Anda di halaman 1dari 3

TUGAS EVALUASI MANAJEMEN PUSKESMAS

Nama : Hening Pangesti Wulandaru


NIM : 22010119210016

PENGERTIAN
Evaluasi adalah kegiatan yang terikat dengan waktu untuk mengkaji secara sistematis dan
objektif, relevansi, kinerja, dan keberhasilan dari program yang sedang berjalan atau program
yang telah selesai.
Manajemen Puskesmas adalah serangkaian proses perencanaan (Planning), pengorganisasian
(Organizing), pelaksanaan (Actuating), kontrol (Controling) untuk mencapai sasaran/tujuan
secara efektif dan efesien. Efektif yaitu tujuan yang diharapkan dapat dicapai melalui proses
penyelenggaraan yang dilaksanakan dengan baik dan benar serta bermutu, berdasarkan atas hasil
analisis situasi yang didukung dengan data dan informasi yang akurat (evidence based). Efisien
yaitu bagaimana memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk dapat melaksanaan upaya
kesehatan sesuai standar dengan baik dan benar, sehingga dapat mewujudkan target kinerja yang
telah ditetapkan. Siklus manajemen puskesmas yaitu rangkaian kegiatan rutin
berkesinambungan, dipantau secara berkala dan teratur, diawasi dan dikendalikan sepanjang
waktu, agar kinerjanya dapat diperbaiki dan ditingkatkan.

TUJUAN EVALUASI
1) Memberikan informasi kepada pengambil keputusan tentang kebijakan, strategi dan
pelaksanaan program berkait dengan intervensi program yang sedang berjalan maupun di masa
mendatang.
2) Menunjukkan akuntabilitas pelaksanaan dan hasil kinerja program/ kegiatan kepada pihak
yang berkepentingan.

KEGUNAAN EVALUASI
Kegunaan dan pentingnya evaluasi adalah untuk menjamin agar kegiatan yang
dialaksanakan dapat mencapai tujuan yang telah direncanakan.Selain itu juga untuk
mengetahui bahwa kegiatan yang dilakukan adalah tepat sasaran, metode, waktu, biaya
dll. Selain itu untuk pembelajaran, verivikasi dan meningkatkan kualitas manajemen
program, mengidentifikasi strategi yang berhasil dalam rangka ekstensifikasi/ekspansi
dan replikasi, memodifikasi atau memperbaiki strategi yang kurang berhasil, mengukur
keberhasilan dan manfaat suatu intervensi, memberi informasi kepada stakeholders dan
justifikasi atau validasi kepada donor, mitra atau konstituen yang berkepentingan.

TIPE-TIPE EVALUASI
Menurut tahapan pelaksanaan kegiatan/ program:
 Evaluasi pada perencanaan atau ketika kegiatan belum dilaksanakan (feedforward
evaluation)
 Evaluasi pada kegiatan yang sedang berjalan atau pada proses pelaksanaan kegiatan
(concurrent evaluation)
 Evaluasi setelah kegiatan selesai dilaksanakan atau sering disebut sebagai evaluasi akhir
kegiatan/ program (feedback evaluation)
Menurut kriteria kegiatan/ program:
 Evaluasi input, yaitu dilakukan pada semua input yang digunakan dalam kegiatan/
program.
 Evaluasi proses yang dilaksanakan pada proses pelaksanaan kegiatan.
 Evaluasi output yang dilaksanakan pada hasil kegiatan.
 Evaluasi outcome yang dilakukan pada akibat lebih lanjut dari pencapaian output.
 Evaluasi impact, yang dilakukan pada dampak terjadi atau tercapainya outcome.

TAHAPAN PROSES EVALUASI


1. Penetapan indikator pengukuran dan standar pelaksanaan kegiatan
Pada umumnya penetapan indicator dan standar evaluasi telah ditetapkan bersamaan dengan
proses perencanaan. Tujuan, sasaran, kuota, dan target pelaksanaan dapat digunakan sebagai
standar evaluasi. Bentuk standar yang lebih khusus antara lain target cakupan sasaran, target
penurunan AKI dan AKB, Pencapaian standar kualitas ANC dll. Tiga bentuk standar yang
sering dipakai adalah:
 Standar phisik, misalnya cakupan program, kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan dll
 Standar moneter adalah biaya per satuan produk atau sasaran program/kegiatan. Standar
biaya pemulihan balita gizi buruk, standar biaya ANC dll
 Standar waktu, penetapan waktu ideal untuk menyelesai kan kegiatan tertentu atau untuk
pencapaian tujuan tertentu.
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan
Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan yang tepat akan meningkatkan kehandalan
evaluasi. Beberapa pertanyaan penting berikut dapat dipakai sebagai penuntun tahap ini,
yaitu:
 Berapa kali pelaksanaan pengukuran indikator evaluasi harus dilakukan, apakah sekali,
bulanan, tahunan.
 Dalam bentuk apa pengukuran akan dilakukan, apakah dalam bentuk tulisan,
pengamatan, perhitungan.
 Siapa yang akan terlibat dalam pelaksanaan evaluasi, apakah manajer saja atau tim
evaluasi.
 Seberapa mudahkah pengukuran dapat dilakukan, apakah hasilnya dapat diolah dan
dianalisa dengan biaya yang relatif murah.
3. Pengukuran pelaksanaan kegiatan
Pengukuran pelaksanaan dan kinerja kegiatan/program harus dilakukan untuk dapat
melakukan evaluasi kegiatan/ program. Beberapa cara untuk melakukan pengukuran
pelaksanaan atau hasil pelaksanaan kegiatan adalah:
 Pengamatan (observasi)
 Laporan, baik lisan maupun tertulis
 Mertode-metode otomatis
 Inspeksi dan pengujian (test), termasuk menghitung, menimbang, mengukur waktu dll
 Penelitian atau survai sampel
4. Pembandingan hasil ukur dengan standar
Tahap kritis dari proses evaluasi adalah pembandingan hasil pengukuran (pealaksanaan
atau hasil pelaksanaan) kegiatan yang nyata dengan yang direncanakan atau dengan
standar yang ditetapkan. Walaupun tahap ini paling mudah tetapi kompleksitas dapat
terjadi pada saat menginterprestasi adanya penyimpangan. Titik kritis yang penting
lainnya adalah ketika mencari penyebab terjadinya penyimpangan.
5. Merancang dan melakukan tindakan koreksi, bila memang diperlukan
Tahap ini adalah pengambilan keputusan untuk melakukan intervensi (koreksi),
merancang tindakan koreksi berdasarkan temuan penyebab penyimpangan serta
melaksanakan intervensi/tindakan koreksi. Tindakan koreksi mungkin berupa:
 Mengubah standar
 Memperbaiki prosedur, teknologi, metode dalam pelaksanaan kegiatan
 Mengganti kegiatan dengan kegiatan lain yang lebih akuntabel
 Menambah sarana dan prasarana kegiatan
 Mengubah waktu pelaksanaan kegiatan

PERANCANGAN PROSES EVALUASI


Mengacu kepada William H Newman, prosedur perancangan evaluasi terdiri dari 5 langkah
dasar, yaitu:
• Merumuskan hasil yang diinginkan menajer
• Menetapkan penunjuk (indicator atau predictor) hasil
• Menetapkan standar penunjuk dan hasil untuk dapat menilai apakah pelaksanaan suatu
kegiatan dan hasilnya menyimpang dari rencana yang ditetapkan
• Menetapkan jaringan informasi dan umpan balik
- Menetapkan sarana untuk mnegumpulkan data dan informasi penunjuk (indicator)
dan memandingkan nya dengan standar.
- Membangun jejaring informasi
• Menilai Informasi (hasil evaluasi) dan mengambil tindakan koreksi

REFERENSI
Menteri Kesehatan RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2016. Indonesia
Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM. 2020. Modul VI Monitoring
Pengendalian Evaluasi dan Pelaporan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama di
Puskesmas [webpage]. Available from:
https://chpm.fk.ugm.ac.id/index.php/id/home/root/mainmenu/85-id/pml-ntt/640-modulvi
monitoring-pengendalian-evaluasi-dan-pelaporan-pelayanan-kesehatan-tingkatpertama
di-puskesmas. Last accessed 12 Mei 2020. Pusat Kebijakan dan Manajemen
Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai