Anda di halaman 1dari 22

H.

Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Pertemuan 1
Karakteristik lapisan muka bumi
Litosfer merupakan lapisan kulit, berasal dari kata litos yang artinya batu, sfeer atau
sphaira, yang berarti bulatan, sehingga litosfer dapat dikatakan sebagai lapisan batuan
atau kulit bumi yang mengikuti bentuk bumi yang bulat. Inti dalam mempunyai jari-jari
lebih kurang 1.300 km. Kulit bumi mempunyai ketebalan yang tidak merata antara kulit
bumi bagian dataran dan bagian bawah samudra, di mana kulit bumi di bagian benua atau
dataran lebih tebal daripada di bawah samudra. Bumi terdiri atas lapisan-lapisan.
Lapisan-lapisan tersebut sebagai berikut:

Gambar 1 lapisan bumi


a. Barisfer, terdiri atas bahan padat yang terbentuk dari lapisan nife (niccolum = nikel
dan ferrum = besi) dengan jari-jari ±3.470 km dan batas luar lebih kurang 2.900 km
di bawah permukaan bumi. Lapisan ini merupakan lapisan inti bumi, sehingga
litosfer dapat dikatakan sebagai lapisan batuan atau kulit bumi yang mengikuti
bentuk bumi yang bulat. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan
inti dalam :
- Inti luar
Berada di kedalaman sekitar 2.890-5.150 km di bawah permukaan bumi.
Ketebalan inti sekitar 2.200 km. Inti tersusun dari unsur utama besi, sedikit
nikel, serta sekitar 10% sulfur dan oksigen. Inti luar begitu panas sehingga
material logamnya mencair. Temperatur nagian inti luar sekitar 4.000-5.0000C.
Berat jenisnya antara 10-12 gr/cm3.
- Inti dalam
Berada 5.150-6.370 km di bawah permukaan bumi. Inti dalam yang menjadi
pusat bumi bersifat padat dan ketebalannya sekitar 1.250 km. Inti dalam tersusun
dari unsur utama besi, nikel, dan unsur ringan seperti sulfur, karbon, oksigen,
silikon, dan potasium. Temperatur bagian inti dalam sekitar 5.000-6.0000C.
Tekanan yang sangat kuat menyebabkan inti bumi bersifat padat meskipun
temperaturnya sangat panas. Berat jenis inti dalam sekitar 15 gr/cm3. Perputaran
bumi menyebabkan inti luar berputar mengelilingi inti dalam dan bumi menjadi
magnetis.
b. Lapisan pengantara (asthenosfer/mantle) adalah bahan cair yang bersuhu tinggi
dan pijar. Lapisan pengantara (asthernosfer/mantle) ini merupakan lapisan yang
terdapat tepat di atas lapisan nife dan mempunyai ketebalan lebih kurang 1.700 km,
berat jenisnya rata-rata 5 gr/cm3.
c. Litosfer, merupakan lapisan yang terdapat di atas lapisan pengantara, mempunyai
ketebalan kurang lebih 1.200 km, dengan berat jenis rata-rata 2,8 gr/cm3. Dua
bagian penyusun litosfer (kulit bumi) sebagai berikut.
1) Lapisan Sial, mempunyai ketebalan rata-rata ± 35 km, merupakan lapisan kulit
bumi yang terbentuk dari logam silisium dan aluminium, dengan senyawanya
yang berbentuk SiO2 dan Al2O3. Selain itu, lapisan ini juga mengandung jenis-
jenis batuan metamorf, batuan sedimen, granit, andesit, dan batuan lain yang
terdapat di daratan benua. Karena sifatnya yang padat dan kaku, lapisan sial
disebut juga lapisan kerak. Lapisan kerak ini terdiri atas dua bagian, yaitu kerak
samudra dan kerak benua.
(a) Kerak samudra, kerak yang terdapat di samudra ini adalah benda padat yang
terbentuk dari endapan di dasar laut bagian atas, yang bagian bawahnya terdapat
batuan-batuan vulkanik. Lapisan paling bawahnya tersusun dari batuan beku
gabro dan peridotit.
(b) Kerak benua, merupakanbenda padat yangterdiri dari batuan beku granit pada
bagian atasnya dan batuan beku basalt pada bagian bawahnya. Kerak ini yang
menempati sebagai benua.
2) Lapisan Sima, adalah bahan yang bersifat elastis dengan ketebalan lebih kurang
65 km. Lapisan ini tersusun oleh logam-logam silisium dan magnesium dalam
bentuk senyawa SiO2 dan MgO. Lapisan sial mempunyai berat jenis yang lebih
kecil daripada lapisan Sima. Hal ini disebabkan lapisan Sima mengandung besi
dan magnesium, yang mengandung mineral feromagnesium dan batuan basalt.
Jenis-jenis Batuan
Batuan umumnya diklasifikasikan berdasarkan komposisi mineral dan kimia, dengan
tekstur partikel unsur dan oleh proses yang membentuk mereka. Ciri - ciri ini
mengklasifikasikan batuan menjadi beku, sedimen, dan metamorf. Mereka lebih
diklasifikasikan berdasarkan ukuran partikel yang membentuk mereka. Transformasi dari
satu jenis batuan ke batuan yang lain digambarkan oleh model geologi. Pengkelasan ini
dibuat dengan berdasarkan:
a. Kandungan mineral yaitu jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam batu ini.
b. Tekstur batuan, yaitu ukuran dan bentuk hablur-hablur mineral di dalam batu
c. Struktur batuan, yaitu susunan hablur mineral di dalam batu.
d. Proses pembentukan
Batuan secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya, dan
dengan itu dibagi kepada tiga kumpulan yang besar yaitu batuan beku, batuan sedimen,
dan metamorf.
1. Batuan Beku (Igneous Rocks)
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat pembekuan magma. Batuan ini
membeku karena adanya proses pendinginan, baik terjadi di dalam bumi ataupun di
permukaan bumi setelah letusan gunung api. Batuan beku yang membeku di dalam
bumi disebut batuan plutonik (intrusif), sedangkan batuan yang membeku di luar
permukaan bumi disebut batuan vulkanik (ekstrusif). Sifat dari batuan beku plutonik
adalah lambat dalam pembekuannya. Contoh batuan beku plutonik antara lain gabro
dan granit, sedangkan batuan beku vulkanik antara lain basal, andesit, dan obsidian.
Nama
No Batuan Gambar Ciri-ciri Cara Terbentuk Manfaat
Beku
1 Batu 1. Warna keabu-abuan Dari pendinginan 1. Untuk
Apung 2. Berpori-pori magma yang mengamplas atau
3. Bergelembung bergelembung- menghaluskan
4. Ringan gelembung gas kayu
5. Terapung dalam air 2. Di bidang
industri
digunakan
sebagai bahan
pengisi (filler)
3. Isolator
temperatur tinggi
dan lain-lain.
2 Obsidian 1. Hitam Terbentuk dari 1. Untuk alat
2. Seperti kaca lava permukaan pemotong atau
3. Tidak ada kristal- yang mendingin ujung tombak
kristal dengan cepat (pada masa
purbakala)
2. bisa dijadikan
kerajinan
3 Granit 1. Terdiri atas kristal- Dari pendinginan 1. Sebagai bahan
kristal kasar magma yang bangunan
2. Warna putih sampai terjadi dengan
abu-abu lambat di bawah
3. Kadang-kadang permukaan bumi
jingga
4. Batuan ini banyak di
temukan di daerah
pinggiran pantai dan
di pinggiran sungai
besar ataupun di
dasar sungai.
4 Basalt 1. Terdiri atas kristal- Dari pendinginan 1. Sebagai bahan
kristal yang sangat lava yanng baku dalam
kecil mengandung gas industri poles
2. Berwarna hijau tetapi gasnya 2. Bahan bangunan/
keabu-abuan dan telah menguap pondasi bangunan
berlubang-lubang (gedung, jalan,
jembatan, dll)
5 Diorit 1. Kelabu bercampur Dari hasil 1. Sebagai batu
putih peleburan lantai ornamen dinding
2. hitam bercampur samudra yang maupun lantai
putih bersifat mafic bangunan gedung
pada suatu 2. Sebagai bahan
subduction zone, bangunan
biasanya (hiasan)
diproduksi pada
busur lingkaran
volkanis, dan
membentuk suatu
gunung didalam
cordilleran
(subduction
sepanjang tepi
suatu benua,
seperti pada
deretan
Pegunungan)
6 Andesit 1. Batuan bertekstur Berasal dari 1. Nisan kuburan
halus lelehan lava 2. Cobek
2. Berwarna abu-abu gunung merapi 3. Arca untuk Arca
hijau tetapi sering yang meletus, 4. Batu pembuat
merah atau jingga terbentuk candi
(membeku)
ketika temperatur
lava yang
meleleh turun
antara 900
sampai dengan
1,100 derajat
Celsius.
7 Gabro 1. Berwarna hitam, Terbentuk dari 1. Untuk penghasil
hijau, dan abu-abu magma yang pelapis dinding
gelap membeku di (sebagai marmer
2. Struktur batuan ini dalam gunung dinding)
adalah massive
3. Tidak terdapat
rongga atau lubang
udara maupun
retakan-retakan
4. Batuan ini memiliki
tekstur fanerik
karena mineral-
mineralnya dapat
dilihat langsung
secara kasat mata
dan mineral yang
besar menunjukkan
bahwa mineral
tersebut terbentuk
pada suhu
pembekuan yang
relatif lambat
sehingga bentuk
mineralnya besar-
besar

2. Batuan Sedimen (Sedimentary Rocks)


Batuan sedimen batuan yang terbentuk dari batuan beku yang mengalami:
a. Pelapukan,
b. Pengangkutan,
c. Pengendapan.
Batuan sedimen dibedakan atas sedimen klasik, sedimen kimiawi, dan sedimen
organik:
- Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang mengalami penghancuran dari
bongkahan besar ke kecil tanpa berubah susunan kimianya. Contohnya batuan
beku yang lapuk dan pecah-pecah menjadi kecil.
- Batuan sedimen kimiawi adalah batuan sedimen yang berubah susunan kimianya.
Contohnya batuan yang mengalami pelarutan, seperti batu gampiang (CaC03) yang
larut menjadi bentukan stalaktit dan stalagmit.
- Batuan sedimen organic pada waktu pengendapannya mendapat pengaruh dari
organism, seperti sisa-sisa tukbuhan, hewan, dan manusia. Contohnya
Contoh batuan sedimen, antara lain breksi, konglomerat, batu gamping (batu kapur),
batu pasir, dan batu lempung.

Nama
No Batuan Gambar Ciri-ciri Cara Terbentuk Manfaat
Sedimen
1. Material kerikil- Dari bahan-bahan 1. Untuk bahan
kerikil bulat yang lepas karena bangunan
2. Batu-batu dan pasir gaya beratnya
1 Konglomerat
yang merekat satu menjadi
sama lainnya terpadatkan dan
terikat
1. Tersusun dari Dari bahan-bahan 1. Sebagai material
butiran-butiran pasir yang lepas karena di dalam
2. Warna abu-abu, gaya beratnya pembuatan
2 Batu Pasir
kuning, merah menjadi gelas/kaca
terpadatkan dan 2. Sebagai kontruksi
terikat bangunan
1. Lunak Dari bahan-bahan 1. Sebagai bahan
2. Baunya seperti tanah yang lepas dan bangunan
liat halus karena gaya
3 Serpih 3. Butir-butir batuan beratnya menjadi
halus, warna hijau, terpadatkan dan
hitam, kuning, terikat
merah, abu-abu
1. Agak lunak Dari cangkang 1. Sebagai bahan
2. Warna putih keabu- binatang lunak baku semen
abuan seperti siput,
3. Membentuk gas kerang, dan
karbon dioksida binatang laut yang
Batu
kalau ditetesi asam telah mati.
4 Gamping
Rangkanya yang
(Kapur)
terbuat dari kapu
tidak akan musnah,
tapi memadat dan
membentuk batu
kapur
1. Gabungan pecahan- Terbentuk katena 1. Dijadikan sebagai
pecahan yang bahan-bahan ini kerajinan dan
berasal dari letusan terlempar tinggi ke bahan bangunan
5 Breksi
gunung berapi udara dan
mengendap di
suatu tempat
1. Kuning, coklat, Air yang larut di 1. Sebagai
krem, keemasan, daerah karst akan keindahan alam
putih masuk ke lobang- (biasanya di gua-
lobang (doline) gua)
kemudian turun ke
gua dan menetes-
netes dari atap gua
ke dasar gua.
Stalaktit Tetesan-tetesan air
6 dan yang mengandung
Stalagmit kapur yg lama
kelamaan kapurnya
membeku dan
menumpuk sedikit
demi sedikit lalu
berubah jadi
batuan kapur yang
bentuknya runcing-
runcing.
1. Coklat, keemasan, Lempung residu 1. Dijadikan sebagai
merah, abu-abu adalah sejenis kerajinan
lempung yang
terbentuk karena
proses pelapukan
(alterasi) batuan
beku dan
Batu ditemukan
7
Lempung disekitar batuan
induknya.
Kemudian material
lempung ini
mengalami proses
diagenesa sehingga
membentuk batu
lempung.

3. Batuan Malihan (Metamorphic Rocks)


Batuan malihan (metamorf) adalah jenis batuan yang terbentuk karena pengaruh
panas, tekanan, atau keduanya. Panas dihasilkan dari aktivitas vulkanik dan tekanan
dihasilkan dari pergerakan bumi seperti gempa atau letusan gunung api. Dalam suhu
dan tekanan yang tinggi, serta dalam waktu yang lama batuan beku ataupun sedimen
akan berubah wujud menjadi batuan malihan dengan mengubah mineralnya menjadi
mineral baru. Contoh batuan malihan adalah batu kapur (gamping) berubah menjadi
marmer (pualam) dan batu lempeng yang berubah ,menjadi batu sabak.
Nama
No Batuan Gambar Ciri-ciri Cara Terbentuk Manfaat
Metamorf
1. Campuran warna Terbentuk bila 1. Untuk membuat
berbeda-beda batu kapur patung
2. Mempunyai pita- mengalami 2. Untuk membuat
pita warna perubahan suhu lantai/ubin
Batu
3. Kristal-kristalnya dan tekanan
Pualam/
sedang sampai kasar tinggi
1 Marmer
4. Bila ditetesi asam
(Gamping
akan mengeluarkan
/Kapur
bunyi mendesah
5. Keras dan
mengkilap jika
dipoles
1. Abu-abu kehijau- Terbentuk bila 1. Dijadikan sebagai
hijauan dan hitam batu serpih kena kerajinan
2. Dapat dibelah-belah suhu dan tekanan 2. Sebagai batu tulis
menjadi lempeng- tinggi 3. Sebagai bahan
2 Sabak lempeng tipis bangunan
4. Untuk membuat
atap rumah
(semacam
genting)
1. Berwarna putih Terbentuk pada 1. Dijadikan sebagai
kebau-abuan, saat batuan kerajinan
terdapat goresan- sedimen atau
goresan yang batuan beku yang
tersusun dari terpendam pada
minera-mineral tempat yang
2. Mempunyai bentuk dalam mengalami
bentuk penjajaran tekanan dan
Gneiss
3 yang tipis dan temperatur yang
(Ganes)
terlipat pada lapisan- tinggi.
lapisan
3. Terbentuk urat-urat
yang tebal yang
terdiri dari butiran-
butiran mineral di
dalam batuan
tersebut
1. Berwarna hitam, Batuan metamorf 1. Sebagai sumber
hijau dan ungu regional yang mika yang utama
2. Mineral pada batuan terbentuk pada (satu komponen
ini umumnya derajat penting dalam
4 Sekis terpisah menjadi metamorfosa pembuatan
berkas-berkas tingkat kondensator dan
menengah. kapasitor dalam
bergelombang yang
industri
diperlihatkan elektronika)
dengan kristal yang
mengkilap dan
terkadang
ditemukan kristal
garnet

1. Berwarna Abu-abu, Metamorfose dari 1. Dijadikan sbg


kekuningan, cokelat,batuan pasir, jika kerajinan
merah, sering
strukturnya tak 2. Konstruksi jalan
berlapis-lapis mengalami dan perbaikan
2. Dapat mengandung perubahan dan
fosil, lebih keras masih
dibanding gelas menunjukan
5 Kuarsit 3. Terdapat butiran
struktur aslinya.
sedang Kuarsit terbentuk
akibat panas yang
tinggi sehingga
menyebabkan
rekristalisasi
kwarsa dan
felsdpar.
1. Butir-butir batuan Terbentuk oleh 1. Dijadikan sebagai
ini lebih halus rekristalisasi kerajinan
2. Dapat dibelah, dan dinamis mineral-
abu-abu, kehitaman, mineral pokok
6 Milonit coklat, biru yang
mengakibatkan
pengurangan
ukuran butir-butir
batuan

2. Materi Pembelajaran Pertemuan 2


Perubahan bentuk muka bumi secara alami dipengaruhi oleh tenaga alami yaitu tenaga
endogen dan eksogen. Tenaga endogen meliputi vulkanisme (aktivitas gunung api),
tektonisme (aktivitas gerakan lapisan bumi), dan gempa, sedangkan tenaga eksogen
meliputi kekuatan angin, air, dan gletser.

A. Bentuk muka bumi akibat Tenaga Endogen


Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam perut bumi. Tenaga endogen
meliputi tektonisme, vulkanisme, dan gempa.
1) Tektonisme
Tektonisme atau yang lebih dikenal dengan gerakan lempeng tektonik adalah tenaga
dari dalam bumi yang mengakibatkan perubahan letak atau bentuk batuan yang
membentuk bumi. Gerakan lempeng tektonik terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Gerakan Epirogenetik, yaitu gerak lapisan kerak bumi yang relatif lambat dalam
waktu yang lama, serta meliputi daerah ynag luas. Gerakan epirogenetik dibedakan
menjadi dua yaitu :
- Epirogenetik Positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga seolah-olah
permukaan air laut yang naik.
- Epirogenetik Negatif, yaitu gerak naiknya daratan sehingga seolah-olah
permukaan air laut yang turun.

b. Gerakan Orogenetik, yaitu gerak lapisan kerak bumi yang terjadi dalam waktu yang
relatif cepat dan meliputi wilayah yang lebih sempit. Gerakan orogenetik dibedakan
menjadi dua yaitu :
- Lipatan, yaitu terjadi akibat tenaga endogen yang mendatar dan bersifat liat
(plastis) sehingga permukaan bumi mengalami pengerutan. Lapisan batuan pada
kerak Bumi mendapat tekanan hebat yang menyebabkan pelipatan lapisan
batuan. Proses pelipatan lapisan batuan ini merupakan awal pembentukan
pegunungan lipatan. Contohnya pembentukan pegunungan lipatan Himalaya.
Terlipatnya lapisan batuan ini dapat mendorong terbentuknya perbukitan
(antiklinal) dan lembah (sinklinal). Dalam suatu wilayah yang luas terkadang
juga dapat dijumpai deretan antiklinal secara berulang-ulang (antiklinorium)
maupun rangkaian sinklinal (sinklinorium). Tekanan dengan tingkat tenaga yang
berlainan pada lapisan batuan dapat membentuk lipatan yang berbeda. Berikut
ini gambaran terjadinya antiklinorium dan sinklinorium serta jenis lipatan
batuan. Jenis-jenis lipatan :
a) Lipatan tegak (symmetrical folds), terjadi karena pengaruh tenaga horizontal
sama atau tenaga radial sama dengan tenaga tangensial.
b) Lipatan miring (asymmetrical fold), terjadi karena arah tenaga horizontal
tidak sama.
c) Lipatan rebah (overturned folds), terjadi karena arah tenaga horizontal dari
satu arah.
d) Lipatan menggantung.
e) Lipatan isoklin.
f) Sesar sungkup (overthrust), terjadi karena adanya pergerakan pada sepanjang
kerak bumi.
- Patahan, yaitu tekanan dalam Bumi menyebabkan patahan jika bekerja pada
lapisan batuan yang tidak elastis atau keras. Akibatnya, kerak Bumi retak
kemudian patah. Di patahan ini ada bagian yang turun disebut graben (slenk).
Contohnya graben Semangko di sepanjang Pegunungan Bukit Barisan, Sumatra.
Kadang graben sangat dalam yang disebut ngarai. Contohnya Ngarai Sianok di
Sumatra Barat. Jika graben itu terisi air dan menggenang akan menciptakan
sebuah danau. Misalnya, Danau Toba di Sumatra Utara dan Danau Tempe di
Sulawesi Selatan. Sementara itu, lapisan tanah yang terangkat disebut horst yang
menghasilkan kenampakan sebuah plato (dataran tinggi). Contohnya Plato Dieng
di Jawa Tengah dan Plato Wonosari di Daerah Istimewa Yogyakarta. Macam-
macam patahan :
a) Horst yaitu bagian dari patahan yang meninggi atau muncul lebih tinggi dari
daerah sekitarnya.
b) Graben yaitu bagian dari patahan yang lebih rendah dari daerah sekitarnya.
c) Sesar naik yaitu gejala pergeseran sesar yang atap sesarnya bergerak ke arah
vertikal.
d) Sesar turun yaitu gejala pergeseran sesar yang atap sesarnya bergerak turun
terhadap alas sesarnya.

2) Vulkanisme

Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan pembentukan gunungapi,


yaitu pergerakan magma dari dalam litosfera yang menyusup ke lapisan yang lebih atas
atau sampai ke permukaan bumi. Di dalam litosfer, magma menempati suatu kantong
yang dinamakan dapur magma (Batholit). Kedalaman dan besar dapur magma itu sangat
bervariasi. Ada dapur magma yang letaknya sangat dalam dan ada pula yang dekat
dengan permukaan bumi.
Perbedaan letak ini merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan yang terjadi.
Pada umumnya, dapur magma yang dalam menimbulkan letusan yang lebih kuat daripada
yang letaknya dangkal. Magma dapat diartikan sebagai bahan-bahan silikat pijar yang
terdiri atas bahan padat (batuan), cairan, dan gas yang berada di dalam lapisan kulit bumi
(litosfer). Gerakan magma dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Ekstrusi Magma
yaitu proses pergerakan magma yang keluar hingga permukaan bumi. Proses
ekstruksi magma sendiri dapat terbagi menjadi dua yaitu :
- Erupsi efusif, dimana magma yang keluar hanya berbenntuk lelehan.
- Erupsi eksplosif, dimana magma yang keluar disertai dengan ledakan dan
mengeluarkan materi.
Materi hasil ekstruksi terdiri dari :
- Lava, yaitu magma yang keluar sampai ke permukaan bumi.
- Lahar, yaitu lumpur batu yang keluar dari gunung berapi.
- Ekhalasi (gas), yaitu materi berupa gas asam arang seperti fumarol, solfatar,
dan mofet.
- Elfata dan piroklastika, yaitu materi berupa batu, lapili, kerikil dan debu
vulkanik.
b) Instruksi Magma
yaitu proses pergerakan magma yang tidak mencapai permukaan bumi. Intruksi
magma dapat dibedakan menjadi :
- Intrusi dasar, dimana magma masuk diantara dua lapisan kemudian membeku
dan membentuk lapisan yang panjang.
- Korok, dimana magma yang memotong lapisan kulit bumi dengan bentuk pipa.
- Diaterma, dimana magma membeku dalam gang, pada umumnya berbentuk
silinder memanjang dari dapur magma ke mulut kawah.
- Lakolit, dimana magma menerobos lapisan bumi paling atas. Berbentuk seperti
lensa cembung.

3) Seisme
Gempa bumi merupakan getaran yang berasal dari dalam bumi dan merambat ke
permuknaan bumi. Gempa bumi disebabkan oleh adanya tenaga endogen. Berikut ini
adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan gempa bumi:
- Hiposentrum, yaitu pusat gempa bumi dibawah permukaan bumi.
- Episentrum, yaitu titik pada permukaan bumi yang terletak tegak lurus diatas
hiposentrum.
- Fokus, yaitu jarak antara hiposentrum dan episentrum.
- Isoseista, yaitu gari pada peta yang menghubungkan daerah-daerah yang mengalami
intensitas getaran gempa yang besarnya sama.
- Pleistoseista, yaitu garis pada peta yang menunjukkan daerah yang paling kuat
menerima goncangan gempa. Pada umumnya terletak disekitar episentrum.
- Homoseista, yaitu garis pada peta yang mengubungkan daerah yang menerima getaran
gempa yang pertama pada waktu yang bersamaan.
Berdasarkan hiposentrumnya, gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi :
a. Gempa dangkal yaitu gempa yang memiliki kedalaman hiposentrum < 100 km di
bawah permukaan bumi.
b. Gempa menengah yaitu gempa yang memiliki kedalaman hiposentrum antara 100
hingga 300 km di bawah permukaan bumi.
c. Gempa dalam yaitu gempa yang memiliki kedalaman hiposentrum antara 300 hingga
700 km di bawah permukaan bumi.
Berdasarkan penyebabnya, gempa bumi dapat dibedakan menjadi :
a. Gempa bumi runtuhan, yaitu gempa bumi yang disebabkan runtuhnya batu-batu besar
digunung atau runtuhnya gua-gua besar.
b. Gempa bumi vulkanik, yaitu gempa bumi yang disebabkan letusan gunung berapi.
c. Gempa bumi tektonik yaitu gempa bumi yang disebabkan oleh pergeseran-pergeseran
lempeng tektonik yang terjadi secara tiba-tiba.
d. Gempa buatan, gempa yang terjadi karena adanya aktivitas manusia sebagai
menyebabkan getaran yang cukup berarti.
B. Bentuk muka bumi akibat Tenaga Eksogen
Tenaga Eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar yang sifatnya menghancurkan
bentuk permukaan bumi. Sumber tenaga eksogen, yaitu unsur cuaca dan iklim, air, serta
organisme. Unsur cuaca dan iklim (suhu, angin dan curah hujan) akan mempengaruhi
proses pelapukan batuan. Adapun air akan mempengaruhi proses erosi dan pengangkutan
bahan materialnya sehingga diendapkan di suatu wilayah.
Tenaga yang berasal dari luar, meliputi angin, air, es dan organisme merupakan tenaga
perombak permukaan bumi, sedangkan sedimentasi berperan sebagai pembangun
permukaan bumi.
a. Angin (Deflasi)
Pengikisan yang dilakukan oleh angin. Batuan yang besar akan terus menerus
diterjang oleh angin yang membawa materi berupa pasir dan kerikil. Pasir dan kerikil
yang menghantam batuan besar, akan mengikis batuan tersebut, sehingga batuan
tersebut akan lebih tipis. Akibat kecepatan angin yang tinggi, maka batuan yang
mengalami lapuk dan terlepas dari batuan induknya. Erosi jenis ini lebih sering terjadi
di daerah kering/arid hingga gurun, dimana angin mampu membawa material lepas
yang mampu terbawa angin. Hasil erosi oleh angin dapat berupa : butte, mesa atau
plateau. Ketiganya memiliki permukaan yang rata. Bedanya kalau butte itu kecil, mesa
lebih luas, dan plateau sangat luas.
Jika pada saat angin bertiup dengan membawa butiran pasir dan butiran pasir turut
mengerosi lahan, maka proses itu disebut dengan korasi. Hasil dari proses ini berupa
batu jamur, misalnya di Gurun Atacama, Chili. Beberapa hasil sedimentasi aeolis
adalah bukit pasir (sand dunes), barchan (gumuk pasir berbentuk bulan sabit/tapal
kuda), dan tanah loss (terbentuk dari endapan debu padang pasir yang terbentuk jauh
dari padang pasir).
1) Batu jamur merupakan bentukan di daerah gurun akibat oleh angin.
2) Gunung batu merupakan batuan di daerah gurun, akibat deflasi batuan tersebut
tidak dilapisi tanah.
3) Bukit pasir dan barchan terdapat di Pantai Parangtritis, Yogyakarta.
4) Tanah loss di Jerman yang diperkirakan berasal dari Gurun Gobi di Asia dan tanah
loss di Amerika Serikat, China-Mongolia. Perlu diketahui bersama, tanah loss
ternyata sangatlah subur untuk pertanian jika cukup air.
b. Air (Ablasi)
Pengikisan yang dilakukan oleh air. Air yang mengalir menyebabkan timbulnya
gesekan pada tanah maupun batuan. Besarnya gesekan pada tanah dipengaruhi oleh
besarnya air yang mengalir. Gesekan akan semakin besar jika kecepatan dan jumlah
air semakin besar. Kecepatan air juga akan semakin besar jika gradien (kemiringan)
lahan juga besar. Gesekan antara air dengan tanah atau batuan di dasar sungai dan
gesekan antara benda benda padat yang terangkat air oleh tanah atau batuan di
bawahnya dapat menyebabkan terjadinya pengikisan. Pengikisan oleh air sungai yang
terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan terbentuk v, jurang atau ngarai,
aliran deras, dan air terjun.
Apabila kecepatan aliran air di dasar sungai cepat maka akan terjadi pengikisan di
dasar sungai, atau sering disebut erosi vertikal. Apabila aliran aliran air yang cepat
terjadi di tepi sungai maka akan manyebabkan terjadinya pengikisan ke arah samping
atau erosi ke samping. Hasil erosi vertikal, sungai semakin lama semakin dalam,
sedangkan erosi ke samping menyebabkan sungai samakin lebar. Erosi vertikal
membentuk huruf v.
Bentang alam yang dalam dan sempit, termasuk jurang. Jurang terbentuk jika
pengikisan terjadi pada batuan yang resisten. Batuan resisten yang ada di kanan kiri
sungai tidak mudah terkikis oleh air, sedangkan erosi veritikal terus berlangsung. Oleh
karena itu, erosi vertikal berlangsung lebih cepat dibandingkan erosi ke samping.
Akibatnya, dinding sungai sangat miring atau cenderung vertikal, sedangkan dasar
sungai merupakan bahan yang resisten, yaitu batuan yang keras dan tidak mudah
terkikis air.
Kadang kala kita temui sungai yang pada beberapa bagiannya sangat deras,
sedangkan bagian yang lain tidak deras. Aliran air sungai yang deras terbentuk dari
adanya jenis batuan yang selang-seling antara batuan yang resisten dan batuan yang
tidak resisten pada dasar sungai. Saat air melewati batuan yang resisten, air akan sulit
melakukan pengikisan, akibatnya dasar sungai menjadi tidak rata. Pada saat air
melewati batuan yang tidak resisten, terjadi turbulensi dan terbentuk seperti air terjun
pendek yang alirannya deras. Bentang alam seperti ini disebut rapit atau aliran deras.
Erosi yang disebabkan oleh air yang mengalir dibagi dalam beberapa tingkatan, sesuai
dengan tingkatan kerusakannya, yaitu sebagai berikut, (1) Erosi percik (Splash
Erosion. Erosi percik yaitu proses pengikisan yang terjadi oleh percikan air. Percikan
tersebut berupa partikel tanah dalam jumlah yang kecil dan diendapkan di tempat lain.
(2) Erosi lembar (Sheet Erosion). Erosi lembar yaitu proses pengikisan tanah yang
tebalnya sama atau merata dalam suatu permukaan tanah. (3) Erosi alur (Rill Erosion).
Erosi alur terjadi karena air yang mengalir berkumpul dalam suatu cekungan, sehingga
di cekungan tersebut terjadi erosi tanah yang lebih besar. Aluralur akibat erosi dapat
dihilangkan dengan cara pengolahan tanah biasa. (4) Erosi parit (Gully Erosion).
Proses terjadinya erosi parit sama halnya dengan erosi alur, tetapi saluransaluran yang
terbentuk telah dalam, sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah
biasa.
c. Es (Gletser)
Tenaga yang menyebabkan terjadinya pengikisan tanah adalah es. Proses erosi
adalah hujan yang jatuh meresap ke dalam pori-pori tanah dan mengalami pembekuan
(musim dingin) sewaktu terjadi pencairan (musim pans), maka es yang mencair
melepaskan butiran tanah dan terangkut, sehingga terbentuk lembah dengan
penampang berbentuk U dan dalam bentuk cekungan seperti danau glasial dan morain.
Glasial ini terjadi di daerah yang memiliki iklim dingin atau yang beriklim sedang
maupun di pegunungan tinggi. Ada 2 jenis gletser, yaitu gletser pegunungan tinggi dan
gletser benua/gletser kontinental (misalnya di Islandia dan Greenland).
Hasil erosi glasial berupa terbentuknya lereng-lereng terjal sedangkan hasil
pengendapannya beruapa daratan morena yang umumnya berada di kaki gunung ,
dimana gletser mencair dan meninggalkan material hasil erosi yang dibawanya.
Umumnya dataran morena bersifat subur untuk pertanian. Dataran morena banyak
terdapat di Eropa.
d. Organisme
Pelapukan disebabkan oleh makhluk hidup. Misalnya pengerusan bebatuan oleh
hewan-hewan kecil dalam tanah atau membusuknya batang tumbuhan akibat aktivitas
mikroorganisme sehingga menghasilkan asam gambut yang mampu merusak
bebatuan. Hasil pelapukan oleh organisme ini berupa liang-liang galian binatang
(burrows), atau lubang galian pertambangan oleh manusia. Hasil endapan dari erosi
organisme di antaranya berupa karang koral (coral reef) dan sarang binatang (ant hill).

3. Materi Pembelajaran Pertemuan 3


Dampak positif dan negatif tenaga endogen dan eksogen :
a. Dampak positif tenaga endogen:
- Letak mineral dekat dengan permukaan tanah
- Relief bentukan tenaga endogen dapat dijadikan daerah tujuan wisata
- Terbentuk gunung yang tinggi yang dapat mendatangkan hujan orografis
- Terbentuk tanah tinggi yang luas sebagi areal pertanian agrobisnis
- Lapisan magma yang menembus kerak benua dan membeku di bawah permukaan
tanah berpotensi mengandung mineral yang berharga seperti emas, perak, dan
bahan tambang lainnya.
- material letusan gunungapi (eflata) sangat kaya akan mineral yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan tanaman. Setelah mengalami proses pelapukan, material-
material hasil letusan tersebut akan hancur dan menjadi tanah vulkanik yang subur,
sehingga tidak heran jika banyak lahan pertanian yang subur berada di daerah ini.
- Magma yang panas di bawah permukaan bumi juga akan memanaskan airtanah
sehingga terbentuk uap yang berguna untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Magma juga memanaskan airtanah dan menjadi sumber air panas bagi keperluan
wisata pemandian air panas.
- Endapan pasir dan batu juga terbentuk di sekitar gunungapi yang sangat berguna
untuk bahan bangunan.
- Terbentuknya gunung atau pegunungan akan menjadi daya tarik tersendiri bagi
dunia pariwisata karena udaranya yang sejuk dan pemandangannya yang indah.

b. Dampak negatif tenaga endogen:


- Pergerakan lempeng kerak bumi menimbulkan bencana
- Terjadi gerak naik dan turun daratan yang menyebabkan kerusakan bangunan,
jalan, rumah, maupun jembatan.
- Lava dan lahar yang dikeluarkan oleh aktivitas gunungapi dapat merusak lahan
pertanian, permukiman dan dapat menimbulkan korban jiwa.
- Abu vulkanis yang dikeluarkan pada saat letusan dapat merusak tanaman, iritasi
pada mata, terganggunya saluran pernapasan, menggangu aktivitas penduduk,
terganggunya tansportasi, dan lain-lain.
- Bom, lapili, pasir yang terhempas saat letusan dapat merusak permukiman, dan
pertanian.

c. Dampak positif tenaga eksogen:


- Pelapukan di daerah kapur, dapat membentuk gua-gua yang mempunyai stalagtit
dan stalagmit, yang dapt menjadi daerah tujuan wisata.
- Relief muka bumi bentukan tenaga eksogen baik di pantai maupun di daratan
merupakan daerak pariwisata.
- Batuan dari hasil pembekuan magma akan bermanfaat bagi tumbuhan jika telah
dihancurkan oleh tenaga eksogen menjadi partikel-partikel tanah.
- Batuan beku terpecah-pecah menjadi batuan yang berukuran lebih kecil sehingga
dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan terutama bahan bangunan.
- Mineral-mineral berharga yang tadinya berada di bawah permukaan tanah lambat
laun tersingkap oleh tenaga eksogen sehingga memberi manfaat bagi manusia.

d. Dampak negatif tenaga eksogen:


- Terjadi kerusakan areal pertanian, pemukiman, jalan, akibat dari adanya banjir dan
erosi.
- Kekuatan angin dapat menimbulkan bencana di daerah pemukiman penduduk.
- Erosi mengakibatkan lapisan tanah yang subur berkurang atau hilang dan akibatnya
tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik.
- Erosi juga mengakibatkan sedimentasi di daerah yang lebih rendah dan terjadi
pendangkalan di daerah danau atau waduk. Akibatnya kemampuan PLTA untuk
menghasilkan listrik semakin berkurang.
- Selain mengakibatkan pendangkalan, erosi juga menjadikan air sungai dan danau
tidak lagi jernih. Akibatnya tidak lagi bisa dimanfaatkan oleh manusia untuk
keperluan minum atau mencuci. Makhluk hidup, khususnya ikan juga akan semakin
berkurang jumlahnya.

e. Langkah-langkah penanggulangan dampak negatif dari tenaga endogen maupun


eksogen:
- Daerah yang labil terhadap gerakan kulit bumi tidak boleh dijadikan daerah
pemukiman.
- Pembangunan jalan, rel, dan prasarana umum lainnya harus melihat dan mengkaji
alam untuk menghindari daerah-daerah yang labil.
- Wilayah yang berdekatan dengan gunung api tidak boleh dijadikan pemukiman
- Usaha reboisasi dan penghijauan untuk lahan-lahan kritis lebih ditingkatkan
- Perlu pengamatan yang intensif terhadap gunung api yang masih aktif
- Kawasan gas beracun tidak boleh menjadi daerah pertanian dan pemukiman.
4. Materi Pembelajaran Pertemuan 4
Proses Pembentukan Tanah
a. Faktor Pembentuk Tanah
Tanah dan lahan memiliki pengertan yang berbeda. Tanah adlah benda atau bahan alami
yang berfungsi untuk menumbuhkan tanaman. Adapun lahan merupakan suatu lingkungan
fisik dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perkehidupan dan
kesejahteraan hidup manusia. Jadi, tanah merupakan bagian dari lahan. Ada beberapa
faktor penting yang mempengaruhi proses pembentukan tanah, antara lain :
1) Iklim, unsur-unsur iklim yang utama mempengaruhi proses pembentukan tanah adalah
suhu dan curah hujan. Dalam hal ini, suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan
bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat
sehingga pembentukan tanah akan cepat pula. Curah hujan akan berpengaruh terhadap
kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat
menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
2) Organisme (Vegetasi, Jasad renik), membuat proses pelapukan, baik pelapukan organik
maupun pelapukan kimiawi, membantu proses pembentukan humus, pengaruh jenis
vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti
di Eropa dan Amerika,
3) Bahan Induk, terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan
mengalami pelapukan dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan bumi
sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan
induknya.
4) Topografi atau Relief, Keadaan relief suatu daerah akan memengaruhi tebal atau
tipisnya lapisan tanah. Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit maka
lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi. Sebaliknya, daerah yang datar maka lapisan
tanahnya tebal karena terjadi proses sedimentasi. Demikian halnya pada daerah yang
drainasenya jelek, misalnya sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.
5) Waktu, Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan
dan pencucian yang terus menerus. Karena itu, tanah akan menjadi semakin tua dan
kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan,
sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan
tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda,
tanah dewasa, dan tanah tua :
- Tanah muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran
antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak struktur bahan induknya.
Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol dan litosol.
- Tanah dewasa ditandai dengan proses pembentukan horizon B. Contoh tanah dewasa
adalah andosol, latosol, dan grumosol.
- Tanah tua ditandai dengan proses perubahan yang nyata pada horizon A dan B. Contoh
tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan latosol tua (laterit) Lamanya
waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda.
Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100
tahun untuk membentuk tanah muda, dan 1.000 – 10.000 tahun untuk membentuk tanah
dewasa.
b. Sifat-sifat Tanah
1) Tekstur Tanah
Tektur tanah adalah keadaan tingkat kehalusan tanah yang terjadi karena terdapatnya
perbedaan komposisi kandungan fraksi pasir, debu, dan liat yang terkandung pada
tanah (Badan Pertahanan Nasional). Dari ketiga jenis fraksi tersebut partikel pasir
mempunyai ukuran diameter paling besar, yaitu 2-0.05 mm, debu dengan ukuran 0,05-
0,002 mm, dan liat dengan ukuran < 0,002mm (penggolongan berdasarkan USDA).
Keadaan tekstur tanah sangat berpengaruh terhadap keadaan sifat-sifat tanah yang lain,
seperti struktur tanah, permeabilitas tanah dan porositas.
2) Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan gumpalan-gumpalan kecil dari tanah akibat melekatnya
butir-butir tanah satu sama lain. Struktur tanah memiliki bentuk yang berbeda-beda
yaitu:
- Lempeng (Platy), ditemukan di horizon A.
- Prisma (Prosmatic), ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering.
- Tiang (Columnar), ditemukan di horizon B pada daerah iklim kering.
- Gumpal bersudut (Angular blocky), ditemukan pada horizon B pada daerah iklim
basah.
- Gumpal membulat (Sub angular blocky), ditemukan pada horizon B pada daerah iklim
basah.
- Granuler (Granular), ditemukan pada horizon A.
- Remah (Crumb), ditemukan pada horizon A.
3) Konsistensi Tanah
Konsistensi tanah adalah daya adhesi dan kohesi partikel tanah dengan benda lain.
Mengetahui konsistensi tanah harus dijelaskan keadaannya, yaitu dalam keadaan
basah, lembap atau kering. Dalam keadaan basah konsistensi tanah dibedakan atas
tidak lekat, agak lekat, lekat , dan sangat lekat. Dalam keadaan lembap dibedakan
sangat gembur, gembur, teguh dan sangat teguh. Dalam keadaan kering dibedakan atas
konsistensi lunak, agak keras, keras dan sangat keras.
4) Warna Tanah
Warna tanah merupakan cirri fisik yang mudah diamati. Warna tanah dapat
menunjukkan beberapa sifat tanah, seperti kandungan mineral. Kesuburan tanah juga
dapat dilihat dari warna tanahnya. Tanah yang banyak mengandung bahan organic
biasanya berwarna gelap. Hal ini karena dipengaruhi oleh lapisan humus. Tanah yang
banyak mengandung mineral besi akan berwarna merah kekuningan.
5) Sifat Kimia Tanah
- pH Tanah
pH tanah adalah tingkat keasaman tanah. Tingkat keasaman tanah dipengaruhi oleh
mineral yang terkandung dalam tanah dan kelembapan tanah. pH tanah yang netral
adalah antara 6,6 - 7,5 pH di atas 7,5 termasuk basa, dan pH di bawah 6,6 termasuk
asam. pH tanah ini dapat diukur dengan menggunakan larutan KCL. Untuk
mengetahui tingkat pH-nya dapat menggunakan pH stik atau kertas lakmus. Kemudian
warna pada pH stik atau lakmus dicocokkan dengan indiator pH-nya. Mengetahui pH
tanah sangat berguna bafgi pertanian karena antara tanaman yang stau dan tanaman
yang lain membutuhkan pH yang berbeda.
- Bahan Organik
Bahan organik merupakan sifat kimia tanah yang penting karena merupakan sumber
unsur hara bagi tanah. Bahan organic ini berasal dari sisa tumbuhan yang telah mati
ataupun mikroorganisme
- Unsur Hara
Unsure hara yang terdapat dalam tanah sangat dibutuhkan tumbuhan. Unsure hara
tersebut antara lain nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). nitrogen sangat
diperlukan tanaman dalam memberikan warna hijau daun. Fosfor berfungsi untuk
pembelahan sel dan perkembangan akar. Adapun kalium berfungsi menguatkan
tanaman dan tahan terhadap penyakit.
c. Jenis-Jenis Tanah di Indonesia
1) Tanah Organik
Jenis tanah ini berasal dari bahan induk organik seperti dari hutan rawa atau rumput
rawa. Tanah gambut mempunyai ciri dan sifat, yaitu tidak terjadi deferensiasi horizon
secara jelas, ketebalan lebih dari 0,5 meter, warna coklat hingga kehitaman, tekstur
debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat-agak lekat, kandungan organik
lebih dari 30% untuk tanah tekstur lempung dan lebih dari 20% untuk tanah tekstur
pasir, umumnya bersifat sangat asam (pH 4.0), kandungan unsur hara rendah.
Berdasarkan penyebaran topografinya, tanah gambut dibedakan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut:
- Gambut ombrogen: terletak di dataran pantai berawa, mempunyai ketebalan 0.5 – 16
meter, terbentuk dari sisa tumbuhan hutan dan rumput rawa, hampir selalu tergenang
air, bersifat sangat asam. Contoh penyebarannya di daerah dataran pantai Sumatera,
Kalimantan, dan Irian Jaya (Papua).
- Gambut topogen: terbentuk di daerah cekungan (depresi) antara rawarawa di daerah
dataran rendah dengan di pegunungan, berasal dari sisa tumbuhan rawa, ketebalan
0.5–6 meter, bersifat agak asam, kandungan unsur hara relatif lebih tinggi. Contoh
penyebarannya di Rawa Pening (Jawa Tengah), Rawa Lakbok (Ciamis, Jawa Barat),
dan Segara Anakan (Cilacap, Jawa Tengah).
- Gambut pegunungan: terbentuk di daerah topografi pegunungan, berasal dari sisa
tumbuhan yang hidupnya di daerah sedang (vegetasi spagnum). Contoh
penyebarannya di Dataran Tinggi Dieng.
2) Tanah Tanah Diferensiasi Horizon
- Tanah Litosol
Merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan tanah yang tidak begitu tebal.
Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan
secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan di lereng gunung dan pegunungan
di seluruh Indonesia.
- Tanah Aluvial
Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan
induk aluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi dalam
keadaan basah lekat, pH bermacammacam, dan kesuburannya berkisar antara sedang
hingga tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai,
dan daerah cekungan (depresi).
- Tanah Regosol
Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar.
Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat di
daerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
3) Tanah Merah
Tanah ini meliputi sebagian besar lahan di Indonesia mulai dari tepian pantai yang
landai, berombak, sampai pegunungan tinggi. Terbentuk dari batuan beku, sedimen,
dan malihan dengan iklim agak kering sampai basah. Jenis tanah merha di Indonesia,
antara lain tanah mediteran merah-kuning, tanah laterit dan tanah podzolik merah-
kuning.
4) Tanah Andosol
Jenis tanah ini merupakan jenis tanah dengan kandungan mineral yang telah
mengalami perkembangan profil, solum agak tebal, warna agak cokelat kekelabuan
sampai hitam, kandungan organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah,
konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak agak asam, kejenuhan basa tinggi dan
daya absorpsi sedang, kelembapan tinggi, permeabilitas sedang, serta peka terhadap
erosi.
5) Tanah Grumosol (Vertisol)
Tanah ini merupakan tanah mineral yang memiliki perkembangan profil, agak tebal,
tekstur lempung berat, struktur granular di lapisan atas dan gumpal sampai pejal di
lapisan bawah, konsistensi jika basah sangat lekat dan plastis. Namun, jika kering
sangat keras dan tanah retak-retak, kejenuhan basa, permeabilitas lambat, dan peka
erosi. Penyebarannya di daerah iklim subhumid, dengan curah hujan kurang dari 2500
mm/tahun.
6) Tanah Hidrosol
Tanah ini memiliki ciri porositas dan drainase yang buruk sehingga kurang
bermanfaat bagi pertanian. Topografi tanah ini datar dan sering tergenang. Jenis tanah
ini adalah planosol dan glei humik. Jenis tanah planosol terdapat di Karawang dan
Semarang.
7) Tanah Garam
Jenis tanah ini tersebar sebagai tanah zonal di daerah kering (arid dan semi arid). Di
Indonesia, jenis tanah ini terdapat di Nusa Tenggara Timur.
8) Tanah Podsol
Jenis tanah ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran di daerah beriklim basah,
topografi pegunungan, misalnya di daerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara, dan
Papua Barat. Kesuburan tanah rendah.
d. Pemanfaatan Tanah
Sebagai salah satu jenis elemen yang ada di Bumi, keberadaan tanah pastilah
mempunyai banyak sekali manfaat. Manfaat tanah tidak hanya dirasakan oleh manusia
namun juga semua makhluk hidup yang meliputi bianatang dan tumbuh- tumbuhan.
Adapun beberapa manfaat tanah yang dapat kita rasakan antara lain adalah sebagai
berikut:
- Sebagai penopang kehidupan makhluk hidup yang ada di daratan Bumi
- Bercocok tanam
- Tempat tinggal berbagai macam binatang tanah
- Membuat gerabah
- Menyimpan cadangan air
- Tempat bersemayam akar- akar pepohonan
- Penopang segala bangunan yang ada di Bumi, dsb
Itulah beberapa manfaat dari tanah yang dapat kita rasakan. Manfaat yang telah
disebutkan hanya sedikit, selain yang telah disebutkan di atas masih banyak sekali
manfaat dari tanah yang dapat kita rasakan baik yang kita sadari maupun tidak.
e. Konservasi Tanah
Ada tiga metode konservasi tanah, yaitu metode vegetatif, metode mekanik atau teknik,
dan metode kimia.
a. Metode vegetative
Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara menanam vegetasi
(tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode ini sangat efektif dalam
pengontrolan erosi. Ada beberapa cara mengawetkan tanah melalui metode vegetatif
antara lain sebagai berikut:
- Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul dengan jenis tanaman
tahunan seperti akasia, angsana, flamboyant. Fungsinya untuk mencegah erosi,
mempertahankan kesuburan tanah, dan menyerap debu atau kotoran di udara
lapisan bawah.
- Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis tanaman keras
seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya untuk menahan erosi dan diambil
kayunya.
- Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu menanami lahan searah
dengan garis kontur. Fungsinya untuk menghambat kecepatan aliran air dan
memperbesar resapan air ke dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada
lahan dengan kemiringan 3 – 8%.
- Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam lahan dengan
tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara. Fungsinya untuk menghambat
penghancuran tanah permukaan oleh air hujan, memperlambat erosi, dan
memperkaya bahan organik tanah.
- Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu melakukan
penanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris (larikan). Penanaman berbaris
tegak lurus terhadap arah aliran air atau arah angin. Pada daerah yang hampir
datar, jarak tanaman diperbesar. Sedangkan pada daerah yang kemiringannya
lebih dari 8% maka jarak tanamannya dirapatkan. Fungsinya untuk mengurangi
kecepatan erosi dan mempertahankan kesuburan.
- Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman secara bergantian
(bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya disesuaikan dengan musim.
Fungsinya untuk menjaga agar kesuburan tanah tetap terpelihara.
b. Metode mekanik atau teknik
Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui teknik-teknik
pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran permukaan (run off), menampung
dan menyalurkan aliran permukaan dengan kekuatan tidak merusak. Beberapa cara
yang umum dilakukan pada metode mekanik, antara lain sebagai berikut:
- Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu pengolahan tanah
sejajar garis kontur. Fungsinya untuk menghambat aliran air dan memperbesar
resapan air.
- Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam pembuatan
tanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air hujan dapat tertampung dan
meresap ke dalam tanah. Pada tanggul dapat ditanami palawija.
- Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras (tanggatangga) pada
lahan miring dengan lereng yang panjang. Fungsinya untuk memperpendek
panjang lereng, memperbesar resapan air dan mengurangi erosi.
- Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat untuk
memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek, sehingga aliran dapat
diperlambat dan mengatur aliran air sampai ke sungai. Metode pengawetan tanah
akan sangat efektif apabila metode mekanik dikombinasikan dengan metode
vegetatif, misalnya terrassering dan buffering.
c. Metode kimia
Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk memperbaiki
struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat (struktur tanah). Tanah
dengan struktur yang mantap tidak mudah hancur oleh pukulan air hujan, sehingga
air infiltrasi tetap besar dan aliran air permukaan (run off) tetap kecil. Penggunaan
bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak dilakukan, walaupun cukup
efektif tetapi biayanya mahal. Sekarang ini umumnya masih dalam tingkat
percobaan. Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini
antara lain Bitumen dan Krilium. Emulsi dari bahan kimia tersebut dicampur dengan
air, misal dengan perbandingan 1:3, kemudian dicampur dengan tanah.

5. Materi Pembelajaran Pertemuan 5


a. Lembaga-lembaga yang menyediakan data Geologi di Indonesia
- Badan Geologi
- BIG (Badan Informasi Geospasial)
- BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)
b. Manfaat data peta Geologi
Semua informasi dari peta geologi yang menyajikan berbagai informasi berupa
jenis dan sebaran batuan, struktur, morfologi dan kemiringan lereng, kerentanan tanah,
dan runtunan variasi batuan, sangat diperlukan terutama dalam pengambilan
keputusan layak tidaknya suatu wilayah bagi peruntukan yang diinginkan.
Pusat Survei Geologi - Badan Geologi yang memiliki tugas dan fungsi sebagai
penyedia data dan informasi geologi dan geofisika di Indonesia berkewajiban untuk
menyediakan data dasar geologi dengan skala yang lebih rinci. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut maka Pusat Survei Geologi - Badan Geologi mengambil peranan
dalam pemetaan geologi skala rinci skala 1 : 50.000.
Peta Geologi merangkum semua data dan menghasilkan informasi baru yang
merupakan rujukan dari jawaban atas sejumlah keterbatasan pengertian masyarakat
pengguna tentang kondisi geologi suatu kawasan. Kebutuhan terhadap informasi
geologi akan semakin mendesak di masa yang akan datang yang berkembang secara
cepat bersamaan dengan laju perkembangan pembangunan. Di sisi lain informasi
geologi menjadi salah satu pendukung bagi pengembangan ekonomi suatu wilayah.
Secara ringkas dapat diuraikan mengenai kegunaan peta geologi, yaitu dalam :
1) Eksplorasi sumberdaya mineral (mineral-airtanah) & energi (migas konvensional -
unconventional).
2) Kawasan rawan bencana alam geologi (gempa, tsunami, letusan gunungapi,
longsor).
3) Rencana pembangunan dan tata ruang (klasifikasi kualitas lahan permukiman,
potensi air tanah).
4) Transportasi dan komunikasi (rancangan jaringan jalan, listrik, pipa dan jaringan
kabel telepon).

Anda mungkin juga menyukai