Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MAKALAH

KOMUNIKASI PERTANIAN
SISTEM PENYULUHAN DAN KOMUNIKASI PENYULUH DI
ERA PANDEMI COVID-19

Disusun Oleh :
Hadi Pratama Kurniawan
017.03.0007

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
2020
PERAN PENYULUH DAN PETANI PADA WABAH COVID-19
Peran penyuluh sangat penting dalam membimbing petani agar bisa menghasikan produksi
dengan baik. Bagaimana menerapkan Good Agriculture Practices (GAP), menggunakan
pupuk berimban, serta mekanisasi pertanian dan pengendalian hama dan penyakit secara
ramah lingkungan.

Kementerian Pertanian sendiri telah mengeluarkan surat edaran sekjen. Kementerian


Pertanian No1056/SE/RC 10/03/2020 tentang strategi dalam pencegahan dan perlindungan
Covid-19. Pertama, penyediaan bahan pangan pokok utamanya beras dan jagug bagi 267 juta
masyarakat Indonesia. Kedua, percepatan ekspor komoditas strategis dalam mendukung
keberlanjutan ekonomi.

Ketiga, sosialisasi kepada petani dan petugas lapangan (PPL dan POPT) untuk pencegahan
berkembangnya virus corona sebagaimana standar WHO dan pemerintah.
Keempat,pembuatan dan pengembangan pasar tani disetiap provinsi, optimasi pangan lokal,
koordinasi infrastruktur logistik, dan e-marketing dan kelima, program kegiatan padat karya
agar sasaran pembangunan pertanian dicapai dan masyarakat langsung menerima dana tunai.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (YSL) selalu menegaskan bahwa sektor
pertanianlah yang mampu menjadi penguat bangsa menghadsapi pandemi  ini, karena selain
menyediakan pangan bagi 267 juta masyarakat, pertanian juga sebagai penyerap tenaga kerja,
bahan baku Industri dan menjaga stabilitas negara RI.

Berbagai upaya dilakukan untuk ketersediaan pangan. Saat ini karena keadaan masyarakat
harus tinggal dirumah. Kementerian Pertanian menggandeng Gojek untuk menyediakan
kebutuhan pangan 11 komoditas bagi masyarakat dengan harga terjangkau. Ini menjadi
peluang untuk petani menjual hasil produksinya langsung ke masyarakat melalui toko tani.
Dari toko tani di aplikasi gojek masyarakat akan langsung memesan kebutuhan pokok.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi
saat jumpa pers di Kantor pusat kementan, mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara
agraris memiliki potensi besar untuk sektor pertanian. Adanya wabah ini justru pertanian
harus makin digenjot karena masyarakat sangat membutuhkan pangan yang sehat.

Mengutip pernyataan Dedi bahwa pertanian tidak berhenti, tanam terus berjalan, pangan
harus selalu tersedia, perpendek rantai pasok dan tingkatkan nilai tambah melalui kegiatan
panen dan pasca panen yang memadai, manfaatkan E-marketing. Apabila perdagangan antar
wilayah terbatas dorong bahan pangan lokal, dan terapkan GAP, GMP, dan GHP (Good
Hygiene Practice).

Petani dan Penyuluh Pertanian juga Pejuang Lawan Covid-19

DI tengah keprihatinan adanya pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air ternyata tidak
menyurutkan semangat para penyuluh pertanian dan petani meningkatkan kinerjanya dengan
memanfaatkan Kostratani ( Komando Strategis Pembangunan Pertanian ) yang ada di tiap
Kecamatan. Jika saat ini orang banyak berdiam diri di dalam rumah tidak halnya dengan
penyuluh pertanian dan petani yang setiap harinya mengejar produksi demi ketersediaan stok
pangan.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo atau SYL mengatakan sejak awal dengan
Kostratani, pertanian lebih maju mandiri bahkan dengan pengolahan menggunakan tehnik
yang lebih modern. “Pertanian harus menjadi kekuatan bangsa ini dengan menggunakan
teknologi yang lebih baik, memanfaatkan sains dan riset yang lebih kuat sehingga bisa
menghadirkan kemampuan-kemampuan kita," tegas Mentan Syahrul. Menghadapi pandemi
Covid-19, Mentan Syahrul menegaskan masyarakat tidak perlu khawatir soal pangan, 11
komoditas bahan pokok dikawal pemerintah secara intens.

Terbukti di beberapa kabupaten dan Provinsi panen padi tengah berlangsung yang sebagian
besar berlangsung hingga mei dan juni mendatang. Ini artinya ketersediaan stok pangan kita
aman. Secara terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanian (PPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, juga menegaskan langsung kepada
penyuluh, petani, dan dan petani milenial yang ada di Kostratani melalui virtual pada, Jumat
(17/4), dampak pandemi Covid-19 mempengaruhi perekonomian bangsa, namun tidak halnya
dengan pertanian. Pertanian justru harus makin kuat di kondisi sekarang ini. “Masyarakat
Indonesia semua butuh pangan. Dari pangan yang sehat dan bergizi maka akan membuat
imunitas tubuh yang kuat, otomatis membuat bangsa kita sehat. ketersediaan pangan dan
olahan yang sehat itu semua berkat kalian sebagai pahlawan pertanian, sebagai pejuang
dalam melawan Covid-19 ini selain tim medis kita," ujar Dedi. "Penyuluh yang semangat
mendorong petani hingga panen dimana-mana. Tentunya pejuang juga harus sehat, jangan
lengah tetap lakukan upaya pencegahan penularan,” tegas Dedi. Lebih lanjut Dedi
menyampaikan saat ini akan banyak tantangan-tantangan baru yang harus bisa dihadapi dan
diadaptasi oleh masyarakat, tak terkecuali penyuluh dan petani sebagai garda terdepan. Untuk
itu, ia juga meminta kepada para pelaku utama dan pelaku usaha ini agar mengikuti
manfaatkan perkembangan teknologi. “Sekarang penyuluh bisa tetap produktif dalam
memberikan penyuluhan melalui sistem online, video conference, Petani sebagai garda
terdepan menggarap lahan menggunakan mekanisasi Alsintan, Petani milenial menjadi start
up pertanian, menggunakan metode distribusi yang kekinian bahkan meraup omzet hingga
puluhan dan ratusan juta," kata Dedi. "Ini yang dimaksud Pertanian Maju Mandiri dan
Modern. Apalagi ditengah masa Covid 19 seperti ini, semua peluang ada di sektor Pertanian.
Semua bisa produktif karena Pertanian tidak boleh berhenti.”

Strategi Bidang Pertanian di Tengah Wabah Covid-19

Penyebaran virus corona atau Covid-19 di dunia, termasuk ke Indonesia berdampak ke


sejumlah sektor usaha di Tanah Air. Kondisi ini tentu akan berdampak pada beberapa sektor
usaha seperti pariwisata dan perdagangan. Namun tidak dengan sektor pertanian. Sektor
pertanian justru menjadi pengaman dalam menghadapi wabah virus Covid-19 ini.

Kegiatan produksi pertanian di masa pandemi virus Covid-19 ini harus tetap berjalan.
Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar untuk sektor pertanian. Adanya
wabah ini justru pertanian harus makin digenjot karena masyarakat sangat membutuhkan
panganan yang sehat.

Upaya pencegahan terhadap penyebaran virus corona atau Covid-19 terus dilakukan oleh
Kementerian Pertanian. Salah satunya yang dilakukan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi melalui Agriculture War Room (AWR)
Kementerian Pertanian dengan menyapa Kostratani di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan
Konstrada di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).

Lebih lanjut dikatakan Dedi bahwa penyuluh pertanian justru makin optimal dalam kondisi
ini. Itu karena dalam menyampaikan penyuluhan tidak hanya materi penyuluhan saja yang
diberikan namun disampaikan juga informasi-informasi penting tentang penyebaran virus
Covid-19. Termasuk bagaimana pencegahannya dan apa yang harus dilakukan apabila sudah
ada indiksi suspect penularan virus.

Penyuluh pertanian harus tetap bekerja secara produktif menyesuaikan kebijakan pemerintah
daerah. Hanya saja, untuk kegiatan yang sifatnya kerumunan dan mengundang orang banyak
untuk bisa dikurangi. Penyuluh bisa menggunakan teknologi informasi, seperti WhatsApp
dan media sosial untuk tetap berkomunikasi dengan petani supaya lebih aman.

Peran penyuluh sangat penting dalam membimbing petani agar bisa menghasilkan produksi
dengan baik. Bagaimana petani menerapkan Good Agriculture Practices (GAP),
menggunakan pupuk berimbang, serta mekanisasi pertanian dan pengendalian hama dan
penyakit secara ramah lingkungan.

Kementerian Pertanian sendiri telah mengeluarkan Surat Edaran Sekjen Kementerian


Pertanian No1056/SE/RC.10/03/2020 tentang Strategi dalam Pencegahan dan Perlindungan
Covid-19.

 Pertama, penyediaan bahan pangan pokok utamanya beras dan jagung bagi 267 juta
masyarakat Indonesia.
 Kedua, percepatan ekspor komoditas strategis dalam mendukung keberlanjutan
ekonomi.

 Ketiga, sosialisasi kepada petani dan petugas lapangan (PPL dan POPT) untuk
pencegahan berkembangnya virus corona sebagaimana standar WHO dan pemerintah.

 Keempat, pembuatan dan pengembangan pasar tani di setiap provinsi, optimasi


pangan lokal, koordinasi infrastruktur logistik, dan e-marketing.

 Kelima, program kegiatan padat karya agar sasaran pembangunan pertanian dicapai
dan masyarakat langsung menerima dana tunai.

Syarat Sektor Pertanian Bertahan di Era Pandemi Covid-19


Pandemi Covid-19 menyebabkan berbagai sektor penting mengalami gangguan dan
permasalahan. Salah satu sektor penting yang terdampak akibat pandemi Covid-19 adalah
sektor pertanian. Pasalnya, sektor pertanian merupakan sektor vital dalam menjaga
ketersediaan pangan selama masa pandemi sampai pandemi berakhir.

Rektor IPB University, Prof Dr Arif Satria menyampaikan,  sektor pertanian akan bertahan
dan menjadi pemenang apabila kondisi kesehatan petani tetap terjaga dan jauh dari paparan
Covid-19, kesejahteraan petani terjamin, dan adanya shifting paradigm dari sekedar
ketahanan pangan menjadi kemandirian dan kedaulatan pangan.

“Petani seringkali menjadi looser karena panjang dan ruwetnya rantai pasok, harga produk-
produk pertanian ditentukan oleh middle man, kualitas produk tidak maksimal akibat
buruknya sistem agrologistik, dan pada saat yang bersamaan konsumen lebih tertarik
terhadap produk yang berkualitas,” papar Prof Arif Satria ketika mengisi webinar yang
diselenggarakan oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanian, Kementerian Pertanian,  pada Kamis (30/4) seperti dikutip dalam rilis yang
diterima Republika.co.id.

Lebih lanjut ia menerangkan, IPB University sebagai perguruan tinggi yang memiliki
pendidikan vokasi, berperan dalam pengembangan dan diseminasi teknologi tepat guna di
bidang pertanian;  pengembangan dan pendampingan model bisnis pemberi nilai tambah
yang berbentuk korporasi berbasis kelompok tani bekerja sama dengan market place, BUMN,
offtaker, maupun startup;  pengembangan agrologistik yang berbasis pada teknologi mutakhir
dan pendidikan konsumen cerdas;  perlindungan konsumen; serta  peningkatan kualitas
konsumsi pangan konsumen.

Dalam rangka mendukung peran tersebut, Prof Arif Satria mengaku IPB University telah
meresmikan Entrepreunership Teaching Center Sekolah Vokasi yang dijadikan sebagai
wadah bagi mahasiswa untuk menjadi wirausaha. Di samping itu, Sekolah Vokasi IPB
University juga memberikan pelatihan bagi peserta program kartu Prakerja dengan model
Teaching Factory (TEFA).

“Saat ini IPB University juga memiliki program Young Agripreneur dan One Village One
CEO yang bekerjasama dengan Provinsi Jawa Barat. Kami juga sedang mengembangkan
sistem Integrated Agrobusiness System 4.0  dan banyak mahasiswa IPB University yang
telah melakukan aksi pendampingan terhadap petani selama pandemi Covid-19 ini.

Nasib Pertanian Indonesia Ditengah Wabah Covid-19

Indonesia adalah negara agraris yang memberi konsekuensi perlunya perhatian pemerintah
pada sektor pertanian yang kuat dan tangguh. Oleh karena itu, salah satu sektor yang
mendukung pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian. 

Indonesia merupakan negara pertanian, yang artinya pertanian memegang peranan yang
sangat penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini, ditunjukan dari banyaknya
penduduk atau tenaga kerja pada sektor pertanian. Pertanian merupakan basis perekonomian
Indonesia.

Kalau saja sistem agribisnis ini bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah, maka kita bisa
mandiri dalam hal pemenuhan bahan makanan penduduk. Perhatian pemerintah termasuk
dalam menunjang sektor pertanian di bidang riset dan teknologi yang sepadan. Sebaliknya,
kalau tidak ada perhatian dari program pemerintah, maka jangan harap sektor ini bisa
berkembang. 

Prof.Tun (pemenang nobel dari Venezuela) mengatakan bahwa, sektor pertanian pasti akan
tergilas kalau tidak ada perhatian yang sepadan dari pemerintah. Kalau pada titik itu ada
bencana, maka barulah kita sadar betapa pentingnya bahan makanan yang dihasilkan oleh
sektor pertanian. Atau kalau kita punya uang, tetapi tidak ada yang bisa dibeli, karena tidak
ada stok bahan makanan. 

Maka dari itu, pembangunan sektor pertanian jangan dilupakan bahkan sangat perlu perhatian
dan fokus pemerintah. Sebetulnya, Indonesia bisa menjadi negara maju, meski harus berbasis
pertanian. Kalau hal itu dapat dilakukan, maka ada saatnya semua negara di sekitar
Indonesia, akan sangat tergantung bahan pangannya dari bumi Indonesia. Selandia Baru,
Vietnam, dan negara lainnya adalah contoh dari negara-negara yang pembangunan
ekonominya berbasis pertanian.

Indonesia perlu membenahi pola pemberdayaan pertanian guna meningkatkan kualitas dan
kuantitas hasil pertanian Indonesia untuk memenuhi kebutuhan makanan pokok di negara
kita. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah penyediaan benih, bibit dan teknik budidaya
hingga teknologi panen dan pasca panen.

Pola pemberdayaan pertanian perlu dilakukan dengan sinergitas yang baik dari berbagai
sektor utnuk membangun petanian. Seperti diketahui Kementerian Pertanian menunda
perdagangan sayur, hewan dan buah-buahan menuju dan dari China dan juga negara-negara
lain guna mencegah wabah Novel Coronavirus (Covid-19) atau Corona masuk keindonesia.

Keputuasan ini diambil menyusul organisasi kesehatan dunian atau WHO menetapakan status
darurat global (Pandemi) terkait Covid-19. Peluang ini akan meningkatkan kesejahteraan para
petani beserta keluarganya. Kesempatan ini menjadi peluang pasar untuk beberapa bulan
kedepan dan bahkan untuk pembangunan pertanian berkelanjutan.

Di tengah mewabahnya Covid-19, ternyata ada sisi lain yang dapat kita lihat jika
menggunakan sudut pandang yang berbeda. Contohnya seperti produk-produk pertanian yang
malah laku keras, disaat orang-orang mulai membeli kebutuhan pangan. Di sisi lain, sektor
pertanian juga merupakan satu-satunya sektor non migas yang paling bertahan dari berbagai
gejolak dan krisis, seperti masuknya wabah covid-19 di Indonesia.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap sektor pertanian dapat berkontribusi lebih besar,
baik dari segi ekspor maupun peningkatan pendapatan masyarakat. ”Sektor pertanaian ini
memberikan kontribusi besar bagi pembangunan ekonomi,baik dalam kontribusi ekspor
maupun meningkatkan pendapatan masyarakat.” Kata presiden Jokowi saat berpidato pada
pembukaan The 2nd Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) Tahun 2020 Istana Negara,
Jakarta, Kamis 12/3). 

Mengenai hal ini pada kesempatan lainnya, Presiden Jokowi juga menyampaikan agar
masyarakat Indonesia tidak meremehkan sektor pertanian sebagai sebuah kebutuhan melawan
berbagai krisis. Sektor pertanian,kata dia, adalah sektor yang Tangguh dalam membantu
stabilitas ekonomi.

Dengan adanya Virus ini yang menginfeksi ribuan manusia bahkan menginfeksi sektor
perekonomian dunia. Masyarakat Indonesia diharapkan tidak panik dengan stok pangan yang
ada. Kita bisa mengambil pelajaran dari wabah virus yang menyebar ini, untuk meningkatkan
kualitas dan kuantitas pertanian Indonesia sebagai pertanian yang unggul di Dunia. 
Jangan panik, justru jadikan kondisi saat ini untuk saling menyadarkan bahwa hanya tolong
menolong kepada orang terdekatlah yang dapat membantu. Saat ini yang menjadi tumpuan
adalah petani lokal dan juga para pengirim (logistik) produk yang menjadi penolong saat
kondisi susah. Cintailah produk lokal, cintai petani lokal dan Pertanian Indonesia tetap aman
ditengah virus yang mewabah ini.

Sektor Pertanian Jadi Pengaman Menghdapi Virus Corona

Menyikapi penyebaran virus corona yang sedang mewabah di hampir seluruh dunia,
termasuk negara Indonesia. Kondisi ini tentu akan berdampak pada beberapa sektor usaha
seperti pariwisata dan perdagangan. Namun tidak halnya dengan sektor pertanian. Sektor
pertanian justru menjadi pengaman dalam menghadapi wabah Virus Covid-19 ini.

Disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian


(BPPSDMP), Dedi Nursyamsi saat jumpa pers di Kantor Pusat Kementan pada, Selasa
(17/3), Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi besar untuk sektor pertanian.
Adanya wabah ini justru pertanian harus makin digenjot karena masyarakat sangat
membutuhkan panganan yang sehat.

"Adanya musibah wabah virus Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian
berhenti. Melalui 3 pilar penyuluhan, pelatihan dan Pendidikan kami terus optimalkan SDM
Pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas bahkan ekspor. Petani tetap bekerja
dan tetap tanam, Penyuluh Pertanian tetap beraktivitas dalam Gerakan Kostratani melalui
online system, Dosen dan Widyaiswara tetap memberikan pengajaran dan pelatihan melalui
metode E-Learning. Poktan dan Gapoktan tetap diberdayakan," kata Dedi.

Lebih lanjut dikatakan oleh Dedi, bahwa Penyuluh pertanian justru makin optimal dalam
kondisi ini, karena dalam menyampaikan penyuluhan tidak hanya materi penyuluhan saja
yang diberikan namun disampaikan juga informasi-informasi penting tentang penyebaran
virus Cofid-19, bagaimana pencegahannya dan apa yang harus dilakukan apabila sudah ada
indikasi suspect penularan virus.

"Penyuluh pertanian harus masif menyampaikan informasi bagaimana mencegah penularan


Virus Covid-19 ini. Perlu diketahui bahwa mengonsumsi panganan yang sehat sangat
membantu mencegah tertular virus. Dengan mengonsumsi pangan sehat, sayur dan buat maka
stamina tubuh akan kuat dan imunitas tubuh juga akan terjaga. Ini menjadi tantangan untuk
kita semua khususnya kepada para petani, penyuluh, dosen dan widyaiswara untuk
menggerakkan dan tingkatkan produksi panganan sehat, penggunaan pupuk yang berimbang,
Teknik budidaya yang baik, penggunaan teknologi alsintan yang baik akan menghasilkan
produksi yang baik. Dengan langkah tersebut kita juga akan membantu menyelamatkan
bangsa dari penyebaran virus Cofid-19," tegas Dedi.

Tidak hanya itu, Dedi menambahkan di tengah wabah virus Cofid-19 ini justru menjadi
peluang bagi pelaku sektor pertanian, khususnya para petani. Peluang ini yang perlu
dimanfaatkan para petani untuk meningkatkan kesejahteraannya.

"Petani harus bisa memanfaatkan peluang pertanian di tengah pandemi Covid-19 ini,
terutama para petani milenial. Karena virus covid-19 ini otomatis aktivitas impor akan
mandeg. Ini peluang buat petani kita untuk meningkatkan produksinya dan olahannya
terutama dalam 11 komoditas pangan seperti padi, jagung, kedelai, daging sapi, daging ayam,
telur, bawang merah, cabai merah, dsb. Masyarakat akan lebih banyak konsumsi produk lokal
dan tentunya yang sehat," ujar Dedi.

Dedi menekankan kepada para petani di masa pandemi virus Covid-19 ini kegiatan pertanian
produksi pertanian harus tetap berjalan.

"Pertanian tidak berhenti, tanam terus berjalan, pangan harus selalu tersedia. Perpendek rantai
pasok dan tingkatkan nilai tambah melalui kegiatan panen dan pasca panen yang memadai,
manfaatkan E-marketing. Apabila perdagangan antar wilayah terbatas dorong bahan pangan
local, dan terapkan GAP, GMP, dan GHP (Good Hygiene Practice)," tegas Dedi Nursyamsi.

Sementara itu, di tengah pandemi covid-19 ini harga pangan menjadi variatif. Masyarakat
harus pintar-pintar mengantisipasi konsumsi panganan sehat dalam kondisi ini. Seperti
Informasi dari peternak milenial komoditas telur puyuh asal Sukabumi, Slamet Wuryadi yang
juga menjadi duta milenial agribisnis puyuh mengatakan untuk komoditas telur puyuh nilai
produksi dan permintaan makin meningkat.

Anda mungkin juga menyukai