TUGAS AKHIR
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Ekonomi Makro 1
yang dibina oleh Bapak Agus Sumanto, S.E.,M.SA
Oleh:
PENDAPATAN NASIONAL
Pendapatan
Pasar Faktor-
Faktor Produksi
Pembayaran
faktor
prod
Tabungan
Perseorangan
Pajak
Investasi
Rumah Tangga Pemerintah
Konsumsi Pendapatan
Pasar Barang dan perusahaan
Jasa
1. Faktor Produksi
Faktor produksi adalah input yang digunakan untuk menghasilkan barang dan
jasa. Dua faktor produksi terpenting adalah tenaga kerja dan modal.
K = K̅
L = L̅
Dalam hal ini, teknologi produksi yang ada dapat menentukan berapa banyak
output diproduksi dari jumlah modal dan tenaga kerja tertentu.
Jika sesorang dapat menemukan alternatif lain yang lebih baik. Maka, output yang
akan dihasilkan juga semakin banyak.
Fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika peningkatan dalam faktor-
faktor produksi sama dengan peningkatan output yang dihasilkan.
zY = F (zK, zL)
Secara matematis:
Y = F (̅K, ̅L)
Y = Y̅
C. Bagaimana Pendapatan Nasional Didistribusikan ke Faktor-Faktor
Produksi
Y = F (K, L)
Perusahaan akan memproduksi output yang lebih jika memiliki banyak mesin atau
tenaga kerja yang bekerja lama. Perusahaan akan menjual output pada tingkat
harga P, membayar upah pekerja W, dan menyewa modal R. Dalam hal ini,
diasumsikan perusahaan menyewa modal dari rumah tangga.
Laba = PF (K,L) – WL – RK
Hal ini menunjukkan bahwa laba bergantung pada harga produk P, harga faktor W
dan R dan jumlah faktor L dan K.
P x MPL = W
atau
MPL = W/P
W/P atau upah riil adalah pembayaran kepada enaga kerja yang diukur dalam unit
output, bukan dalam mata uang.
Gambar 3.4 Grafik Produk Marginal Tenaga Kerja
Konsep produk marginal modal sama dengan konsep produk marginal tenaga
kerja dan bersifat menurun.
¿ ( P x MPK )−R
MPK = R/P
R/P atau harga sewa modal riil adalah harga sewa yang diukur dalam unit barang,
bukan mata uang.
Penentuan laba ekonomis diasumsikan jika fungsi produksi memiliki skala hasil
konstan. Maka, laba ekonomis sama dengan nol. Jika setiap faktor produksi
dibayar pada produk marginalnya, maka jumlah pemabayaran faktor produksi
sama dengan output total.
Dalam perhitungan tersebut, maka fungsi produksi memiliki dua unsur yaitu:
dan
aadalah konstanta antara nol sampai satu yang mengukur bagian modal dari
pendapatan
Fungsi Cobb-Douglas:
F (K, L) = A K a L1−a
Aadalah parameter yang lebih besar dari nol yang mengukur produktivitas
teknologi yang ada.
Dalam hal ini, fungsi produksi Cobb-Douglas memiliki skala konstan. Artinya,
jika modal dan tenaga kerja meningkat, maka output juga meningkat dengan
proporsi yang sama.
a −a ( 1−a ) Y
MPL = (1 – a) A K L = → Produk marginal tenaga kerja
L
a−1 1−a aY
MPK = a A K L = → Produk marginal modal
K
Dari persamaan di atas, maka dapat diketahui penyebab yang merubah produk
marginal dari kedua faktor tersebut. Y/L adalah produktivitas tenaga kerja rata-
rata, sedangkan Y/K adalah produktivitas modal rata-rata. Maka, produktivitas
marginal proporsional dengan produktivitas rata-rata.
a. Konsumsi
Pendapatan yang telah diterima oleh rumah tangga merupakan output. Pemerintah
kemudian menarik pajak kepada rumah tangga. Pendsapatan setelah pajak disebut
pendapatan disposabel. Semakin besar pendapatan disposabel, maka semakin
banyak tingkat konsumsi.
C = C (Y-T)
Jadi, bila :
Δ C = perubahan konsumsi
Maka :
∆C ∆C
akan bernilai positif dan kurang dari satu , 0 <
∆ Yd ∆ Yd < 1
C = a + b Yd
Dimana :
C = konsumsi
Yd = pendapatan yang dapat dibelanjakan
a = konsumsi dasar tertentu yang tidak tergantung pada pendapatan
b = kecenderungan konsumsi marginal (MPC)
Gambar 3.5 Fungsi Konsumsi
b. Investasi
Persamaan investasi:
I = I (r)
Hubungannya adalah ketika tingkat bunga tinggi, maka investasi akan menurun.
Hal ini dikarenakan ketika tingkat suku bunga naik dikhawatirkan kegiatan
investasi tersebut jika dilanjutkan akan menambah biaya yang melebihi
keuntungan yang di dapat.
c. Pembelian Pemerintah
Y=C+I+G
C = C (Y-T)
I = I (r)
G = G̅
T = T̅
Permintaan berasal dari persamaan-persamaan di atas. Sedangkan penawaran
berasal drai faktor produksi:
Y = F (̅K, ̅L)
Y = Y̅
Maka, identitas pendapatan nasional:
Y = C (Y-T) + I (r) + G
Dikarenakan variabel G dan T ditetapkan oleh kebijakan, dan tingkat output Y
yang ditetapkan oleh faktor-faktor produksi dan fungsi produksi, maka:
Y̅ = C (Y̅-T̅) + I (r) + G̅
Tingkat bunga memainkan peran untuk menjamin bahwa permintaan dan
penawaran seimbang.
Y–C–G=I
Y – C – G disebut tabungan nasional. Dalam hal ini tabungan akan terbagi dalam:
S = (Y – T – C) + (T – G) = I
Y - C (Y-T) + G = I (r)
Y̅ - C (Y̅-T̅) + G̅ = I (r)
S̅ = I (r)
Pada tingkat ekulibrium, hasrat rumah tangga untuk menabung seimbang dengan
hasrat perusahaan untuk menanamkan modal dan jumlah dana pinjaman yang
ditawarkan sama dengan jumlah yang diminta.
3. Perubahan Tabungan
Gambar 3.8
Penurunan Pajak:
BAB 4
A. Pengertian Uang
Uang adalah persediaan aset yang dapat dengan segera digunakan untuk
melakukan transaksi.
Fungsi uang:
a. Penyimpan nilai: uang digunakan untuk mengubah daya beli pada masa
kini ke masa depan
Jumlah uang yang beredar di masyarakat akan diatur oleh pemerintah melalui
Bank Sentral dengan kebijakan moneter.
MxV=PxT
MxV=PxY
M/P atau keseimbangan uang riil menunjukkan kuantitas uang dalam bentuk
jumlah barang dan jasa yang bisa dibelinya.
(M/P)d = kY
Dimana k adalah konstanta yang menyatakan berapa banyak uang yang ingin
ditahan orang untuk setiap dolar pendapatan. Persamaan ini menyatakan bahwa
kuantitas keseimbangan uang riil yang diinginkan adalah proporsional terhadap
pendapatan riil.
MV̅ = PY
3. Tingkat harga P adalah rasio dari nilai nominal output PY terhadap tingkat
output.
Dengan kata lain, kapabilitas produksi dari perekonomian menentukan GDP riil,
kuantitas uang yang menentukan GDP nominal, dan deflator GDP adalah rasio
dari GDP nominal terhadap GDP riil.
Sehingga, teori kuantitas uang menyatakan bahwa bank sentral, yang mengawasi
jumlah uang yang beredar, memiliki kendali atas tingkat inflasi. Jika bank sentral
mempertahankan jumlah uang yang beredar tetap stabil, tingkat harga akan stabil.
Jika bank sentral meningkatkan jumlah uang yang beredar dengan cepat, tingkat
harga akan meningkat cepat.
Tingkat bunga yang dibayar bank sebagai tingkat bunga nominal dan kenaikan
daya beli tingkat bunga riil.
r=i–π
Tingkat bunga riil adalah perbedaan antara tingkat bunga dan tingkat inflasi.
2. Efek Fisher
i=r+π
Persamaan Fisher menunjukkan tingkat bunga bisa berubah karena dua alasan
yaitu tungkat bunga riil dan tingkat inflasi. Dalam teori kuantitas dan persamaan
Fisher sama-sama menyatakan bagaimana pertumbuhan uang mempengaruhi
tingkat bunga nominal. Menurut teori kuantitas, kenaikan dalam tingkat
pertumbuhan uang sebesar 1 persen menyebabkan kenaikan 1 persen dalam
tingkat inflasi. Menurut persamaan Fisher, kenaikan 1 persen dalam tingkat
inflasi sebaliknya menyebabkan kenaikan 1 persen dalam tingkat bunga nominal.
Inilah yang dimaksud dengan efek Fisher.
BAB 5
PEREKONOMIAN TERBUKA
Y = Cd + Id + Gd + EX
C = C d + Cf
I = Id + If
G = Gd + Gf
Menjadi
Ubah menjadi
Y = C + I + G + EX - (Cf + If + Gf)
Jumlah pengeluaran domestik atas barang dan jasa mancanegara (Cf + If + Gf)
adalam pengeluaran impor IM.
Y = C + I + G + EX - IM
NX = Y – (C + I + G)
Y = C + I + G + NX
Y – C – G = I + NX
S = I + NX
NX = S – I
r = r*
Model:
NX = S̅ - I (r*)
Gambar 5.2
Kenaikan tingkat dunia akan meningkatkan biaya untuk berutang dan mengurangi
investasi. Penurunan investasi meningkatkan NX.
Gambar 5.3
Pergeseran Investasi
Gambar 5.4
C. Kurs
x
BAB 6
PENGANGGURAN
1. Durasi Pengangguran
Para pekerja lebih muda memiliki tingkat pengangguran lebih tinggi ketimbang
para pekerja yang lebih tua. Penyebab pengangguran adalah tingkat perolehan
kerja yang rendah dan tingkat pemutusan hubungan kerja yang tinggi.
A. Akumulasi Modal
Y = F (K,L)
Zy = F (Zk, Zl)
Y/L = F(K/L, 1)
y = f(k)
MPK = f (k + 1) – f (k)
Grafik Fungsi Produksi
Permintaan terhadap barang dalam model Solow berasal dari konsumsi dan
investasi.
Y=c+i
C = (1-s) y
i = sy
I = sf(k)
∆k = i – δk
∆k = sf(k) – δk
Asumsi:
Y = K1/2 L1/2
1 1
1
Y K 2 L2 K
L
=
L
=
L ( ) 2
∆k = sf(k) – δk
k∗¿
¿
f ¿¿
Contoh Perhitungan:
Asumsi:
Maka,
3. δk = 0,4
Tahun k c y i δk ∆k
Alur:
y=c+i
c=y–i
Karena mencari konsumsi pada kondisi mapan, maka dapat mengubah nilai
kondisi mapan untuk output dan investasi.
C* = f(k*) –δk*
MPK = δ
Pengaruh neto dari unit modal tammbahan terhadap konsumis adalah MPK – δ.
Jika MPK – δ > 0, maka kenaikan modal akan meningkatkan konsumsi, sehingga
k* ada di bawah tingkat kaidah Emas. Jika MPK – δ < 0, maka kenaikan modal
akan mengurangi konsumsi, sehingga k* ada di atas tingkat kaidah Emas
MPK – δ = 0
2) Mencari Kondisi Mapan Kaidah Emas: Sebuah Contoh Numerik
y = √k
Untuk melihat hasil yang tersedia bagi sang pembuat kebijakan, ingatlah
bahwa persamaan berikut berada pada kondisi mapan:
k∗¿
¿
s
f ( k )∗¿= ¿
δ
C. Pertumbuhan Populasi
a. Model Malthusian
b. Model Kremerian
Prediksi model Solow tentang harga faktor dan ketepatan prediksi ini
terutama patut diperhatikan ketika dibandingkan dengan teori
perkembangan perekonomian kapitalis Karl Marx. Marx mempredisikan
bahwa pengembalian modal akan menurun sepanjang waktu dan hal ini
akan mengarah pada krisis politik serta ekonomi.
2. Convergence
Convergence merupakan kemampuan perekonomian dunia yang miskin
untuk mengejar perekonomian dunia yang sudah maju. Menurut model ini
kapan pertemuan (convergence) perekonomian terjadi bergantung pada
perbedaan saat mereka memulai. Di satu sisi, jika dua perekonomian
dengan kondisi mapan yang sama seperti yang ditentukan oleh tingkat
tabungan, tingkat pertumbuhan populasi, dan efisiensi tenaga kerja, karena
kesalahan sejarah mulai dengan persediaan modal yang berbeda.
1. Model Dasar
Y= AK
Di mana Y adalah output, K adalah persediaan modal, dan A adalah
konstanta yang mengukur jumlah output yang diproduksi untuk setiap unit
modal.
∆K = sY – δK
Persamaan ini menyatakan bahwa perubahan persediaan modal (∆K) sama
dengan investasi (sY) dikurangi depresiasi (δK).
∆Y/ Y = ∆K/ K = sA – δ
Persamaan ini menujukkan apa yang menentukkan tingkat pertumbuhan
output ∆Y / Y . Jadi perubahan sederhana dalam fungsi produksi bisa
mengubah secara dramatis prediksi tentang pertumbuhan ekonomi. Dalam
model Solow, tabungan akan mendorong pertumbuhan untuk sementara,
tetapi pengembalian modal yang kian menurun pada akhirnya akan
mendorong perekonomian mencapai kondisi mapan di mana pertumbuhan
hanya bergantung pada kemajuan teknologi eksogen. Sebaliknya, dalam
model pertumbuhan endogen, tabungan dan investasi bisa mendorong
pertumbuhan berkesinambungan.
2. Model Dua – Sektor
Perkonomian memiliki dua sector, yang bisa kita sebut perusahaan
manufaktur dan universitas riset. Perusahaan memproduksi barang dan
jasa, yang digunakan untuk konsumsi serta investasi dalam modal fisik,
Universitas memproduksi faktor-faktor produksi yang disebut “ilmu
pengetahuan”. yang kemudian digunakan secara bebas oleh kedua sektor.
Perekonomian dijelaskan oleh fungsi produksi untuk perusahaan, fungsi
produksi untuk universitas, dan persamaan akumulasi-modal.
Y = F [K, (1-u) LE ] (fungsi produksi dalam perusahaan manufaktur)
∆E = g(u) E (fungsi produksi dalam universitas riset)
∆K = sY − δK (akumulasi modal)
Di mana:
a. u adalah bagian dari angkatan kerja di universitas (dan 1 - u
adalah bagian dalam perusahaan manufaktur)
b. E adalah persediaan ilmu pengetahuan (yang pada gilirannya
menentukan efisiensi tenaga kerja)
c. g adalah fungsi yang menunjukkan bagaimana pertumbuhan ilmu
pengetahuan bergantung pada bagian angkatan kerja yang berada
di universitas.
Hasil pertumbuhan konstan dalam efisiensi tenaga kerja pada tingkat g ini
adalah sama dengan asumsi yang dibuat dalam model Solow dengan
kemajuan teknologi.
Baik s maupun u mempengaruhi tingkat pendapatan, meskipun hanya u
yang mempengaruhi tingkat pertumbuhan pendapatan pada kondisi mapan.
Jadi, model pertumbuhan endogen ini mengambil langkah kecil dengan
tujuan menunjukkan keputusan-keputusan kemasyarakatan mana yang
menentukan tingkat perubahan teknologi.
a. Permintaan Agregat
Jangka Panjang
Jangka Pendek
Kebijakan Stabilisasi
Tingkat permintaan agregat yang tinggi mendorong harga dan upah. Serta
perekonomian secara bertahap mendekati tingkat produksi alamiah. Tetapi selama
masa transisi ke tingkat harga yang lebih tinggi, output perekonomian lebih tinggi
daripada tingkat alamiahnya. Untuk mengurangi ledakan ekonomi dan
mempertahankan output lebih dekat ke tigkat alamiah.