i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah
Subhanallah wa Ta’ala. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna , oleh karena itu
kritik dan saran masih penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ i
BAB I ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 3
PENUTUP ..................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 11
B. Saran ....................................................................................................................... 11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian
dilaksanakan. Metode penelitian tidak jarang dikacaukan dengan prosedur
penelitian atau teknik penelitian. Hal ini disebabkan karena ketiga hal tersebut
mempunyai hubungan yang dekat sehingga sulit untuk dibedakan. Metode
penelitian memiliki cakupan yang lebih luas dibandingkan dengan prosedur dan
teknik penelitian. Dengan kata lain. prosedur dan teknik penelitian merupakan
bagian dari metode penelitian. Metode penelitian membicarakan tentang tata cara
pelaksanaan penelitian. Prosedur penelitian mencakup bagaimana urutan kerja
dalam sebuah penelitian dilakukan, sedangkan teknik penelitian membicarakan
alat-alat yang digunakan dalam mengukur keakuratan data atau mengumpulkan
data penelitian.
Membuktikan benar atau tidaknya hal yang harus kita lakukan adalah
dengan mengumpulkan data-data. Dalam melakukan penelitian kita haruslah
mendapatkan data yang sebenar-benarnya (valid), kita harus mencatat apa yang
sesungguhnya kita lihat dalam lapangan dan tidak memanipulasi demi
kepentingan tertentu, karena data-data tersebut sering kali dijadikan acuan dalam
penelitian-penelitian selanjutnya. Selain dari pada itu data dalam penelitian,
haruslah memperhatiakan reliabilitasnya yaitu berkenaan tentang derajat
konsistensi dan stabilitas data atau temuan .
Teknik dalam sebuah penelitian terdiri dari dua bagian, yaitu pengukuran
dalam penelitian dan alat-alat pengumpul data. Pengukuran dalam penelitian
mencakup skala/tingkat pengukuran (skala nominal, skala ordinal, skala interval,
dan skala rasional), sedangkan syarat-syarat pengukuran mencakup reliabilitas dan
validitas.
1
B. Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang akan kita bahas adalah
C. Tujuan penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulisan berdasarkan rumusan masalah diatas adalah
D. Manfaat Penulisan
Adapun 3 manfaat penulisan dalam makalah ini adalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Kualitatif dan Validitas Penelitian
Terkait dengan pengertian penelitian kualitatif, Lexy J. Moloeng
mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian seperti
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan sebagainya secara holistik dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang
alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.(Arikunto, 2012)
Berbeda dengan Moloeng. Nasution menyebut penelitian kualitatif sebagai
penelitian naturalistik. Hal ini lantaran dalam penelitian kualitatif dilakukan dalam
setting latar yang almiah atau natural. Kemudian, ia menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya,
berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa, dan tafsiran mereka
tentang dunia sekitarnya. Untuk itu, peneliti harus terjun ke lapangan dan berada
di sana dalam waktu yang cukup lama. Apa yang dilakukan oleh peneliti kualitatif
banyak persamaannnya dengan detektif atau mata-mata, penjelajah, atau jurnalis
yang juga terjun ke lapangan untuk mempelajari manusia tertentu dengan
mengumpulkan data yang banyak. Tentu saja apa yang dilakukan ilmuwan lebih
cermat, formal. dan canggih.
Berbicara tentang pengertian validitas, banyak pakar memberikan definisi
yang beragam. Di antaranya adalah Fraenkel. Ia menuturkan bahwa validitas
menunjukkan kesamaan, pengertian maupun penggunaan masing-masing peneliti
yang berbeda dalam mengumpulkan data. Sedangkan menurut (Sugiyono, 2013),
validitas merupaan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti Selanjutnya, Donald
Ary, dkk.. mengatakan bahwa validitas menunjuk kepada sejauh mana suatu alat
mampu mengukur apa yang seharusnya diukur Dari ketiga pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa validitas terkait erat dengan derajat ketepatan, antara data
obyek sebenarnya dengan data penelitian yang ada di lapangan.
3
B. Validitas dalam penelitian kualitatif
Dalam metodologi penelitian kita sering diperkenalkan dengan konsep
obyektifitas, reliabilitas, dan validitas. Dasar berpikir positivistik dalam upaya
mencari kebenaran dilandaskan pada besar kecilnya frekuensi kejadian atau
variansi obyek. Dalam positivisme, pengujian ketiganya (obyektifitas, reliabilitas,
dan validitas) mendasarkan pada dua hal, yakni frekuensi kejadian dan variansi
obyek. Baik obyektivitas, reliabilitas maupun validitas dipakai sebagai ukuran
apakah suatu penelitian itu berkualitas tinggi atau tidak. Suatu penelitian
dipandang obyektif apabila siapa pun dengan prosedur kerja yang sama
menghasilkan kesimpulan penelitian yang sama.
Data yang valid adalah data "yang tidak berbeda" antara data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
penelitian Jika dalam obyek penelitian terdapat warna merah, maka peneliti akan
melaporkan warna merah. Kalau dalam obyek penelitian para pegawai bekerja
dengan keras, maka peneliti harus melaporkan demikian. Jika ada laporan yang
bebeda dengan kondisi yang sesungguhnya, berarti hasil penelitian tersebut tidak
bisa dikatakan valid. Validitas dalam penelitian kualitatif menunjukkan
sejauhmana tingkat interpretasi dan konsep-konsep yang diperoleh memiliki
makna yang sesuai antara peneliti dan partisipan. Dengan kata lain, partisipan dan
peneliti memiliki kesesuaian dalam mendeskripsikan suatu peristiwa terutama
dalam memaknai peristiwa tersebut.
4
kenyataan sesungguhnya yang terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam obyek yang
sama, peneliti yang berlatar belakang pendidikan akan menemukan data yang
berbeda dengan peneliti yang berlatar belakang manajemen, antropologi, sosiologi,
kedokteran, dan lain sebagainya (Sukardi, 2008).
5
Apakah tes kreativitas ini benar-benar dapat memisahkan orang-orang yang sangat
kreatif dari orang yang kurang kreatif? Apakah kita dapat membuat ramalan-
ramalan yang berarti berdasarkan skor tes bakat (attitude test) ini? Apakah alat ini
tepat untuk mengukur semua murid ataukah seharusnya hanya digunakan untuk
kelompok-kelompok tertentu saja?
1.Uji Kredibilitas
6
yang pernah ditemui maupun yang baru ditemui. Dengan perpanjangan
pengamatan ini, hubungan peneliti dengan nara sumber akan semakin
terbentuk, akrab, terbuka, dan saling mempercayai, sehingga tidak ada
informasi yang disembunyikan lagi. Pada tahap awal memasuki lapangan,
peneliti masih dianggap orang asing, masih dicurigai, sehingga informasi
yang diberikan belum lengkap, tidak mendalam, dan mungkin masih
banyak yang dirahasiakan. Dengan perpanjangan pengamatan ini. peneliti
dapat mengecek kembali apakah data yang diberikan selama ini
merupakan data yang sudah benar atau tidak. Bila data yang telah
diperoleh selama ini setelah dicek kembali pada sumber data asli atau
sumber data lain tidak benar, peneliti melakukan pengamatan lagi secara
lebih luas dan mendalam, sehingga diperoleh data yang pasti
kebenarannya. Lamanya perpanjangan pengamatan sangat bergantung
kepada kedalaman, keluasan, dan kepastian data (Nasution, 2003)
c) Meningkatkan ketekunan Maksudnya adalah melakukan pengamatan
secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut,
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan
sistematis. Meningkatkan ketekunan ibarat mengecek soal-soal atau
makalah yang dikerjakan, ada yang salah atau tidak. Dengan
meningkatkan ketekunan itu, peneliti dapat melakukan pengecekan
kembali apakah data yang telah ditemukan tersebut salah atau tidak. Selain
itu, peneliti juga dapat mendeskripsi data secara akurat dan sistematis.
d) Triangulasi Dalam pengujian kredibilitas, triangulasi diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan bermacam cara dan
beragam waktu. Dengan demikian, triangulasi terdiri atas triangulasi
sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi
waktu.Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang
diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang diperoleh dari beberapa
sumber tersebut dideskripsikan, dikategorikan, dan akhirnya diminta
kesepakatan (member check) untuk mendapatkan kesimpulan. Triangulasi
teknik dilakukan dengan cara mengecek data pada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda. Triangulasi waktu berkaitan dengan
7
keefektifan waktu. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di
pagi hari pada saat nara sumber masih segar dan belum banyak masalah
akan memberikan data yang valid, sehingga lebih kredibel.
e) Analisis kasus negatif. Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai atau
berbeda dengan hasil penelitian hingga pada saat tertentu. Peneliti
berusaha mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data
yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau
bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat
dipercaya. Menggunakan bahan referensi Yang dimaksud dengan bahan
referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti. Bahan referensi ini dapat berupa foto-foto,
rekaman, dan dokumen otentik.
f) Member check adalah proses pengecekan data yang berasal dari pemberi
data. Member check bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data yang
diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Apabila
data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data, berarti data tersebut
valid, sehingga kian kredibel. Namun, jika data yangdiperoleh peneliti
tidak disepakati oleh pemberi data, peneliti perlu melakukan diskusi
dengan pemberi data dan apabila terdapat perbedaan tajam setelah
dilakukan diskusi, peneliti harus mengubah temuannya dan
menyesuaikannya dengan data yang diberikan oleh peneliti Pelaksanaan
member check dapat dilakukan setelah satu periode pengumpulan data
selesai atau setelah mendapatkan suatu temuan atau kesimpulan.
2. Pengujian Transferability
8
Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada
kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam
membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan
dapat dipercaya. Dengan demikian, pembaca menjadi jelas dalam memahami hasil
penelitian tersebut, sehingga ia dapat memutuskan dapat atau tidaknya
mengaplikasikan hasil penelitian tersebut di tempat lain.
3. Pengujian Dependability
4. Pengujian Conformability
9
Kurang lebih sama seperti poin di atas. Creswell sebagaimana dikutip oleh Corrin
Glesne menuturkan bahwa ada delapan prosedur verifikasi yangsering digunakan
dalam penelitian kualitatif, yakni:
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut bisa di simpulkan bahwa:
B. Saran
Dari uraian makalah yang telah kami sampaikan, tidak tertutup
kemungkinan dari kesalahan. Oleh karena itu penulis sangat berharap kritik dan
saran perbaikan makalah kami agar menjadi evaluasi kedepannya.
Harapan kami, makalah ini sekiranya dapat menjadikan bertambahnya
pengetahuan dan bermanfaat bagi pembaca, serta semoga kita semua bisa
menjadikan pembelajaran ini sebagai motivasi supaya semangat dalam belajar.
Aamiin.
11
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.
12