Anda di halaman 1dari 95

2020

LKM fisika dasar terintegrasi


Alquran dengan pendekatan
scaffolding

1. NOVIA LIZELWATI, M.PFis


2. ARTHA NESA CHANDRA, M.Pd
IAIN BATUSANGKAR

i
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis persembahkan kepada Illahi Rabbi, yang telah
mencurahkan segala nikmat, rahmat, hidayah dan inayahnya kepada penulis sehingga LKM ini
dapat terwujud. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan oleh Allah SWT atas
junjungan dan teladan seluruh insan Rasulullah SAW.
Lembaran Kegiatan Mahasiswa (LKM) Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan
Pendekatan Scaffolding disusun untuk membantu mahasiswa MIPA IAIN Batusangkar memahami
materi Fisika Dasar. Pendekatan Scaffolding yang digunakan dalam penyusunan LKM ini,
diharapkan dapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa dalam mengaplikasikan konsep-
konsep dasar Fisika untuk penyelesaian soal-soal. LKM ini juga dilengkapi dengan beberapa
kutipan ayat-ayat Alquran yang relevan dengan materi fisika terkait, sehingga proses perkuliahan
Fisika Dasar mahasiswa MIPA IAIN Batusangkar dapat diintegrasikan dengan Alquran. Materi
yang disusun dalam LKM ini sesuai dengan RPS Fisika Dasar IAIN Batusangkar.
Sesungguhnya LKM ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh sebab itu kritik dan
saran dari pembaca berupa pemikiran yang konstruktif untuk perbaikan selanjutnya dimasa akan
datang sangat penulis harapkan. Atas kritik dan saran-saran yang disampaikan, penulis
mengucapkan terima kasih, semoga Allah SWT membalas dengan pahala. Semoga karya ini bisa
memberikan mamfaat bagi pembaca sekalian, Amin Ya Rabbal ‘alaamian.

Penulis

ii
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

TINJAUAN ISI LKM

Matakuliah Fisika Dasar merupakan matakuliah wajib bagi mahasiswa semester I atau II
di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Batusangkar Khususnya jurusan Matematika,
Biologi dan Kimia. LKM fisika dasar berintegrasi Al-Quran engan pendekatan Scaffolding untuk
mahasiswa MIPA IAIN Batusangkar ini ditulis sebagai bagian dari upaya untuk membantu
mahasiswa dan dosen dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan membantu pemahaman
penyelesaian soal-soal.
LKM ini disusun sesuai RPS matakuliahFisika Dasar. LKM terdiri dari CPL, Tujuan
Pembelajaran ditiap materi, materi apersepsi yang berguna untuk memunculkan rasa ingin tahu
mahasiswa terhadap materi yang akan dipelajari, Peta Konsep, Uraian materi, Scaffolding/
tuntunan soal, Kutipan ayat Alquran dan Evaluasi.

iii
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................
TINJAUAN ISI LKM ....................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
PETUNJUK BELAJAR.................................................................................................................
CAPAIAN PEMBELAJARAN......................................................................................................
MATERI 1 : BESARAN DAN SATUAN.....................................................................................
MATERI 2 : KINEMATIKA PARTIKEL ...................................................................................
MATERI 3 : DINAMIKA PARTIKEL........................................................................................
MATERI 4 : USAHA DAN ENERGI...........................................................................................
MATERI 5 : IMPULS, MOMENTUM DAN TUMBUKAN......................................................
MATERI 6 : FLUIDA....................................................................................................................
MATERI 7 : SUHU, PEMUAIAN DAN KALOR ......................................................................
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................

iv
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

PETUNJUK BELAJAR

Dosen

Untuk mempelajari modul ini, dosen terlebih dahulu mengarahkan mahasiswa


untuk mempelajari Lembaran Kegiatan Mahasiswa (LKM) dan mengerjakan soal
latihan yang telah tersedia. Dosen juga membimbing mahasiswa untuk belajar
berkelompok terutama dalam menyelesaikan soal-soal latihan yang lebih rumit.
Dalam perkuliahan fisika dasar ini dosen juga menganjurkan mahasiswa untuk
menjadikan Al-quran sebagai sumber belajar.

Mahasiswa

Pelajarilah peta konsep yang ada pada setiap LKM ini dengan teliti
Pahami setiap lembaran kegiatan yang terdapat dalam LKM
Kerjakan soal evaluasi yang terdapat di dalam materi
Jika dalam mengerjakan soal kamu mengalami kesulitan saat menjawab soal
latihan, maka pahami lagi scaffolding yang telah diberikan, atau kembalilah
mempelajari materi yang terkait.
Sebaiknya diskusikan soal latihan dengan teman, atau kerjakan dalam
kelompok diskusi, akan tetapi jika masih belum mengerti tanyakan kepada
dosen.

v
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

CAPAIAN
PEMBELAJARAN

Materi Pembelajaran

1. Besaran dan Satuan,


2. Kinematika Partikel,
3. Dinamika Partikel,
4. Usaha dan Energi,
5. Mometum, Impuls, dan Tumbukan
6. Fluida,
7. Suhu dan Kalor,

Capaian Pembelajaran

Capaian Mata Kuliah (CP-MK)

M1: Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar mekanika dan termofisika,


konsep Fluida serta Hukum-hukum Termodinamika.

M2: Mahasiswa mampu mengaplikasikan konsep dasar mekanika dan termofisika,


konsep Fluida, serta HukumTermodinamika dalam penyelesaian soal-soal

M3:Mahasiswa memiliki keterampilan berpikir logis, kritis, dan sistematis dalam


mengapilkasikan konsep-konsep mekanika, termofisika, dan termodinamika

M4:Mahasiswa memiliki sikap jujur, semangat kemandirian, tidak mudah


menyerah, bertanggungjawab, berakhlatul karimah, dan kerjasama

vi
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

BESARAN DAN
Materi 1
SATUAN

Tujuan Pembelajaran

Kemampuan Akhir Yang Diharapkan:


1. Mahasiswa mampu membedakan besaran pokok dengan besaran turunan dan besaran
skalar dengan besaran vektor
2. Mahasiswa mampu melakukan operasi dasar vektor penjumlahan dan pengurangan
vektor dengan metode grafik, metode poligon, dan metode analitis)
3. Mahasiswa mampu melakukan operasi dasar vektor (perkalian titik dan perkalian silang
vektor)
4. Mahasiswa mampu menganalisis konsep besaran dan satuan dan mengaplikasikannya
dalam penyelesaian soal-soal.

Materi apersepsi

Pengukuran adalah membandingkan sesuatu yang akan diukur dengan menggunakan alat
ukur. Sesuatu yang dapat diukur yang memiliki satuan dan dinyatakan dengan angka disebut
besaran, sedangkan acuan yang digunakan sebagai pembanding besaran disebut satuan.
Contoh
Panjang meja 1,5 meter

Besaran Nilai besaran satuan

Peta Konsep

1
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Uraian Materi

BESARAN FISIKA
Besaran pokok merupakan besaran yang dipandang berdiri sendiri dan tidak diturunkan dari
besaran lain. Sampai saat ini ditetapkan 7 besaran pokok yaitu:

Tabel 1.1 Besaran pokok dan satuannya dalam SI.

Besaran turunan merupakan besaran yang diturunkan dari besaran pokok.Satuan besaran turunan
diperoleh dari satuan besaran pokok yang menurunkannya. Beberapa contoh besaran turunan seperti
pada tabel 1.2 berikut:

Tabel 1.2 Besaran turunan dan satuannya

SISTEM SATUAN
Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda
punya satuan sama. Apabila ada dua besaran berbeda, kemudian punya satuan sama maka besaran
tersebut pada hakekatnya adalah sama. Contoh gaya (F) satuannya Newton dan berat (W) satuannya
Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran
turunan gaya.

Sistem satuan matrik


Sistem satuan matrik terdiri dari sistem dinamis besar biasa disebut “MKS” atau “ sistem praktis”
atau “sistem Giorgie”, dan sistem dinamis kecil biasa disebut “CGS” atau “ sistem Gauss”. Sistem
dinamis besar (MKS) ini biasa digunkanan sebagi sistem satuan standar atau sisitem satuan
internasional (SI). Tabel berikut ini merupakan contoh satuan MKS dan satuan CGS:

2
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Besaran Satuan
Dinamis besar Dinamis kecil
1. Panjang Meter Cm
2. Massa Kg Gr
3. Waktu Sec atau detik Sec
4. Gaya Newton Dyne
5. Uasaha N.m = joule dyne.cm = erg
6. Daya Joule/sec Ereg/sec

Defenisi Standar Satuan Besaran

Notasi Ilmiah
Kadangkala, untuk mengekspresikan bilangan yang sangat kecil sekali atau sangat besar sekali lebih
nyaman menggunakan notasi ilmiah.

Contoh 5.000 = 5 x 103 dan 0,0004 = 4 x 10-4


Volume 1 liter = 103 m3
Energi 1 erg = 10-7 Joule
Sistem Matrik Dalam SI

3
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

DIMENSI
Dimensi menyatakan esensi dari suatu besaran fisika yang tidak bergantung pada satuan yang
digunakan. Misalkan jarak antara dua tempat dapat dinyatakan dalam meter, inchi, mill, kaki dll.
Apapun satuannya jarak pada dasarnya adalah panjang. Analisa dimensi dapat digunakan untuk
checking persamaan fisika, dimana dalam setiap persamaan dimensi ruas kiri harus sama dengan
dimensi ruas kanan

Analisa dimensi:
1) Suatu besaran dapat dijumlahkan atau dikurangi apabila memiliki dimensi yang sama
2) Setiap suku dalam persamaan fisika harus memiliki dimensi yang sama ( bilangan pada dua
sisi persamaan punya dimensi sama).

Contoh

VEKTOR
Secara matematis besaran fisika dibagi 2 yaitu: besaran skalar (besaran yang hanya memiliki nilai
saja), dan besaran vektor (besaran yang memiliki nilai dan arah).Contoh besaran skalar adalah:
massa, panjang, waktu, massa jenis, energi dll. Perhitungan besaran skalar dapat dilakukan secara
aljabar biasa. Contoh besaran vektor adalah: perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, dan
momentum. Perhitungan besaran vektor menggunakan aturan tertentu yang dikenal dengan operasi
vektor.

 Secara visualisasi vektor dinyatakan dengan tanda panah, dimana panjang garis lurus
menyatakan besar vektor sedangkan arah anak panah menunjukkan arah vektor.
 Penulisan vektor dapat dengan menggunakan huruf yang dicetak tebal contoh vektor A ditulis A,
atau ditulis dengan huruf yang di atasnya diberi tanda panah contoh (

4
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

 Besar vektor ditulis dengan beberapa cara, di antaranya dengan memberi tanda mutlak (||) atau
dicetak miring tanpa ditebalkan. Sebagai contoh, besar vektor A ditulis |A| atau A dan besar
vektor B ditulis |B| atau B.
 Arah vektor dapat juga dinyatakan oleh sudut terhadap arah acuan tertentu.

Vektor Posisi, Vektor Satuan Dan Komponen Vektor


 Vektor Posisi
Posisi suatu titik dapat dinyatakan dalam suatu sistem koordinat misalkan dalam koordinat
kartesian (x,y). Jika koordinat P adalah (3,4) maka jarak OP haruslah sama dengan 5 cm dan
posisi titik P terhadap acuan titik O dapat dinyatakan sebagai vektor posisi yang dituliskan
sebagai seperti Gambar 1.1.

Gambar 1.1 vektor posisi

 Vektor Satuan
Suatu vektor dapat dituliskan dengan besar vektor dikalikan vektor satuannya. Vektor satuan adalah
vektor yang panjangnya satu satuan yang arahnya searah dengan arah vektor tersebut.

Gambar 1.2 Vektor satuan

Vektor satuan A adalah vektor yang tegak lurus dengan vektor A yang dilambangkan dengan .
Dimana =

5
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

 Komponen Vektor
Utuk memudahkan operasi vektor dari suatu besaran fisika, setiap vektor dapat diuraikan menjadi
komponen-komponen vektor ke arah sumbu-sumbu koordinat di mana vektor berada. Contoh dalam
bidang dua dimensi (bidang xy ) dari koordinat kartesian, vektor b dapat diuraikan menjadi
komponen bx (pada arah sumbu x) dan by (pada arah sumbu y) seperti Gambar 1.3.

Gambar 1.3. uraian komponen vektor

 Operasi Vektor
1. Penjumlahan dan pengurangan vektor
Apabila dalam vektor satuan, dan

maka, jumlah vektor a dan vektor b adalah :


dan yang dapat dioperasikan penjumlahan adalah komponen-komponen vektor yang sejajar.

Penjumlahan vektor bersifat komutatif,


dan bersifat asosiatif,

 Penjumlahan vektor dengan metode grafis (segi tiga)


Cara menggambar jumlah dari dua vektor adalah dengan metode segitiga.

1) lukislah salah satu vektor, misalnya vektor F1.


2) Kemudian lukis vektor kedua F2, dengan titik tangkapnya berimpit dengan ujung
vektor pertama, F1.
3) Jumlah kedua vektor, yaitu F1+ F2 adalah anak panah yang menghubungkan titik
tangkap vektor pertama dan titik tangkap vektor kedua, seperti pada Gambar 1.4 a

 Penjumlahan vektor dengan metode grafis (poligon)


Jika ada lebih dari 2 vektor yang akan dijumlahkan, misalnya vektor a, b, c, dan d. Maka
resultan vektor penjumlahan dapat dicari dengan metode poligon sbb:

6
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

1. Hubungkan titik pangkal vektor b pada ujung vektor a dan titik pangkal vektor c
pada ujung vektor b, titik pangkal vektor d pada ujung vektor c.
2. Buat vektor resultan, R, dengan titik tangkap sama dengan titik pangkal vektor a dan
ujung panahnya tepat di titik ujung vektor d, seperti pada Gambar 1.4 b

Gambar 1.4 a. Metode segitiga Gambar 1.4 b. Metode poligon

 Penjumlahan vektor dengan menggunakan komponen vektor (metode analitis)


Menjumlahkan sejumlah vektor dapat dilakukan dengan menguraikan setiap vektor menjadi
komponen-komponennya ke sumbu-x dan sumbu-y pada koordinat kartesius. Metode seperti
ini disebut metode uraian. Berikut adalah tahapan-tahapan untuk mencari besar dan arah
vektor resultan dengan metode uraian.
a Buat koordinat kartesius x-y.
b Letakkan titik tangkap semua vektor pada titik asal (0,0). Hati-hati, arah vektor tidak
boleh berubah.
c Uraikan setiap vektor, yang tidak berimpit dengan sumbu-x atau sumbu-y, menjadi
komponen-komponennya pada sumbu-x dan sumbu-y.
d Tentukanlah resultan vektor tiap komponen pada setiap sumbu, misalnya
ΣRx = resultan vektor-vektor komponen pada sumbu-x.
ΣRy = resultan vektor-vektor komponen pada sumbu-y.
e Besar vektor resultannya:

Arah vektor terhadap sumbu-x positif dinyatakan dengan tangen θ

Untuk lebih jelasnya, cara menjumkan vektor dengan cara menguraikan komponen
vektor dapat dilihat seperti pada Gambar 1.5 berikut:

7
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Gambar 1.5 Resultan vektor dengan menguraikan komponennya

 Pengurangan vektor
Pada pengurangan vektor, kita menyebutkan bahwa –A adalah suatu vektor yang memiliki
besar A tetapi memiliki arah yang berlawanan. Hal ini memberikan dasar untuk definisi
pengurangan vektor. Selisih antara dua buah vektor F1 dan F2 (ditulis R = F1-F2) sama saja
dengan menentukan jumlah antara vektor F1 dan vektor -F2 atau R = F1 + (-F2). Oleh karena
itu, tiga metode dalam penjumlahan vektor yang telah dipelajari sebelumnya juga berlaku
untuk selisih vektor. Untuk melukiskan R = F1-F2, mula=mula lukislah vektor F1, kemudian
lukis juga vektor -F2 yang didapat dengan cara membalikkan arah F2 sehinggga -F2
berlawanan arah dengan vektor F2.

2. Perkalian Vektor
 Perkalian titik (dot product), hasil kalinya skalar
Hasil perkalian titik dari dua buah vektor A dan B misalnya kita sebut C dapat dinyatakan
dengan suatu persamaan berikut :

Perkalian titik 2 vektor satuan sejenis = 1 Perkalian titik 2 vektor satuan beda jenis = 0

8
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

. = i . i cos  . = i . j cos 
= 1 . 1 cos 0 = 1 . 1 cos 90
= 1 . 1 . 1 = 1 satuan = 1 . 1 . 0 = 0 satuan

 Perkalian silang (cross product), hasil kalinya vektor


Berlawan arah jarum
jam (+)

Searah jarum jam (-)


(+)
Hasil kali silang
(-) vektor yang saling
tegak lurus adalah
vektor yang di
depannya

Ayat Al-quran

Beberapa kutipan ayat Al-quran yang relevan dengan materi besaran, satuan dan pengukuran ini
adalah: QS Al Qomar ayat 49, QS Al Furqan ayat 2, dan QS Al A’laa ayat 1 s/d 3
1. QS Al Qomar ayat 49

     

49. Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran

2. QS Al Furqan ayat 2

             

     


2. Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan
tidak ada sekutu baginya dalam kekuasaan(Nya), dan Dia telah menciptakan segala
sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.

9
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Makna kandungan ayat-ayat tersebut adalah bahwa segala sesuatu yang dijadikan Allah,
diberi Allah perlengkapan-perlengkapan dan persiapan-persiapan sesuai dengan naluri, sifat-sifat
dan fungsinya masing-masing dalam kehidupan. Ayat-ayat di atas mengisyaratkan bahwa kata
“Ukuran” adalah apa yang ada di alam ini dapat dinyatakan dalam dua keadaan. Pertama sebagai
bilangan dengan sifat dan ketelitian yang terkandung di dalamnya, Kedua sebagai hukum atau
aturan.

Scaffolding F2

600
Penjumlahan vektor : F1
Hitunglah resultan gaya pada gambar berikut:
F3 300

jika diketahui F1 = 40 N; F2 = 60 N ; F3 = 30 N

Pembahasan
Resultan vektor F dapat dihitung dengan cara analitik, yaitu dengan menjumlahkan uraian masing-
masing komponen vektor pada sumbu x dan y

= F1 cos 0° + F2 cos (120°) + F3 cos (240°)

= 40 . 1 + 60 ( - 0,5) + 30 (– 0,5)

= 40 - 30 – 15 = - 5

= F1 sin ° + F2 sin (120°) + F3 sin (240°)

= 40 (0) + 60 (0,5) + 30 (– 0,5)

= 0 + 30 – 15 = 15

= =  52  152 = 250 = 15,81 N

Arah vektor resultan dapat dinyatakan dengan sudut, sbb:

= , didapatkan = - 78 0

Maka vektor resutan = 15,81 N dengan arah = - 78 0

Perkalian vektor
10
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar
 
Diketahui dua vektor a dan vektor b
 
Jika a = + 2 - 3 dan b = -3 + 2 – , hitunglah:

 
a) a . b
 
b) a x b

Pembahasan,

 
a) a . b = ( + 2 - 3 ) . (-3 + 2 – )

= ( 1 ) ( -2) + ( 2) (5) + ( -3 ) ( -1)

= ( -2 ) + ( 10 ) + (3 ) = 11

 
b) a x b = ( + 2 - 3 ) x (-3 + 2 – )
= 0 + 2 k + j + 6 k + 0 – 2i + 9 j + 6 i + 0
= 4 + 10 + 8

Perkalian silang dapat juga dicari dengan cara matrik sebagai berikut:

 
a x b=

= - +

= (-2 + 6) - (-1 - 9) + (2 + 6)

= 4 + 10 + 8

Evaluasi

1. Seekor beruang berjalan ke Timur Laut sejauh 10 m kemudian ke Timur sejauh 10 m.


Tunjukkan vektor perpindahan secara grafik, dan cari resultan vektor perpindahan beruang
terhadap titik awal.
2. Vektor A dan B yang besarnya sama 2 satuan. Masing-masing membentuk sudut 450 dan -300
dengan sumbu x positif. Carilah penjumlahan vektor berikut ini secara grafik dan analitis
kemudian bandingkan hasilnya dengan cara membuat skala dan sudut yang tepat
(a) A + B, (b) A – B, (c) 2A + B, (d) B – A, (e) 2B – A.
11
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

3. Carilah besar dan arah vektor, A, B dan A+B Jika:


a) vektor , vektor ; b) vektor , vektor

4. Diberikan tiga buah vektor , ,


Hitunglah :

a.

b.

c.

d.

12
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

KINEMATIKA
PARTIKEL Materi 2

Tujuan Pembelajaran

Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


1. Mahasiswa mampu membedakan besaran–besaran pada gerak lurus seperti jarak
dengan perpindahan, kecepatan dengan kelajuan, dan percepatan.
2. Mahasiswa mampu menganalisa gerak dalam satu dimensi (gerak lurus beraturan,
gerak lurus berubah beraturan, gerak jatuh bebas, dan gerak vertikal ke atas)
3. Mahasiswa mampu penyelesaikan persoalan tentang gerak melalui analisa grafik
(grafik jarak atau waktu, grafik kecepatan terhadap waktu, dan grafik percepatan
terhadap waktu)
4. Mahasiswa mampu menganalisis persamaan gerak dalam dua dan tiga dimensi
seperti gerak lengkung atau gerak parabolik.
5. Mahasiswa mampu menganalisis konsep-konsep umum pada gerak melingkar

Materi apersepsi

Coba Anda perhatikan benda-benda di sekitarmu! Adakah yang diam? Adakah yang
bergerak? Batu-batu di pinggir jalan diam terhadap jalan kecuali jika ditendang oleh kaki
maka benda tersebut akan bergerak, rumah-rumah di sekitar kita diam terhadap pohon-
pohon disekelilingnya, seseorang berlari pagi ditaman, dikatakan orang tersebut bergerak
terhadap jalan, batu-batu, rumah-rumah, maupun pohon-pohon yang dilewatinya, dan masih
banyak lagi. Jadi apakah yang disebut gerak?

13
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

PETA KONSEP
GERAK LURUS
BERATURAN

GERAK LURUS
BERUBAH
BERATURAN
GERAK 1 DIMENSI
GERAK JATUH
BEBAS

KINEMATIKA GERAK VERTIKAL


PARTIKEL KE ATAS

GERAK PARABOLA
GERAK MELINGKAR
GERAK 2 DIMENSI
BERATURAN
GERAK MELINGKAR
GERAK MELINGKAR
BERUBAH
BERATURAN

Uraian Materi

A. Besaran-Besaran pada Gerak Lurus


Gerak adalah perubahan kedudukan seatu benda/partikel terhadap suatu acuan tertentu.
Benda dikatakan bergerak apabila kedudukannya senantiasa berubah terhadap suatu acuan
tertentu. Sedangkan lintasan adalah tempat posisi titik-titik yang dilalui oleh suatu benda yang
bergerak. Posisi adalah letak suatu benda terhadap suatu acuan tertentu. Sebagai standar
umum, lintasan horizontal ditetapkan sebagai sumbu X, titik acuan adalah titik 0, dan posisinya
adalah x0 = 0. Posisi disebelah kanan titik acuan adalah posisi positif, dan posisi di sebelah kiri
titik acuan adalah posisi negatif.

1. Jarak dan Perpindahan


Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh benda dalam selang waktu tertentu, sedangkan
perpindahan adalah perubahan posisi/kedudukan suatu benda terhadap titik acuan dalam
selang waktu tertentu. Jarak merupakan besaran skalar sedangkan perpindahan merupakan
besaran vektor. Perpindahan hanya bergantung pada posisi awal dan posisi akhir dan tidak
bergantung pada jalan yang ditempuh oleh benda.
Perpindahan benda dapat dinyatakan dengan persamaan:

14
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Keterangan:
perpindahan
= posisi akhir pada sumbu x
= posisi awal pada sumbu x
= perpindahan untuk gerak benda pada bidang 2 atau 3 dimensi (x, y,z)
= posisi akhir (untuk posisi pada ruang 2 atau 3 dimensi)
= posisi awal

Untuk memahami beda jarak dengan perpindahan, pahami contoh berikut: Riri berjalan
dari titik A ke titik B sejauh 8 m, kemudian belok ke kanan sejauh 6 m dan berhenti di C
dengan lintasan seperti gambar 2.1.
A B

C
Gambar 2.1 Jarak dan Perpindahan

Jarak yang ditempuh Riri adalah 8 m ditambah 6 m, yaitu 14 m. Sedangkan perpindahan


Riri adalah: Posisi mula-mula dititik A dan posisi akhir dititik C, besar perpindahan
ditentukan menggunakan rumus Phytagoras.
Perpindahan Riri = AC =
=
=
=
= 10 m
Jadi perpindahan Riri 10 meter.

2. Kecepatan dan Kelajuan


Kecepatan (velocity) merupakan perpindahan yang ditempuh benda tiap satuan waktu,
sedangkan kelajuan (speed) adalah jarak yang ditempuh benda tiap satuan waktu. Kecepatan
termasuk besaran vektor, sedangkan kelajuan termasuk besaran skalar. Alat untuk mengukur
kelajuan adalah spidometer.

Kelajuan rata-rata adalah hasil bagi antara jarak total dengan selang waktu.

Kecepatan rata-rata adalah hasil bagi antara perpindahan dengan selang waktunya.
15
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Kecepatan sesaat ⇒

3. Percepatan
Percepatan rata-rata merupakan hasil perubahan kecepatan tiap satu satuan waktu

Percepatan sesaat merupakan perubahan kecepatan dalam waktu yang singkat.

, sedangkan besar percepatan adalah =

SCaffolding

Amri berlari ke timur sejauh 40 m selama 18 s lalu bebalik ke barat sejauh 10 m dalam waktu 2
sekon. Hitunglah kelajuan rata-rata Amri.

Penyelesaian : v=

v=

v= = 2,5 m/s

A. GERAK LURUS BERATURAN


Pernahkan Anda memperhatikan kereta api yang bergerak diatas relnya? Apakah
lintasannya berbelok- belok? Bahwasannya lintasan kereta api adalah garis lurus, karena kereta
api bergerak pada lintasan yang lurus, maka kereta api mengalami gerak lurus. Jika masinis
kereta api menjalankan kereta api dengan kelajuan yang sama, kereta api akan menempuh jarak
yang sama. Gerak Lurus Beraturan adalah gerak suatu benda pada lintasan yang lurus di mana
pada setiap selang waktu yang sama, benda tersebut menempuh jarak yang sama (gerak suatu
benda pada lintasan yang lurus dengan kelajuan tetap). Pada gerak lurus beraturan, benda
menempuh jarak yang sama dalam selang waktu yang sama pula. Sebagai contoh, mobil yang
melaju menempuh jarak 2 meter dalam waktu1detik, maka satu detik berikutnya menempuh

16
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

jarak dua meter lagi, begitu seterusnya. Dengan kata lain, perbandingan jarak dengan selang
waktu selalu konstan atau kecepatannya konstan perhatikan Gambar 3.

Gambar 2.3. Grafik v-t pada GLB

Grafik v-t menunjukan hubungan antara kecepatan (v) dan waktu tempuh (t) suatu benda
yang bergerak lurus. Berdasarkan grafik tersebut coba saudara tentukan berapa besar kecepatan
bendapadasaatt= 0 s, t= 1 s, t= 2 s? Kita dapat ketahui bahwa pada Gambar3 kecepatan benda
sama dari waktu kewaktu yakni5 m/s.
Semua benda yang bergerak lurus beraturan akan memiliki grafik v- t yang bentuknya
seperti gambar .... itu. Sekarang, dapatkah saudara menghitung berapa jarak yang ditempuh
oleh bend dalam waktu 5s? Saudara dapat menghitung jarakyang ditempuh oleh benda dengan
cara menghitung luas daerah di bawah kurva bila diketahui grafik (v-t).

Gambar 2.4. Menetukan jarak dengan menghitung luas dibawah kurva

Jarak yang ditempuh = luas daerah yang diarsir pada grafik v - t


Cara menghitung jarak pada GLB, tentu saja satua gerak satuan panjang, bukan satuan luas,
berdasarkan gambar diatas, jarak yang ditempuh benda = 20 m. Cara lain menghitung jarak
tempuh adalah dengan menggunakan persamaan GLB,telah anda ketahui bahwa kecepatan
pada GLB dirumuskan : Dimana hubungan jarak terhadap waktu adalah sebagai berikut :
Jarak = Kelajuan x Waktu ( persamaan 1)
Jika benda memiliki jarak tertentu terhadap acuan, maka:
S = S0 + v.t (persamaan 2)
dengan S0 = kedudukan benda pada t = 0 (kedudukan awal)
dari gambar dimana v = 5 m/s, sedangkan t = 4 s, sehingga jarak yang ditempuh :
s = v.t
s = 5 m/s . 4
s = 20m
17
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Persamaan GLB, berlaku bila gerak benda memenuhi grafik seperti pada gambar pada
grafik tersebut terlihat bahwa pada saat t = 0 s, maka v = 0. Artinya,pada mulanya benda diam,
baru kemudian bergerak dengan kecepatan 5 m/s. Padahaldapat saja terjadi bahwa saat awal
kita amati benda sudah dalam keadaan bergerak,sehingga benda telah memiliki kecepatan awal
S0. Untuk keadaan ini, maka GLBsedikit mengalami perubahan. Persamaan benda yang sudah
bergerak sejak awalpengamatan. Dengan S0 menyatakan posisi awal benda dalam satuan
meter. Selaingrafik v-t di atas, pada gerak lurus terdapat juga grafik s-t, yakni grafik yang
menyatakan hubungan antara jarak tempuh (s) dan waktu tempuh (t).

B. GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN


Coba Anda perhatikan apabila sebuah sepeda motor bergerak menuruni sebuah bukit,
bagaimanakah kecepatannya? Tentu saja kecepatannya semakin bertambah besar. Gerak lurus
berubah beraturan(GLBB) adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatannya
berubah secara teratur tiap detik. Anda tentunya masih ingat bahwa perubahan kecepatan tiap
detik adalah percepatan. Dengan demikian, pada GLBB
Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB) adalah Gerak benda dalam lintasan garis lurus
dengan percepatan tetap. Jadi,ciri umum glbb adalah bahwa dari waktu kewaktu kecepatan
benda berubah, semakin lama semakin cepat, dengan kata lain gerak benda dipercepat, namun
demikian, GLBB juga berarti bahwa dari waktu ke waktu kecepatan benda berubah,semakin
lambat hingga akhirnya berhenti. Dalam hal ini benda mengalami perlambatan tetap. Dalam
modul ini, menggunakan istilah perlambatan untuk gerak benda diperlambat. Kita tetap saja
menamakannya percepatan, hanya saja nilainya negatif, perlambatan sama dengan percepatan
negatif.
a. Kecepatan Sesaat
Hubungan percepatan benda a dengan kecepatan sesaat benda v .Secara sistematis
persamaannya dapat ditulis :
v = v0 + a.t
Keterangan : v = kecepatan sesaat ( m/s)
v0 = kecepatan awal ( m/s)
a = percepatan (m/s2)
t = selang waktu (s)
b. Jarak tempuh benda
Hubungan jarak benda s dengan waktu t. Secara sistematis persamaannya dapat ditulis :
s = v0t + ½ at2
Hubungan antara S, v, a dapat diungkapkan melalui persamaan berikut :

18
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

v2 = v02 +2 a.s
C. GERAK JATUH BEBAS
Perhatikan Gambar 3 berikut .

Gambar 2.(a) Sebuah bola dan kertas yang ringan di jatuhkan pada saat yang sama
(b) percobaan yang sama di ulangi, tetapi dengan kertas yang berbentuk gumpalan.

Bila dua buah bola yang berbeda beratnya dijatuhkan tanpa kecepatan dari ketinggian
yang sama dalam waktu yang sama, bola manakah yang sampai ditanah duluan?Peristiwa
tersebut dalam fisika disebut sebagai benda jatuh bebas karena pengaruh gaya gravitasi bumi.
Gerak lurus berubah beraturan pada lintasan vertikal.Cirinya adalah benda jatuh tanpa
kecepatan awal (v0= nol) semakin kebawah gerak benda semakin cepat. Percepatan yang
dialami oleh setiap benda jatuh bebas selalu sama, yakni sama dengan percepatan gravitasi
bumi. Dimana percepatan gravitasi bumi itu besarnya g=9,8m/s2 dan sering dibulatkan menjadi
10m/s2.
Persamaan yang digunakan untuk gerak jatuh bebas yaitu :
v = v0 + gt
y = v0t + ½ gt2
v2 = v02+ 2gy
Waktu yang dibutuhkan :
t=
dengan Kecepatan
v=
Keterangan :
v0 = kecepatan awal(m/s)
v = kecepatan akhir (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
y = jarak tempuh benda (m)
t = waktu (s)

D. GERAK VERTIKAL KEATAS

19
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Sebuah bola dilempar ke atas.Pada saat bola naik, lajunya berkurang sampai mencapai
titik tertinggi, di mana lajunya nol untuk sesaat, kemudian bola itu turun dengan laju bertambah
cepat seperti Gambar 3.

Gambar 2.5. Lama bola di udara sebelum jatuh ke tangan

Pada gerak vertikal ke atas, terjadi dengan kecepatan awal v0 dan percepatan melawan
gravitasi (-g).
1) Ketinggian Maksimum ymaks
Untuk menentukan ketinggian maksimum, kita hitung posisi bola ketika
kecepatannya sama dengan nol ( v = 0) pada titik tertinggi. Pada saat mula-mula t = 0,
ketinggian mula-mula y0 = 0, kecepatan awal v0, dan percepatannya a = -g. Sehingga
kita dapatkan persamaan :
v2 = v02- 2gy
0 = v02- 2gy
Ymaks = v02/ 2g
Dengan :
ymaks = ketinggian maksimum (m)
v0 = kecepatan awal (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

2) Lama Benda di udara


(1) Waktu yang dibutuhkan benda untuk mencapai titik tertinggi

tmaks =

(2) Waktu yang diperlukan untuk jatuh kembali

tc = 2

dengan :
tmaks = waktu mencapai ketinggian maksimum (s)
20
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

tc = waktu yang diperlukan untuk jatuh kembali (s)

E. GERAK VERTIKAL KE BAWAH


Berbeda dengan jatuh bebas, gerakvertikal kebawah yang dimaksud adalah gerak benda-
benda yang dilemparkan vertikal ke bawah dengan kecepatan awal tertentu.Jadi seperti gerak
vertical keatas hanya saja arahnya kebawah, sehingga persamaan-persamaannya pada gerak
vertical ke atas, kecuali tanda negatif pada persamaan-persamaan gerak vertical ke atas diganti
dengan tanda positif. Sebab gerak vertical kebawah adalah GLBB yang dipercepat dengan
percepatan yang sama untuk setiap benda yakni g.
Jadi persamaannya, vt=v0+ g.t
h = v0.t+ ½ g. t2

vt2=v02+ 2 gh

GERAK 2 DIMENSI

1. Gerak Parabola (Peluru)


Perpaduan gerak lurus beraturan (GLB) pada sumbu x dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB)
pada sumbu y pada sistem koordinat kartesius merupakan gerak yang lintasannya berbentuk parabola.

A. Pembuktian Gerak Parabola

Pembuktian bahwa gerak peluru itu berbentuk suatu parabola adalah sebagai berikut:

1. Hambatan udara diabaikan


2. Nilai g tetap

21
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

3. X0=Y0= tetap

(i) Pada arah sumbu X, jenis geraknya GLB, dimana persamaan posisinya yaitu:
Sehingga

(ii) Pada sumbu Y, jenis gerak GLBB, dimana persamaan posisi yaitu:

Dengan melakukan substitusi t dalam persamaan y maka didapatkan:

Dengan menganggap A= dan B= maka persamaan di atas dapat dituliskan menjadi:

yang tidak lain adalah persamaan kuadrat yang bila digambarkan dalam koordinat
kartesius berbentuk parabola.

B. Menghitung Kecepatan Awal Gerak Parabola


Kecepatan awal pada sumbu x dan sumbu y dapat dicari dengan pendekatan matematis yaitu
menggunakan trigonometri:

V0y V0

α V0x

Berdasarkan perhitungan trigonometri pada segitiga siku-siku diketahui bahwa:

dan

Sehingga diperoleh

Kecepatan awal pada sumbu x adalah

Kecepatan awal pada sumbu y adalah

C. Menghitung Waktu Maksimum t dan tinggi maksimum (ymaks)

22
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Saat benda berada di puncak, maka berdasarkan gerak vertikal ke atas diperoleh waktu untuk mencapai
titik tertinggi yaitu:

Vt = V0y - gt
<=>Voy - Vt = gt
<=> t =
<=> t =
Karena kecepatan pada saat berada di puncak adalah 0 maka Vt=0, sehingga diperoleh

<=> t =

Untuk mencari ketinggian puncak (ymaks) dapat digunakan rumus mencari kedudukan pada gerak lurus
berubah beraturan dengan memanfaatkan waktu t untuk mencapai titik tertinggi tersebut.

D. Menghitung Jarak Terjauh (xmax) dan Waktu untuk mencapai jarak terjauh (tx)

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai jarak terjauh adalah dua kali dari waktu yang dibutuhkan untuk
mencapai ketinggian maksimum. Ilustrasi berikut ini akan menjelaskan waktu untuk mencapai jarak terjauh.

t (waktu pada ketinggian maksimum)

tx (waktu pada jarak terjauh)

Sehingga tx=

23
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

E. Contoh Gerak Parabola Dalam Kehidupan Sehari-hari


Ada beberapa contoh gerak parabola dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:
1. Gerak bola yang ditendang. Gerakan lintasan bola yang dimaksud disini adalah gerak pada lintasan
yang membentuk parabola.
2. Gerak peluru yang ditembakkan. Tentunya lintasan peluru yang dimaksud disini adalah lintasan
yang berbentuk parabola.

2. GERAK MELINGKAR

Gerak melingkar mempunyai lintasan berbentuk lingkaran, arah kecepatan selalu berubah
yaitu dalam arah tegak lurus jari-jari lintasannya serta mempunyai percepatan sentripental yang
selalu mengarah pada pusat lingkaran.
1. Gerak Melingkar Beraturan
Pada gerak melingkar beraturan, benda bergerak pada lintasan berbentuk lingkaran dengan
laju tetap, sedangkan kecepatannya terus menerus berubah sesuai dengan posisinya pada
lingkaran tersebut.

v v

v r

Gambar di atas adalah gambar sebuah partikel A bergerak dengan laju tetap pada lintasan
lingkaran dengan jari-jari r, sedangkan arah kecepatannya selalu berubah.
Contoh gerak melingkar beraturan adalah gerak jarum arloji, dan gerak satelit pada orbitnya.
Gerak melingkar beraturan percepatannya :
a = ∆v / ∆t
berdasarkan definisi percepatan ini, arah kecepatan benda yang selalu berubah pada gerak
melingkar beraturan akan menimbulkan percepatan.

24
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

2. Besaran Fisis Pada Gerak Melingkar Beraturangerak Melingkar Beraturan

a. Besaran sudut (Ɵ)

Perhatikan sebuah partikel yang bergerak mengelilingi sebuah lingkaran dengan jari-jari
r, seperti gambar di bawah ini:

r
Ɵ
r

Untuk menjelaskan posisi partikel atau sejauh mana partikel ini mengelilingi lingkaran,
digunakan sudut Ɵ (baca: theta). Posisi partikel berpindah sebesar Ɵ setelah benda
tersebut bergerak sejauh s pada keliling lingkaran. Besar sudut Ɵ dinyatakan dalam
radian. Suatu radian (rad) didefinisikan sebagai sudut dimana panjang busur lingkaran
(s) sama jari-jari lingkaran tersebut (r). Pada gambar di atas, bila s = r maka Ɵ akan
bernilai 1 rad. Secara umum, besaran sudut Ɵ ditulis :
Ɵ = s/r
Dimana r = jari-jari lngkaran (m)
s = panjang busur lingkaran (m)
Ɵ = sudut (rad), 1 rad = 57,30

b. Kecepatan dan laju anguler (ω)


Pada gerak melingkar, besaran yang menyatakan seberapa jauh benda berpindah (Ɵ)
dalam selang waktu tertentu 9t) disebut sebagai kecepatan anguler atau kecepatan sudut
(ω).
Kecepatan sudut rata-rata:

 
t
Sedangkan kecepatan sedut sesaat dinyatakan :

  Lim
t

25
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

c. Periode (T)
Periode adalah waktu yang dibutuhkan oleh suatu benda untuk bergerak satu putaran
(T).
T = Perpindahan anguler / kecepatan anguler
2 2
T= atau   ………………………………..(1)
 T
dimana T = periode (sekon)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
2  = perpindahan anguler untuk satu putaran

Bila jumlah putaran benda dalam satu sekon (frekuensi putaran) dinyatakan sebagai f,
maka diperoleh hubungan:
1
T ……………………..(2)
f

Dengan memasukkan persamaan (1) ke persamaan (2) maka diperoleh:


  2f
T = periode (sekon)
F = frekuensi (1/s)
ω = kecepatan sudut (rad/s)

d. Kecepatan dan laju linier


Rumus persamaan untuk laju linier rata-rata adalah
s
v
t
Bila benda bergerak satu putaran, maka panjang lintasan menjadi 2  r dan selang waktu
tempuhnya menjadi T. Persamaan kecepatan atau laju linier menjadi:
2r
v atau v = 2  f r
T

Contoh soal:
Sebuah benda bergerak melingkar beraturan. Dalam selang waktu 20 detik, benda
tersebut melakukan putaran sebanyak 80 kali. Tentukan periode dan frekuensi gerak
benda tersebut.
Penyelesaian:

26
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

a. Periode (T)
Waktu tempuh = 20 sekon
Jumlah putaran = 80
T = waktu tempuh total / jumlah putaran
= 20 / 80
= 0,25 sekon
b. Frekuensi (f)
1 1
f    4 Hertz
T 0,25

e. Hubungan kecepatan linier dan kecepatan anguler


v = ωr
Contoh:
Roda sebuah mesin gerinda dengan diameter 25 cm berputar dengan kecepatan sudut
2400 rpm. Tentukanlah laju linier sebuah titik yang terletak pada permukaan roda
gerinda tersebut.
Penyelesian:
 2 
ω = 2400 rpm = 2400.   = 80  rad/s
 60 
v = ωr
 25 
= 80  rad/s .  
 2 
= 1000  cm/s
= 3140 cm/s
= 3,14 m/s

f. Percepatan sudut (α)


Percepatan sudut didefinisikan sebagai perubahan kecepatan sudut dibagi dengan selang
waktu yang dibutuhkan untuk perubahan tersebut.
Percepatan sudut rata-rata
  0 
  
t t

Dimana ω = kecepatan sudut akhir (rad/s)


ω0 = kecepatan sudut awal (rad/s)

27
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

 = percepatan sudut rata-rata (rad/ s2)

Percepatan sudut sesaat dinyatakan dalam persamaan:



  lim
t
Contoh:
Sebuah motor listrik berada dalam keadaan diam, kemudian dipercepat selang waktu
400 sekon sehingga kecepatan sudutnya mencapai 15000 rpm. Tentukan percepatan
sudut motor listrik tersebut!
Penyelesaian:
1 rpm = 2  / 60 rad/s
ω0 = 0 rpm
2
ω1 = 15000 rpm = 15000 x rad/s = 1570 rad/s
60
  0  1570
    = 3,925 rad/ s2
t t 400

g. Percepatan Sentripental

1. Percepatan dan Gaya Sentripetal


Meskipun suatu benda yang mengalami gerak melingkar beraturan memiliki laju linier
(besar kecepatan linier) tetap tetapi arahnya berubah-ubah. Akibat adanya perubahan arah
ini maka muncul selisih kecepatan. Besarnya selisih kecepatan yang terjadi tiap satu satuan
waktu disebut percepatan. Karena arah selisih kecepatan menuju ke pusat lingkaran, maka
percepatannya menuju ke pusat lingkaran juga dan disebut percepatan sentripetal. Jadi
dengan demikian, walaupun suatu benda mengalami gerak melingkar beraturan tetapi ia
memiliki percepatan sentripetal.

Pada gambar, Δv merupakan perubahan vector kecepatan dalam selang waktu Δt atau
Δv = v2 – v1. Bila Δt mendekati nol, maka Δs dan Δθ akan kecil sekali maka vector v1 dan
v2 sejajar, maka Δv tegak lurus terhadap v1 maupun v2. Ini menunjukkan arah Δv akan
mengarah pada pusat lingkaran dan akan menimbulkan percepatan sentripetal. Dari gambar
di atas dapat diperoleh persamaan :

28
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

v s vs
 atau v 
v R R
Bila ruas kiri dan kanan dibagi Δt, maka:
v vs
 , karena
t Rt
v s
a dan v  , maka :
t t
v2
as  a s   2 .R
R
atau

as = percepatan sentripetal (m/s2)


Keterangan:
v = kelajuan linier (m/s)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
R=r = jari-jari lintasan (m)
Sesuai dengan hukum II Newton, maka dapat disimpulkan bahwa timbulnya persepatan sentripetal
disebabkan oleh gaya sentripetal. Persamaan gaya sentripetal :
Fs = m.as

mv 2
Fs  atau Fs  m 2 R
R

Setiap benda yang bergerak melingkar memerlukan gaya sentripetal yang berfungsi
untuk mengubah arah herak benda sehingga tetap pada lintasan berupa lingkaran. Di dalam
soal-soal gerak melingkar kadang kala dikemukakan juga gaya sentrifugal. Gaya ini
berbeda dengan gaya sentripetal, karena arah gaya sentripetal menuju pusat lingkaran
sedangkan gaya sentrifugal menuju ke luar dari pusat lingkaran.

as 
r 2   2r
r

 2  4 2 r
2

Atau a s    r
 T  T2

Contoh:
Bulan bergerak mengelilingi bumi dengan lintasan hamper berbentuk lingkaran dengan
jari-jari 385.000 km. Waktu yang dibutuhkan bulan untuk satu kali putaran adalah 27,3
hari. Tentukan besarnya percepatan bulan.
Penyelesaian:
Pada saat mengelilingi Bumi, Bulan akan menempuh lintasan sepanjang 2  r dengan
laju v.

29
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

2r
v , T =27,3 hari = 2358720 sekon
T
2 (385000000
v  1025 m/s
235000000

Percepatan bulan:
v2 (1025) 2
a   0,0027 m/s2
r 385000000

h. Hubungan percepatan sentripental dengan percepatan sudut


Misalkan sebuah benda yang bergerak melingkar dalam selang waktu ∆t berubah
kecepatan angulernya sebesar ∆ω, sehingga kecepatan linier benda tersebut berubah juga
sebesar ∆v.
v = ∆r ∆ω ……………………………………………..(3)
bila ruas kiri dan kanan persamaan (3) dibagi dengan ∆t maka diperoleh persamaan:
v 
r
t t
Untuk ∆t mendekati nol maka
v 
Lim  r lim
t t
Sementara itu,
v 
Lim  as sedangkan Lim 
t t
Sehingga diperoleh hubungan antara percepatan sedut dengan percepatan sentripental
as = ra

3. Gerak Melingkar Beraturan Dalam Kehidupan Sehari-Hari


Contoh gerak melingkar beraturan dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak melingkar pada
sebuah mesin penggerak dalam mesin penggilingan padi. Dalam mesin penggerak ini
dijumpai dua buah roda sepusat dengan diameter yang berbeda. Roda dengan diameter yang
besar (r2) disebut sebagi roda gila (flywheel), sedangkan roda dengan diameter yang lebih
kecil (r1) disebut roda penggerak sabuk karena pada roda inilah sabuk ditempatkan. Roda
gila dan penggerak sabuk mempunyai sumbu yang sama (satu poros), pada saat diputar
maka kedua roda ini mempunyai kecepatan anguler (ω) yang sama dengan arah putar yang
sama pula.
ω1 = ω2
30
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Sehingga diperoleh hubungan:


v1 v 2

r1 r2
Perhatikan gambar berikut:

Pada bagian penggiling padi, terdapat sebuah roda yang dihubungkan dengan roda
penggerak sabuk menggunakan sabuk (belt). Roda ini dihubungkan dengan mesin
penggiling sehingga perputaran mesin penggiling dapat mengupas kulit padi yang
dimasukkan dari atas dan pada bagian bawah mesin akan keluar beras hasil penggilingan.
Bila tidak terjadi slip antara sabuk dengan roda-roda tersebut maka roda penggerak sabuk
(roda 1) dan roda mesin penggiling (roda 3) mempunyai kelajuan linier yang sama.
v1  v 2
Sehingga diperoleh hubungan:
1r1  3 r3

Bila r3  r1 maka ω1 menjadi lebih besar dari ω3, sehingga dapat disimpulkan bahwa roda-

roda yang mempunyai sumbu putar yang sama mempunyai laju anguler yang sama,
sedangkan roda-roda yang dihubungkan dengan sabuk mempunyai laju linier yang sama.
Contoh soal:
Sebuah mesin penggiling padi mempunyai roda-roda dengan diameter 12 cm dan 40 cm.
Kedua roda dihubungkan dengan sabuk. Bila roda yang kecil diputar dengan laju anguler
tetap sebesar 80 rad/s. Tentukanlah laju linier kedua roda dan laju anguler (dalam rpm) roda
dengan diameter yang lebih besar!
Penyelesaian:
a. Laju linier kedua roda
1  80rad / s
r1  0,06m
v1  1 r1  80  0,06  4,8m / s
Jadi, kedua roda dihubungkan dengan sabuk sehingga laju liniernya sama, yaitu 4,8
m/s
b. Laju anguler roda 2

31
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

v 2   2 r2
4,8   2 .0,2m
  24rad / s
1 putaran/ s  2rad / s
 2  24rad / s
 2  3,82 putaran/ s  229 putaran/ menit
 2  229 rpm

Contoh lain gerak melingkar beraturan dalam kehidupan sehari-hari adalah gerak roda-roda
pada sepeda yang dihubungkan dengan rantai

4. Gerak Melingkar Berubah Beraturan


Menurut hokum Newton II, suatu benda yang mengalami gerak dipercepat harus
mempunyai gaya netto yang bekerja pada benda tersebut dan besarnya dirumuskan dalam
bentuk:
F=ma
Dimana: F = gaya
m = massa benda
a = percepatan benda
Agar benda yang bergerak melingkar memiliki laju yang tetap dan tetap dalam lintasan
berbentuk lingkaran, maka gaya harus tetap diberikan pada benda tersebut. Bila gaya ini
dihilangkan, benda akan bergerak pada lintasan lurus. Besarnya gaya yang dibutuhkan agar
benda tetap bergerak melingkar dapat ditentukan dengan memasukkan nilai percepatan
sentripetal ke dalam persamaan di atas sehingga diperoleh persamaan:
Fs  m.a s

Gaya ini juga mengarah pada pusat lingkaran sehingga disebut gaya sentripetal (Fs)
v2
Sementara itu, a s  atau a s   2 r , sehingga diperoleh persamaan
r
v2
Fs  m
r
atau
Fs  m 2 r

2
Adapun   , sehingga diperoleh persamaan:
T
m4 2 r
Fs 
T2
32
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Contoh soal:
Bila jarak antara pusat bumi dan bulan adalah 3,85 x 108 m, sedangkan massa bulan adalah
7,35 x 1022 kg, tentukanlah besarnya gaya yang diberikan bumi terhadap bulan bila periode
bulan mengelilingi bumi adalah 27,3 hari. (Asumsikan orbit bulan mengelilingi bumi
berbentuk lingkaran)
Penyelesaian:
Besarnya gaya yang diberikan bumi terhadap bulan dapat dihitung menggunakan persamaan
gaya sentripetal.
m 4 2 r
Fs 
T2
7,35  10 22  4 2  3,85  10 8
Fs 
2358720 2
1,113  10 30
Fs 
5,564  1012
Fs  2,0  10 20 N

SCAFFOLDING

1. Perhatikan gambar dibawah ini !

Sistem roda-roda pada gambar tersebut menunjukkan bahwa roda B dan C berada pada satu
pusat. Roda A dan roda B dihubungkan dengan tali sehingga jika roda A diputar, roda B dan
C ikut berputar. Jari0jari roda A,B, C berturut-turut 40 cm, 10 cm, 30 cm. Jika roda A
berputar dengan kecepatan sudut 20 rad/s, tentukanlah kecepatan linier pada roda C !
Pembahasan :
Berdasarkan konsep hubungan roda, maka untuk sistem roda seperti gambar berlaku
Va=Vb
ωa= ωb
 hubungan roda A dan B:
ωa.Ra= ωb .Rb
20.40= ωb.10
ωb = 80 rad/s
 Hubungan roda B dan C
ωb= ωc
80 = vc / Rc
Vc= 80 (0,3)
Vc= 24 m/s

33
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

2. Seorang pelari menempuh 2 km dalam 4 menit dan kemudian membutuhkan 10 menit untuk
berjalan kembali ke titik awal.
a) Berapakah kecepatan rata-rata untuk 5 menit pertama
b) Berapakah kecepatan rata-rata selama waktu yang dipakai untuk berjalan
c) Berapakah keceapatan rata-rata untuk total perjalanan
d) Berapakah kelajuan rata-rata untuk total perjalanan
Pembahasan : 2 km
4m
a) 2 km 10 m

b)
c)
d)

3. Kecepatan sebuah partikel dalam m/s diberikan oleh v = 7 – 4t, dengan t dalam detik.
Tentukan:
(a) Gambarlah grafik v(t) versus t
(b) Carilah fungsi posisi x(t), gunakan fungsi ini untuk mendapatkan perpindahan selama
selang t = 2 s sampai t = 6 s
(c) Berapakah kecepatan rata-rata untuk selang waktu ini.

Pembahasan:
a) Grafik
Untuk menyelesaikan soal ini terlebih dahulu cari nilai v dan t

T 1 2 3 4 0
V 3 -1 -5 9 7

Setelah didapat nilai-nilai v dan t seperti table, lalu buat grafik seperti gambar di bawah:
7
6
5
4

3 1,3
2
1

2,1

34
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

b)

c)

atau

4. Sebuah peluru ditembakkan secara horizontal dengan kecepatan awal 245 m/s. Senapan berada
1,5 m di atas tanah. Berapa lama peluru berada di udara.
Pembahasan:
= 245 m/s

1,5
R

Kutipan ayat Al-quran

Salah satu ayat kauyah yang berkaitan dengan materi kinematika ini adalah surat Ali
Imran ayat 190 yang berbunyi :

ِ ‫ت ِۡل ُ ْو ِلي ٱ ۡۡل َ ۡل َٰ َب‬ َٰ


٠٩١ ‫ب‬ ٖ ‫ار َۡل ٓ َٰ َي‬ ِ ‫ت َوٱ ۡۡل َ ۡر‬
ِ ‫ض َوٱ ۡختِلَ ِفٱلَّ ۡي ِل َوٱلنَّ َه‬ ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬ ِ ‫ِإ َّن فِي خ َۡل‬
َّ ‫ق ٱل‬
Artinya :

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih berganti malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal

Berdasarkan ayat tersebut dapat memberikan makna tersirat mengenai gejala alam yang
berhubungan dengan fisika. Pada ayat tersebut dikatakan bahwa matahari selalu terbit di
timur dan tenggelam di Barat menjelaskan bahwa bumi itu bulat dengan ukuran tertentu.
Dimana kita ketahui bahwa benda yang bulat memiliki dua jenis gerak yaitu gerak
translasi dan gerak rotasi. Gerak translasi berupa perpindahan posisi dalam ruang
sedangkan gerak rotasi dapat terjadi pada tempat yang sama tanpa perubahan posisi
ruang. Malam dan siang terkait dengan gerak rotasi bumi yaitu rotasi dari barat ke timur
sehingga matahari secara relative tempak bergerak dari timur ke barat. (Sri Mandayani,
2013, 40) * *Pillar of Physics Education Vol 1 April 2013 hal 30-47 judul “ pengembangan
bahan ajar fisika berintegrasi nilai-nilai ayat Alquran pada materi gerak untuk
pembelajaran siswa kelas X SMA”

35
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

EVALUASI

1. Sebuah partikel berada di x = + 5 pada t = 0, x = -7 pada t = 6 s, dan x = + 2 pada t = 10 s.


Carilah kecepatan rata-rata partikel selama selang :
(a) t = 0 s sampai t = 6 s.
(b) t = 6 s sampai t = 10 s
(c) t = 0 s sampai t = 10 s

2. Sebuah mobil bergerak sepanjang garis lurus dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam selama
2,5 jam dan kemudian dengan kecepatan rata-rata 40 km/jam selama 1,5 jam.
(a) Berapakah perpindahan total untuk perjalanan 4 jam ini.
(b) Berapakah kecepatan rata-rata untuk total perjalanan ini.

3. Sebuah peluru ditembakkan pada sudut 450 dengan kelajuan 300 m/s.
(a) Berapa ketinggian yang dicapai peluru
(b) Berapa lama peluru berada di udara
(c) Berapa jangkauan horizontalnya.

4. Sebuah proyektil ditembakkan dengan kecepatan awal 30 m/s dengan arah 600 terhadap arah
horizontal.
(a) Berapakah kecepatan proyektil pada titik tertinggi
(b) Berapakah percepatannya

5. Sebuah batu yang dilemparkan secara horizontal dari puncak sebuah menara menumbuk
tanah pada jarak 18 m dari dasar menara.
(a) Dengan kelajuan berapa batu dilemparkan jika tinggi menara 24 m
(b) Carilah kelajuan batu tepat sebelum mengenai tanah

6. Sebuah partikel menempuh lintasan melingkar berjari-jari 5 m dengan kelajuan konstan 15


m/s. Berapakah besar percepatan partikel.

7. Seorang anak memutar sebuah bola yang terikat pada tali dalam lingkaran horizontal berjari-
jari 1 m. Berapa putaran per menit harus dibuat bola jika percepatannya ke pusat lingkaran
harus mempunyai besar yang sama seperti percepatan gravitasi.

8. Sebuah partikel bergerak searah jarum jam dalam sebuah lingkaran berjari-jari 1 m dengan
pusatnya di (x,y) = (1 m,0). Partikel mulai dari keadaan diam di titik asal (0,0) pada saat
t = 0. Kelajuannya bertambah dengan (π/2) m/s2.
(a) Berapa waktu yang dibutuhkan partikel untuk menempuh setengah lingkaran
(b) Berapakah kelajuannya saat itu
(c) Kemanakah arah kecepatan pada saat itu
(d) Berapakah percepatan radialnya
(e) Berapakah percepatan tangensialnya
(f) Berapakah besar dan arah percepatan total setengah jalan mengelilingi lingkaran \

36
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

DINAMIKA
Materi 3
PARTIKEL

Tujuan Pembelajaran

Kemampuan akhir yang diharapkan:

1. Mahasiswa mampu menganalisis konsep hukum Newton gerak (hukum 1, II,


dan III Newton), dan menggunakan dalam penyelsesaian soal-soal.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep gesekan ( gaya gesekan statis, dan gaya
gesekan kinetiis) pada sistem gerak.
3. Mahasiswa mampu menyelesaikan soal-soal konsep dinamika dengan
menerapkan hukum newton dan konsep gaya gesekan.

Materi apersepsi

 Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui contoh dinamika, seperti pada alat menimba
air di dalam sumur untuk mengambil air. Alat sederhana yang digunakan adalah katrol,
yang dapat mempermudah menarik ember yang berisi air dengan menggunakan tali.
 Gaya adalah penyebab gerak. Gaya termasuk besaran vektor, karena gaya ditentukan oleh
besar dan arahnya. Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan
perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong dan sebagainya maka
pada benda bekerja gaya dan keadaan gerak benda dapat dirubah.
 Satuan gaya dalam SI adalah newton, dalam cgs satuannya dyne
1 Newton = 1 kg.m/s2
1 dyne = 1 g.cm/s2
1 N = 105 dyne
 Massa adalah ukuran inersia suatu benda, makin besar massa benda makin sulit merubah
keadaan geraknya. Lebih sulit menggerakkannya dari keadaan diam atau
menghentikannya pada waktu sedang bergerak.

37
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Peta Konsep

DINAMIKA
PARTIKEL

HUKUM GAYA
NEWTON GESEKAN

GAYA GAYA
HUKUM 1 HUKUM II HUKUM III
GESEKAN GESEKAN
NEWTON NEWTON NEWTON
STATIS KINETIS

Uraian Materi

Dinamika adalah cabang mekanika yang mempelajari bagaimana interaksi antara gaya dan benda.
Seseorang yang telah berjasa dalam ilmu fisika, terutama dinamika, yakni Sir Isaac Newton,
mengungkapkan hukum dasar tentang gerak yang dikenal dengan Hukum Newton tentang gerak
yaitu:
1. Hukum 1 Newton
jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol (F = 0), maka
percepatan benda sama dengan nol (a = 0) dan benda tersebut :
- Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau
- Jika dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan.
Jadi benda akan selalu berusaha mempertahankan keadaan awal jika benda tidak dikenai
gaya atau resultan gaya. Hal ini yang menyebabkan hukum I Newton disebut juga hukum
kelembaman/inertia (malas/inert untuk berubah dari keadaan awal).
Secara matematis hukum I Newton dinyatakan dengan:
F=0

2. Hukum II Newton
momentum yang merupakan perkalian dari massa dan kecepatan yaitu:

.
Hukum II Newton menyatakan bahwa laju perubahan momentum benda sama dengan gaya yang
bekerja pada benda tersebut,

38
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Khusus untuk benda yang tidak mengalami perubahan massa selama bergerak maka:
dm/dt = 0, sehingga:
, ini yang dikenal dengan hukum II Newton

3. Hukum III Newton


Hukum III Newton mengungkapkan bahwa, gaya-gaya aksi dan reaksi oleh dua buah benda
pada masing-masing benda adalah sama besar dan berlawanan arah. Penekanan pada hukum
ini adalah adanya dua benda, dalam arti gaya aksi diberikan oleh benda pertama, sedangkan
gaya reaksi diberikan oleh benda kedua. Hukum ini dikenal sebagai hukum aksi-reaksi.
Secara matematis hukum III Newton dapat dituliskan:

 Faksi = -  Freaksi

Yang menjadi penekanan dalam hukum ini adalah bahwa gaya aksi dan gaya reaksi yang
terjadi adalah dari dua benda yang berbeda, bukan bekerja pada satu benda yang sama.

Gesekan
Gesekan antara permukaan benda yang bergerak dengan bidang tumpu benda akan menimbulkan
gaya gesek yang arahnya senantiasa berlawanan dengan arah gerak benda. Ada dua jenis gaya gesek
yaitu :

1. gaya gesek statis (fs) : bekerja pada saat benda diam (berhenti) dengan persamaan :
fs = s N

2. gaya gesek kinetis (fk) : bekerja pada saat benda bergerak dengan persamaan :
fk = k. N

Dimana nilai fk < fs.

Gaya gesek merupakan gaya sentuh, artinya gaya ini muncul jika permukaan dua zat
bersentuhan secara fisik, dimana gaya gesek tersebut sejajar dengan arah gerak benda dan
berlawanan dengan arah gerak benda. Untuk menentukan gaya gesek suatu benda perhatikan
beberapa langkah sebagai berikut :

39
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

1. Upayakan kita menganalisis komponen-komponen gaya yang bekerja pada benda dengan
menggambarkan uraian gaya pada benda tersebut.
2. Tentukan besar gaya gesek statis maksimun dengan persamaan :
fsmak = s . N

dimana :
fsmak = gaya gesek statis maksimum (N)
s = koefisien gesek statis.
N = gaya normal yang bekerja pada benda (N)
3. Tentukan besar gaya yang bekerja pada benda yang memungkinkan menyebabkan benda
bergerak. Kemudian bandingkan dengan gesar gaya gesek statis maksimum.
a. Jika gaya penggerak lebih besar dari gaya gesek statis maksimum, maka benda
bergerak, sehingga gaya gesek yang bekerja adalah gaya gesek kinetis, dengan
demikian:
fk = k . N
dimana :
fk = gaya gesek kinetis (N)
k = koefisien gesek kinetis (tanpa satuan)
b. Jika gaya penggerak sama dengan gaya gesek statis maksimum, maka benda dikatakan
tepat akan bergerak, artinya masih tetap belum bergerak, sehingga gaya gesek yang
bekerja pada benda sama dengan gaya gesek statis maksimumnya.
c. Jika gaya penggeraknya lebih kecil dari gaya gesek statis maksimumnya, maka benda
dikatakan belum bergerak, dan gaya gesek yang bekerja pada benda sebesar gaya
penggerak yang bekerja pada benda.

Gambar 3.1 gaya gesekan


Pola penyelesaian masalah dinamika partikel:
a. Identifikasi gaya-gaya yang bekerja pada benda
b. Gambarlah diagram bebas gaya pada masing-masing benda.
40
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

c. Pilihlah sistem koordinat yang mudah untuk tiap benda, kemudian uraian gaya tersebut
menurut komponennya (sumbu –x dan sumbu-y)
d. Aplikasikan hukum newton yang berlaku (hukum I, hukum II, atau hukum III newton)
e. Gaya-gaya yang searah dengan gerak bertanda positif, sedangkan gaya yang berlawanan
dengan arah gerak negatif
f. Analisis matematika untuk menyelesaikan persamaan yang dihasilkan untuk besaran yang
tak diketahui dengan menggunakan informasi tambahan apa pun yang dapat diperoleh.

Ayat Alquran

Kutipan ayat Alquran yang relevan dengan materi dinamika partikel diantaranya QS Adz dzariyaat
ayat (1-7) dan QS Arrahman ayat (7-9), QS Yaasiin ayat 38-39 berikut:

1. QS Adz dzariyat ayat 1 s/d 7

           

           

1. Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.


2. Dan awan yang mengandung hujan,
3. Dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah.
4. Dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan
5. Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar.
6. Dan Sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.
7. Demi langit yang mempunyai jalan-jalan.

2. QS Yaasiin ayat 36 s/d 38

            

    


38. Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan yang
Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.

41
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

39. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah Dia
sampai ke manzilah yang terakhir) Kembalilah Dia sebagai bentuk tandan yang
tua.

QS Adz dzariyat ayat 7 dapat dijelaskan bahwa: yang dimaksud dengan langit mempunyai
jalan-jalan adalah orbit bintang-bintang dan planet-planet yang sudah ditetapkan sesuai dengan
hukum alam (sunatullah). Selanjutnya dalam QS Yaasin ayat 38-39 dinyatakan matahari bergerak
ditempat peredarannya, demikian juga dengan bulan. Karena bulan bergerak selalu mengitari bumi
selama 28 hari juga bergerak bersama bumi mengelilingi matahari selama 365 hari, kita di bumi
dapat melihat bulan sesuai dengan fasenya (bulan mati, bulan sabit, bulan setengan, bulan purnama
dst). Bersadarkan peredaran bumi dan bulan ini, manusia dapat melakukan perhitungan waktu
selama satu bulan dan satu tahun dengan akurat.

Dalam susunan tatasurya planet-planet anggota tatasurya akan selalu bergerak melingkar
dalam bentuk lintasan yang berupa lingkaran/ellips. Gerak planet ini teratur dan tidak keluar dari
garis lintasannya. Kenapa planet-planet ini selalu beredar teratur mengelilingi matahari? Hal ini
disebabkan karena adanya gaya gravitasi (gaya tarik menarik) antara dua partikel (matahari dan
planet) yang terpisah dengan jarak tertentu. Dalam fisika besarnya gaya tarik menarik antar planet
dan matahari tersebut ditetapkan dengan persamaan:

...................................................(1)

Berdasarkan pengamatan, Newton membuat kesimpulan bahwa: gaya tarik gravitasi yang
bekerja antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing benda dan berbanding
terbalik dengan kuatrat jarak kedua benda.

Kenapa planet-planet ini selalu bergerak melingkar dengan lintasan yang berbentuk
lingkaran (ellips), hal ini disebabkan karena adanya gaya sentripetal dengan arah selalu menuju
pusat lingkaran. Besar gaya sentripetal ini dalam fisika dinyatakan dengan persamaan:

............................................................(2)

Dengan menggunakan persamaan (1) dan (2) dapat ditentukan waktu atau periode sideris planet-
planet dalam mengelilingi matahari yaitu:
...............................................................(3)

Dimana, C= konstanta =

R= Jari-jari lintasan planet


T= periode sideris (lama waktu) planet mengelilingi matahari

42
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Scaffolding

Untuk memahami bekerjanya sebuah gaya - gaya pada bidang datar perhatikan analisis contoh soal
berikut ini :

Contoh 1 :
Sebuah buku bermassa 200 gram berada di atas meja yang memiliki koefisien gesek statik
dan kinetik dengan buku sebesar 0,2 dan 0,1. Jika buku di dorong dengan gaya 4 N sejajar
meja, maka tentukan besar gaya gesek buku pada meja ? (g = 10 m/s2)

Penyelesaian :
Langkah 1 :
Uraikan atau gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada buku di atas meja.

Langkah 2 :
Tentukan gaya gesek statis maksimumnya :
fsmak = s . N
fsmak = s . w
fsmak = s . m.g
fsmak = 0,2 . 0,2.10
fsmak = 0,4 N

Langkah 3 :
Bandingkan gaya penggeraknya (F = 4 N) dengan gaya gesek statis maksimumnya. Ternyata
gaya penggeraknya lebih besar dibanding dengan gaya gesek statis maksimumnya, maka
gaya gesek yang bekerja pada benda adalah gaya gesek kinetis.

fk = k . N
fk = k . w
fk = k . m.g

43
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

fk = 0,1 . 0,2.10
fk = 0,2 N
Jadi gaya geseknya f = 0,2 N

Evaluasi

1. Sebuah lukisan digantungkan pada dinding


rumah, seperti terlihat pada (gambar 1).
Bila berat lukisan 20 N, sudut = 30° dan
= 45°, tentukan tegangan pada masing
masing tali.

2. Sebuah peti besar bermassa 60 kg meluncur pada sebuah bidang miring yang memiliki
kemiringan 20° tehadap horizontal. Tentukan besar percepatan yang dialami peti tersebut dan
gaya normal yang bekerja padanya.

3. Dua buah balok digantungkan pada sebuah


katrol dengan menggunakan tali seperti
tampak pada (gambar berikut). Hitunglah
percepatan masing masing balok dan
Tegangan tali.

4. Balok A yang terletak di atas meja


dihubungkan dengan balok B dengan tali
melalui sebuah katrol yang ringan. Massa A

balok A 30 kg dan massa balok B 20 kg.


Tentukan percepatan sistem dan tegangan
tali jika :
a) Lantai meja licin ; B

b) Koefisien gesekan kinetik permukaan


meja dengan balok 0,25

44
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

USAHA DAN
Materi 4
ENERGI

Tujuan Pembelajaran

Kemampuan akhir yang diharapkan:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep usaha dan energi


2. Mahasiswa mampu menganalisis hubungan usaha, daya dengan energi
3. Mahasiswa mampu menerapkan hukum ketetapan energi mekanik untuk
menyelesaikan sola-soal hitungan

Materi apersepsi

 Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita mendengar kata usaha. Misalnya, “Agus
Wirawan mempelajari fisika tidak sia-sia, ia berhasil meraih medali emas pertama untuk
indonesia dalam Olimpiade Fisika Internasional.” Usaha memindahkan batu itu sia-sia,
batu itu tidak bergeming.
 Dalam kehidupan sehari-hari usaha adalah kerja yang dilakukan orang atau mesin, apapun
hasil kerja tersebut, asal dia melakukan kegiatan, berhasil atau tidak, sudah dikatakan
melakukan usaha.
 Dalam fisika tidak demikian, ada kasus orang atau mesin terlihat melakukan kegiatan,
namun usahanya nol, misalkan orang yang memegang buku dan menahannya sehingga
tidak terjatuh.
 Dalam fisika usaha didefenisikan sebagai perkalian antara besar gaya yang
menyebabkan benda berpindah dengan besar perpindahan benda yang searah dengan
arah gaya itu.

45
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Peta Konsep

USAHA OLEH
GAYA KONSTAN
USAHA
USAHA OLEH
GAYA BERUBAH

ENERGI KINETIK

USAHA DAN
ENERGI
ENERGI ENERGI POTESIAL

HUBUNGAN
USAHA DAN ENERGI MEKANIK
ENERGI

HUKUM
KETETAPAN
ENERGI

Uraian Materi

Usaha yang dilakukan oleh gaya konstan adalah hasil kali komponen gaya dalam arah gerakan
dan perpindahan titik tangkap gaya tersebut :

W  F .x  Fx cos 

Usaha yang dilakukan gaya yang berubah-ubah, sama dengan luas daerah di bawah kurva gaya
terhadap jarak
x2

W  
x1
F ( x)dx

Energi kinetik adalah energi yang dihubungkan dengan gerakan sebuah benda dan dihubungkan
dengan massa dan kelajuannya
K  12 mv 2

Usaha total yang dilakukan pada sebuah partikel sama dengan perubahan energi kinetik partikel.
Ini disebut teorema usaha-energi
Wtotal  K  12 mv f  12 mvi
2 2

46
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Sebuah gaya disebut konservatif jika usaha total yang dilakukannya pada sebuah partikel nol
ketika partikel bergerak sepanjang lintasan tertutup, yang mengembalikan partikel ke posisi
awalnya. Usaha yang dilakukan oleh gaya konservatif pada sebuah partikel tak bergantung pada
bagaimana partikel itu bergerak dari satu titik ke titik lain.

Energi potensial sebuah sistem adalah energi yang berhubungan dengan konfigurasi sistem.
Perubahan energi potensial sistem didefinisikan sebagai negatif usaha yang dilakukan oleh gaya
konservatif yang bekerja pada sistem
dU   F .ds
x2

U  U 2  U 1  W    F .ds
x1

Usaha yang dilakukan pada sebuah sistem oleh gaya konservatif sama dengan berkurangnya
energi potensial sistem. Nilai absolut energi potensial tidak penting. Hanya perubahan energi
potensial yang penting.

Energi potensial gravitasi sebuah benda bermassa m pada ketinggian y di atas suatu titik acuan
adalah
U = mgy

Energi potensial pegas dengan konstanta gaya k ketika pegas diregangkan atau dikompresi
sejauh x dari titik kesetimbangan diberikan oleh
U  12 kx 2

Jika hanya gaya konservatif yang melakukan usaha pada sebuah benda, jumlah energi kinetik
dan energi potensial benda tetap konstan
E  K  U  12 mv 2  U  konstan

Ini adalah hukum kekekalan energi mekanik.

Usaha yang dilakukan oleh gaya takkonservatif yang bekerja pada sebuah partikel sama dengan
perubahan energi mekanik total sistem
Wtk  (U  K )  E
Ini adalah teorema usaha-energi umum. Kekekalan energi mekanik dan teorema usaha-energi
umum dapat digunakan sebagai pilihan selain hukum Newton untuk memecahkan soal-soal
mekanika yang membutuhkan penentuan kelajuan partikel sebagai fungsi posisi. Daya adalah

47
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

laju alih energi dari satu sistem ke sistem lain. Jika sebuah gaya F bekerja pada suatu partikel
yang bergerak dengan kecepatan v, daya masukan gaya itu adalah

dW
P  F .v
dt
Satuan SI untuk daya adalah watt (W), yang sama dengan satu joule per sekon.

Ayat Alquran

Beberapa ayat Alquran yang relevan dengan konsep usaha dan energi ini diantaranya adalah:
Qs Ad-dzariyaat ayat 47-49 ; QS 55 (Arrahman) ayat 29 dan ayat 33 ; QS 96 ayat 15-16 ; QS 46
ayat 33
1. QS Adz-dzariyaat ayat 47 – 49

          

       


47. Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan Sesungguhnya Kami benar-
benar berkuasa
48. Dan bumi itu Kami hamparkan, Maka Sebaik-baik yang menghamparkan (adalah
Kami).
49. Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat
kebesaran Allah.

2. QS 55 (Arrahman) ayat 29 dan 33

           

29. Semua yang ada di langit dan bumi selalu meminta kepadanya. Setiap waktu Dia dalam
kesibukan

Maksud QS Arrahman ayat 29 ini adalah: Allah Senantiasa dalam keadaan menciptakan,
menghidupkan, mematikan, memelihara, memberi rezki dan lain lain.

          

      

48
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

33. Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit
dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.

3. QS 46( AL ahqaaf) ayat 33

             

         


33. Dan Apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Sesungguhnya Allah yang menciptakan
langit dan bumi dan Dia tidak merasa payah karena menciptakannya, Kuasa
menghidupkan orang-orang mati? Ya (bahkan) Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas
segala sesuatu.

Scaffolding

Contoh soal :

1. Sebuah benda dengan berada pada bidang miring dengan sudut kemiringan 30o bergerak ke atas
karena mendapatkan beberapa gaya, tiga gaya di antaranya F1 = 40 N mendatar; F2 = 20 N
tegak lurus bidang miring, F3 = 30 N sejajar bidang miring. Hitunglah kerja yang dilakukan
oleh masing-masing gaya bila benda berpindah sejauh 0,80 m ke atas.
Penyelesaian:

 Kita mencari komponen F1 yang sejajar arah perpindahan yaitu:

F1 cos 30o = 40.0,866 = 34,6 N, maka kerja yang dilakukan F1 adalah: F1 cos30o.S = 34,6 .
0,8 = 28 Joule.

 Gaya F2 tidak melakukan kerja karena gaya ini tegak lurus terhadap arah perpindahan.
 Kerja yang dilakukan oleh F3 yang sejajar dengan arah perpindahan adalah:

49
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

F3. S = 30.0,8 = 24 Joule.


2. Sebuah pegas dengan konstanta pegas 400 N/m, ditempatkan pada sebuah dinding, ujung pegas
lain bebas di bidang datar yang licin. Jika sebuah benda bermassa 2 kg bergerak dengan
kecepatan 10 m/s menumbuk ujung pegas tersebut, berapa pemendekan maksimum yang dapat
ditekan oleh benda tersebut?

Penyelesaian:

Berlaku kekekalan energi mekanik


EK + EP (gravitasi) + EP (pegas) = EP ‘(pegas) + EK’+ EP(gravitasi)’
½ mv2 + 0 + 0 = ½ kx2 + 0 + 0

Sehingga x = v

= 10

Evaluasi

1. Apakah yang dimaksud dengan usaha.

2. Jelaskan hubungan usaha dengan energi.

3. Sebuah peluru 10 g mempunyai kelajuan 1,2 km/s. (a) Berapakah energi kinetiknya dalam
joule. (b) Berapakah energi kinetik peluru bila kelajuannya dijadikan separonya? (c)
Berapakah energi kinetik peluru bila kelajuannya digandakan.

4. Sebuah kotak 5 kg dinaikkan dari keadaan diam sejauh 4 m oleh gaya vertikal 80 N. Carilah
(a) Usaha yang dilakukan oleh gaya itu. (b) Usaha yang dilakukan oleh gravitasi. (c)
Energi kinetik akhir kotak.

5. Sebuah balok bermassa 6 kg menuruni sebuah bidang miring yang licin. Sudut bidang
miring adalah 600. (a) Sebutkan semua gaya yang bekerja pada balok, dan carilah kerja
yang dilakukan tiap gaya jika balok turun 2 m (diukur sepanjang bidang mring). (b)
Berapakah kerja total yang dilakukan pada balok? Berapa kelajuan balok setelah meluncur
sejauh 2 m jika (c) balok itu mulai dari keadaan diam dan (d) balok itu mulai dengan
kelajuan awal 3 m/s.

50
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

6. Sebuah buku 2 kg dipegang pada ketinggian 20 m di atas tanah dan dilepas pada t = 0. (a)
Berapakah energi potensial awal buku relatif terhadap tanah? (b) Dari hukum Newton,
carilah jarak jatuhnya buku dalam 1 s dan kelajuan pada t = 1 s. (c) Carilah energi potensial
dan kinetik buku pada t = 1 s. (d) Carilah energi kinetik dan kelajuan buku tepat sebelum
menyentuh tanah.

7. Seberapa tinggi sebuah benda harus diangkat untuk mendapatkan sejumlah energi potensial
yang sama dengan energi kinetik yang dimilikinya ketika bergerak dengan kelajuan 20 m/s.

8. Sebuah pegas mempunyai konstanta gaya k = 104 N/m. Seberapa jauhkah pegas itu harus
diregangkan agar energi potensialnya menjadi (a) 50 J dan (b) 100 J.

9. Sebuah bola 15 g ditembakkan dari sebuah senapan pegas yang pegasnya mempunyai
konstanta gaya 600 N/m. Pegas dapat ditekan 5 cm. Seberapa tinggi bola dapat
ditembakkan jika senapan diarahkan secara vertikal.

10. Sebuah mobil 2000 kg yang bergerak dengan kelajuan awal 25 m/s sepanjang sebuah jalan
horizontal selip sampai berhenti setelah menempuh jarak 60 m. (a) Carilah usaha yang
dilakukan oleh gaya gesekan kinetik. (b) Carilah koefisien gesekan kinetik antara ban dan
jalan.

51
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

IMPULS DAN
Materi 5
MOMENTUM

Tujuan Pembelajaran

Kemampuan akhir yang diharapkan:

1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep momentum dan impuls


2. Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan momentum impuls dengan hukum
newton
3. Mahasiswa mampu menerapkan hukum kekekalan momentum linier dalam
penyeleaian soal-soal
4. Mamhasiswa mampu membedakan tumbukan lenting sempurna, lenting
sebagian, dann tak lenting sama sekali

Materi apersepsi

Untuk memahami bab ini, analisalah beberapa peristiwa berikut:

 Cobalah kalian amati ketika di jalan, Sebuah bus bermuatan penuh akan lebih sulit
untuk berhenti daripada sebuah mobil kecil, walaupun kecepatan kedua kendaraan
itu sama. Kenapa hal demikian dapat terjadi?
 Jika terjadi tabrakan antara mobil dan motor. Menurut konsep fisika, kendaraan
mana yang rusaknya lebih parah jika kecepatan motor 2x lebih besar dari kecepatan
mobil dan massa mobil 3x massa motor?
 Seorang karateka mampu mematahkan balok kayu, atau susunan beberapa batu bata
dengan pukulan tangan. Dia akan memukul balok dengan cepat dengan tenaga
sekuat-kuatnya. Kenapa demikian?

52
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Peta Konsep

MOMEMTUM
DAN IMPULS

MOMENTUM IMPULS TUMBUKAN

HUBUNGAN TUMBUKAN TUMBUKAN


HUKUM TUMBUKAN LENTING TAK LENTING
HUKUM
NEWTON LENTING SEBAGIAN SAMA SEKALI
KETETAPAN
DENGAN SEMPURNA
MOMENTUM
MOMENTUM,
IMPULS

Uraian Materi

1. Impuls
Gaya impulsif merupakan gaya yang mengawali suatu percepatan dan menyebabkan sebuah
benda bergerak semakin cepat. Hasil kali gaya impulsif rata-rata ( ) dan selang waktu singkat
(∆t) selama gaya impulsif bekerja dinamakan besaran Impuls diberi lambang . Impuls
merupakan besaran vektor yang searah dengan gaya impulsif F. Secara matematis, impuls
dituliskan sebagai berikut:
Keterangan:
: Gaya (N)
∆t: selang waktu (s)
, : Impuls ( Ns )

Pada grafik F-t, besar impuls sama dengan luas daerah di bawah grafik F-t.

Jika gaya impulsif yang berubah terhadap waktu diberikan fungsinya, misalnya F(t),
53
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

impuls oleh gaya F(t) dengan batas t1 sampai t2 dapat dinyatakan dengan rumus integral
sebagai berikut:

2. Momentum

Jika motor dan mobil diatas bergerak dengan kalajuan sama, kendaraan mana yang
lebih mudah dihentikan? Konsep fisika apa yang dipakai dalam hal ini. Yuk cari tau
jawabannya di dalam SUBBAB ini................!!!

Secara konseptual momentum dapat didefinisikan sebagai ukuran kesukaran untuk


memberhentikan suatu benda.

Jika sebuah motor dan sebuah mobil bergerak dengan kelajuan sama, kendaraan yang
lebih mudah dihentikan adalah motor, Kenapa? Karena momentum motor lebih kecil
dari pada mobil.

Secara matematis momentum dapat dirumuskan dengan:

=m

Keterangan:
: momentum, termasuk besaran vektor yang searah dengan kecepatan (Kg m/s)
m : massa benda (Kg)
: kecepatan (m/s)

Dengan demikian, momentum dapat juga didefenisikan sebagai perkalian massa dengan
kecepatan benda.

3. Hubungan Impuls dan Momentum


Misalkan sebuah bola bergerak dengan kecepatan awal v1 menuju seorang pemain. Sesaat
setelah bola ditendang pemain tersebut (impuls bekerja) bola bergerak dengan kecepan v2.
Sesuai dengan hukum II Newton, maka:
54
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

=m

Karena percepatan = = , maka

= m( )

= m( )

=m

= =

Persamaan diatas dikenal dengan teorema impuls-momentum (impulse-momentum theorem):


Perubahan momentum sebuah partikel selama suatu selang waktu sama dengan
impuls dari gaya total yang bekerja pada partikel tersebut selama selang waktu
tersebut.

Pada pengujian mobil atau pesawat terbang yang meluncur pada lintasan lurus
dengan dihalangi tembok di depannya, mengalami perubahan momentum dan
menimbulkan impuls yang sangat besar.

4. Hukum II Newton dalam Bentuk Momentum


Dari persamaan = , maka:
= , sehingga didapat Hukum II Newton bentuk momentum sebagai berikut:

=m

=m Hukum II Newton

5. Hukum Kekekalan Momentum

55
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

= momentum benda 1 sebelum tumbukan

= momentum benda 2 sebelum tumbukan

= momentum benda 1 setelah tumbukan

= momentum benda 2 setelah tumbukan


Ketika bola 1 dan bola 2 bertumbukan, bola 1 memberikan gaya pada bola 2
sebesar F21, dimana arah gaya tersebut ke kanan (perhatikan gambar!)

Momentum bola 2 dinyatakan dengan persamaan :

Berdasarkan hukum III Newton, bola 2 memberikan gaya reaksi pada bola 1, dengan
besar F12 = – F21.

Momentum bola 1 dinyatakan dengan persamaan :

Karena F12∆t = -F21∆t, maka kita dapat menggabungkan persamaan 1 dan persamaan 2:

Persamaan ini juga dapat ditulis dalam bentuk:

56
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Momentum sebelum tumbukan = momentum setelah tumbukan

Keterangan: : massa benda 1,


m2 : massa benda 2,
: kecepatan benda 1 sebelum tumbukan,
: kecepatan benda 2 sebelum tumbukan,
: kecepatan benda 1 setelah tumbukan,
: kecepatan benda 2 setelah tumbukan
Hukum Kekekalan Momentum :

“Jika penjumlahan vektor dari gaya-gaya luar pada sebuah sistem adalah nol,
momentum total dari sistem tersebut adalah konstan”.

Dalam momentum ada besaran yang dinamakan koefisien restitusi. Koefisien restitusi
ialah nilai negatif dari perbandingan beda kecepatan kedua benda (sebelum dan sesudah
tumbukan).

Harga e adalah 1 > e > 0.

6. Aplikasi Hukum Kekekalan Momentum


Hukum kekekalan momentum linear secara umum berlaku untuk semua masalah interaksi
antara benda-benda yang hanya melibatkan gaya dalam (gaya interaksi antara benda-benda itu
saja), seperti pada peristiwa ledakan, penembakan proyektil, dan peluncuran roket. Untuk
interaksi antara benda-benda yang terjadi dalam gerak dua dimensi, kecepatan partikel harus
dinyatakan dalam notasi vektor. Biasanya, digunakan notasi vektor dalam vektor satuan i untuk
komponen pada sumbu X dan vektor satuan j untuk komponen pada sumbu Y.

1. Peluncuran Roket

57
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Sebuah roket diluncurkan vertikal ke atas menuju atmosfer Bumi. Hal ini dapat
dilakukan karena adanya gaya dorong dari mesin roket yang bekerja berdasarkan impuls
yang diberikan oleh roket. Pada saat roket sedang bergerak, akan berlaku hukum kekekalan
momentum. Pada saat roket belum dinyalakan, momentum roket adalah nol. Apabila bahan
bakar di dalamnya telah dinyalakan, pancaran gas mendapatkan momentum yang arahnya ke
bawah. Oleh karena momentum bersifat kekal, roket pun akan mendapatkan momentum
yang arahnya berlawanan dengan arah buang bersifat gas roket rsebut dan besarnya sama.

2. Kantong udara
Air Safety Bag (kantong udara) digunakan untuk memperkecil gaya akibat tumbukan
yang terjadi pada saat tabrakan. Kantong udara tersebut dipasangkan pada mobil serta
dirancang untuk keluar dan mengembang secara otomatis saat tabrakan terjadi. Kantong
udara ini mampu meminimalkan efek gaya terhadap benda yang bertumbukan. Prinsip
kerjanya adalah memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk menghentikan momentum
pengemudi. Saat tabrakan terjadi, pengemudi cenderung untuk tetap bergerak sesuai dengan
kecepatan gerak mobil (Hukum Pertama Newton). Gerakan ini akan membuatnya menabrak
kaca depan mobil yang mengeluarkan gaya sangat besar untuk menghentikan momentum
pengemudi dalam waktu sangat singkat. Apabila pengemudi menumbuk kantong udara,
waktu yang digunakan untuk menghentikan momentum pengemudi akan lebih lama
sehingga gaya yang ditimbulkan pada pengemudi akan mengecil. Dengan demikian,
keselamatan si pengemudi akan lebih terjamin.

3. Desain Mobil

Desain mobil dirancang untuk mengurangi besarnya gaya yang timbul akibat tabrakan.
Caranya dengan membuat bagian-bagian pada badan mobil agar dapat menggumpal
sehingga mobil yang bertabrakan tidak saling terpental satu dengan lainnya. Mengapa
demikian? Apabila mobil yang bertabrakan saling terpental, pada mobil tersebut terjadi

58
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

perubahan momentum dan impuls yang sangat besar sehingga membahayakan keselamatan
jiwa penumpangnya.

7. Tumbukan
Untuk sistem benda bertumbukan, hukum kekekalan momentum tetap berlaku dengan
syarat tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. Namun, energi kinetik sistem dapat
berkurang, karena sebagian energi kinetik diubah ke bentuk energi kalor dan energi bunyi pada
saat terjadi tumbukan. Sehingga hukum kekekalan energi mekanik (khusunya energi kinetik)
tidak berlaku untuk semua tumbukan.

Jenis-jenis Tumbukan
Berdasarkan berlaku atau tidaknya hukum kekekalan energi mekanik, tumbukan dapat
dibagi menjadi:
a. Tumbukan lenting sempurna
1) Berlaku hukum kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi kinetik.
2) Koefisien restitusinya adalah 1.
b. Tumbukan lenting sebagian
1) Berlaku hukum kekekalan momentum.
2) Sebagian energi kinetiknya hilang (tidak berlaku hukum kekekalan energi), karena
berubah menjadi panas; bunyi; dll.
3) Koefisien restitusinya 1< e <0
c. Tumbukan tak lenting sama sekali
1) Sesaat setelah tumbukan kedua benda yang bertumbukkan bersatu dan bergerak
bersamaan dengan kecepatan sama.
2) Koefisisen restitusinya 0

Ayat Alquran

Konsep tumbukan ada dijelaskan pada QS Al Haaqqah ayat 14, tentang hancurnya bumi dan
gunung-gunung pada saat terjaadinya peristiwa kiamat.

      

14. Dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.
59
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Materi Scaffolding

Contoh soal:
1. Sebuah bola bergerak ke utara dengan kelajuan 36 km/jam, kemudian bola ditendang ke
Selatan dengan gaya 40 N hingga kelajuan bola menjadi 72 km/jam ke Selatan. Jika massa
bola 800 gram tentukan :
a. Impuls pada peristiwa tersebut
b. Lamanya bola bersentuhan dengan kaki
Diket:

0 = 36 km/jam = 10 m/s, m = 800 gram = 0,8 kg

t = -72 km/jam = -20 m/s

= -40 N
Ditanya:

a. = ….?
b. ∆t = …?
Jawab:

a. = ∆
= m t –m 0

= m( t – 0)

= 0,8 (-20 – 10)


= 0,8 – 30
= - 24 kg m/s
tanda negatif menyatakan arahnya ke selatan

b. t
-24 kg m/s = 40 N t
t=
= 0.6 s

2. Sebuah balok yang massanya 10 kg mula-mula diam di atas permukaan horizontal tanpa
gesekan. Suatu gaya yang arahnya horizontal, F bekerja pada balok itu, besarnya gaya
berubah setiap saat dinyatakan oleh persamaan F(A) = 103 t + 10 di mana F dinyatakan
dalam Newton dan A dalam detik.
a) Berapa impuls pada balok bila gaya bekerja selama 0,1 detik?
b) Berapa kecepatan balok tersebut saat itu?
c) Bila gaya F bekerja selama t = 5 detik, berapa kecepatannya saat itu?

Penyelesaian :
m = 10 kg

60
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

F(t) = 103 t + 10
a) I =  F dt
=  (103 t + 10) dt
= 103 . ½ t2 + 10 t
= 103 . ½ (0,1)2 + 10 . 0,1
= 5+1
I = 6 newton det
b) Impuls = perubahan momentum
F dt = m . ΔV
6 = 10 V(0,1)  V(0,1) = 0,6 m/det

c) F selama 5 detik
m dV = F dV = 103 . ½ t2 + 10 t
m V(t) = 500 t2 + 10 t
m V(5) = 500 t2 + 10 t
= 500 . 25 + 50
m V(5) = 12550
12550
V(5) = = 1255 m/det
10
3. Sebuah peluru dari 0,03 kg ditembakkan dengan kecepatan 600 m/s pada sepotong kayu dari
3,57 kg yang digantungkan pada seutas tali. Jika ternyata pelurunya masuk ke dalam kayu.
Hitunglah kecepatan kayu sesaat setelah peluru tersebut mengenainya!
Penyelesaian :
Jawab :
mP VP + mk Vk = (mP + mk) V
0,03 . 600 + 3,57 . 0 = (0,03 + 3,57) V
18 = 3,6 V
V = 5 m/s
4. Seorang yang massanya 70 kg berdiri di atas lantai yang licin, menembak dengan senapan
yang massanya 5 kg. Peluru yang massanya 0,05 kg meluncur dengan kecepatan 300m/s.
a) Berapa kecepatan mundur orang itu sesaat setelah menembak?
b) Hitunglah kecepatan kayu sesaat setelah ditembus peluru (peluru tepat bersarang dalam
kayu)!
Penyelesaian :

a) mo Vo + ms Vs + mp Vp = mo Vo + ms Vs + mp Vp

0 + 0 + 0 = 70 . Vo + 5Vs + 0,05 . 300

-15 = 75 V

61
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

15
V = - = - 0,2 m/s
75

b) mp Vp + mk Vk = mp Vp + mk Vk

0,05 . 300 + 0 = 0,05 Vp + 1,95 Vk

15 = 2 Vpk

Vpk = 7,5 m/s


Karena peluru bersarang di dalam kayu, maka kayu dan peluru bergerak bersama-sama
dengan kecepatan 7,5 m/s

Evaluasi

1. Sebuah sepeda motor bermassa 100 kg bergerak dengan kecepatan sebesar 90 km/jam. Jika
massa pengendara motor 60 kg, berapakah momentum mobil tersebut?

2. Dua benda bermassa m1 = 1,5 kg dan m2 = 2,5 kg terletak berdekatan di sebuah bidang
datar licin. Sistem ini mendapat impuls gaya sehingga kedua benda bergerak. Besar kelajuan
masing-masing benda adalah v1 = 5 m/s dan v2 = 4 m/s, serta arahnya saling tegak lurus.
Tentukanlah besarnya implus gaya yang bekerja pada sistem.

3. Sebuah balok ditempatkan pada bidang datar yang licin. Massa balok sebesar 0,98 kg dan
dijadikan sasaran tembakan. Sebutir peluru ditembakkan ke arah balok sehingga peluru
tersebut bersarang di dalam balok. Diketahui massa peluru 20 g. Energi kinetik balok dan
peluru saat peluru mengenai balok adalah 8 J, tentukanlah:
a. kecepatan balok saat kena peluru, dan
b. kecepatan peluru saat mengenai balok.

4. Sebuah roket bermassa 100 ton diarahkan tegak lurus ke atas. Jika kecepatan molekul gas
yang terbakar pada mesin roket itu 50 km/s, tentukanlah kelajuan bahan bakar yang
dikeluarkan (dinyatakan dalam kg/s).

5. Sebuah granat yang diam tiba-tiba meledak dan pecah menjadi 2 bagian yang bergerak
dalam arah berlawanan.Perbandingan massa kedua bagian itu adalah m1 : m2. Apabila
energi yang dibebaskan adalah 3 × 105 joule, perbandingan energi kinetik pecahan granat
pertama dan kedua adalah....

62
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

FLUIDA
Materi 6

Materi apersepsi

 Fluida adalah zat yang dapat mengalir dan berubah bentuk (dapat dimampatkan) jika diberi
tekanan. Jadi, yang termasuk ke dalam fluida adalah zat cair dan gas.. Gas mudah
dimampatkan, sedangkan zat cair tidak dapat dimampatkan.
 Ditinjau dari keadaan fisisnya, fluida terdiri atas fluida statis atau hidrostatika, yaitu ilmu
yang mempelajari tentang fluida atau zat alir yang diam (tidak bergerak) dan fluida
dinamis atau hidrodinamika, yaitu ilmu yang mempelajari tentang zat alir atau fluida yang
bergerak. Hidrodinamika yang khusus membahas mengenai aliran gas dan udara disebut
dengan aerodinamika.
 Dalam bahasan fluida ini kita hanya membahas tentang fluida ideal saja yaitu fluida yang:
1) tidak kompresibel artinya tidak mengalami volume akibat adanya tekanan, 2) ketika
bergerak tidak mengalami gesekan, 3) alirannya stasioner (aliran yang konstan)

Uraian Materi

A. FLUIDA STATIS
1. Tekanan Hidrostatik
Fluida dapat memberi tekanan, ini dapat dibuktikan dengan percobaan sederhana dengan
mengambil sebuah botol plastik yang diisi dengan air, lubangi botol tersebut dengan paku, maka air
akan memancar keluar karena adanya tekanan yang diberikan pada lubang. Tekanan adalah gaya
yang bekerja tegak lurus pada suatu permukaan bidang dibagi luas permukaan bidang tersebut.
Secara matematis, persamaan tekanan dituliskan:
dimana: F = Gaya (N),
A = Luas permukaan (m2), dan
P = Tekanan (N/m2 = Pascal).
Tekanan hidrostatis yang dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat
fluida yang berada di atas titik tersebut.

= =

Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan Ph, maka persamaannya dapat dituliskan
sebagai berikut: Ph = ρgh
dimana: Ph = tekanan hidrostatis (N/m2)
ρ = massa jenis fluida (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2)

63
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

h = kedalaman titik dari permukaan fluida (m).

Gambar 6.1 tekanan total di dalam fluida sam dengan jumlah tekanan di permukaan dan tekanan hidrostatik

Hukum Utama Hidrostatis menyatakan bahwa semua titik yang berada pada bidang datar yang
sama dalam fluida homogen, memiliki tekanan total yang sama.

Persamaan hukum utama hidrostatis dapat diturunkan dengan memperhatikan gambar di atas.
Misalkan, pada suatu bejana berhubungan dimasukkan dua jenis fluida yang massa jenisnya
berbeda, yaitu ρ1 dan ρ2. Jika diukur dari bidang batas terendah antara fluida 1 dan fluida 2, yaitu
titik B dan titik A, fluida 2 memiliki ketinggian h2 dan fluida 1 memiliki ketinggian h1. Tekanan
total di titik A dan titik B sama besar. Menurut persamaan tekanan hidrostatis, besarnya tekanan di
titik A dan titik B bergantung pada massa jenis fluida dan ketinggian fluida di dalam tabung. Secara
matematis, persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.
PA = P B
p0 + ρ 1 g h1 = p0 + ρ2 g h2
ρ1 h1 = ρ2 h2
dengan: h1 = jarak titik A terhadap permukaan fluida 1,
h2 = jarak titik B terhadap permukaan fluida 2,
ρ1 = massa jenis fluida satu, dan
ρ2 = massa jenis fluida dua.

2. Hukum pascal
Pada rumus P=P0 + ρ . g .h, kita melihat bahwa ketika P0 ditambah maka tekanan P di setiap
titik dalam bejana bertambah dengan jumlah yang sama. Ini menunjukkan bahwa tekanan zat cair
diteruskan ke segala arah sama besar. Berdasarkan ini Pascal merumuskan hukum yang dikenal
dengan Hukum Pascal yang berbunyi: “ Tekanan yang diberikan pada suatu fluida dalam ruang
tertutup akan diteruskan ke segala arah sama rata”.

64
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Dari gambar di atas, tekanan oleh gaya sebesar F1 terhadap pipa 1 yang memiliki luas
penampang pipa A1, akan diteruskan oleh fluida menjadi gaya angkat sebesar F2 pada pipa 2 yang
memiliki luas penampang pipa A2 dengan besar tekanan yang sama. Secara matematis Hukum
Pascal ditulis sbb:
P1 = P2

dengan: F1 = gaya pada pengisap pipa 1 (pipa kecil),


A1 = luas penampang pengisap pipa 1 (luas penampang kecil),
F2 = gaya pada pengisap pipa 2 (pipa bbesar)
A2 = luas penampang pengisap pipa 2( luas penampang besar)

Hukum Pascal dimanfaatkan dalam peralatan teknik yang banyak membantu pekerjaan
manusia, antara lain dongkrak hidrolik, pompa hidrolik, mesin hidrolik pengangkat mobil, mesin
pres hidrolik, dan rem hidrolik.

a. Dongkrak Hidrolik
Dongkrak hidrolik merupakan salah satu aplikasi sederhana dari Hukum Pascal.
Prinsip kerja dongkrak hidrolik yaitu: Saat pengisap kecil diberi gaya tekan, gaya
tersebut akan diteruskan oleh fluida (minyak) yang terdapat di dalam pompa.
Akibatnya, minyak dalam dongkrak akan menghasilkan gaya angkat pada pengisap
besar dan dapat mengangkat beban di atasnya.

(Gambar : Skema dongkrak hidrolik)

b. Mesin Hidrolik Pengangkat Mobil


Prinsip mesin hidrolik pengangkat mobil memiliki prinsip yang sama dengan
dongkrak hidrolik. Perbedaannya terletak pada perbandingan luas penampang
pengisap yang digunakan. Pada mesin pengangkat mobil, perbandingan antara luas
penampang kedua pengisap sangat besar sehingga gaya angkat yang dihasilkan pada
pipa berpenampang besar dan dapat digunakan untuk mengangkat mobil.

Gambar: mesin hidrolik pengangkat mobil

65
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

3. Hukum Archimedes
Setiap benda yang dicelupkan ke dalam zat cair akan mendapatkan gaya tekan ke atas. Gaya
inilah yang disebut gaya ke atas atau gaya Archimedes (FA). Gaya Archimedes atau gaya ke atas
adalah gaya tekan yang timbul pada benda di dalam fluida dan arahnya ke atas. Besarnya gaya ke
atas ini dipengaruhi oleh berat jenis cairan dan volume benda yang tercelup. Nama gaya ini diambil
sesuai dengan nama ilmuan yang pertama kali menemukannya yaitu Archimedes (287 – 212 SM).
Peristiwa ini lebih dikenal dengan hukum Archimedes.
Hukum Archimedes menyatakan bahwa, jika sebuah benda dicelupkan ke dalam air sebagian
atau seluruhnya, maka benda tersebut akan mendapatkan gaya ke atas sebesar berat zat cair
yang dipisahkannya. Hukum archimedes ini dapat dirumuskan dengan persamaan sebagai berikut:
FA = Wzat cair yang dipindahkan ………………............(1)
FA = bj.VT
FA = ρc.g.VT ………………………...….………(2)
Keterangan:
FA = Gaya keatas (gaya Archimedes)
ρc= Massa jenis cairan
g= Percepatan gravitasi bumi (9,8 m/s2)
bj= Berat jenis cairan
VT=Volume benda yang tercelup

Hukum Archimedes ini dapat dibuktikan melalui eksperimen dengan cara menimbang berat
benda di udara menggunakan neraca pegas celupkan benda tersebut seluruhnya ke dalam air dan
timbang berat benda di dalam air. Besar gaya ke atas (gaya Archimedes) memenuhi persamaan:
FA = W di udara – W di air

FA = W – WI …………………………………..(3)

Keterangan:
W = Berat benda saat di udara
WI= Berat benda saat di daalam air

Volume benda tercelup (VT) sama dengan volume zat cair yang dipindahkan, yaitu kenaikan
volume pada cairan dalam gelas ukur saat benda tercelup atau volume zat cair yang tumpah. Massa
jenis zat dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan menggunakan persamaan pada
gaya Archimedes. Dengan mengetahui gaya tekanan ke atas(FA) dan volume benda yang tercelup
(VT), maka nilai massa jenis cairan (ρ) dapat ditentukan.
Dalam fluida, suatu benda akan mengalami 3 kemungkinan, terapung, melayang, atau
tenggelam
a. Terapung
Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan terapung jika massa jenis benda lebih
kecil daripada massa jenis fluida (ρb < ρf). Massa jenis benda yang terapung dalam
fluida memenuhi persamaan berikut:

b. Melayang
Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan melayang jika massa jenis benda sama
dengan massa jenis fluida ( ρb = ρf).

66
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

c. Tenggelam
Benda yang dicelupkan ke dalam fluida akan tenggelam jika massa jenis benda lebih
besar daripada massa jenis fluida ( ρb > ρf). Jika benda yang dapat tenggelam dalam
fluida ditimbang di dalam fluida tersebut, berat benda akan menjadi:

Aplikasi Hukum Archimedes telah diterapkan pada berbagai alat seperti hidrometer, kapal
laut, kapal selam, dan balon udara
a. Hidrometer
Hidrometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur massa jenis zat cair. Proses
pengukuran massa jenis zat cair menggunakan hydrometer dilakukan dengan cara
memasukkan hidrometer ke dalam zat cair tersebut. Berikut ini prinsip kerja
hidrometer.

Gambar Hydrometer

Oleh karena volume fluida yang dipindahkan oleh hidrometer sama dengan luas
tangkai hidrometer dikalikan dengan tinggi yang tercelup maka dapat dituliskan:

b. Balon Udara
Balon berisi udara panas pertama kali diterbangkan pada tanggal 21 November 1783.
Udara panas dalam balon memberikan gaya angkat karena udara panas di dalam balon
lebih ringan daripada udara di luar balon. Balon udara bekerja berdasarkan prinsip
Hukum Archimedes. Menurut prinsip ini, dapat dinyatakan bahwa sebuah benda yang
dikelilingi udara akan mengalami gaya angkat yang besarnya sama dengan volume
udara yang dipindahkan oleh benda tersebut.

67
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

4. Tegangan permukaan
Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang
sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Adapun rumus tegangan
permukaan adalah:

5. Kapilaritas
Kapilaritas adalah peristiwa naik atau turunnya permukaan zat cair pada pipa kapiler.
Permukaan zat cair yang membasahi dinding, misalnya air, akan naik. Adapun yang tidak
membasahi dinding, seperti raksa, akan turun. Dalam kehidupan sehari-hari, contoh-contoh gejala
kapiler adalah: minyak tanah naik melalui sumbu lampu minyak tanah atau sumbu kompor, dinding
rumah basah pada musim hujan, air tanah naik melalui pembuluh kayu.

B. FLUIDA DINAMIS
Dalam membahas fluida kita menganggab fluida tersebut sebagai fluida ideal yang memiliki
sifat inkompresible (tidak termampatkan), irrotasional (tidak berotasi/tidak berputar/tidak turbulen),
alirannya tunak (kecepatan fluida tidak berubah dari waktu ke waktu), dan viskositasnya nol (tidak
mengalami hambatan ketika bergerak).

1. Persamaan Kontinuitas
Persmaan kontinuitas menghubungkan kecepatan fluida di suatu tempat dengan tempat lain.
Debit aliran adalah besaran yang menunjukkan volume fluida yang mengalir melalui suatu
penampang setiap satuan waktu. Secara matematis, persamaannya dituliskan sebagai berikut:

dengan : V = Volume fluida yang mengalir (m3)


t = Waktu (s)
A = Luas penampang (m2)
v = kecepatan aliran (m/s)
Q = debit aliran fluida (m3/s)
Untuk fluida sempurna (ideal). hasil kali laju aliran fluida dengan luas penampangnya selalu tetap.
Secara matematis, dituliskan sebagai berikut:
A1 v1 = A2 v2.
Persamaan ini dikenal dengan persamaan kontinuitas.

2. Hukum Bernoulli
Besarnya tekanan akibat gerakan fluida dapat dihitung dengan konsep kekekalan energi atau
prinsip usaha energi.

68
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Hukum bernoulli berbunyi: Jumlah tekanan, energi kinetik per satuan volume, dan energi potensial
per satuan volume memiliki nilai yang sama di setiap titik sepanjang aliran fluida ideal. Persamaan
matematisnya, dituliskan sebagai beriku:

dengan : p = tekanan (N/m2),


v = kecepatan aliran fluida (m/s),
g = percepatan gravitasi (m/s2),
h = ketinggian pipa dari tanah (m), dan
ρ = massa jenis fluida.

Penerapan Hukum Bernoulli dapat dilihat pada venturi meter, tabung pitot, dan daya angkat sayap
pesawat terbang.
a. Alat Ukur Venturi
Alat ukur venturi (venturimeter) dipasang dalam suatu pipa aliran untuk mengukur
laju aliran suatu zat cair. Suatu zat cair dengan massa jenis ρ mengalir melalui sebuah
pipa dengan luas penampang A1 pada daerah (1). Pada daerah (2), luas penampang
mengecil menjadi A2. Suatu tabung manometer (pipa U) berisi zat cair lain (raksa)
dengan massa jenis ρ' dipasang pada pipa. Perhatikan Gambar:

Gambar: Penampang pipa menyempit di bagian 2,


sehingga tekanan di bagian pipa sempit lebih kecil dan fluida bergerak lebih lambat

Kecepatan aliran zat cair di dalam pipa dapat diukur dengan persamaan:

b. Tabung Pitot
Tabung pitot digunakan untuk mengukur kelajuan aliran suatu gas didalam sebuah
pipa. Perhatikanlah Gambar:

Gambar... Prinsip kerja tabung pitot

Misalnya udara, mengalir melalui tabung A dengan kecepatan v. Kelajuan udara v di


dalam pipa dapat ditentukan dengan persamaan:

69
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

c. Gaya Angkat Pesawat Terbang


Penampang sayap pesawat terbang memiliki bagian belakang yang lebih tajam
dan sisi bagian atasnya lebih melengkung daripada sisi bagian bawahnya. Bentuk
sayap tersebut menyebabkan kecepatan aliran udara bagian atas lebih besar daripada di
bagian bawah sehingga tekanan udara di bawah sayap lebih besar daripada di atas
sayap. Hal ini menyebabkan timbulnya daya angkat pada sayap pesawat. Agar daya
angkat yang ditimbulkan pada pesawat semakin besar, sayap pesawat dimiringkan
sebesar sudut tertentu terhadap arah aliran udara. Perhatikanlah Gambar:

Gaya angkat pesawat terbang dapat dirumuskan:

dengan: F1 – F2 = gaya angkat pesawat terbang (N),


A = luas penampang sayap pesawat (m2),
v1 = kecepatan udara di bagian bawah sayap (m/s),
v2 = kecepatan udara di bagian atas sayap (m/s),
ρ = massa jenis fluida (udara).

d. Penyemprot Nyamuk
Alat penyemprot nyamuk juga bekerja berdasarkan Hukum Bernoulli. Tinjaulah alat
penyemprot nyamuk pada Gambar dibawah ini:

(Gambar...PB < PA, sehingga cairan obat nyamuk di B bisa memancar keluar)

Jika pengisap dari pompa ditekan maka udara yang melewati pipa sempit pada bagian
A akan memiliki kelajuan besar dan tekanan kecil. Hal tersebut menyebabkan cairan
obat nyamuk yang ada pada bagian B akan naik dan ikut terdorong keluar bersama
udara yang tertekan oleh pengisap pompa.

e. Kebocoran pada Dinding Tangki


Jika air di dalam tangki mengalami kebocoran akibat adanya lubang di dinding tangki,
seperti terlihat pada gambar di bawah ini

70
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Kelajuan air yang memancar keluar dari lubang tersebut dapat dihitung berdasarkan
Hukum Toricelli. Menurut Hukum Toricelli, jika diameter lubang kebocoran pada
dinding tangki sangat kecil dibandingkan diameter tangki, kelajuan air yang keluar
dari lubang sama dengan kelajuan yang diperoleh jika air tersebut jatuh bebas dari
ketinggian h. Jarak permukaan air yang berada di dalam tangki ke lubang kebocoran
dinyatakan sebagai h1, sedangkan jarak lubang kebocoran ke dasar tangki dinyatakan
h2.
Kecepatan aliran air pada saat kali pertama keluar dari lubang adalah:

Sedangkan jarak tibanya air di tanah adalah:

Ayat Alquran

Apabila diintegrasikan dengan kandungan Alquran, ada banyak ayat-ayat Alquran yang
membahas konsep fluida ini, diantaranya adalah : QS Al fatir ayat 12, QS Al qomar ayat 15, QS
Annahl ayat 79. Ayat Alquran yang membahas konsep fluida dinamis seperti yang terdapat dalam
QS Al-Jatsiah ayat 5 dan ayat 13.

1. Al-Quran surat Al Fatir ayat 12 :

              

            

  


12. Dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar, sedap diminum dan yang lain asin
lagi pahit. dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan
kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya, dan pada masing-
masingnya kamu Lihat kapal-kapal berlayar membelah laut supaya kamu dapat mencari
karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.

2. Al-Quran surat Al-Qamar ayat 15:

      

71
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

15. Dan Sesungguhnya telah Kami jadikan kapal itu sebagai pelajaran, Maka Adakah orang
yang mau mengambil pelajaran?

3. Al-Quran surat Annahl Ayat 79 :

                

  

79. Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa


bebas. Tidak ada yang menahannya selain dari pada Allah. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
beriman.

Dari ayat pertama dapat kita pahami penjelasanAllah SWTbahwa “kapal-kapal dapat berlayar
membelah lautan”. Allah jadikan kapal sebagi pelajaran bagi manusia, yaitu kapal yang terbuat dari
besi yang sangat berat sekali tidak tenggelam di dalam air, tetapi sebuah jarum yang halus dan
ringan tenggelam di dalam air. Berdasarkan konsep ilmu fisika, kapal dapat berlayar dan tidak
tenggelam di dalam air laut karena adanya gaya apung atau gaya ke atas yang diberikan air terhadap
kapal. Besarnya gaya keatas/gaya apung sebanding dengan berat air yang dipisahkan oleh benda
tersebut. Karena berat air yang dipisahkan oleh kapal lebih besar dari gaya berat kapal di dalam air,
maka kapal akan terapung di atas air. Sebaliknya sebuah jarum, berat air yang dipisahkan oleh
jarum lebih kecil dari pada gaya berat jarum di dalam air, sehingga jarum tenggelam di dalam air,
seperti yang dijelaskan oleh Archimedes.
Begitu juga dengan ayat kedua yang menjelaskan bahwa tidak ada yang menahan burung-
burung yang terbang bebas diangkasa selain Allah. Prinsip dari burung terbang ini kemudian
dijadikan sebagai aplikasi pembuatan pesawat terbang. Demikian kebesaran Allah SWT yang telah
dijelaskan terlebih dahulu di Alquran supaya dapat dipelajari manusia.

Scaffolding / Tuntunan soal

1. Di dalam sebuah bejana terdapat 1 liter alkohol yang massa jenisnya 0,8 gr/cm3. Jika luas
penampang dasar bejana 50 cm2, hitunglah tekanan hidrostatik pada dasar bejana.
Di ketahui:
V = 1 liter = 10 -3 m3
ρ = 0,8 gr/cm3 = 0,8 x 103 kg/m3
A = 50 cm2 = 50 x 10 -4 m2
Ditanya: Ph .....?
Jawab:

Ph =ρ . g . h = 0,8 x 103 . 9,8 . 0,2


= 1568 N/m2

72
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

2. Berat sepotong besi di dalam minyak tanah (ρ minyak tanah = 0,8 gr/ cm3) 87 950 dyne. Berat di
udara 98000 dyne. Berapakah massa jenis besi ini?
Diketahui:
ρM = 0,8 gr/cm3
WM = 87 950 dyne
W = 98000 dyne
Ditanya: ρbesi .. ?
Jawab:
Misalkan berat di dalam minyak tanah adalah WM dan berat di udara W. Massa jenis besi dapat
dicari dari rumus gaya ke atas.
WM = W – FA

3. Sebuah patung terbuat dari perak. Di dalam patung tersebut terdapat sebuah rongga. Berat
patung 84 x 103 dyne. Ketika patung tersebut dicelupkan dalam minyak tanah ( massa jenis
minyak tanah=0,8 gr/cm3). Beratnya hanya 74,4 x 103 dyne. Hitung volme rongga yang
terdapat di dalam patung tersebut. Jika massa jenis perak 10,5 gr/cm3, gunakan g= 10 m/s2
Penyelesaian:
Misalkan berat patung W dan berat di dalam minyak tanah Wm. Besar gaya keatas FA adalah
W dikurangi dengan Wm. Dengan menuliskan FA = V . ρminyak . g kita dapat menentukan
volume patung, V.
Besar volume rongga adalah:
V rongga = V – Vp
W – Wm = FA
W – Wm = V . ρminyak . g
84 x 103 – 74,4 x 103 = V . 0,8 . 100
V = 12 Cm3

= 8 Cm3

Vrongga = V – Vp = 12 – 8 = 4 Cm3

73
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

4. Kecepatan rata-rata aliran minyak pada sebuah pipa yang berdiameter 3 cm adalah 2 m/s. Hitung
jumlah minyak yang mengalir tiap detik, jika pipa tersebut dialirkan dalam suatu tangki
bervolume 40 liter, hitung setelah berapa detik tangki tersebut penuh?

Penyelesaian:
Banyaknya minyak yang mengalir tiap detik merupakan debit. Rumus yang digunakan adalah Q
=A

Diketahui
d= 3 cm = 0,03 m
= 2 m/s
V = 40 liter = 40 x 10 -3 m3
A=

Ditanya Q dan t berapa?

Jawab:
Q = A = 7,065 x 10 -4 . 2 = 1,413 x 10 -3 m3/s
Debit di atas menyatakann bahwa dalam satu detik minyak yang mengalir adalah1,413 x 10 -3
m3/sJadi untuk mengisi tabung yang volumenya 40 x 10 -3 m3 diperlukan waktu selama:
t=

Evaluasi

FLUIDA DIAM
1. Mengapa lebih mudah mengapung di air asin dari pada di air tawar.

2. Tekanan pada permukaan sebuah danau adalah tekanan atmosfer Pat = 101 kPa. (a) Pada
kedalaman berapa tekanan sama dengan dua kali tekanan atmosfer. (b) Bila tekanan di bagian
atas kolam air raksa yang dalam adalah Pat, pada kedalaman berapakah tekanannya 2 Pat?

3. Sebuah dongkrak hidrolik digunakan untuk mengangkat sebuah mobil yang massanya 1500 kg.
Jari-jari poros dongkrak ini 8 cm dan jari-jari pengisapnya 1 cm. Berapa besar gaya yang harus
diberikan pada pengisap ini untuk menaikkan mobil?

4. Sepotong tembaga 500 gr (massa jenis 9000 kg/m 3) digantungkan pada sebuah timbangan pegas
dan tercelup dalam air. Berapakah gaya yang ditunjukkan timbangan pegas.

5. Sebuah batu 60 N diikatkan pada sebuah timbangan pegas dan tercelup dalam air, timbangan
menunjukkan 40 N. Carilah berat jenis batu itu.

74
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

6. Sebuah balok besi (massa jenis 8000 kg/m3) massa 5 kg diikatkan pada timbangan pegas dan
tercelup dalam fluida dengan kerapatan yang tak diketahui. Timbangan pegas menunjukkan 45
N. Berapakah kerapatan fluida.

7. Bila sebuah pipa kapiler dengan diameter 0,8 mm dicelupkan ke dalam methanol, maka
methanol naik sampai ketinggian 15,0 mm. Jika besar sudut kontak nol, hitunglah tegangan
permukaan methanol (massa jenis 790 kg/m3)

8. Pipa-pipa halus yang dinamakan xylem membawa zat makanan ke atas pada sebuah tanaman.
Tiap pipa mempunyai jari-jari sekitar 0,01 mm. Seberapa tinggi air akan naik karena peristiwa
kapiler dalam pipa semacam itu, dengan mengasumsikan sudut kontaknya nol (  = 0.073 N/m
untuk air).

FLUIDA DINAMIS

1. Darah mengalir dalam pembuluh darah berjari-jari 9 mm dengan laju 30 cm/s. (a) Hitung laju
aliran volume dalam liter/menit. (b) Walaupun luas penampang kapiler jauh lebih kecil dari luas
penampang pembuluh darah, ada banyak pembuluh kapiler, sehingga luas penampang totalnya
jauh lebih besar. Jika semua pembuluh darah mengalir ke dalam pembuluh kapiler dan kelajuan
aliran lewat pembuluh kapiler adalah 1,0 mm/s, hitunglah luas penampang total pembuluh
kapiler tersebut.
2. Air mengalir pada 3 m/s dalam suatu pipa horizontal pada tekanan 200 kPa. Pipa mengecil
menjadi separo diameter semula. (a) Berapakah kelajuan aliran di bagian yang sempit. (b)
Berapakah tekanan di bagian yang sempit. (c) Bagaimana perbandingan laju aliran volume
(debit) di kedua bagian tersebut.

3. Selama angin yang sangat keras, tekanan atmosfer di dalam sebuah rumah dapat menerbangkan
atap karena tekanan di luar yang berkurang. Hitunglah gaya pada atap bujur sangkar bersisi 15
m jika kelajuan angin di atas atap 30 m/s.
4. Sebuah tangki yang besar berisi air setinggi H dari tanah (dasar tangki). Tangki memiliki
lubang yang kecil pada jarak h dari permukaan air. Pada jarak x berapakah dari tangki air
mencapai tanah.
5. Tekanan di bagian pipa horizontal dengan diameter 2 cm adalah 142 kPa. Air mengalir lewat
pipa dengan debit 2,80 L/s. Berapakah diameter bagian pipa yang dipersempit agar tekanannya
101 kPa?
6. Jika seseorang meniupkan udara dengan laju 15 m/s melalui puncak salah satu sisi sebuah
tabung U yang berisi air, berapakah perbedaan tinggi permukaan air pada kedua sisi ?
Anggaplah massa jenis udara sebesar 1,2 kg/m3.
7. Sebuah tabung Pitot dinaikkan di atas sebuah sayap pesawat udara untuk menentukan laju
pesawat udara relatif terhadap udara, yang temperaturnya 00C. Tabung tersebut berisi alkohol
(massa jenis 0,81 x 103kg/m3) dan menunjukkan perbedaan tinggi sebesar 26 cm. Berapakah
laju pesawat udara relatif terhadap udara?
8. Air bergerak dengan laju sebesar 5,0 m/s melalui sebuah pipa dengan luas penampang sebesar
4,0 cm2. Air tersebut lambat laun turun 10 m jika luas penampang pipa bertambah menjadi 8,0
cm2. (a) Berapakah laju aliran di permukaan sebelah bawah. (b) Jika tekanan di permukaan atas
adalah 1,50 x 105 Pa, berapakah tekanan di permukaan bawah?
75
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

SUHU, DAN
Materi 7
KALOR

Materi apersepsi

 Pernahkah Anda mandi dan airnya kedinginan? Kemudian Anda mencampurkan air panas
pada air mandi kalian. Begitu pula sebaliknya, pernahkah kalian membuat teh manis dan
terlalu panas? Untuk mendinginkan kalian tambah es kedalam teh tersebut.

 Peristiwa tersebut sangat sesuai dengan konsep suhu dan kalor. Setiap dua benda atau
lebih dengan suhu berbeda dicampurkan maka benda yang bersuhu lebih tinggi akan
melepaskan kalornya, sedangkan benda yang bersuhu lebih rendah akan menyerap kalor
hingga mencapai suhu setimbang.

 Jika air dalam sebuah periuk dibakar dengan api, kenapa air terasa lebih hangat, jika
dibakar terus air tersebut akan mendidih, dan jika dibakar terus akan muncul uap air
hingga air dalam periuk tersebut bisa habis. Kenapa demikian? Untuk dapat menjelaskan
peristiwa tersebut, Anda harus memahami materi suhu dan kalor berikut:

Uraian Materi

A. SUHU
Suhu adalah derajat panas atau dinginnya suatu benda atau bisa juga disebut dengan
temperatur. Suhu dapat di ukur dengan menggunakan thermometer.
1. Termometer dan skalanya
Termometer adalah alat ukur temperatur / suhu. Benda apapun yang memiliki sedikitnya
satu sifat yang berubah terhadap perubahan temperatur dapat digunakan sebagai termometer. Sifat
semacam ini disebut sebagai sifat termometrik (thermometric property). Senyawa yang memiliki
sifat termometrik disebut senyawa termometrik. Zat cair yang umum digunakan dalam termometer
adalah air raksa.
Keunggulan air raksa dari zat cair lainnya, yaitu :
a. dapat menyerap panas suatu benda yang akan diukur sehingga temperatur air raksa
sama dengan temperatur benda yang diukur,
b. dapat digunakan untuk mengukur temperatur yang rendah hingga temperatur yang
lebih tinggi karena air raksa memiliki titik beku pada temperatur –39°C dan titik
didihnya pada temperatur 357°C,
c. tidak membasahi dinding tabung sehingga pengukurannya menjadi lebih teliti,
d. pemuaian air raksa teratur atau linear terhadap kenaikan temperatur, kecuali pada
temperatur yang sangat tinggi, dan
e. mudah dilihat karena air raksa dapat memantulkan cahaya.

76
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Selain air raksa, dapat juga digunakan alkohol untuk mengisi tabung termometer. Akan
tetapi, alkohol tidak dapat mengukur temperatur yang tinggi karena titik didihnya 78°C, namun
alkohol dapat mengukur temperatur yang lebih rendah karena titik bekunya pada temperatur –
144°C. Jadi, termometer yang berisi alkohol baik untuk mengukur temperatur yang rendah, tetapi
tidak dapat mengukur temperatur yang lebih tinggi.
Ketika mengukur temperatur dengan menggunakan termometer, terdapat beberapa skala
yang digunakan, di antaranya skala Celsius, skala Reamur, skala Fahrenheit, dan skala Kelvin.
Keempat skala tersebut memiliki perbedaan dalam pengukuran suhunya. Berikut rentang temperatur
yang dimiliki setiap skala.
a. Termometer skala Celsius
Memiliki titik didih air 100°C dan titik bekunya 0°C. Rentang temperaturnya berada
pada temperatur 0°C – 100°C dan dibagi dalam 100 skala.
b. Temometer skala Reamur
Memiliki titik didih air 80°R dan titik bekunya 0°R. Rentang temperaturnya berada
pada temperatur 0°R – 80°R dan dibagi dalam 80 skala.
c. Termometer skala Fahrenheit
Memiliki titik didih air 212°F dan titik bekunya 32°F. Rentang temperaturnya berada
pada temperatur 32°F – 212°F dan dibagi dalam 180 skala.
d. Termometer skala Kelvin
Memiliki titik didih air 373,15 K dan titik bekunya 273,15 K. Rentang temperaturnya
berada pada temperatur 273,15 K – 373,15 K dan dibagi dalam 100 skala.

Secara matematis konversi skala keempat termometer tersebut dapat ditentukan dengan
persamaan sebagai berikut :

B. PEMUAIAN ZAT
Pemberian kalor pada suatu zat selain dapat menaikkan atau menurunkan suhu zat, dapat
juga merubah wujud suatu zat, atau menyebabkan benda mengalami pemuaian. Umumnya semua
zat akan memuai jika ia mengalami kenaikan suhu, kecuali beberapa zat yang mengalami
penyusutan saat terjadi kenaikan suhu, pada suatu interval suhu tertentu. Kejadian penyusutan
wujud zat saat benda mengalami kenaikan suhu disebut anomali, seperti terjadi pada air. Air saat
dipanaskan dari suhu 0 C menjadi 4 C justru volumenya mengecil, dan baru setelah suhunya lebih
besar dari 4 C volumenya membesar.

Hal tersebut di atas tidak berlaku sepenuhnya pada air, pada air terjadi perkecualian.
Misalnya volume air akan berkurang bila suhunya dinaikkan dari 0 C, peristiwa ini disebut dengan
anomali air. Peristiwa anomali air dapat diterangkan dengan meninjau bangun kristal es. Dari
pengamatan kristal es disimpulkan bahwa kedudukan molekul-molekul H2O teratur seperti bangun
kristal es, yang penuh dengan rongga-rongga. Sedangkan molekul H2O dalam bentuk cair lebih
rapat dibandingkan dalam bentuk es, karena itu es terapung dalam air. Bila air mulai 4 C
didinginkan molekul air mulai mengadakan persiapan untuk membentuk bangun berongga tersebut.

77
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Volume air terkecil pada suhu 4 °C, dan pada 0 °C terjadi loncatan volume dari air 0 °C sampai es
0 °C, dimana pada suhu 0 °C volume es > volume air.
Pada umumnya zat akan memuai menurut aturan sebagai berikut.

1) Pemuaian Panjang (Linier)


Suatu batang panjang mula-mula lo dipanaskan hingga bertambah panjang Δl, bila
perubahan suhunya Δt maka,
α = 1/lo . Δt/Δl
Δl = αlo . Δt
α = koefisien muai panjang suatu zat ( per °C )
Sehingga panjang batang suatu logam yang suhunya dinaikkan sebesar Δt akan menjadi
lt = lo + Δl
lt = lo ( l + α . Δt )

Tabel koefisien Muai Panjang Benda

Benda  (K1)

Besi 1,2x105
Tembaga 1,7x105
Kaca 8,5x106
Kuningan 1,8x105

Catatan :
Perubahan suhu dalam satuan derajat Celcius senilai dengan perubahan suhu pada Kelvin.
Namun perlu diingat bahwa suhu derajat Celcius tidak senilai dengan Kelvin.

2) Pemuaian Bidang ( Luas )


Suatu bidang luasnya mula-mula Ao , terjadi kenaikkan suhu sebesar Δt sehingga bidang
bertambah luas sebesar ΔA, maka dapat dituliskan :
β = 1/Ao. ΔA / Δt
ΔA = AoβΔt
β = Koefisien muai luas suatu zat ( per °C ) dimana β = 2 α
Sehingga luas bidang yang suhunya dinaikkan sebesar t akan menjadi
At = Ao + ΔA
At = Ao ( 1 + βΔt )

3) Pemuaian Ruang ( volume )


Volume mula-mula suatu benda Vo , kemudian dipanaskan sehingga suhunya naik sebesar
Δt, dan volumenya bertambah sebesar ΔV ini dapat ditunjukkan dalam rumus :

78
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

γ = 1/Vo. ΔV/Δt
ΔV = γ . Vo . Δt
γ = koefisien muai ruang suatu zat ( per °C )
γ =3α
sehingga persamaan volumenya menjadi
Vt = Vo + Δt
Vt = Vo ( 1 + γ . Δt )
a) Pemuaian Volume zat Cair
Zat cair yang hanya mempunyai koefisien muai volume ( γ ). Bila volume mula-
mula suatu zat cair V0 kemudian zat cair itu dipanaskan sehingga suhunya naik sebesar Δt
dan volumenya bertambah besar ΔV, maka dapat ditulis sebagai berikut
Vt = γ . Vo . Δt
dan volumenya sekarang menjadi
Vt = Vo + ΔV
Vt = Vo ( 1 + γΔt )
Hal ini tidak berlaku bagi air dibawah 4 °C, ingat anomali air.

b) Pemuaian Volume Gas


Khusus untuk gas, pemuaian volume dapat menggunakan persamaan seperti
pemuaian zat cair,
1
Vt = Vo ( 1 + γΔt ) dengan nilai  =
273
Perubahan volume gas tidak hanya menggunakan persamaan tersebut di atas, namun ada
besaran-besaran lain yang perlu diperhatikan seperti tekanan dan temperatur. Persamaan
yang berlaku dalam pemuaian gas dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut.

 Pada saat tekanan konstan, berlaku hukum Gay Lussac :


V1 V2

T1 T2

 Pada saat temperatur konstan, berlaku hukum Boyle:


P1.V1 = P2.V2

 Pada saat volume konstan, berlaku hukum Charles :


P1 P 2

T1 T 2

 Pada saat kondisi ideal dengan mol konstan, berlaku hukum Boyle-Gay Lussac :
P1V1 P2 V2

T1 T2

keterangan, V = volume (liter atau m3)


79
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

T = temperature (K)
P = tekanan (N/m2 atau atm atau Pa)

C. KALOR
Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang
bersuhu rendah jika kedua benda bersentuhan. Selain itu, kalor dapat diartikan sebagai sesuatu yang
mengalir dari benda yang panas ke benda yang dingin dalam rangka mencapai kesetimbangan
termal. Teori kinetik menjelaskan bahwa energi kalor terjadi karena tabrakan antar partikel. Dalam
benda panas, partikel-partikel bergerak lebih cepat sehingga memiliki energi yang lebih besar
daripada benda dingin. Ketika benda panas bersentuhan dengan benda dingin, partikel-partikel
dalam benda panas menabrak partikel-partikel dalam benda dingin. Akibatnya terjadi perpindahan
panas dari benda panas ke benda yang lebih dingin. Tabrakan antar partikel itu terus berlangsung
sampai tercapai keadaan saat kelajuan perpindahan energi dari benda panas menuju benda dingin
sama dengan perpindahan dari benda dingin ke benda panas. Keadaan ini dinamakan
kesetimbangan termal. Istilah kalor berasal dari Caloric, pertama kali diperkenalkan oleh A.L.
Lavoiser seorang ahli kimia dari Perancis. Oleh para ahli kimia dan fisika kalor dianggap sejenis zat
alir yang tidak terlihat oleh manusia, berdasarkan itulah satuan kalor ditetapkan dengan nama kalori
disingkat kal.
Satu kalori (kal) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gr air
sehingga suhunya naik 1ºC.
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan zat sebesar 1 kg untuk mengalami
perubahan suhu sebesar1 K atau 1C. Kalor jenis merupakan karakteristik termal suatu benda,
karena tergantung dari jenis benda yang dipanaskan atau didinginkan, serta dapat dinyatakan dalam
persamaan :

C Q
c atau c
m m.t
Keterangan,
c : kalor jenis (J/kg.K atau J/kg.C)
C: kapasitas kalor (Joule/K atau kal/K)
Q: kalor pada perubahan suhu tersebut (J atau kal)
m: massa benda (kg)

Tabel kalor jenis beberapa zat

Bahan C (J/kgK)

Tembaga 385

Besi/ Baja 450


Air 4200
Es 2100

Kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan suatu zat untuk menaikkan suhu zat
sebesar 1C. jika sejumlah kalor Q menghasilkan perubahan suhu sebesar ∆t, maka kapasitas kalor
dapat dirumuskan:
Q
C
Δt
80
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Keterangan,
C : kapasitas kalor (Joule / K atau kal / K)
Q : kalor pada perubahan suhu tersebut (J atau kal)
∆t : perubahan suhu (K atau C)

PerubahanWujud zat
Ketika sejumlah kalor diterima atau dilepas oleh suatu zat, maka ada dua kemungkinan yang
terjadi pada benda, yaitu benda akan mengalami perubahan suhu, atau mengalami perubahan wujud.
Kenaikan suhu suatu benda dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan yang mengkaitkan
dengan kalor jenis atau kapasitas kalor. Sedangkan pada saat benda mengalami perubahan wujud,
maka tidak terjadi perubahan suhu, namun semua kalor saat itu digunakan untuk merubah wujud
zat, yang dapat ditentukan dengan persamaan yang mengandung unsurkalor laten. Besar kalor laten
yang digunakan untuk mengubah wujud suatu zat dirumuskan :
Q = m.L
Keterangan,
Q : kalor yang diterima atau dilepas (Joule atau kal)
m : massa benda (kg atau gram)
L : kalor laten (J/kg atau kal/gr) atau (kalor uap atau kalor lebur)

Adanya kalor laten berupa kalor lebur dan kalor didih sangat sering dijumpai dalam kehidupan,
seperti meleburnya es cream pada suhu normal, atau mendidihnya air sebelum dikonsumsi untuk
kehidupan sehari-hari. Perubahan wujud ini dapat dijelaskan dengan teori kinetik, yang menyatakan
bahwa saat mencapai titik lebur atau titik didih, kecepatan getar zat akan bernilai maksimum,
sehingga kalor yang diterima tidak digunakan untuk menambah kecepatan, namun digunakan untuk
melawan gaya ikat antar molekul zat. Sehingga saat molekul-molekul itu dapat melepaskan
ikatannya, maka zat akan berubah wujud melebur atau mendidih.

t Uap (Gas)

menguap

D E

Air (Cair)

B mencair C

A Es (Padat)

Grafik (Q-t) perubahan suhu dan wujud zat pada air


Dari gambar tersebut terdapat proses perubahan temperatur dan wujud zat yang terjadi, yakni
sebagai berikut.
a. Proses A – B, merupakan proses kenaikan temperatur dari sebongkah es. Pada proses
kenaikan temperatur ini, grafik yang terjadi adalah linear. Pada grafik AB, kalor digunakan
untuk menaikkan temperatur.
81
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

b. Proses B – C, merupakan proses perubahan wujud zat dari es menjadi air. Pada grafik BC,
kalor tidak digunakan untuk menaikkan atau menurunkan temperatur benda, tetapi hanya
digunakan untuk mengubah wujud zat benda tersebut, yakni dari wujud es menjadi air.

c. Pada grafik C – D, terjadi proses kenaikan temperatur yang sama dengan proses pada (a).
Akan tetapi, pada proses ini yang dinaikkan suhunya adalah air dari 0oC sampai 100oC.

d. Sama halnya pada proses B – C, proses D – E tidak mengalami perubahan temperatur,


tetapi yang terjadi hanya perubahan wujud zat dari air menjadi uap.

Tabel kalor lebur dan kalor didih beberapa zat

NamaZat Titiklebur (C) Kalorlebur (J/kg) Titik didih Kalordidih (J/kg)

Air (es) 0 3,34.105 100 2,26.105


Raksa -39 1,18.104 356,6 2,94.105
Alkohol -115 1,04.104 78,3 8,57.106
Hidrogen -2599 5,58.104 -252 3,8.105

Perpindahan kalor
Panas/kalor dapat berpindah secara konveksi, konduksi, dan radiasi seperti yang
dijelaskan berikut ini:
1. Perpindahan kalor secara konduksi/hantaran
Konduksi adalah perpindahan panas melalui suatu penghantar, namun partikel zat
penghantarnya tidak ikut mengalami perpindahan. Artinya, perpindahan kalor pada suatu zat
tersebut tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya.

Contoh perpindahan kalor secara konduksi:


a. Benda yang terbuat dari logam akan terasa hangat atau panas jika ujung benda
dipanaskan, misalnya ketika memegang kembang api yang sedang dibakar.
b. Knalpot motor menjadi panas saat mesin dihidupkan.
c. Tutup panci menjadi panas saat dipakai untuk menutup rebusan air.
d. Mentega yang dipanaskan di wajan menjadi meleleh karena panas.

Perpindahan kalor secara konduksi terjadi karena partikel-partikel penyusun ujung zat yang
bersentuhan dengan sumber kalor bergetar. Makin besar getarannya, maka energy
kinetiknya juga makin besar. Energy kinetik yang besar menyebabkan partikel tersebut

82
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

menyentuh partikel didekatnya, demikian seterusnya. Jumlah kalor tiap detik dirumuskan
dengan:

Keterangan:
H = Jumlah kalor yang merambat tiap detik (J/s)
k = Koefisien konduksi termal (J/msK)
A = Luas Penampang batang (m2)
L = Panjang batang (m)
Δt = Perbedaan suhu antara kedua ujung batang (K)

2. Perpindahan kalor secara konveksi/aliran


Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut berpindah.
Jika partikel berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, maka terjadilah konveksi.
Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin).

Contoh perpindahan kalor secara konveksi:


a. Gerakan naik dan turun air ketika dipanaskan.
b. Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai dan lainnya ketika dipanaskan.
c. Terjadinya angin darat dan angin laut.
d. Gerakan balon udara.
e. Asap cerobong pabrik yang melambung tinggi.

Untuk menghitung laju kalor konveksi yang merambat tiap detik digunakan persamaan:

H = h AΔt
Keterangan:
H = Laju perpindahan kalor (J/s)
h = Koefisien konduksi termal (J/m2sK)
A = Luas permukaan (m2)
Δt = Perbedaan suhu (K)

3. Perpindahan kalor tanpa perantara/radiasi


Radiasi adalah perpindahan panas tanpa zat perantara. Radiasi biasanya disertai cahaya.
Besarnya kalor yang dipancarkan dinyatakan dengan persamaan:

Keterangan :
Q = Kalor yang dipancarkan benda (J)
T = Suhu mutlak (K)
E = Emisifitas bahan
δ = Tetapan stevan boltzman (5,672 x 10-8W/mK4)
A = Luas penampang benda (m2)

Contoh perpindahan kalor secararadiasi:


a. Panas matahari sampai ke bumi walau melalui ruang hampa.
b. Tubuh terasa hangat ketika berada di dekat sumber api.
c. Menetaskan telur unggas dengan lampu.
d. Pakaian menjadi kering ketika dijemur di bawah terik matahari.

83
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Azas black
Azas Black menyatakan Pada sistem tertutup (terisolasi), jumlah kalor yang dilepaskan sama
dengan jumlah kalor yang diserap sehingga berlaku hukum kekekalan energi. Kekekalan energi
panas (kalor) ini dapat dituliskan sebagai berikut.
Qlepas = Qterima

m1 . C1 (T1-Ta) = m2 . C2 (Ta-T2)

Keterangan :
m1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
C1 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
T1 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
Ta = Temperatur akhir pencampuran kedua benda
m2 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
C2 = Kalor jenis benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
T2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah

Asas Black adalah suatu prinsip dalam termodinamika yang dikemukakan oleh Joseph
Black (1728–1799) Asas ini menjabarkan:

 Jika dua buah benda yang berbeda yang suhunya dicampurkan, benda yang panas memberi
kalor pada benda yang dingin sehingga suhu akhirnya sama
 Jumlah kalor yang diserap benda dingin sama dengan jumlah kalor yang dilepas benda
panas
 Benda yang didinginkan melepas kalor yang sama besar dengan kalor yang diserap bila
dipanaskan

Bunyi Asas Black adalah sebagai berikut:

"Pada pencampuran dua zat, banyaknya kalor yang dilepas zat yang suhunya lebih tinggi sama
dengan banyaknya kalor yang diterima zat yang suhunya lebih rendah"

Catatan : Pada pencampuran antara dua zat, sesungguhnya terdapat kalor yang hilang ke
lingkungan sekitar. Misalnya, wadah pencampuran akan menyerap kalor sebesar hasil kali antara
massa, kalor jenis dan kenaikan suhu wadah.

Penerapan Asas Black Dalam Pemecahan Masaalah


Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kalor. Salah satu bentuk kalorimeter,
tampak pada Gambar berikut.

Gambar. kalorimeter sebagai alat ukur kalor

84
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Kalorimeter ini terdiri atas sebuah bejana logam dengan kalor jenisnya telah diketahui.
Bejana ini biasanya ditempatkan di dalam bejana lain yang agak lebih besar. Kedua bejana
dipisahkan oleh bahan penyekat, misalnya gabus atau wol. Kegunaan bejana luar adalah sebagai
pelindung agar pertukaran kalor dengan lingkungan di sekitar kalorimeter dapat dikurangi.
Kalorimeter juga dilengkapi dengan batang pengaduk. Pada waktu zat dicampurkan di dalam
kalorimeter, air di dalam kalorimeter perlu diaduk agar diperoleh temperatur merata dari
percampuran dua zat yang suhunya berbeda. Batang pengaduk ini biasanya terbuat dan bahan yang
sama seperti bahan bejana kalorimeter. Zat yang diketahui kalor jenisnya dipanaskan sampai
temperatur tertentu. Kemudian, zat tersebut dimasukkan ke dalam kalorimeter yang berisi air
dengan temperatur dan massanya yang telah diketahui. Selanjutnya, kalorimeter diaduk sampai
suhunya tetap

Ayat Alquran

Perihal suhu dan kalor dijelaskan dalam banyak dijelaskan dalam Alquran QS Yunus
ayat 22, QS Al-quraisy ayat 2, Q.S Al–Kahfi ayat 96
 QS Yunus ayat 22

               

               

           
22. Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (berlayar) di lautan.
sehingga apabila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa
orang-orang yang ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka
bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila) gelombang dari segenap
penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), Maka
mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata.
(mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan Kami dari bahaya ini,
pastilah Kami akan Termasuk orang-orang yang bersyukur".

Kemampuan kapal layar berlayar dilaut disebabkan oleh adanya angin darat dan angin
laut. Angin darat dan angin laut ini terjadikarena adanya perbedaan sifat daratan dan laut
dalam menyerap panas cahaya matahari. Perbedaan suhu daratan dan laut menyebabkan
perpindahan kalor yang diikuti oleh aliran udara (angin). Dalam fisika peristiwa perpindahan
panas yang diikuti oleh aliran zat ini disebut dengan perpindahan kalor secara konveksi.

 QS Al-Quraisy ayat 2:

    

2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas[1602].

85
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Suku Quraisy biasa mengadakan perjalanan terutama untuk berdagang ke negeri Syam
pada musim panas dan ke negeri Yaman pada musim dingin. Dalam perjalanannya, mereka
mendapat jaminan keamanan dari para penguasa negeri-negeri yang dilaluinya. Jaminan
keamanan tersebut merupakan suatu nikmat yang amat besar dari Tuhan mereka, oleh karena itu
sudah sewajarnyalah mereka menyembah Allah yang telah memberikan nikmat kepada mereka.
Allah SWT mendatangkan dua musim, yaitu musim panas di Negeri Syam dan musim
dingin di Negeri Yaman, sehingga sukuQuraisy memanfaatkan kedua musim tersebut untuk
berdagang dan mendapat riski. Begitulah Allah menerangkan kebesaran-Nya kepada kita, bahwa
dengan adanya perubahan suhu manusia bisa menjalankan aktivitas hidup, seperti halnya dengan
suhu dapat mengubah ukuran suatu benda yang disebut dengan pemuaian.

 QS Al-Kahfi ayat 96:

                

    


96. Berilah aku potongan-potongan besi". hingga apabila besi itu telah sama rata dengan
kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". hingga apabila
besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang
mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu".

Q.S Al–Kahfi ayat 96 di atas menjelaskan tentang proses mengecor. Menurut tafsir
Quraish Shihab, ayat ini menceritakan seorang penguasa Dzulkarnain, membuat dinding
pembatas untuk menghalangi musuh menyerang rakyatnya. Dzulkarnain merincikan kebutuhan
pembangunan dinding, yaitu: pertama adalah potongan besi, yang dijelaskan ketika Dzulkarnain
berkata “Berilah aku potongan-potongan besi hingga apabila besi tersebut sudah sama rata
dengan puncak gunung”. Kedua adalah api, disebutkan ketika Dzulkarnain berkata “Siapkanlah
api” dan “tiuplah api itu hingga apabila besi sudah memerah seperti api”. Ketiga adalah
tembaga yang sudah mendidih, seperti yang dikatakan Dzulkarnain,“Berilah aku tembaga yang
mendidih agar kutuangkan ke atas besi panas itu”. Dengan demikian sempurnalah bangunan
dinding tersebut. Q.S Al–Kahfi ayat 96 menjelaskan tentang proses mengecor atau membuat
sebuah tembok dengan memanfaatkan api atau kalor yang sangat besar. Ayat ini menjelaskan
bagaimana potongan besi atau zat padat yang sudah ditumpuk diberi api atau kalor hingga
menjadi merah seperti api.
Pembahasan ayat di atas merupakan aplikasi prinsip kalor mengenai perubahan wujud zat,
yakni proses peleburan zat dari padat menjadi cair. Disebutkan bahwa besi yang sudah melebur
dicampur dengan tembaga yang mendidih, sehingga setelah dingin, besi dan tembaga tersebut
menjadi beku atau membeku. Hal ini sesuai dengan perubahan wujud zat yang kita bahas,
bahwa benda berbentuk padat, cair maupun gas dapat berubah wujud, melebur saat diberi kalor
dan membeku saat dilepaskan kalornya. Begitulah Allah SWT menerangkan dan memberi
petunjuk kepada kita atas rahmat yang diberikan, agar kita selalu bersyukur kepada-Nya.

86
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Scaffolding / tuntunan soal

CONTOH SOAL 1
Botol termos berisi 230 gram kopi pada suhu 80 OC. Kemudian ditambahkan susu sebanyak 20
gram bersuhu 5 OC. Jika tidak ada kalor pencampuran maupun kalor yang terserap botol termos dan
kalor jenis kopi = susu = air = 1,00 kal/g OC, maka berapakah suhu keseimbangan campuran?
Diketahui:
tK = 80 OC, mK = 250 gr
tS = 5 OC, mS = 20 gr
O
c = 1 kal/gr C
Tanya, ta = ?
Jawab:
Untuk mempermudah perhitungan, gambarlah grafik Q – t pada soal ini. Dari grafik tersebut dapat
dinyatakan bahwa kopi akan melepas kalor dan susu akan menyerap kalor, yang besarnya
memenuhi:
QS = QK
mS . cS . ΔtS = mK . cK . ΔtK
20 . 1 . (t - 5) = 230 . 1 (80 - t)
250 t = 18400 + 100
t = 74oC

Percampuran dua benda atau lebih yang menggunakan azas Black dalam menganalisanya
sangat berkaitan dengan perubah suhu dan perubah wujud. Jika dalam proses percampuran terjadi
perubahan wujud maka perlu perhatian yang khusus. Cermati contoh berikut untuk lebih
memahaminya.

CONTOH SOAL 2
Dalam gelas berisi 200 cc air 40 OC kemudian dimasukkan 40 gram es 0 OC. Jika kapasitas kalor
gelas 20 kal/ OC dan kalor lebur es adalah 80 kal/gr, maka berapakah suhu seimbangnya?
Diketahui:
ma = 200 gr, ta = 40 oC
Cg = 20 kal/oC, tg = ta
ms = 40 gr, ts = 0 oC
Ls = 80 kal/gr

Tanya, t = ?
Jawab:
Dari massa dan suhu air dibandingkan dengan massa dan suhu es dapat diprediksikan bahwa suhu
akhir campuran akan melebihi 0 oC, sehingga dapat digambarkan grafik Q – t. Pada proses tersebut
berlaku azas Black sebagai berikut.
Q1 + Q2 = Q3 + Q4
ms Ls + ms ca Δts = Cg Δta + ma ca Δta
40 . 80 + 40 . 1 . (t - 0) = 20(40 - t) + 200. 1 . (40-t)
260 t = 8800 - 3200
t = 21,6 OC

CONTOH SOAL 3
Sebuah zat dipanaskan dari suhu 10°C menjadi 35°C. Kalor yang dikeluarkan adalah 5000 Joule.
Jika masa zat adalah 20 kg. Berapakah kalor jenis dan kapasitas kalor zat tersebut?
87
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

Diketahui :
t1 =10°C
t2 =35°C
Q =5000 J
m =20 kg

Ditanya :
a. kalor jenis
b. Kapasitas kalor (C)

Jawab:
a. kalor jenis (c)
Δt = t2-t1
= 35°-10°
= 25°
c = Q/(m . Δt)
c = 5000/(20 . 25)
c = 5000/500
c = 10 J/kg C°
b. Kapasitas kalor
C=m×c
= 20kg × 10 J/kg C°
= 200 J/ C°

Evaluasi

1. Sebatang besi massanya 50 gr bersuhu 20 C kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu 90


C, jika kalor jenis besi 0,7 kalori/gr°C, hitunglah jumlah kalor yang diserap besi !

2. Sebatang besi massanya 50 gram bersuhu 30 C kemudian dipanaskan hingga mencapai


suhu 80 C.Jika kalor jenis besi 0,7 kalori/gram C.Hitunglah jumlah kalor yang diserap!

3. Sebuah benda mempunyai masa 0,5 kg diberipanas jika suhu mula-mula benda 30°C menjadi
80°C. hitung kalor jenis benda jika basarnya kalor yang diberikan 250 joule?

4. Sebatang besi massanya 50 gr bersuhu 20°C kemudian dipanaskan hingga mencapai suhu
90°C, jika kalor jenis besi 0,7 kalori/gr°C, hitunglah jumlah kalor yang diserap besi !

5. Ke dalam sebuah bejana yang berisi air 4 OC dicelupkan besi 2000 gram, suhu 90 OC. Jika
massa air 300 gram dan kalor jenis besi = 0,10 kal/gramOC, maka tentukan suhu
kesetimbangannya!

6. a gram es –10 OC dicampur dengan b gram air bersuhu 20 OC. Jika suhu akhir yang dicapai
5OC, kalor lebur es 80 kal/g, kalor jenis es 0,5 kal/gr OC, maka tentukan nilai perbandingan
a/b!

88
LKM Fisika Dasar Berintegrasi Alquran dengan Pendekatan Scaffolding | IAIN Batusangkar

DAFTAR PUSTAKA

Agus Purwanto. 2008. Ayat-Ayat Semesta. Bandung: Mizan

Mikrajuddin Abdullah. 2007. Catatan Kuliah Fisika dasar 1. Bandung: ITB


Romlah. 2011. Ayat-Ayat Alquran Fisika. Bandar Lampung : Harakindo Publishing
Suparno Satira. 2013. Fisika Dasar Pembahasan Terpadu. Bandung: ITB
Sutarno. 2013. Fisika Untuk Universitas. Yogyakarta: Graha Ilmu
Yohanes Surya. 2001. Fisika itu mudah SMU jilid 1b. Tangerang: Bina Sumber Daya MIPA

89

Anda mungkin juga menyukai