Anda di halaman 1dari 7

pengertian full employment

Dalam makroekonomi, full employment adalah kondisi perekonomian nasional, dimana


semua atau hampir semua orang mau dan mampu bekerja di upah yang berlaku dan kondisi
kerja yang mampu melakukannya. Ini didefinisikan baik sebagai pengangguran 0%, secara
harfiah, tidak ada pengangguran (tingkat pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja
tidak dapat menemukan pekerjaan), menurut James Tobin, [atau tingkat suku kerja saat tidak
ada pengangguran siklis. Full employment juga didefinisikan oleh mayoritas ekonom
mainstream sebagai tingkat yang dapat diterima pengangguran alami di atas 0%.,
kesenjangan dari 0% menjadi karena jenis non-siklus pengangguran. Pengangguran di atas
0% adalah menganjurkan yang diperlukan untuk mengendalikan inflasi, yang telah membawa
konsep Non-Accelerating Inflation Rate of Unemployment (NAIRU); mayoritas ekonom
mainstream berarti NAIRU ketika berbicara tentang "full employment".

Menurut ekonom neoklasik yang di maksud dengan "full employment" adalah tingkat kerja
yang kurang dari 100%, mengingat tingkat sedikit lebih rendah diinginkan, menurut James
Tobin, berapi-api tidak setuju, mengingat kerja penuh sebagai pengangguran 0%.

Ekonom Inggris abad ke-20 William Beveridge menyatakan bahwa tingkat pengangguran
sebesar 3% itu kerja penuh. ekonom lain telah memberikan perkiraan antara 2% dan 13%,
tergantung pada negaranya, periode waktu, dan bias politik berbagai ekonom '.

Sebelum Friedman dan Phelps, Abba Lerner (Lerner 1951, Bab 15) mengembangkan versi
NAIRU. Tidak seperti tampilan yang aktif, ia melihat berbagai "full employment" tingkat
pengangguran. Ia membedakan antara "kerja yang tinggi" penuh (pengangguran
berkelanjutan dalam kebijakan pendapatan terendah) dan "rendah" full employment (tingkat
pengangguran terendah yang berkelanjutan tanpa kebijakan)
Pengertian Permintaan Tenaga Kerja

Permintaan tenaga kerja

Permintaan tenaga kerja merupakan keputusan pengusaha yang berkaitan dengan kepentingan
perusahaannya yakni berkaitan dengan tingkat kesempatan kerja optimal yang diinginkan oleh
perusahaan. Untuk memenuhi kesempatan kerja yang optimal ini perusahaan akan memberikan
respon terhadap perubahan dalam upah, biaya modal dan input-input lainny, tingkat penjualan
perusahaan dan perkembangan teknologi.

Permintaan tenaga kerja dibedakan dalam dua kategori, yaitu:

2.1.1 Permintaan Tenaga Kerja dalam Jangka Pendek

Dalam jangka pendek, modal adalah konstan. Karena modal konstan maka dalam jangka pendek
perusahaan tidak dapat meningkatkan atau menurunkan skala usaha atau melakukan pembelian
atau penjualan peralatan. Perusahaan hanya dapat meningkatkan produksi yang dihasilkan dengan
cara menambah input tenaga kerja dan bahan baku.

2.1.2 Permintaan Tenaga Kerja dalam Jangka Panjang

Dalam jangka panjang, modal adalah tidak konstan. Perusahaan dapat melakukan ekspansi atau
penurunan skala usaha dan peralatan, perusahaan dapat melakukan perubahan semua input selain
perubahan tenaga kerja.

Permintaan tenaga kerja di dasarkan dari permintaan produsen terhadap input tenaga kerja
sebagai salah satu input dalam proses produksi. Produsen mempekerjakan seseorang dalam
rangka membantu memproduksi barang atau jasa untuk dijual kepada konsumen. Apabila
permintaan konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi meningkat, maka
pengusaha terdorong untuk meningkatkan produksinya melalui penambahan input,
termasuk input tenaga kerja, selama manfaat dari penambahan produksi tersebut lebih
tinggi dari tambahan biaya karena penambahan input. Dengan kata lain, peningkatan
permintaan tenaga kerja oleh produsen, tergantung dari peningkatan permintaan barang
dan jasa oleh konsumen. Dengan demikian permintaan tenaga kerja merupakan permintaan
turunan dari permintaan output (McConnell, 1995; Ruby, 2003).

Dalam kerangka makro ekonomi, permintaan output agregat, seringkali diukur berdasarkan
sumber-sumber pertumbuhan ekonomi (PDB/PDRB) suatu perekonomian (Todaro,
2009;Mankiw, 2003). Karena itu, permintaan tenaga kerja agregat selain di pengaruhi oleh
upah, juga ditentukan oleh berbagai variabel sumber-sumber pertumbuhan ekonomi,
seperti konsumsi masyarakat, investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor, impor.
Pengertian Penularan Tenaga Kerja

Kembali lagi berawal dari permasalahan ekonomi yang membuat penyebaran tenaga kerja
kurang merata. Karena biasanya lapangan pekerjaan yang tersedia lebih banyak di pusat oleh
sebab itu tenaga kerja dari luar jawa datang ke jawa dengan harapan mendapatkan pekerjaan
yang baik membuat tenaga kerja hanya mengharapkan pekerjaan yang ada di pusat. Sehingga
tingkat kesejahteraannya pun tidak seimbang dari satu daerah ke daerah lain. Dengan itu juga
dapat menyebabkan penyebaran penduduk yang tidak rata.

Pengertian Pengangguran

istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari
dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para
pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian, karena
dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Macam-macam Pengangguran :
Berdasarkan jam kerja

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:

• Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak


bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

• Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah
menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

• Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh


tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum
mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan penyebab terjadinya

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:

• Pengangguran friksional (frictional unemployment)

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan


adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka
lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan
kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan
sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

• Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)

Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan


gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.

• Pengangguran struktural (structural unemployment)

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur


ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan
oleh beberapa kemungkinan, seperti:

1. Akibat permintaan berkurang

2. Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi

3. Akibat kebijakan pemerintah

• Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)


Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan
ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti
petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

• Pengangguran siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus
ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

• Pengangguran teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau


penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

• Pengangguran siklus

Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan


perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya
permintaan masyarakat (aggrerate demand).

Penyebab Pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan
dan masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran


dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran


konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.
Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk
terhadap penganggur dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,
keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat
jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung"


di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan
oleh lebih banyak orang.

Akibat pengangguran

Bagi perekonomian negara

1. Penurunan pendapatan perkapita.


2. Penurunan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak.

3. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.

Bagi masyarakat

1. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.

2. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak


bekerja.

3. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Kebijakan-Kebijakan Pengangguran

Adanya bermacam-macam pengangguran membutuh-kan cara-cara mengatasinya yang


disesuaikan dengan jenis pengangguran yang terjadi, yaitu sebagai berikut.

Cara Mengatasi Pengangguran Struktural

Untuk mengatasi pengangguran jenis ini, cara yang digunakan adalah :

• Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja.

• Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sector yang kelebihan ke
tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.

• Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja
yang kosong, dan

• Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.

Cara Mengatasi Pengangguran Friksional

Untuk mengatasi pengangguran secara umum antara lain dapat digunakan cara-cara sebagai
berikut.

• Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang
bersifat padat karya.

• Deregulasi dan debirokratisasi di berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya


investasi baru.

• Menggalakkan pengembangan sektor informal, seperti home industry.

• Menggalakkan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan
sektor formal lainnya.

• Pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan


raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung
maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta.
Keseimbangan Tenaga Kerja dan Grafik

Pasar tenaga kerja merupakan pertemuan antara permintaan dengan penawaran tenaga kerja.
Mekanisme pasar tenaga kerja melalui interaksi antara permintaan dan penawaran tenaga
kerja akan menentukan tingkat upah dan tingkat pengerjaan (employment) (McConnell, et
al., 2003: 169). Keseimbangan pasar tenaga kerja tercapai ketika kurva permintaan tenaga
kerja DLberpotongan dengan kurva penawaran tenaga kerja SL. Jumlah tenaga kerja diminta
sama dengan jumlah tenaga kerja yang bersedia bekerja.
Keseimbangan pasar tenaga kerja terjadi di titik E dengan tingkat upah nominal
setinggi OWE dan tingkat employment sebesar OLE. Tingkat upah setinggi OWE ini dikenal
sebagai tingkat upah pasar. Apabila tidak ada campur tangan (intervensi) dari luar, maka
tidak terdapat kecenderungan tingkat upah dan employment untuk berubah.

Anda mungkin juga menyukai