Anda di halaman 1dari 26

Diagnosis dan Solusi

Perkembangan Peserta Didik

Kelompok X Offering M:
Akbarti Na’imah (170431622031)
Amilusholihah (170431622087)
Anita Julia (170431622085)
 
Diagnosis

• Identifikasi kasus, identifikasi masalah,


identifikasi faktor

Prognosa

• Mengidentifikasi berbagai alternatif bantuan

Treatment

• Memilih alternatif penyelesaian


Komunikasi

Tujuan
Diagnosa

Pemahaman Kontrol/Pengendali
Prinsip BERDASARKAN EFISIENSI DAN KELUWESAN
Diagnosa
Parcimony >>> DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN

TINGKAT KEPARAHAN/STADIUM SIMTOM


Hierarki
Macam- Diagnosis klinis: dibuat berdasarkan simtom aktual
macam
Diagnosis diferensial: dibandingkan dengan masalah yang lain
Diagnosis
Diagnosis tentatif: sementara berdasarkan pengamatan yang
ada

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan diagnosis yaitu tidak


ada cara yang sama atau baku yang ditetapkan untuk semua orang
dan penentuan dalam melakukan pendekatan diagnostik yang tepat
untuk klien adalah umpan balik yang ditunjukan klien saat interview.
Williamson

Selecting the
Forcing Changing the Learning Changing
appropriate
Conformity environment neded skills attitute
environment

Strategi/solusi pemecahan masalah


Beberapa kasus permasalahan perkembangan
peserta didik

1. Kesulitan dalam Belajar


Kesulitan dalam belajar
adalah hambatan atau gangguan belajar pada anak atau
remaja yang ditandai oleh kesenjangan yang signifikan
anatara taraf kemampuan untuk berpikir secara rasional dan
kemampuan akademik yang seharusnya dicapai.
Kesulitan atau masalah belajar dapat dikenal berdasarkan
gejala yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk perilaku,
baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik
Faktor-faktor Penyebab Kesulitan
Faktor Eksternal
Belajar
Adalah faktor yang berada atau
berasal dari luar mahasiswa. Faktor ini
Faktor Internal
dapat dibedakan menjadi dua yaitu
adalah faktor yang berasal dari dalam
faktor instrumental dan faktor
diri mahasiswa. Faktor ini dapat
lingkungan.
dibedakan menjadi dua, yaitu faktor
kejiwaan dan faktor kejasmanian.
 Faktor-faktor instrumental
 Faktor Lingkungan :
 Faktor kejiwaan, antara lain :

  Faktor kejasmanian, antara lain :


Diagnosis Kesulitan Belajar Peserta Didik
 upaya atau proses menemukan kelemahan atau
penyakit (weakness, disease) apa yang dialami
seseorang dengan melalui pengujian dan studi
yang seksama mengenai gejala-gejalanya
(symtoms);
 Studi yang seksama terhadap fakta tentang
suatu hal untuk menemukan karakteristik atau
kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang
esensial;
 Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu
studi yang saksama atas gejala-gejala atau fakta-
fakta tentang suatu hal
Prosedur kesulitan dalam Belajar
Mengidentifikasi mahasiswa yang Melokalisasi letak kesulitan belajar
diduga mengalami kesulitan belajar Setelah mahasiswa-mahasiswa yang
Identifikasi mahasiswa yang mengalami kesulitan belajar
mengalami kesulitan belajar diidentifikasi, langkah berikutnya
dilakukan dengan : adalah menelaah :
 pada mata kuliah apa yang
 Menganalisis prestasi belajar bersangkutan mengalami kesulitan
 Menganalisis periaku yang  pada aspek tujuan pembelajaran
berhubungan dengan proses yang mana kesulitan terjadi;
belajar  pada bagian (ruang lingkup) materi
 Menganalisis hubungan sosial yang mana kesulitan terjadi
 pada segi-segi proses pembelajaran
yang mana kesulitan terjadi
Solusi dalam Solusi dalam mengatasi kesulitan
mengatasi kesulitan belajar oleh Orang Tua
belajar oleh Guru

 Pembelajaran yang  Kepekaan orang tua


melibatkan siswa secara terhadap kondisi anak
aktif  Berikan motivasi pada
 Reciprocal teaching anak
meliputi dialog interaktif  Hindari membandingkan
antara guru dan siswa yang anak dengan saudara
Service ataupun dengan teman
 Delivery Models yang lain.
 Mendampingi anak
ketika belajar
2. Pergaulan
Baik
Pergaulan
Buruk Faktor yang mempengaruhi

Lingkungan

Individu
(tingkat
keimanan)
Keluarga
Seks bebas,
Pergaulan yang buruk pesta miras,
atau pergaulan bebas narkoba,
kriminalitas,
geng motor, dll
Keluarga
Individu
Pendidik
3. Konflik Dengan Guru
Perbedaan
Pendapat
miskom

Pengendalian
emosi yang
buruk

Konflik Dengan Guru


Adapula penyebab konflik yang ditemukan adalah :

• adanya perasaan • masalah dari luar dibawa ke


tersinggung, dalam lingkungan sekolah,
• merasa diri hebat, diri lebih • siswa melanggar tata tertib
tinggi, sekolah (perbuatan siswa
• perasaan cemburu, seperti telambat masuk
sekolah, pengrusakan pintu,
• perbedaan pemahaman,
dan mencoret tembok
• ego yang tinggi, sekolah)
• ungkapan kata yang • beban belajar yang
keras/kotor, memberatkan siswa dan
• masalah dari dalam dibawa sanksi yang memberatkan
ke luar lingkungan sekolah, siswa,
Pendapat Beberapa Tokoh
Gunarsa (2008:62) Surya (2010:7)
“Emosi adalah aspek psikis “Jika remaja mendapat
yang berkaitan dengan tekanan atau masalah menjadi
perasaan dan merasakan. cenderung agresif atau
Misalnya merasa senang, meluap-luap emosinya dalam
sedih, kesal, jengkel, marah, bentuk ucapan atau
tegang, dan lain-lain”. perbuatan, seperti memaki,
merusak, memukul dan
mengurung diri, serta
menangis”.
Pentingnya Pengendalian
Emosi
Terlebih lagi bila masalah
Emosi memiliki peran yang sangat besar pengendalian emosi muncul pada
bagi kehidupan manusia dalam dinamika
jiwa dan mengendalikan tingkah laku. Emosi usia Sekolah Menengah Pertama
dapat mempengaruhi kualitas diri yang merupakan usia masa
seseorang dalam mendapatkan kemajuan
hidup yang lebih baik. Hal tersebut dapat remaja, yaitu masa saat anak
terjadi apabila emosi yang ada pada diri akan mengalami masa transisi
individu tersebut dapat dikendalikan
dengan baik
antara masa anak-anak menuju
masa dewasa. Hal ini sangat
Seperti yang kita ketahui penyebab berpotensial dan dapat membuat
maraknya berbagai fenomena dan kejadian
yang terjadi akhir- akhir ini pada anak usia anak berkembang kearah yang
Sekolah Menengah Pertama tersebut positif maupun negativ terhadap
karena disebabkan oleh kesulitan mereka
dalam mengendalikan emosi dirinya.
Indonesia Peringkat Tertinggi Kasus
KekerasanInddi Sekolah
on
esi
a
84
Vietnam
% 79%

Nepal 79%

Kamboja 73 %

Pakistan 43%
Beberapa kasus mengenai masalah kekerasan
dalam dunia pendidikan

Tahun 2016 November 2017 Feb 2018 Feb 2018 Maret 2018

• Siswa SD • Guru Brutal • Kepala • Kasus siswa • Siswa SD


menantang Pukuli Siswa Sekolah pukul Guru di Dihukum
gurunya di Pangkal Dipukul Sampang menjilati WC
Pinang dengan Kursi hingga tewas Sekolah,
Oleh Orang Serdang
Tua Siswa, Sumut
Sulut
Faktanya
Dilihat dari bukti-bukti nyata Di Indonesia rata-rata pendidikan
bahwa sistem pendidikan di cenderung mengutamakan
Indonesia ini membuat peserta pengembangan otak kiri, idealnya
didik cenderung merasakan otak kiri dan kanan haruslah
keterpaksaan dan bukan atas seimbang. Pengembangan
keinginannya dalam menuntut Intelegent Quotient (IQ) dan
Emotional Quotient (EQ) harus
ilmu untuk memenuhi tujuan
diseimbangkan sejak dini. "Anak
pendidikan. Metode yang
harus betah di sekolah, guru harus
dilakukan pun juga bermacam- menjadi orangtua di sekolah yang
macam, salah satunya dengan mampu mendidik dan melindungi,
cara memberikan hukuman yang dan jangan sampai anak takut
dianggap setimpal karena tidak kepada guru," katanya
mematuhi perintah pendidik menambahkan.
Solusi dalam masalah konflik dengan guru adalah :

Menata ulang sistem pendidikan itu sendiri, yaitu guru tidak berhak untuk
melakukan kekerasan pada muridnya.

Melakukan pengawasan dalam pelaksanaan aturan-aturan dalam


pendidikan yang berlaku.

Pembinaan kecerdasan emosi dalam diri siswa didik tersebut.

Menumbuhkan karakter pendidikan sejak dini.

Pantauan orangtua dalam perkembangan psikis anaknya.


Terimakasih…!!!

Anda mungkin juga menyukai