Anda di halaman 1dari 9

Accelerat ing t he world's research.

ITS-Undergraduate-14344-paperpdf
Adiet Yakuza

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Bab 2 T injauan Pust aka 2.1. Teori Peramalan (Forecast ing


akhmad hadi sant oso

BAB 1-3 LA INI


Reza Ramadhan

Prediksi Persediaan Ikan Teri Menggunakan Exponent ial Smoot hing Berbasis Ordered Weight ed Aggre…
NERO Jurnal
SISFO-Jurnal Sistem Informasi

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK


PERAMALAN PENGGUNAAN WAKTU TELEPON DI
PT.TELKOMSEL DIVRE3 SURABAYA

Alda Raharja, Wiwik Angraeni, S.Si, M.Kom, Retno Aulia Vinarti, S.Kom
Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh November
Kutisari Indah Utara X/18, Surabaya, 60291
Telp : 085 731255 951, Fax : -
E-mail : alda.raharja@gmail.com, wiwik@its-sby.edu, vaulia@gmail.com

Abstract
Forecasting is important for companies in formulating corporate strategy in the future.
Therefore, an appropriate forecasting method is absolutely necessary that the campany can get maximum
benefit from a forecasting process. Method of Exponential Smoothing is a popular method used in
forecasting the pattern of time series because it has good performance. (Makridakis, 1999).
This method has a parameter value and considerable influence on the yield forecasting. By
finding the optimal value of the parameter α by using the Ordinary Least Square will get the optimal
parameter values and obtain the results of forecasting results (RMSE) with small error.

Keywords: Exponential Smoothing, Ordinary Least Square.

Abstrak
Proses peramalan merupakan hal yang penting bagi perusahaan dalam perumusan strategi
perusahaan di masa mendatang. Oleh karena itu, sebuah metode peramalan yang tepat mutlak
diperlukan agar perusahaan bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal dari sebuah proses
peramalan. Metode Exponential Smoothing merupakan metode yang popular digunakan dalam
peramalan karena memiliki kinerja yang baik.
Metode ini memiliki nilai parameter dan punya pengaruh yang besar terhadap hasil peramalan.
Dengan menemukan nilai optimal dari parameter α dengan menggunakan Ordinary Least Square
sehingga akan mendapatkan nilai parameter yang optimal dan memperoleh hasil peramalan dengan
hasil kesalahan (RMSE) kecil.

Kata kunci: Exponential Smoothing, Ordinary Least Square.

1
SISFO-Jurnal Sistem Informasi

1. PENDAHULUAN dan menggunakan data masa lalu untuk


Kemajuan teknologi sudah dirasakan memprediksi. Contoh dari model time series ini
penting oleh manusia dalam era globalisasi saat antara lain Moving average, Exponential
ini, Hal tersebut terjadi karena hasil kemajuan Smoothing dan proyeksi trend.
teknologi yang ada pada saat ini telah menjadi
bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan 2.2 Metode Exponential Smoothing
kebutuhan manusia itu sendiri. Banyak hasil Metode Exponential Smoothing
yang diperoleh dari dampak kemajuan teknologi (Makridakis, 1999) merupakan prosedur
tersebut, salahsatunya adalah telekomunikasi. perbaikan terus-menerus pada peramalan
Telekomunikasi merupakan contoh terhadap objek pengamatan terbaru. Metode
nyata dari dampak kemajuan teknologi. Pada peramalan ini menitik-beratkan pada penurunan
saat ini Telekomunikasi sudah menjadi sarana prioritas secara eksponensial pada objek
pokok bagi manusia.Telekomunikasi merupakan pengamatan yang lebih tua.
bentuk sarana komunikasi yang cepat dan Dalam pemulusan eksponensial atau
praktis. Sehingga dibutuhkan suatu bentuk exponential smoothing terdapat satu atau lebih
layanan yang baik, cepat, dan tentunya harga parameterpemulusanyang ditentukan secara
yang disediakan tidak membuat “kantong eksplisit, dan hasil ini menentukan bobot yang
bocor”. dikenakan pada nilai observasi.
Sebuah peramalan dibutuhkan dalam Dengan kata lain, observasi terbaru
melihat jumlah pemakaian pelanggan Telkomsel akan diberikan prioritas lebih tinggi bagi
pada saat tertentu, sehingga dapat diketahui peramalan daripada observasi yang lebih lama.
kapan saat permintaan naik konstan dan Metode exponential smoothing dibagi lagi
keadaan sedang menurun. berdasarkan menjadi beberapa metode.
Dengan menggunakan peramalan maka
bisa diketahui jumlah pemakaian pelanggan 2.2.1 Single Exponential Smoothing
yang cukup banyak. Juga dikenal sebagai simple
exponential smoothing yang digunakan pada
2. DASAR TEORI peramalan jangka pendek, biasanya hanya 1
2.1 Peramalan bulan ke depan. Model mengasumsikan bahwa
Peramalan merupakan alat bantu yang data berfluktuasi di sekitar nilai mean yang
penting dalam perencanaan yang efektif dan tetap, tanpa trend atau pola pertumbuhan
efisien. Menurut Makridakis (1999), teknik konsisten. (Makridakis, 1999). Rumus untuk
peramalan terbagi menjadi dua bagian, yang Simple exponential smoothing adalah sebagai
pertama metode peramalan subjektif dan metode berikut:
peramalan objektif.
Metode peramalan subjektif Ft+1 = α * Xt + (1 – α) * Ft (1)
mempunyai model kualitatif dan metode
peramalan objektif mempunyai dua model, yaitu dimana:
model time series dan model kausal. Model Ft = peramalan untuk periode t.
kualitatif berupaya memasukkan faktor-faktor Xt + (1-α) = Nilai aktual time series
subyektif dalam model peramalan, model ini Ft+1 = peramalan pada waktu t + 1
akan sangat bermanfaat jika data kuantitatif α = konstanta perataan antara 0 dan 1
yang akurat sulit diperoleh. Contoh dari metode
ini ialah metode delphi, opini juri eksekutif, 2.2.2 Double Exponential Smoothing
komposit kekuatan dan survey pasar konsumen. Metode ini digunakan ketika data
Model kausal memasukkan dan menunjukkan adanya trend. Exponential
menguji variabel-variabel yang diduga akan smoothing dengan adanya trend seperti
mempengaruhi variabel dependen, model ini pemulusan sederhana kecuali bahwa dua
biasanya menggunakan analisis regresi untuk komponen harus diupdate setiap periode – level
menentukan mana variabel yang signifikan dan trendnya. Level adalah estimasi yang
mempengaruhi variable dependen. Selain dimuluskan dari nilai data pada akhir
menggunakan analisis regresi, model kausal masingmasing periode. Trend adalah estimasi
juga dapat menggunakan metode ARIMA atau yang dihaluskan dari pertumbuhan rata-rata
Box-Jenkins untuk mencari model terbaik yang pada akhir masing-masing periode. (Makridakis,
dapat digunakan dalam peramalan. 1999).
Model time series merupakan model
yang digunakan untuk memprediksi masa depan Rumus double exponential smoothing adalah:
dengan menggunakan data historis. Dengan kata St = α * Yt + (1 – α) * (St - 1 + bt - 1) (2)
lain, model time series mencoba melihat apa bt = γ * (St – St - 1) + (1 – γ) * bt – 1 (3)
yang terjadi pada suatu kurun waktu tertentu Ft + m = St + bt m (4)

3
SISFO-Jurnal Sistem Informasi

dimana: dapat dihipotesiskan baik sebagai fungsi dari


St = peramalan untuk periode t. waktu atau sebagai fungsi dari variabel bebas,
Yt + (1-α) = Nilai aktual time series kemudian diuji. Langkah penting dalam
bt = trend pada periodeke - t memilih model time series yang tepat adalah
α = parameter pertama perataan antara nol dan dengan mempertimbangkan jenis pola data,

= parameter kedua, untuk pemulusan trend


1, = untuk pemulusan nilai observasi sehingga metode yang paling tepat dengan pola
tersebut dapat diuji. Pola data dapat dibedakan
Ft+m = hasil peramalan ke - m menjadi empat jenis siklis dan trend.
m = jumlah periode ke muka yang akan Time series merupakan data yang
diramalkan dikumpulkan, dicatat atau diobservasi sepanjang
waktu secara berurutan dengan beberapa
2.2.3 Triple Exponential Smoothing periode waktu dapat tahun, kuartal, bulan,
Metode ini digunakan ketika data minggu dan pada beberapa kasus hari atau jam.
menunjukan adanya trend dan perilaku Data time series di analisis untuk menemukan
musiman (Makridakis, 1999). Untuk menangani pola variasi masa lalu yang dapat dipergunakan
musiman, telah dikembangkan parameter untuk memperkirakan nilai untuk masa depan
persamaan ketiga yang disebut metode “Holt- (forecast) karena dengan mengamati data runtut
Winters” sesuai dengan nama penemuya. waktu akan terlihat empat komponen yang akan
Terdapat dua model Holt-Winters tergantung mempengaruhi pola data masa lalu dan sekarang
pada tipe musimannya yaitu Multiplicative yang benderung berulang di masa mendatang
seasonal model dan Additive seasonal model (Mukhyi, 2008). Klasifikasi model time series
yang akan dibahas pada bagian lain dari blog berdasarkan bentuk atau fungsi antara lain linier
ini. Metode exponentian smoothing yang telah dan nonlinier, contoh dari model time series
dibahas sebelumnya dapat digunakan untuk linier yaitu moving average, Exponential
hampir segala jenis data stasioner atau non – Smoothing.
stasioner sepanjang data tersebut tidak
mengandung faktor musiman. Tetapi bilamana 2.3.1 Data Stationer
terdapat musiman, metode ini dijadikan cara Pola data ini terjadi jika terdapat data
untuk meramalkan data yang mengandung yang berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yang
faktor musiman, namun metode ini sendiri tidak konstan. (Makridakis, 1999). Suatu produk yang
dapat mengatasi masalah tersebut dengan baik. penjualannya tidak meningkat atau menurun
Meskipun demikian, metode ini dapat selama waktu tertentu termasuk jenis pola ini.
menangani factor musiman secara langsung. Pola khas dari data horizontal atau stasioner
(Makridakis, 1999). Rumus yang digunakan seperti ini dapat dilihat dalam Gambar 1.
untuk triple exponential smoothing adalah:

Pemulusan trend:
Bt =g (St – St-1) + (1 - g ) bt-1 (5)

Pemulusan Musiman:
I=btX
t S + (1-b) t -L +m (6)
Ramalan:
Ft + m = (St + bt m)It – L + m (7)

Dimana L adalah panjang musiman


(misal, jumlah kuartal dalam suatu tahun), b
adalah komponen trend, I adalah factor
Gambar 1. Pola Data Stationer / Horizontal
penyesuaian musiman, dan Ft + m adalah
ramalan untuk m periode ke muka.
2.3.2 Data Musiman
Pola data ini terjadi jika terdapat suatu
2.3 Jenis Pola Data
deret data yang dipengaruhi oleh faktor
Model time series seringkali dapat
musiman (misalnya kuartal tahun tertentu,
digunakan dengan mudah untuk meramal,
bulanan, atau hari-hari pada minggu tertentu).
sedangkan model kausal dapat digunakan
Penjualan dari produk seperti minuman ringan,
dengan keberhasilan yang lebih besar untuk
es krim, dan bahan bakar pemanas ruang
pengambilan keputusan dan kebijaksanaan.
semuanya menunjukkan jenis pola ini. Untuk
(Makridakis, 1999). Bilamana data yang
pola musiman kuartalan dapat dilihat Gambar 2.
diperlukan tersedia, suatu hubungan peramalan

4
SISFO-Jurnal Sistem Informasi

2.4 ORDINARY LEAST SQUARE


Dalam statistik dan ekonometrik,
kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square)
atau kuadrat terkecil linier (Linear Least
Square) merupakan metode untuk
memperkirakan parameter yang tidak diketahui
dalam model regresi linier. Metode ini
meminimalkan jumlah jarak kuadrat antara data
yang diamati langsung pada dataset, dan data
yang telah diprediksi dengan menggunakan
metode pendekatan linear.
Dengan mendapatkan nilai parameter
Gambar 2. Pola Data Musiman
yang optimal maka error yang didapatkan dari
hasil peramalan yang dilakukan akan kecil dan
2.3.3 Data Siklis
ketepatan peramalan semakin endekati terhadap
Pola data ini terjadi jika terdapat data yang real.
data yang dipengaruhi oleh fluktuasi
ekonomi jangka panjang seperti yang 2.4.1 Regresi Linear Sederhana (Simple
berhubungan dengan siklus bisnis. Contoh: Linear Regression)
Penjualan produk seperti mobil, baja, dan Dalam statistik, regresi linier sederhana
peralatan utama lainnya. Jenis pola ini adalah penaksir kuadrat terkecil dari model
dapat dilihat pada Gambar 3. regresi linier dengan variable prediktor tunggal.
Dengan kata lain, regresi linier sederhana
mencocokkan dengan garis lurus melalui
serangkaian titiktitik n sedemikian rupa yang
membuat jumlah kuadrat residual dari model.
Pada gambar 5 merupakan contoh
penyebaran data yang ada pada persamaan linier
untuk dicarikan parameter dengan rumus
dibawah ini:

(8)

Gambar 3. Pola Data Siklis


2.3.4 Data Trend
Pola data ini terjadi jika terdapat
kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang
dalam data. Contoh: Penjualan banyak
perusahaan, GNP dan berbagai indikator bisnis
atau ekonomi lainnya. Jenis pola ini dapat
dilihat pada Gambar 4.

Gambar 5. Contoh Linier Regression

2.5 Evaluasi Hasil Peramalan


Evaluasi hasil peramalan digunakan
untuk mengetahui keakuratan hasil peramalan
yang telah dilakukan terhadap data yang
sebenarnya. Terdapat banyak metode untuk
melakukan perhitungan kesalahan peramalan.
Beberapa metode yang digunakan adalah:

2.5.1 Root Mean Square Error


Cara yang cukup sering digunakan
Gambar 4. Pola Data Trend dalam mengevaluasi hasil peramalan yaitu
dengan menggunakan metode Mean
Squared Error (MSE). Dengan

5
SISFO-Jurnal Sistem Informasi

menggunakan MSE, error yang ada Galat Persentase (Percentage Error)


menunjukkan seberapa besar perbedaan
hasil estimasi dengan hasil yang akan
diestimasi. Hal yang membuat berbeda (11)
karena adanya keacakan pada data atau Nilai Tengah Galat Persentase (Mean
karena tidak mengandung estimasi yang Percentage Error)
lebih akurat.
(12)
(9) Nilai Tengah Galat Persentase Absolut
Dimana: (Mean Absolut Percentage Error)
MSE = Mean Square Error
N = Jumlah Sampel
t y = Nilai Aktual Indeks (13)
t yˆ = Nilai Prediksi Indeks
Dimana
Xt = Data history atau Data aktual pada
RMSE merupakan mengakarkan nilai periode ke - t
dari MSE yang sudah dicari sebelumnya. RMSE Ft = Data hasil ramalan pada periode ke - t
digunakan untuk mencari keakuratan hasil n = jumlah data yang digunakan
peramalan dengan data history dengan t = periode ke – t
menggunakan rumus (Makridakis, 1999).
Semakin kecil nilai yang dihasilkan semakin 3. IMPLEMENTASI DAN UJI COBA
bagus pula hasil peramalan yang dilakukan.
Alur implementasi terlihat pada
flowchart dibawah ini

(10)

2.5.2 Mean Absolute Percentage Error


Metode ini melakukan perhitungan
perbedaan antara data asli dan data hasil
peramalan. Perbedaan tersebut diabsolutkan,
kemudian dihitung ke dalam bentuk persentase
terhadap data asli. Hasil persentase tersebut
kemudian didapatkan nilai mean-nya. Suatu
model mempunyai kinerja sangat bagus jika
nilai MAPE berada di bawah 10%, dan
mempunyai kinerja bagus jika nilai MAPE
berada di antara 10% dan 20% (Zainun dan
Majid, 2003).
Dalam fase peramalan, menggunakan
MSE sebagai suatu ukuran ketepatan juga dapat
menimbulkan masalah (Makridakis, 1999).
Ukuran ini tidak memudahkan perbandingan
antar deret berkala yang berebeda dan untuk
Gambar 6 Alur Implementasi
selang waktu yang berlainan, karena MSE
merupakan ukuran absolut. Lagi pula,
Sebelum melakukan peramalan atau
interpertasinya tidak bersifat intuitif bahkan
implementasi peramalan, data yang digunakan
untuk para spesialis sekalipun, karena ukuran
untuk peramalan adalah data pelanggan PT
ini menyangkut penguadratan sederetan nilai.
TELKOMSEL Divre 3 Surabaya dalam
Alasan yang telah disebutkan di atas
penggunaan waktu telepon selama 4 tahun,
dalam hubungan dengan keterbatasan MSE
yaitu tahun 2005, 2006, 2007, dan 2008.
sebagai suatu ukuran ketepatan peramalan,
Dalam melakukan implementasi
Maka diusulkan ukuran – ukuran alternatif,
peramalan ini, pengerjaannya menggunakan
yang diantaranya menyangkut galat persentase.
bantuan software Matlab.
(Makridakis, 1999). Tiga ukuran berikut seing
digunakan :

6
SISFO-Jurnal Sistem Informasi

Tabel 1. Data Pelanggan Tahun 2005 April 25315.571


Data Aktual May 24900.018
Periode
(Xt)
June 25499.252
January 27152.745
July 25270.029
February 24509.251
August 25261.741
March 24957.753
September 23995.889
April 23837.821
October 25663.137
May 24583.556
November 25034.476
June 24770.868
December 24442.209
July 26115.190
August 24215.304 Dalam proses peramalan yang sudah
September 25165.272 disediakan tersebut, harus ada data masukan
October 23584.067 yang akan diproses dengan proses peramalan.
November 25084.774 Namun sebelum di inputkan ke dalam proses
December 23999.721 peramalan, data yang sudah ada harus diproses
seperti yang sudah dijelaskan pada subbab 4.1.1
Tabel 2. Data Pelanggan Tahun 2006 Data yang digunakan kemudian

 Kumpulan training data. Kumpulan data


Data Aktual dijadikan 2 kelompok kumpulan data:
Periode
(Xt)
January 23847.133 ini yang digunakan untuk dimasukkan
dalam proses peramalan dengan model
February 25209.932 DES dan juga data ini dimasukkan ke
March 26734.159 dalam proses pencarian parameter optimal
April 24730.049 dengan metode OLS (Ordinary Least
May 24487.960 Square). Kumpulan data terdiri dari data
June 24338.482 pelanggan dari bulan Januari 2005 sampai
July 24500.666 dengan bulan Agustus 2007 dengan N = 32

 Kumpulan tester data. Kumpulan data ini


observasi.
August 24558.912
September 23935.272
yang akan digunakan dalam proses evaluasi
October 25292.667 data, yatiu RMSE dan MAPE. Kumpulan
November 26368.058 data ini terdiri dari bulan September 2007
December 24655.500 sampai dengan bulan Desember 2008
dengan N = 16 observasi.
Tabel 3. Data Pelanggan Tahun 2007
Data Aktual 3.1 Plot Data
Periode
(Xt)
Data pelanggan yang sudah ada
January 25080.563 tersebut di plot dalam bentuk grafik untuk
February 25502.690 mengetahui pola data yang ada. Dalam
March 25483.552 mengenali jenis pola data ini, cara yang
April 25771.238 digunakan dengan melakukan plot data yang
May 25537.766 sudah dirata-rata.
June 24212.118 Data pelanggan dalam penggunaan
July
telepon yang sudah dirata-rata diplot dengan
25555.907
menggunakan aplikasi excel. Setelah itu akan
August 27145.514 terlihat grafik yang dihaslkan kemudian akan
September 23799.458 ditentukan penggunaan metode exponential
October 25149.791 smoothing yang tepat. Salah satu contoh data
November 23944.914 yang sudah di plot adalah data pada tahun 2005.
December 24660.773

Tabel 4. Data Pelanggan Tahun 2008


Data Aktual
Periode
(Xt)
January 25877.127
February 26177.770
March 25261.107

7
SISFO-Jurnal Sistem Informasi

disamakan dengan nilai alpha, yaitu 0.04


juga. Dengan implementasi parameter baru
maka akan didapat juga hasil peramalan
yang baru.

3.3 Analisa Hasil Peramalan


Setelah melakukan semua tahapan
peramalan, dan mendapatkan hasil dari
peramalan, akan di analisis dengan dua
ukuran yaitu RMSE untuk mengukur
Gambar 6. Grafik Tahun 2005
akurasi hasil peramalan dengan data history
Dari hasil melakukan plot pada data dan MAPE untuk mengetahui persentase
yang ada, maka diketahui pola datanya sehingga error pada hasil peramalan.
bias dengan tepat dalam memilih metode Implementasi model RMSE dan
smoothing sesuai dengan pola data. MAPE menggunakan software Matlab dan
Dalam kasus ini opla data yang terlihat dibantu dengan Microsoft Excel seagai
tidak terlalu stationer dan sedikit mengandung acuan dalam perhitungan yang dilakukan.
unsur trend di dalamnya. Maka metode
smoothing yang digunakan adalh Double 3.4 Hasil Uji Coba
Exponential Smoothing.
Sesuai dengan referensi, bahwa Dalam melakukan uji coba peramalan
biasanya nilai awal konstanta/parameter ini yang digunakan adalah data penggunaan
berikisar diantara 0.01 sampai 0.3. (Attaran, tahun 2005. Setelah mengetahui jenis pola
MSIS). Berdasarkan dengan hal ini, maka data yang dimiliki data observasi tersebut,
nilai yang penulis ambil dimana nilai alpha maka langkah berikutnya adalah melakukan
= 0.25 dan beta = 0.30 peramalan dengan menggunakan parameter
yang sudah didefinisikan sejak awal dimana
Rumus double exponential smoothing adalah: alpha = 0,25 dan beta = 0,30. Namun dalam
St = α * Yt + (1 – α) * (St - 1 + bt - 1) (14) percobaan iterasi ke – 2 sampai ke – n, nilai
bt = γ * (St – St - 1) + (1 – γ) * bt – 1 (15) parameter betha disamakan dengan nilai
Ft + m = St + bt m (16) alpha.
Hal ini karena nilai betha tidak
3.2 Pencarian Parameter Optimal berpengaruh signifikan dengan hasil error.
Setelah mendapatkan hasil ramalan, Sudah di ujicobakan jika nilai betha tidak
hasil ramalan ini menjadi input dari OLS sama dengan nilai alpha maka hasil error
(Ordinary Least Square). Model OLS akan lebih besar daripada nilai betha =
tersebut diimplementasikan dengan alpha, dan nilai error akan bertambah
menggunakan bantuan software Matlab. sebesar 0.0xxx. Bahkan jika nilai betha =
alpha nilai error bisa di reduce sebesar 1.
Tabel 5. Hasil Parameter
Seperti yang sudah dijekaskan
Iterasi ke- Parameter sebelumnya bahwa peramalan dengan
1 0.25 metode Double Exponential Smoothing
2 0.0013 harus memperhatikan parameter yang
3 0.003 digunakan. Maka dari itu hasi yang berikan
4 0.008 juga sesuai dengan penemuan parameter
5 0.02 dengan Ordinary Least Square.
6 0.04 Dari hasil uji coba yang telah
dilakukan dengan data penggunaan 2005.
Dapat diketahui bahwa hasil OLS yang
Dengan menggunakan rumus OLS:
paling optimal terdapat pada iterasi ke – 6,
dimana nilai parameter untuk α yang
dihasilkan sebesar 0.04 dan untuk β = 0.02.
(17)
Dengan mendapatkan parameter
yang ke -6, kemudian akan dilihat hasil
peramalan dengan alpha = 0.04 dan beta

8
SISFO-Jurnal Sistem Informasi

Tabel 6. Hasil Perbandingan Parameter dan RMSE – 0.29% dan selisih error RMSE sebesar
MAPE 74.15.
Iterasi Parameter RMSE MAPE
ke- (%) 5. DAFTAR PUSTAKA
1 0.25 839.415 2.42 (Reference from Book)
2 0.0013 832.705 2.62 Dewi Levina K., 2008. ” Peramalan
3 0.003 804.647 2.51 Menggunakan Metode Vector Autoregressive
4 0.008 771.388 2.38 Moving Average (Varma) ”. Surabaya: Institut
5 0.02 719.372 2.15 Teknologi Sepuluh November.
6 0.04 700.956 2.15 Makridakis, Spyros dan Wheelwright,
7 0.056 704.028 2.16 Steven C. 1999, Metode dan Aplikasi
8 0.057 704.425 2.16 Peramalan. Jakarta : Binarupa Aksara.
Vinarti Retno A., 2008. “Hibridasi Metode
Pada saat iterasi ke – 7 dan ke – 8 Exponential Smoothing Dengan
dijalankan, nilai yang didapatkan selalu Backpropagation Neural Network Untuk
dikisaran 0.057 dengan RMSE = 704.675 Peramalan Nilai Tukar Mata Uang
dan MAPE = 2.16. Asing”. Surabaya: Institut Teknologi
Nilai parameter pada iterasi ke – 7 Sepuluh November
tidak pernah berubah dari nilai 0.057,
walalupun ada perubahan namun tidak (Reference from Journal article)
berpengaruh sangat besar terhadap Everette S. Gardner Jr., Joaquin Diaz-Saiz.
perubahan nilai error-nya. 2008. ”Exponential Smoothing in the
Telecommunication Data”. International
4. SIMPULAN Journal of Forecasting 24, 170-174.
Mohsen Attaran., 1992 “MSIS -
Beberapa hal yang dapat disimpulkan Management Science Information
berkaitan dengan metode peramalan Double
Systems”. New York. John Wiley & Sons.
Exponential Smoothing adalah sebagai berikut :
1. Untuk melakukan peramalan data yang
P. 83.
bersifat time series dengan tipe data yang
(Reference from Conference paper)
stationer bisa digunakan metode Double
Exponential Smoothing. Hasil yang Bretschneider Stuart.,1986. “ESTIMATING
ditunjukkan cukup baik. FORECAST VARIANCE WITH
2. Dalam mendapatkan parameter yang EXPONENTIAL SMOOTHING”. Syracuse,
optimal, menggunakan Metode Ordinary USA: University Syracuse.
Least Square terbukti mampu memberikan Jeffrey S. Simonoff.,2009 “Ordinary least
kinarja yang bagus. Seihngga mendapatkan squares estimation and time series data”.
nilai evaluasi kesalahan di bawah 10%. Zainun, N. Y., dan Majid, M. Z. A.,
3. Evaluasi hasil peramalan dilakukan 2003. Low Cost House Demand
menggunakan metode perhitungan Predictor. Universitas Teknologi
kesalahan peramalan MAPE dan RMSE.
Kedua metode ini terbukti dapat mengukur
Malaysia.
kinerja model dalam melakukan peramalan.
4. Meskipun peramalan menggunakan model (Reference from Websites)
Double Exponential Smoothing, nilai Mukhyi, M. A. 2008. Forecasting.
evaluasi kesalahan peramalan tetap berada <URL:http://www.
pada interval tertentu, yaitu 2% - 3% untuk mukhyi.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/fi
nilai MAPE. les/9309/FORECASTING.pdf>[Accesed 23
5. Model Double Exponential Smoothing July 2010]
mempunyai kinerja yang sangat bagus
dalam meramalkan data dengan nilai
perhitungan kesalahan MAPE berada di
bawah 10%.
6. Peramalan metode Double Exponential
Smoothing didapatkan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan metode Moving
Average, dengan selisih error sebesar

Anda mungkin juga menyukai