Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Pertemuan 1
Karakteristik lapisan muka bumi
Litosfer merupakan lapisan kulit, berasal dari kata litos yang artinya batu, sfeer atau
sphaira, yang berarti bulatan, sehingga litosfer dapat dikatakan sebagai lapisan batuan
atau kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Inti dalam mempunyai jari-jari
lebih kurang 1.300 km. Kulit bumi mempunyai ketebalan yang tidak merata antara kulit
bumi bagian dataran dan bagian bawah samudra, di mana kulit bumi di bagian benua atau
dataran lebih tebal daripada di bawah samudra. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan.
Lapisan-lapisan tersebut sebagai berikut:
Nama
No Batuan Gambar Ciri-ciri Cara Terbentuk Manfaat
Sedimen
1. Material kerikil- Dari bahan-bahan 1. Untuk bahan
kerikil bulat yang lepas karena bangunan
2. Batu-batu dan pasir gaya beratnya
1 Konglomerat
yang merekat satu menjadi
sama lainnya terpadatkan dan
terikat
1. Tersusun dari Dari bahan-bahan 1. Sebagai material
butiran-butiran pasir yang lepas karena di dalam
2. Warna abu-abu, gaya beratnya pembuatan
2 Batu Pasir
kuning, merah menjadi gelas/kaca
terpadatkan dan 2. Sebagai kontruksi
terikat bangunan
1. Lunak Dari bahan-bahan 1. Sebagai bahan
2. Baunya seperti tanah yang lepas dan bangunan
liat halus karena gaya
3 Serpih 3. Butir-butir batuan beratnya menjadi
halus, warna hijau, terpadatkan dan
hitam, kuning, terikat
merah, abu-abu
1. Agak lunak Dari cangkang 1. Sebagai bahan
2. Warna putih keabu- binatang lunak baku semen
abuan seperti siput,
3. Membentuk gas kerang, dan
karbon dioksida binatang laut yang
Batu
kalau ditetesi asam telah mati.
4 Gamping
Rangkanya yang
(Kapur)
terbuat dari kapu
tidak akan musnah,
tapi memadat dan
membentuk batu
kapur
1. Gabungan pecahan- Terbentuk katena 1. Dijadikan sebagai
pecahan yang bahan-bahan ini kerajinan dan
berasal dari letusan terlempar tinggi ke bahan bangunan
5 Breksi
gunung berapi udara dan
mengendap di
suatu tempat
1. Kuning, coklat, Air yang larut di 1. Sebagai
krem, keemasan, daerah karst akan keindahan alam
putih masuk ke lobang- (biasanya di gua-
lobang (doline) gua)
kemudian turun ke
gua dan menetes-
netes dari atap gua
ke dasar gua.
Stalaktit Tetesan-tetesan air
6 dan yang mengandung
Stalagmit kapur yg lama
kelamaan kapurnya
membeku dan
menumpuk sedikit
demi sedikit lalu
berubah jadi
batuan kapur yang
bentuknya runcing-
runcing.
1. Coklat, keemasan, Lempung residu 1. Dijadikan sebagai
merah, abu-abu adalah sejenis kerajinan
lempung yang
terbentuk karena
proses pelapukan
(alterasi) batuan
beku dan
Batu ditemukan
7
Lempung disekitar batuan
induknya.
Kemudian material
lempung ini
mengalami proses
diagenesa sehingga
membentuk batu
lempung.
b. Gerakan Orogenetik, yaitu gerak lapisan kerak bumi yang terjadi dalam waktu yang
relatif cepat dan meliputi wilayah yang lebih sempit. Gerakan orogenetik dibedakan
menjadi dua yaitu :
- Lipatan, yaitu terjadi akibat tenaga endogen yang mendatar dan bersifat liat
(plastis) sehingga permukaan bumi mengalami pengerutan. Lapisan batuan pada
kerak Bumi mendapat tekanan hebat yang menyebabkan pelipatan lapisan
batuan. Proses pelipatan lapisan batuan ini merupakan awal pembentukan
pegunungan lipatan. Contohnya pembentukan pegunungan lipatan Himalaya.
Terlipatnya lapisan batuan ini dapat mendorong terbentuknya perbukitan
(antiklinal) dan lembah (sinklinal). Dalam suatu wilayah yang luas terkadang
juga dapat dijumpai deretan antiklinal secara berulang-ulang (antiklinorium)
maupun rangkaian sinklinal (sinklinorium). Tekanan dengan tingkat tenaga yang
berlainan pada lapisan batuan dapat membentuk lipatan yang berbeda. Berikut
ini gambaran terjadinya antiklinorium dan sinklinorium serta jenis lipatan
batuan. Jenis-jenis lipatan :
a) Lipatan tegak (symmetrical folds), terjadi karena pengaruh tenaga horizontal
sama atau tenaga radial sama dengan tenaga tangensial.
b) Lipatan miring (asymmetrical fold), terjadi karena arah tenaga horizontal
tidak sama.
c) Lipatan rebah (overturned folds), terjadi karena arah tenaga horizontal dari
satu arah.
d) Lipatan menggantung.
e) Lipatan isoklin.
f) Sesar sungkup (overthrust), terjadi karena adanya pergerakan pada sepanjang
kerak bumi.
- Patahan, yaitu tekanan dalam Bumi menyebabkan patahan jika bekerja pada
lapisan batuan yang tidak elastis atau keras. Akibatnya, kerak Bumi retak
kemudian patah. Di patahan ini ada bagian yang turun disebut graben (slenk).
Contohnya graben Semangko di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, Sumatra.
Kadang graben sangat dalam yang disebut ngarai. Contohnya Ngarai Sianok di
Sumatra Barat. Jika graben itu terisi air dan menggenang akan menciptakan
sebuah danau. Misalnya, Danau Toba di Sumatra Utara dan Danau Tempe di
Sulawesi Selatan. Sementara itu, lapisan tanah yang terangkat disebut horst yang
menghasilkan kenampakan sebuah plato (dataran tinggi). Contohnya Plato Dieng
di Jawa Tengah dan Plato Wonosari di Daerah Istimewa Yogyakarta. Macam-
macam patahan :
a) Horst yaitu bagian dari patahan yang meninggi atau muncul lebih tinggi dari
daerah sekitarnya.
b) Graben yaitu bagian dari patahan yang lebih rendah dari daerah sekitarnya.
c) Sesar naik yaitu gejala pergeseran sesar yang atap sesarnya bergerak ke arah
vertikal.
d) Sesar turun yaitu gejala pergeseran sesar yang atap sesarnya bergerak turun
terhadap alas sesarnya.
2) Vulkanisme
3) Seisme
Gempa bumi merupakan getaran yang berasal dari dalam bumi dan merambat ke
permuknaan bumi. Gempa bumi disebabkan oleh adanya tenaga endogen. Berikut ini
adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan gempa bumi:
- Hiposentrum, yaitu pusat gempa bumi dibawah permukaan bumi.
- Episentrum, yaitu titik pada permukaan bumi yang terletak tegak lurus diatas
hiposentrum.
- Fokus, yaitu jarak antara hiposentrum dan episentrum.
- Isoseista, yaitu gari pada peta yang menghubungkan daerah-daerah yang mengalami
intensitas getaran gempa yang besarnya sama.
- Pleistoseista, yaitu garis pada peta yang menunjukkan daerah yang paling kuat
menerima goncangan gempa. Pada umumnya terletak disekitar episentrum.
- Homoseista, yaitu garis pada peta yang mengubungkan daerah yang menerima getaran
gempa yang pertama pada waktu yang bersamaan.
Berdasarkan hiposentrumnya, gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi :
a. Gempa dangkal yaitu gempa yang memiliki kedalaman hiposentrum < 100 km di
bawah permukaan bumi.
b. Gempa menengah yaitu gempa yang memiliki kedalaman hiposentrum antara 100
hingga 300 km di bawah permukaan bumi.
c. Gempa dalam yaitu gempa yang memiliki kedalaman hiposentrum antara 300 hingga
700 km di bawah permukaan bumi.
Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi dapat dibedakan menjadi :
a. Gempa bumi runtuhan, yaitu gempa bumi yang disebabkan runtuhnya batu-batu besar
digunung atau runtuhnya gua-gua besar.
b. Gempa bumi vulkanik, yaitu gempa bumi yang disebabkan letusan gunung berapi.
c. Gempa bumi tektonik yaitu gempa bumi yang disebabkan oleh pergeseran-pergeseran
lempeng tektonik yang terjadi secara tiba-tiba.
d. Gempa buatan, gempa yang terjadi karena adanya aktivitas manusia sebagai
menyebabkan getaran yang cukup berarti.
B. Bentuk muka bumi akibat Tenaga Eksogen
Tenaga Eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar yang sifatnya menghancurkan
bentuk permukaan bumi. Sumber tenaga eksogen, yaitu unsur cuaca dan iklim, air, serta
organisme. Unsur cuaca dan iklim (suhu, angin dan curah hujan) akan mempengaruhi
proses pelapukan batuan. Adapun air akan mempengaruhi proses erosi dan pengangkutan
bahan materialnya sehingga diendapkan di suatu wilayah.
Tenaga yang berasal dari luar, meliputi angin, air, es dan organisme merupakan tenaga
perombak permukaan bumi, sedangkan sedimentasi berperan sebagai pembangun
permukaan bumi.
a. Angin (Deflasi)
Pengikisan yang dilakukan oleh angin. Batuan yang besar akan terus menerus
diterjang oleh angin yang membawa materi berupa pasir dan kerikil. Pasir dan kerikil
yang menghantam batuan besar, akan mengikis batuan tersebut, sehingga batuan
tersebut akan lebih tipis. Akibat kecepatan angin yang tinggi, maka batuan yang
mengalami lapuk dan terlepas dari batuan induknya. Erosi jenis ini lebih sering terjadi
di daerah kering/arid hingga gurun, dimana angin mampu membawa material lepas
yang mampu terbawa angin. Hasil erosi oleh angin dapat berupa : butte, mesa atau
plateau. Ketiganya memiliki permukaan yang rata. Bedanya kalau butte itu kecil, mesa
lebih luas, dan plateau sangat luas.
Jika pada saat angin bertiup dengan membawa butiran pasir dan butiran pasir turut
mengerosi lahan, maka proses itu disebut dengan korasi. Hasil dari proses ini berupa
batu jamur, misalnya di Gurun Atacama, Chili. Beberapa hasil sedimentasi aeolis
adalah bukit pasir (sand dunes), barchan (gumuk pasir berbentuk bulan sabit/tapal
kuda), dan tanah loss (terbentuk dari endapan debu padang pasir yang terbentuk jauh
dari padang pasir).
1) Batu jamur merupakan bentukan di daerah gurun akibat oleh angin.
2) Gunung batu merupakan batuan di daerah gurun, akibat deflasi batuan tersebut
tidak dilapisi tanah.
3) Bukit pasir dan barchan terdapat di Pantai Parangtritis, Yogyakarta.
4) Tanah loss di Jerman yang diperkirakan berasal dari Gurun Gobi di Asia dan tanah
loss di Amerika Serikat, China-Mongolia. Perlu diketahui bersama, tanah loss
ternyata sangatlah subur untuk pertanian jika cukup air.
b. Air (Ablasi)
Pengikisan yang dilakukan oleh air. Air yang mengalir menyebabkan timbulnya
gesekan pada tanah maupun batuan. Besarnya gesekan pada tanah dipengaruhi oleh
besarnya air yang mengalir. Gesekan akan semakin besar jika kecepatan dan jumlah
air semakin besar. Kecepatan air juga akan semakin besar jika gradien (kemiringan)
lahan juga besar. Gesekan antara air dengan tanah atau batuan di dasar sungai dan
gesekan antara benda benda padat yang terangkat air oleh tanah atau batuan di
bawahnya dapat menyebabkan terjadinya pengikisan. Pengikisan oleh air sungai yang
terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan terbentuk v, jurang atau ngarai,
aliran deras, dan air terjun.
Apabila kecepatan aliran air di dasar sungai cepat maka akan terjadi pengikisan di
dasar sungai, atau sering disebut erosi vertikal. Apabila aliran aliran air yang cepat
terjadi di tepi sungai maka akan manyebabkan terjadinya pengikisan ke arah samping
atau erosi ke samping. Hasil erosi vertikal, sungai semakin lama semakin dalam,
sedangkan erosi ke samping menyebabkan sungai samakin lebar. Erosi vertikal
membentuk huruf v.
Bentang alam yang dalam dan sempit, termasuk jurang. Jurang terbentuk jika
pengikisan terjadi pada batuan yang resisten. Batuan resisten yang ada di kanan kiri
sungai tidak mudah terkikis oleh air, sedangkan erosi veritikal terus berlangsung. Oleh
karena itu, erosi vertikal berlangsung lebih cepat dibandingkan erosi ke samping.
Akibatnya, dinding sungai sangat miring atau cenderung vertikal, sedangkan dasar
sungai merupakan bahan yang resisten, yaitu batuan yang keras dan tidak mudah
terkikis air.
Kadang kala kita temui sungai yang pada beberapa bagiannya sangat deras,
sedangkan bagian yang lain tidak deras. Aliran air sungai yang deras terbentuk dari
adanya jenis batuan yang selang-seling antara batuan yang resisten dan batuan yang
tidak resisten pada dasar sungai. Saat air melewati batuan yang resisten, air akan sulit
melakukan pengikisan, akibatnya dasar sungai menjadi tidak rata. Pada saat air
melewati batuan yang tidak resisten, terjadi turbulensi dan terbentuk seperti air terjun
pendek yang alirannya deras. Bentang alam seperti ini disebut rapit atau aliran deras.
Erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir dibagi dalam beberapa tingkatan, sesuai
dengan tingkatan kerusakannya, yaitu sebagai berikut, (1) Erosi percik (Splash
Erosion. Erosi percik yaitu proses pengikisan yang terjadi oleh percikan air. Percikan
tersebut berupa partikel tanah dalam jumlah yang kecil dan diendapkan di tempat lain.
(2) Erosi lembar (Sheet Erosion). Erosi lembar yaitu proses pengikisan tanah yang
tebalnya sama atau merata dalam suatu permukaan tanah. (3) Erosi alur (Rill Erosion).
Erosi alur terjadi karena air yang mengalir berkumpul dalam suatu cekungan, sehingga
di cekungan tersebut terjadi erosi tanah yang lebih besar. Aluralur akibat erosi dapat
dihilangkan dengan cara pengolahan tanah biasa. (4) Erosi parit (Gully Erosion).
Proses terjadinya erosi parit sama halnya dengan erosi alur, tetapi saluransaluran yang
terbentuk telah dalam, sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah
biasa.
c. Es (Gletser)
Tenaga yang menyebabkan terjadinya pengikisan tanah adalah es. Proses erosi
adalah hujan yang jatuh meresap ke dalam pori-pori tanah dan mengalami pembekuan
(musim dingin) sewaktu terjadi pencairan (musim pans), maka es yang mencair
melepaskan butiran tanah dan terangkut, sehingga terbentuk lembah dengan
penampang berbentuk U dan dalam bentuk cekungan seperti danau glasial dan morain.
Glasial ini terjadi di daerah yang memiliki iklim dingin atau yang beriklim sedang
maupun di pegunungan tinggi. Ada 2 jenis gletser, yaitu gletser pegunungan tinggi dan
gletser benua/gletser kontinental (misalnya di Islandia dan Greenland).
Hasil erosi glasial berupa terbentuknya lereng-lereng terjal sedangkan hasil
pengendapannya beruapa daratan morena yang umumnya berada di kaki gunung ,
dimana gletser mencair dan meninggalkan material hasil erosi yang dibawanya.
Umumnya dataran morena bersifat subur untuk pertanian. Dataran morena banyak
terdapat di Eropa.
d. Organisme
Pelapukan disebabkan oleh makhluk hidup. Misalnya pengerusan bebatuan oleh
hewan-hewan kecil dalam tanah atau membusuknya batang tumbuhan akibat aktivitas
mikroorganisme sehingga menghasilkan asam gambut yang mampu merusak
bebatuan. Hasil pelapukan oleh organisme ini berupa liang-liang galian binatang
(burrows), atau lubang galian pertambangan oleh manusia. Hasil endapan dari erosi
organisme di antaranya berupa karang koral (coral reef) dan sarang binatang (ant hill).