Anda di halaman 1dari 6

NAMA : HELEN MARISKAN NAZARA

NIM : 030242301

M.K. : EKONOMI SUMBER DAYA MANUSIA

TUGAS : 1(SATU)

1. Menurut sebab terjadinya, pengangguran dapat digolongkan menjadi empat jenis yaitu
pengangguran friksional, musiman, struktural dan siklus. Jelaskan
Jawab :
a. Pengangguran Friksional
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang disebabkan oleh sistem yang
tidak bisa mempertemukan antara pembuka lowongan kerja dan pencari kerja. entah
itu karena kendala informasi, waktu ataupun geografi.

b. Pengagguran Musiman
Pengguran musiman adalah pengangguran yang tidak dapat bekerja ketika pergantian
musim, misalnya orang-orang yang bekerja sebagai petani sawah mereka akan
bekerja selama musim panen setelah itu mereka menganggur menunggu musim
berikutnya. Begitupun misalnya dengan nelayan.

c. Pengangguran Struktural
Pengangguran strutktural adalah jenis pengangguran yang disebabkan perubahan
struktur perekonomian. Contohnya peralihan perekonomian dari sektor perkebunan
ke sektor industri. Masyarakat yang ingin bekerja di sektor industri sulit bekerja
karena mereka terbiasa bekerja di sektor perkebunan sehingga harus menyesuaikan
diri bila ingin bekerja di sektor industri.

d. Pengangguran Siklus
Pengangguran ini terjadi karena maju-mundurnya ekonomi suatu negara. Ketika
perekonomian mengalami kemunduran daya beli masyarakat pun akan menurun.
Akibatnya perusahaan akan mengurangi produksi dan perusahaan banyak
memberhentikan karyawannya.

2. Jelaskan tujuan utama dari analisis “neoclassical model of labor-leisure choice” !


Jawab :
suatu hubungan antara harga dan kuantitas, pembahasan tentang pemintaan akan
suatu komoditi, maka hal ini menyangkut hubungan antara harga dan kuantitas
komoditi yang akan dibeli. Dalam konteks ketenagakerjaan, permintaan adalah
hubungan antara antara tingkat upah (yang dilihat dari perspektif seorang pengusaha
adalah harga tenaga kerja) dan kuantitas tenaga kerja yang dikehendaki oleh
pengusaha untuk dipekerjakan

3. Upah seorang pekerja awalnya adalah $20 dan di bekerja selama 1820 jam per tahun,
kemudian pekerja tersebut mendapatkan kenaikan gaji menjadi $35 per jam dan dia
memutukan untuk menambah jam kerjanya menjadi 2080 jam per tahun. Tentukanlah
berapa elastisitas penawaran kerja pekerja tersebut!
Jawab :

Elastisitas penawaran tenaga kerja menunjukkan persentase perubahan jam kerja yang
disebabkan oleh satu persen perubahan tingkat upah.

Persentase perubahan jam kerja


=
Persentase perubahan tingkat upah
=

Persentase perubahan tingkat


upah =

Elastisitas penawaran tenaga kerja sebesar :


Persentase perubahan jam kerja
=
Persentase perubahan tingkat upah
=

Elastisitas penawaran tenaga kerja diatas bersifat inelastis karena besarnya elastisitas penawaran
tenaga kerja kurang dari 1 (dalam nilai absolut). Artinya jika ada kenaikan tingkat upah sebesar
dua kali lipatnya (0,75%) menyebabkan kenaikan penawaran tenaga kerja sebesar 6,25%.

4. Isu ketenagakerjaan selalu menarik untuk dikaji lebih mendalam karena dengan disadari
atau tidak pekerja selalu meminta sebuah jaminan dalam pekerjaannya. Sebutkan dan
jelaskan apa saja jaminan yang menjadi pilar kesejahteraan pekerja!
Jawab :

Ada 3 pilar kesejahteraan buruh yang wajib dipahami, dilaksanakan serta diwujudkan oleh
semua pihak yang berkepentingan dalam Hubungan Industrial Pancasila yaitu :
a. Jaminan Pekerjaan
Bahwa pekerjaan itu hak setiap warga negara Indonesia dan merupakan kewajiban
pemerintah untuk memperluas lapangan kerja. Dengan kata lain seluruh warga negara
memiliki hak untuk bekerja sampai memasuki masa pensiun. Oleh karena itu outsourcing
dan buruh kontrak seharusnya tidak dibiarkan tumbuh berkembang di tengah angka
pengangguran yang semakin meningkat. Usia produktif seharusnya tidak bekerja secara
kontrak karena buruh kontrak tidak jelas masa depannya. Bekerja itu ibadah dan mulia
dan merupakan derajat kemanusiaan. Menjadi keharusan bagi kita untuk
mempertahankan pekerjaan, oleh karena itu penting sekali bagi kita untuk bergabung dan
menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh.

b. Jaminan Pendapatan
Setiap dari kita yang bekerja menginginkan suatu pendapatan yang layak bagi
kemanusiaan, buruh kontrak atau buruh outscourcing menjadikan upah yang diterima
buruh dalam batas upah minimum, bekerja lembur pilihan yang tak terhindarkan untuk
menutupi kekurangan biaya hidup. Upah yang diterima bulanan tidak merupakan suatu
kontribusi dari tingkat produktifitas buruh terhadap keuntungan perusahaan. padahal
buruh adalah aset yang besar buat pengusaha.

c. Jaminan Sosial
Di semua negara yang beradab dan beridiologi komunis, Liberal apalagi Sosial
Demokrasi melaksanakan jaminan sosial bagi warganya, tetapi bagaimana dengan
Indonesia yang beridiologi Pancasila? Suatu keanehan bahwa dengan ditetapkan UU
40/2004 tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional sampai dengan saat sekarang lembaga
penyelenggaraan berbentuk badan hukum Perseroan Terbatas (PT) alias cari untung, dan
untungnya tidak dapat dinikmati sepenuhnya oleh peserta disamping itu manfaat yang
diterima tidak dimaksudkan sesuai program. Misalnya Program Jaminan Hari
Tua/Pensiun dapat digunakan kalau kita di PHK, untuk apa ada program JHT ? belum
lagi besaran atau manfaat yang diterima uang JHT tidak untuk meringankan kita untuk
hidup di usia pensiun. Program Kesehatan lebih parqh lagi karena disamping terbatasnya
manfaat juga kalau kita diPHK sudah pasti tidak ada lagi jaminan untuk mendapat
fasilitas jaminan pemeliharaan kesehatan, saatnya kaum buruh menuntut jaminan
program kesehatan seumur hidup dan ditanggung oleh pemberi kerja serta negara.

5. Perusahaan sepatu Cibaduyut pada hari biasa mempekerjakan 50 orang dengan upah
sebesar Rp 600.000 / bulan. Namun pada saat tahun ajaran baru karena banyaknya
permintaan, perusahaan tersebut mempekerjakan 80 orang dengan upah Rp 800.000/
bulan. Hitunglah elastisitas permintaan tenaga kerja (Etk) dan apa artinya !
Jawab :
Dengan upah Rp 600.000/bulan : 50 orang = Rp 12.000/Orang
Yang dengan upah Rp 800.000/bulan : 80 Orang= Rp 10.000/Orang

Pencatatan :

Beban Upah Rp 10.000/Orang

Utang Upah (K) Rp 800.000/bulan : 80 Orang= Rp 10.000/Orang

6. Jelaskan penentuan permintaan tenaga kerja dan penentuan tingkat upah berdasarkan
keuntungan yang diperoleh perusahaan monopoli dan gambarkan kurvanya!
Jawab :
Permintaan tenaga kerja atau kebutuhan tenaga kerja dalam suatu perkembangan
ekonomi dapat dilihat dari kesempatan kerja (orang yang telah bekerja) dari setiap sektor
atau kebutuhan tenaga kerja merupakan jumlah kesempatan kerja yang bersedia di dalam
sistem ekonomi yang dinyatakan dalam jumlah satuan orang yang bekerja pada masing-
masing sektor untuk melakukan kegiatan produksi. Dalam arti yang lebih luas, kebutuhan
ini tidak saja menyangkut jumlahnya, tetapi juga kualitasnya (pendidikan dan keahlian).
Karena mereka yang bekerja tidak seluruhnya memiliki jam kerja normal (full
employment), maka kebutuhan tenaga kerja dalam analisa-analisa tertentu juga
dinyatakan dalam satuan ekivalen pekerja penuh (full-time worker euipment). Normatif
yang digunakan untuk satu ekivalen pekerja penuh adalah 35 jam kerja per minggu, ada
yang menggunakan 40 jam kerja perminggu, karena tiap-tiap sektor biasanya memiliki
jumlah jam kerja yang berbeda, dan akan lebih baik lagi bila digunakan normatif yang
juga berbeda antar sektor (Simanjuntak, 1998).

Permintaan terhadap tenaga kerja merupakan permintaan turunan (Derived demand)


artinya jika permintaan terhadap suatu barang meningkat maka pengusaha akan
menambah tenaga kerja untuk produksinya. Tenaga kerja yang diminta karena adanya
perubahan ekonomi sehingga permintaan pun terus berubah. Pemakaian tenaga kerja juga
tergantung pada perusahaan atau industri yang bersangkutan, jika perusahaan cenderung
padat karya maka pemakaian atau penggunaan tenaga kerja meningkat namun jika
perusahaan cenderung padat modal penggunaan tenaga kerja relatif kecil karena adanya
pemakaian mesin sebagai salah satu faktor produksi. Biasanya perusahaan atau industri
yang menghendaki keuntungan yang maksimal dapat memilih jumlah terbaik untuk
tenaga kerja akan memunculkan kesempatan kerja yang tinggi dan ini berarti tidak akan
lagi terjadi penduduk yang tidak bekerja (Sumarsono, 2009).

Berdasarkan pembahasan teori sebelumnya, penetapan upah minimum cenderung menurunkan


keuntungan yang diperoleh oleh anggota serikat kerja. Namun kenyataannya, serikat kerja tidak
selalu dirugikan oleh kebijakan upah minimum. Menurut Levin-Waldman (1999), penetapan
upah minimum berpotensi mengurangi perbedaan upah antar daerah. Hal ini mengakibatkan
keputusan bisnis perusahaan antara daerah berserikat pekerja dengan yang tidak, menjadi kurang
menarik. Selain itu, serikat pekerja umumnya bersikap kooperatif dan fleksibel, terutama dalam
menghadapi berbagai gejolak ekonomi (Devarajan et al. 1997; Maloney & Ribeiro 1999).

1. Hal ini dikarenakan analisis pasar tenaga kerja monopoli menggunakan perspektif
pekerja.

2. Hal ini disebabkan MR = P pada pasar output yang kompetitif. VMPL = MRPL adalah
fungsi permintaan tenaga kerja perusahaan.

3. Hal ini disebabkan perusahaan menghadapi besaran upah yang


sama. MWC = AWC adalah fungsi penawaran tenaga kerja pasar.

4. Mereka tidak mau bekerja dengan upah di bawah wm, sementara mereka tidak
menemukan pekerjaan yang memenuhi keinganan tersebut

5. Upah pada uncovered sector ditentukan dari kekuatan pasar.

6. Perusahaan monopsoni diasumsikan tidak diskriminatif

7. Perusahaan hanya perlu membayar upah minimum untuk merekrut setiap pekerja baru.

8. Dalam hal ini, MC mengukur peningkatan upah yang dibutuhkan untuk menambah
penawaran jumlah pekerja. Peningkatan upah tersebut setidaknya harus melebihi biaya
oportunitas pekerja, seperti waktu bersantai dan kesempatan melanjutkan pendidikan.
Referensi :
Rossanto D. H, 2018, Ekonomi Sumber Daya Manusia, Tangerang Selatan: Penerbit
Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai