Anda di halaman 1dari 7

MODUL 02

MENGAMATI TRANSISI FASE ANTARA FASE CAIRAN DAN GAS


PADA TITIK KRITIS
Nermina, Salma Aridha Muflihah, Anggun Yusifa, Indah Permatasari
10218051, 10218032, 10218044, 10218083
Program Studi Fisika, Institut Teknologi Bandung, Indonesia
Email: nirmalanermina@gmail.com

Asisten: Syafira F. A / 10216019


Tanggal Praktikum: (05-02-2020)

Abstrak
Eksperimen mengamati transisi fase antara fase cairan dan gas pada titik kritis bertujuan untuk menentukan gambar
transisisi fase pada 𝑆𝐹6 antara fase cair dan fase gas pada proses pemanasan maupun pendinginan sistem, Gas yang
digunakan dalam percobaan ini adalah salah satu gas nyata, yaitu gas 𝑆𝐹6 . Metode yang digunakan adalah mengatur
termostat pada temperatur 40°C, kemudian memanaskan perangkat yang digunakan, lalu mengambil gambar pada tiga
kondisi temperatur yaitu di bawah, mendekati, dan di atas temperatur kritis kemudian mendinginkan perangkat dan
lakukan pengambilan gambar dengan tiga kondisi syaitu diatas, mendekati dan di bawah temperature kritis. Hasil
pengambilan gambar (foto) tersebut kemudian ditabulasikan dalam dua tabel, yaitu tabel untuk data pada pemanasan
dan pendinginan. Hasil percobaan tersebut kemudian dianalisis untuk setiap kondisi temperatur pada proses
pemanasan dan pendinginan. Dari hasil analisis tersebut, diperoleh kesimpulan yaitu terdapat pemisahan batas fase
pada proses pemanasan dan terdapat pembentukan batas fase pada proses pendinginan. Terdapat juga fenomena
opalescence kritis ketika temperatur sudah mendekati temperatur kritis.
Kata kunci :gas nyata, opalescence, titik kritis, transisi fasa

I. Pendahuluan tekanan gas disebabkan oleh jumlah tumbukan


Tujuan dari praktikum kali ini adalah per satuan luas per detik [4] .
menentukan gambar hasil transisi fase antara Hubungan antara tekanan p, temperature T,
fase cairan dan gas pada gas 𝑆𝐹6 saat proses dan volume molar V dari gas ideal dinyatakan
pemanasan dan menentukan gambar hasil oleh suatu persamaan yang disebut persamaan
transisi fase antara fase cairan dan gas 𝑆𝐹6 saat gas ideal. Untuk 1 mol gas ideal, berlaku
proses pedinginan. persamaan [3] :
Untuk memudahkan dalam mempelajari PV = nRT (1)
sistem gas, maka perlu dibuat beberapa Keterangan:
anggapan dasar mengenai sifat gas, dan P : Tekanan (atm)
selanjutnya gas yang mempunyai sifat sesuai V : Volume molar (𝑚3 /mol)
dengan anggapan dasar tersebut disebut gas n : Jumlah zat (mol)
ideal. Anggapan dasar yang dimaksud adalah R : Tetapan gas (8.314 J/mol K)
sebagai berikut [4] . T : Temperatur (K)
a. Volume molekulnya sendiri diabaikan Ketika gas ideal dikompresi atau
terhadap volume ruang yang ditempatinya. dimampatkan pada temperatur konstan, maka
b. Gaya tarik antar molekul sangat kecil peningkatan tekanan tersebut akan berbanding
sehingga dapat diabaikan. terbalik dengan volume sesuai gambar di
c. Tumbukan antar molekul/partikel dan bawah [3] .
juga tumbukan partikel pada dinding tabung
bersifat elastis, sehingga setelah partikel
bertumbukan sistem tidak mengalami perubahan
energi.
d. Tekanan disebabkan oleh tumbukan
partikel pada dinding tabung. Besar kecilnya
horizontal dapat dijadikan sebagai titik balik
yang disebut sebagai titik kritis. Parameter lain
yang terkait dengan titik kritis adalah tekanan
kritis pc, volume molar kritis Vc. dan temperatur
kritis Tc. Pada saat temperatur zat lebih tinggi
daripada temperatur kritis, zat tersebut
berbentuk gas pada seluruh tekanan, dan
karakteristik isotermal sesuai dengan persamaan
van der Waals, yang menyerupai persamaan
keadaan untuk gas ideal [3] .
Untuk gas SF6, nilai-nilai variabel p, V, dan T
adalaha:
Gambar 1. Bentuk diagram pV gas ideal
Temperatur kritis: Tc = 318.7 K = 45.55 °C
pada kondisi isotermal [1] Tekanan kritis: pc = 37.6 bar
Sebagian besar gas nyata mendekati sifat- Volume molar kritis: Vc = 200 cm3 /mol
sifat gas ideal ketika mereka cukup jauh dari Dalam hal ini persamaan van der Waals
titik kondensasi. Ketika gas mendekati titik menyimpang dari teori yang ada: Pada
kondensasi, yaitu pada tekanan tinggi p atau temperatur konstan, perubahan volume
suhu rendah T, sifat-sifatnya menyimpang mengubah proporsi uap campuran, tetapi tidak
secara signifikan dari sifat gas ideal. Perilaku mengubah tekanan. Bagian kurva yang
gas nyata kira-kira dijelaskan oleh persamaan digambar dengan tanda hubung dan sesuai
persamaan van der Waals [3] . dengan persamaan van der Waals, harus diganti
𝑎
(𝑃 + 2 ) (𝑉 − 𝑏) = 𝑅𝑇 (2) oleh bagian kurva horizontal. Hal ini
𝑉
Keterangan: menunjukkan tekanan uap saat uap dan cairan
P : Tekanan (atm) berada pada kesetimbangan yang berkaitan satu
V : Volume (𝑚3 ) sama lain. Seperti cairan dan gas yang memiliki
R : Tetapan gas (8.314 J/mol K) kerapatan yang berbeda, mereka umumnya
T : Temperatur (K) dipisahkan oleh gravitasi. Densitas gas
a,b : Konstanta meningkat seiring peningkatan temperatur. Pada
Dalam persamaan ini, van der Waals yang temperatur kritis, kepadatan tersebut adalah
bergantung pada zat a, b menandakan identik. Cairan dan gas yang tidak bisa lagi
ketertarikan timbal balik dari partikel gas dan dibedakan; mereka benar-benar tercampur [3] .
volume efektif gas [3] . Saat campuran mendekati titik kritis,
hamburan cahaya dalam ruang bertekanan
mencapai tingkat yang sangat tinggi. Fenomena
ini disebut opalescence kritis, dan disebabkan
oleh variasi dalam kepadatan, yang meningkat
secara signifikan mendekati titik kritis karena
kompresibilitas besar dan resistensi terhadap
perubahan densitas yang rendah. Cahaya dengan
panjang gelombang pendek dihamburkan,
sementara cahaya dengan panjang gelombang
panjang akan berlanjut dalam jalurnya [3] .
Fenomena ini dapat diamati secara langsung
dalam ruangan atau diproyeksikan ke layar.
Gambar 2. Diagram pV Gas Nyata pada Kondisi
Isotermal [3] II. Alat dan Bahan
Pada gambar 2 menunjukkan diagram PV 1. 1 Tabung tekanan
gas nyata pada kondisi isotermal. Kurva 2. 1 Lampu 6V/30W
isotermal yang bersinggungan dengan garis 3. 1 Wadah lampu
4. 1 Kondensor bundar gambar Setelah semua pengaturan alat selesai,
5. 1 Transformator, 6V AC, 12V AC, proses pemanasan sistem dapat dimulai.
30VA Untuk proses pemanasan sistem, ruangan di
6. 1 Small optical bench sekitar layar dipastikan cukup gelap dengan
7. 1 Lensa dan tempatnya, t = 100 mm menyekat layar untuk proyeksi gambar dengan
8. 4 Multi pegangan Leybold kardus. Setelah itu, proses pemanasan dimulai
9. 1 Tempat dudukan besar, V-shape dengan menekan tombol enter pada generator uap.
10. 1 Termostat sirkulasi 30°C - 100°C Saat proses pemanasan dapat dilakukan
11. 2 Selang silikon i.d. 7x1.5 mm, 1 m pengambilan foto proyeksi dari gas SF6.
12. 1 Termometer digital dengan satu Pengambilan data dilakukan dengan cara
mengambil foto pada gambar proyeksi yang
masukan
tampak pada layar pada saat temperatur lebih
13. 1 Sensor temperature NiCr-Ni
rendah daripada titik kritis, temperatur mendekati
14. Kain lap atau kanebo
temperatur kritis, dan temperatur lebih tinggi dari
15. 1 gelas air mineral es batu titik kritis. Nilai temperatur dapat diamati pada
termostat sirkuasi.
III. Metode Percobaan Untuk proses pendinginan sistem,
Hal pertama yang dilakukan adalah generator uap dimatikan. Kemudian, perangkat
mempersiapkan percobaan dengan memastikan tersebut dibiarkan sampai temperaturnya
alat sudah diatur seperti gambar 3 di bawah dan
mendekati temperatur awal yaitu 40 °C. Untuk
wadah air pada generator uap pastikan sudah
dapat mempercepat proses pendinginan, dapat
kosong.
dengan meletakkan kanebo basah di atas ruang
bertekanan. Pada saat penurunan temperatur
tersebut, dilakukan pengambilan data dengan
cara mengambil foto pada gambar proyeksi
yang tampak pada layar. Pengambilan gambar
dilakukan pada 3 keadaan, yaitu ketika
temperatur lebih tinggi dari temperatur kritis,
temperatur mendekati temperatur kritis, dan
temperatur di bawah temperatir kritis. Nilai
temperatur tersebut dapat diamati pada
termostat sirkuasi. Nilai temperatur kritis pada
proses pendinginan adalah nilai temperatur
Gambar 3. Skema eksperimental dengan titik ketika batas antara fase cairan dan fase gas
pengukuran temperatur secara skematik[3]
mulai tampak pada gambar proyeksi di layar.
Kemudian, isi wadah air pada generator Setelah percobaan selesai dilakukan,
uap dengan air keran menggunakan selang matikan perangkat dengan menekan tombol
sampai batas garis yang tertera pada wadah power dan mencabut dari sumber listrik.
tersebut, tutup wadah air agar tidak keluar saat Kemudian, air yang terdapat dalam wadah pada
dilakukan pemanasan maupun pendingian. generator uap dibuang.
Setelah itu, perangkat dihidupkan dengan Hipotesis dari percobaan penentuan gambar
menghubungkan dengan sumber listrik. Setelah proyeksi transisi fase pada proses penmanasan
dihubungkan dengan sumber listrik, tekan adalah fase cair akan berkurang dan batas antar
tombol power pada perangkat. Pada generator fase memudar seiring dengan meningkatnya
uap, temperatur diatur pada temperatur 40 °C temperatur serta fase cair akan menjadi lebih
dengan cara menekan tombol - tombol untuk keruh jika temperatur mendekati temperatur
mengatur temperatur. Kemudian, sensor kritis. Hal ini terus terjadi sampai tidak ada fase
temperatur pada termostat sirkulasi dimasukkan cair yang tersisa dan hanya terdapat gelembung-
ke lubang yang terletak di atas ruang bertekanan gelembung gas pada fase gas sampai pemanasan
dan hidupkan lampu untuk memproyeksikan dimatikan. Hipotesis dari percobaan penentuan
gambar proyeksi transisi fase pada proses
pendinginan adalah fase gas akan berkurang dibedakan lagi. Dalam hal ini persamaan van der
seiring dengan menurunnya temperatur. Pada Waals menyimpang dari teori yang ada yaitu
temperatur kritis, garis batas antara fase gas dan pada temperatur konstan, perubahan volume
fase cair mulai terbentuk kembali. Ketika
temperatur sudah lebih rendah dari temperatur mengubah proporsi uap campuran, tetapi tidak
kritis, maka fase cair akan bertambah. tekanannya. Hal ini menunjukkan tekanan uap
saat uap dan cairan berada pada kesetimbangan
IV. Data dan Pengolahan data
yang berkaitan satu sama lain.
Dari percobaan yang telah dilakukan,
diperoleh data berupa gambar proyeksi kondisi Fenomena opalescence kritis yaitu
perubahan fase pada ruang bertekanan yang fenomena saat campuran mendekati titik kritis,
berisi gas 𝑆𝐹6 pada saat pemanasan dan hamburan cahaya dalam ruang bertekanan
pendinginan sistem yang dapat dilihat pada mencapai tingkat yang sangat tinggi yang
Tabel 1 dan Tabel 2 pada bagian Lampiran.
disebabkan oleh varasi dalam kepadatan yang
V. Pembahasan meningkat secara signifikan mendekati titik
Pada saat proses pemanasan sistem, kritis karena kompresibilitas besar dan resistensi
terdapat tiga tampilan yang ditunjukkan oleh terhadap perubahan densitas rendah. Hal ini
ruang bertekanan yaitu saat temperatur di bawah berhubungan dengan data yang telah diperoleh
temperatur kritis (T<𝑇𝑐 ), saat temperatur dari percobaan dimana garis batas menjadi
mendekati temperatur kritis (T ≈ 𝑇𝑐 ), dan saat abstrak saat mendekati titik kritis, dimana
temperatur di atas temperatur kritis (T>𝑇𝑐 ). pengaburan (menjadi abstrak)nya garis pembatas
Ketika T<𝑇𝑐 tampilan pada layer proyeksi yang dalam ruang bertekanan dikarenakan hamburan
didapat yaitu terdapat garis pembatas antara fasa cahaya yang sangat tinggi saat mendekati titik
gas dengan fasa cair. Seiring dengan kenaikan kritis. Pada keadaan tersebut, hamburan cahaya
temperature fase cair semakin berkurang dan sangat besar sehingga zat tampak putih susu
berwarna lebih gelap. Saat T ≈ 𝑇𝑐 garis batas dalam cahaya yang dipantulkan dan tampak
antara fasa gas dan cair perlahan menghilang coklat gelap dalam cahaya yang ditransmisikan.
atau mulai menjadi abstrak karena mendekati Faktor yang menyebabkan fenomena
titik kritis, dimana hal tersebut terjadi karena opalescense kritis adalah kenaikan dan
terdapat fenomena opalescence kritis sehingga penurunan temperatur (fluktuasi) yang besar
menyebabkan wujud fasa cairan dan gas tidak pada wilayah kritis. Pada saat keadaan
bisa dibedakan lagi atau sudah tercampur. temperatur sistem mendekati temperatur kritis,
Ketika T>𝑇𝑐 garis pembatas antara gas dan bagian fase cair berwarna lebih tua daripada saat
cairan sudah hilang, karena saat temperatur temperatur di bawah temperatur kritis. Fase
melebihi titik kritis maka campuran tadi berubah cairan akan tampak coklat gelap pada cahaya
menjadi gas seluruhnya. yang ditransmisikan karena tidak ada
Dari hasil yang telah didapat diketahui pemantulan cahaya.
bahwa ketika hampir mencapai titik kritis terjadi Zat yang digunakan berupa 𝑆𝐹6 karena, gas
fasa yang tidak jelas antara cairan dan gas 𝑆𝐹6 adalah unsur campuran gas yang tidak
dimana kedua fasa sudah tidak bisa beracun, tidak berwarna, dan tidak mudah
terbakar. Sampai temperatur 500°C, gas ini
mempunyai susunan molekul yang sangat stabil
mendekati sifat gas mulia [2] .
VI. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan berdasarkan VII. Daftar Pustaka
hasil eksperimen Menentukan Transisi Fase [1] Anonim. Hukum – hukum Gas Ideal.
antara Fase cairan dan Fase gas sebagai berikut: College Loan Consolidation.
1. Pada percobaan menentukan gambar https://fisikazone.com/hukum-hukum-gas-
transisi fase antara fase cair dan fase ideal/ 2020 (Diakses pada 8 Februari
gas pada saat pemanasan sistem, 2020)
diperoleh hasil percobaan, yaitu [2] Setiono, Iman. Gas SF 6 (Sulfur Hexa
berupa gambar tersebut pada keadaan Fluorida) Sebagai Pemadam Busur Api
temperatur di bawah titik kritis, Pada Pemutus Tenaga (PMT) Di Saluran
mendekati titik kritis, dan di atas titik Transmisi Tegangan Tinggi.
kritis. Gambar perubahan fase
file:///C:/Users/WINDOWS%2010/Downl
tersebut dan penjelasannya terdapat
oads/14676-46493-1-PB.pdf (Diakses
pada tabel 1 pada lampiran. Terdapat
pemisahan pada batas fase antara fase pada 8 Februari 2020)
cairan dan fase gas ketika pemanasan [3] Manual Book Leybold Didactic P.2.4.3.1
di atas temperatur kritis. Terdapat Observing a mixture of liquid and gas at
juga fenomena opalescence kritis jika the critical point. 1-4 (Diakses pada 6
temperatur sudah mendekati Februari 2020)
temperatur kritis. [4] Sumarna, Omay. Modul Kuliah Kimia
2. Pada percobaan menentukan gambar Fisika I. Universitas Terbuka
transisi fase antara fase cair dan fase http://repository.ut.ac.id/4596/2/PEKI42
gas pada saat pendinginan sistem, 06-M1.pdf. (Diakses pada 6 Februari
diperoleh hasil percobaan, yaitu 2020)
berupa gambar tersebut pada keadaan
temperatur di bawah titik kritis,
mendekati titik kritis, dan di atas titik
kritis. Gambar perubahan fase
tersebut dan penjelasannya terdapat
pada tabel 2 pada lampiran. Saat
temperatur mulai mendekati titik
kritis cairan mulai terbentuk kembali
dan terlihat batas fase antara fase gas
dan cair.
LAMPIRAN
a. Saat melakukan kenaikan temperatur

Tabel 1. Data hasil pengamatan gas 𝑆𝐹6 saat temperatur dinaikkan


Temperatur T (°C) Gambar Uraian Gambar
saat
T < Tc 37 Pada gambar tersebut cairan
berada di atas garis batas. Garis
batas antar fase masih terlihat
dengan jelas

T ≈ Tc 41.4 Pada gambar mulai terlihat warna


air yang berubah menjadi keruh
saat temperatur telah mendekati
temperatur kritis yang dinamakan
dengan fenomena opalescence
kritis.

T > Tc 48.4 Pada saat temperatur sudah diatas


temperature kritis maka seluruh
gas SF6 telah berubah fase
menjadi gas.
b. Saat melakukan penurunan temperatur

Tabel 2. Data hasil pengamatan gas 𝑆𝐹6 saat temperatur diturunkan

Temperatur T (°C) Gambar Uraian Gambar


saat
T > Tc 48.4 Pada gambar tersebut gas SF6
masih dalam keadaan fase gas.

T ≈ Tc 42.8 Pada temperatur mulai mendekati


temperatur kritis maka mulai
terdapat fase cairan yang ditandai
dengan adanya garis batas antara
fase cairan dan fase gas.

T < Tc 36.8 Pada temperatur tersebut fase


cairan terus bertambah seiring
dengan penurunan temperatur

Anda mungkin juga menyukai