Anda di halaman 1dari 18

32

ANALISA PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT SPEEDOMETER RODA DUA


DI PT. INDONESIA NIPPON SEIKI

Ahmad Rofhiudin
Teknik Industri Universitas Mercu Buana Jakarta
Jl. Raya Meruya Selatan No. 1 Kembangan, Jakarta Barat
Email: ahmad.rofhiudin@yahoo.com

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini untuk melihat perencanaan produksi secara optimal selama satu tahun
kedepan menggunakan perencanaan agregat dengan tiga metode, yaitu level strategy, chase strategy dan
mixed strategy. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meminimalkan biaya manufaktur dengan
melakukan penyesuaian terhadap perencanaan di tingkat produksi, tenaga kerja dan persediaan serta
beberapa variable lain yang dapat dikendalikan sehingga perusahaan bisa memilih perencanaan produksi
yang paling minim biayanya. Bentuk penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, objek penelitiannya
yaitu speedometer. Metode analisis data yang digunakan adalah pembuatan rencana produksi peramalan
(forecasting) dengan memadankan tingkat produksi sesuai permintaan, mengurangi atau menambah
tenaga kerja sesuai permintaan, memfluktuasikan tingkat persediaan atau menggabungkan tingkat
produksi dengan tingkat permintaan. Sehingga dari opsi-opsi tersebut peneliti bisa melakukan
perencanaan mana yang akan direkomendasikan untuk perusahaan terutama yang paling minimum
biayanya. Dari hasil analisa dan penelitian ini penulis menetapkan perencanaan agregat dengan chase
strategi yang dipilih, karena biaya yang diperlukan perusahaan untuk produksi paling minimum. Setelah
semua perencanaan tersebut dipilih untuk digunakan oleh perusahaan maka perusahaan bisa langsung
membuat jadwal induk produksi.

Kata kunci : Peramalan, Perencanaan agregat, dan Jadwal Induk Produksi.

ABSTRAK

The background of this research is to see production planning optimally for one year planning fore uses
aggregate with three methods , namely the level of strategy , chase strategy and mixed strategy. The
purpose of this research is to minimize the cost of manufacturing with adapt planning at the level of
production labor and supplies as well as some other variable that can be controlled so the company can
choose production planning the most minimum cost. This study using the form of quantitative methods ,
the object of his research that is a speedometer .The method of analysis the data used was making the
production of forecasting plan by combining production level on demand , reduce or increase the labor
on demand , fluctuations in the level of supplies or combine production level with the level of demand. So
researchers can do the options of planning which would most especially to the company recommended
minimum cost .The result of this research sets the author of the analysis and planning strategy chosen on
aggregate with chase , because the cost of production required companies to the minimum .After all the
planning is chosen to be used by companies and companies to immediately make the master production
schedule.

Keywords : Forecasting, Aggregate Planning, and Master Production Scheduling.


33

I. PENDAHULUAN

Industri manufaktur adalah kelompok perusahaan yang mengolah bahan-bahan atau bahan baku
(raw material) menjadi barang setengah jadi atau menjadi barang jadi yang pada akhirnya akan
mempunyai nilai tambah yang lebih besar. (Prawirosentono, 2007).Salah satu contohnya adalah industri
manufaktur otomotif yang melakukan produksi kendaraan bermotor untuk memenuhi kebutuhan manusia
akan alat transportasi.

Tingginya permintaan pasar, perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar, berkualitas, dan sesuai dengan permintaan konsumen, tidak hanya itu,
perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor persaingan. Untuk itu, setiap perusahaan harus
memiliki strategi yang tepat agar tidak kehilangan pasar. Dalam mengadakan kegiatan produksi
perusahaan dituntut untuk dapat memprediksi tingkat permintaan pasar, kapasitas produksi pabrik, tempat
dan biaya penyimpanan serta tenaga kerja yang diperlukan, sehingga mengefisiensikan biaya produksi
dan operasi namun mengoptimalkan output produk. Untuk memenuhi hal itu perusahaan memerlukan
sistem perencanaan produksi yang tepat. Dengan adanya perencanaan yang baik, maka biaya produksi
akan lebih efektif serta permintaan pasar dapat terpenuhi. Oleh karena itu perencanaan produksi
merupakan aspek penting yang harus diperhatikan perusahaan.
Beberapa faktor penting dalam perencanaan produksi adalah forecasting (peramalan) yang
merupakan acuan target kapasitas produksi yang akan dicapai untuk memenuhi permintaan konsumen
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, kapasitas gudang sebagai stasiun perhentian terakhir
produk sebelum menuju konsumen, serta faktor faktor lain yang mempengaruhi proses produksi. Salah
satu metode untuk perencanaan produksi adalah menggunakan Perencanaan Produksi Agregat. Menurut
Handoko (2000), Perencanaan Agregat adalah proses perencanaan kuantitas dan pengaturan waktu
keluaran selama periode waktu tertentu (biasanya antara 3 bulan sampai 1 tahun) melalui penyesuaian
variabel variabel tingkat produksi, karyawan, persediaan dan variabel variabel yang dapat
dikendalikan lainnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA


II.1 Perencanaan Produksi

Perencanaan produksi adalah pernyataan suatu rencana produk dalam bentuk agregat.
Perencanaan produksi merupakan dasar untuk membuat Jadwal Induk Produksi (JIP). Empat langkah
utama perencanaan produksi yaitu peramalan, pemerataan pengunaan kapasitas, menentukan alternative
produksi yang layak dan mengalokasikan permintaan ke periode produksi.

II.2 Definisi Peramalan

Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan untuk suatu produk atau
beberapa produk dalam periode waktu tertentu di masa yang akan datang. Oleh karena itu, peramalan
pada dasarnya merupakan suatu taksiran, tetapi dengan menggunakan cara-cara tertentu peramalan dapat
lebih daripada hanya satu taksiran. Dapat dikatakan bahwa peramalan adalah suatu taksiran yang ilmiah
meskipun akan terdapat sedikit kesalahan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan kemampuan
manusia.

Menurut (Elwood, 1996):

Peramalan atau forecasting diartikan sebagai penggunaan teknik-teknik statistik dalam bentuk gambaran
masa depan berdasarkan pengolahan angka-angka historis.

II.3 Teknik Peramalan


34

Teknik peramalan secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:

A. Metode Time Series (Deret Waktu)


Secara garis besar metode time series dapat dikelompokkan menjadi:

1. Metode Averaging (Rata-rata)


Dipakai untuk kondisi dimana setiap data pada waktu yang berbeda mempunyai bobot yang sama
sehingga fluktasi random data dapat direndam dengan rata-ratanya. Biasanya dipakai untuk
peramalan jangka pendek.

Adapun metode-metode yang termasuk didalamnya, antara lain:

a. Simple Average
Rumus yang digunakan:
T +(n1)
Xi

FT +n = X= ( Rumus 1)
i=n T

Dimana :

X bar = F = Hasil ramalan

T = Periode

Xi = Demand pada periode t

b. Simple Moving Average


Apabila diperoleh data yang stasioner, metode ini cukup baik untuk meramalkan keadaan. Rumus
yang digunakan:
X 1 + X 2+ + X n (Rumus 2.2)
FT +n = X=
T

Dimana :

X bar = F = Hasil ramalan

T = Periode

Xi = Demand pada periode t

2. Metode Smoothing (Pemulusan)


Dipakai pada kondisi dimana bobot data pada periode yang satu berbeda dengan data pada periode
sebelumnya dan membentuk fungsi Exponential yang biasa disebut Exponential Smoothing.

Salah satu metode yang termasuk didalamnya adalah Single Exponential Smoothing. Metode ini
banyak mengurangi masalah penyimpnagan data karena tidak perlu lagi menyimpan data historis.
Pengaruh besar kecilnya a berlawanan arah dengan pengaruh memasukan jumlah pengamatan.
Metode ini selalu mengikuti setiap trend dalam data sebenarnya karena yang dapat dilakukannya
tidak leboh dari mengatur ramalan mendatang dengan suatu persentase dari kesalahan terakhir. Untuk
menentukan a mendekati optimal memerlukan beberapa kali percobaan.
35

Rumus yang digunakan:

Ft +1=F t + ( X tF t ) ( Rumus 2.3)

Ft +1
Dimana: = Hasil peramalan untuk periose t + 1

a = Konstsnta pemulusan

Xt = Data demand pada periode t

Ft = Periode Sebelumnya

2.4 Perencanaan Agregat

Menurut Heizer dan Render (2005), perencanaan agregat adalah sebuah pendekatan untuk
menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah antara tiga hingga delapan belas bulan.
Perencanaan agregat berfungsi untuk menentukan jalan terbaik untuk memenuhi permintaan yang
diprediksi dengan menyesuaikan nilai produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan
lembur dan tingkat subkontrak, yang dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rencana Produksi = (Permintaan Total Inventori awal) + Inventori akhir

Tujuan perencanaan produksi agregat adalah untuk mengembangkan suatu rencana produksi
secara menyeluruh yang fleksibel dan optimal. Fleksibel berarti dapat memenuhi permintaan pasar dan
sesuai dengan kapasitas yang ada. Optimal berarti menggunakan sumber daya yang efektif dan
mengeluarkan biaya seminimal mungkin.

Menurut Maarif dan Tanjung (2003), Secara garis besar, terdapat dua strategi pokok yang
digunakan dalam perencanaan agregat yaitu : Chase Strategy dan Level Strategy.

1) Chase Strategy

Chase Strategy adalah strategi yang ditempuh dengan cara menetapkan produksi sama dengan
forecast. Ciri-ciri Chase Strategy adalah :

Memadankan tingkat produksi dengan tingkat permintaan.


Menambah/mengurangi tenaga kerja sesuai dengan tingkat permintaan.
Jumlah tenaga kerja tetap, tetapi jam kerja tidak tetap.
2) Level Strategy
Level Strategy adalah startegi yang ditempuh dengan cara menjaga tingkat output, produksi, tenaga
kerja yang konstan. Ciri-ciri Level Strategy adalah :

Mempertahankan tingkat produksi yang tetap.


Memfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs dan lost sales
3) Mixed Strategy

Mixed Strategy adalah startegi yang ditempuh dengan cara penggabungan antara Chase dan Level
Strategy. Ciri-ciri Mixed Strategy adalah :

Menggabungkan tingkat produksi dengan tingkat permintaan dan tetap.


Menggabungkan dari dua metode level dan chase tingkat persediaan, order backlogs dan
lost sales
36
37

2.5 Jadwal Induk Produksi


Menurut Handoko (2000), suatu rencana terperinci tentang apa dan berapa banyak perusahaan
merencanakan untuk memproduksi masing-masing produk akhir dalam setiap periode waktu (biasanya
minggu) untuk beberapa bulan yang akan datang. JIP merupakan rencana induk perusahaan dan telah
disetujui akan mengendalikan sistem Production Planning Inventory Control (PPIC). Bagaimanapun
juga, hal ini dapat diubah secara periodik untuk mencerminkan pesanan-pesanan baru atau ramalan-
ramalan baru dengan berjalannya waktu.
III. METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metodologi Penulisan
Penelitian dilakukan di PT. Indonesia Nippon Seiki yang berlokasi di Kawasan Industri Modern
Cikande, Jl. Utama Modern Industri Blok E Desa Barengkok, Kecamatan Kibin, Serang Banten. Metode
Skema dalam
penulisan 1 penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Dalam mengumpulkan data atau
informasi yang diperlukan pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa metode yaitu Data Primer
dan Data Sekunder. Setelah data yang diperlukan terkumpul kemudian dilakukan perencanaan produksi
agregat, pengolahan data dengan menggunakan metode Chase Strategy, Level Strategy dan Mixed
Strategy.

III.2 Skema Penelitian


Dalam penelitian ini, penulis membuat skema penelitian agar lebih mudah dimengerti. Untuk skemanya
adalah sbb :

Skema 2

Jadwal Induk Produksi


(Master Production Schedule)
Level Strategy

Gambar 1. Skema 1 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat


Skema 2

38

Pilih Strategy dengan Biaya Paling Minimum

Gambar 2. Skema 2 Alur Kalkulasi Perencanaan Agregat


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Rencana Produksi

Perencanaan produksi diperlukan karena didalam setiap unit produksi ada manusia, mesin, dan
material yang dimanfaatkan sebaik baiknya, agar menghasilkan laba. Produksi yang modern bersifat
kompleks, baik secar teknologi maupun administratif, oleh karena itu harus direncanakan dengan teliti
untuk memperhitungkan keterbatasan yang mungkin ada.
Rencana Produksi harus mengacu pada permintaan total, sehingga secara umum formula untuk
rencana total adalah:
Plan Produksi = {(Total Demand Inventori awal) + Inventori akhir}.............(1)
Maka rencana produksi tahun 2015 pada PT. INS dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 1. Rencana Produksi PT. INS Tahun 2015

Speedometer Tipe W Tipe X Tipe Y Tipe Z TOTAL

Total Permintaan 2.661.897 unit 1.532.097 unit 212.235 unit 5.474 unit 4.411.702 unit

Inventory Awal 34.478 unit 27.664 unit 5.906 unit 1.721 unit 69.769 unit

Inventory Akhir 36.572 unit 14.956 unit 3.801 unit 1.721 unit 57.050 unit

Rencana Produksi 2.663.991 unit 1.519.389 unit 210.132 unit 5.474 unit 4.398.986 unit

Sumber : Data forecast hasil (POM) PT.Indonesia Nippon Seiki 2014


Keterangan:

Total permintaan : Didapatkan dari total rencana produksi (forecast)

Inventory awal : Diperoleh dari data stock awal bulan Maret 2015

Inventory akhir : Diperoleh dari data stock akhir bulan Maret 2015

Rencana produksi : Rumus diatas

Type speedometer
Error MAD MAPE
ditentukan berdasarkan
Moving Average -18.147 491.935 10% nama dari customer
diatas
Weight Moving Average 17.418 463.448 12%
Exponential Smoothing 223.346 757.134 20% IV.2 Prakiraan
(Forecasting)

Merupakan seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan (Heizer dan Render,
2005). Pada PT. INS menggunakan horizon waktu perkiraan jangka menengah yaitu satu sampai lima
tahun. Untuk pendekatan dalam prakiraan, PT. INS menggunakan metode kulitatif dengan tinjauan
permintaan pasar (sales force compoite), maksud dari metode ini adalah setiap tenaga penjualanan pada
PT. INS yang melakukannya adalah pihak kedua/customer dalam meramalkan berapa jumlah penjualan
yang bisa dilakukan pada perusahaan customer dan pesanan ditujukan ke pada PT. INS untuk dibuatnya
forecasting oleh PPC pada Tabel 1 dan Tabel 2 hasil perbandingan dari 3 metode time series.
Tabel 2. Hasil Perbandingan Forecasting 3 Metode
Tabel 3. Hasil Forecast 2015 Menggunakan Software POM QM Metode Moving Average

Month Demand(y) Forecast Error |Error| Error^2 |% Error|

January 389422

February 412499

March 497558

April 507874 433159.7 74714.3 74714.3 5582228000 0.1


Table
May 516300 472643.7 43656.3 43656.3 1905876000 0 1.

June 513921 507244 6677 6677 44582330 0

July 524250 512698.3 11551.7 11551.7 133440800 0

August 572724 518157 54567 54567 2977558000 0

September 361554 536965 -175411 175411 30769020000 0.5

October 521212 486176 35036 35036 1227521000 0

November 495720 485163.3 10556.7 10556.7 111443600 0

December 379730 459495.3 -79765.3 79765.3 6362510000 0.2

TOTALS 5692764 -18417.3 491935.3 49114180000 1.1

AVERAGE 474397 -2046.4 54659.5 5457132000 0.1

Next period 465554 (Bias) (MAD) (MSE) (MAPE)

Std err 83763.4

Forecast PT. INS pada bulan April-Desember 2015

UNIT SPEEDOMETER ASSY ANALOG DAN DIGITAL

Bulan

Type W Tipe X Tipe Y Tipe Z Total

April 250227 159779.3 21461.67 1691.67 433159.64

Mei 277111.7 172345.7 22308.67 877.67 472643.74

Juni 304492.3 178666 23787 298.67 507243.97

Juli 309288 178608.3 24247 555 512698.3

Agustus 315852.7 177826 23900 578.33 518157.03

September 326971.3 183466.3 25906 621.33 536964.93

Oktober 296785.3 164716 24326.33 348.33 486175.96

Nopember 298035.3 162574.7 24287.33 266 485163.33

Desember 283133.3 154114.3 22010.67 237 459495.27


Sumber: Data forecast PT. Indonesia Nippon Seiki Tahun 2015

Ket: tipe speedometer dari customer yang diproduksi pada mesin & peralatan yang sama

Tipe W : KV, KY, KW, KX, dan KM

Tipe X : XA,XB,XC, dan XD

Tipe Y : S1, S2, dan S3

Tipe Z : C123, C122, dan C121

IV.3 Perencanaan Agregat

Demand adalah jumlah permintaan pasar akan produk yang dihasilkan, demand yang diperoleh
melalui jumlah pesanan, maupun forecast dari bagian PPC.
dB = (d).............................................................................................(2)
dB = demand produk/bulan
d = demand masing masing jenis produk/bulan(d) April = (Tipe W + Tipe X + Tipe Y +
Tipe Z)
= (250.227 + 159.779 + 21462 + 1692)
= 433.160 unit Speedometer
Tabel 4. Demand PT. INS Periode Apr - Dec 2015

Bulan Jumlah Permintaan Bulan Jumlah Permintaan

April 433.160 September 536.965

Mei 472.644 Oktober 486.176

Juni 507.244 Nopember 485.163

Juli 512.698 Desember 495.495

Agustus 518.157 Rata-rata 490.189

Kapasitas produksi optimal pekerja (KOP) adalah jumlah produk yang mampu dihasilkan pekerja selama
satu periode kerja dalam kondisi normal.
KOP = Rata rata (KOT)................................................(5)
KOP = Kapasitas produksi optimal pekerja
KOT = kapasitas produksi tenaga kerja/bulan
Tabel 5. Kapasitas Produksi Speedometer PT. INS

Lini Produksi Kapasitas/Jam Man Power Lini Produksi Kapasitas/Ja Man Power
m
SA1 218 Unit 22 SA6 100 Unit 17
SA2 212 Unit 22 SA7 212 Unit 22
SA3 212 Unit 22 SD1 168 Unit 8
SA4 218 Unit 22 SD2 93 Unit 8
SA5 212 Unit 22 SD3 106 Unit 9
Tabel 6. Faktor Yang Mempengaruhi Biaya Operasional Gudang

Harga satuan Jumlah Jumlah


No Keterangan (Rp) Hari Kerja objek Biaya (Rp)

1 Upah tenaga kerja 2,020,000 264 24 183,636.36

2 Pembelian air minum galon 17,000 264 16 1,030.30

3 Neon philip 100 watt 79,000 264 65 19,450.76

4 Komputer scan barang 1,700,000 264 2 12,878.79

5 Iuran listrik 1,050,000 264 5 19,886.36

TOTAL 236,882.58

Asumsi Satu Tahun 19,740.21


Asumsi 12 Lokasi Storage 1,645.02

IV.4 Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategy


1. Level strategic dimana tingkat produksi tetap namun demand berubah ubah
Ciri strategi ini:
Mempertahankan tingkat produksi yang tetap.
Memfluktuasikan tingkat persediaan, order backlogs and lost seads.
Tabel 7. Kapasitas Penyimpanan Perbulan Level Strategy
INVENTORY AKHIR (unit) Maka biaya penyimpanan adalah:
Apr 126.799 Aug 76.812
April = 126.799 unit x Rp 1.645,-
Mei 144.344 Sep 30.036
= Rp 208.584.355,-
Jun 127.289 Okt 34.049

Nop 39.075 Tabel 8. Biaya Penyimpanan Level


Jul 104.780 Strategi periode April-Desember 2015
Des 69.769

Bulan Biaya Penyimpanan (Rp) Bulan Biaya Penyimpanan (Rp)

Mei 237,445,880 September 49,409,220

Juni 209,390,405 Oktober 56,010,605

Juli 17,236,310 November 64,278,375

Agustus 126,355,740 Desember 114,770,005


Tabel 9. Perhitungan Biaya Level Strategi Periode Apr - Dec 2015

Dalam Rupiah (Rp)


Bulan
Reguler Biaya Inventory Total Cost

April 523,180,000 208,584,355 731,764,355

Mei 523,180,000 237,445,880 760,625,880

Juni 523,180,000 209,390,405 732,570,405

Juli 523,180,000 17,236,310 540,416,310

Agustus 523,180,000 126,355,740 649,535,740

September 523,180,000 49,409,220 572,589,220

Oktober 523,180,000 56,010,605 579,190,605

Nopember 523,180,000 64,278,375 587,458,375

Desember 523,180,000 114,770,005 637,950,005

Total Cost 5,792,100,895

Berdasarkan perhitungan data pada Lampiran dan Tabel 10 di atas dapat disimpulkan total biaya
Perencanaan Agregat dengan metode Level Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki sebesar
Rp.5.792.100.895,-

2. Chase strategic dimana tingkat produksi disesuaikan dengan demand. Ciri strategi ini:
Menyesuaikan tingkat produksi dengan tingkat permintaan / order
Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan permintaan
Secara umum rumus dan data adalah sama dengan Level Strategic. Namun perbedaan ada pada jumlah
kapasitas produksi, jumlah tenaga kerja, Inventori akhir dan total biaya perencanaan.
Tabel 10. Jumlah TK Chase Strategi Periode Apr - Dec 2015

Bulan Tenaga kerja Bulan Tenaga kerja

Mei 250 September 284

Juni 268 Oktober 257

Juli 271 November 256

Agustus 274 Desember 243

perhitungan biaya pada Chase Strategic:


1. Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada pekerja atas suatu
pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja untuk perusahaan.
Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan........(6)
Biaya TK bulan April = 229orang x Rp 2.020.000,- = Rp 462.580.000,-
Berdasarkan perhitungan diatas, biaya tenaga kerja dengan metode Chase startegic dapat dilihat
pada Tabel 10 dibawah ini:

Tabel 11. Biaya TK Chase Strategi Periode Apr-Dec 2015


Bulan Tenaga kerja Bulan Tenaga kerja

Mei Rp 505.000.000 September Rp 573.680.000

Juni Rp 541.360.000 Oktober Rp 519.140.000

Juli Rp 547.420.000 November Rp 517.120.000

Agustus Rp 553.480.000 Desember Rp 490.860.000

2. Biaya Penyimpanan adalah biaya yang diperlukan dalam proses penyimpanan, baik perawatan
gudang, biaya tenaga kerja, sewa peralatan bergerak, dan biaya listrik.
(Inv cost) = Inventori/bulan x Biaya Penyimpanan..............(7)

Dikarenakan jumlah inventori adalah konsiten yaitu pada titik buffer stock, maka biaya
penyimpanan juga konsisten pada setiap bulannya, yaitu :

Inv = 69.769 x Rp 1.645,- = Rp. 114.770.005,-

Maka total biaya penyimpanan pada periode April Desember adalah:

Rp. 114.770.005,- x 9 = Rp. 1.032.930.045,-


Tabel 12. Perhitungan Biaya Chase Strategi periode April-Des 2015

Dalam Rupiah
Bulan
Reguler Biaya Inventory Total Cost

April 462,580,000 114,770,005 577,350,005

Mei 505,000,000 114,770,005 619,770,005

Juni 541,360,000 114,770,005 656,130,005

Juli 547,420,000 114,770,005 662,190,005

Agustus 553,480,000 114,770,005 668,250,005

September 573,680,000 114,770,005 688,450,005

Oktober 519,140,000 114,770,005 633,910,005

Nopember 517,120,000 114,770,005 631,890,005

Desember 490,860,000 114,770,005 605,630,005

Total Cost 5,743,570,045


Berdasarkan perhitungan Chase Strategi pada Lampiran dan Tabel 12, dapat disimpulkan
total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Case Strategi pada PT. Indonesia Nippon Seiki
sebesar Rp. 5.743.570.045,-
3. Mix strategic merupakan metode pengabungan antara Level dan Case Stategic.Ciri strategi ini:
Memiliki tingkat produksi yang tetap pada beberapa periode dan berfluktuasi sesuai perubahan
permintaan berdasarkan periode yang di tetapkan
Menambah dan mengurangi pekerja sesuai dengan dengan permintaan
Rencana Produksi (Prod) adalah jumlah produk yang akan dihasilkan dalam suatu periode dan menjadi
acuan dalam Jadwal Induk Produksi, yang dapat berubah sesuai kebutuhan maupun faktor faktor
tertentu.
Rprod = (Rata rata dB periode I) + (Rata rata dB periode II)+dst................(3)

Rprod (3 bulanan) maka dapat di hitung sebagai berikut:

433.160 472.644 507.244


3
Periode April Juni = ( )

= 471.016

512.698 518.157 536.965


3
Periode Juli September =( )

= 522.607

486.176 485.163 459.495


3
Periode Oktober Desember =( )

= 476.945

Kapasitas produksi optimal pekerja (KO P) adalah jumlah produk yang mampu dihasilkan pekerja selama
satu periode kerja dalam kondisi normal.
dB
KOp
TK = ..............................................(4)

471.016
1.892
TK April Juni = = 249 orang
522.607
1.892
TK Juli September = = 276orang

476.945
1.892
TK Oktober- Desember = = 252orang
Maka berdasarkan perhitunganMix strategic jumlah Tenaga Kerja yang diperlukan pada periode April
Desember 2015untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran.

Biaya tenaga kerja adalah sejumlah uang yang diberikan perusahaan kepada pekerja atas suatu pekerjaan
atau jasa yang telah dilakukan oleh pekerja untuk perusahaan.
Biaya Tenaga Kerja = TK x Gaji Pokok karyawan....(5)

Biaya TK bulan April Juni = 249 orang x Rp 2.020.000


= Rp 502.980.000,-
Biaya TK bulan Juli Sept = 276 orang x Rp 2.020.000
= Rp 557.520.000,-
Biaya TK bulan Okt Des = 252 orang x Rp 2.020.000
= Rp 509.040.000,-
Tabel 13. Biaya Penyimapan Mixed Strategi Periode Apr - Dec 2015

Biaya Penyimpanan Biaya Penyimpanan


Bulan Bulan
Tabel 14. (Rp) (Rp)

Mei 174,366,710 September 114,768,360

Juni 114,771,650 Oktober 99,583,365

Juli 131,070,310 November 86,064,755

Agustus 138,388,915 Desember 114,770,005

Perhitungan Biaya Mixed Strategi periode April-Des 2015

Dalam Rupiah
Bulan
Reguler Biaya Inventory Total Cost

April 502,980,000 177,044,770 680,024,770

Mei 502,980,000 174,366,710 677,346,710

Juni 502,980,000 114,771,650 617,751,650

Juli 557,520,000 131,070,310 688,590,310

Agustus 557,520,000 138,388,915 695,908,915

September 557,520,000 114,768,360 672,288,360

Oktober 509,040,000 99,583,365 608,623,365

Nopember 509,040,000 86,064,755 595,104,755

Desember 509,040,000 114,770,005 623,810,005

Total Cost 5,859,448,840


Berdasarkan perhitungan Mix Strategi data pada Lampiran dan Tabel 14 diatas, dapat
disimpulkan total biaya Perencanaan Agregat dengan metode Mix Strategi pada PT. Indonesia Nippon
Seiki sebesar Rp.5.859.448.840,-

IV.5 Analisa Biaya Masing-masing Strategi

Perbandingan biaya hasil perhitungan masing masing strategi, maka dapat disimpulkan pada Tabel 16
berikut ini:

Tabel 15. Analisa Biaya Metode Level, Chase dan Mixed Strategi

Metode Level Strategic Chase Strategic Mixed Strategic


Biaya Tenaga Kerja (Rp) 4,708,620,000 4,710,640,000 4,708,620,000

Biaya Penyimpanan (Rp) 1,083,480,895 1,032,930,045 1,150,828,840

Total Biaya (Rp) 5,792,100,895 5,743,570,045 5,859,448,840

4.6 Analisa Hasil Masing-masing Strategi


Perbandingan hasil perhitungan masing masing strategi, maka dapat disimpulkan pada Tabel 17 berikut
ini:

Tabel 16. Hasil Analisa Perhitungan Level, Chase dan Mixed Strategi Perencanaan Agregat

Metode Level Strategic Chase Strategic Mix Strategic

Total Biaya Rp. 5.792.100.895,- Rp. 5.743.570.045,- Rp. 5.859.448.840,-

Tetap dalam beberapa


Tingkat Produksi Tetap Fluktuatif
periode dan fluktuatif

Tingkatan Biaya Kedua Pertama Ketiga

Biaya lebih rendang Biaya Rendah Biaya Tinggi


Hasil dari metode chase
Tidak membatasi Tidak membatasi
Membatasi permintaan permintaan
permintaan pasar
Bahwa dalam Perencanaan Agregat periode April Desember 2015 pada PT. INS metode yang
memiliki biaya produksi paling minim adalah Chase dan Level strategi. Maka metode yang paling baik
untuk diterapkan adalah Chase strategic karena memiliki biaya lebih kecil di bandingkan Level
Strategic.

V. PENUTUP
V.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa dan perhitungan Perencanaan Agregat Speedometer Roda Dua di PT. Indonesia
Nippon Seiki menggunakan metode Chase, Level dan Mixed Strategy dengan metode peramalan
penjualan yang mendapatkan error terkecil dan grafik ramalan penjualanyang paling responsive adalah
metode deret berkala (time series methode), yaitu Moving Average. Maka diperoleh hasil biaya yang
paling minimum yaitu Chase Strategy sebesar Rp. Rp. 5.743.570.045,-Sehingga perusahaan bisa
menentukan dan memilih perencanaan produksi satu tahun kedepan dengan optimal serta dapat
mempertimbangkan biaya yang paling minim.

V.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan rekomendasi untuk para pihak yang terkait
diantaranya adalah sebagai berikut:

Dari hasil perencanaan produksi yang telah dibuat hendaknya perusahaan menerapkan sistem
perencanaan produksi agregat satu tahun kedepan. Sehingga perusahaan dapat melakukan
perencanaan yang optimal dan meningkatkan keuntungan perusahaan, karena perencanaan
produksi yang digunakan oleh perusahaan masih berdasarkan pengalaman atau histori.
Peneliti dalam melakukan penelitian memiliki keterbatasan, diantaranya berkaitan dengan subjek
penelitian yang terbatas pada divisi Production Planning & Inventory Control. Penulis
menyarankan melakukan penelitian lebih lanjut pada bagian Purchasing untuk menentukan
Kebutuhan Material (Material Requrement Planning) yang akan di produksi dan perencanaan
Jadwal Induk Produksi yang lebih mendetail.

DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Buffa, Elwood S dan Sarin, Rakesh K.1996. Manajemen Operasi & Produksi Modern. Ed ke-8. Jakarta:
Binarupa Aksara.

Kusumah, Hendra.1999. Manajemen Produksi. Ed ke-3. Yogyakarta: Andi.

Makridakis. 1993. Metode dan Aplikasi Peramalan. Jakarta: Bina Aksara.

Maarif, M.S. dan H. Tanjung. 2003. Manajemen Operasi (edisi 3). Jakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai