DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
E md jk
E d ik = x E mi
E mi
n
E d k =∑ E d jk
k=1
Dimana :
Y = pendapatan nasional
Yj = output di sektor j
Emij= jumlah tenaga kerja dan jenis jabatan i disektor j
Emi = jumlah tenaga kerja di jenis jabatan i
Emij = jumlah tenaga kerja di sektor j
Edik = jumlah tenaga kerja jenis jabatan i dengan tingkat pendidikan j
Edk = jumlah tenaga kerja dengan tingkat pendidikan k
Edjk = jumlah tenaga kerja di sektor j dengan tingkat pendidikan k
Dengan demikian Variabel yang mempengaruhi jumlah tenaga kerja dengan
tingkat pendidikan k adalah proyeksi pendapatan nasional, distribus sektoral dari
pendaptan nasional, distribusi kesempatan kerja sektoral, rasio kesempatan kerja
output dan rasio jenis pendidikan menurut jenis jabatan.
b. Rate of Return Approach
Untuk menghitung keuntungan dalam menempuh jenis pedidikan tertentu
diperlukan data utama pendaptan dari pekerja menurut umur dan tingkat
pendidikan. Benefit seseorang, misalnya dengan pendidikan SMP untuk
melanjutkan SMA, ditentukan dengan menghitung perbedaan antara pendapatan
seluruh tahun selama bekerja dengan SMA dikurangi pendapatan dengan
pendidikan smp, dinilai dengan tahun sekarang (discounted value).
Biaya yang dikeluarkan adalah biaya langsung selama pendidikan dan biaya
tidak langsung disebabkan karena hilangnya pendapatan karena sekolah. Net
benefit kemudian dihitung dnegan membandingkan antara present value of
benefit dengan present value of cost. Hasilnya dapat digunakan untuk menghitung
nilai internal rate of return (irr) yang dirumuskan sebagai berikut:
Net Benefit =( Present Value of Benefit ) −( Present Value of Cost )
n n
(Y SMA−Y SMP) Ct
Net Benefit =∑ t
−∑
t =1 (1+r ) t =1 (1+r )t
Dimana :
Ysma = pendapatan yang diharapkan dengan pendidikan sma
Ysmp = pendapatan yang diharapkan dengan pendidikan smp
R = tingkat bunga yang berlaku
Ct = biaya langsung dan tidak langsung
c. Pendekatan input-output
Tabel input-output merupakan bahan yang erharga untuk perencanaan tenaga
kerja. Misalnya tabel input-output pendapatan nasioanl. Demikian pula tec (total
employment couficient), yaoyu jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
menghasilkan satu unit permintaan akhir, yang menggambarkan sektor-sektor
yang banyak menyerap tenaga kerja. Misalnya terdapat dua jenis tabel input-
output yang menggambarkan jenis lapangan usaha highly labor intensive,
sedangkan tabel lainnya menggambarkan lapangan usaha yang dikategorikan
labor intensive. Maka jenis industri yang padat karya adalah jenis lapangan usaha
disektor pertanian dan jenis lapangan usaha industri yang berubungan dengan
pertanian dan pengilahan bahan dasar.
d. Pendekatan fungsi produksi dan lapangan kerja
Untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja digunakan fungsi prodyuksi
yang cukup terkenal adalah Cobb Douglas production/employment function yaitu:
Q = A . Ka . Lb . Eyt
Dimana kemajuan teknologi dianggap merupakan fungsi eksponen dari waktu
(Yt). Dalam fungsi tersebut dibedakan tenaga kerja menurut jenis jabatan atau
sektor. Dengan menggunakan Constan Terurn to Scale berarti a+b = 1 dan
dengan menggunakan logaritma linier maka persamaan tersebut menjadi:
Log Q = Log A + a Log K + b Log L + Yt Log e
Dimana koefisien b adalah elastisitas output terhadap input tenaga kerja. Fungsi
tersebut kemudian dikembangkan menjadi:
Q = aeyt . (EH)b
Dimana :
E = tingkat kesempatan kerja
H = rata-rata jam kerja per tenaga kerja
e. Sosial Demand Approach (SDA)
Asumsi yang digunakan bahwa pendidikan dan latihan tidak hanya bertujuan
menunjang pembangunan ekonomi, tetapi juga untuk memenuhi permintaan
masyarakat atas pendidikan dan latihan. Denga demikian SDA lebih menekankan
pada aspek konsumsi pendidikan oleh masyarakat daripada aspek investasi.
Model pendekatan SDA dibuhungkan dengan pendaptan nasional (produksi),
untuk mencari koefisien yang dapat memberika equilibrium pada tiga sekktor
yaitu produksi, angkatan kerja dan jumlah siswa ditingkat pendidikan tertentu.
f. Persediaan Tenaga Kerja
Peresdiaan tenaga kerja dapat diperkirakan dengan:
(jumlah tenaga kerja, baik yang bekerja maupun yang mengganggur pada jenis
jabatan i pada tahun dasar t + jumlah tenaga kerja yang baru masuk pasar kerja
pada jenis jabatan i dari sistem latihan formal dan informal + jumlah tenaga kerja
pindah dari jenis jabatan i dimasa yang akan datang) dikurangi (perkiraan
kematian dimasa yang akan datang untuk jenis jabatan i + keluar dari angkatan
kerja dimasa yang akan datang dari jenis jabatan i + migrasi netto dari jenis
jabatan i + jumlah tenaga kerja dari jenis jabatan i oleh karena alasan lain seperti
pekawinan, cacat, dll).
5. Studi Kasus
ANALISIS PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP
KONDISI KETENAGAKERJAAN DI KOTA SAWAHLUNTO SUMATERA
BARAT (Penulis: Lailatur Rahmi. Jurnal Georafflesia, Vol : 2, No : 1, Juni 2017,
Hal 95-106)
a. Tujuan penelitian
Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi tentang kondisi
ketenagakerjaan di kota Sawahlunto dikaitkan dengan pertumbuhan penduduk di
masa mendatang dan rencana apa untuk mengantisipasinya di masa yang akan
datang.
b. Latar belakang penelitian
Dari beberapa hasil sensus yang dilakukan oleh BPS Kota Sawahlunto bahwa
penduduk Kota Sawahlunto termasuk kedalam penduduk usia muda dengan
piramida berbentuk kerucut (piramida ekspansif). Keadaan tersebut
mengindikasikan bahwa di Kota Sawahlunto memiliki potensi angkatan kerja
besar dan memerlukan lapangan usaha yang besar juga dimasa datang. Dengan
membuat proyeksi penduduk dapat memprediksikan keadaan penduduk dimasa
yang akan datang dan mengambil kebijakan untuk mengatasi masalah yang
diakibatkan oleh dinamika penduduk termasuk ketenagakerjaan.
c. Metode penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang berupa perhitungan
jumlah penduduk di masa yang akan datang dengan mengkaitkan data tahun lalu.
Dalam penelitian ini, data jumlah penduduk yang digunakan adalah data
sekunder.
d. Konsep perhitungan
Konsep perhitungan yang menggunakan tahun dasar 2016, dimana dalam
perhitungan pertumbuhan penduduk tersebut dibutuhkan perhitungan yang teliti,
karena perhitungan pertumbuhan penduduk baik aritmatik,geometri maupun
exponential terdapat perhitungan logaritma. Kemudian hasil perhitungan
pertumbuhan penduduk tersebut di masukkan kedalam rumus proyeksi penduduk
setelah hasilnya ditemukan masukkan ke tabel pengukuran lalu bandingkan hasil
tersebut dengan lapangan pekerjaan yang ada di suatu daerah. Berikut merupakan
data jumlah penduduk Kota Sawahlunto tahun 2010-2018.
0-4 6180 6221 6259 6266 6268 6230 6184 6138 6083
05-09 5616 5663 5720 5771 5828 5886 5933 5968 5979
10-14 5146 5162 5186 5187 5202 5231 5281 5331 5380
15-19 4604 4634 4685 4725 4775 4814 4834 4851 4851
20-24 3987 3967 3964 3940 3927 3921 3948 3987 4021
25-29 4515 4568 4620 4668 4719 4731 4714 4706 4681
30-34 4484 4479 4492 4485 4511 4545 4604 4652 4701
35-39 4273 4338 4407 4455 4475 4491 4491 4500 4495
40-44 3923 3985 4064 4132 4205 4267 4337 4401 4454
45-49 3809 3838 3885 3926 3981 4037 4107 4186 4259
50-54 3122 3193 3248 3279 3311 3348 3378 3417 3456
55-59 2379 2506 2638 2754 2855 2931 3002 3054 3086
60-64 1465 1547 1651 1760 1878 1995 2105 2215 2314
65-69 1456 1450 1457 1469 1505 1566 1659 1770 1890
70-74 987 996 1007 1016 1025 1034 1034 1038 1051
75+ 1140 1134 1136 1139 1143 1159 1167 1184 1197
5768 5841 5960 6077 6139
Jumlah 57086 58972 60186 61898
1 9 8 8 8
e. Hasil penelitian
Referensi:
Rahmi, Lailatur. 2017. “Analisis Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Terhadap
Kondisi Ketenagakerjaan Di Kota Sawahlunto Sumatera Barat”. Jurnal
Georafflesia. Vol : 2, No : 1, Hal 95-106.
Sumarsono, Sonny. 2001. “Ekonomi Sumber Daya Manusia dan
Ketenagakerjaan”. Jember: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember.
Suswandi, P. Edi. 2006. “Buku Ajar Ekonomi Sumber Daya Manusia 1”. Jember:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember.