TINJAUAN PUSTAKA
Peramalan adalah kegiatan atau usaha yang digunakan untuk memprediksi keadaan
masa depan berdasarkan data masa lalu, sementara peramalan permintaan adalah tingkat
permintaan untuk produk yang diharapkan dapat direalisasikan untuk jangka waktu tertentu
di masa depan. Hasil peramalan dapat digunakan untuk membuat keputusan mengenai
perencanaan produksi, ketersediaan kapasitas, tata letak fasilitas, dan juga untuk keputusan
yang terus-menerus berkaitan dengan perencanaan, penjadwalan, dan persediaan.
Tujuan dari peramalan dalam manajemen operasional adalah untuk mengurangi
ketidakpastian dalam produksi, sehingga langkah-langkah proaktif maupun antisipatif bisa
dilakukan, dan untuk tujuan penjadwalan produksi. Peramalan dapat dipengaruhi oleh
lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Lingkungan eksternal dapat berupa
pendapatan pelanggan, promosi pesaing, harga pesaing, ketersediaan produk, efektivitas
kompetitif dan efisiensi saluran yang digunakan, karakteristik pelanggan, dan sebagainya.
Sedangkan lingkungan internal adalah kebijakan yang dilakukan dalam perusahaan, seperti
kebijakan promosi, biaya dan sebagainya.
Ada dua jenis metode peramalan, yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif.
Penjelasan untuk masing-masing metode adalah sebagai berikut.
12
2. Metode Peramalan Kuantitatif
Menggunakan model matematika bervariasi berdasarkan data masa lalu untuk
perkiraan permintaan. Metode kuantitatif terdiri dari: Metode time series (Moving average,
linear, konstant, linear, winter, siklis, tren siklis, kuadratis, dan eksponensial )
a. Metode eksponensial
Metode ini melakukan pembobotan secara eksponensial terhadap nilai atau variabel
data masa lalu. Setiap data berkontribusi dalam menentukan nilai peramalan periode
sebelumnya. Perhitungan cukup diwakili oleh data pengamatan dan hasil peramalan periode
terakhir.
Fungsi peramalan dengan metode ini adalah: Nilai a dan b dapat dicari dengan
persamaan berikut:
…(1)
13
…(2)
b. Metode kuadratis
Metode kuadratis merupakan bentuk tren non-linear, dan jika ditarik berbentuk
seperti kurva. Metode ini biasanya digunakan atau diterapkan untuk data historis yang jika
ditarik akan membentuk garis tidak lurus atau parabola. Persamaan kuadrat dari metode ini
adalah:
Y '= A + BX + Cx …(3)
Dimana :
Y' = Variabel yang akan diperkirakan
a = Konstan, yang akan menunjukkan besarnya harga Y (perkiraan) ketika X sama
dengan 0 (nol)
b = Variabilitas per X, yang menunjukkan besarnya perubahan nilai Y dari setiap
perubahan satu unit X
X = Unit waktu / periode, yang dapat dinyatakan dalam seminggu, sebulan, semester,
tahun, dan lain-lain
Metode ini adalah metode yang digunakan untuk membuat peramalan jangka
panjang. Metode ini memiliki persamaan berikut:
…(4)
14
2.1.2 Kriteria Seleksi Peramalan Terbaik
MAE =
∑ |y 1− y 1t | …(5)
n
Dimana:
Y1-Yt1 = Perbedaan antara data aktual dan periode peramalan t
N = Periode data
MSE = ∑ ( y 1− y 1t )2 …(6)
n
MAPE =
100
n
∑ y | |
y 1− y 1t
1
…(7)
15
Peta Moving Range dirancang untuk membandingkan nilai permintaan aktual
dengan nilai peramalan. Data permintaan aktual dilihat dan dibandingkan dengan nilai
peramalan pada periode yang sama. Peta tersebut dikembangkan ke periode yang akan
datang sehingga data peramalan dapat dibandingkan dengan permintaan aktual. Selama
periode dasar (periode pada saat menghitung peramalan), Peta Moving Range digunakan
untuk melakukan verifikasi teknik dan parameter peramalan. Setelah metode peramalan
ditentukan, peta Moving Range digunakan untuk pengujian kestabilan sistem penyebab
yang mempengaruhi permintaan. Garis tengah peta Moving Range adalah pada titik nol.
Upper control level (batas kendali atas) dan Lower control level (batas kendali bawah)
pada peta Moving Range dapat didefinisikan sebagai:
MR
MR=∑ …(9)
n=1 n−1
Garis tengah peta moving range adalah titik nol. Batas kendali atas dan bawah pada
peta moving range adalah :
Sementara itu, variabel yang akan di plot ke dalam peta moving range adalah:
16
Δ yt = t – yt …(12)
Jika semua titik berada dalam batas kendali, dapat dianggap bahwa peramalan
permintaan yang dihasilkan telah cukup baik. Jika terdapat titik yang berada di luar batas
kendali, jelas bahwa peramalan yang didapat kurang baik dan harus direvisi.
Kontrol persediaan yang dijalankan oleh sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan
tertentu, sebagai berikut:
1. Untuk memenuhi kebutuhan atau tuntutan pelanggan lebih cepat (untuk memuaskan
pelanggannya).
2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga perusahaan tidak mendapatkan
saham-out yang dapat berakibat pada masalah proses produksi seperti penghentian
proses produksi, hal ini karena alasan:
a. Kemungkinan barang (bahan baku dan pendukung) menjadi langka sehingga
sulit untuk mendapatkan.
b. Kemungkinan dari pemasok yang dapat terlambat untuk mengirim barang
pesanan.
3. Untuk mempertahankan dan jika mungkin untuk meningkatkan penjualan dan
keuntungan perusahaan.
17
1. Bursa Batch atau Lot Size Inventory, adalah persediaan yang muncul di mana
barang yang dibeli, barang yang dibuat atau diangkut dalam jumlah besar, sehingga barang
yang diperoleh lebih banyak dan lebih cepat daripada yang digunakan, dan untuk sementara
dapat membuat persediaan. Keuntungan dapat diperoleh dengan Bursa Batch atau Lot Size
Persediaan meliputi:
a. Mendapatkan diskon pada harga pembelian.
b. Mendapatkan efisiensi produksi (manufaktur ekonomi) karena operasi atau
"menjalankan produksi" lebih panjang.
c. Menghemat biaya untuk biaya penanganan.
1. Decoupling fungsi.
Fungsi penting dari persediaan adalah memungkinkan operasi perusahaan internal
dan eksternal memiliki kebebasan. Decouples persediaan memungkinkan perusahaan untuk
memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada pemasok.
18
pembelian, biaya transportasi, dan sebagainya. Penghematan biaya ini terjadi karena
perusahaan membeli dalam jumlah yang lebih besar.
3. Fungsi antisipasi
Fungsi antisipasi persediaan adalah untuk mengantisipasi permintaan dan menjaga
kemungkinan kesulitan dalam memperoleh bahan baku. Fungsi ini untuk mengatasi
ketidakpastian waktu pengiriman dan penerimaan bahan baku selama periode pemesanan
kembali. Fungsi ini sangat penting untuk menjaga proses produksi tetap berlangsung.
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk melakukan persediaan terdiri dari
tiga macam, yaitu (Drajat, 2007):
1. Biaya pembelian
Biaya pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang. Biaya ini
menjadi faktor penting ketika harga barang yang dibeli tergantung pada ukuran pembelian.
Dalam kebanyakan teori persediaan, komponen biaya pembelian tidak dimasukkan ke
dalam total biaya sistem persediaan karena diasumsikan bahwa harga barang per-unit tidak
dipengaruhi oleh jumlah barang yang dibeli.
2. Biaya pemesanan
19
D
Biaya pemesanan = x (A ) …(13)
Q
Dimana:
D = Permintaan
Q = Ukuran Pemesanan
3. Biaya penyimpanan
Q
Biaya penyimpanan = (h x C ) …(14)
2
Dimana:
Q = Ukuran pemesanan
20
a. Biaya memiliki persediaan (biaya modal)
b. Biaya gudang
e. Biaya asuransi
4. Biaya Stockout
Mengendalikan persediaan merupakan hal yang tidak mudah karena jika jumlah
persediaan terlalu besar maka akan menimbulkan peningkatan biaya penyimpanan dan
resiko kerusakan barang yang lebih besar. Tetapi jika persediaan terlalu sedikit akan
21
mengakibatkan terjadinya kekurangan persediaan karena barang persediaan tidak dapat
dipesan dan datang secara mendadak dan sebesar yang dibutuhkan, yang dapat terhentinya
proses produksi, tertundanya penjualan atau bahkan hilangnya pelanggan.
Beberapa tujuan pengendalian persediaan menurut Assauri (2004) adalah sebagai
berikut:
1. Untuk memenuhi kebutuhan atau permintaan konsumen dengan cepat.
2. Untuk menjaga kontinuitas produksi atau menjaga agar perusahaan tidak mengalami
kehabisan persediaan yang dapat mengakibatkan terhentinya proses produksi.
3. Untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan laba perusahaan.
4. Untuk menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari, karena dapat
mengakibatkan biaya pemesanan menjadi lebih besar.
5. Untuk menjaga agar persediaan di gudang tidak berlebihan.
Perencanaan sistem ini adalah untuk menentukan jumlah pemesanan yang optimum
yang dapat meminimasi total biaya tahunan. Model EOQ bertujuan untuk meminimasi
biaya persediaan total. Dalam teknik ini besarnya ukuran lot adalah tetap. Penentuan lot
berdasarkan biaya pesan dan biaya simpan, dengan formula seperti berikut :
EOQ=
√ 2 AD
H
…(15)
Dimana :
A = Biaya pesan
D = Demand (Permintaan)
H = Biaya simpan
22
Model ini merupakan model persediaan klasik mengasumsikan situasi yang ideal sebagai
berikut ini :
c. Jumlah barang atau lot yang dipesan tersebut masuk ke dalam inventory dalam
waktu yang bersamaan.
e. Item yang dipesan berupa single product, tidak ada interaksi dengan item inventori
lainnya.
g. Ada ruang yang cukup, kapasitas, dan modal untuk memproduksi kuantitas yang
diinginkan.
Metode EOQ ini biasanya dipakai untuk horizon perencanaan selama satu tahun
sebesar 12 bulan. Metode EOQ baik digunakan bila semua data konstan dan perbandingan
biaya pesan dan simpan sangat besar. Grafik persediaan dalam model ini berbentuk gigi
gergaji, seperti terlihat dalam Gambar 2.1.
23
2.8 Safety Stock
Safety Stock adalah jumlah persediaan barang jadi yang juga disebut sebagai buffer
stock. Persediaan pengaman digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan saat
ketidakpastian hal terjadi tiba-tiba. Persamaan untuk menghitung safety stock adalah:
Standar deviasi adalah hasil dari perhitungan yang menggunakan data permintaan
selama periode tersebut. Rumus untuk menghitung standar deviasi:
S=
√ ∑ ( x −x)2
n
. ..
(17)
Dimana:
x : Jumlah permintaan
x : Rata-rata permintaan
n : Jumlah permintaan periode
24
Bahan baku untuk:
25
BAB III
TINJAUAN SISTEM
26
tertinggi dicapai pada tahun 1939 dengan jumalah 170.000 ton yang merupakan produksi
tertinggi periode itu.
27
Rehabilitasi tahap pertama diresmikan oleh presiden soekarno. Rehabilitasi tahap
kedua di resmikan mentri pertambangan dan Energi M.yusuf18 maret 1980 presiden
soeharto meresmikan pabrik indarung II dengan produksi 660.000ton/ tahun, kemudian
indarung III A diresmikan menjadi Indarung III tanggal 29 desember 1983 sedangakn
indarung III B menjadi indarung IV diresmikan 23 Juli 1987.
8. Periode VIII tahun 1995-sekarang
PT. Semen Padang merealisir program peningkatan kapasitas produksi dengan
dibangunnya pabrik Indarung V. PT.Semen Padang sudah menjadi perusahaan publik
dengan penjualan saham melalui PT. Semen Gresik. Pada tahun 2014, pabrik Indarung VI
mulai dibangun di PT. Semen Padang, dan tahun 2017 yang menjadi tonggak sejarah bagi
PT Semen Indonesia. Pabrik terbesarnya, Indarung VI, sukses beroperasi. Pabrik yang
dibangun dengan biaya Rp 4 triliun ini diklaim memiliki teknologi canggih yang ramah
lingkungan.
Kapasitas produksi pabrik sekarang adalah:
Pabrik Indarung II : 860.000 ton/tahun
Pabrik Indarung III : 720.000 ton/tahun
Pabrik Indarung IV : 1.920.000 ton/tahun
Pabrik Indarung V : 3.000.000 ton/tahun
Pabrik Indarung VI : 1.500.000 ton/tahun
CM Dumai : 900.000 ton/tahun
Total : 8.900.000 ton/tahun
28
Logonya berbentuk bulat, terdiri atas dua lingkaran (besar dan kecil) dengan posisi
lingkaran kecil berada di dalam lingkaran besar. Di antara kedua lingkaran tersebut terdapat
tulisan "Sumatra Portland Cement Works". Di dalam lingkaran kecil terdapat huruf
N.I.P.C.M, singkatan Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschappij, sebuah
pabrik semen di Indarung, 15 km di timur kota Padang. Logo itu hanya berumur 3 tahun
karena pada 1913 dibuat sebuah logo baru, meski bentuk bulat dengan dua garis lingkaran
dan kata-katanya tetap dipertahankan. Hanya saja, NIPCM ditambah dengan NV. Nah, ini
yang menarik: ada gambar seekor kerbau jantan dalam lingkaran kecil tampak sedang
berdiri menghadap ke arah kiri dengan latar panorama alam Minangkabau. Gambar ini
menggantikan posisi huruf NIPCM sebelumnya.
Logo itu diubah lagi pada 1928. Kata Nederlandsch Indische diubah menjadi
Padang. Jadi, tulisan di antara kedua lingkaran tersebut adalah N.V. Padang Portland
Cement Maatschapij. Di bagian bawahnya tertulis Fabrik di Indarung Dekat Padang,
Sumatera Tengah, yang ditulis dengan huruf yang lebih kecil. Wah, telah muncul bahasa
Melayu, setelah Sumpah Pemuda pada 1928. Dalam lingkaran kecil, selain gambar kerbau,
terdapat gambar seorang laki-laki yang sedang berdiri di depan sebelah kanan kerbau
sambil memegang tali kerbaunya. Ada pula gambar sebuah rumah adat, kelihatan hanya
dua gonjongnya, di belakang sebelah kanan kerbau. Panorama di latar belakang ditambah
dengan lukisan Gunung Merapi, lambang sumarak ranah Minang. Gambar kerbau tetap
ditampilkan mendominasi di lingkaran kecil tersebut.
Jepang kemudian datang membawa perubahan, NV PPCM diganti dengan Semen
Indarung. Logo PT SP tidak diubah, kecuali perubahan tulisan dari bahasa Belanda ke
bahasa Indonesia. Demikianlah sampai Perang Kemerdekaan (1945-1949). Ada sedikit
perubahan, yaitu digantinya tulisan Semen Indarung dengan Kilang Semen Indarung.
Namun, saat Belanda kembali pada 1950, nama NVPPCM muncul kembali.Logo PTSP
dimodifikasi lagi, pada 1958, seiring dengan kebijakan pemerintah pusat tentang
nasionalisasi perusahaan asing. Logonya yang bulat dipertahankan, tapi tulisan NV PPCM
diganti dengan Semen Padang Pabrik Indaroeng. Gambar kerbau tetap ada. Tapi tiada lagi
gambar seorang laki-laki, rumah adat, dan gambar panorama Gunung Merapi.
29
Penggantinya adalah gambar atap rumah gadang dengan lima gonjong di atas gambar
kerbau.
Logo PTSP diperbarui lagi pada 1970. Dua lingkaran dihilangkan, sehingga tulisan
Padang Portland Cement Indonesia dibuat melingkar sekaligus menjadi pembatasnya.
Gambar kerbau hanya menampilkan kepalanya saja dengan posisi menghadap ke depan. Di
atas kepala kerbau dibuat pula gambar atap/gonjong (5 buah) rumah adat. Muncul pula
moto PTSP yang berbunyi "Kami Telah Berbuat Sebelum yang Lain Memikirkan". Namun,
pada 1972 logo tersebut dimodifikasi dengan memunculkan dua garis lingkaran: besar dan
kecil. Perubahan terjadi lagi pada 1991, saat tulisan Padang Portland Cement menjadi
Padang Cement Indonesia.
Pada 1 Juli 2012, PT Semen Padang kembali melakukan perubahan logo. Pada
perubahan kali ini, PT Semen Padang tidak melakukan perubahan yang bersifat
fundamental karena brand perusahaan tertua di Indonesia ini dinilai sudah kuat. Pergantian
ini dilakukan dengan pertimbangan, logo yang dipakai sebelumnya memiliki ciri, tanduk
kerbau kecil dan complicated (rumit). Mata kerbau kelihatan old (tua), gonjong dominan,
dan telinga terlihat off position. Pada logo baru disempurnakan menjadi, tanduk kerbau
menjadi besar dan kokoh/melindungi, mata kelihatan tajam/tegas, gonjong menjadi
sederhana (crown) , dan telinga pada posisi “on” (selalu mendengar).
Logo baru ini memiliki kriteria dan karakter yang kokoh (identitas semen),
universal (tidak kedaerahan), lebih simpel (mudah diingat/memorable), dan lebih konsisten
(aplicable dalam ukuran terkecil). Perubahan logo PT. Semen Padang dari tahun ke tahun
hingga logo yang dipakai pada saat ini dapat dilihat pada Gambar 3.1.
30
Gambar 3. 1 Perubahan Logo PT. Semen Padang
31
3.3 Visi dan Misi Perusahaan
PT. Semen Padang memiliki visi dan misi yang akan dicapai untuk menjadikan
perusahaan ini sebagai produsen semen terbaik di wilayah pulau Sumatera maupun luar
pulau Sumatera. Berikut merupakan visi dan misi dari PT. Semen Padang:
Visi : “Menjadi perusahaan persemenan yang andal, unggul dan berwawasan lingkungan di
Indonesia bagian barat dan Asia Tenggara”
Misi :
1. Memproduksi dan memperdagangkan semen serta produk terkait lainnya yang
berorientasi kepuasan pelanggan.
2. Mengembangkan SDM yang kompeten, professional dan berintegritas tinggi.
3. Meningkatkan kemampuan rekayasa dan engineering untuk mengembangkan
industri semen nasional.
4. Memberdayakan, mengembangkan dan mensinergikan sumberdaya perusahaan
yang berwawasan lingkungan.
5. Meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan dan memberikan yang terbaik
kepada stakeholder.
Sedangkan karyawan non-shift memiliki 5 hari kerja dengan waktu kerja dari jam
08.00 – 17.00 WIB.
32
3.5 Proses Produksi dan Produk yang Dihasilkan
Berikut adalah penjelasan mengenai proses produksi beserta material dan peralatan
yang dibutuhkan, dan juga produk yang dihasilkan.
3.5.1 Pengertian dan Sifat – Sifat Semen
Semen merupakan suatu zat perekat hidraulik dimana senyawa-senyawa yang
dikandungnya akan mempunyai daya rekat terhadap batuan jika semen tersebut sudah
bereaksi dengan air. Sifat hidraulik tersebut akan menyebabkan semen bersifat tidak
langsung mengeras bila tercampur dengan air, larut dalam air, dapat megeras walaupun
berada dalam air
Beberapa sifat semen yang utama adalah sifat hidrasi semen, pengikatan dan
pengerasan (setting dan hardening), kekuatan tekan (compressive strength), penyusutan
(shrinkage) dan ketahanan (durability).
3.5.2 Bahan Baku
Terdapat dua jenis bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan semen di
PT. Semen Padang yaitu bahan baku utama dan material pendamping.
2.
3.
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.5.1
3.5.2
3.5.2.1 Bahan Baku Utama
1. Batu Kapur (Limestone)
33
Batu kapur merupakan sumber Kalsium Oksida (CaO) dan Kalsium Karbonat
(CaCO3). Batu kapur didapat dari penambangan di bukit karang putih yang berjarak
1.7 km dari pabrik. Proporsi batu kapur dalam proses pembuatan semen adalah 87 – 88
%.
2. Batu Silika (Silica Stone)
Material ini merupakan sumber Silika Oksida (SiO2) dan Alumunium Oksida (Al2O3).
Material ini ditambang di bukit Ngalau. Proporsi silica yang digunakan adalah 7 – 8 %.
1. Gypsum
Gypsum merupakan senyawa kalsium sulfat anhydrous. Fungsi dari penambahan
gypsum adalah menunda pengikatan sehingga memperlambat pengerasan semen. Gypsum
34
merupakan material yang dibeli dari luar. Proporsi gypsum dalam campuran semen adalah
3%.
2. Pozzolan
Sifat pozzolan adalah sifat yang dimiliki bahan-bahan yang mengandung senyawa
silica dan alumina. Pozzolan berfungsi untuk menjadikan beton lebih mudah diaduk, lebih
rapat air, dan lebih tahan terhadap serangan kimia. Beberapa pozzolan dapat mengurangi
pemuaian akibat proses reaksi alkali-agregat (reaksi alkali dalam semen dengan silika
dalam agregat), dengan demikian mengurangi retak-retak beton akibat reaksi tersebut. Pada
pembuatan beton massa pemakaian pozzolan sangat menguntungkan karena menghemat
semen, dan mengurangi panas hidrasi. Pozzolan juga merupakan material yang dibeli dari
luar. Kandungan pozzolan dalam semen juga tergantung dari jenis semen yang akan
dihasilkan.
3. Limestone
Batu kapur yang digunakan dalam campuran semen adalah batu kapur kadat
tinggi dan menengah (CaCO3 > 88%). Proporsi dari batu kapur yang digunakan tergantung
dari jenis semen yang akan dihasilkan.
35
5. Kristal klinker ini kemudian didinginkan di cooler dengan bantuan angin. Panas dari
proses pendinginan ini di alirkan lagi ke preheater untuk menghemat energi
6. Klinker ini kemudian dihaluskan lagi dalam tabung yang berputar yang bersisi bola-
bola baja sehingga menjadi serbuk semen yang halus.
7. Klinker yang telah halus ini disimpan dalam silo (tempat penampungan semen mirip
tangki minyak pertamina)
8. Dari silo ini semen dipak dan dijual ke konsumen.
Gambar 3.2 menjelaskan proses produksi semen dari tahap awal hingga tahap akhir
seperti berikut ini:
Proses produksi yang pernah digunakan di PT. Semen Padang terdiri dari dua jenis
yaitu :
1. Proses basah
36
Proses basah ini digunakan di Indarung I, namun sekarang sudah tidak dioperasikan
lagi, karena penggunaan bahan bakar yang banyak dan tingginya biaya pengoperasian.
2. Proses kering
Proses kering mulai diterapkan pada Pabrik Indarung II/III, Indarung IV, dan
Indarung V.
Kelebihan dari proses kering adalah :
1. Kiln yang digunakan relatif lebih pendek, sehingga heat-condumptionnya rendah
dan bahan bakar yang digunakan relatif sedikit.
2. Mampu mengolah dengan kapasitas besar.
3. Biaya operasi lebih rendah.
37
Raw mill berfungsi untuk mengolah raw material (silica, batu kapur, tanah liat dan
pasir besi). Di dalam raw mill terjadi proses pengeringan,pencampuran dan penggilingan.
Material hasil proses pada raw mill disebut raw mix, yang akan disimpan dalam CF Silo
sebelum dilakukan pengolahan selanjutnya didalam kiln mill.
b. Coal Mill Department
Coal mill berfungsi untuk menghancurkan batu bara sampai pada kehalusan tertentu
sehingga bisa dipakai sebagai bahan bakar yang disebut fine coal. Bahan bakar yang
dipakai untuk kiln mill adalah batu bara,batu bara yang berukuran (20–50mm).
c. Kiln Department
Kiln mill berfungsi sebagai tempat pembakaran raw mix, menggunakan bahan bakar
batu bara. Suhu pembakaran pada proses ini mencapai 1400 ‘C. hasil dari proses ini adalah
klinker, yang akan disimpan didalam silo klinker untuk selanjutnya diproses dalam cement
mill.
d. Cement Mill Department
Cement mill berfungsi sebagai tempat pencampuran dan penggilingan klinker
dengan material pendamping sehingga menghasilkan semen. Semen yang dihasilkan akan
disimpan dalam silo semen sebelum akhirnya dilakukan pengemasan.
38
2. Pengantongan Teluk Bayur
Pengantongan teluk bayur memilki empat packer dengan tipe sma seperti yang
terdapat pada unit packerplant indarung. Perbedaannya terletak pada alat transport
dilakukan dengan menggunakan beltconveyor dan loading crème sebagai muatannya.
3. Pengantongan di packerplant indarung (PPI)
Packer yang di operasikan PPI merupakan unit packer yang terdapat di
pengantongan teluk bayur pada tempat penyimpanan,semen ditransportasikan dengan
menggunakan alat transportasi air slide dan semen dimasukan ke packer.
3.5.6 Produk yang Dihasilkan
Berikut ini adalah produk semen yang dihasilkan oleh PT. Semen Padang :
1. Semen Portland Type I
Dipakai untuk keperluan konstruksi umum yang tidak memakai persyaratan khusus
terhadap panas hidrasi dan kekuatan tekan awal. Cocok dipakai pada tanah dan air yang
mengandung sulfat 0% - 0.1 % dan dapat digunakan untuk bangunan rumah pemukiman,
gedung-gedung bertingkat, dan lain-lain.
2. Semen Portland Type II
Dipakai untuk konstruksi bangunan dari beton massa yang memerlukan ketahanan
sulfat (pada lokasi tanah dan air yang mengandung sulfat antara 0,10 - 0,20 %) dan panas
hidrasi sedang, misalnya bangunan dipinggir laut, bangunan dibekas tanah rawa, saluran
irigasi, beton massa untuk dam-dam dan landasan jembatan.
3. Semen Portland Type III
Dipakai untuk konstruksi bangunan yang memerlukan kekuatan tekan awal tinggi
pada fase permulaan setelah pengikatan terjadi, misalnya untuk pembuatan jalan beton,
bangunan-bangunan tingkat tinggi, bangunan-bangunan dalam air yang tidak memerlukan
ketahanan terhadap serangan sulfat.
4. Semen Portland Type V
Dipakai untuk konstruksi bangunan-bangunan pada tanah/air yang mengandung
sulfat melebihi 0.20 % dan sangat cocok untuk instalasi pengolahan limbah pabrik,
konstruksi dalam air, jembatan, terowongan, pelabuhan, dan pembangkit tenaga nuklir.
39
5. Oil Well Cement (OWC), Class G-HSR (High Sulfate Resistance)
Merupakan semen khusus yang digunakan untuk pembuatan sumur minyak bumi
dan gas alam dengan konstruksi sumur minyak bawah permukaan laut dan bumi, OWC
yang telah diproduksi adalah class G-HSR (High Sulfat Resistance) disebut juga sebagai
"BASIC OWC". Bahan adaptif dapat ditambahkan untuk pemakaian pada berbagai
kedalaman dan temperatur.
6. Portland Composite Cement (PCC)
Semen ini memenuhi persyaratan mutu Portland Composite Cement SNI 15-7064-
2004. Dapat digunakan secara luas untuk konstruksi umum pada semua beton. Struktur
bangunan bertingkat, struktur jembatan, struktur jalan beton, bahan bangunan, beton pra
tekan dan pra cetak, pasangan bata, plesteran dan acian, panel beton, paving block, hollow
brick, batako, genteng, potongan ubin, lebih mudah dikerjakan, suhu beton lebih rendah
sehingga tidak mudah retak, lebih tahan terhadap sulfat, lebih kedap air dan permukaan
acian lebih halus.
7. Super "Portland Pozzolan Cement" (PPC)
Semen yang memenuhi persyaratan mutu semen Portland Pozzoland SNI 15-0302-
2004 dan ASTM C 595 M-05 s. Dapat digunakan secara luas seperti :
- Konstruksi beton massa (bendungan, dam dan irigasi)
- Konstruksi beton yang memerlukan ketahanan terhadap serangan sulfat (bangunan
tepi pantai, tanah rawa).
- Bangunan/instalasi yang memerlukan kekedapan yang lebih tinggi.
- Pekerjaan pasangan dan plesteran.
40
khusus dapat disupply. Apabila kebutuhan dalam negeri terpenuhi maka sisa nya akan
diekspor ke Taiwan, Bangladesh, Papua Nugini, Vietnam, Maldives, Sinagpura, Philipina
dan lain-lain.
Pendistribusian semen 63% melalui jalur laut dalam kemasan zak dan curah.
Sedangkan selebihnya menggunakan jalur darat dalam kemasan zak, big bag, dan curah.
Distribusi kedaerah pasar melalui angkutan darat seperti ke daerah Sumatera Barat,
Tapanuli Selatan, Riau Daratan, Bengkulu dan Jambi dikantongkan dipabrik Indarung
sedangkan distribusi melalui laut dikantongkan di pabrik Pengantongan Teluk Bayur.
Disamping pengantongan (packing plant) di Teluk Bayur, PT. Semen Padang juga
mempunyai (packing plant) di Belawan, Batam dan Tanjung Priok.
41
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Diagram Alir Metode Penelitian
Gambar 4.1 menjelaskan diagram Alir metode penelitian :
42
4.2 Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan pada penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu studi pustaka dan
studi lapangan. Studi pustaka adalah tahap awal penelitian yang dilakukan untuk
memahami sistem dan proses bisnis perusahaan dengan cara mempelajari dokumen dan
laporan yang tersedia di perusahaan, sedangkan studi lapangan dilakukan untuk memahami
proses secara langsung dengan mengunjungi gudang penyimpanan barang.
4.3 Perumusan masalah
Perumusan masalah dilakukan setelah memahami sistem dan proses bisnis
perusahaan. Masalah perlu dirumuskan secara jelas sebelum menentukan tujuan penelitian.
Formulasi masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengendalian persediaan bearing
untuk periode selanjutnya dan apakah biaya pengelolaan persediaan yang ditetapkan
perusahaan sudah optimal. Penentuan Tujuan Penelitian.
43
4.5 Pengumpulan Data
4.5.1 Data Historis Pemakaian Bearing
Data historis pemakaian bearing tipe BEARING,BALL:DG;1R dan
BEARING,RLR:CYL;1R pada bulan November 2020 sampai bulan Oktober 2021 setelah
dilakukan agregat ditunjukkan pada Tabel 5.1.
NOV-20
DES-20
JAN-21
FEB-21
MAR-21
APR-21
MEI-21
JUN-21
JUL-21
AGUS-21
SEP21
OKT-21
44
4.5.4 Biaya Penyimpanan Bearing
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang berhubungan dengan persedian barang.
Biaya penyimpanan bearing pada PT Semen Padang berupa biaya listrik, biaya bahan bakar
forklift, dan biaya administrasi serta biaya lainnya yang berhubungan dengan penyimpanan.
Biaya penyimpanan bearing dalam setahun adalah sebesar Rp41,795,719.47.
45
Gambar 4.2 Plot Data Historis Permintaan Bearing
Hasil peramalan menggunakan metode regresi linier dapat dilihat pada Tabel 4.2
46
t D(t) t(D(t)) t^2 f(t) Er(t) Er^2 ABS Error PE
1 41 41 1 25.705128 15.294872 233.9331 15.29487179 37%
2 13 26 4 23.879953 -10.879953 118.37339 10.87995338 84%
3 24 72 9 22.054779 1.9452214 3.7838865 1.945221445 8%
4 8 32 16 20.229604 -12.229604 149.56321 12.22960373 153%
5 19 95 25 18.404429 0.5955711 0.3547049 0.595571096 3%
6 27 162 36 16.579254 10.420746 108.59195 10.42074592 39%
7 4 28 49 14.754079 -10.754079 115.65022 10.75407925 269%
8 18 144 64 12.928904 5.0710956 25.71601 5.071095571 28%
9 8 72 81 11.10373 -3.1037296 9.6331375 3.103729604 39%
10 8 80 100 9.2785548 -1.2785548 1.6347023 1.278554779 16%
11 7 77 121 7.45338 -0.45338 0.2055534 0.453379953 6%
12 11 132 144 5.6282051 5.3717949 28.85618 5.371794872 49%
TOTAL 78 188 961 650 188 0 796.29604 77.3986014 731%
Perhitungan:
n ∑ t( D(t))- ∑ (D(t)) ∑ (t) 12 x 961 – 188 x 78
b = ❑ =
n∑ t -(∑ t ) 12 x 650 – (78 )
2
= -1.8251748
Periode 2:
F(t) = 27.530303 + (-1.8251748) (2)
= 23.879953
2. Metode Siklis
Fungsi dari metode peramalan siklis adalah:
47
2π 2πt
Yt =a+bsin +ccos
n n
Hasil peramalan dengan menggunakan metode siklis dapat dilihat pada Tabel 4.3
Perhitungan:
det A = 6776.370
12 188 -0.002
B= -0.006 3.117 -0.002
-0.002 36.188 6.003
det B = 231.89917
48
12 -0.006 188
C= -0.006 5.997 3.117
-0.002 -0.002 36.188
det C = 2606.2054
12 -0.006 -0.002
X= -0.006 5.997 -0.002
-0.002 -0.002 6.003
det X = 431.99965
Kemudian,
det A 6776.370
a= = = 15.686054
det X 431.99965
det B 231.89917
b= = = 0.5368041
det X 431.99965
det C 2606.2054
c= = = 6.0328878
det X 431.99965
Periode 1:
2π x 1 2π x 1
Y' = 15.686054 + (0.5368041)(1) sin + 2.9341504 cos
24 24
= 19.16607
Periode 2:
2π x 2 2π x 2
Y' = 15.686054 + (0.5368041)(2) sin + 2.9341504 cos
24 24
= 21.17773
3. Metode Kuadratis
Fungsi dari metode peramalan kuadratis adalah:
49
Y '= A + BX + Cx
Hasil peramalan dengan menggunakan metode kuadratis dapat dilihat pada Tabel
4.4
t D(t) t(D(t)) t^2 t^2 * Dt t^3 t^4 Ft Error Error^2 ABS Error PE
1 41 41 1 41 1 1 30.10989 10.89010989 118.5945 10.8901099 27%
2 13 26 4 52 8 16 25.88212 -12.88211788 165.949 12.8821179 99%
3 24 72 9 216 27 81 22.13487 1.865134865 3.478728 1.86513487 8%
4 8 32 16 128 64 256 18.86813 -10.86813187 118.1163 10.8681319 136%
5 19 95 25 475 125 625 16.08192 2.918081918 8.515202 2.91808192 15%
6 27 162 36 972 216 1296 13.77622 13.22377622 174.8683 13.2237762 49%
7 4 28 49 196 343 2401 11.95105 -7.951048951 63.21918 7.95104895 199%
8 18 144 64 1152 512 4096 10.60639 7.393606394 54.66542 7.39360639 41%
9 8 72 81 648 729 6561 9.742258 -1.742257742 3.035462 1.74225774 22%
10 8 80 100 800 1000 10000 9.358641 -1.358641359 1.845906 1.35864136 17%
11 7 77 121 847 1331 14641 9.455544 -2.455544456 6.029699 2.45554446 35%
12 11 132 144 1584 1728 20736 10.03297 0.967032967 0.935153 0.96703297 9%
TOTAL 78 188 961 650 7111 6084 60710 188 -2.4869E-14 719.2527 74.5154845 656%
Perhitungan:
Periode 1
Y' = A + BX + Cx
= 34.81818 + (-4.94855 x 1) + (0.24026 x 1)
= 30.10989
Periode 2
Y' = A + BX + Cx
= 34.81818 + (-4.94855 x 2) + (0.24026 x 4)
= 25.88212
50
Perhitungan error peramalan dilakukan dengan menggunakan metode Mean
Absolute Percentage Error (MAPE) dan metode Mean Squared Error (MSE). Hal ini
bertujuan untuk mengetahui besar error dari metode peramalan yang dilakukan. Metode
peramalan dengan nilai error terkecil adalah metode yang dipilih untuk melakukan
peramalan 12 periode berikutnya. Berikut ini adalah hasil perhitungan error untuk setiap
metode permalan:
Rekapitulasi perhitungan error dari masing-masing metode dapat dilihat pada Tabel 3.8.
51
selanjutnya dilakukan permalan lagi. Verifikasi dari metode peramalan terpilih
menggunakan metode moving average, yang dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Batas kontrol dari hasil verifikasi peramalan dapat dilihat pada Gambar 4.3
52
Berdasarkan verifikasi peramalan yang telah dilakukan tidak terdapat data yang
keluar dari batas kontrol, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk meramalkan permintaan
untuk periode berikutnya.
2 AD
EOQ =Q* = h
=
√ 2 x Rp 15.000 x 188
Rp 3.435,265
=3
D
= frekuensi
Q*
53
188
=
3
= 63 kali
54
t y' ӯ' y'-ӯ' (y'-ӯ')² Stand. Deviasi
13 11.0909 -17.271 298.29
14 12.6294 -15.733 247.515
15 14.6484 -13.714 188.063
16 17.1479 -11.214 125.756
17 20.1279 -8.234 67.8004
18 23.5884 -4.774 22.7869
28.3620 14.45403847
19 27.5295 -0.833 0.69306
20 31.9510 3.589 12.8815
21 36.8531 8.491 72.1001
22 42.2358 13.874 192.482
23 48.0989 19.737 389.546
24 54.4426 26.081 680.197
√
i
2
Standar Deviasi = ∑ ( y ' - y' )
i=1
n-1
= 14,4540
55
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Safety Stock
56
= 217,7702 ≈ 218 buah
Setelah dilakukan perhitungan biaya persediaan bearing dengan metode EOQ, maka
dilakukan perbandingan biaya pengendalian dengan metode EOQ tersebut dengan biaya
persediaan yang telah digunakan oleh perusahaan, yaitu metode min-max. Perbandingan
antara kedua metode tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.24.
.
Tabel 4.17 Perbandingan Biaya Persediaan
57
priode Biaya Perusahaan Biaya EOQ Biaya EOQ
Nov 2020-Okt 2021 Rp645.834.247,49 Rp588.158.207 Rp57.676.041
Nov 2021-Okt 2022 Rp1.169.729.955,19 Rp746.859.771 Rp422.870.184
58
Berdasarkan hasil verifikasi didapatkan batas kontrol atas (UCL) sebesar 22,652 dan
batas kontrol bawah (LCL) sebesar -22,652. Hasil peramalan dengan menggunakan metode
terpilih tidak terdapat data yang melampaui UCL ataupun LCL, semua data berada di antara
UCL dan LCL. Apabila telah divalidasi, maka peramalan untuk 12 periode selanjutnya bisa
digunakan.
59
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari pembuatan laporan ini adalah sebagai
berikut:
1. Peramalan permintaan bearing pada periode November 2019-Oktober 2020 yaitu
sebanyak 28 buah.
2. Pengendalian persediaan dengan metode EOQ (Economic Order Quantity)
menghasilkan ukuran pemesanan 2 buah dengan frekuensi pemesanan 15 kali,
safety stock sebanyak 17 buah, dan maximum inventory sebanyak 19 buah.
3. Pengendalian persediaan yang telah dilakukan oleh perusahaan belum optimal
karena perusahaan masih bisa meminimasi total biaya persediaan jika menggunakan
metode EOQ
5.2. Saran
Rekomendasi yang diberikan kepada peneliti selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Data historis yang digunakan dapat lebih dari 2 periode agar lebih akurat.
2. Perusahaan sebaiknya memiliki rincian biaya yang dikeluarkan saat melakukan
pengendalian persediaan seperti biaya pemesanan setiap kali pesanan dan biaya
penyimpanan, sehingga perusahaan dapat menghitung biaya untuk melakukan
pengendalian persediaan.
3. Perusahaan perlu melakukan pengendalian persediaan untuk material-material yang
bersifat cepat habis, sehingga tidak akan mengganggu proses produksi.
Adapun saran yang diberikan untuk penulis ialah sebagai berikut:
60
DAFTAR PUSTAKA
Hartini, Sri. 2011. Teknik Mencapai Produksi Optimal. Bnadung : CV Lubuk Agung
Tohir, Akhmat. 2011. Analisis Peramalan Penjualan Minyak Sawit Kasar (CPO) pada PT.
Kharisma Pemasaran Bersama (KPB) Nusantara. Jakarta. UIN Syarif
Hidayatullah
Vincent Gaspersz, Dr, D.Sc., CFPIM, CIQA, 2004. Production and Inventory Control.
Jakarta: PT. Gramedia.
61