Anda di halaman 1dari 3

Nama : Humaira Rizka Ramadhanti

NIM : 01021281924067
MK : Seminar Teori Ekonomi // A
Jurusan : Ekonomi Pembangunan ‘19
Dosen : Prof. DR. Bernadette Robiani, M.SC

Resume Artikel – Permintaan dan Penawaran


Judul : Permintaan Gula di Indonesia
Penulis : Catur Sugiyanto
Keterangan : Vol. 8 No. 2, Desember 2007, Hal 113-127
Penerbit : Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

Artikel ini mengkaji permintaan gula Indonesia. Masalah ini muncul kembali karena
tingginya harga gula dalam negeri dan anomali akibat respon domestic produsen. Sebagai salah
satu bahan pangan pokok, konsumsi gula selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Ketergantungan konsumen terhadap konsumsi gula cukup besar karena kecilnya/lemahnya
kecenderungan untuk mensubstitusikannya dengan gula buatan atau pemanis lain.
Gula dikonsumsi langsung oleh rumah tangga dan secara tidak langsung melalui
makanan olahan yang menggunakan gula sebagai bahannya. Kami menggunakan data tahunan
dari tahun 1973 hingga 2002 dan data cross sectional dari SUSENAS 2003. Estimasi (jangka
pendek) elastisitas permintaan Gula menurun dan mendekati 0,46 sedangkan dalam jangka
panjang kecil (0,02). Secara keseluruhan, total permintaan gula meningkat karena
bertambahnya jumlah penduduk.
Permintaan gula terdiri atas penggunaan untuk konsumsi rumah tangga dan bahan baku
industri pangan. Konsumsi gula oleh rumah tangga dapat dibedakan atas konsumsi langsung
dan konsumsi tidak langsung. Konsumsi gula secara langsung adalah konsumsi gula oleh
dilakukan dengan memperbarui data menggunakan Susenas tahun 2003. Selanjutnya, hasil
estimasi dibandingkan dengan hasil estimasi peneliti terdahulu untuk melihat konsistensi
estimasi. Selain itu, juga diamati perilaku konsumsi gula untuk berbagai kelompok masyarakat.
Hasil estimasi permintaan gula di Indonesia, secara runtun waktu maupun antar tempat.
Hasil estimasi menunjukkan elastisitas permintaan gula terhadap pendapatan menurun, jangka
pendek 0,4 dan jangka panjang 0,2. Selain dorongan kenaikan pendapatan, permintaan gula
terus meningkat seiring laju pertumbuhan penduduk. Proyeksi konsumsi gula mengindikasikan
tantangan impor gula yang semakin besar. Mengikuti trend permintaan secara langsung oleh
rumah tangga, konsumsi mencapai 3,3 juta ton per tahun sedangkan mengikuti benchmark rata-
rata dunia maka konsumsi mencapai 5,1 juta ton per tahun pada 2020. Apabila trend produksi
tidak berubah, estimasi tahun 2020 sebesar 2,8 juta ton, maka kebutuhan impornya menjadi
semakin besar.
Model permintaan gula di atas harus dilengkapi dengan model permintaan dari sektor
industri (konsumsi tidak langsung). Hal ini mengingat prosi konsume tidak langsung yang
semakin besar, mengindikasikan semakin pentingnya jenis permintaan ini. Selain itu model
harus selalu di update dengan data baru maupun variabel baru, memasukkan perkembangan
kebijakan dan pola konsumsi dunia yang baru. Perubahan teknologi yang merubah pola
konsumsi dan produksi dapat merubah proyeksi tersebut

Judul : Analisis Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja pada Sektor Pertanian di
Provinsi Aceh
Penulis : Agustina Arida, Zakiah, dan Julaini
Keterangan : Vol. 16 No. 1, September 2015
Penerbit : Agrisep

Pembangunan ekonomi suatu daerah atau suatu negara pada dasarnya merupakan
interaksi dari berbagai kelompok antara lain sumberdaya manusia, sumberdaya alam, modal,
teknologi dan lain-lain. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi tidak lepas dari peran manusia
dalam mengelolanya. Dimana manusia merupakan tenaga kerja, input pembangunan, juga
merupakan konsumen hasil pembangunan itu sendiri (Arsyad, 1999 dalam Tindaon, 2010).
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi selain faktor produksi lahan, modal dan manajemen/skill. Mengingat
pentingnya faktor tersebut, potensi tenaga kerja hendaknya dapat dimanfaatkan dengan baik
(Soekartawi, 1990).
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam
perekonomian Indonesia. Di Indonesia pembangunan sektor pertanian diarahkan untuk
meningkatkan produksi pertanian agar dapat memenuhi kebutuhan pangan dan industri dalam
negeri, meningkatkan pendapatan petani dan memperluas kesempatan kerja. Sektor pertanian
di Provinsi Aceh memberi kontribusi kepada masyarakat juga kepada pemerintah. Dimana
sebagian masyarakat bekerja pada sektor pertanian. Lapangan usaha pertanian masih menjadi
andalan utama dalam penyerapan tenaga kerja, karena fleksibel dan tidak menuntut kualifikasi
yang tinggi untuk bekerja pada lapangan usaha ini.
Secara statistik (uji parsial), hasil estimasi upah tenaga kerja sektor pertanian memberi
berpengaruh yang signifikan terhadap penawaran tenaga kerja sektor pertanian. Berdasar nilai
tersebut adanya hubungan positif antara pengangguran dengan penawaran, dengan kata lain
apabila pengangguran terus meningkat maka akan menyebabkan peningkatan orang yang
mencari pekerjaan
Permintaan tenaga kerja pada sektor pertanian secara serempak dapat dipengaruhi oleh
luas lahan pertanian, upah tenaga kerja sektor pertanian dan investasi sektor pertanian. Jika
dilihat secara uji parsial (uji t), variabel luas lahan dan investasi sektor pertanian berpengaruh
positif dan signifikan (nyata) terhadap permintaan tenaga kerja pada sektor pertanian.
Sementara variabel upah tidak berpengaruh nyata, namun hasil estimasi memberi hasil yang
negatif dan sesuai dengan teori ekonomi tentang ketenagakerjaan. Penawaran tenaga kerja pada
sektor pertanian secara serempak Agrisep Vol (16) No. 1, 2015 77 dipengaruhi oleh jumlah
penduduk di pedesaan, upah tenaga kerja sektor pertanian dan pengangguran di pedesaan.
Apabila dilihat dari hasil uji t, variabel upah tenaga kerja sektor pertanian dan pengangguran
di pedesaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap penawaran tenaga kerja pada sektor
pertanian di Provinsi Aceh. Sementara variabel jumlah penduduk di pedesaan memberi
pengaruh yang positif namun tidak berpengaruh nyata terhadap penawaran tenaga kerja pada
sektor pertanian di Provinsi Aceh. Peningkatan upah tenaga kerja sektor pertanian dalam
jumlah yang sama, menurunkan permintaan tenaga kerja sebanyak 22 orang sedangkan
penawaran tenaga kerja meningkat sebanyak 124 orang.

Anda mungkin juga menyukai