintaan
Kebutuhan Tenaga Kerja pada Perusahaan Outsourching menggunakan Algoritma Simple
Moving Average. Jurnal Times, 5(2), 1-5.

Anda mungkin juga menyukai