Anda di halaman 1dari 43

KESETIMBANGAN FASA

widya.w21@gmail.com
08111010280
FASA adalah sejumlah zat yang homogen baik secara kimia maupun fisika, atau
dapat juga dikatakan bahwa sebuah sistem yang homogen adalah suatu fasa.
Secara umum telah dikenal tiga kelompok fasa yaitu;
fasa gas, fasa cair dan fasa padat.

Sifat suatu fasa dinyatakan dengan properti-properti intensif.

Poperti-properti intensif yang diperhatikan adalah :


- Temperatur,
- Tekanan
- Konsentrasi.

Banyaknya properti intensif yang harus ditetapkan atau harus dinyatakan agar
keadaan setimbang tidak menjadi samar-samar bisa dihitung dengan
menggunakan aturan fasa (Phase Rule).
Aturan fasa untuk pertama kali diperkenalkan oleh J. Willard Gibbs
(tahun 1875), tetapi baru dipublikasikan 20 tahun kemudian.
Misalkan pada sebuah sistem terdapat p buah fasa dan C buah komponen yang
tersebar ke dalam setiap fasa, maka derajat kebebasan (degree of Freedom)
atau biasanya juga disebut Varian (f).

Derajat kebebasan (degree of Freedom) adalah banyaknya variabel intensif


yang dapat secara bebas divariasikan tanpa mengubah banyaknya fasa yang ada
pada sistem, atau banyaknya variabel intensif yang harus ditentukan agar nilai
semua variabel yang tersisa dapat diketahui, atau banyaknya variabel intensif
yang digunakan untuk mencirikan suatu sistem, dikurangi dengan banyaknya
hubungan-hubungan atau batasan-batasan yang menghubungkan setiap fasa.

Dengan kata lain, sebuah sistem dengan p buah fasa dan C buah komponen
hanya dijelaskan atau di terangkan keadaan setimbangnya dengan lengkap
apabila diberikan nilai variabel intensif sebanyak f, dengan definisi :

F=C–p+2 (1)
Contoh

Pertimbangkan sebuah sistem yang terdiri dari satu komponen dan satu fasa, dan
keadaannya hanya dinyatakan dengan satu variabel intensif saja, misalnya
temperatur 30 oC. hal seperti ini belum memberikan informasi yang cukup
kepada kita tentang keadaan sistem tersebut, karena temperatur sebesar 30 oC itu
bisa saja berada pada tekanan 0.5 atm, 1 psi, 2 atm dab sebagainya.

Agar sistem itu bisa dinyatakan dengan lengkap maka harus ada variabel intensif
lain yang harus diberikan misalkan tekanannya 1 atm. Dengan adanya dua
variabel intensif yang diketahui nilainya, maka sistem tersebut (1 fasa dan 1
komponen) dan telah dijelaskan dengan sempurna dan memenuhi aturan fasa,
yaitu ;
f = 1- 1 +2 = 2
1. Proses Perubahan Fasa Sistem
Untuk Bahan murni (yaitu Bahan yang mempunyai komposisi kimia tetap), maka
proses perubahan fasa dapat di terangkan sebagai berikut ini.
Ditinjau suatu bejana yang diisi air (T=20 oC ; P = 1 atm) seperti terlihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Proses Perubahan Fasa dari Air


Penjelasannya sebagai berikut :

Air pada suhu 20 oC dan tekanan 1 atm ingin didihkan, titik didih air pada 1 atm adalah
100 oC. oleh karena air pada (a) tersebut masih jauh dari titik didihnya, maka air tersebut
digolongkan ke dalam Subcooled Liquid atau Compressed Liquid.

Pada tekanan 1 atm dan suhu 100 oC air masih tetap dalam fasa cair (liquid), tetapi siap/segera
menguap. Air dengan kondisi demikian disebut Cairan Jenuh (Saturated Liquid).

Selanjutnya sebagian air dalam fasa cair sudah menjadi uap, berarti di dalam sistem sekarang
terdapat dua fasa (air dalam fasa cair dan air dalam fasa uap).

Tekanan dan temperatur dari dijaga konstan (tetap), sehingga sebagian uap siap/segera akan
mengembun, uap demikian disebut dengan uap jenuh (Saturated Vapor/Saturated Steam).

Selanjutnya panas terus saja diberikan kepada sistem dan suhu uap akan naik melebihi suhu
didih air. Uap dengan kondisi demikian disebut uap lewat jenuh (Superheated
Vapor/Superheated Steam).
State-1 sampai dengan state-5 dapat di visualisasikan dalam bentuk grafik
hubungan T versus v seperti berikut ini.

Gambar 2. Diagram Perubahan Fasa hubungan Tv


Apabila percobaan tersebut dilakukan untuk berbagai nilai tekanan (mulai dari
tekanan rendah ke tekanan tinggi), maka suatu saat akan dijumpai suatu titik kritis,
yaitu titik dimana antara fasa cair dan fasa uap memiliki sifat-sifat fisis yang sama.
Untuk air misalnya, titik kritisnya dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 4. Titik kritis air


Untuk mengetahui, apakah suatu zat yang berada pada P dan T tertentu
termasuk ke dalam superheated vapor atau termasuk ke dalam compressed
liquid, maka dapat dilihat dari karakter-karakter berikut.

Gambar 5. Karakter zat pada berbagai keadaan


2. Campuran Jenuh Uap-Cair
Pada region campuran jenuh cair-uap, perlu dipertimbangkan suatu parameter
yang dinamakan dengan Quality (x), yaitu perbandingan massa uap jenuh
dengan massa total campuran jenuh.

dari sini dapat dibuat suatu hubungan antara properti cair jenuh dan properti
uap jenuh seperti berikut ini.

y dapat berupa v, u, dan h tergantung kebutuhan. Misalnya u, maka persamaan


(1-2) menjadi:

keterangan : u = energi dalam rata-rata dalam campuran jenuh


uf = energi dalam cairan jenuh
ug = energi dalam uap jenuh.
Seperti kebanyakan soal dalam bidang Thermodinamika ini adalah sangat
kompleks dan cukup panjang, oleh karenanya dibutuhkan suatu metode analisis
masalah secara sistematis agar dapat dikerjakan dengan pemahaman yang mudah.

Perhatikan Ilustrasi berikut ini.


Sebuah tangki dengan volume 0.1 m3 mula-mula berisi steam dengan tekanan
500 kPa dan temperatur 200 oC. Selanjutnya steam didinginkan sampai
temperatur 50oC. Tentukan berapa jumlah Panas yang dilepaskan selama proses
pendinginan ini berlangsung dan tentukan juga tekanan akhir tangki tersebut.
Penyelesaian :

Step-1: gambarkan atau sketsakan fisik dari sistem yang dimaksud, serta
cantumkan nilai-nilai yang diketahui pada gambar.

Step-2 : lakukan pengecekan terhadap proses yang berlangsung.

Sistem tertutup berarti massa sistem konstan. Dan diketahui bahwa selama
proses berlangsung tidak terjadi perubahan volume sistem, sehingga : v1 = v2
dan W = 0.
Step-3 : Buatlah beberapa Asumsi, jika dianggap perlu.

= 0, karena tidak disebutkan perbedaan ketinggian

= 0, karena tidak dicantumkan perbedaan kecepatan.

Step-4 : Gunakan Prinsip Konservasi Massa dan Energi

m2 = m1 = m massa

energi
Step-5 : gambarkan diagram Proses
Step-6 : menentukan properti yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan
Pendahuluan
• Pengetahuan mengenai topik ini sangat berguna ketika
kita akan mempelajari proses pemisahan (separation
processes)
• Pada kesetimbangan fase, ada tiga kriteria penting yang
perlu diperhatikan, yaitu:
• Temperatur pada kedua fase adalah sama
• Tekanan Parsial setiap komponen di dalam dua fase adalah
sama
• Gibbs free energy' setiap komponen di dalam dua fase adalah
sama.
KESETIMBANGAN FASA

• Kesetimbangan adalah suatu keadaan yang sifatnya statis,


dimana tidak ada perubahan keadaan secara makroskopis di
dalam sistem.
• Dalam suatu kesetimbangan liquid vapor, saat keadaan
setimbang tercapai, maka suhu tekanan, dan komposisi fasa
mencapai harga akhir yang selanjutnya akan tetap.
• Namun, di dalam skala makroskopis, pertukaran molekul
dari satu fasa ke fasa lainnya terus terjadi., karena kecepatan
rata-rata pertukaran itu sama maka dapat dianggap tidak ada
perpindahan molekul
SINGLE COMPONENT
BINARY COMPONENT
MULTI COMPONENT
Single-Component
• Pada temperatur yang ditentukan (temperatur
operasi), tekanan dimana liquid murni akan menguap
(boiled) disebut dengan tekanan uap (vapor
pressure).
• Jika tekanan operasi lebih tinggi dari tekanan uap,
maka liquid tidak akan menguap.
• Vapor pressure sangat bergantung pada temperatur,
contoh: di bumi, pada temperatur 100oC air akan
menguap karena tekanan uapnya pada 1 atm,
• Atau air pada temperatur 20oC hanya akan menguap
jika sistim beroperasi di bawah tekanan 0.023 atm,
yang mana merupakan tekanan uap air pada
temperatur tersebut. Perhatikan!!!!
Binary-system Phase Equilibrium:
phase-diagram
• Ketika kita bekerja dengan campuran liquid yang
akan diuapkan (aplikasi dalam kolom distilasi), akan
muncul pertanyaan: berapa komposisi masing-
masing komponen dalam fase uap? Pertanyaan
yang sama ketika kita ingin mengkondensasi
campuran uap: berapa komposisi komponen dalam
fase cair.
• Fakta: komposisi di dalam fase uap tidak sama
dengan fase cairnya.
• Ketika semua konsentrasi, salah satu temperatur
atau tekanan ditentukan, maka konsentrasi uap dan
liquid dapat dibaca dengan mudah menggunakan
sebuah diagram fase ( phase diagram).
Phase-diagram: Ideal VLE (Raoult’s Law)
• Untuk dapat membaca dan memahami diagram fase,
pertama sekali diperlukan pemahaman mengenai
konsep bubble point dan dew point sebuah campuran
• Titik gelembung (bubble point) adalah titik perubahan
fasa dari cair ke uap
• Titik embun (dew point) adalah titik perubahan fasa
dari uap ke cair.
• Plot dimana bubble dan dew points berada pada
grafik yang sama di sebut: Pxy atau Txy diagram.
Bergantung apakah grafik pada P konstan atau T
konstan; x dan y adalah komposisi untuk liquid dan
uap
P-xy diagrams:Procedures
T-xy diagrams:Procedures
• Diagram fase T-xy
sangat berguna ketika
bekerja pada sistim
isobarik.
• Ujung-ujung dari t-xy
diagram adalah boiling
temperature dari
toluene murni (x = 0)
dan benzene murni (x
= 1) at 760 mmHg.
Contoh 3
Multi-component: Raoults Law
Untuk perhitunga n BUBL P
{x k }dan t : diketahui ; {y k } dan P : di hitung.
Hukum Raoult' s
y k P  xk P sat ( k  1,2,3,..., n)
maka, P x
k
k Pksat (10.17)

Jika nilai P telah diperoleh dari pers (10.17), maka nilai


nilai masing - masing komponen dalam fase uap (y k ) dapat dihitung
dengan hukum raoult' s

Untuk perhitunga n DEW P


Diketahui : {y k } dan t; dihitung : {x k } dan P.
yk P
xk  ( k  1,2,3,...n) ..................(10.18)
Pksat
maka,
yk 1
1  P dan P  ...........(10.19)
k Pksat
(
k
yk
Pksat
)
Multi-component: Raoults Law
Untuk perhitunga n BUBL T
{x k }dan P : diketahui ; {y k } dan t : di hitung.
berdasarka n persamaan (10.17)
Pksat
P  Pi sat
x k
k
Pi sat
Penyelesaian untuk Pi sat
sat
P
Pi sat  dimana  k i  Pk .......(10.20)
 xk  k i
k
Pi sat

Tekanan uap menggunaka n persamaan Antoine


Bk Bi
ln  k i  Ak  Ai   .......... ......(10.21)
t  Ck t  Ci
nilai awal t diberikan dg persamaan :
to  x
k
k t ksat .......... .......... .......... .......... .(10.22)

dengan persamaan (10.20) diperoleh nilai Pisat , selanjutnya nilai t


dihitung ulang dengan persamaan antoine :
Bi
t  - C i .......... .......... .......... (10.23)
Ai  ln Pi sat
selanjutnya nilai Pksat dihitung ulang dg antoine
terakhir, y k dapat dihitung dengan Raoult' s
Multi-component: Raoults Law
Untuk perhitunga n DEW T
{y k }dan P : diketahui ; {x k } dan t : di hitung.
berdasarka n persamaan (10.19)
Pi sat
P
Pi sat
 yk (
k Pksat
)

atau
Pi sat  P  ( y k
k
 ki ) .......... .......... ...(10.24)
Seperti sebelumnya, iterasi dimulai dari persamaan (10.21),
dengan nilai t awal,
to  y
k
k .t ksat .......... .......... ....(10.25)

persamaan (10.24) untuk menghitung Pi sat dan persamaan (10.23)


untuk memperoleh nilai t yang baru. setelah itu dengan t yang baru
hitung nilai Pksat dan hitung nilai x k dengan persamaan (10.18)
NOTE :

DEFINISI- DEFINISI
Bubble point : suhu dimana suatu campuran mulai menguap atau pertama kali
terbentuk sebuah gelembung uap di permukaan cairan. Hal ini menunjukkan
ada fraksi mol di fase uap sama dengan satu, Σ Yi = Σ( Ki. Xi ) = 1,00.
Campuran pada kondisi ini adalah cair jenuh.
Dew point : suhu dimana suatu campuran pertama kali mengembun atau
pertama kali terbentuk sebuah droplet/butiran cairan. Hal ini menunjukkan ada
fraksi mol di fase cair sama dengan satu, Σ Xi = Σ ( Yi/Ki ) = 1,00.
Campuran pada kondisi ini adalah uap jenuh.
Boiling point : nilai TBp = TDp untuk senyawa murni ( single component).
Misal: air pada 1 atm, mempunyai boiling point = titik didih = titik embun = 100 C.
Titik azeotrop : suatu keadaan dimana campuran mempunyai komposisi di
fase uap sama dengan di fase cair, atau TDp = TBp campuran multi
komponen.
Misal : campuran etanol-air pada 1 atm mempunyai titik azeotrop di suhu
78,15 C dengan fraksi mol etanol di fase cair = di fase uap =0,8943.
Hubungan bubble point dan dew point campuran biner :
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai