1. Persamaan Keadaan
Perhatikan gambar di samping ini, berdasarkan
hasil eksperimen, nilai-nilai besaran
termodinamika bergantung satu sama lain.
Apabila volume (V), suhu (T) dan massa (m)
diatur dengan nilai tertentu, maka nilai tekanan
(P) tidak bisa sebarang. Ada hubungan antara
besaran-besaran ini sebagai berikut:
f (P,V,T,m) = 0
Gambar 2.1 Ilustrasi untuk persamaan keadaan Hubungan ini disebut dengan persamaan
keadaan.
Biasanya persamaan keadaan dituliskan berdasarkan sifat-sifat alam, bukan berapa banyak material
berada. Sehingga besaran ekstensif diganti dengan nilai spesifiknya, per unit massa atau per mol.
Coba Saudara tuliskan kembali pengertian besaran ekstensif dan besaran intensif.
Pv
Gambar 2.2. Nilai batas tidak bergantung
T
kepada temperatur berbagai jenis gas.
Sekarang coba Saudara proyeksikan gambar 2.1(permukaan P-v-T gas ideal) pada bidang P-v dan
bidang P-T.
Pada sebuah proses isotermal untuk massa tertentu Robert Boyle pada 1660 menemukan secara
dari gas ideal berlaku : eksperimen bahwa hasil kali tekanan dan volume
Pv=RT=konstan (2.4) adalah hampir konstan untuk massa tertentu ari
gas nyata pada temperatur konstan.
Fakta ini dikenal dengan “ Hukum Boyle”
Pada volume konstan, untuk massa tertentu dari gas Keterangan :
ideal : P = tekanan (N/m2)
P=( )nR
V
T =konstanta x T (2.5)
n = jumlah mol gas (mol)
R = konstanta universal (8,3143 x 103 J/kmol K)
T = temperatur (K)
V = volume (m3)
v = volume spesifik (m3/mol)
Jika tekanan konstan, maka untuk massa tertentu
dari gas ideal :
V=( )nR
P
T =konstanta x T (2.6)
3. Persamaan Keadaan Gas Nyata
a. Persamaan Keadaan Gas Nyata Van der Tabel 2.1. Konstanta a dan b pada persamaan gas
Waals Van der Waals
Jenis Gas a (103 J b (m3/kmol)
( )
a m /kmol )
3 2
P+ 2 ( v −b )=RT (2.7)
v He 3,44 0,0234
Nilai a dan b adalah konstan untuk satu jenis gas H2 24,8 0,0266
tapi berbeda untuk gas yang berbeda. O 2 138 0,0318
Keterangan: CO2 366 0,0429
P = tekanan (N/m )2 H 2 O 580 0,0319
v = volume jenis (m /kmol)
3
Hg 292 0,0055
T = temperatur (Kelvin)
R = 8,31 x 103 J/Kmol K
Sekarang coba Saudara tentukan koefisien virial pertama, kedua, dan ketiga dari gas van der Waals.
Untuk langkah awalnya, Saudara ubah bentuk persamaan gas van der Waals menjadi :
( )
−1
b a
Pv=RT 1− −
v v
a. Kawat Teregang
Kawat yang diberi regangan dapat dilihat sebagai
suatu sistem termodinamika. Kordinat
termodinamikanya adalah:
Gaya tegangan kawat (dalam N)
Panjang kawat L, (dalam m)
Temperatur gas ideal (dalam K)
B. Selaput Permukaan
Terdapat tiga contoh penting dari selaput
permukaan, yaitu:
Bagian atas permukaan cairan dalam
kesetimbangan dengan uapnya
Gelembung sabun atau selaput sabun yang
teregang pada suatu kerangka kawat, yang
terjadi dari dua selaput permukaan dengan
sedikit cairan diantaranya.
Selaput minyak tipis (kadang-kadang
monomolekul) pada permukaan air.
Koordinat termodinamika dari selaput permukaan:
Tegangan permukaan, yang diukur dalam
N/m
Luas selaput A, diukur dalam m2
Temperatur gas ideal
C. Lempengan dielektrik
Apabila zat dielektrik dimasukkan ke dalam medan
listrik E, terjadilah polarisasi partikel (atom atau
molekul) di dalamnya. Polarisasi yang
ditimbulkan oleh E bergantung pada sifat dielektrik
dan temperatur.
Koordinat termodinamika sistem dielektrik:
Intensitas listrik E, dalam V/m
Polarisasi , dalam C.m
Temperatur gas ideal , dalam K
d. Sistem paramagnetik
Bila zat paramagnetik diletakkan dalam medan
magnet yang intensitas magnetinya H, maka pada
zat paramagnetik tersebut timbul momen magnetik
total A yang disebut magnetisasi, dan besarnya
bergantung pada komposisi kimia dan temperatur
dari zat paramagnetik tersebut.
Koordinat termodinamika untuk sistem
paramagnetik:
Intensitas magnetik H, dalam A/m
Magnetisasi M, dalam A.m2
Temperatur gas ideal , dalam K
Sekarang coba Saudara jelaskan persamaan keadaan untuk masing-masing sistem yang dijelaskan
sebelumnya , yaitu untuk kawat teregang, selaput permukaan, sistem dielektrik dan sistem paramagnetik.
Sekarang coba Saudara turunkan persamaan koefisien ekspansi dalam massa jenis ().
b. Kompresibilitas () Persamaannya :
Koefisien ekspansi didefenisikan sebagai
perbandingan antara perubahan volume dengan
¿−
1 V
V P T ( )
(2.12)
volume semula tiap satuan perubahan tekanan Dalam volume jenis, kompresibilitas bisa ditulis:
pada temperatur tetap.
Sekarang coba Saudara turunkan persamaan kompresibilitas dalam massa jenis ().
( )( )( )
P V T
=1
( VP ) =V
T
(2.15)
V T T P P V Bandingkan persamaan (2.14) dan pers (2.15),
( )
V sehingga diperoleh hubungan antara dan :
T P
( )
=−
P
; ❑= P
❑ T V( ) (2.16)
( )
V
P T
T V
( )
¿
1 V
V T P
( )
V
T P
=V (2.14)
dV dT dP
− + =0 (2.10)
V T P
Jika persamaan (.20) diintegrasi, maka solusinya :
ln V −ln T + ln P=ln ( kontant)
PV
=konstan (2.21)
T
Sekarang coba Saudara turunkan persamaan keadaan kawat teregang untuk proses isotermal..
Contoh Soal
1). Sebuah tanki tertutup yang volumenya 2 m3 berisi gas O2 yang bersifat sebagai gas ideal. Bila suhu
gas 40C dan tekanannya 60 atm, hitunglah :
a. Berapa kmol O2 yang ada dalam tanki?
b. Berapa massa O2 dalam tanki ?
c. Berapa tekanan gas bila suhu naik menjadi 400 K ?
d. Pada suhu tetap 40C, sebagian gas dikeluarkan dari tanki, sehingga tekanan gas menjadi 10 atm.
Berapa kmol gas yang keluar ?
Analisis dan solusi :
a. PV =nRT
PV 60 x 1,01325 x 105 x 2
n= = =4,65 kmol
RT 8,3149 x 103 x 313
m
b. n= , m = n x M = 4,65kmol x 32 kg/kmol = 148,8 kg
M
¿ ()
1 v 1 R 1
= x = K−1
v T P v P T
¿ ( ) ( )
1 v
=
1 RT
v P T v P 2
=
RT 1 1
. = ( N /m2 )
Pv P P
1
Uji Kemampuan
1. Gambar berikut ini menunjukkan lima proses, a – b, b – c, c – d, d – a, dan a – c, yang diplot pada
bidang P-v untuk gas ideal pada sistem tertutup.
2. Perhatikan gambar pada soal no (1), Jika P2 = 10 x 103 N/m2 , P1 = 4 x 105 N/m2 , v1 = 2,5 m3
/kilomol.
Tentukan : (a) Temperatur T, (b) volume spesifik v2 ,(c) Temperatur pada titik b dan d, (d)
Volume V pada titik a jika sistem terdiri dari 4 kilomol hidrogen, (e) massa hidrogen.
3. Sebuah tanki berisi 0,5 m3 oksigen pada tekanan absolut 1,5 x 106 N/m2 dan temperatur 20C.
Asumsikan gas sebagai gas ideal.
(a) Berapa kilomol oksigen yang berada dalam tanki ?
(b) Berapa massa dari oksigen dalam tanki?
(c) Tentukan tekanan jika temperatur meningkat menjadi 500C.
(d) Pada temperatur 20C, berapa kilomol dapat diambil dari tanki sebelum tekanan turun menjadi
10% dari tekanan semula?
4. Udara berada dalam sebuah silinder yang ditutup dengan sebuah piston yang bisa bergerak. Pada
keadaan awal udara berada pada tekanan 2 x 10 7 N/m2 , volume 0,5 m3 dan temperatur 300 K.
Asumsikan udara adalah gas ideal.
(a) Berapa volume akhir udara jika dibiarkan berekspansi secara isotermal sampai tekanannya 1 x
107 N/m2 ?
(b) Berapa temperatur akhir udara jika piston dibiarkan tetap pada posisi semula dan sistem
didinginkan sampai tekanannya 1 x 107 N/m2 ?
(c) Berapa volume dan temperatur akhir udara jika dibiarkan berekspansi secara isotermal dari
kondisi semula sampai tekanan nya 1,5 x 10 7 N/m2 dan kemudian didinginkan pada volume
konstan sampai tekanannya 1 x 107 N/m2 ?
(d) Berapa temperatur dan volume akhir dari udara jika pendinginan isokhorik sampai 1,5 x 10 7
N/m2 diikuti oleh ekspansi isotermal sampai 1 x 107 N/m2 ?
5. Sebuah kontainer berisi CO2 pada temperatur 137C. Volume spesifiknya adalah 0,0700
m3/kilomol. Hitung tekanan dalam N/m2.
(a) dengan menggunakan persamaan gas ideal
(b) dengan menggunakan persamaan van der Waals
(c) Hitung perbandingan Pv/T, dalam J/kilomol K , untuk kedua tekanan di atas, dan bandingkan
dengan nilai eksperimen.
( )
−1
b a
7. Persamaan keadaan gas van der Walls dinyatakan oleh : Pv=RT 1− − .
a v
Buktikan bahwa :
R v 2 ( v−b )
a). β=
RT v 3−2 a ( v−b )2
2
v ( v−b )
b). ¿
RT v 3−2 a ( v −b )2
Analisa dan solusi :