Bagian pertama merupakan pernyataan yang akan membentuk kurva permintaan (demand =
D) dengan kemiringan slope (negatif). Contohnya Daging Sapi. Bila digambarkan dalam
suatu kurva dengan sumbu horizontal adalah Jumlah Produksi dan sumbu vertical adalah
harga, maka permintaan kana meningkat bila harga diturunkan.
Bagian kedua merupakan pernyataan yang akan membentuk kurva penawaran (supply = S)
dengan kemiringan positif. Contohnya Beras. Bila digambarkan dalam suatu kurva dengan
sumbu horizontal adalah jumlah produksi dan sumbu vertical adalah harga, maka penawaran
akan meningkat bila harga produk meningkat karena produsen (petani) telah mampu membeli
pupuk dan peralatan dengan baik.
Peramalan
Peramalan adalah sebuah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa yang akan
datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang
dibutuhkan dalam rangka untuk memenuhi permintaan terkait persediaan barang atau
permintaan jasa. Peramalan dapat dikatakan tidak terlalu dibutuhkan apabila kondisi
permintaan di pasar stabil. Hal itu karena perubahan permintaannya relatif kecil. Tetapi
peramalan sangat diperlukan apabila kondisi permintaan pasar bersifat kompleks dan dinamis
(Arman Hakim, 2006)
Metode Peramalan
Rata-rata bergerak (Moving Average = MA)
Moving Average diperoleh dengan merata-rata permintaan berdasarkan beberapa data masa
lalu yang terbaru. Tujuan utama dari penggunaan teknik MA ini adalah untuk mengurangi
atau menghilangkan variasi acak permintaan dalam hubungannya dengan waktu. Tujuan ini
dicapai dengan merata-ratakan beberapa nilai data secara bersama-sama dan menggunakan
nilai rata-rata tersebut sebagai ramalan permintaan untuk periode yang akan datang. Disebut
rata-rata bergerak karena begitu setiap data aktual permintaan baru deret waktu tersedia,
maka data aktual permintaan yang paling terdahulu akan dikeluarkan dari perhitungan,
kemudian suatu nilai rata-rata baru akan dihitung.
Gambar rumus
Pemilihan tentang berapa nilai N yang tepat adalah hal penting dalam metode Moving
Average. Hal itu dikarenakan semakin besar nilai N maka semakin halus perubahan nilai MA
dari periode ke periode. Sebaliknya semakin kecil nilai N, hasil peramalan akan lebih agresif
dalam mengantisipasi perubahan data terbaru yang diperhitungkan.
Bila permintaan berubah secara signifikan dari waktu ke waktu, ramalan harus cukup agresif
dalam mengantisipasi perubahan tersebut, sehingga nilai N yang kecil akan lebih cocok
dipakai. Sebaliknya bila permintaan cenderung stabil selama jangka waktu yang panjang,
sebaiknya dipakai nilai N yang besar.
Kelemahan
1. Peramalan selalu didasarkan pada N data terakhir tanpa mempertimbangkan data
sebelumnya
2. Setiap data dianggap memiliki bobot yang sama, padahal lebih masuk akal bila data
yang lebih baru mempunyai bobot yang lebih tinggi karena data tersebut
merepresentasikan kondisi yang terakhir terjadi.
3. Diperlukan biaya besar dalam penyimpanan dan pemrosesan data.
Perencanaan agregat
Dibuat untuk menyesuaikan kemampuan produksi dalam menghadapi permintaan pasar yang
tidak pasti dengan mengoptimumkan penggunaan tenaga kerja dan peralatan produksi yang
terseduia sehingga ongkos total produksi dapat ditekan seminim mungkin. Jika pesanan yang
diterima bersifat tetap dalam waktu yang relatif panjang maka perencana produksi tidak akan
mengalami kesulitan dalam menetapkan rencana produksi bulanan. Akan tetapi dalam
kenyataanya, pola permintaan seringkal lebih menunjukkan pola yang dinamis daripaa pola
statis sehingga menyulistkan dalam menetapkan rencana produksi bulanan.
Ordering cost mempunyai bentuk geometris hiperbola di mana semakin kecil Q, berarti
semakin sering pemesaan dilakukan dan semakin besar biaya pemesanan yang dikeluarkan.
Sebaliknya bila Q semakin besar, berarti semakin jarang pemesanan dilakukan dan semakin
kecil biaya [emesanan yang dikeluarkan. Semakin besar Q semaki menurunlah kurva
ordering cost.
Holding cost mempunyai bentuk garis lurus karena komponen biaya ini tergantung pada
tingkat persediaan rata-rata. Garis ini dimulai dari titik Q = 0, dimana tingkat persediaan rata-
rata semakin membesar secara proporsional dengan gradien yang sama.
Material Requirement Planning adalah prosedur logis, aturan keputusan, dan teknik
pencatatan terkomputeriasi yang dirancang untuk menerjemahkan jadwal induk produksi atau
MPS (master production scheduling) menjadi kebutuhan bersih atau NR (net requirement)
untuk semua item. MPS ini merupakan pernyataan berapa unit dan kapan suatu produk harus
dibuat. MPS diturunkan dari hasil perencanaan produksi agregat dengan jangka waktu
perencanaan yang lebih pendek (sampai mingguan)
Sistem MRP dikembangkan untuk membantu perusahaan manufaktur mengatasi kebutuhan
akan item-item dependent secara lebih baik dan efisien. Selain itu sistem MRP didesain untuk
melepaskan pesanan-pesanan dalam produksi dan pembelian untuk mengatur aliran bahan
baku dan persediaan dalam proses sehingga sesuai dengan jadwal produksi unutk produk
akhir.
4 Kemampuan ciri utama MRP
1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat
2. Pembentukan kebutuhan minimal setiap item
3. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan
4. Menentukan jadwal ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah
direncanakan.
3 Input untuk sistem MRP
- Jadwal Induk Produksi
- Catatan Keadaan persediaan
- Struktur Produk
Output MRP
1. Memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang harus
dilakukan/direncanakan, baik dari pabrik sendiri maupun dari supplier
2. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang
3. Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan
4. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan.
Output dari MRP dapat pula disebut sebagai suatu aksi yang merupakan Tindakan atas
pengendalian persediaan dan penjadwalan produksi. Adapun langkah2 mendasar pada proses
MRP adalah sebagai berikut.
1. Netting (Perhitungan kebutuhan bersih)
2. Lotting (Penentuan besarnya lot)
3. Ofsetting (penetapan besarnya lead time)
4. Explosion (perhitungan selanjutnya untuk item2 pada level dibawahnya)
(Ir. Arman Hakim Nasution, 2006) (Manajemen Industri)