Anda di halaman 1dari 6

Hukum Permintaan dan Penawaran

Hukum permintaan atau penawaran menyatakan sebagai berikut:


1. Makin tinggi harga barang maka makin sedikit permintaan akan barang tersebut
(dengan catatan faktor-faktor lain tidak berubah)
2. Makin banyak barang yang tersedia di pasar, maka harga barang makin rendah.

Bagian pertama merupakan pernyataan yang akan membentuk kurva permintaan (demand =
D) dengan kemiringan slope (negatif). Contohnya Daging Sapi. Bila digambarkan dalam
suatu kurva dengan sumbu horizontal adalah Jumlah Produksi dan sumbu vertical adalah
harga, maka permintaan kana meningkat bila harga diturunkan.
Bagian kedua merupakan pernyataan yang akan membentuk kurva penawaran (supply = S)
dengan kemiringan positif. Contohnya Beras. Bila digambarkan dalam suatu kurva dengan
sumbu horizontal adalah jumlah produksi dan sumbu vertical adalah harga, maka penawaran
akan meningkat bila harga produk meningkat karena produsen (petani) telah mampu membeli
pupuk dan peralatan dengan baik.

Kurva Permintaan dan Penawaran pada Harga Keseimbangan (hal 227-228)

Peramalan
Peramalan adalah sebuah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa yang akan
datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang
dibutuhkan dalam rangka untuk memenuhi permintaan terkait persediaan barang atau
permintaan jasa. Peramalan dapat dikatakan tidak terlalu dibutuhkan apabila kondisi
permintaan di pasar stabil. Hal itu karena perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi
peramalan sangat diperlukan apabila kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis
(Arman Hakim, 2006)

Analisis Deret Waktu (Time Series)


Analisis ini didasarkan pada asumsi bahwa deret waktu tersebut terdiri dari komponen-
koponen Trend (T), Siklus/Cycle (C), Pola Musiman/Season (S), dan Variasi Acak/Random
(R) yang akan menunjukkan suatu pola tertentu. Komponen-komponen tersebut kemudian
dipakai sebagai dasar dalam pembuatan persamaan matematis. Analisi Deret waktu ini sangat
tepat untuk dipakai meramalkan permintaan yang pola permintaan cukup konsisten dalam
periode waktu yang lama sehingga pola tersebut diharapkan masih akan tetap berlanjut.
1. Trend/Kecenderungan (T),
Merupakan sifat dari permintaan di masa lalu terhadap waktu terjadinya, apakah
permintaan tersebut cenderung naik, turun atau konstan.
2. Siklus/Cycle (C)
Permintaan suatu produk dapat memiliki siklus yang berulang secara periodic,
biasanya lebih dari satu tahun sehingga pola ini tidak perlu dimasukkan dalam
peramalan jangka pendek. Cocok untuk peramalan jangka panjang.
3. Pola Musiman/Season (S)
Fluktuasi permintaan suatu produk dapat naik turun di sekitar gari trend dan biasanya
berulang setiap tahun. Pola ini biasanya disebabkan oleh faktor cuaca, musim libur
panjang dan hari raya keagamaan.
4. Variasi Acak/Random (R)
Permintaan suatu produk dapat mengikuti pola bervariasi secara acak karena faktor-
faktor adanya bencana alam, bangkrutnya perusahaan pesaing, promosi khusus dan
kejadian-kejadian lain. Variasi acak ini diperlukan dalam rangka menentukan
persediaan pengaman untuk mengantisipasi kekurangan persediaan bila terjadi
lonjakan permintaan.

Metode Peramalan
Rata-rata bergerak (Moving Average = MA)
Moving Average diperoleh dengan merata-rata permintaan berdasarkan beberapa data masa
lalu yang terbaru. Tujuan utama dari penggunaan teknik MA ini adalah untuk mengurangi
atau menghilangkan variasi acak permintaan dalam hubungannya dengan waktu. Tujuan ini
dicapai dengan merata-ratakan beberapa nilai data secara bersama-sama dan menggunakan
nilai rata-rata tersebut sebagai ramalan permintaan untuk periode yang akan datang. Disebut
rata-rata bergerak karena begitu setiap data aktual permintaan baru deret waktu tersedia,
maka data aktual permintaan yang paling terdahulu akan dikeluarkan dari perhitungan,
kemudian suatu nilai rata-rata baru akan dihitung.

Gambar rumus

Pemilihan tentang berapa nilai N yang tepat adalah hal penting dalam metode Moving
Average. Hal itu dikarenakan semakin besar nilai N maka semakin halus perubahan nilai MA
dari periode ke periode. Sebaliknya semakin kecil nilai N, hasil peramalan akan lebih agresif
dalam mengantisipasi perubahan data terbaru yang diperhitungkan.
Bila permintaan berubah secara signifikan dari waktu ke waktu, ramalan harus cukup agresif
dalam mengantisipasi perubahan tersebut, sehingga nilai N yang kecil akan lebih cocok
dipakai. Sebaliknya bila permintaan cenderung stabil selama jangka waktu yang panjang,
sebaiknya dipakai nilai N yang besar.
Kelemahan
1. Peramalan selalu didasarkan pada N data terakhir tanpa mempertimbangkan data
sebelumnya
2. Setiap data dianggap memiliki bobot yang sama, padahal lebih masuk akal bila data
yang lebih baru mempunyai bobot yang lebih tinggi karena data tersebut
merepresentasikan kondisi yang terakhir terjadi.
3. Diperlukan biaya besar dalam penyimpanan dan pemrosesan data.

Rata-rata bergerak dengan bobot (Weighted Moving Average_


WMA = ∑ Wt At
Wt = Bobot permintaan aktual pada periode -t
At = Permintaan Aktual pada periode -t
Dengan keterbatasan bahwa ∑ Wt = 1

Pemulusan Exponensial (Exponential Smoothing)


Kelemahan teknik MA dalam kebutuhan akan data-data masa lalu yang cukup banyak dapat
diatasi dengan teknik ES.
Metode Peramalan Kausal
Metode peramalan kausal mengembangkan suatu model sebab akibat antafa permintaan yang
diramalkan dengan varibel-variabel lain yag dianggap berpengaruh. Salah satu metodeya
adalah Regresi Sederhana.
Dalam metode ini, suatu model perlu dispesifikasikan sebelum dilakukan pengumpulan data
dan analisisnya.

Perencanaan agregat
Dibuat untuk menyesuaikan kemampuan produksi dalam menghadapi permintaan pasar yang
tidak pasti dengan mengoptimumkan penggunaan tenaga kerja dan peralatan produksi yang
terseduia sehingga ongkos total produksi dapat ditekan seminim mungkin. Jika pesanan yang
diterima bersifat tetap dalam waktu yang relatif panjang maka perencana produksi tidak akan
mengalami kesulitan dalam menetapkan rencana produksi bulanan. Akan tetapi dalam
kenyataanya, pola permintaan seringkal lebih menunjukkan pola yang dinamis daripaa pola
statis sehingga menyulistkan dalam menetapkan rencana produksi bulanan.

Adanya 2 jenis kebutuhan tersebut mengakibatkan pengendalian persediaan untuk masing-


masing jenis produk menjadi berbeda. Produk dengan kebutuhan yang bersifat independent
seperti pada sistem jasa pertokoan yang menjual produk jadi atau menjual komponen akan
menggunakan pengendalian persediaan yang biasa disebut sistem persediaan jumlah
pemesanan ekonomis (EOQ). Sedangkan produk dengan kebutuhan yang bersifat dependent
seperti pada sistem manufaktur perakitan yang memproduksi produk jadi akan menggunakan
metode pengendalian dan perencanaan komponen dengan MRP.

Ordering cost mempunyai bentuk geometris hiperbola di mana semakin kecil Q, berarti
semakin sering pemesaan dilakukan dan semakin besar biaya pemesanan yang dikeluarkan.
Sebaliknya bila Q semakin besar, berarti semakin jarang pemesanan dilakukan dan semakin
kecil biaya [emesanan yang dikeluarkan. Semakin besar Q semaki menurunlah kurva
ordering cost.
Holding cost mempunyai bentuk garis lurus karena komponen biaya ini tergantung pada
tingkat persediaan rata-rata. Garis ini dimulai dari titik Q = 0, dimana tingkat persediaan rata-
rata semakin membesar secara proporsional dengan gradien yang sama.
Material Requirement Planning adalah prosedur logis, aturan keputusan, dan teknik
pencatatan terkomputeriasi yang dirancang untuk menerjemahkan jadwal induk produksi atau
MPS (master production scheduling) menjadi kebutuhan bersih atau NR (net requirement)
untuk semua item. MPS ini merupakan pernyataan berapa unit dan kapan suatu produk harus
dibuat. MPS diturunkan dari hasil perencanaan produksi agregat dengan jangka waktu
perencanaan yang lebih pendek (sampai mingguan)
Sistem MRP dikembangkan untuk membantu perusahaan manufaktur mengatasi kebutuhan
akan item-item dependent secara lebih baik dan efisien. Selain itu sistem MRP didesain untuk
melepaskan pesanan-pesanan dalam produksi dan pembelian untuk mengatur aliran bahan
baku dan persediaan dalam proses sehingga sesuai dengan jadwal produksi unutk produk
akhir.
4 Kemampuan ciri utama MRP
1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat
2. Pembentukan kebutuhan minimal setiap item
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan
4. Menentukan jadwal ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah
direncanakan.
3 Input untuk sistem MRP
- Jadwal Induk Produksi
- Catatan Keadaan persediaan
- Struktur Produk

Output MRP
1. Memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang harus
dilakukan/direncanakan, baik dari pabrik sendiri maupun dari supplier
2. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang
3. Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan
4. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan.
Output dari MRP dapat pula disebut sebagai suatu aksi yang merupakan Tindakan atas
pengendalian persediaan dan penjadwalan produksi. Adapun langkah2 mendasar pada proses
MRP adalah sebagai berikut.
1. Netting (Perhitungan kebutuhan bersih)
2. Lotting (Penentuan besarnya lot)
3. Ofsetting (penetapan besarnya lead time)
4. Explosion (perhitungan selanjutnya untuk item2 pada level dibawahnya)
(Ir. Arman Hakim Nasution, 2006) (Manajemen Industri)

Anda mungkin juga menyukai