LANDASAN TEORI
7
8
+ − ….. −( + )
+ =
Keterangan:
St+1 : Forecast untuk periode ke t+1
Xt : Data pada periode t
n : Jangka waktu Moving Average
Nilai n : Banyaknya periode rata-rata bergerak
b. Weight Moving Averages (WMA)
Metode Weight Moving Averages (WMA) menggunakan
sejumlah data aktual permintaan yang baru untuk membangkitkan
nilai ramalan untuk permintaan di masa yang akan datang. Metode
WMA akan efektif diterapkan apabila permintaan pasar terhadap
produk diasumsikan stabil sepanjang waktu.
∑( )( )
=
∑
= − + ( − − − )
= a0 + a1 X
∑Y = a0N + a1∑X
= +
∑ − ∑
=
.∑ − ∑ .∑
=
.∑ − (∑ )
∑
=
∑
=
Keterangan :
Y = hasil peramalan
n = periode
a = perpotongan dengan sumbu tegak
b = menyatakan slope atau kemiringan garis regresi
f. Multiplicative Decomposition (Seasonal)
Formula Multiplicative decomposition dengan menggunakan
dasar penghalusan (basis for smoothing) yaitu :
Average for all data
∑
CMA =∑
Ratio =
∑
Seasona =
Smoothed =
Ŷ unadjusted = a + bx
Ŷ adjusted = Ŷ unadjusted x Seasonal
Keterangan:
CMA = Centered Moving Average
Ŷ unadjusted = peramalan yang tidak disesuaikan
Ŷ adjusted = peramalan yang disesuaikan
13
Ratio =
∑
Seasonal =
Smoothed =
Ŷ unadjusted = a + bx
Ŷ adjusted = Ŷ unadjusted x Seasonal
g. Additive Decomposition (seasonal)
Formula Additive Decomposition dengan menggunakan
dasar penghalusan (basis for smoothing) yaitu :
Average for al data
∑
CMA =∑
Smoothed = Demand-Seasonal
Ŷ unadjusted = a + bx
Ŷ adjusted = Ŷ unadjusted x Seasonal
Keterangan:
CMA = Centered Moving Average
Ŷ unadjusted = peramalan yang tidak disesuaikan
Ŷ adjusted = peramalan yang disesuaikan
Centered Moving Average
∑
CMA =
Difference = Demand-CTD MA
∑
Seasonal =
Smoothed = Demand-Seasonal
Ŷ unadjusted = a + bx
Ŷ adjusted = Ŷ unadjusted x Seasonal
14
[∑ ]
=
Keterangan:
e(t) : kesalahan deviasi untuk periode yaitu f(t) –A(t)
n : nomor periode dimana e(t) dapat dicari, i, e, mempunyai
kedua f(t) dan A(t)
b. MSE (Mean Squared Error) adalah merupakan metode alternatif
dalam mengevaluasi suatu teknik peramalan. Setiap kesalahan atau
residual dikuadratkan, kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan
jumlah observasi. Persamaannya adalah:
∑( )
=
Keterangan:
e(t) : kesalahan deviasi ) untuk periode yaitu f(t) –A(t)
n : nomor periode dimana e(t) dapat dicari, i, e, mempunyai
kedua f(t) dan A(t)
c. MAPE (The Mean Absolute Percentage Error) dapat dihitung
dengan menggunakan kesalahan absolut pada tiap periode dibagi
dengan nilai observasi yang nyata untuk periode itu. Kemudian,
merata-rata kesalahan persentase absolut tersebut. Pendekatan ini
berguna ketika ukuran atau besar variabel ramalan itu penting
dalam mengevaluasi ketepatan ramalan. MAPE mengindikasi
seberapa besar kesalahan dalam meramal yang dibandingkan
15
dengan nilai nyata pada deret. MAPE dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
∑[PEt]
MAPE = t=1
N
Keterangan :
PEt : Persentase nilai error absolut
N : Nomor periode PEt yang dicari
2.3. Jadwal Induk Produksi (Master Production Schedule)
Jadwal induk produksi atau Master Production Schedule (MPS)
merupakan gambaran atas periode perencanaan dari suatu permintaan,
termasuk peramalan, backlog, rencana penawaran, persediaan akhir, dan
kuantitas yang dijanjikan tersedia (Available To Promise). MPS disusun
berdasarkan perencanaan produksi agregat, dan merupakan kunci
penghubung dalam rantai perencanaan dan pengendalian. MPS berkaitan
dengan pemasaran, rencana distribusi, perencanaan produksi dan
perencanaan kapasitas. MPS mengendalikan MRP dan merupakan masukan
utama dalam proses MRP. MPS harus dibuat secara realistis, dengan
mempertimbangkan kemampuan kapasitas produksi, tenaga kerja, dan
subkontraktor (Herjanto, 2008). Febian (2011) menyebutkan bahwa sebagai
suatu aktivitas proses, penjadwalan produksi induk (MPS) membutuhkan
lima input utama sebagai berikut:
1. Data Permintaan Total, merupakan salah satu sumber data bagi proses
penjadwalan produksi induk. Data permintaan total berkaitan dengan
ramalan penjualan (sales forecast) dan pesanan-pesanan (orders).
2. Status Pesediaan, berkaitan dengan informasi tentang on-hand inventory,
stok yang dialokasikan untuk penggunaan tertentu (allocated stock),
pesanan-pesanan produksi dan pembelian yang dikeluarkan (released
production and purchase orders), dan firm planned orders. MPS harus
mengetahui secara akurat berapa banyak inventori yang tersedia dan
menentukan berapa banyak yang harus dipesan.
16
√ . .
=
Keterangan :
D : Demand / kebutuhan rata-rata
K : Order cost / biaya pesan per pesan
H : Holding cost / biaya simpan per periode
21
√ .
= =
. .
68