PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
Pada zaman yang semakin modern, inovasi dan perbaikan terus dilakukan, begitu halnya
dalam dunia industri yang semakin mengembangkan produk-produk yang dimilikinya,
fungsinya untuk memenuhi kebutuhan sekaligus keinginan dari konsumen. Pengembangan
yang dilakukan mencakup sistem perencanaan, pengendalian, dan produksi. Persaingan bisnis
yang semakin sengit baik industri sejenis atau berbeda semakin banyak muncul dipasaran.
Oleh karena itu, perusahaan perlu untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut dan
memastikan agar kondisi perusahaan saat ini berada dalam posisi terbaik untuk kelangsungan
jangka panjangnya. Salah satu cara untuk mengatasi masalah-masalah tersebut yaitu
perusahaan dapat melakukan perencanaan dan pengendalian produksi. Perencanaan dan
pengendalian produksi dapat diartikan sebagai aktivitas merencanakan dan mengendalikan
material masuk dalam sistem produksi yang dialirkan dalam sistem produksi dan keluar dari
sistem produksi sehingga permintaan pasar dapat dipenuhi. Tujuan dari perencanaan dan
pengendalian produksi yaitu untuk merencanakan letak-letak fasilitas yang digunakan untuk
proses kelancaran berjalannya produksi.
Pada laporan ini, akan dibahas mengenai permasalahan yang berada pada PT. Karya
Sejahtera. PT tersebut memiliki dua jenis produk utama yakni Tas Ransel dan Tas selempang.
Dalam penjualan PT Karya Sejahtera selama 3 tahun terakhir ini akan ditunjukkan pada tabel
1 dibawah ini. Untuk proporsi penjualan produk, sebanyak 60% merupakan produk tas ransel
dan 40% merupakan produk tas selempang.
Tabel 1. Data Penjualan
Family Product Tas Family Product Tas
Periode Periode
(Unit) (Unit)
1 1098 19 1933
2 1086 20 1780
3 1249 21 1808
4 1307 22 1929
5 1189 23 2277
6 1170 24 1996
7 1330 25 2139
8 1346 26 2274
9 1289 27 2169
10 1308 28 2412
11 1563 29 2587
12 1509 30 2339
13 1693 31 2597
14 1756 32 2398
15 1624 33 2506
16 1759 34 2726
17 1931 35 2558
18 1680 36 2828
PT. Karya Sejahtera menjualkannya melalui toko pembuat tas maupun konter resmi yang
tersebar di seluruh Indonesia. Harga jual kedua jenis produk terbilang konstan sejak pertama
kali diluncurkan yaitu sebesar :
Tabel 2. Harga Jual Produk
Harga Jual
Daftar Produk Jadi
(Rupiah)
Tas Ransel Rp. 500000
Tas Selempang Rp. 350000
Oleh karena itu, PT Karya Sejahtera harus memastikan produksinya mampu memenuhi
seluruh permintaan di Indonesia secara tepat waktu. Untuk memenuhi permintaan dua produk
utamanya, PT Karya Sejahtera memiliki anak perusahaan untuk memproduksi bagian
penyusun dua produk tersebut. Harga bahan baku, lead time, holding cost, order cost, biaya
pembelian dan lot size adalah sebagai berikut :
Tabel 3. Informasi Biaya Bahan Baku
Lead Time Holding Cost Order Cost Biaya Pembelian Lot Size
Nama Item
(Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Rupiah) (Unit)
Kantong Depan 1 500 2000000 20000
Zipper Utama 2 250 1000000 10000
Zipper Kantong 3 500 1000000 5000
Badan Ransel 1 1250 2000000 50000
Badan Selempang 2 1250 2000000 45000
Pola Belakang 3 1250 2000000 30000
Tali Strap 1 250 500000 10000 2000
Busa Strap 2 200 500000 8000 3000
Pengait Strap 3 75 250000 3500 3500
3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang didapatkan dengan melihat masalah yang ada adalah sebagai
berikut:
1 Bagaimana perhitungan peramalan (forecast) dan pemilihan metode optimal dengan
error terkecil untuk studi kasus PT. Karya Sejahtera ?
2 Bagaimana melakukan perencanaan agregat menggunakan metode terpilih dengan total
biaya terkecil untuk studi kasus PT. Karya Sejahtera ?
3 Bagaimana melakukan perencanaan disagregat menggunakan metode terpilih dengan
total biaya terkecil untuk studi kasus PT. Karya Sejahtera ?
4 Bagaimana melakukan perencanaan Master Product Schedule (MPS) untuk studi kasus
PT. Karya Sejahtera ?
5 Bagaimana melakukan perencanaan Material Requirement Planning (MRP) untuk studi
kasus PT. Karya Sejahtera?
6 Bagaimana melakukan perencanaan Gudang yang dapat digunakan untuk untuk studi
kasus PT. Karya Sejahtera ?
7 Bagaiamana melakukan perencanaan aliran dan kebutuhan ruang yang baik untuk studi
kasus PT. Karya Sejahtera ?
8 Bagaimana melakukan perencanaan tata letak fasilitas produksi yang cocok untuk studi
kasus PT. Karya Sejahtera ?
4 Batasan
Batasan yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
1 Produk yang dibahas adalah tas ransel dan tas selempang
2 Data yang digunakan adalah data penjualan 18 periode selama 3 tahun terakhir
5 Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam melakukan penlitian adalah sebagai berikut:
1 Operator bekerja secara optimal
2 Mesin bekerja secara optimal
3 Harga jual produk selalu konstan
6 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sabagai berikut :
1 Mengetahui dan memahami metode forecasting dan pemilihan metode secara optimal
dengan error terkecil untuk studi kasus PT. Karya Sejahtera
2 Mengetahui dan memahami perencanaan agregat menggunakan metode terpilih dengan
total biaya terkecil untuk studi kasus PT. Karya Sejahtera
3 Mengetahui dan memahami perencanaan disagregat menggunakan metode terpilih
dengan total biaya terkecil untuk studi kasus PT. Karya Sejahtera.
4 Mengetahui dan memahami perencanaan Master Product Schedule (MPS) untuk studi
kasus PT. Karya Sejahtera.
5 Mengetahui dan memahami perencanaan Material Requirement Planning (MRP) untuk
studi kasus PT. Karya Sejahtera.
6 Mengetahui dan memahami perencanaan Gudang yang dapat digunakan untuk untuk
studi kasus PT. Karya Sejahtera.
7 Mengetahui dan memahami perencanaan aliran dan kebutuhan ruang yang baik untuk
studi kasus PT. Karya Sejahtera.
8 Mengetahui dan memahami perencanaan tata letak fasilitas produksi yang cocok untuk
studi kasus PT. Karya Sejahtera.
7 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian yang dilakukan adalan sebagai berikut :
1 Dapat mengetahui dan memahami metode forecasting dan pemilihan metode secara
optimal dengan error terkecil untuk studi kasus PT. Karya Sejahtera
2 Dapat mengetahui dan memahami perencanaan agregat menggunakan metode terpilih
dengan total biaya terkecil untuk studi kasus PT. Karya Sejahtera
3 Dapat mengetahui dan memahami perencanaan disagregat menggunakan metode terpilih
dengan total biaya terkecil untuk studi kasus PT. Karya Sejahtera.
4 Dapat mengetahui dan memahami perencanaan Master Product Schedule (MPS) untuk
studi kasus PT. Karya Sejahtera.
5 Dapat mengetahui dan memahami perencanaan Material Requirement Planning (MRP)
untuk studi kasus PT. Karya Sejahtera.
6 Dapat mengetahui dan memahami perencanaan Gudang yang dapat digunakan untuk
untuk studi kasus PT. Karya Sejahtera.
7 Dapat mengetahui dan memahami perencanaan aliran dan kebutuhan ruang yang baik
untuk studi kasus PT. Karya Sejahtera.
8 Dapat mengetahui dan memahami perencanaan tata letak fasilitas produksi yang cocok
untuk studi kasus PT. Karya Sejahtera.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1 Peramalan (Forecast)
Peramalan (forecasting) merupakan prediksi, proyeksi, atau estimasi atas terjadinya
aktivitas atau peristiwa di masa depan yang belum dapat dipastikan tingkatannya. Peramalan
digunakan untuk memperkirakan perubahan kejadian, sehingga perencanaan dapat
dipersiapkan untuk menghadapi kondisi mendatang. Meskipun akurasi peramalan tidak dapat
dipastikan, namun penggunaan metode ini lebih baik daripada tanpa metode apapun untuk
menentukan data-data masa depan untuk kepentingan pengambilan keputusan. Adanya
kesenjangan waktu (lag time) dengan kejadian di masa depan menyebabkan peramalan tidak
tepat
2 Metode Peramalan
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam menghitung sebuah peramalan.
Macam-macam metode peramalan, yaitu Metode Moving Average, Metode Weighted Moving
Average, Metode Exponential Smoothing, Metode Exponential Smoothing with Trend,
Metode Exponential Smoothing with Seasonal, Metode Exponential Smoothing with Tren and
Seasonal.
Untuk mengetahui sejauh mana keandalan dari model peramalan, maka digunakan peta
kontrol tracking signal seperti pada metode moving average.
(2-6)
Y^ t +n=Et +n T t ; t=1, 2, 3, , n
(2-7)
Untuk inisialisai E1 = Y1 dan T1 = 0
(2-8)
T t = ( X t X t1 )+(1 )T t1 (2-9)
Sumber: Smith (1898)
(2-10)
Menghitung nilai dasar permintaan
^ Yt
X = - Tt (Inisial dasar pertama)
t It
(2-11)
Y t1
^
X ^
t = ^
Xt + (1-)( X t-1 + Tt-1) (inisial dasar ke 2 dan seterusnya)
(2-12)
Menghitung inisial indeks tren
Slope d 2d 1
Tt = m = m (inisial indeks tren pertama)
(2-13)
Tt = ( ^
X t - ^
X t-1 ) + (1- ) Tt-1 (inisial indeks tren ke 2 dan seterusnya)
(2-14)
Menghitung inisial indeks musim
Y t
It+m = ^
Xt + (1- )It
(2-15)
Sumber: Tersine (1994)
2 Pengukuran kesalahan (Ukuran Kesalahan Peramalan)
Ukuran akurasi hasil peramalan merupakan ukuran kesalahan peramalan tentang tingkat
perbedaan antara hasil peramalan dengan permintaan yang sebenarnya terjadi. Terdapat
empat ukuran yang biasa digunakan.
MAD= | A tF t
n | (2-16)
A=(
100
n | |F
) A t t
At (2-19)
5 Tracking signal
Berkaitan dengan validasi model peramalan, kita dapat menggunakan tracking signal.
Tracking signal adalah suatu ukuran bagaimana sebaiknya suatu ramalan memperlirakan
nilai-nilai aktual. Tracking signal dihitung sebagai running sum of the errors (RSFE) dibagi
dengan MAD, sebagai berikut:
RSFE (actual demand period iforecast demand period i)
tracking signal= =
MAD MAD
(2-20)
Sumber: Gaspers (2008)
Tracking signal yang positif menunjukkan bahwa nilai aktual permintaan lebih besar dari
pada peramalan, sedangkan tracking signal yang negatif berarti nilai aktual permintaan lebih
kecil daripada ramalan.
2 Perencanaan Agregat
Perencanaan produksi agregat atau aggregate planning merupakan perencanaan jangka
menengah yang dibuat perusahaan terkait dengan penentuan tingkat produksi yang
dioperasikan di lantai produksi. Perencanaan produksi agregat memberikan ketentuan
kapasitas dan persediaan yang diperhatikan dalam perencanaan jangka menengah dan jangka
panjang yang dapat menjadi masukan dalam perencanaan finansial, perencanaan pemasaran
dan perencanaan produksi yang lebih rinci. Perencanaan produksi agregat memberikan
ketentuan kapasitas dan persediaan yang diperhatikan dalam perencanaan jangka menengah
dan jangka panjang yang dapat menjadi masukan dalam perencanaan finansial, perencanaan
pemasaran dan perencanaan produksi yang lebih rinci
2 Level strategy
Menggunakan persediaan sebagai pendukung: penggunaan/kapasitas mesin dan tingkat
tenaga kerja dibuat tetap, permintaan dipenuhi dari persediaan. Level strategy digunakan
untuk menjaga stabilitas dan tenaga kerja dengan laju output yang konstan. Persediaan
yang ditimbun sebagai antisipasi permintaan yang akan datang atau backlogs
dipindahkan dari periode permintaan tinggi ke rendah. Strategi ini dapat digunakan saat
biaya menyimpan dan backlog relatif rendah.
3 Mixed strategy
Kombinasi satu atau lebih dari kedua strategi di atas.
3 Perencanaan Diasgregat
Disagregasi adalah suatu proses untuk memecah rencana produksi secara agregat
menjadi rencana produksi end item. Hasil out put dari proses disagregasi adalah MPS atau
JIP (jadwal induk produksi) adalah untuk memecah satuan agregat pada perencanaan agregat
kedalam setiap item produk serta mengetahui item suatu produk tersebut akan diproduksi.
Tujuan dari adanya proses agregasi adalah agar dapat menjumlahkan End item yang berbeda
menjadi satu satuan kelompok agregat untuk memudahkan perencanaan proses produksi dan
pengendalian produksi. Unit agregat yang biasa digunakan dalam proses agregasi:
1 Jam kerja buruh, mesin atau resource lainnya
2 Waktu standar
3 Harga jual
1 Metode Disagregasi
Metode yang digunakan untuk disagregasi ada 4 macam, yaitu:
a Heuristic Method
Ketika metode heuristik yang digunakan, tujuannya adalah untuk mendapatkan yangbaik,
walaupun belum tentu optimal, solusinya perhitungan jumlah yang masuk akal. Family Set
Up Method
Digunakan pada perusahaan yang dalam satu line produksinya terdiri atas beberapa
product family yang terdiri dari beberapa item Memiliki biaya setup yang signifikan pada
perubahan product family, tetapi biaya setup antar I tem dapat diabaikan.
b Linear Programming Method
Perusahaan minyak, tekstil, dan industri yang lain menggunakan linear programming (LP)
untuk menentukan campuran terbaik dalam menghasilkan produk dengan
memperhitungkan kendala kapasitas.
c Integer Programming Method
Integer Programming mirip dengan linear programming dengan pengecualian bahwa
beberapa atau semua variable dibatasi untuk mengambil nilai integer. Model integer
programming telah
digunakan dalam industri ban untuk menjadwalkan produk mana ketika ada kendala
kapasitas dan biaya setup yang signifikan.
1 Fungsi MPS
Penjadwalan produksi induk pada dasarnya berkaitan dengan aktivitas melakukan
empat fungsi utama berikut :
1 Menyediakan atau memberikan input utama kepada sistem perencanaan kebutuhan
2 Input MPS
Sebagai suatu aktivitas proses, penjadwalan produksi induk (MPS) membtuhkan lima
input sebagi berikut.
1 Data permintaan total merupakan salah satu sumber ata bagi proses penjadwalan
produksi induk
2 Status Inventory berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory, stok yang
dialokasikan untuk penggunaan tertentu. Pesanan pesanan produksi dan pembelian
yang dikeluarkan dan firm planned orders.
3 Rencana Produksi memberikan sekumpulan batasan kepada MPS
4 Data perencanaan bekaitan dengan aturan aturan tentang lot sizing yang harus
digunakan, stok pengaman, dan waktu tunggu.
5 Informasi dari RCCP berupa kebutuhan kapasitas untuk mengimplementasikan MPS
menjadi dalah satu input MPS.
1 Input MRP
Proses MRP membuhkan lima sumber informasi utama , yaitu
1 Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule)
Merupakan suatu renfcana produksi yang menggambarkan hubungan antara kuantitas
setiap jenis produk akhir yang diinginkan dengan waktu penyediaannya.
2 Bill of Material
Merupakan daftar dari semua material, parts, dan subassemblies serta kuantitas dari
masing masing yang dibutuhkan untuk meproduksi satu unit produk.
3. Item master
Merupakan suatu file yang berisi informasi status tentang material, parts, subassemblies,
dan produk produk yang menunjukan kuantitas on hand, kuantitas yang dialokasikan,
waktu tunggu yang direncanakan, ukuran lot, stok pengaman, kriteria lot sizing, dan
berbagai informsai penting lainnya.
4 Pesanan pesanan akan memberitahukan tentang berapa banyak dari setiap item yang
akan diperoleh sehingga akan meningkatkan stock on hand di masa yang akan datang.
5 Kebutuhan kebutuhan (requirement) akan memberitahukan tentang berapa banyak dari
masing masing item itu dibuthan sehingga akan mengurangi stock on hand yang akan
datang.
EOQ=
2 ds
h
(2-21)
Dimana
d = rata-rata permintaan
h = biaya inventory
K = Order cost per pemesanan
b Period Order Quantity (POQ) : Pendekatan menggunakan konsep jumlah pemesanan
ekonomis agar dapat digunakan pada periode bersifat permintaan diskrit. Teknik ini
dilandasi oleh metode EOQ dengan mengambil dasar perhitungan pada metode pesanan
ekonomis maka akan didapatkan besarnya jumlah pesanan yang harus dilakukan dan
interval periode pemesanannya adalah setahun. Jumlah pesanan yang harus dilakukan
dalam satu tahun dapat dihitung dengan membagi total permintaan dalam satu tahun
dengan EOQ. Kemudian interval waktu antar pesanan dapat dihitung dengan membagi
jumlah minggu dalam satu tahun dengan jumlah pesanan yang harus dilakukan dalam
satu tahun.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Setelah mengetahui data historis permintaan tas selama 3 tahun terakhir, maka
selanjutnya adalah melihat pola data dari data historis tersebut untuk mengetahui metode
peramalan yang sesuai. Berikut ini adalah hasil pola data dari produk tas dengan
menggunakan software Minitab 16.
4.1.2 Autokorelasi
Selanjutnya untuk mengetahui metode peramalan yang sesuai digunakan, maka
dilakukan uji Autokorelasi. Analisis autokorelasi merupakan analisis yang dilakukan untuk
melihat hubungan antara masing-masing data pada setiap periode. Suatu data dikatakan
memiliki pola data trend apabila pada periode awal kondisi lag jauh berbeda dari nol namun
pada periode akhir kondisi lag mendekati nol. Sedangkan suatu data dikatakan memiliki pola
seasonal apabila terdapat satu atau lebih lag yang melebihi garis putus-putus dan terdapat
pola data yang berulang pada interval waktu tertentu. Berikut ini merupaakan hasil uji
autokorelasi menggunakan software Minitab 16.
Gambar 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Produksi Tas Dengan Menggunakan Minitab 16.
Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada gambar 4.4 dapat diketahui bahwa lag pada periode
awal berbeda jauh dari nol sedangkan pada periode akhir kondisi lag mendekati nol. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa data produksi tas memiliki pola data trend. Metode
peramalan yang tepat digunakan untuk pola data trend adalah trend analysis dan Double
Exponential Smoothing
Tabel 4.2 Perbandingan Hasil Peramalan dan Error Peramlan Produksi Tas
Forecast
Periode
Double
Linear Quadratic
Exponential
1
2752 2814 2791
2 2799 2873 2842
3 2847 2931 2894
4 2895 2990 2945
Dari tabel 4. Dapat dilihat bahwa hasil error peramalan yang muncul dari pengolahan
data peramalan dengan metode Trend Analysis Model, Single Exponential Smoothing dan
Double Exponential Smoothing. Dari ketiga metode tersebut, terlihat bahwa berdasarkan
error peramalan yaitu MAPE, MAD dan MSD yang memiliki hasil paling kecil adalah
metode peramalan Quadratic Trend. Oleh karena itu, dipilih metode Quadratic Trend untuk
produk tas pengolahan data lebih lanjut.
1 Chase Strategy
Dalam subbab ini akan dilakukan perhitungan perencanaan agregat dengan
menggunakan chase strategy atau dengan melakukan variasi tenaga kerja yang digunakan
untuk melakukan produksi tas. Berikut adalah perhitungan perencanaan agregat dengan
chase strategy.
Tabel 4.3 Data Keterangan Biaya
Waktu pekerja/jam/hari 8
Waktu produksi/jam/unit 0,741666667
Biaya simpan Rp25.000,00
Biaya hiring & firing Rp1.500.000,00
Biaya reguler Rp18.750,00
Biaya lembur Rp28.125,00
Jumlah pekerja 14
Rata-rata produk yg
2197
diproduksi/periode
216
216
216
= 1 x 40 = 40
12 Kapasitas produksi total = Kapasitas produksi regular + kapasitas produksi
lembur = 2080 + 40 = 2120
13 Unit diproduksi / jam = Demand (jam)
= 2120
14 Inventory = Unit produksi (jam) Total Demand (jam)
= 2240 2088 = 32 buah
15 Kumulative persediaan = Biaya inventory/ Jam / Bulan* kumulatif
persediaan(jam) = 0 + 32 = 32
16 Biaya Inventory = Biaya inventory/ Jam / Bulan* kumulatif
persediaan(jam) = 32 X 18.541.67 = 593.333.33
17 Total Biaya = total biaya pekerja + total biaya invemtory
= Rp. 66.968.333.33
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa biaya terkecil diperoleh dengan metode linear
programming hal ini dikarenakan pertimbangan bahwa tidak harus semua pekerja lembur.
Hal ini dikarenakan pekerja lembur ketika permintaan melebihi kapasitas
3 Perencanaan Disagregat
1 Analisis Perencanaan Disagregat
Proses disagregasi adalah proses merunah hasil rencana produksi agregat menjadi jumlah
yang harus diproduksi untuk setiap produk atau lem. Proses disagregat dibutuhkan sebelum
membuat Master Production Schedule (MPS). Berikut ini adalah analisis metode disagregat
dari tiap tiap periodenya :
Total waktu
Jam
perminggu
1 530
2 540
3 550
4 560
5 570
6 580
Invent Invent
Total
Period Deman ory ory Produ
Produ
e d Tas Awal Akhir ksi Tas
ksi
Tas Tas
1 2815 0 44 2815 2859
2 2873 44 40 2873 2869
3 2932 40 35 2932 2927
4 2991 35 30 2991 2986
5 3051 30 24 3051 3045
Periode 1
Periode Tot Produ
2
1 1 3 4 al ksi
Tas 171
Ransel 428 429 429 429 5 1715
Tas
Selemp 114
ang 286 286 286 286 4 1144
Total 285
Tas 714 715 715 715 9 2859
Waktu
Tas
Ransel 310,3 311,025 311,025 311,025
Waktu 212,1166 212,1166 212,1166 212,1166
Tas
Selemp
ang 667 667 667 667
Total 522,4166 523,1416 523,1416 523,1416
waktu 667 667 667 667
Batas
waktu 530 530 530 530
a Total tas ransel per periode = jumlah tiap minggu tas ransel
= 428 + 429 + 429 + 429 = 1715
b Total tas selempang per periode = jumlah tiap minggu tas selempag
= 286 + 286 + 286 + 286 = 1144
c Total tas periode 1 = tas selempang periode 1 + tas ransel periode 1
= 1715 +1144 = 2859
d Waktu tas ransel = jumlah tas ransel periode minggu 1 x waktu proses tas ransel
(menit)
= 428 x 0.73
= 310.3
e Waktu tas selempang = jumlah tas selempang periode minggu 1 x waktu proses
tas selempang (menit)
= 286 x 0.74
= 212.11
f Total waktu tas = Waktu tas ransel + waktu tas selempang
= 310.3 + 212.11
= 522.41
Periode 2
Periode Tot Produ
2
2 1 3 4 al ksi
Tas 172
Ransel 431 430 430 430 1 1721
Tas
Selemp 114
ang 287 287 287 287 8 1148
Total 286
Tas 718 717 717 717 9 2869
Waktu
Tas
Ransel 312,475 311,75 311,75 311,75
Waktu
Tas
Selemp 212,8583 212,8583 212,8583 212,8583
ang 333 333 333 333
Total 525,3333 524,6083 524,6083 524,6083
waktu 333 333 333 333
Batas
waktu 540 540 540 540
a. Total tas ransel per periode = jumlah tiap minggu tas ransel
= 431 + 430 + 430 + 430
= 1721
b. Total tas selempang per periode = jumlah tiap minggu tas selempag
= 287 + 287 + 287 + 287
= 1148
c. Total tas periode 1 = tas selempang periode 1 + tas ransel periode 1
= 1721 + 1148
= 2869
d. Waktu tas ransel = jumlah tas ransel periode minggu 1 x waktu proses tas ransel
(menit)
= 431 x 0.73
= 312.4
e. Waktu tas selempang = jumlah tas selempang periode minggu 1 x waktu proses
tas selempang (menit)
= 287 x 0.74
= 212.85
f. Total waktu tas = Waktu tas ransel + waktu tas selempang
= 312.4 + 212.85
= 525.33
Periode 3
Periode Tot Produ
2
3 1 3 4 al ksi
Tas 175
Ransel 439 439 439 439 6 1756
Tas
Selemp 117
ang 292 293 293 293 1 1171
Total 292
Tas 731 732 732 732 7 2927
Waktu
Tas
Ransel 318,275 318,275 318,275 318,275
Waktu
Tas
Selemp 216,5666 217,3083 217,3083 217,3083
ang 667 333 333 333
Total 534,8416 535,5833 535,5833 535,5833
waktu 667 333 333 333
Batas
waktu 550 550 550 550
a. Total tas ransel per periode = jumlah tiap minggu tas ransel
= 439 + 439 + 439 + 439
= 1756
b. Total tas selempang per periode = jumlah tiap minggu tas selempag
= 292 + 293 + 293 + 293
= 1171
c. Total tas periode 1 = tas selempang periode 1 + tas ransel periode 1
= 1756 + 1171
= 2927
d. Waktu tas ransel = jumlah tas ransel periode minggu 1 x waktu proses tas ransel
(menit)
= 439 x 0.73
= 318.27
e. Waktu tas selempang = jumlah tas selempang periode minggu 1 x waktu proses
tas selempang (menit)
= 292 x 0.74
= 216.56
f. Total waktu tas = Waktu tas ransel + waktu tas selempang
= 318.27 + 216.56
= 534.84
Periode 4
Periode Tot Produ
2
4 1 3 4 al ksi
Tas 179
Ransel 448 448 448 448 2 1792
Tas
Selemp 119
ang 298 298 299 299 4 1194
Total 298
Tas 746 746 747 747 6 2986
Waktu
Tas
Ransel 324,8 324,8 324,8 324,8
Waktu
Tas
Selemp 221,0166 221,0166 221,7583 221,7583
ang 667 667 333 333
Total 545,8166 545,8166 546,5583 546,5583
waktu 667 667 333 333
Batas
waktu 560 560 560 560
a. Total tas ransel per periode = jumlah tiap minggu tas ransel
= 448 + 448 + 448 + 448
= 1792
b. Total tas selempang per periode = jumlah tiap minggu tas selempag
= 298 + 298 + 299 + 299
= 1194
c. Total tas periode 1 = tas selempang periode 1 + tas ransel periode 1
= 1792 + 1194
= 2986
d. Waktu tas ransel = jumlah tas ransel periode minggu 1 x waktu proses tas ransel
(menit)
= 448 x 0.73
= 324.8
e. Waktu tas selempang = jumlah tas selempang periode minggu 1 x waktu proses
tas selempang (menit)
= 298 x 0.74
= 221.01
f. Total waktu tas = Waktu tas ransel + waktu tas selempang
= 324.8 + 221.01
= 545.81
Periode 5
Periode Tot Produ
2
5 1 3 4 al ksi
Tas 182
Ransel 456 457 457 457 7 1827
Tas
Selemp 121
ang 304 304 305 305 8 1218
Total 304
Tas 760 761 762 762 5 3045
Waktu
Tas
Ransel 330,6 331,325 331,325 331,325
Waktu
Tas
Selemp 225,4666 225,4666 226,2083 226,2083
ang 667 667 333 333
Total 556,0666 556,7916 557,5333 557,5333
waktu 667 667 333 333
Batas
waktu 570 570 570 570
a. Total tas ransel per periode = jumlah tiap minggu tas ransel
= 456 + 457 + 457 + 457
= 1827
b. Total tas selempang per periode = jumlah tiap minggu tas selempag
= 304 + 304 + 304 + 304
= 1218
c. Total tas periode 1 = tas selempang periode 1 + tas ransel periode 1
= 1827 + 1218
= 3045
d. Waktu tas ransel = jumlah tas ransel periode minggu 1 x waktu proses tas ransel
(menit)
= 456 x 0.73
= 330.6
e. Waktu tas selempang = jumlah tas selempang periode minggu 1 x waktu proses
tas selempang (menit)
= 304 x 0.74
= 225.46
f. Total waktu tas = Waktu tas ransel + waktu tas selempang
= 330.6 + 225.46
= 556.06
Periode 6
Periode Tot Produ
2
6 1 3 4 al ksi
Tas 186
Ransel 465 466 466 466 3 1863
Tas
Selemp 124
ang 310 310 311 311 2 1242
Total 775 776 777 777 310 3105
Tas 5
Waktu
Tas
Ransel 337,125 337,85 337,85 337,85
Waktu
Tas
Selemp 229,9166 229,9166 230,6583 230,6583
ang 667 667 333 333
Total 567,0416 567,7666 568,5083 568,5083
waktu 667 667 333 333
Batas
waktu 580 580 580 580
a. Total tas ransel per periode = jumlah tiap minggu tas ransel
= 465 + 466 + 466 + 466
= 1863
b. Total tas selempang per periode = jumlah tiap minggu tas selempag
= 310 + 310 + 311 + 311
= 1242
c. Total tas periode 1 = tas selempang periode 1 + tas ransel periode 1
= 1863 + 1242
= 3105
d. Waktu tas ransel = jumlah tas ransel periode minggu 1 x waktu proses tas ransel
(menit)
= 465 x 0.73
= 337.12
e. Waktu tas selempang = jumlah tas selempang periode minggu 1 x waktu proses
tas selempang (menit)
= 310 x 0.74
= 229.91
f. Total waktu tas = Waktu tas ransel + waktu tas selempang
= 337.12 + 229.91
= 567.04