Anda di halaman 1dari 3

BULAN BOROS

Oleh: Resty Chairunnisa Hariyanti

Bulan suci Ramadhan sedang berlangsung, bulan penuh berkah,


ampunan dan rahmat yang Allah SWT limpahkan kepada para hamba-Nya. Di
dalam bulan Ramadhan yang memiliki banyak keistimewaan dibanding bulan-
bulan lainnya, dimana semua amal baik dilipatgandakan pahalanya. Bulan suci
ini sering sekali dijadikan oleh sebagian besar masyarakat Islam sebagai
momentum untuk berbagi, membersihkan harta dengan mengeluarkan zakat,
baik zakat fitrah maupun zakat maal, infaq dan sedekah.
Selain momen untuk berbagi, bulan ini adalah waktu yang pas untuk
introspeksi diri, apa yang telah diperbuat dalam setahun ini. Hal ini penting
untuk penulis bahas karena terkadang justru pada saat ini masyarakat muslim
sering terlalu boros dan berlebihan sehingga masyarakat muslim tidak luput dari
perbuatan mubazir yang dilarang.
Seringkali masyarakat salah paham. Sebenarnya apa yang menyebabkan
pemborosan? Bukannya di momen ini masyarakat harusnya bisa lebih berhemat?
Sejatinya, Ramadhan menjadi sarana bagi ummat Islam untuk beramal saleh,
beribadah sebanyak-banyaknya, karena di bulan penuh berkah ini Allah
sediakan pahala berlipat-lipat. Namun faktanya, sebagian ummat Islam
bukannya menambah ibadah, tetapi justru menghamburkan-hamburkan uang,
contohnya: menghabiskan waktu di pusat-pusat perbelanjaan sehingga
meninggalkan kewajiban beribadah. Tujuan berpuasa salah satunya adalah
untuk menahan nafsu duniawi yang berlebihan dan juga merasakan penderitaan
orang yang kurang beruntung hal ini berarti masyarakat yang konsumtif belum
bisa mendapatkan manfaat dari puasa.
Bagaimana pandangan masyarakat tentang Ramadan yang sangat identik
dengan pemuasan kebutuhan yang kelewat batas? Apa saja faktor-faktor
penyebab pemborosan ini? Masyarakat memiliki pola pikir yang salah tentang
Ramadhan, dengan dalih mempersiapkan Hari Raya masyarakat menjadi sangat
konsumtif berbelanja macam-macam busana dan perlengkapan shalat yang baru
sepertinya bulan ini menjadi bulan upgrade segala keperluan shalat hingga
perabotan rumah dan alat-alat elektronik padahal tidak harus baru untuk
beribadah cukup bersih dari najis dan sesuai syariat dan apabila masih berfungsi
dengan baik maka untuk apa diganti yang lebih baru.
Ada lagi salah satu faktor yang mendukung terjadinya pemborosan, yaitu
buka puasa bersama (Bukber). Berbuka puasa bersama diluar yang tentunya
menghabiskan uang. Bukber biasa dilakukan di restoran, rumah makan atau
rumah pribadi. Alasan paling klasik yang sering dikemukakan adalah
silaturahmi atau kumpul-kumpul. Ada bukber dengan teman-teman sekolah,
kantor, dan lain-lain. Kegiatan ini memang ada manfaatnya bertemu teman lama
namun dibalik itu semua buka bersama juga menimbulkan efek negatif yaitu
waktu shalat maghrib yang tadinya berjamaah dan tepat waktu menjadi kacau
dengan adanya aktivitas ini, syukur kalau masih mengerjakan kalau sudah asyik
bercengkrama dengan teman lama biasanya bisa lupa waktu dan akhirnya
meninggalkan shalat. Bayangkan kalau 10 kali ada acara bukber dan 10 kali juga
kita meninggalkan shalat.
Masyarakat merasa tidak enak takut dikira sombong kalau tidak
mengikuti agenda kelompok atau lingkungan walau diri sendiri mengetahui
kegiatan ini bisa menimbulkan kerugian. Jumlah pemasukan yang berbeda-beda
membuat cara pandang boros pun ikut berbeda. Sebagian orang yang lebih
secara finansial mungkin tidak terlalu berdampak namun sebagian lagi yang
ikut-ikutan perilaku ini padahal tidak memiliki finansial yang cukup akan
berpengaruh signifikan dengan keuangannya.
Fenomena tersebut semakin menjadi-jadi. Pusat-pusat perbelanjaan lebih
ramai ketimbang masjid. Masyarakat lebih mampu untuk menghabiskan waktu
untuk berbelanja baju dan perlengkapan lainnya, sampai-sampai meninggalkan
keutamaan ibadah. Pada awal bulan Ramadan semua masyarakat
menyambutnya dengan sangat antusias, namun mendekati Idul Fitri yang lebih
ramai malah pusat-pusat perbelanjaan karena tergiur oleh diskon besar-besaran
yang ditawarkan. Ini salah satu faktor yang membuat perhatian masyarakat
teralihkan dari ibadah dan menyebabkan perilaku konsumtif semakin tak
terkendali.

Anda mungkin juga menyukai