Disamping membatasi permintaan inputnya, perusahaan monopsoni juga
membayar semua input yang disewanya lebih kecil daripada hasil penerimaan marjinalnya. Keadaan ini juga bisa dilihat pada kurva ekploitasi monosonistik. Pada pilihan input tenaga kerja yang dipilih perusahaan monopsoni tersebut (L₁), tingkat upah yang berlaku di pasar adalah w₁. tetapi pada tingkat permintaan input ini, hasil penerimaan marjinal adalah sama dengan MPR₁ : inilah jumlah penerimaan tambahan yang diterima perusahaan itu dari menyewa pekerja tambahan. Karena itu, di L₁ mopsoni tersebut membayar para pekerjanya lebih kecil daripada “harga” monopsoni tersebut dapat terus-menerus berperilaku seperti. Sebagian penulis menyebut selisih antara MRP dari suatu input dengan harga pasarnya sebagai ekploitasi (monpsonistik). Kiranya terlihat jelas pada kurva ekploitasi bahwa semakin besar tingkat ekploitasi ini akan semakin inelastis penawaran tenaga kerja bagi si monopsoni tersebut.
Penyebab-penyebab Monopsoni
Untuk mempraktekkan eksploitasi monopsonistik suatu perusahaan harus
mempunyai kekuatan yang besar di pasar input tertentu. Jika pasar itu agak bersaing, maka eksploitasi monopsonistik tidak dapat terjadi karena perusahaan- perusahaan lain akan mengetahui potensi laba yang tercermi pada selisih anatara MRP dan biaya input tersebut. Oleh karena itu mereka akan berusaha untuk mendapatkan ini, yaitu menyamakan harga mereka dengan penerimaan atas produk marjinalnya. Dalam kondisi ang demikian penawaran tenaga kerja untuk setiap perusahaan akan mendekati elastis tak terhingga (karena tersedianya kemungkinan-kemungkinan setiap penggunaan tenaga kerja alternatif) dan ekploitasi monopsonistik menjadi tidak mungkin. Karena itu analisis kita menunjukkan bahwa perilaku monopsonistik akan terlihat dalam situasi dua dunia nyata dimana, karena suatu alasan, persaingan yang efektif untuk input-input yang ditawarkan tidak ada. Sekarang kita akan membahas tiga penyebab tidak adanya persainga yang demikian: geografi, penggunaan tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi, dan kartel-kartel monopsoistik.