Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengapa pekerja pabrik mobil memperoleh upah yang sama untuk pekerjaan yang
sama, tidak peduli dimanapun mereka bekerja. Mengapa tukang kayu memperoleh upah yang
berbeda ditempat yang berlainan? Mengapa pekerja kereta api yang bekerja pada suatu
industry yang sedang mengalami kemunduran, memperoleh tingkat upah lebih tinggi
daripada pekerja yang sama cakapnya pada banyak industry yang sedang berkembang?
Bagaimana caranya seorang pekerja memberitahu majikannya bahwa dia mau
mempertukarkan sekianrupiah perjam kerja dari upahnya untuk memperoleh system asuransi
kesehatan yang lebih baik?
Sehubungan dengan penentuan upah di pasar tenaga kerja,pasti sebagian dari kita
masih mempertanyakan mengapa suatu perusahaan dapat menetapkan upah para pekerjanya.
Berbagai masalah social sering terjadi misalnya menentukan upah tenaga kerja menurut
perbedaan kemampuan,pendidikan dan pengalaman. Jika suatu perusahaan dapat mengatur
antara upah tenaga kerja serta tingkat produktivitasnya,maka perusahaan dapat memperoleh
keuntungan maksimal. Berbagai hal dapat mempengaruhi upah tenaga kerja,salah satu
contohnya dalah dalam menentukan upah riil dan upah minimum.
Hal ini melatarbelakangi pembuatan makalah, bagaimana menentukan upah tenaga
kerja dalam hubungannya dengan tingkat produktivitasnya. Selain itu, kita juga dapat
mengetahui bagaimana menentukan upah dalam suatu perusahaan di berbagai jenis pasar
yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli dan pasar monopsoni. [1]

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari upah minimum dan upah riil?
2. Apa hubungan antara produktivitas dan upah ?
3. Bagaimana penentuan upah di berbagai bentuk pasar tenaga kerja ?
4. Apa faktor-faktor yang menimbulkan perbedaaan upah ?

C. Tujuan dan Manfaat


1. Menjelaskan pengertian upah di pasar tenaga kerja
2. Menjelaskan penentuan upah di berbagai bentuk pasar tenaga kerja
3. Menjelaskan mengenai upah minimum dan upah riil
4. Mengembangkan kemampuan bekerja sama dengan kelompok, melatih untuk berkomunikasi
dengan baik
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Upah Riil dan Upah Minimum


Upah dan gaji tenaga kerja adalah harga atau biaya yang harus dibayarkan oleh
pengguna tenaga kerja. Hal ini kadang disebut dengan istilah balas jasa tenaga kerja. Upah
dan gaji tenaga kerja yang terjadi biasanya mengikuti criteria sebagai berikut:
1. Berdasarkan keseimbangan permintaan dan penawaran tenaga kerja
2. Mengoptimalkan kepuasan semua pihak yang bertransaksi
Pengertian tingkat upah dan gaji secara makro adalah pembauaran yang diterima oleh:
1. Pekerja diluar tenaga managemen
2. Profesional,seperti dokter,pengacara,pilot dan lainnya
3. Pemilik usaha kecil,seperti tukang servis
Dalam praktik upah dan gaji terdiri dari tiga atau empat komponen , yaitu :
1. Upah atau gaji ( diukur menurut satuan waktu ) misalnya bulanan, mingguan, harian
2. Bonus
3. Komisi
Upah nominal adalah jumlah uang yang diterima oleh tenaga kerja atau satuan waktu
tertentu. Upah nominal ini hanya menggambarkan jumlah nominal dari uang yang
diterima belum menggambarkan kemampuan atau daya beli untuk mendapatkan barang dan
jasa.Upah riil adalah upah yang menggambarkan atau menunjukkan kemampuan upah
nominal untuk mendapatkan atau ditukarkan dengan barang dan jasa upah gaji riil = upah
nominal dikurangi inflasi.
Upah minimum adalah tingkat upah minimal yang harus dibayarkan oleh pengguna
tenaga kerja kepada pekerjanya. Upah minimum ini ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan
kebutuhan hidup minimum para pekerja. Hal ini dilakukan oleh pemerintah dalam rangka
menjalankan fungsinya sebagai pelindung kepentingan masyarakat,khususnya para pekerja.
Seperti dipaparkan diatas untuk melindungi kepentingan masyarakat (tenaga kerja dan
perusahaan), dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi yang diinginkan, pemerintah
mengeluarkan berbagai peraturan atau kebijakan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.
Dengan kata lain, pemerintah melakukan intervensi pasar tenaga kerja dengan cara
menetapkan :
1. Upah minimum (UMR : upah minimum regional, UMP : upah minimum provinsi, UMK :
upah minimum kabupaten/kota)
2. Mengatur penggunaan Tenaga Kerja Asing ( TKA) diperusahaan Indonesia
3. Mengeluarkan insentif/ disinsentif untuk pelatihan tenaga kerja local[2]

B. Hubungan Antara Produktivitas Dan Upah


Rumus yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara upah riil dan
produktivitas pekerja ditunjukkan oleh teori permintaan keatas factor produksi. Dimisalkan
harga barang pada hasil penjualan marginal dan tingkat tenaga kerjanya sama, maka
mencerminkan perbedaan dalam produktivitas, yang akan mencerminkan hasil penjualan
yang lebih tinggi sehingga, menyebabkan penawaran tenaga kerja dipasar lebih tinggi yang
berakibat meningkatkan permintaan tenaga kerja. Sehingga, hal tersebut akan menyebabkan
keadaan dimana jika produktivitas tinggi maka upah riil tenaga kerja akan semakin tinggi
pula.
Studi kasus
Mengenai Produktivitas Dan Upah
Salah satu dari sepuluh prinsip ekonomi menyatakan bahwa standar hidup kita
tergantung pada kemampuan kita dalam memproduksi barang dan jasa. Sekarang kita dapat
melihat bahwa prinsip tersebut sepenuhnya berlaku dipasar tenaga kerja . secara lebih
spesifik, analisis kita tentang permintaan tenaga kerja memperlihatkan bahwa upah sama
dengan produktivitas yang diukur sebagai nilai produk marginal tenaga kerja. Singkatnya,
semakin produktiv seorang tenaga kerja akan semakin besar upahnya, dan demikian pula
sebaliknya, semakin kurang produktif seorang pekerja , semakin sedikit upahnya.

Kurun Waktu Tingkat Pertumbuhan Tingkat Pertumbuhan Upah


Produktivitas
1959 - 1997 1,8 1,7
1959 - 1973 2,9 2,9
1973 - 1997 1,1 1,0
SUMBER : economic report of the president 1999, table B-49, hlm. 384. Disini
pertumbuhan produktivitas diukur sebagai tingkat perubahan tahunan output perjam
disektor- sector bisnis non pertanian. Sedangkan pertumbuhan upah dihitung sebagai
perubahan tahunan kompensasi riil perjam bagi para pekerja di sektor-sektor bisnis non
pertanian. Data produktivitas tersebut mengukur produktivitas rata-rata yakni, kuantitas
output dibagi kuantitas tenaga kerja. Sehingga, bukan merupakan produktivitas marginal.
Meskipun demikian, produktivitas rata-rata dan produktivitas marginal dianggap
berkaitan erat.

Tabel tersebut menyajikan data-data pertumbuhan produktivitas dan pertumbuhan


upah (sudah disesuaikan terhadap inflasi). Antara tahun 1959 hingga tahun 1994,
produktivitas yang dihitung sebagai output perjam kerja tumbuh sekitar 1,8% pertahun.
Dengan pertumbuhan sebesar ini, produktivitas akan meningkat 2 kali lipat dalam waktu 40
tahun. Dalam kurun waktu yang sama, upah naik dalam tingkatan yang hampir sama (sedikit
lebih rendah) yakni 1,7% pertahun.
Tabel tersebut juga memperlihatkan bahwa pertumbuhan produktivitas itu sedikit
melambat sejak sekitar tahun 1973,yakni dari 2,9% menjadi 1.1% pertahun. Penurunan
pertumbuhan produktivitas hingga 1,8 poin persentase tersebut dibarengi dengan penurunan
pertumbuhan upah hingga 2,1 poin persentase. Akibat penurunan produktivitas tersebut,
maka para pekerja muda di decade 1980an dan 1990an tidak dapat mengharapkan
kesejahteraan setinggi yang dinikmati para orang tuanya. Penurunan sebesar 1,9 poin
persentase sepintas lalu nampak tidak terlalu besar, namun karena angka selalu
diakumulasikan selama sekian tahun, maka perubahan kecil saja pada tingkat pertumbuhan
itu akan sangat penting.
Apa sesungguhnya yang menyebabkan produktivitas serta upah antar Negara dan
antar waktu begitu bervariasi? Jawaban tersebut masih memerlukan analisis lebih mendalam
mengenai pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. Namun, secara singkat dapat
disebutkan tiga factor penyebab tinggi rendahnya produktivitas, yakni :
1. Modal fisik : jika pekerja bekerja dengan peralatan dan struktur (fasilitas dasar) yang lebih
banyak atau modern atau lengkap, maka output yang mereka produksi juga akan lebih baik.
2. Modal manusia : jika pekerja lebih terdidik, mereka akan dapat berproduksi lebih banyak.
3. Pengetahuan teknologis : jika pekerja memiliki akses ke teknologi yang lebih canggih,
produksi mereka juga akan lebih besar.
Modal fisik, modal manusia, dan pengetahuan teknologis pada dasarnya memang merupakan
sumber utama atas sebagian besar perbedaan produktivitas ,upah dan standar hidup.[3]

Cara menghitung upah riil


Perbedaan keinginan pekerja menyebabkan efek berbeda kepada tingkat kesejahteraan
antara para pekerja, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kesulitan dalam usaha untuk
menunjukkan harga yang berlaku dalam suatu perekonomin dari tahun ke tahun. Untuk
mengatasi hal tersebut biasanya setiap Negara membuat indeks harga, yaitu suatu indeks atau
ukuran yang memberikan gambaran tentang rata-rata dari perubahan harga dari waktu ke
waktu. Fungsi indeks harga adalah untuk menaksir upah riil pekerja dari tahun ke tahun.
Tabel Perhitungan Upah Riil
Tahun Upah Uang Indeks Harga Upah Riil
Rp Rp Rp
1980 700 100 100/100 X RP.700 =
RP.700

1985 1.050 105 100/105 x Rp.1.050 =


Rp.1.000
1990 1.800 150 100/150 x Rp.1.800 =
Rp.1.200
1993 2.080 160 100/160 x Rp.2.080 =
Rp.1.300
C. Penentuan Upah di Berbagai Bentuk Pasar Tenaga Kerja
Seperti juga dengan pasar barang, pasar tenaga kerja dapat dibedakan dalam berbagai jenis.
Bentuk bentuk pasar tenaga kerja yang terpenting adalah :
1. Persaingan Sempurna dalam Pasar Tenaga Kerja.
Dalam pasar ini sifat-sifat permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak berbeda
dengan sifat-sifat permintaan dan penawaran di pasar barang. Artinya, semakin tinggi/rendah
upah tenaga kerja, semakin sedikit/banyak permintaan ke atas tenaga kerja.
Grafik permintaan dan penawaran tenaga kerja di pasar persaingan sempurna

Anda mungkin juga menyukai