Anda di halaman 1dari 15

UJI VALIDITAS DATA KUALITATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif

Dosen Pengampu: Shofria Ihda Mahayyun, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 4 :


1. Ifta Anjanis ( 1120077 )
2. Sefi Liyani (1120089)
3. Mohammad Syaifur Rohman (1120099)
4. Muhammad Fauzan (1120102)
5. Maulana Zunan Firmannur ( 1120096)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH KELAS C02

TAHUN AJARAN 2022

i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah puji syukur atas kehadirat Allah Subhanallah wa Ta’ala karena


berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “UJI
VALIDITAS DATA KUALITATIF” tanpa ada halangan.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad
Shallalahu ‘alaihi wassalam yang selalu dinanti-nantikan syafaatnya di hari akhir nanti
dalam penyusunan makalah ini banyak bantuan yang penulis terima. Oleh karena itu,
penulis ingin berterima kasih kepada:

1. Orang tua yang selalu memberi doa dan support.

2. Dosen pengampu mata kuliah Metode Kualitatif

3. Semua pihak yang terkait dalam penulisan makalah ini.

Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah
Subhanallah wa Ta’ala. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna , oleh karena itu
kritik dan saran masih penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pati, 24 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iii

BAB I ............................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2

C. Tujuan penulisan. ..................................................................................................... 2

D. Manfaat Penulisan .................................................................................................... 2

BAB II .............................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3

A. Pengertian Penelitian Kualitatif dan Validitas Penelitian ........................................ 3

B. Validitas dalam penelitian kualitatif ........................................................................ 4

C. Pengujian validitas dalam penelitian kualitatif ........................................................ 6

BAB III .......................................................................................................................... 11

PENUTUP ..................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 11

B. Saran ....................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian
dilaksanakan. Metode penelitian tidak jarang dikacaukan dengan prosedur
penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga hal tersebut
mempunyai hubungan yang dekat sehingga sulit untuk dibedakan. Metode
penelitian memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan prosedur dan
teknik penelitian. Dengan kata lain. prosedur dan teknik penelitian merupakan
bagian dari metode penelitian. Metode penelitian membicarakan tentang tata cara
pelaksanaan penelitian. Prosedur penelitian mencakup bagaimana urutan kerja
dalam sebuah penelitian dilakukan, sedangkan teknik penelitian membicarakan
alat-alat yang digunakan dalam mengukur keakuratan data atau mengumpulkan
data penelitian.

Membuktikan benar atau tidaknya hal yang harus kita lakukan adalah
dengan mengumpulkan data-data. Dalam melakukan penelitian kita haruslah
mendapatkan data yang sebenar-benarnya (valid), kita harus mencatat apa yang
sesungguhnya kita lihat dalam lapangan dan tidak memanipulasi demi
kepentingan tertentu, karena data-data tersebut sering kali dijadikan acuan dalam
penelitian-penelitian selanjutnya. Selain dari pada itu data dalam penelitian,
haruslah memperhatiakan reliabilitasnya yaitu berkenaan tentang derajat
konsistensi dan stabilitas data atau temuan .

Teknik dalam sebuah penelitian terdiri dari dua bagian, yaitu pengukuran
dalam penelitian dan alat-alat pengumpul data. Pengukuran dalam penelitian
mencakup skala/tingkat pengukuran (skala nominal, skala ordinal, skala interval,
dan skala rasional), sedangkan syarat-syarat pengukuran mencakup reliabilitas dan
validitas.

Makalah pendek nan sederhana ini hendak membahas mengenai syarat


syarat pengukuran, terutama tentang validitas penelitian dengan memberi batasan
pada penelitian kualitatif.

1
B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang akan kita bahas adalah

1. Bagaimana Pengertian Penelitian Kualitatif dan Validitas Penelitian?


2. Bagaimana Validitas dalam penelitian kualitatif?
3. Bagaimana Pengujian validitas dalam penelitian kualitatif?

C. Tujuan penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulisan berdasarkan rumusan masalah diatas adalah

1. Menjelaskan Pengertian Penelitian Kualitatif dan Validitas Penelitian


2. Menjelaskan Validitas dalam penelitian kualitatif
3. Menjelaskan Pengujian validitas dalam penelitian kualitatif

D. Manfaat Penulisan
Adapun 3 manfaat penulisan dalam makalah ini adalah

1. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang Pengertian Penelitian


Kualitatif dan Validitas Penelitian
2. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang Validitas dalam penelitian
kualitatif
3. Meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang Pengujian validitas dalam
penelitian kualitatif

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Kualitatif dan Validitas Penelitian
Terkait dengan pengertian penelitian kualitatif, Lexy J. Moloeng
mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya secara holistik dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang
alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.(Arikunto, 2012)
Berbeda dengan Moloeng. Nasution menyebut penelitian kualitatif sebagai
penelitian naturalistik. Hal ini lantaran dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam
setting latar yang almiah atau natural. Kemudian, ia menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya,
berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa, dan tafsiran mereka
tentang dunia sekitarnya. Untuk itu, peneliti harus terjun ke lapangan dan berada
di sana dalam waktu yang cukup lama. Apa yang dilakukan oleh peneliti kualitatif
banyak persamaannnya dengan detektif atau mata-mata, penjelajah, atau jurnalis
yang juga terjun ke lapangan untuk mempelajari manusia tertentu dengan
mengumpulkan data yang banyak. Tentu saja apa yang dilakukan ilmuwan lebih
cermat, formal. dan canggih.
Berbicara tentang pengertian validitas, banyak pakar memberikan definisi
yang beragam. Di antaranya adalah Fraenkel. Ia menuturkan bahwa validitas
menunjukkan kesamaan, pengertian maupun penggunaan masing-masing peneliti
yang berbeda dalam mengumpulkan data. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2013),
validitas merupaan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti Selanjutnya, Donald
Ary, dkk.. mengatakan bahwa validitas menunjuk kepada sejauh mana suatu alat
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur Dari ketiga pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa validitas terkait erat dengan derajat ketepatan, antara data
obyek sebenarnya dengan data penelitian yang ada di lapangan.

3
B. Validitas dalam penelitian kualitatif
Dalam metodologi penelitian kita sering diperkenalkan dengan konsep
obyektifitas, reliabilitas, dan validitas. Dasar berpikir positivistik dalam upaya
mencari kebenaran dilandaskan pada besar kecilnya frekuensi kejadian atau
variansi obyek. Dalam positivisme, pengujian ketiganya (obyektifitas, reliabilitas,
dan validitas) mendasarkan pada dua hal, yakni frekuensi kejadian dan variansi
obyek. Baik obyektivitas, reliabilitas maupun validitas dipakai sebagai ukuran
apakah suatu penelitian itu berkualitas tinggi atau tidak. Suatu penelitian
dipandang obyektif apabila siapa pun dengan prosedur kerja yang sama
menghasilkan kesimpulan penelitian yang sama.

Data yang valid adalah data "yang tidak berbeda" antara data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
penelitian Jika dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka peneliti akan
melaporkan warna merah. Kalau dalam obyek penelitian para pegawai bekerja
dengan keras, maka peneliti harus melaporkan demikian. Jika ada laporan yang
bebeda dengan kondisi yang sesungguhnya, berarti hasil penelitian tersebut tidak
bisa dikatakan valid. Validitas dalam penelitian kualitatif menunjukkan
sejauhmana tingkat interpretasi dan konsep-konsep yang diperoleh memiliki
makna yang sesuai antara peneliti dan partisipan. Dengan kata lain, partisipan dan
peneliti memiliki kesesuaian dalam mendeskripsikan suatu peristiwa terutama
dalam memaknai peristiwa tersebut.

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan


validmanakala tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa
yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Namun, perlu diketahui
bahwakebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat
tunggal,melainkan bersifat jamak dan tergantung pada konstruksi manusia yang
dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu dengan
berbagai latar belakangnya. Oleh karena itu, bila terdapat sepuluh peneliti dengan
latar belakang yang berbeda, kemudian meneliti obyek yang sama, maka hasil
yang ditemukan pun akan menjadi sepuluh dengan ragam yang berbeda. Semua
hasil tersebut dinyatakan valid jika apa yang ditemukan tidak berbeda dengan

4
kenyataan sesungguhnya yang terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam obyek yang
sama, peneliti yang berlatar belakang pendidikan akan menemukan data yang
berbeda dengan peneliti yang berlatar belakang manajemen, antropologi, sosiologi,
kedokteran, dan lain sebagainya (Sukardi, 2008).

Berbeda dengan penelitian kuantitatif, dalam penelitian kualitatif


kebenaran tidaklah diukur dari frekuensi dan variansi, melainkan didasarkan pada
ditemukannya hal yang esensial dan secara intrinsik benar. Untuk mengejar
kebenaran, positivisme (baca: penelitian kuantitatif) menggunakan populasi yang
luas dan sampel yang representatif, sedangkan penelitian kualitatif mengejar
kebenaran lewat ditemukannya sumber-sumber yang terpercaya, sehingga hal
yang hakiki, intrinsik, dan esensial dapat ditemukan.

Senada dengan pendapat di atas, Stainback mengatakan bahwa penelitian


kuantitatif dilakukan pada sampel yang mendekati jumlah populasi. Penelitian
kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitas, sedangkan penelitian
kualitatif lebih pada aspek validitas. Dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah
datanya, sementara dalam penelitian kuantitatif, untuk mendapatkan data yang
valid, reliabel, dan obyektif, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan
instrumen yang valid dan reliabel.

Alat-alat pengujian di bidang pendidikan dan ilmu jiwa dirancang untuk


menaksir bangunan-bangunan pengertian (construct) seperti prestasi belajar,
kecerdasan, kreativitas, bakat, sikap, motivasi, dan sebagainya. Akan tetapi
hampir tidak ada alat yang dapat digunakan untuk mengukur langsung bangunan-
bangunan tersebut. Sebagai contoh adalah ilmu pengetahuan alam dalam
mengukur ciri-ciri seperti panjang, besar, dan berat. Para peneliti harus
mengembangkan cara-cara tidak langsung untuk bisa mengukur atribut-atribut
yang kompleks tersebut. Cara-cara tidak langsung ini meliputi tes dan skala yang
meliputi sejumlah tugas yang dipilih untuk berfungsi sebagai indikator bagi
bangunan-pengertian yang kompleks. Orang tidak akan langsung yakin bahwa
prosedur tidak langsung ini benar-benar dapat mengukur apa yang seharusnya di
ukur oleh prosedur tersebut. Peneliti harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan
sebagai berikut: apakah tes ini benar-benar mengukur motivasi berprestasi?

5
Apakah tes kreativitas ini benar-benar dapat memisahkan orang-orang yang sangat
kreatif dari orang yang kurang kreatif? Apakah kita dapat membuat ramalan-
ramalan yang berarti berdasarkan skor tes bakat (attitude test) ini? Apakah alat ini
tepat untuk mengukur semua murid ataukah seharusnya hanya digunakan untuk
kelompok-kelompok tertentu saja?

Semua pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas berkaitan dengan aspek


aspek validitas suatu tes. Pertanyaan-pertanyaan di atas membantu peneliti dalam
menentukan dan menemukan cara yang tepat untuk mengukur atribut atribut yang
kompleks tersebut, sehingga penelitian yang dilakukan dapat dikatakan valid dan
bisa diterima kebenarannya.

C. Pengujian validitas dalam penelitian kualitatif


Pengujian keabsahan data dalam penelitian kualitatif memiliki istilah yang
berbeda dengan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono, uji keabsahan data
dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal),
transferability (validitas eksternal). dependability (reliabilitas). dan confirmability
(objektivitas).

1.Uji Kredibilitas

Pertama-tama, perlu didefi nisikan apa itu kredibilitas. Beberapa ahli


(Guba & Lincoln, 1994) menegaskan pentingnya peneliti memberikan jaminan
bahwa penelitian yang terpercaya memiliki atribut yang kredibel. Kredibel berarti
peneliti dipercaya telah mengumpulkan data yang real di lapangan serta
menginterpretasi data autentik tersebut dengan akurat. penelitian yang kredibel
baik pada tahap prosedur sebelum pengumpulan data maupun selama
pengumpulan data maupun selama proses analisis data

a) Pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian


kualitatif dapat dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan,
peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, analisis kasus negatif,
menggunakan bahan referensi, dan member check.
b) Perpanjangan pengamatan artinya peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, melakukan wawancara dengan sumber data, baik

6
yang pernah ditemui maupun yang baru ditemui. Dengan perpanjangan
pengamatan ini, hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin
terbentuk, akrab, terbuka, dan saling mempercayai, sehingga tidak ada
informasi yang disembunyikan lagi. Pada tahap awal memasuki lapangan,
peneliti masih dianggap orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi
yang diberikan belum lengkap, tidak mendalam, dan mungkin masih
banyak yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini. peneliti
dapat mengecek kembali apakah data yang diberikan selama ini
merupakan data yang sudah benar atau tidak. Bila data yang telah
diperoleh selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau
sumber data lain tidak benar, peneliti melakukan pengamatan lagi secara
lebih luas dan mendalam, sehingga diperoleh data yang pasti
kebenarannya. Lamanya perpanjangan pengamatan sangat bergantung
kepada kedalaman, keluasan, dan kepastian data (Nasution, 2003)
c) Meningkatkan ketekunan Maksudnya adalah melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut,
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan
sistematis. Meningkatkan ketekunan ibarat mengecek soal-soal atau
makalah yang dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Dengan
meningkatkan ketekunan itu, peneliti dapat melakukan pengecekan
kembali apakah data yang telah ditemukan tersebut salah atau tidak. Selain
itu, peneliti juga dapat mendeskripsi data secara akurat dan sistematis.
d) Triangulasi Dalam pengujian kredibilitas, triangulasi diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan bermacam cara dan
beragam waktu. Dengan demikian, triangulasi terdiri atas triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi
waktu.Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang
diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dari beberapa
sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan, dan akhirnya diminta
kesepakatan (member check) untuk mendapatkan kesimpulan. Triangulasi
teknik dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda. Triangulasi waktu berkaitan dengan

7
keefektifan waktu. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di
pagi hari pada saat nara sumber masih segar dan belum banyak masalah
akan memberikan data yang valid, sehingga lebih kredibel.
e) Analisis kasus negatif. Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau
berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Peneliti
berusaha mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data
yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau
bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat
dipercaya. Menggunakan bahan referensi Yang dimaksud dengan bahan
referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti. Bahan referensi ini dapat berupa foto-foto,
rekaman, dan dokumen otentik.
f) Member check adalah proses pengecekan data yang berasal dari pemberi
data. Member check bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila
data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, berarti data tersebut
valid, sehingga kian kredibel. Namun, jika data yangdiperoleh peneliti
tidak disepakati oleh pemberi data, peneliti perlu melakukan diskusi
dengan pemberi data dan apabila terdapat perbedaan tajam setelah
dilakukan diskusi, peneliti harus mengubah temuannya dan
menyesuaikannya dengan data yang diberikan oleh peneliti Pelaksanaan
member check dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data
selesai atau setelah mendapatkan suatu temuan atau kesimpulan.

2. Pengujian Transferability

Transferability merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif.


Validitas eksternal menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil
penelitian kepada populasi tempat sampel penelitian diperoleh. Nilai transfer ini
berkenaan dengan pertanyaan sejauh mana hasil penelitian dapat digunakan dalam
situasi yang lain. Bagi peneliti naturalistik, nilai transfer bergantung kepada
pemakai.

8
Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada
kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam
membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan
dapat dipercaya. Dengan demikian, pembaca menjadi jelas dalam memahami hasil
penelitian tersebut, sehingga ia dapat memutuskan dapat atau tidaknya
mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.

3. Pengujian Dependability

Dependability disebut juga dengan reliabilitas. Penelitian yang reliabel


adalah apabila orang lain dapat mengulangi mereplikasi proses penelitian tersebut.
Dalam penelitian kualitatif, uji dependability ditempuh dengan cara melakukan
audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Audit dilakukan oleh auditor yang
independen atau pembimbing

4. Pengujian Conformability

Pengujian conformability dalam penelitian kualitatif disebut juga


objektivitas penelitian. Penelitian dikatakan objektif jika hasil penelitian telah
disepakati banyak orang. Menguji conformability berarti menguji hasil penelitian
yang dikaitkan dengan proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan
fungsi dari proses penelitian yang dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa
penelitian tersebut telah memenuhi standar conformability. Dalam penelitian
jangan sampai proses tidak ada, tetapi hasilnya ada.

Validitas dalam sebuah penelitian memiliki posisi yang signifikan.


Validitas merupakan salah satu acuan penting untuk mengukur sejauh mana
sebuah penelitian tersebut benar dan akurat, sehingga hasilnya bisa diterima oleh
siapa saja. Data yang valid, pasti reliabel dan obyektif. Akan tetapi, data yang
reliabel belum tentu valid. Contohnya adalah setiap hari seorang karyawan
perusahaan pulang malam dengan alasan ada rapat, padahal kenyataannya tidak
rapat. Demikian juga dengan obyektifitas, data yang obyektif belum tentu valid.
Validitas data hasil penelitian dapat diperoleh dengan cara menggunakan
instrumen penelitian yang valid, menggunakan sumber data yang tepat dan cukup
jumlahnya, serta menggunakan metode pengumpulan dan analisis data yang benar.

9
Kurang lebih sama seperti poin di atas. Creswell sebagaimana dikutip oleh Corrin
Glesne menuturkan bahwa ada delapan prosedur verifikasi yangsering digunakan
dalam penelitian kualitatif, yakni:

a. Memperlama keterlibatan dan observasi yang berkepanjangan, waktu yang


lama dalam lapangan dapat menumbuhkan kepercayaan, mengenal budaya,
dan mengkaji dugaan-dugaan kita akan obyek penelitian
b. Triangulasi; mengg unakan metode-metode pengumpulan data, sumber
sumber, investigator, dan perspektif teoritis yang banyak dan beragam.
c. Menelaah dengan seksama terhadap review dan wawancara, melakukan
refleksi eksternal dan menjadikannya sebagai input (masukan) penelitian
kita.
d. Analisis kasus negatif, memiliki kesadaran untuk menyelidiki kasus kasus
negatif dan bukti-bukti yang belum dikonfirmasi sehingga kita dapat
menyaring hipotesis penelitian kita.
e. Klarifikasi terhadap bias penelitian; refleksi atas subjektivitas yang kita
miliki dan bagaimana kita akan menggunakan dan memonitornya pada
penelitian kita.
f. Member checking; membagi naskah wawancara, pemikiran-pemikiran
analitik, dan draf laporan final penelitian dengan para partisipan untuk
meyakinkan bahwa kamu merepresentasikan mereka dan gagasan gagasan
mereka secara akurat.
g. Deskripsi yang kaya dan lengkap: mengijinkan pembaca untuk memasuki
konteks penelitian.
h. Audit eksternal; memberikan kesempatan orang luar untuk menguji proses
dan hasil penelitian melalui "pemeriksaan" catatan-catatan lapangan kita,
jurnal penelitian, dan skema berkode analitik, dan lain lain.

10
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut bisa di simpulkan bahwa:

1. Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam


lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami
bahasa, dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya. menuturkan bahwa
validitas menunjukkan kesamaan, pengertian maupun penggunaan
masing-masing peneliti yang berbeda dalam mengumpulkan data.
2. Validitas dalam penelitian kualitatif berbeda dengan validitas pada
penelitian kuantitatif. Validitas dalam penelitian kualitatif
menunjukkansejauhmana tingkat interpretasi dan konsep-konsep yang
diperoleh memilikimakna yang sesuai antara peneliti dan partisipan.
Temuan atau data dapatdinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan
antara yang dilaporkan penelitidengan apa yang sesungguhnya terjadi
pada obyek yang diteliti. Akan tetapi,kebenaran realitas data menurut
penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal,melainkan bersifat jamak.
3. Adapun uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji
credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal).
dependability (reliabilitas). dan confirmability (objektivitas).

B. Saran
Dari uraian makalah yang telah kami sampaikan, tidak tertutup
kemungkinan dari kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat berharap kritik dan
saran perbaikan makalah kami agar menjadi evaluasi kedepannya.
Harapan kami, makalah ini sekiranya dapat menjadikan bertambahnya
pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca, serta semoga kita semua bisa
menjadikan pembelajaran ini sebagai motivasi supaya semangat dalam belajar.
Aamiin.

11
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.

Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan (Prinsip & Operasionalnya). Jakarta. Bumi


Aksara.

Nasution.2003 Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Sugiono. 2013. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:


Alfabeta.

Guba, E. G., & Lincoln, Y. S. (1994). Competing Paradigms in Qualitative


Research. Hand book of Qualitative Research

12

Anda mungkin juga menyukai