peternakan
Tahun 2020
& pandemi
covid-19
Jasmal A Syamsu
Editor
Peternakan & Pandemi Covid-19
Jasmal A Syamsu
Editor
Peternakan & Pandemi Covid-19
Editor
Jasmal A Syamsu
Layout/Desain Sampul
Fadhlirrahman Latief
Penerbit Indicus
Lembaga Pengembangan Sumberdaya Peternakan
Institute for Development of Livestock Resources
(INDICUS)
Jl. Sastra I Blok A No.35B Kompleks Unhas Antang,
Makassar-Indonesia
ISBN 978-623-95090-0-2
14,8 x 21 cm ; viii+160 halaman
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar
Bagian Pertama :
Peternakan di Masa Pandemi Covid-19
iii
Bagian Kedua :
Peternakan Rakyat dan Protein Hewani
Bagian Ketiga :
Kebijakan Pengembangan Peternakan
iv
7. Menjawab Tantangan Sulawesi Selatan Menuju Lumbung
Sapi Potong Indonesia
(Wahyu Jaelani S) … 149
8. IA-CEPA : Melemahkan Asa Peternak Rakyat?
(Fadhil Muharram) … 155
v
Kata Pengantar
Jasmal A Syamsu
Editor
vi
Sambutan
Dekan Fakultas Peternakan
Universitas Hasanuddin
vii
viii
BAGIAN PERTAMA
Peternakan di Masa
Pandemi Covid-19
1
2
Corona Menyerang,
Peternak Menjerit
Husnul Qhatimah (I011181402)
3
menghindari perkumpulan. Namun yang menjadi permasalahan,
kebijakan ini ternyata tidak hanya berdampak pada kesehatan
masyarakat tetapi juga berimbas buruk pada perekonomian
masyarakat yang semakin menurun. Salah satu kalangan
masyarakat yang terdampak adalah pekerja di sektor informal
seperti peternak. Banyak peternak, yang mengalami kerugian
akibat terganggunya kegiatan produksi dan distribusi pemasaran
produk pangan peternakan di seluruh wilayah Indonesia.
Kondisi ini sebagai akibat dari pembatasan aktivitas fisik yang
menurunkan daya beli masyarakat terhadap produk pangan
hewani seperti daging, susu, dan telur.
4
pembuatan pakan yang disebabkan sebagian besar berasal dari
luar dan kurs rupiah yang terus melemah terhadap dolar
Amerika Serikat. I Ketut Diarmita, Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) berpendapat
bahwa diperlukan adanya pengembangan usaha produksi pakan
mandiri yang dikelola langsung oleh masyarakat secara
berkelanjutan dengan memanfaatkan bahan pakan lokal
sehingga pakan unggas dapat disediakan secara mandiri tanpa
melakukan impor lagi.
Pola usaha ternak ayam pedaging terbagi menjadi dua yakni pola
usaha peternak mandiri dan pola usaha peternak kemitraan.
Pola usaha peternak mandiri memiliki keterbatasan dalam hal
sumber daya manusia dan sumber daya modal serta usaha yang
bergantung pada situasi. Oleh karena itu, peternak mandiri
menjadi salah satu yang rentan merasakan dampak dari adanya
wabah covid-19 ini. Terlebih lagi kemampuan memasarkan hasil
5
panen yang masih dilakukan secara konvensional. Namun tidak
menutup kemungkinan peternak kemitraan juga merasakan
dampak dari pandemi ini yakni berimbas pada penurunan
produksi bahkan bisa saja penghentian operasional untuk
sementara waktu oleh pihak mitra.
6
menyelamatkan para peternak dari kebangkrutan. Untuk itu,
diharapkan pemerintah meninjau kembali pelaksanaan
kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
7
8
Di Masa Pandemi Covid-19,
Peternak Itik Semakin
Terpinggirkan
Putri Indrasari (I11116348)
9
tradisional, penggembalaan berpindah-pindah dari sawah satu
ke sawah yang lain. Semakin sempitnya areal penggembalaan,
banyaknya kasus kematian ternak akibat keracunan pestisida,
maka pemeliharaan cara ini makin terancam kelestariannya.
Salah satu usaha yang mampu mengatasi adalah mengalihkan
sistem pemeliharaannya ke sistem intensif berbasis teknologi
melalui pendampingan yang dilakukan oleh berbagai stakeholder.
Hal ini dilakukan agar produktivitas itik lebih tinggi, kesehatan
dan keselamatan itik lebih terjamin serta biaya pemeliharaan
lebih efisien.
10
generasi muda pedesaan tidak perlu mengandalkan lapangan
kerja dari pabrik atau mencari pekerjaan ke kota. Dengan KUR
dapat berwirausaha, sekaligus menciptakan lapangan kerja dan
membangun desa.
11
bulan mei 2020 korban PHK mengalami peningkatan sebesar
2% setiap minggunya, tarik ulur tiker oleh peternak baik itu
peternak yang membangun secara mandiri maupun melalui
mitra strategis, hampir mencapai 2% peningkatan terhadap
perusahaan yang mulai bangkrut dikarenakan belum memiliki
kesiapan diri menghadap pandemi tersebut.
12
bidang peternakan, instansi pemerintah, lembaga penelitian,
perguruan tinggi dan masyarakat pemerhati perlu
diwujudkan dalam satu wadah konsorsium atau forum
untuk berkolaborasi memecahkan sebuah permasalahan
dan menciptakan solusi yang tidak hanya terhenti pada
konsep dan ide tetapi bergerak untuk melakukan perubahan.
2. Perbaikan dan perkembangan organisasi peternak dan
sektor peternakan ini perlu dirativikasi kembali dengan baik.
3. Pengadaan bahan pakan ternak juga perlu mendapatkan
perhatian serius.
4. Pengawasan perbibitan dan mutu genetik ternak. Jenis atau
bangsa ternak yang perlu mendapat perhatian besar adalah
jenis ternak lokal dengan pertimbangan bahwa ternak
tersebut telah beradaptasi dengan lingkungan.
5. Peningkatan mutu budidaya ternak itik. Perlu adanya
konsolidasi forum untuk melakukan pendampingan
peternakan itik dari hulu ke hilir bukan hanya sebagai
budidaya ternak sampingan dari ayam.
6. Peningkatan kondisi pemasaran ternak. Secara individu
peternak tidak memiliki posisi tawar yang melindungi
peternak pada transaksi jual ternak di pasar hewan. Banyak
kejadian peternak memasarkan ternaknya mendapatkan
dampak negatif terutama tentang penentuan harga transaksi,
penaksiran bobot badan dan berat daging bersih oleh
pedagang perantara yang akibatnya merugikan peternak dan
berada pada posisi yang kurang berdaya.
13
sebagai pemacu terhadap pelaksanaan pembangunan
peternakan yang berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
14
Mengonsumsi Susu untuk
Meningkatkan Imun Tubuh
Dimasa Pandemi Covid-19
Muh. Alfian H (I011171024)
15
sangat mempengaruhi kesehatan tubuh karna apabila daya tahan
tubuh yang dimiliki turun, penyakit akan dengan mudahnya
masuk kedalam tubuh oleh sebab itu kita diperlukan untuk terus
menjaga daya tahan tubuh seperti mengomsumsi buah-buahan
dan susu tetapi sayangnya banyak masyarakat terutama
Indonesia masih kurang dalam mengomsumsi buah-buahan dan
susu.
16
manusia membuat orang-orang hampir setiap hari
mengkonsumsinya. Apa lagi pada pandemi Covid-19 ini
meningkatkan kesadaran hidup sehat banyak orang. salah satu
yang menjadi concern adalah pemenuhan gizi sebagai modal
utama membangun imunitas tubuh. Salah satu cara yang bisa
dilakukan dalam pemenuhan gizi, yaitu dengan meminum susu
setiap hari. Hal itu pernah disampaikan oleh ketua umum
Pergizi Pangan Indonesia Prof. Hardiansyah menjelaskan
bahwa susu merupakan pelengkap pemenuhan kebutuhan gizi
bagi semua orang yang bisa mengonsumsinya.
17
Winarno menguraikan susu merupakan sumber protein (kasein),
lemak (asam lemak miristrat, stearat, oleat, linoelat, dan
linolenat), karbohidrat (laktosa), vitamin (A,D,E), serta mineral
(kalium, kalsium, phosphor, klorida, fluor, natrium, magnesium).
Selain itu, susu mengandung enzim-enzim, air dan senyawa
bioaktif dalam jumlah yang memadai.Kalsium dalam susu
mempunyai berbagai fungsi didalam tubuh antara lain
pembentukan tulang dan gigi, mengatur reaksi biologi,
membantu kontraksi otot dan mengatur pembekuan darah.
Didalam tulang, kalsium mempunyai dua fungsi yaitu sebagai
bagian dari struktur tulang dan sebagai cadangan kalsium bagi
tubuh. Kalsium sangat diperlukan dalam proses pembentukan
gigi. Kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi dapat
menyebabkan kerentanan terhadap kerusakan gigi.
18
susu sedikitnya 1,5 liter perhari memperkecil resiko penyakit
jantung. Sekelompok pakar peneliti juga menyimpulkan minum
susu lebih dari rata-rata dapat memberikan perlindungan
terhadap resiko stroke (Winarno, 2007). Uraian lain yang
berhubungan dengan manfaat yang terdapat dalam susu adalah
bahwa setiap 100 gram susu terkandung panas sebesar 70.5 kilo
kalori, protein sebanyak 3.4 gram, lemak 3.7 gram, kalsium
sebesar 125 miligram, sementara prosentase penyerapan dalam
tubuh sebesar 98 persen sampai dengan – 100 persen.
DAFTAR PUSTAKA
19
20
Optimalisasi Produktivitas
Ternak Unggas Dimasa
Pandemi Covid-19
Yuliani (I011171044)
21
Beberapa faktor yang menyebabkan kerugian peternak
diantaranya, tertutupnya akses keluar masuk sehingga proses
distribusi produk peternakan dari daerah produsen ke daerah
konsumen terkendala, kurangnya permintaan pasar sehingga
produk yang dihasilkan membludak ditangan produsen, seperti
permintaan daging ayam yang didominasi oleh rumah makan
mengalami angka permintaan yang rendah. Berdasarkan
pemantauan LSM yang bergerak di bidang hukum dan HAM
Lokataru di enam provinsi menjelaskan, akibat tertutupnya
pengolahan daging ayam seperti restoran atau usaha katering
membuat harga daging ayam turun jauh dari harga acuan
pemerintah yaitu mencapai Rp.5000/kg. Sementara tim
Kompas.com di wilayah pasar Dungus, Kabupaten Madiun,
Yogyakarta meliput, sejumlah peternak ayam broiler melakukan
aksi membagi-bagikan ayam kepada warga sekitar. Total ayam
yang dibagikan secara gratis mencapai 2.000 ekor. Aksi ini tentu
disambut antusias oleh warga, terlebih dengan sistem
pengambilan ayam yang tidak dibatasi. Faktor lain penyebab
kerugian peternak ialah tingginya harga pakan maupun bahan
bakunya yang tidak sebanding dengan harga jual produk
menyebabkan pelaku usaha kesulitan mendapatkan keuntungan.
“Kenaikan harga pakan disebabkan oleh peningkatan ongkos
produksi untuk bahan baku pembuatan pakan ternak” Direktur
Eksekutif Lokataru melalui pesan tertulis.
22
pun pihak yang mengerti di bidang peternakan seharusnya tidak
hanya mengandalkan kebijakan pemerintah, tetapi mampu
memikirkan alternatif lain agar sektor peternakan tetap berjalan
seperti biasa. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah
penggunaan secara maksimal sumber daya lokal untuk dijadikan
bahan baku pembuatan pakan dalam mengatasi masalah harga
pakan yang mulai sulit dijangkau.
23
diperhatikan harus sesuai dengan kebutuhan pada fase tersebut.
Seperti pada masa starter zat nutrisi yang penting diperhatikan
adalah protein kasar (20-22%), energy metabolisme (3025-
3150%), serat kasar (<5%), lemak kasar (2,5-7%), abu (5-8%),
kalsium (0,9-2%), phosphor (0,71-1%). Sedangkan pada masa
finisher, protein kasar (19%), energy metabolisme (3083%),
serat kasar (<5,5%), lemak kasar (2-7%), abu (5-8%), kalsium
(0,9-2%), phosphor (0,71-1%). Pada ransum yang disusun dari
bahan baku lokal seperti dedak yang telah diolah, kandungan
nutrisi yang terkandung ialah protein (21-23%), lemak (5%),
serat (5%), abu (7%), kalsium (0,9%), dan phosphor (0,60%),
(Ali dkk., 2019). Selain menggunakan bahan baku sisa hasil
pertanian, pakan ternak unggas dapat juga menggunakan bahan
dari tumbuhan yang tidak sengaja yang tentunya juga memiliki
kandungan yang sama dengan bahan baku yang umum
digunakan. Contohnya, seperti eceng gondok dengan
kandungan protein (6,31%), lemak (2,83%), serat (26,61%).
Pilihan lain sebagai bahan pakan adalah daun ubi kayu yang
memiliki kandungan protein (7,6-10%), lemak (5,7-8%), serat
(50-51%), energy (1991 kkal/kg). Bungkil kelapa sawit memiliki
kandungan protein(24,88%), serat kasar (24,88), lemak (3,81%),
abu (4%), (Hidayat, 2011).
24
fermentassi juga dapat meningkatkan nilaikecernaan,
menambah rasa dan aroma, serta meningkatkan kandungan
vitamin dan mineral, seperti dalam penelitian Thaariq (2018)
yang menyatakan bahwa, dengan pemberian pakan fermentasi
dapat mengefisienkan biaya pakan dan meningkatkan kadar
protein serta menurunkan kadar air pada ternak unggas.
DAFTAR PUSTAKA
25
26
Akibat Pandemi Covid-19
Peternak Ayam Mandiri
Murung Hingga Gulung
Tikar
Nurjanna (I011181368)
27
cukup besar diantaranya biaya pembelian DOC (Day Old
Chick), biaya pembelian pakan dan biaya untuk obat-obatan.
Dengan adanya Pandemi COVID-19, membuat kerugian yang
bisa dikatakan cukup besar, bagaimana tidak, peternak
mengeluarkan modal besar-besaran dengan jumlah produksi
yang tinggi sedangkan saat panen ayam yang keluar hanya
sedikit karena permintaan yang tidak seperti biasanya.
Permintaan yang menurun akibat Pandemi COVID-19 sehingga
di berlakukannya PSBB yang mengakibatkan banyaknya
perusahaan seperti tempat makan dan sebagainya tertutup
menjadikan sedikitnya produk (ayam) yang keluar.
28
pada pelanggar PSBB adalah perusahaan yang melanggar akan
dicabut izin usahanya.
29
akibat dari wabah ini sudah merembek ke segala aspek baik itu
dari kelangkaan serta mahalnya harga ayam umur sehari (DOC)
mengakibatkan banyaknya peternak ayam mandiri yang harus
gulung tikar atau mengosongkan kandang.
Saat ini bisa dikatakn harga ayam sudah tinggi, akan tetapi
peternak tetap harus gigit jari. Peternak mandiri tidak mampu
memasukkan ayam umur sehari (DOC) ke dalam kandang,
karena selain harganya yang mahal juga barang yang tidak ada
atau langka. Akibatnya banyaknya peternak mandiri yang tidak
dapat memasukkan bibit ke dalam kandang, “tutur ketua
gabungan organisasi peternak ayam nasional herry Dermawan.
30
becek atau pasar tradisional. Padahal selama ini pasar tradisional
merupakan pasar utama bagi peternak ayam mandiri. Sebelum
para peternak mandiri berguguran dan gulung tikar, perlu
tindakan dari hulu dan hilir dari pemerintah. Harus segera
dilakukan program pasarmurah dimana pemerintah
memfasilitasi dengan membeli ayam dari peternak rakyat serta
program bantuan langsung dalam bentuk ayam. Tidak hanya
beras dan uang tunai. Terutama juga memangkas over supply
sejak dari day old chicken (DOC), Ujar Siggih Januratmoko
selaku ketua umum Perhimpunan Perunggasan Rakyat
Indonesia (Pinsar).
31
ditangani agar kerugian dan kendala yang dihadapi oleh sebagian
peternak mandiri dapat selesai dan berjalan seperti semula.
32
Dampak Pandemi Covid-19
terhadap Peternakan
Ayam Pedaging
Muhammad Alwi Akbar (I011171005)
33
sosial berskala besar (PSBB) berdasarkan Peraturan Pemerintah
(PP) Nomor 21 Tahun 2020 dan Permenkes RI No.9 Tahun
2020 yang berdampak bagi seluruh kegiatan masyarakat
termasuk ekonomi. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
ini telah memberikan batasan kepada para pelaku usaha
sehingga distribusi ke supermarket terhambat yang
mengakibatkan terjadinya over supplai, disatu sisi konsumen
pun tidak dapat melakukan pembelian secara bebas.
34
kemampuan untuk melakukan transaksi jual beli terhadap
komoditas ayam broiler. Sebagai contoh “panic buying” yang
semakin memperumit yang mengakibatkan terjadinya
kekurangan bahan makanan di supermarket karena konsumen
melakukan pembelian makanan dalam skala yang besar (Nicola,
dkk., 2020; Weersink, dkk., 2020).
35
kelebihan produksi populasi ayam broiler yang tidak diimbangi
oleh konsumsi, sehingga peternak mengalami penurunan harga
ayam broiler.
36
ayamnya. Akibat dari pandemic Coivd-19 para usaha
peternakan ayam pedaging kesulitan menjual ternak ayamnya
dan apabila berhasil dijual, harga ayam tersebut jauh di bawah
harga produksi, yang mengikbatkan kerugian bagi pelaku usaha.
DAFTAR PUSTAKA
37
Peraturan Pemerintah RI No. 21 Tahun 2020. Di Akses di
jdih.setkab.go.id pada tanggal 5 Juli 2020.
Weersink, A., M. V. Massow dan B. McDougall. 2020.
Economic thoughts on the potential implications of
COVID-19 on the Canadian dairy and poultry sectors.
Canadan Journal Agro Economic. 1-6.
38
Peran Peternakan dalam
Pencegahan Stunting dan
Pemenuhan Gizi di Tengah
Pandemi Covid-19
Munawwara Ildana (I011181074)
39
perkembangan fisik dan kognitif yang optimal. Kejadian balita
stunting (pendek) merupakan masalah gizi utama yang dihadapi
Indonesia dan diperkirakan akan mengalami peningkatan
dimasa pandemi Covid-19.
40
terhindar dari penularan berbagai penyakit. Masalah gizi anak
Indonesia dianggap menjadi salah satu faktor penyerta yang
meningkatkan resiko kematian akibat Covid-19 ini. Sehingga
pemerintah dan Kementrian Kesehatan seyogianya menaruh
perhatian serius terhadap masalah gizi serta memberikan solusi.
41
meningkatkan imun tubuh menjadi perhatian penuh untuk
menghindari berbagai penularan penyakit dan virus dimasa
pandemi Covid-19.
42
melakukan evaluasi Cetak Biru (Blueprint) industri susu sehingga
capaian dan target serta hambatan dalam implementasinya dapat
dicarikan solusi dalam penyelesaiannya.
43
membutuhkan bahan baku susu semakin besar, maka menjadi
peluang untuk mengembangkan sisi hulu yang memproduksi
susu segar. Ada dua model pendekatan yang seyogianya
dilakukan yaitu investasi yang dibarengi dengan investasi bahan
baku artinya Industri Pengolahan Susu yang mendirikan
Industri Pengolahan atau meningkatkan kapasitas wajib juga
membangun industri hulu untuk pemenuhan kebutuhan 30%
bahan bakunya di dalam negeri. Sehingga diharapkan investor
Industri Pengolahan Susu melakukan kemitraan dengan
koperasi dengan dukungan permodalan dari bank dan non
bank untuk pengadaan sapi perah dan hasil produksinya diserap
oleh Industri Pengolahan tersebut.
44
terciptanya generasi sehat, unggul dan cerdas sebagai penerus
cita-cita bangsa.
DAFTAR PUSTAKA
45
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. 2019.
https://www.bappenas.go.id/files/rpjmn/Narasi%20
RPJMN%20IV%2020202024_Revisi%2028%20Juni%
202019. (diakses 7 Juni 2020).
46
Beternak Puyuh Skala
Rumahan di Tengah Wabah
Covid-19
Syamratul Qalbih (I011171316)
47
burung puyuh sebab puyuh memiliki kemampuan produksi
telurnya yang cepat dan tinggi.
48
Hongkong, Taiwan dan Korea. Selanjutnya melalui seleksi dan
perbaikan mutu genetis puyuh liar tersebut menjadi puyuh yang
unggul. Bibit puyuh unggul ini kini telah tersebar luas ke
Amerika, Eropa dan beberapa Negara Asia termasuk Indonesia.
Puyuh adalah salah satu hewan yang dibudidayakan masyarakat,
burung puyuh merupakan jenis unggas yang hidup di darat serta
memiliki tubuh yang kecil juga sedikit gemuk. Hewan satu ini
mengkonsumsi biji-bijian dan serangga yang umumnya
berukuran kecil. Hewan pelari cepat dan agak segit ini memang
tidak jinak dengan manusia. Puyuh seringkali dijumpai
bersembunyi disemak-semak yang rimbun. Dikebun dan daerah
lainnya. Ciri khas burung puyuh sendiri adalah memiliki ekor
panjang seperti burung kicau dan bisa terbang juga, mampu
berlari dalam kecepatan yang begitu cepat. Tak heran jika
burung puyuh sangat sulit ditangkap menggunakan tangan
kosong.
49
kecil, memiliki banyak corak dan rasanya enak. Telur puyuh
sangat potensial untuk dikembangkan terlebih dahulu karena
konsumsi telur puyuh sudah mulai menyebar di seluruh kota
kota menengah dan besar di Indonesia. Kandungan protein dan
lemak telur burung puyuh sangat baik dari unggas lain.
Kandungan protein tingggi daan kandungan lemak rendah
sehingga bagus untuk pertumbuhan anak-anak.
50
hampir dari tahun ketahun permintaan konsumsi telur dan
daging puyuh terus mengalami peningkatan. Telur dan burung
puyuh sangat popular di masyarakat lantaran memiliki cita rasa
yang enak, gurih, dan menyehatkan.
Untuk memulai dan mengawali usaha ternak puyuh ini juga tak
membutuhkan modal yang besar utamanya berbasis skala
rumahan. Pangsa pasarnya yang bagus menjadikan usaha ternak
puyuh layak sebagai inspirasi usaha yang menjanjikan. Peluang
usaha ternak puyuh terbilang sangat prospektif dengan respon
positif oleh berbagai kalangan masyarakat. Usaha ternak puyuh
juga tidak mengenal waktu dan juga musim sehingga usaha ini
cocok untuk pilihan usaha berbasis rumahan yang dijalankan
diwaktu kapanpun. Perkembangan ternak puyuh dari waktu ke
waktu menunjukkan pertumbuhan yang pesat dan bagus jika
dikembangkan.
51
bertelur terus menerus sampai sekitar 18 bulan atau sampai pada
masa afkir. Dalam pemasaran telur puyuh memang masih sangat
rendah jika dibandingkan dengan telur ayam ras, karena
perbedaan harga jual yang sangat berbeda, namun burung puyuh
memiliki potensi dan peluang yang cukup besar untuk
dikembangkan, sebab telur dan dagingnya dapat dimanfaatkan
oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari harinya.
52
Pengembangan usaha peternakan burung puyuh sangatlah
mudah dan tidak memakan banyak biaya, cocok untuk kalangan
menengah kebawa serta dapat diterapkan melalui berbasis skala
rumahan disuatu pedesaan. Dengan adanya sistem berbasis skala
rumahan masyarakat penduduk sekitar dapat menerapkan dan
beternak di rumah, sehingga peluang usaha burung dapat
menjanjikan peluang usaha yang mampu berdaya saing
didaerahnya hingga secara global dan masyarakat mendapatkan
keuntungan dari hasil berternaknya sediri untuk mencukupi
kebutuhan konsumsi protein hewani tiap harinya.
53
terinfeksi Covid-19. Hingga saat ini, banyak negara termasuk
Indonesia belum mampu menghentikan penyebarannya karena
belum ditemukan obat atau vaksinnya. Pandemi Covid-19
belum juga bisa dikatakan berakhir, namun kehidupan harus
terus berjalan. Apakah kita mau terus hidup dengan pembatasan?
Mengisolasi diri di rumah terus menerus? Sudah pasti
jawabannya tidak. Tentunya kita ingin kembali bekerja, belaja
dan beribadah, serta bersosialisasi/beraktivitas agar bisa
produktif di era pandemi ini. Jika hal tersebut tidak dilakukan,
cepat atau lambat akan berdampak pada berbagai sektor, baik
sosial, budaya, pertumbuhan ekonomi akan mengalami
perlambatan, industri tidak berjalan, atau masyarakat kehilangan
penghasilan.
54
SUMBER PUSTAKA
55
56
BAGIAN KEDUA
Peternakan Rakyat
dan Protein Hewani
57
58
Whey : Sisa Pengolahan
Dangke Menjadi Bioetanol
Nurfauzan (I011171303)
59
Dangke adalah salah satu produk olahan susu khas Indonesia
yang dibuat secara tradisional oleh masyarakat di kabupaten
Enrekang, Sulawesi Selatan. Produk ini dihasilkan melalui
pemanasan susu segar yang ditambahkan larutan getah pepaya
sehingga susu membentuk gumpalan (curd) dan cairan (whey).
Curd dan whey kemudian dipisahkan dengan tempurung kelapa
sebagai alat penyaring sekaligus pencetak dangke, setelah
memadat dangke lalu dibungkus dengan daun pisang dan siap
dikonsumsi. Jika dilihat sekilas dangke menyerupai tahu karena
warnanya yang putih, akan tetapi tekstur dangke lebih kenyal
dan rasanya lebih gurih. Masyarakat di Kabupaten Enrekang
umumnya mengkonsumsi dangke sebagai lauk pendamping
nasi sehari-hari dan juga sebagai pangan selingan yang disantap
dengan campuran gula aren atau sambal jeruk nipis. Dangke
merupakan produk olahan susu tradisional yang dikenal sejak
tahun 1905 dan usaha pengolahannya sekarang telah menjadi
usaha skala rumah tangga di kabupaten Enrekang.
60
kabupaten Enrekang yang merupakan sejenis keju lunak dari
susu sapi atau kerbau dan dihasilkan tanpa proses fermentasi.
Proses pembuatan dangke menghasilkan hasil sampingan
berupa whey. Jumlah whey dangke sekitar 3.600 liter perhari dan
umumnya dibuang begitu saja (Fatma dkk., 2012).
61
yang nilai oktannya 88, dan pertamax dengan nilai oktan 94. Hal
ini menyebabkan bioetanol dapat menggantikan fungsi zat aditif
yang sering ditambahkan untuk memperbesar nilai oktan.
Kelebihan dari bioethanol adalah tidak berwarna dan tidak
berasa tapi memiliki bau yang khas. Karena sifatnya tidak
beracun, bahan ini banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia
farmasi dan industri makanan dan minuman.
62
satu koloni Kluyveromyces marxianus kedalam 30 ml whey
kemudian ditambahkan yeast extract sebanyak 0,1% dengan suhu
30 derajat celcius, 35 derajat celcius, dan 40 derajat celcius ,pH
4,5 dengan kecepatan pengadukan 120 rpm.
DAFTAR PUSTAKA
63
Siti, D., A. Puspita, D. Ariyanti, dan Hadiyanto. 2015.
Pembuatan bioetanol dari limbah keju whey melalui
proses fermentasi fed bacth dengan Kluyveromyces
marxianus. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 2(3):
155-162
Sulaiman. 2016. Pengaruh Waktu Fermentasi Terhadap Kadar
Bioethanol Limbah Kulit
Durian (Durio Zibethinus). Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Palangka Raya
Wagini, Karyono, dan A. S. Budi. 2002. Pengolahan limbah cair
industri susu. Jurnal manusia dan lingkungan. 9(1): 23-
31
64
Melirik Peluang Usaha
Beternak Belibis
Relli (I11116042)
65
13,3 kg/kapita daging ayam, 14,9 kg/kapita daging babi, dan 0,5
kg daging kambing. Malaysia tingkat konsumsinya mencapai 5,4
kg daging sapi, 48,7 kg/kapita daging ayam, 5,4 kg/kapita
daging babi, dan 1 kg/kapita daging kambing. Vietnam tingkat
konsumsinya 9,3 kg/kapita daging sapi, 13,4 kg/kapita daging
ayam, 29,7 kg/kapita daging babi dan 0,2 kg/kapita daging
kambing. Sedangkan Thailand angka konsumsinya mencapai 1,3
kg/kapita daging sapi, 7,9 kg/kapita daging ayam, dan 10,0
kg/kapita daging babi.
Dengan kondisi seperti ini jika tidak segera ditangani, maka akan
timbul masalah yang dapat merugikan masyarakat. Oleh karena
itu, mau tidak mau kita harus meningkatkan jumlah produksi
ternak untuk mencukupi kebutuhan protein hewani, dengan
cara memanfaatkan peluang yang ada. Salah satu peluang yang
dapat kita manfaatkan yaitu dengan cara mengoptimalkan
kembali peternakan rakyat seperti peternak kelinci, puyuh,
entok dan burung belibis. Setidaknya dengan mengoptimalkan
peternak rakyat maka kebutuhan masyarakat dari tahun ke tahun
dapat meningkat.
66
kalangan konsumen daging burung Belibis. Mereka mengklaim
bahwa rasa dagingnya gurih serta kandungan lemaknya relatif
rendah dibandingka dengan ayam dan itik. Keunggulan-
keunggulan inilah yang menyebabkan burung Belibis mulai
diminati oleh masyarakat, terutama masyarakat dengan
golongan menengah keatas dan penduduk perkotaan. Lambat
laun permitaan pasar akan pasokan daging burung Belibis akan
terus meningkat.
67
Taiwan, Jepang, India Bagian Selattan, China Sri Langka dan
Asia Tenggara.
68
tanah dan ruang) maupun biotik (vegetasi, mikro dan makro)
yang merupakan suatu kesatuan sebagai tempat hidup dan
berkemang biak. Habitat berfungsi sebagai penyedia makanan,
air, pelindungdan temopat berkembangbiak (Sihombing, 2008).
Pada habitatnya, burung belibis hidup berkelompok dan
kandang-kandang membentuk kumpulan yang sangat besar
melebihi 1000 ekor, dan seekor jantan dapat mengawini
beberapa ekor betina.beliis jantan dan betina bergantian utuk
mengerami telurnya sampai menetas antara 26-30 hari (Suryana
dan Yasin. 2019).
69
Ayam Buras dan Itik. Sehingga pelaku usaha burung Belibis di
pasaran pun masih sangat terbatas. Sedagkan kita tau bahwa
daging burung belibis memiliki kelas konsumen sendiri
dimasyarakat yang jumlahnya terus bertambah. Disamping itu,
karena kualitas dagingnya gurih serta kandungan lemaknya
relatif rendah dibandingka dengan ayam dan itik. Beberapa fakta
ini tentu sangat memukau bagi orang yang bisa melihat ini
sebagai peluang bisnis.
Pembudidayaan burung Belibis secara intensif berskala bisnis
ibaratnya masih b isa dihitung jari. Jumlahnya sedikit, tidak
berimbang dengan permintaan pasar. Kebanyakan peternak
burung Belibis saat ini masih berskala rumahan, yang jumlahnya
hanya berkisar belasan hingga puluhan ekor. Sehingga tak
mampu menutupi kebutuha pasar dibandingkan dengan usaha
peternakan ayam Broiler, Ayam Ras Petelur, Ayam Buras dan
Itik. Di Indonesia peternakan burung Belibis kebanyakan
berada di Sulawesi Selatan khususya di kabupaten Sidenreng
Rappang (Sidrap) petenak burug belibis. Jika kita mulai beternak
burung belibis tidak akan butuh lama untuk mendapatkan
produksi.
70
hari. Ini adalah peluang yang besar. Skala peternakan sebaiknya
dikerjakan secara intensif dalam jumlah yang banyak, dalam
artian dikelolah secara terencana dan berkesinambungan.
Dengan demikian akan memungkinkan untuk mendapatkan
hasil produksi yang besar dengan biaya produksi yang kecil
sesuai prinsip ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
71
72
Indigofera : Pakan Hijauan
Kaya Protein
Zulfiqih Matra Palompai (I011171344)
73
“saat ini perusahaan pun kesulitan bahan baku karena masih
bergantung pada impor dari luar negeri”.
74
nutrisi tepung daun indigofera adalah Protein Kasar 24,57%; Serat
Kasar 18,18%, Ca 1,59% dan P 0,22%. Selanjutnya disebutkan
bahwa sebagai sumber protein, tepung daun Indigofera
mengandung pigmen yang cukup tinggi seperti xantofil dan
carotenoid.
75
dalam jumlah berlebihan dengan mensintesis senyawa solut
kompatibel, kompartementasi garam ke dalam vakuola, dan
retranslokasi garam melalui floem, dan ekskresi garam
menggugurkan daun tua. Terhambatnya pertambahan tinggi
suatu tanaman akibat salinitas tinggi disebabkan oleh
terbatasnya kandungan air dalam jaringan karena daya serap air
oleh tanaman yang rendah yang menyebabkan terganggunya
aktivitas meristem apikal dalam pertumbuhan dan
perkembangan sel (Kurniasari dkk. 2010).
76
Beberapa fakta mengenai tanaman indigofera juga sangat
mendukung untuk dikembangkan di Indonesia sehingga
sejatinya dalam ketersediaan bahan baku untuk pembuatan
pakan bukan menjadi hambatan di negeri ini. Untuk
memaksimalkan indigofera juga dapat dilakukan pengolahan.
Pengolahan pada tanaman indigofera juga sangat fleksibel atau
tergantung kebutuhan untuk digunakan pada ternak karena
indigofera juga dapat difermentasi sehingga daya tahan lebih
lama. Seperti yang kita tahu bahwa tujuan dilakukannya
pengolahan pun sangat beragam seperti kebutuhan daya
simpan, perbaikan nutrisi, memudahkan daya cerna, dan
keamanan dan ketahanan dari tanaman tersebut. Dinas
Pertanian dan Pangan Kab.Badung menjelaskan bahwa
pemanfaatan Indigofera sebagai pakan ternak dapat
menggunakan berbagai teknologi. Diantaranya indigofera segar
dicampur dengan rumput lapang atau jenis rumput yang
diintroduksi; teknologi silase dengan bahan tambahan molasses;
Indigofera diberikan dalam bentuk tepung dengan cara
dikeringkan di sinar matahari selama kurang lebih 2 hari setelah
itu selanjutnya digiling dengan mesin penggiling hingga
menghasilkan tepung pakan.
77
dimasukkan ke dalam tong silo yang kedap udara lalu didiamkan
selama 30 hari. Pemberiaan silase Indigofera pada pakan ternak
dengan porsi pemberiaan 65% silase Indigofera ditambahkan
35% pakan konsentrat. Cara ini menghasilkan angka konsumsi
bahan kering ternak sebesar 452 gr/ekor/hari dan
menghasilkan respon ternak terhadap pemberiaan silase
Indigofera terhadap pertambahan bobot badan harian hidup
ternak 93 gr/ekor/hari.
78
kedepan ada prospek untuk ketersediaan pakan, namun menuju
prospek tersebut membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Sekian dari saya. Salam Cinta dari Ujung Kandang.
DAFTAR PUSTAKA
79
80
Integrasi Analisis
Metagenomik dan
Metatranskriptomik :
Strategi Pengolahan Pakan
di Era Modern
Ashariah Hapila (I11115310)
81
nutrien yang dibutuhkan oleh tubuh ternak, namun tetap dalam
jumlah yang seimbang. Nutrien yang dibutuhkan oleh ternak
antara lain karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air dan unsur
anorganik serta mineral. Komposisi pakan ternak dikatakan
seimbang apabila diberikan kepada ternak dapat memenuhi
kebutuhan hidup ternak yaitu kebutuhan hidup pokok dan
kebutuhan hidup produksi tanpa menimbulkan gangguan
kesehatan bagi ternak yang mengkonsumsinya. Untuk memilih
bahan-bahan pakan yang akan dipergunakan pada ransum,
harus diketahui dahulu kandungan zat-zat makanan dalam
bahan pakan tersebut.
82
Analisis metagenomik merupakan pengembangan teknik secara
molekuler dalam identifikasi mikroba tertentu. Perbedaan yang
mendasar adalah pada cakupan pembacaan sekuens DNA
sebagai informasi genetik dapat secara lebih lengkap, detail dan
akurat. Tidak hanya sekadar profil urutan DNA mikroba,
aktivitas fungsionalnya dalam proses metabolisme zat makanan
dalam tubuh ternak dapat diprediksi dengan akurat. Dengan
kata lain, hasil sekuen tidak lagi bersifat parsial namun berupa
data lengkap yang memberikan gambaran tentang komposisi
mikroorganisme yang mendiami lingkungan ataupun saluran
pencernaan ternak.
83
proses metabolisme itu terjadi dan enzim yang telibat melalui
jalur metabolisme tertentu. Parameter ini akan bermanfaat
dalam menentukan strategi nutrisi misalnya dalam formulasi
pakan dan perlakuan untuk meningkatkan performa ternak.
Tahapan analisis ini dilakukan dengan mengumpulkan sample
saluran pencernaan (misalnya cairan rumen sapi atau digesta
ayam), selanjutnya dilakukan ektraksi DNA dari mikroba yang
mendiami eksosistem atau sample tersebut. Amplifikasi
(perbanyakan urutan) DNA pada target gen tertentu dapat
dilakukan dengan menggunakan primer spesifik dalam
rangkaian proses PCR (polymerase chain reaction). Selanjutnya,
hasil PCR pada target gen tertentu disekuen dengan alat NGS
(misalnya MiSEq Sequenser). Hasilnya berupa profil urutan
DNA yang kemudian dianalisis dengan program komputasi
QIIME (Sofyan, 2018).
84
mikroba patogen penyebab penyakit pada unggas disebabkan
oleh banyak mikroba patogen (lebih dari 1 spesies), yang sulit
diidentifikasi dengan teknik konvensional. Melalui pendekatan
metegenomics ini, identifikasi kelompok mikroba patogen
penyebab penyakit dapat diketahui secara akurat.
85
DAFTAR PUSTAKA
86
Teknologi Proses Produksi
Telur Asin Berbasis
Dehidrasi Osmosis
Asrullah As (I011181432)
88
masyarakat dengan cara merendam telur dengan larutan NaCl
jenuh dan membungkus dengan adonan, setelah itu dibersihkan
(dicuci) dan direbus dan keduanya akan mempengaruhi lama
pemeraman telur akan mempengaruhi tingkat keasinan dari
telur asin tersebut. Standar mutu telur asin (SNI 01-4277-1996)
menyatakan bahwa kadar garam telur asin minimal 2%.
89
pengasinan telur untuk menghasilkan karakteristik telur asin
terbaik.
90
Komponen terakhir dari alat pengasin telur bebek adalah
kompresor udara yang memiliki fitur pengaturan besar tekanan
yang akan diberikan pada alat guna meminimalisir terjadinya
tekanan berlebih.
91
Berdasarkan pengamatan kadar air telur asin bebek yang
menggunakan metode Association of Official Analytical and Chemist
(AOAC) yang menggunakan oven suhu 105˚C dehidrasi
osmosis bertekanan statis dapat diketahui bahwa kadar air dari
telur bebek asin yang dihasilkan rata-rat 69 %. Air akan masuk
ke dalam telur bebek secara difusi yang didorong oleh tekanan
osmosis dari larutan garam. Semakin tinggi konsentrasi larutan
garam yang digunakan maka akan semakin tinggi pula tekanan
osmosis yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan pendapat
Kastaman dkk., (2009) yang menyatakan bahwa penurunan
kadar air yang terjadi pada telur yang diasinkan diakibatkan oleh
adanya difusi larutan garam ke dalam telur.
92
digunakan tekanan sebesar 1 bar. Metode dehidrasi osmosis
mampu mengasinkan telur bebek dengan kadar garam terendah
sebesar 1,62% dan tertinggi sebesar 1,96 % serta telah
memenuhi standar SNI 01-4277-1996 yang mengharuskan telur
asin memiliki kandungan garam diatas 2%. Lama waktu
pengasinan dengan alat ini adalah 30-90 menit.
DAFTAR PUSTAKA
93
Setyawan, A.B, 2018. Hubungan antara tingkat stress dan
kecemasan dengan kejadian hipertensi pada lansia di
Klinik IslamicCenter Samarinda tahun 2017. Jurnal Ilmu
Kesehatan. Vol 6 (1):1-9
Stadelman, W. J. and O. J. Cotteril. 1995. Egg Science and
Technology. 4th Edition. Food Products Press. An
Imprint of the Haworth Press. Inc. New York.
Standar Nasional Indonesia (SNI) Jakarta. 1996. Telur Asin.
Badan Standardisasi Nasional.
Sudaryani. 2003. Kualitas Telur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Widyantara, P. R. A, G. A. M. Kristina Dewi, dan I N. T. Ariana.
2017. Pengaruh lama penyimpanan terhadap kualitas telur
konsumsi ayam kampung dan ayam lohman brown.
Majalah Ilmiah Peternakan.Vol 20(1): 5-11.
94
Artificial Fields : Solusi
Lahan Tanaman Pakan
Richard Halldy Maonang C (I011181417)
95
mengatakan, berdasarkan data, kontribusi sub sektor
peternakan pada Produk Domestik Bruto (PDB) nasional
adalah sebesar 1,57%. Sementara, untuk pembentukan PDB
sektor pertanian tahun 2017, sub sektor peternakan
berkontribusi sebesar 15,87%. Apalagi lanjutnya, pertumbuhan
PDB yang dikontribusikan dari peternakan menunjukan tren
positif setiap tahunnya. Pada tahun 2017 misalnya,
pertumbuhan PDB yang didapat dari peternakan sebesar 3,83%.
"Sebagaimana kita ketahui, sub sektor peternakan masih
berperan penting terhadap pembangunan di pedesaan. Dalam
PDB nasional kontribusi subsektor peternakan sebesar 1,57%,"
ujarnya dalam sambutannya di acara Indo Livestock 2018 di
Jakarta Convention Center (JCC).
96
berkualitas rendah merupakan hal yang biasa. Namun jika
terjadi terus menerus dalam waktu yang cukup lama, maka cara
ini akan berpengaruh negative terhadap produktivitas ternak.
Pemberian pakan dimaksudkan agar ternak dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan
reproduksi.
97
gizinya bagus sedangkan saat musim kemarau nilainya kurang
baik karena tingginya serat kasar.
Media tanam disebut juga dengan media tumbuh, bagi tanaman
umumnya berupa tanah. Puluhan bahan yang berbeda yang
digunakan dalam berbagai kombinasi untuk membuat media
tumbuh buatan sendiri atau komersial, umumnya media tanam
yang digunakan pada penanaman rumput untuk pakan ternak
ruminasia ialah tanah karena tanah penggunaan tanah dianggap
lebih mudah, selain tanah masih banyak berbagai macam media
tanam tumbuhan lainnya, namun efektifitasnya sebagai media
tanam rerumputan belum dapat ditetapkan secara pasti dan
kepraktisannya yang mungkin lebih susah dibanding tanah yang
merupakan pilihan pada umumnya.
98
AF terdiri atas beberapa lapis bahan lapisan pertama merupakan
bagian paling dasar yang nantinya akan langsung bersentuhan
dengan dataran baik itu tanah ataupun pasir, lapis ini bersifat
elastis dan kuat yang nantinya akan mampu menahan agar akar,
air, maupun partikel penting yang ada didalam agar tidak keluar.
lapisan selanjutnya merupakan middle fabric yang merupakan
tempat dimana nantinya akar akan berjalar dan tempat
hidrogel,dan gel polimer hidrofilik ditempatan. lapisan terakhir
merupakan yang berada paling atas lapisan ini memiliki bentuk
dan fungsi yang hampir sama dengan lapisan pertama karena
memiliki fungsi dan tugas yang hamper sama.
99
diharapkan dikemudian harinya akan menjadi solusi dari
masalah pada penyedian pakan hijauan ternak ruminansia,
ladang pertumbuhan hijauan dan berbagai masalah-masalah
lainnya. Dengan AF Melalui peternak nantinya kita mampu
mendukung aspek ketahanan dan keamanan pangan di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Matthieu D., Clercq A., Vats A B., 2018, Agriculture 4.0 : The
Future of Farming Technology
Rahman., Wijaya2), Patang, 2015, Rekayasa Media Tanam
Terhadap Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup Dan
Produksi Sayuran, Jurnal Pendidikan Teknologi
Pertanian, Vol. 1
Yoku O., Supriyantono A., Widayati T., Sumpe I., 2014,
Produksi Padang Penggembalaan Alam Dan Potensi
Pengembangan Sapi Bali Dalam Mendukung Program
Kecukupan Daging Di Papua Barat, Pastura Vol. 3 (2) :
102 – 105.
100
BAGIAN KETIGA
Kebijakan Pengembangan
Peternakan
101
102
Regulasi Omnibus Law :
Mau Ke Mana Peternak
Rakyat ?
Aan Darmawan Saputra (I11116349)
104
Amerika Serikat, Selandia Baru dan Brazil terkait impor pangan.
Ketiga negara itu meanggap keempat UU tersebut menghambat
produk ekspor mereka untuk masuk ke Indonesia. Aturan
impor yang diterapkan bertentangan dengan ketentuan WTO,
sehingga mengharuskan Indonesia lebih melonggarkan
kebijakan impornya. Mereka menuntut agar Indonesia merevisi
aturan regulasi keempat UU pangan tersebut (Ramdan, 2020).
105
produk hewan dari luar negeri ke dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dilakukan untuk memenuhi
konsumsi masyarakat”. Kedua regulasi tersebut, terjadi
perbedaan makna kalimat. Pada UU PKH 2014 menjelaskan
impor produk peternakan dilakukan apabila cadangan pangan
nasional tidak mencukupi. Sementara dalam omnibus law syarat
dan kondisi tersebut dihilangkan, sehingga kedudukan impor
sederajat dengan hasil produksi dalam negeri dan cadangan
pangan nasional.
106
impor bakalan Australia berbasis zona. Hal ini terbukti pada
pasal 36 C ayat (3) berbunyi “Pemasukan ternak ruminansia
indukan berasal dari zona sebagai mana dimaksud ayat (1)............”.
Permasalahannya terletak pada sistem karantina hewan impor
yang akan dilakukan zone based. Menurut Hasan (2016) zone based
yaitu ada satu atau lebih negara impor yang bebas dari penyakit
dalam negeri. Pemerintah melakukan hal tersebut karena
dianggap lebih cepat memenuhi kuota permintaan daging sapi
di Indonesia. Namun permasalahannya belum terdapat lebih
jelas, pulau yang akan dijadikan karatina masukya ternak impor.
107
membajiri di pasar Indonesia. Para peternak dan Industri
perunggasan menerima gugatan keputusan WTO pada tanggal
10 juli 2019. Akibat harga ayam Brasil jauh lebih murah di
bandingkan harga ayam dalam negeri. Dirilis dalam kutipan
Sutianto (2019) perkiraan HPP ayam pedaging di Indonesia
berkisar pada Rp. 18.000 per kg, sedangkan HPP ayam Barsil
hanya berkisar Rp. 9.000-10.000 per kg. Perbedaan harga akan
berimpas ke peternak mandiri dan peternak kecil, terlebih harga
industri pakan (feedmil) di indonesia jauh lebih mahal jika untuk
bersaing dengan Brasil yang menjadi produsen utama jagung di
dunia. Selain itu, Brasil telah telah menerapkan sistem kandang
close house sedangkan di Indonesia masih terdapat beberapa
sistem kadang open house, yang akan mempengaruhi produksinya.
108
melainkan bersifat sukarela. Permasalahan sekarang ketentuan
alur sertifikasi halal perlu diawasi dengan baik, sehingga tidak
ada penyebaran sertifikat halal yang palsu.
109
DAFTAR PUSTAKA
110
Sutianto, F.D. 2019. Akan Masuk Ke Indonesia, Berapa Harga
Ayam Impor Brasil?. https://kumparan.com/kumparanbisnis/
akan-masuk-ke-indonesia-berapa-harga-ayamimpor-
brasil. (diakses 26 Juni 2020).
111
112
Peluang Daerah
Penyangga Ibukota
Negara Baru Dalam
Penyediaan Daging Sapi
Muhammad Fajar Amrullah (I11116347)
113
pertumbuhan populasi sapi potong. Upaya mewujudkan
kemandirian dan ketahanan pangan hewani secara berkelanjutan
dengan sasaran meningkatkan kesejahteraan peternak dan daya
saing produk peternakan diperlukan pengembangan model yang
sesuai dengan kondisi agroekologi dan sosial budaya masyarakat.
114
kawasan penyangga IKN baru maka perlu pengambangan sapi
penggemukan untuk menghasilkan daging yang kemudian
didistribusikan ke IKN baru.
115
dihasilkan sebanyak 486 ton pelepah kering dan 17,1 ton daun
sawit kering/tahun (Sianipar et al., 2003). Pemberian pelepah
dan daun kelapa sawit sebagai bahan pakan dalam jangka
panjang menghasilkan kualitas karkas yang baik (Balai Penelitian
Ternak, 2003).
116
sapi. Masing-masing kegiatan saling berkontribusi dan mampu
meningkatkan efisiensi dan produktivitas, termasuk produksi
kelapa sawit. Secara ekonomis kegiatan tersebut
menguntungkan dan secara sosial budaya dapat diterima
masyarakat. Model integrasi ini layak diterapkan di wilayah
pengembangan perkebunan kelapa sawit. Peningkatan populasi
sapi potong dalam rangka menuju swasembada daging dapat
dicapai melalui pengembangan integrasi sawit-sapi dengan
didukung pihak-pihak terkait. Kurang meluasnya penerapan
pola ini dikarenakan sosialisasi belum menyentuh level
pengambil keputusan (pemilik perusahaan) kelapa sawit,
sehingga pemahamannya masih beragam (Utomo dan Widjaja,
2012).
DAFTAR PUSTAKA
117
minta-sulawesi-barat-bersiapjadi-penyangga-ibu-kota-
baru/full&view=ok diakses 7 Juli 2020.
Bappeda Mamuju Tengah. 2018. Profil Daerah Kabupaten
Mamuju Tengah Tahun 2018.
Kementerian Pertanian, 2015. Outlook Komoditas Pertanian
Sub Sektor Peternakan Daging sapi. Pusat Data dan
Sistim Informasi Pertanian, Sekretariat Jenderal
Kementerian Pertanian, Jakarta, 2015.
Rizali, A., Fahcrianto, M. H. Ansari, dan A. Wahdi. 2018.
Pemanfaatan limbah pelepah dan daun kelapa sawit
melalui fermentasi Trichoderma sp. sebagai pakan sapi
potong. EnviroScientae. 14 (1): 1-7.
Sianipar, J. , L. P Batubara, S. P. Ginting, K. Simanihuruk dan
A. Tarigan. (2003). Analisis Potensi Ekonomi Limbah
dan Hasil Ikutan Perkebunan Kelapa Sawit sebagai
Pakan Kambing Potong. Laporan Hasil Penelitian. Loka
Penelitian Kambing Potong Sungai Putih, Sumatra
Utara
Sianipar, T. P. (2009). Efek pelepeah dan daun kelapa sawit dan
limbah industrinya sebagai pakan terhadap
pertumbuhan sapi peranakan ongole pada fase
pertumbuhan. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Sodiq, A., P. Yuwono, Y.N. Wakhidati, M. Rayhan, A. H. Sidhi,
dan A. Maulianto. 2018. Pengembangan peternakan sapi
potong di Kabupaten Cilacap. Prosiding Seminar
Teknologi dan Agribisnis Peternakan VI:
Pengembangan Sumber Daya Genetik Ternak Lokal
Menuju Swasembada Pangan Hewani ASUH, Fakultas
Peternakan Universitas Jenderal Soedriman, 7 Juli 2018.
Umiyasih, U. dan Y. A Anggreni. (2003). Keterpaduan Sistem
Usaha Perkebunan dengan ternak; Tinjauan tentang
ketersediaan pakan hiajaun pakan untuk ternak sapi
potong di kawasan perkebunan kelapa sawit. Dalam
Prosiding Lokakarya Nasional Sistem Integrasi Kelapa
118
Sawit-Sapi Bengkulu, 9-10 September 2003. Bogor
(Indonesia) : Publitbangnak. Hlm. 156-16.
Utomo, B.N., dan E. Widjaja. 2012. Pengembangan sapi potong
berbasis industry perkebunan kelapa sawit. Jurnal
Litbang Pertanian. 31 (4): 153-161.
119
120
Kebijakan Pemerintah
dalam Pengembangan
Industri Perunggasan
Muh. Akram (I011181308)
121
Dalam mencapai kemajuan dan perkembangan tersebut,
industri ayam ras rentan terhadap perubahan ekonomi global,
karena hampir 90% dari komponen industri yaitu bahan pakan
dan bibit berasal dari impor. Krisis ekonomi yang melanda Asia
pada periode 1997- 1998 telah menyebabkan industri ayam ras
hampir collapse. Ditambah lagi dengan terjadinya wabah
penyakit flu burung yang melanda Asia pada tahun 2004-2006,
yang mengakibatkan produksi ayam ras di Indonesia turun
sampai 60% (Ilham & Yusdja 2010). Namun demikian, industri
ayam ras terus bergerak maju dalam menghadapi berbagai
kesulitan tersebut. Dampak dari berbagai krisis tersebut adalah
mengarahkan perkembangan industri ayam ras pada usaha padat
modal, dimana usaha ayam ras mandiri skala kecil tidak mampu
bertahan dan beralih menjadi usaha yang bermitra dengan
perusahaan (Ilham & Yusdja 2010).
122
yang diperlukan, memberikan modal kepada peternak unggas
lokal dan membangun kelembagaan. Program ini bertujuan
untuk melindungi usaha peternakan unggas skala kecil,
menyediakan bahan pangan sehat (food safety) dan menjaga
kesehatan lingkungan. Pada dasarnya program ini mendukung
terjadinya proses restrukturisasi budidaya unggas lokal di
pedesaan sejalan dengan terjadinya proses monetisasi pedesaan
atau bergeraknya perekonomian rakyat di pedesaan (Ditjen
PKH 2011).
123
Indonesia Nomor 39 Tahun 2014 tentang Bidang Usaha yang
Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan
di Bidang Penanaman Modal (Kemenkumham 2014). Pada
Perpres tersebut ditetapkan bahwa usaha perbibitan dan
budidaya ayam buras serta persilangannya dilakukan untuk
100% modal dalam negeri dengan perizinan khusus (Ilham,
2015).
124
yang Baik (Kementan 2014). Pada pedoman ini antara lain diatur
perihal lahan dan tata letak kandang, kesehatan lingkungan,
kesehatan hewan, pakan dan peralatan kandang. Hal serupa juga
dilakukan di Thailand dengan menerapkan zoning untuk usaha
unggas (Aengwanich 2014).
125
perbibitan yang lain untuk segera dilakukan penilaian pada
kompartemen yang dimiliki.
126
pendorong mengapa PPC dapat bertahan dan berkembang
(Ilham, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
127
Ditjennak. 2010. Laporan hasil evaluasi pengembangan
budidaya unggas di pedesaan (village poultry farming).
Jakarta (Indonesia): Direktorat Jenderal Peternakan.
Ditjen PKH. 2011. Pedoman pelaksanaan pengembangan
budidaya unggas di pedesaan (village poultry farming-
VPF). Jakarta (Indonesia): Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Ditjen PKH. 2013. Statistik peternakan dan kesehatan hewan
2013. Jakarta (Indonesia): Direktorat Jenderal
Peternakan.
Ilham N, Yusdja Y. 2010. Dampak flu burung terhadap
produksi unggas dan kontribusi usaha unggas terhadap
pendapatan peternak skala kecil di Indonesia. J Agro
Ekonomi. 28:3968.
Ilham N. 2013. Dampak erupsi Gunung Merapi terhadap
kondisi sosial ekonomi petani (kasus Kabupaten
Sleman). Dalam: Sumarno, Subagyono K, Bustaman S,
penyunting. Pengembangan pertanian berbasis inovasi
di wilayah bencana erupsi Gunung Merapi. Jakarta
(Indonesia): IAARD Press. hlm. 103-122.
Ilham N. 2015. Kebijakan pemerintah terhadap unggas skala
kecil dan kesehatan lingkungan di Indonesia. Wartazoa.
Vol. 25 (2): 095-105.
Kemenkumham. 2014. Daftar bidang usaha yang tertutup dan
bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang
penanaman modal. Jakarta (Indonesia): Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Kementan. 2008. Peraturan Menteri Pertanian, Nomor
28/Permentan/OT.140/ 5/2008, tentang Pedoman
Penataan Kopartemen dan Penataan Zona Usaha
Perunggasan. Jakarta (Indonesia): Kementerian
Pertanian.
Kementan. 2014. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 31 tahun
2014 tentang Pedoman Budidaya Ayam Pedaging dan
128
Ayam Petelur yang Baik. Jakarta (Indonesia):
Kementerian Pertanian.
Wang L, Liu Q, Zheng HE, Wu J, Li X. 2014. Development of
poultry production clusters in China: A policy review.
Int J Poult Sci. 13:292-298.
Yusdja Y, Ilham N, Sajuti R. 2004. Tinjauan penerapan
kebijakan industri ayam ras: Antara tujuan dan hasil.
Forum Agro Ekonomi. 22:21-36.
Yusdja Y, Ilham N, Sejati WK. 2003. Profil dan permasalahan
peternakan. Forum Agro Ekonomi. 21:44-56.
129
130
Pentingnya Komitmen
Menyelesaikan Isu
Peternakan yang Semakin
Terpuruk
Reski Amalia (I011171358)
131
yang dihadapi saat ini adalah produktivitas terlambat, harga
mahal, teknologi dan kualitas rendah, dan lahan semakin sempit.
Salah satu penghambat kemajuan peternakan yang ada di
Indonesia adalah adanya perubahan kebijakan yang selalu
berbeda dengan kebijakan sebelumnya hal ini dituturkan oleh
ketua umum pengurus besar ISPI Didiek Purwanto pada sebuah
webinar nasional peternakan, Rabu (3/6/2020). “Regulasi selalu
berubah sehingga tidak sustain dalam menyelesaikan masalah,
sementara dalam menyelesaikan masalah dan kebijakan harus
ada data yang real, karena hal ini justru akan menghasilkan
masalah baru.”
132
Teguh selaku ketua umum DPP Perhimpunan Peternak Sapi
dan Kerbau Indonesia. Sementara Didiek Purwanto
menyarankan agar pembangunan peternakan harus terstruktur,
“Arah pembangunan peternakan harus terstuktur, dan menjalin
harmonisasi regulasi dengan mengajak berbicara semua
partisipasi aktif sehingga sektor peternakan bisa ter level up dan
sejalan dengan perundang-undangan”. Hal yang sama pun
diungkapkan oleh dekan Fakultas peternakan Universitas
Hasanuddin Lellah Rahim bahwa “Indonesia memiliki banyak
jargon namun melihat realita kita masih sangat rendah
dibandingkan negara lain, hal yang harus dilakukan adalah
pemanfaatan teknologi informasi dalam pendidikan,
optimalisasi sumber daya lokal, meningkatkan konsumsi protein
asal ternak, dan dukungan regulasi pembangunan peternakan,
sehingga mari menyamakan perspektif dari berbagai pihak agar
bisa menjawab permasalahan peternakan saat ini,” saat menjadi
pembicara pada webinar nasional yang diadakan oleh Senat
Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
133
Hal lain yang harus diperhatikan adalah melihat keterlibatan
seluruh pemangku kepentingan bukan hanya pemerintah yang
dianggap hebat, realita saat ini pemerintah setengah hati dalam
menangani sektor pertanian dan peternakan, hal ini terlihat dari
adanya pemotongan anggaran dari 2 trilyun menjadi 1 trilyun,
padahal dalam situasi lockdown pandemi covid-19 ketersediaan
pangan menjadi hal yang sangat penting. Kebijakan ini tentunya
sangat disayangkan terlebih saat ini impor daging semakin
meningkat. Berdasarkan data BPS (2013) yang diolah
Gapuspindo (2016) dan Bapenas (2015) bahwa diprediksi rasio
kemampuan produksi domestik dengan impor semakin
mengecil yaitu dari 73% di tahun 2011 menjadi 65,4% (2015)
dan 56,1% di tahun 2019. Dari data tersebut, telah terjadi defisit
tumbuh produksi domestik dengan impor sekitar 13,47%
sedangkan impor daging dan sapi tumbuh positif sebesar 4,33%.
Artinya ketergantungan terhadap impor akan semakin
meningkat.
134
import, dengan kata lain aya saing produksi sapi dalam negeri
lemah (Sulaeman dkk., 2019).
DAFTAR PUSTAKA
135
Tawaf, R. 2017. Kumpulan artikel peternakan Departemen
Sosial Ekonomi Peternakan Unpad.
Trobos Livestock. 2017. Muladno:Refleksi dirjen PKH 2015-
2016: Lima prinsip membangun peternakan Indonesia.
Media agribisnis peternakan (1 mei 2017).
136
Membangun Peternakan
Rakyat yang Berdaya
Saing
Sarah Karuru (I011171304)
137
Indonesia diramalkan tingkat perekonomiannya akan terus
berkembang pada tahun yang akan datang, hal ini akan
membuat tingkat konsumsi yang akan meningkat pula, kususnya
pada bidang peternakan, sehingga harus membuat sebuah
antisipasi agar tidak terjadinya pengimporan bahan makanan
kususnya bidang peternakan seperti daging. Sumberdaya
manusia pada usaha peternakan merupakan faktor penting
dalam melakukan inovasi dan ide-ide pengembangan agribisnis.
Penda (2012) menyatakan bahwa modal sumberdaya manusia
memainkan peran penting pada pertumbuhan ekonomi
dikarenakan sumberdaya manusia memegang kendali rantai
produksi, distribusi dan konsumsi. Pada perspektif
makroekonomi, akumulasi produktivitas sumberdaya manusia
dan inovasi teknologi mendorong pertumbuhan produksi
pertanian semakin berlanjut.
138
Seperti halnya dalm Kemampuan peternak dalam memilih
pakan, meramu dan menyimpan pakan serta pengendalian
penyakit merupakan aset penting dalam pengembangan di
sektor peternakan.
139
mengurangi pengimporan daging dari luar. Sedangkan pada sisi
ekspor, Indonesia mempunyai peluang besar mengisi pasar
ternak hidup, daging, telur dan susu. Indonesia dianggap sebagai
negara produsen yang aman karena produk ternak yang masih
murni alami, dan bebas penyakit mulut dan kuku.
140
sumberdaya manusia yang didasarkan pada kepemilikan
pengetahuan, keterampilan, teknologi dan produktivitas tenaga
kerja sangat memberikan kontribusi pencapaian output
produksi.
DAFTAR PUSTAKA
BPS. 2006. Statistik Terbitan 2004, 2005, dan 2006. Biro Pusat
Statistik. Jakarta.
Ditjen PKH. 2010. Blue print program swasembada daging sapi
2014. Jakarta (Indonesia): Direktorat Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Harianto. 2013. Mengatasi problematika pasokan daging sapi
https://independensi.com/2019/06/28/industri-
peternakan-punya-potensi-besar/
Penda, T.S. 2012. Human Capital Development for Agricultural
Business in Nigeria. International Food and
Agribusiness Management Review. Volume 15 Special
Issue.
Yusdja. Y dan N. Ilham. 2006. Arah Kebijakan Pembangunan
Peternakan Rakyat. Jurnal AKP (Analisis Kebijakan
141
Pertanian). Volume 4 No. 1. Pusat Analisis Sosial
Ekonomi dan Kabijakan Pertanian. Bogor.
142
Kendalikan Penyakit
Ternak Melalui Inovasi
Program Terbaru
Ichlasul Amal (I11116510)
143
memiliki modal untuk membeli ternak. Kondisi demikian
mengakibatkan posisi tawar peternak rendah dan tidak
berorientasi bisnis untuk menjadi usaha pokok, skala usaha
peternak rakyat jelas belum memenuhi skala ekonomi.
144
kesejahtaraan peternak yang memeliharanya, penerapan inovasi
diatas juga perlu didukung oleh program pemerintahan yang
sesuai.
145
teknisnya saja tidak pada bagian fisiologisnya, serta pusat
pembelian obat dan tempat konsultasi penyakit ternak yang
kurang disediakan bagi peternak rakyat khususnya pada daerah
pedesaan.
146
untuk mengenal nama obatnya yang susah untuk disebut cukup
menceritakan gejala yang dimiliki pada ternaknya dan akan
langsung diberikan obat yang baik dari petugas yang berada di
apotek ternak tersebut dengan ini penyuluh dan peternak rakyat
bisa saling bersinergis dalam mendata penyakit yang masih
sering tercemar di beberapa daerah, sehingga ketersediaan obat
ternak pada apotek ternak tersebut dapat dilihat dari data
penyuluh agar memudahkan peternak dalam menunjang
kesehatan ternaknya.
147
mengkonsolidasikan kekuatan peternak berskala kecil tersebut
dalam kegiatan pra produksi, produksi, dan pasca produksi,
serta kegiatan penunjang yang saling bersinergi dan
berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
148
Menjawab Tantangan
Sulawesi Selatan Menuju
Lumbung Sapi Potong
Indonesia
Wahyu Jaelani S (I11116318)
149
pakan, produk sampingan industri, serta ketersediaan inovasi
teknologi. Pemanfaatan 50% lahan yang ada dapat menampung
29 juta satuan ternak (Bamualim et al. 2008). Pengembangan
industri sapi potong mempunyai prospek yang sangat baik
dengan memanfaatkan sumberdaya lahan maupun sumberdaya
pakan yang tersedia terutama di luar Jawa. Potensi lahan
pertanian yang belum dimanfaatkan mencapai 32 juta ha, lahan
terlantar 11,50 juta ha, dan lahan pekarangan 5,40 juta ha, belum
termasuk lahan gambut dan lebak (Rustijarno dan Sudaryanto,
2006).
150
Berkurangnya lahan atau padang penggembalaan dikarenakan
daya produksi lahan yang berkurang sehingga dibutuhkan
penyediaan ladang penggembalaan yang menampung hijauan
dengan kualitas tinggi, kuantitas yang cukup serta
ketersediaannya dapat berkelanjutan. Penyediaan pada padang
penggembalaan dapat dijadikan sebagai tempat penggembalaan
ternak. Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan sebagai
pakan ternak tidak sampai kekurangan maka salah satu alternatif
yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan hijauan
yang tumbuh secara alami sebagai padang penggembalaan dan
integrasi ternak terhadap.
151
semakin sempit imbangan menandakan bahwa kualitas rumput
tidak terlalu jauh dari legume (Bell, 2006).
DAFTAR PUSTAKA
152
Rustijarno S. dan Sudaryanto B. 2006. Peningkatan ketahanan
pangan melalui kecukupan daging sapi 2010. Dalam : B.
Sudaryanto, Isbandi, B.S. Mulayatno, B.Sukamto, E.
Rianto, dan A.M. Legowo (Ed.). Pemberdayaan
Masyarakat Peternakan di Bidang Agribisnis untuk
Mendukung Ketahanan Pangan. Prosiding Seminar
Nasional 2006. Universitas Diponegoro Semarang.
November 2006, hlm. 366-374.
Sumarjono, D., Sumarsono dan Sutiyono. 2008. Penerapan
analisis jalur untuk pengembangan sapi potong berbasis
potensi lahan usahatani di Kabupaten Blora, Jawa
Tengah. J. Indon. Trop. Anim. Agric. Vol. 33 (3): 231 -
237.
Syamsu, J. A. 2009. Padang penggembalaan sebagai penyedia
hijauan makanan ternak ruminansia di Sulawesi Selatan.
Parukki.blogspot.co.id/2009/02/padang-
penggembalaan-sebagai-penyedia.html. Diakses pada
tanggal 08 Juli 2020.
153
154
IA-CEPA : Melemahkan
Asa Peternak Rakyat?
Fadhil Muharram (I11116065)
155
Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang di sahkan
oleh DPR dalam rapat paripurna pada hari kamis , 6 Februari
2020 di Kompleks parlemen, Senayan, Jakarta.
156
cakupan kerja sama IA-CEPA tidak hanya di perdagangan,
melainkan juga kebebasan perdagangan barang meliputi aspek
nontarif, ketentuan asal barang, prosedur bea cukai dan
fasilitasi perdagangan, hambatan teknis perdagangan, sanitasi
dan fitosanitasi jasa termasuk juga jasa keuangan dan
telekomunikasi, investasi, hingga perdagangan elektronik juga
kerjasama ekonomi yang lebih luas seperti, Vocational Education
Training (VET), Higher Education, dan Health Sector (IA-CEPA,
2020). Kebijakan daya saing, kerja sama ekonomi, serta
ketentuan kelembagaan dan kerangka kerja. Kemitraan baru
antara Indonesia – Australia ini diarahkan untuk membentuk
economic powerhouse (kerjasama perdagangan yang menyasar
pasar negara ke tiga / pasar dunia) dengan menggabungkan
keunggulan kedua negara. Dengan IA-CEPA Indonesia
diharapkan menjadi bagian dari global value chains dan siap
bersaing secara global. Kesepakatan IA-CEPA merupakan
bukti nyata yang menunjukkan kepada dunia bahwa arah
kebijakan ekonomi Indonesia sangatlah terbuka.
157
peningkatan kompetensi SDM, transfer teknologi dan keahlian,
serta investasi yang lebih luas.
158
Pemerintah sebaiknya bisa membendung produk impor
terutama daging yang tidak sampai merembes ke seluruh
daerah. Jika daging impor masuk ke daerah, sudah dipastikan
peternak lokal makin terpinggirkan. Tujuan impor daging
adalah untuk memenuhi kekurangan produksi daging nasional.
Niat pemerintah yang baik yaitu mestabilkan harga daging
nasional, sehingga masyarakat tetap makan daging dengan
melakukan impor. Impor sapi bakalan justru lebih baik jika
dibadingkan dengan impor daging.
159
pemeliharaan yang harus dikeluarkan. Swasta bisa mensiasati
dengan menggandeng petani peternak untuk bekersama.
Penerapan ini akan membantu peternak dalam perkembangan
populasi sapi potong dalam negeri yang membutuhkan jangka
panjang.
DAFTAR PUSTAKA
160
Buku ini merupakan kumpulan artikel peserta Lomba
Artikel Ilmiah Populer Tahun 2020 yang diselenggarakan
oleh Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kemitraan
Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.
Penerbit Indicus
Lembaga Pengembangan Sumberdaya Peternakan
Institute for Development of Livestock Resources (INDICUS)
Jl. Sastra I Blok A No.35B Kompleks Unhas Antang
Makassar-Indonesia