Berikut ini tipe krisis ekonomi yang mana dunia atau banyak negara pernah
mengalaminya dalam 50 tahun belakangan ini (1961-2011, atau kemungkinan besar akan
terjadi dimasa yang akan datang.
1. Krisis Produksi
Krisis produksi adalah termasuk tipe krisis ekonomi yang bersumber dari dalam
negeri. Krisis tersebut bisa dalam bentuk penurunan produksi domestik secara mendadak dari
sebuah (atau sejumlah) komoditas pertanian, misalnya, padi/beras. Penurunan produksi
tersebut berakibat langsung pada penurunan tingkat pendapatan riil dari para petani dan buruh
tani padi.
Inflasi Kemiskinan
Dalam tipe krisis ini, jalur-jalur transmisi dampaknya terhadap kemiskinan adalah
perubahan-perubahan dalam harga (inflasi), jumlah kesempatan kerja dan tingkat pendapatan.
Kelompok-kelompok masyrakat yang paling rentan terhadap tipe krisis ini adalah petani dan
keluarganya, buruh tani dan keluarganya, dan pada peringkat berikutnya adalah pekerja dan
pemilik-pemilik usaha sertai keluarga-keluarga mereka di sektor-sektor lainnya yang terkait
lewat produksi dengan subsektor padi.
2. Krisis Perbankan
Dampak langsung atau fase pertama dari efek krisis perbankan adalah kesempatan
kerja dan pendapatan mennurun disubsektor keuangan tersebut. Pada fase kedua krisis
perbankan merembet ke perusahaan perusahaan yang sangat tegantung pada sektor
perbankan.
Rumah tangga juga kena dampaknya. Ada dua macam dampak terhadap rumah tangga dan
dua tipe kelompok rumah tangga yang terkena dampaknya.
Pertama, kelompok rumah tangga kaya tabungan mereka hilang karena bank-bank yang
menyimpan uang mereka bangkrut. Di banyak negara, termasuk Indonesia, pemeritah
memberikan jaminan keamnan bagi pemilik-pemilik rekening tabungan di perbankan, tapi
hanya hingga suatu batas (jumlah) tertentu saja.
Kedua, kelompok rumah tangga non-kaya pengeluaran-pengeluaran mereka terutama
untuk barang-barang bukan kebutuhan pokok (seperti mobil, rumah, naik haji) menurun
karaena mereka tidak bisa meminjam dari bank, atau masih tetap bisa mendapatkan kredir
konsumen dengan tingkat R yang sangat tinggi yang membuat biaya pinjaman terlalu
mahal.
Dalam tipe krisis ekonomi ini, jalur-jalur transmisi paling utama lewat mana krisis
tesebut berdampak pada tingkat kemiskinan yakni perubahan dalam arus kredit dari
perbankan ke dunia usaha atau tingkat suku bunga pinjaman, volume produksi (output),
jumlah kesempatan kerja, dan tingkat pendapatan masyarakat.Kelompok-kelompok
masyarkat yang paling rentan terhadap krisis ini adalah bukan masyrakat miskin seperti
dalam kasus krisis produksi pertanian, melainkan masyarakat kelas menenengah dan atas
seperti pegawai dan pemilik bank.
B. Jalur Transmisi Kunci dan Indikator Monitoring Dampak Krisis
Sebagai rangkuman dari pembahasan diatas, Tabel 1 memberikan sebuah daftar dari
jalur-jalur transmisi dampak utama menurut tipe-tipe krisis ekonomi tersebut. Jalur-jalur
itu dapat diperingkat menurut proses munculnya efek-efek dari sebuah krisis:
(*) Jalur-jalur pertama atau primer, yaitu efek-efek pertama yang muncul;
(**) Jalur-jalur kedua/sekunder
(***) jalur-jalur ketiga; dst
Dalam krisis ekonomi yang memperngaruhi lebih dari satu sector ekonomi m sebuah jalur
transmisi bisa masuk kategori primer untuk satu sector sementara untuk sector lainnya juga
terkena dampaknya , jalur tersebut termasuk kategori sekunder .
Tabel diatas juga mengusulkan sejumlah indikator utama yang dapat digunakan untuk
memonitor dampak dari krisis ekonomi khususnya terhadap kemiskinan menurut tipe krisis
yang dibahas