Anda di halaman 1dari 56

VOLUMETRIC

PROPERTIES OF PURE
FLUIDS
Dosen Pengampu Mata Kuliah :
Dr. David Bahrin, S.T., M.T.

KELOMPOK 4
KELAS A INDRALAYA
Teknik Kimia 2022
ANGGOTA KELOMPOK 4 :
1. Aiman Dzaky Al-Abror (03031182227009)

2. Cristian Aleksander M (03031282227055)

3. DANIEL (03031182227005)

4. M. Arifal Fikri (03031282227057)

5. M. Rangga Perdana (03031282227029)

6. Syakila Pricilia (03031282227019)


PVT Behavior of Pure Substance

Perubahan keadaan pada zat ditampilkan pada


grafik diatas, isotermal pada garis horizontal
dan juga isobarik pada garis vertikal
Region Di
Luar Grafik
Region yang lebih tinggi dari
Pressure Critical (Pc) dan
Temperature Critical (Tc)
Pada umumnya, sifat-sifat
ditandai dengan nama Fluid
liquid dan gas adalah berbeda.
Region, karena tidak ada proses
Namun, jika temperatur
yang bisa dimulai jika melewati
dinaikkan menuju ke garis
garis putus-putus pada grafik.
kesetimbangan maka sifat-
sifatnya akan sama dan
menghilangnya meniskus pada
air.
PV
Diagram

Pada gambar (b) terdapat beberapa garis. Terdapat juga T1 dan T2 yang merupakan
subcritical temperature. Pada kurva B hingga C menggambarkan single-phase liquids
pada temperatur untuk penguapan. Pada C hingga D, yaitu single-phase uap dalam
keadaan temperatur untuk proses kondensasi. Pada grafik juga dijelaskan adanya
subcooled liquid yang berada di kiri saturated-liquid kurva BC dan juga superheated vapor
yang beerada di kanan saturated-vapor kurva CD.
Critical
Behavior
Titik-titik pada grafik
menandakan proses seperti
pada grafik di samping. Jika
sebuah tabung diisi oleh
diantara liquid ataupun gas,
maka proses pemanasan
berganti seperti garis putus-
putus pada grafik. Contohnya
adalah subcooled liquid dari
titik E ke F dan superheated
vapor pada titik G ke H.
Single-Phase
Region Persamaan diatas dapat
Persamaan Gas Ideal P V = n R T dikembangkan menjadi:
memiliki validasi untuk gas
bertekanan rendah.

Sebuah persamaan dapat


diselesaikan dengan
menggunakan tiga kuantitas P, V Tidak ada persamaan yang
ataupun T sebagai fungsi untuk dapat digunakan pada
dua kuantitas lainnya. Contohnya incompressible fluid atau larutan
adalah V sebagai fungsi dari T tak termapatkan karena volume
dan P. Sehingga V= V(T,P) dan: tidak akan berubah dengan
pengaruh suhu dan temperatur.
VIRIAL EQUATIONS OF STATE
Pada Vapor – Phase Isotherm seperti T1 pada Gambar 3.2
b, merupakan kurva yang relatif sederhana dimana V
berkurang seiring bertambahnya P.

Data PVT menunjukkan bahwa pemotongan pada tekanan


rendah setelah dua periode seringkali memberikan hasil
yang memuaskan
Ideal- gas
temperatures; universal
gas constant
parameter a ditemukan melalui
eksperimen sebagai fungsi suhu
yang sama untuk semua spesies
kimia. Hal ini ditunjukkan dengan
pengukuran volume sebagai fungsi P
untuk berbagai gas pada suhu
konstan

Gambar 3.4. misalnya, adalah plot PV


vs. P untuk empat gas pada suhu
triple-point air. Nilai batas PV sebagai
P→ 0 adalah sama untuk semua gas.
Dalam batas ini (dilambangkan
dengan tanda bintang).
Ideal- gas
temperatures;
universal gas
Sifat gas ini adalah dasar untuk
constant menetapkan skala suhu absolut. Yang
diperlukan hanyalah penetapan hubungan
fungsional f(7) secara sewenang-wenang
dan penetapan nilai tertentu pada satu titik
pada skala. Prosedur paling sederhana,
yang diadopsi secara internasional untuk
menentukan skala Kelvin (Bagian 1.5

Persamaan. (3.9) menetapkan skala


suhu gas ideal. Konstanta
proporsionalitas R dalam
Persamaan.(3.7)disebut kandungan gas
universal
Ideal- gas temperatures;
universal gas constant
Persamaan (3.9) menetapkan skala suhu Kelvin di seluruh
rentang suhu dimana nilai (PV)" dapat diakses secara
eksperimental

molekul-molekul penyusun gas menjadi semakin terpisah


seiring dengan penurunan tekanan. dan volume molekul itu
sendiri menjadi semakin kecil fraksi volume toul yang
ditempati oleh gas.

Selain itu, gaya tarik menarik antar molekul menjadi semakin


kecil karena semakin jauhnya jarak antar molekul (Bagian 16.1).
Pada batasnya, adalah P 0, molekul-molekul dipisahkan oleh
jarak tak terhingga. Volumenya menjadi dapat diabaikan
dibandingkan dengan volume total gas, dan gaya antarmolekul
mendekati nol. Kondisi ini menentukan keadaan gas ideal,
Ideal- gas
temperatures; universal
gas constant
Karena data PVT pada kenyataannya Melalui penggunaan faktor konversi,
tidak dapat diambil pada tekanan R dapat dinyatakan dalam berbagai
nol, data yang diambil pada tekanan satuan. Biasanya digunakan
terbatas diekstrapolasi ke keadaan
tekanan nol. Ditentukan seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 3.4. nilai
yang diterima (PV); adalah 22.711,8
cm bar mol. mengarah ke valse R
berikut:
Two forms of the virtual equation
Properti termodinamika bantu yang berguna ditentukan
oleh persamaan:

Properti termodinamika bantu yang berguna ditentukan


oleh persamaan:

Ekspresi alternatif untuk Z juga umum digunakan

Kedua persamaan ini dikenal sebagai ekspansi virial, dan


parameternya B', C'. D', dst., dan B.C.D, dst., disebut koefisien virial.
Parameter B' dan B adalah koefisien virial kedua; C dan C adalah
koefisien virial ketiga: dan seterusnya. Untuk gas tertentu, koefisien
virial hanyalah fungsi suhu saja
Two forms of
the virtual
equation Mereka hanya berlaku untuk dua ekspansi
virial sebagai deret tak hingga, namun
merupakan perkiraan yang dapat diterima
untuk bentuk terpotong yang digunakan
dalam praktik.

persamaan virial adalah satu-satunya


persamaan yang didasarkan pada mekanika
statistik, yang memberikan signifikansi fisik
pada koefisien virial. Jadi, untuk pemuaian
dalam 1/V, istilah B/V muncul karena interaksi
antara pasangan molekul (Bagian 16.2);

istilah C/V², karena interaksi tiga benda

kontribusi terhadap Z dari suku-suku yang


berurutan lebih tinggi menurun dengan
cepat.
PVT Behavior of Pure Substance

Perubahan keadaan pada zat ditampilkan pada


grafik diatas, isotermal pada garis horizontal
dan juga isobarik pada garis vertikal
The Ideal Gas

Internal Energy :

Interaksi Molekul terdapat pada real gas bertekanan tinggi


P diakibatkan karena gaya antar molekul, jika tidak ada gaya
antar molekul, maka :

Gas Ideal termasuk sifat hypothetical gas tanpa gaya


intermolekul dan P = 0, maka :
Hubungan Properti Gas
Ideal

Heat Capacity (V Konstan)


Perubahan Internal
Energy untuk Gas Ideal

∆U tidak tergantung dari jalan


proses
Q tergantung pada temperatur
dan jalan proses
Perubahan Energi
Dalam Gas Ideal
Grafik energi dalam sebagai suatu fungsi volume
molar dengan suhu sebagai parameter.
U tidak tergantung pada V, maka plot dari U
vs V pada suhu konstan adalah garis
horizontal
Jika temperatur berbeda, U memiliki
perbedaan nilai, dengan garis terpisah untuk
setiap suhu
Satu untuk suhu Tl dan satu untuk suhu
yang lebih tinggi T2
Garis putus-putus yang menghubungkan
titik a dan b mewakili proses volume konstan
(suhu meningkat dari TI ke T2 dan energi
dalam berubah sebesar AU = U2 - U1)
Garis putus-putus yang menghubungkan
titik a dan c serta titik a dan d mewakili
proses-proses lain yang tidak terjadi pada
volume konstan tetapi juga mengarah dari
suhu awal Tl ke suhu akhir T2.
Persamaan Perhitungan Proses:
Gas Ideal

Ingat Bahwa:

Maka:
Proses Isothermal
T Konstan (dt = 0)

Dari persamaan didapatkan


bahwa:
Proses Isobaric Proses Isobaric
P Konstan V Konstan
Proses
Adiabatik
Proses adiabatik tidak
terdapat perpindahan
panas antara sistem dan
lingkungan
Proses Polytropic

Nilai δ memberikan
karakterisasi jalan proses
polytropic

δ = o (isobaric proses)
δ = 1 (Isothermal process)
δ = γ (Adiabatic process)
δ = ∞ (Isochoric Process)
Proses Irreversible
Persamaan perubahan state function (U, H) :
Digunakan untuk proses reversible dan irreversible
pada sistem terbuka dan sistem tertutup karena
perubahan state function tergantung pada keadaan
awal dan akhir system

Perhitungan W pada proses Irreversible :


Tentukan W untuk proses reversible
Wxη → untuk proses yang menghasilkan kerja
W/η → untuk proses yang membutuhkan kerja
η = effisiens
APPLICATION OF THE VIRIAL EQUATIONS
Pada gambar menunjukkan grafik faktor
Grafik faktor kompresibilitas
untuk metana kompresibilitas untuk metana. Nilai faktor
kompresibilitas Z (yang dihitung dari data
PVT untuk metana dengan persamaan
penentu Z = PV/RT). tekanan untuk
berbagai temperatur konstan. Isoterm
yang dihasilkan menunjukkan secara grafis
ekspansi virial pada P yang ingin
direpresentasikan secara analitis. Semua
isoterm berasal dari nilai Z = 1 untuk P = 0
dan isotermnya berbentuk garis hampir
lurus pada tekanan rendah. Jadi garis
singgung isoterm pada P = 0 merupakan
perkiraan isoterm yang baik dari P = 0
hingga tekanan berhingga.
APPLICATION OF THE VIRIAL EQUATIONS

Persamaan ini menyatakan proporsionalitas


langsung antara Z dan P. dan sering diterapkan
pada uap pada suhu subkritis hingga tekanan
jenuhnya. Pada suhu yang lebih tinggi ini
memberikan perkiraan yang masuk akal untuk
gas hingga tekanan beberapa bar, dengan
kisaran tekanan meningkat seiring dengan
peningkatan suhu.
APPLICATION OF THE VIRIAL EQUATIONS

Persamaan virial yang dipotong menjadi tiga


suku sering kali memberikan hasil yang sangat
baik. Persamaan ini dapat diselesaikan secara
langsung untuk tekanan, tetapi volumenya
kubik.
APPLICATION OF THE VIRIAL EQUATIONS

Koefisien virial B dan C untuk Nilai C. seperti nilai B, bergantung pada


nitrogen gas dan suhu. Namun, yang diketahui
tentang koefisien virial ketiga jauh lebih
sedikit dibandingkan koefisien virial
kedua, meskipun data untuk sejumlah
gas dapat ditemukan dalam literatur.
Karena koefisien virial melebihi sepertiga
jarang diketahui dan karena perluasan
virial dengan lebih dari tiga suku menjadi
sulit dilakukan. penggunaannya jarang
terjadi.
APPLICATION OF THE VIRIAL EQUATIONS
Pada gambar mengilustrasikan pengaruh
suhu terhadap koefisien virial B dan C
Koefisien virial B dan C untuk
nitrogen
untuk nitrogen walaupun nilai numeriknya
berbeda untuk gas lain. Pada kurva
menunjukkan bahwa B meningkat secara
monoton dengan T. Namun, pada suhu
yang jauh lebih tinggi dari yang
ditunjukkan, B mencapai maksimum dan
kemudian menurun secara perlahan.
Ketergantungan C pada suhu lebih sulit
ditentukan secara eksperimental, tetapi
ciri-ciri utamanya jelas. C bernilai negatif
pada suhu rendah, melewati maksimum
pada suhu mendekati suhu kritis, dan
kemudian menurun secara perlahan
seiring dengan meningkatnya T.
APPLICATION OF THE VIRIAL EQUATIONS

Persamaan virial ketika diperluas, dimana Ao,


Bo, Co, a, b, c, alpha dan gamma semuanya
konstan untuk fluida tertentu.
Cubic Equation of State
(EOS)
Cubic Equation of State (EOS) adalah salah
satu jenis persamaan keadaan yang
digunakan dalam kimia fisik dan
termodinamika untuk menggambarkan
hubungan antara tekanan (P), volume molar
(V), dan suhu (T) dari suatu zat dalam
keadaan termal dan tekanan tertentu.
Persamaan ini disebut "cubic" karena
melibatkan suku-suku berpangkat tiga
dalam persamaannya.
THE VAN DER WAALS OF STATE

Persamaan ini adalah salah satu persamaan keadaan


paling sederhana dan pertama kali diusulkan oleh
Johannes Diderik van der Waals pada tahun 1873.
Persamaan VdW menggambarkan zat sebagai partikel
dengan volume dan berinteraksi satu sama lain dengan
gaya tarik dan tolak yang berdasarkan pada parameter b
yang mencerminkan ukuran partikel dan a yang
mencerminkan kekuatan interaksi antar partikel.
THE VAN DER WAALS OF STATE

Isotherms as given by a cubic equation of state


A Generic Cubic
Equation of State
Persamaan Keadaan Kubik Generik adalah
salah satu bentuk persamaan keadaan yang
digunakan dalam kimia fisik dan
termodinamika untuk menggambarkan
perilaku zat pada berbagai suhu dan
tekanan. Persamaan ini dikenal sebagai
"kubik" karena melibatkan suku-suku
berpangkat tiga dalam persamaannya.
Persamaan ini dapat digunakan untuk
mengestimasi tekanan, volume, dan suhu zat
dalam berbagai kondisi.
Determination of Equation-
of-State Parameters
Determinan dari Parameter Persamaan
Keadaan (Equation-of-State Parameters)
adalah istilah yang digunakan dalam konteks
persamaan keadaan (EOS) dalam kimia fisik
dan termodinamika. Ini adalah sebuah
konsep yang digunakan untuk mengukur
sejauh mana suatu persamaan keadaan
mewakili perilaku fisik sebenarnya dari zat
yang sedang dipelajari.
Konstanta dalam persamaan keadaan
untuk zat tertentu dapat dievaluasi
dengan menyesuaikan dengan data P VT
yang tersedia. Untuk persamaan keadaan
kubik, perkiraan yang sesuai biasanya
diperoleh dari nilai konstanta kritis Tc dan
Pc. Karena isotermik kritis menunjukkan
infleksi horizontal pada titik kritis
Theorem of Corresponding
States and Acentric Factor
Teorema Keadaan yang Sama (Theorem of Corresponding
States) dan Faktor Acentrik (Acentric Factor) adalah
konsep-konsep penting dalam kimia fisik dan
termodinamika yang digunakan untuk menggambarkan
perilaku zat dalam berbagai kondisi termal dan tekanan.
Vapor & Vapor-Like Roots of the
Generic Cubic Equation of State
Dalam konteks Persamaan Keadaan Kubik Generik (Generic Cubic
Equation of State), kita dapat memahami istilah "Vapor" dan "Vapor-Like
Roots" sebagai solusi-solusi dari persamaan tersebut yang merujuk pada
perilaku fase gas atau gas-like dari suatu zat. Ini adalah konsep penting
dalam memodelkan perubahan fase zat, seperti kondensasi (berubah dari
gas ke cairan) dan evaporasi (berubah dari cairan ke gas), serta dalam
memahami fase gas. Dalam persamaan keadaan kubik generik yang
umumnya dinyatakan sebagai berikut:
Liquid & Liquid-Like Roots of the
Generic Cubic Equation of State
Dalam konteks persamaan keadaan kubik generik, seperti
Persamaan Van der Waals atau Persamaan Redlich-Kwong, terdapat
akar-akar yang disebut "Liquid Roots" dan "Liquid-Like Roots." Ini
merujuk pada kondisi fisik di mana akar-akar dari persamaan
tersebut menggambarkan perilaku zat dalam fase cair atau fase
yang menyerupai fase cair.
Generalized
Correlation for Liquids Masalah?
Volume Molar dari suatu liquid
dapat dihitung dengan cara
generalized cubic equations of
state.
Berikut adalah rumus untuk
saturated liquid:

Reduced Density dan Density at Critical Point


generalized correlations
for gases
Korelasi umum untuk gas adalah sebuah pendekatan
matematis yang digunakan untuk memodelkan perilaku
gas pada berbagai kondisi, seperti tekanan, suhu, dan
volume. Korelasi ini membantu kita memprediksi sifat-
sifat gas, seperti volume spesifik, kepadatan, viskositas,
dan sebagainya, tanpa harus melakukan eksperimen
fisik secara langsung. Beberapa korelasi yang terkenal
digunakan dalam ilmu termodinamika dan rekayasa
kimia untuk menggambarkan gas adalah Persamaan
Keadaan Ideal Gas, Persamaan Van der Waals, dan
Persamaan Pengoreksi Realitas.
Korelasi Pitzer untuk
Faktor Kompresibilitas

Korelasi Pitzer untuk Faktor Kompresibilitas


(Z) adalah metode yang digunakan
dalam termodinamika untuk memprediksi
atau menghitung faktor kompresibilitas
gas. Korelasi ini memiliki bentuk umum
berikut:
Korelasi Pitzer untuk
Faktor Kompresibilitas
Korelasi Pitzer untuk
Koefisien Virial Kedua
Korelasi Pitzer untuk koefisien virial kedua (B)
adalah metode yang digunakan dalam
termodinamika untuk memprediksi atau
menghitung koefisien virial kedua gas. Koefisien
virial kedua (B) adalah salah satu parameter
yang menggambarkan perilaku fisik gas dalam
kondisi tertentu. Korelasi Pitzer menggambarkan
B sebagai fungsi suhu (T) dan tekanan reduksi
(P_r). Salah satu bentuk umum korelasi Pitzer
untuk B adalah sebagai berikut:
Korelasi untuk Koefisien
Virial Ketiga
Korelasi untuk koefisien virial ketiga (C) adalah
metode yang digunakan dalam termodinamika untuk
memprediksi atau menghitung koefisien virial ketiga
gas. Koefisien virial ketiga (C) adalah salah satu
parameter yang menggambarkan perilaku fisik gas
dalam kondisi tertentu. Korelasi untuk C biasanya
lebih rumit daripada korelasi untuk koefisien virial
kedua (B), karena melibatkan interaksi tiga partikel
gas.
Any Questions?
Pertanyaan:
1. Apakah proses polytropic dapat diterapkan pada gas riil? Jika bisa
bagaimana prosesnya? - Naylla Sabrina (03031282227033)
Jawaban:
Proses polytropic dapat diterapkan pada gas riil, tetapi gas riil
memiliki sifat yang lebih kompleks daripada gas ideal, sehingga gas
riil dapat mengalami deviasi dari hukum gas ideal karena interaksi
antar molekul gas dan perubahan kondisi tertentu.
Proses polytropic pada gas rill:
Tentukan Indeks Polytropic (n)
Analisis Kondisi Awal (P1, V1, T1) dan Akhir (P2, V2, T2)
Hitung Nilai n :
n = (log(P2/P1)) / (log(V1/V2))
Gunakan Persamaan Polytropic :
P.V^n = konstanta

- AIman Dzaky Al-Abror (03031182227009)


Pertanyaan:
2. Pada bagian Application Of The Virial Equations, bagian
Persamaan virial ketika diperluas itu biasanya pengaplikasian
persamaan tersebut digunakan untuk apa saja? - Marshanda Nur
Aprilia (03031182227001)

Jawaban:

Persamaan ini biasanya digunakan dalam industri permiyakan dan


gas alam untuk hidrokarbon ringan dan beberapa gas lain yang
biasa ditemui. -Daniel (03031182227005)
Pertanyaan:
3. Zat murni Pada saat volume dan tekanan kritis, namun dia tidak
pada temperatur krisis apa yang terjadi pada zat murni tersebut?-
Yarsya Novaldi (03031282227045)

Jawaban:

Zat murni tidak bisa dibedakan fasenya karena terjadi pada titik
kritis. Namun, pada titik yang tidak kritis maka zat tersebut bisa
dibedakan fasenya yaitu padat, cairan dan gas yang terlihat jelas. -
Cristian Aleksander M (03031282227055)
Pertanyaan:
4. tolong jeaskan apa peran dari virial equation dalam pemodelan volumetric
properties? - wahyu Irfan Alamsyah (03031282227085)
Jawaban:
Virial equation adalah persamaan matematis yang digunakan dalam
termodinamika untuk memodelkan volumetric properties dari gas nyata.
Persamaan ini membantu dalam menggambarkan hubungan antara
tekanan, volume, suhu, dan kompresibilitas gas dalam berbagai kondisi.
Virial equation memiliki bentuk umum:

Virial equation digunakan untuk mengoreksi perilaku gas ideal sehingga


dapat digunakan dalam kondisi tekanan dan suhu yang berbeda. Ini
membantu dalam pemodelan volumetric properties gas di bawah
berbagai kondisi operasional dan termal.

- Muhammad Rangga Perdana (03031282227029)


Pertanyaan:
5. Mengapa faktor komprebilitas suatu fluida murni dipengaruhi oleh fungsii
tekanan dan temperatur? - M. Thezar. J. Al-Fayed (03031182227081)

Jawaban:

Faktor kompresibilitas suatu fluida murni dipengaruhi oleh fungsi


tekanan dan temperatur karena perubahan tekanan dan suhu dapat
memengaruhi jarak antara molekul-molekul dalam fluida tersebut.
Ketika tekanan ditingkatkan atau suhu diturunkan, molekul-molekul
dalam fluida lebih rapat dan bergerak lebih dekat satu sama lain,
meningkatkan kompresibilitas fluida. Sebaliknya, ketika tekanan
berkurang atau suhu ditingkatkan, molekul-molekul tersebut cenderung
bergerak lebih bebas, mengurangi kompresibilitas fluida. Oleh karena itu,
tekanan dan suhu adalah faktor kunci yang memengaruhi sifat
kompresibilitas fluida murni.

- Syakila Pricilia (03031282227019)


Pertanyaan:
6. Pada virial equation of state,dikatakan bahwa nilai PV
konstan pada gas dan uap ,jadi jelaskan lah kenapa nilai PV itu
konstan pada gas dan uap? -Nauranissa Ardhina
(03031282227049)

Jawaban:
Nilai PV konstan pada gas dan uap karena ini adalah
aproksimasi yang berlaku saat gas mendekati perilaku ideal.
Dalam kondisi ini, interaksi antara molekul gas diabaikan, dan
PV dapat dianggap konstan pada berbagai tekanan dan suhu
sesuai dengan Hukum Gas Ideal, PV = nRT. Namun, ini hanya
berlaku dalam kisaran tertentu dari suhu dan tekanan.

-M.Arifal Fikri (03031282227057)


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai