Dalam UU No. 13 Tahun 2003 memberikan pengertian tentang upah yaitu hak pekerja/buruh
yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi
kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan sesuai perjanjian kerja, kesepakatan,
atau peraturan perundang–undangan.
B. Sistem Upah
Sistem pembayaran upah di Indonesia beragam. Ada upah harian, mingguan, bulanan. Namun,
sistem pembayaran upah tergantung pada kondisi permintaan dan penawaran tenaga kerja,
hubungan pemberi kerja dan penerima kerja, serta upah minimum, antara lain:
1. Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja
Secara umum, tingkat upah bisa dianalisis dengan hukum penawaran dan permintaan
tenaga kerja. Jika penawaran lebih besar daripada permintaannya, upah cenderung
turun. Begitu pula sebaliknya, ceteris paribus. Karena penawaran tenaga kerja begitu
besar, sedangkan permintaan akan jasa pencari kerja jauh lebih rendah dibandingkan
penawarannya, tingkat upah pun menjadi turun. Para pencari kerja rela menerima upah
lebih kecil asalkan mereka dapat bekerja. Sebaliknya jika permintaan akan pencari kerja
lebih besar daripada penawaran tenaga kerja, tingkat upah cendrung tinggi. Kondisi
seperti ini banyak terjadi di negara- negara maju dengan jumlah penduduk yang rendah.
Seperti Jerman dan Inggris.
3. Upah Minimum
Sebelum tahun 2000, Indonesia menganut sistem pengupahan berdasarkan kawasan
(regional). Artinya, untuk kawasan yang berbeda, upah minimum yang harus diterima oleh
pekerja juga berbeda. Ini didasarkan pada perbedaan biaya hidup pekerja disetiap daerah. Akan
tetapi, penentuan upah berdasarkan kawasan ini dirasakan masih belum cukup mewakili angka
biaya hidup sebenarnya di tiap daerah. Untuk itu, pemerintah melakukan perubahan peraturan
tentang upah minimum. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 2000 tentang
kewenangan pemerintah dan kewenangan provinsi sebagai daerah otonom, maka diberlakukan
upah minimum provinsi atau upah minimum kabupaten/kota. Dengan adanya peraturan baru ini,
provinsi- provinsi di Indonesia mulai menyesuaikan upah minimum regional di daerah mereka.
C. Teori Upah
1. Teori upah alami ( wajar )
Menurut david ricardo, upah yang wajar adalah upah yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup pekerja beserta keluarganya dan sesuai dengan kemampuan
perusahaan.
2. Teori upah besi
Menurut Ferdinand Lassale, upah tenaga kerja yang ditentukan oleh hukum permintaan
dan penawaran di pasar akan tertekan kebawah.
3. Teori upah etika
Upah ideal besarnya harus cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak bagi
pekerja beserta keluarganya. Untuk itu selain upah, tenaga kerja juga perlu diberi tunjangan
keluarga.
A. Pengertian Pengangguran
Penganggur adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, sedang
mencari pekerjaan, atau sedang mempersiapkan suatu usaha baru.
Sedangkan tingkat pengangguran adalah perbandingan antara jumlah
penganggur dan jumlah angkatan kerja dalam kurun waktu tertentu yang
dinyatakan dalam persentase.
B. Jenis-jenis Pengangguran
1) Menurut faktor penyebabnya
a. Pengangguran konjungtur/siklis (cyclical unemployment) adalah pengangguran
akibat turunnya kegiatan perekonomian suatu negara. Pada masa kegiatan ekonomi
mengalami kemunduran, daya beli masyarakat menurun, sehingga barang
menumpuk di gudang. Perusahaan industri mengurangi kapasitas produksi dan
mungkin juga menghentikan kegiatan produksinya. Akibatnya sebagian buruh
diberhentikan. Dilain pihak pertambahan penduduk tetap berlangsung dan
menghasilkan tenaga kerja baru, maka tenaga kerja banyak yang tidak dapat
bekerja. Pada masa resesi, tingkat pengangguran siklis akan semakin meningkat
karena dua faktor yaitu jumlah orang yang kehilangan pekerjaan terus meningkat
dan dibutuhkan waktu yang lebih lama lagi untuk mendapatkan pekerjaan.
b. Pengagguran struktural adalah pengangguran akibat perubahan strukturatau
komposisi perekonomian. Perubahan struktur tersebut memerlukan keterampilan
baru agar dapat menyesuaikan diri dengan keadaan baru.Contohnya peralihan
perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri. Pengangguran struktural juga
terjadi karena penggunaan alat semakin canggih. Banyak aktifitas yang pada
awalnya dikerjakan oleh banyak tenaga kerja, namun dengan adanya peralatan
canggih bisa diselesaikan oleh sedikit atau beberapa tenaga kerja.
c. Pengangguran friksional adalah pengangguran akibat kesulitan temporer dalam
mempertemukan pemberi kerja dan pelamar kerja. Kesulitan temporer ini antara lain
adalah waktu yang diperlukan dalam proses pelamaran dan seleksi oleh pemberi
kerja. Umumnya pemberi kerja selalu mengharapkan kualitas yang tinggi dari calun
pencari kerja sehingga membutuhkan waktu untuk menentukan pilihan. Di sis lain,
pelamar biasanya menginginkan pekerjaan yang dapat memberikan fasilitas terbaik.
Pelamar juga memerlukan waktu untuk memutuskan pilihan.
d. Pengangguran musiman adalah pengangguran saat pergantian musim. Contohnya
saat menunggu panen. Ada waktu yang tidak terpakai karena tidak ada pekerjaan
dari musim satu ke musim lainnya.
2) Menurut lama waktunya
a. Pengangguran terbuka (open unemployment) adalah saat orang sama sekali tidak
bekerja dan berusaha mencari kerja. Pengangguran terbuka bisa disebabkan karena
lapangan pekerjaan tidak tersedia, ketidakcocokan antara kesempatan kerja dan latar
belakang pendidikan, dan tidak mau bekerja Perhitungan tingkat pengangguran terbuka
dapat dilakukan dengan rumus berikut:
b. Setengah menganggur (underemployment) adalah saat orang bekerja tapi
tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam kerja, produktifitas kerja,
dan penghasilan yang diperoleh. Misalnya orang yang bekerja sebagai tenaga lepas
(freelance), tidak ada kepastian mengerjakan pekerjaan pada waktu tertentu.
c. Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah saat tenaga kerja
tidak bekerja optimal. Kondisi ini disebabkan adanya ketidaksesuaian antara
pekerjaan dengan bakat dan kemampuannya, sehingga berdampak pada
produktivitas kerja dan penghasilan yang rendah Pengangguran terselubung juga
dapat terjadi karena terlalu banyaknya tenaga kerja yang dipakai untuk menjalankan
suatu pekerjaan melebihi batas optimalnya.
C. Dampak Pengangguran
1) Terhadap Pembangunan Ekonomi
a. Pendapatan Nasional dan Pendapatan Perkapita
Upah merupakan salah satu komponen dalam perhitungan pendapatan nasional. Apabila
tingkat pengangguran semakin tinggi, nilai komponen upah akan semakin kecil.
Dengan demikian nilai pendapatan nasional akan semakin kecil.
Pendapatan perkapita adalah pendapatan nasionaldibagi jumlah penduduk. Nilai
pendapatan nasional yang semakin kecil akibat pengangguran akan menurunkan
nilai pendapatan perkapita.
b. Penerimaan Negara
Salah satu sumber penerimaan negara adalah pajak, khususnya pajak penghasilan. Pajak
penghasilan diwajibkan bagi orang-orang yang memiliki penghasilan. Apabila
tingkat pengangguran meningkat, jumlah orang yang membayar pajak berkurang.
Akibatnya, penerimaan negara berkurang.
c. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis yang harus
ditanggung. Secara psikologis, orang yang menganggurmemepunyai perasaan
tertekan, sehingga berpengaruh terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan
sehari-hari. Dampak psikologis ini mempunyai efek domino. Misalnya, secara sosial,
orang menganggur akan merasa minder karena status sosial yang tidak tahu atau
belum jelas.
d. Biaya Sosial
Semakin besarnya jumlah penganggur, semakin besar pula biaya sosialyang harus
dikeluarkan. Biaya sosial mencakup biaya atas peningkatan tugas-tugas medis,
biaya keamanan,biaya proses peradilan sebagai akibat meningkatnya tindak
kejahatan.
2) Terhadap individu yang mengalami
a. Secara psikologis, pengangguran dapat mengurangi kepercayaan diri pelakunya.
b. Pengangguran dapat mengurangi fungsi akal sehat pelakunya, akibatnya seseoran bisa
nekat mencari jalan pintas untuk memnuhi kebutuhan hidupnya.
c. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencarian dan pendapatan individu yang
mengalaminya.
d. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan pelakunya, karena keterampilan akan
hilang jika sekian lama tidak digunakan dan dikembangkan.