Anda di halaman 1dari 7

Makalah Pengupahan

PENGUPAHAN
Nama : Awanda Rohma Pertiwi
Kelas : XI IPS 5
No :4
SMA NEGERI 2 UNGARAN
TAHUN AJARAN 2012-2013
DAFTAR ISI

Daftar Isi …………………………………………………………………………… 2

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang …………………………………………………………... 3
B. Perumusan Masalah ……………………………………………………... 3

Bab II Tinjauan Teoritis


A. Pengertian Upah …………………………………………………………. 4
B. Teori Upah ………………………………………………………………. 5
C. Sistem Upah yang Berlaku di Indonesia ………………………………… 6
D. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah ……………………. 7

Bab III Penutup


A. Kesimpulan ……………………………………………………………… 8
B. Saran …………………………………………………………………….. 9
C. Daftar Pustaka …………………………………………………………… 10
PENGUPAHAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upah merupakan hal yang paling utama dalam ketenagakerjaan, karena tujuan
orang bekerja adalah untuk mendapatkan upah yang akan digunakan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Jika nilai upah yang ditawarkan oleh suatu perusahaan tersebut dinilai
tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup pekerja, maka pekerja tersebut akan
menolak pekerjaan yang ditawarkan.

B. Perumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud dengan upah?


b. Sebutkan macam – macam teori upah!
c. Apa sistem upah yang berlaku di Indonesia?
d. Sebutkan faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat upah!

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Upah

Upah merupakan salah satu rangsangan penting bagi para karyawan dalam suatu
perusahaan. Hal ini tidaklah berarti bahwa tingkat upahlah yang merupakan pendorong
utama, tingkat upah hanya merupakan dorongan utama hingga pada tarif dimana upah itu
belum mencukupi kebutuhan hidup para karyawan sepantasnya. Upah sebenarnya
merupakan salah satu syarat perjanjian kerja yang diatur oleh pengusaha dan buruh atau
karyawan serta pemerintah.

“Upah adalah jumlah keseluruhan yang ditetapkan sebagai pengganti jasa yang telah
dikeluarkan oleh karyawan meliputi masa atau syarat-syarat tertentu.”

Dewan Penelitian Pengupahan Nasional memberikan definisi pengupahan sebagai berikut :


“Upah ialah suatu penerimaan kerja untuk berfungsi sebagai jaminan kelangsungan
kehidupan yang layak bagi kemanusiaan dan produksi dinyatakan menurut suatu persetujuan
Undang-undang dan Peraturan dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara
pemberi kerja dengan penerima kerja.”

Dari pengertian diatas mengenai upah ini dapat diartikan bahwa upah merupakan
penghargaan dari tenaga karyawan atau karyawan yang dimanifestasikan sebagai hasil
produksi yang berwujud uang, atau suatu jasa yang dianggap sama dengan itu, tanpa suatu
jaminan yang pasti dalam tiap-tiap menggu atau bulan.

Gaji sebenarnya juga upah, tetapi sudah pasti banyaknya dan waktunya. Artinya
banyaknya upah yang diterima itu sudah pasti jumlahnya pada setiap waktu yang telah
ditetapkan. Dalam hal waktu yang lazim digunakan di Indonesia adalah bulan. Gaji
merupakan upah kerja yang dibayar dalam waktu yang ditetapkan. Sebenarnya bukan saja
waktu yang ditetapkan, tetapi secara relatif banyaknya upah itu pun sudah pasti jumlahnya.
Di Indonesia, gaji biasanya untuk pegawai negeri dan perusahaan-perusahaan besar.
Jelasnya di sini bahwa perbedaan pokok antara gaji dan upah yaitu dalam jaminan
ketepatan waktu dan kepastian banyaknya upah. Namun keduanya merupakan balas jasa
yang diterima oleh para karyawan atau karyawan.

(sumber : http://sobatbaru.blogspot.com/2010/05/pengertian-upah.html)

B. Teori Upah

Ada beberapa teori yang membahas dasar-dasar pemberian upah, yaitu :

A.Teori Upah Alam


Teori dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi klasik , David Ricardo ,yangberpendapat
bahwa upah dimasyarakat terbagi menjadi dua, yaitu upah alami dan upah pasar.Upah
Alami adalah upah yang hanya cukup untuk memenuhikebutuhan tenaga kerja dan
keluarganya sehari-hari.Sedangkan UpahPasar adalah upah yang terjadi karena kekuatan
tarik-menarik antarapermintaan dan penawaran tenaga kerja dipasar.

B.Teori Upah Besi


Teori ini dikemukakan oleh Ferdinand Laselle.Ia mengasumsikanbahwa pengusaha berada
pasa posisi yang kuat , dan inginmemaksimalkan keuntungannya,sementara buruh berada
posisi yanglemah, atau tidak mempunyai kekuatan tawar-menawarsama sekali.Posisiyang
seperti ini membuat buruh harus pasrah dan meneria upah padatingkat serendah
papapun.Itulah sebabnya mengapa teori ini dinamakanupah besi ,karena upah yang diterima
buruh benar-benar hanya untukmemenuhi kebutuhan minimal hidupnya.

C. Teori Upah Menurut Kesusilaan


Teori ini berpendapat bhawa pembayaran upahharus didasarkan atas
pertimbangankemanusiaan.Setiap orang mempunyai hak untuk dapatmemenuhi kebutuhan hidupnya
secara layak danwajar,sehingga tidaklah pantas pabila upah yangdibayarkan kepada mereka hanya cukup
untukmemenuhi kebutuhan minimal.D.Teori Diskriminasi UpahPada teori diskriminasi upah ,terjadi
perbedaantingkat upah yang dibayarkan pada setiap tenaga kerja ,meskipun mereka melakukan satu jenis
pekerjaan yangsama .Teori ini membedakan tingkat upah tersebutdengan alasan adanya perbedaan pada
sifatpekerjaan,kualitas tenaga kerjanya , jenis kelamin, danperbedaan suku , ras, dan agama.

(sumber: http://www.scribd.com/doc/33645524/pasar-faktor-produksi)
C. Sistem Upah yang Berlaku di Indonesia
Di Indonesia dikenal beberapa sistem pemberian upah, yaitu :

1. Upah menurut waktu


Sistem upah dimana besarnya upah didasarkan pada lama bekerja seseorang. Satuan
waktu dihitung per jam, per hari, per minggu atau per bulan. Misalnya pekerja bangunan
dibayar per hari / minggu.
2. Upah menurut satuan hasil
Menurut sistem ini, besarnya upah didasarkan pada jumlah barang yang dihasilkan oleh
seseorang. Satuan hasil dihitung per potong barang, per satuan panjang, atau per satuan
berat. Misal upah pemetik daun teh dihitung per kilo.
3. Upah borongan
Menurut sistem ini pembayaran upah berdasarkan atas kesepakatan bersama antara
pemberi dan penerima pekerjaan. Misalnya upah untuk memperbaiki mobil yang rusak,
membangun rumah dll.
4. Sistem bonus
Sistem bonus adalah pembayaran tambahan diluar upah atau gaji yang ditujukan untuk
merangsang (memberi insentif) agar pekerja dapat menjalankan tugasnya lebih baik dan
penuh tanggungjawab, dengan harapan keuntungan lebih tinggi. Makin tinggi keuntungan
yang diperoleh makin besar bonus yang diberikan pada pekerja.
5. Sistem mitra usaha
Dalam sistem ini pembayaran upah sebagian diberikan dalam bentuk saham perusahaan,
tetapi saham tersebut tidak diberikan kepada perorangan melainkan pada organisasi
pekerja di perusahaan tersebut. Dengan demikian hubungan kerja antara perusahaan
dengan pekerja dapat ditingkatkan menjadi hubungan antara perusahaan dan mitra kerja.
Kebijakan Upah Minimum Propinsi (UMP) dan Kebutuhan Hidup Minimum (KHM)
Di Indonesia pemerintah menetapkan upah minimum yang harus dibayarkan oleh
perusahaan. Upah minimum tiap-tiap daerah berbeda-beda, karena memiliki keragaman
sumberdaya, adat istiadat dan kebudayaan serta struktur ekonomi dan kinerjanya.

(sumber : http://ekoxi.blogspot.com/2009/12/sistem-upah-yang-berlaku-di-indonesia.html)
D. Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Upah
Faktor yang mempengaruhi tingkat upah, yaitu :
1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja
Meskipun hukum ekonomi tidaklah biasa ditetapkan secara mutlak dalam masalah tenaga
kerja, tetapi tidak bisa diingkari bahwa hukum penawaran dan permintaan tetap
dipengaruhi. Untuk pekerjaan yang membutuhkan keterampilan yang tinggi dan jumlah
tenaga kerja yang langka maka upah cenderung tinggi, sedangkan untuk jabatan-jabatan
yang mempunyai penawaran yang melimpah maka upah cenderung turun.
2. Organisasi buruh
Ada tidaknya organisasi buruh serta lemah kuatnya organisasi pekerja akan ikut
mempengaruhi terbentuknya tingkat upah. Adanya serikat pekerja yang berarti posisi
penawaran pegawai juga kuat akan menaikkan tingkat upah, demikian pula sebaliknya.
3. Kemampuan untuk membayar
Meskipun serikat pekerja menuntut upah yang tinggi, tetapi akhirnya realisasi pemberian
upah akan tergantung juga pada kemampuan membayar dari organisasi. Bagi organisasi,
upah merupakan salah satu komponen biaya produksi yang akan mengurangi keuntungan.
Jika kenaikan biaya produksi sampai mengakibatkan kerugian organisasi jelas organisasi
tidak akan mampu memenuhi fasilitas pegawai.
4. Produktivitas
Upah sebenarnya merupakan imbalan bagi pegawai, semakin tinggi prestasi pegawai sudah
seharusnya semakin tinggi pula upah yang akan diterima. Prestasi ini biasanya dinyatakan
sebagai produktivitas, hanya yang menjadi masalah nampak belum ada kesepakatan dalam
melindungsi produktivitas.
5. Biaya hidup
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan juga adalah biaya hidup. Di kota-kota besar biaya
hidup tinggi, upah juga cenderung tinggi. Bagaimanapun juga nampaknya biaya hidup
merupakan batas penerimaan dari para pegawai.
6. Pemerintah
Pemerintah dengan peraturan-peraturannya juga mempengaruhi tinggi rendahnya upah.
Peraturan tentang upah minimum merupakan batas bahwa dari tingkat upah yang
dibayarkan.

(Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2116243-faktor-yang-
mempengaruhi-tingkat-upah/#ixzz27rqeQAOD)

BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
Upah minimum telah menguntungkan sebagian pekerja tetapimerugikan sebagian lainnya.
Para pekerja yang dapat mempertahankan pekerjaannya di pabrik-pabrik jelas mendapat
keuntungan dari peningkatanupah minimum. Pekerja kerah putih jelas merasakan manfaat
besar dari penegakan kebijakan upah minimum. Namun, mereka yang kehilangan pekerjaan
sebagai akibat meningkatnya upah minimum adalah mereka yangdirugikan oleh kebijakan
upah minimum. Mereka ini khususnya terdiri dari para pekerja yang rentan terhadap
perubahan kondisi pasar tenaga kerja,seperti pekerja perempuan, muda usia, dan mereka
yang berpendidikanrendah.Dalam iklim pertumbuhan ekonomi tinggi, peningkatan
upahminimum tidak terlalu menjadi persoalan karena pertumbuhan itu sendiriakan mendorong
peningkatan upah, sehingga tingkat upah yang berlaku samadengan atau di atas upah
minimum. Pertumbuhan ekonomi juga akan mendorong penciptaan kesempatan kerja yang
lebih besar daripada yanghilang karena kebijakan upah minimum.Dampak upah minimum
terhadap kesejahteraan pekerja di sektor informal, yang merupakan sebagian besar dari
angkatan kerja di Indonesia,mungkin sama pentingnya atau bahkan lebih penting lagi. Salah
satu bidangyang penting untuk dikaji di waktu yang akan datang adalah
bagaimanadampak pengurangan kesempatan kerja di sektor modern dari upah
minimum berpengaruh terhadap penghasilan riil dari mereka yang bekerja di
sektor informal.Penetapan upah yang ditetapkan oleh Pemerintah adalah ketentuanupah
minimum yang berlaku secara regional, sektoral regional atau subsektoral regional wajib
dilaksanakan oleh setiap perusahaan dengan pengertian bahwa perusahaan tidak boleh
membayar upah pekerjanya di bawah Ketentuan Upah Minimum. Apabila Pemerintah
mengeluarkanKetetapan Upah Minimum yang baru yang jumlahnya meningkat dari yanglama
maka akan terjadi perubahan upah di dalam perusahaan. Mereka yang berada pada
tingkat upah minimum yang lama akan mengalami kenaikanupah minimal sama dengan
kenaikan di dalam Ketetapan Upah Minimum.Dengan naiknya upah pekerja yang paling
bawah dapat mendekati ataumenyamai tingkat upah pekerja di atasnya. Pekerja yang
berada di atasKetentuan Upah Minimum Pemerintah.

B . S A R A N
Inti dari menaikkan posisi tawar pekerja/ buruh dalam prosesnegosiasi upah tidak adalah
tingkat kesejahteraan pekerja/ buruh itu sendiri.Kesejahteraan merupakan pertanda telah
terpenuhinya kebutuhan masyarakatdi suatu Negara. Pemenuhan kebutuhan masyarakat
disuatu Negara, palingtidak kebutuhan pokoknya, adalah tugas dari pemerintah

(Sumber : http://www.scribd.com/doc/54183743/Makalah-Ketenagakerjaan)

C. Daftar Pustaka

- http://sobatbaru.blogspot.com/2010/05/pengertian-upah.html
- http://www.scribd.com/doc/33645524/pasar-faktor-produksi
- http://ekoxi.blogspot.com/2009/12/sistem-upah-yang-berlaku-di-indonesia.html
- http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2116243-faktor-yang-mempengaruhi-
tingkat-upah/#ixzz27rqeQAOD)
- http://www.scribd.com/doc/54183743/Makalah-Ketenagakerjaan

Anda mungkin juga menyukai