R/Na = k
Keterangan :
2. Hukum Charles (jika tekanan suatu gas dijaga p= Tekanan gas (N/m2 atau Pa)
konstan, maka volume gas akan sebanding suhu V= Volume gas (m3)
mutlaknya) n= jumlah mol gas
R= Tetapan umum (8,314J/mol K)
T= Suhu gas (K)
k= tetapan Blotzmann (1,38 x 10-23 J/K)
m= massa partikel gas (kg)
Mr= massa molekul relatif (kg/mol)
NA= bilangan Avogadro (6,02x10-23 partikel/mol)
Dengan mengingat bahwa massa jenis merupakan
3. Hukum Gay-Lussac (jika volume suatu gas dijaga m
konstan, tekanan gas akan sebanding dengan massa per Volume ρ=
V
suhu mutlaknya)
m
p= RT
VMr
ρ
p= RT
Mr
Mr
ρ=
pR T
4. Hukum Boyle dan Gay-Lussac (“hasil kali antara
tekanan dan volume dibagi suhu pada sejumlah Keterangan:
partikel mol gas adalah tetap) P = Tekanan gas ideal (N/m2)
V = Volume gas ideal (m3)
T = Suhu gas ideal (K)
n = mol gas (mol)
R = konstanta gas Universal = 8,315 J/mol.K
Mr = massa relatif Molekul
Energi Dalam
Energi dalam suatu sistem gas ideal didefinisikan
sebagai jumlah energi kinetik translasi, rotasi, dan
vibrasi seluruh molekul gas yang terdapat pada sistem
tersebut.
a. Energi Dalam Gas Monoatomik
Pada gas monoatomik, misalnya helium, neon, dan
argon, nilai f = 3, sehingga energi dalam dinyatakan
sebagai berikut;
b. Karakteristik Gelombang
Jenis Gelombang Berdasarkan Mediumnya
Gelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang
tidak memerlukan medium tertentu dalam
perambatannya. Gelombang elektromagnetik tetap
bisa merambat pada ruang hampa tanpa
medium. Contohnya adalah gelombang cahaya,
gelombang radio, sinar gamma dll.
Gelombang Berjalan
Gelombang Berjalan adalah gelombang yang
amplitudo dan fasenya tetap pada setiap titik yang
dilewatinya. Pada seutas tali panjang digetarkan
sehingga pada tali merambat gelombang transversal ke
arah sumbu-x positif seperti terlihat pada gambar di
bawah.
Gelombang Stasioner
Gelombang stasioner akibat pantulan ujung bebas.
Contoh gelombang stasioner ujung bebas adalah
superposisi gelombang pada seutas tali dimana salah
satu ujungnya dikaitkan dengan sebuah cincin yang
dapat bergerak bebas.
Pada gelombang jenis ini, gelombang pantul tidak
mengalami pembalikan fase. Rambatan gelombang
pada ujung tali bebas dapat ditunjukkan pada gambar di
Persamaan Gelombang Berjalan bawah
n = 0, 1, 2, 3, ….
maka : Jarak simpul terhadap ujung pantul :
Persamaan Percepatan Gelombang n = 0, 1, 2, 3, ….
Percepatan gelombang merupakan turunan pertama
dari fungsi kecepatan (v) terhadap waktu. Gelombang Stasioner Akibat Ujung Terikat (Tetap)
Jika Contoh gelombang stasioner ujung tetap adalah
superposisi gelombang pada seutas tali dimana salah
satu ujungnya di ikatkan pada tiang sehingga tidak
dapat bergerak bebas.
maka :
Pada gelombang jenis ini, gelombang pantul ● Pendengar berada dalam jangkauan sumber
mengalami pembalikan fase sebesar ½ . Untuk lebih bunyi
memahaminya perhatikan gambar berikut ini! ● Frekuensi bunyi termasuk ke dalam frekuensi
yang dapat didengar oleh penerima bunyi
2. Sifat - sifat Bunyi
Maka,
Rumus letak simpul dan perut untuk gelombang ● Dapat mengalami resonansi dan pemantulan.
stasioner pada ujung tetap Letak simpul ● intensitas dan taraf intesitas bunyi
Jarak perut terhadap ujung pantul :
Intensitas Bunyi
Bunyi berupa gelombang yang memiliki energi yang
mampu merambat ke segala arah. Intensitas bunyi
n = 0,1,2,3,4, ... merupakan energi gelombang bunyi yang mampu
Jarak simpul terhadap ujung pantul : menembus permukaan bidang per satuan luas setiap
detiknya. Jika sumber bunyi memiliki daya P yang
berjarak r maka secara matematis dapat ditulis dengan
rumus: I = P/A = P/4πr2
n = 1,2,3,4, ... Keterangan:
I = Intensitas Bunyi (watt/m2)
c. Gelombang Bunyi P = Daya Sumber Bunyi (Watt, Joule)
Bunyi adalah salah satu gelombang dalam fisika, yaitu A = Luas permukaan yang ditembus gelombang bunyi
gelombang longitudinal yang dapat dirasakan oleh (m2)
indera pendengaran (telinga). Bunyi juga dapat r = Jarak tempat dari sumber bunyi (m)
didefinisikan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh Jika terdapat dua posisi pendengar yang berjarak
benda yang bergetar. Setiap getaran yang terjadi akan berbeda maka rumusnya: IA/IB = r22/ r12
menggetarkan molekul atau partikel udara di
sekitarnya, hal inilah yang menimbulkan bunyi. Taraf Intensitas Bunyi
Intensitas yang diukur dengan satuan desi Bell (dB)
disebut taraf intensitas. Taraf intensitas bunyi
merupakan perbandingan nilai logaritma antara
intensitas bunyi yang terukur dengan intensitas ambang
batas pendengaran (I0) yang dituliskan dalam
persamaan:
TI = 10. Log ( I / I0 )
keterangan:
TI = Taraf intensitas bunyi (dB)
I = Intensitas Bunyi (watt /m2)
I0 = Intensitas Ambang pendengaran (10-12 watt /m2)
Agar suatu bunyi dapat didengar oleh manusia, maka Cepat rambat bunyi adalah kecepatan perambatan
harus memenuhi syarat-syarat berikut : gelombang bunyi yang didapatkan dari hasil bagi jarak
● Ada benda yang bergetar (ada sumber bunyi) yang ditempuh dengan waktu tempuh bunyi
● Ada medium yang merambatkan bunyi (baik
melalui zat padat, cair atau gas)
tersebut. Ada dua hal utama yang mempengaruhi cepat
rambat bunyi, yaitu :
● Kerapatan partikel medium perambatannya.
Semakin rapat susunan medium tersebut maka
akan semakin cepat bunyi merambat. Artinya
perambatan bunyi pada zat padat lebih cepat
dibandingkan ada zat cair.
● Suhu medium perambatannya, semakin tinggi suhu
medium perambatannya maka akan semakin cepat
bunyi merambat, demikian pula sebaliknya.
Rumus cepat rambat bunyi adalah sebagai berikut :
Di mana
fl = frekuensi layangan bunyi
f1 dan f2 = frekuensi gelombang bunyi yang
berinteferensi
Efek Doppler
Efek Doppler adalah perubahan frekuensi atau panjang
gelombang sumber gelombang yang diterima pengamat dengan:
karena adanya gerak relatif di antara keduanya. λ = panjang gelombang (m)
l = panjang dawai (m)
n = tingkat nada (0,1,2,...)
Jika pendengar mendekati sumber bunyi, Gelombang pada Pipa Organa Terbuka
maka Vp bernilai (+), jika sumber bunyi menjauhi
pendengar maka Vs bernilai (+), jika arah angin searah
dengan arah rambat bunyi, maka Vw bernilai (+).
sumber: belajarharmonika.web.id
Sumber Cahaya
Suatu benda yang dapat memancarkan cahaya disebut
dengan sumber cahaya. Nah berdasarkan sumbernya
terdapat dua jenis cahaya, yaitu :
Macam-macam polarisasi
Keterangan gambar:
M = titik pusat kelengkungan cermin
O = titik pusat bidang cermin (vertex)
F = titik api (titik fokus) cermin
OM = R = jari-jari kelengkungan cermin
OF = f = jarak titik api (jarak fokus), yang panjangnya ½ R
Perpanjangan OM = sumbu utama cermin
PM = sumbu tambahan, yang panjangnya sama dengan
R dan dapat berfungsi sebagai garis normal
Nomor-nomor ruang:
O - F = ruang I
F - M = ruang II
M - (-~) = ruang III
O - (+~) = ruang IV
Polarisasi karena Pembiasan Ganda (Bias Kembar) ● Ruang I, II, dan III adalah ruang di depan cermin
● Ruang IV adalah ruang di belakang cermin
Bias ganda merupakan sifat yang dimiliki beberapa
Sinar-Sinar Istimewa Cermin Cekung
kristal tertentu (terutama kalsit) untuk membentuk
Masih ingatkah kalian dengan Hukum Snellius pada
dua sinar bias dari suatu sinar datang tunggal. Sinar
pemantulan cahaya? Seperti halnya pada cermin datar,
bias (ordinary ray) mengikuti hukum-hukum pembiasan
pada cermin cekung juga berlaku Hukum Snellius.
normal. Sinar bias lain, yang dinamakan sinar luar biasa
Hukum Snellius yang menyatakan bahwa:
(extraordinary ray), mengikuti hukum yang berbeda.
● Sinar datang, garis normal dan sinar pantul
Kedua sinar tersebut bergerak dengan kelajuan yang
terletak pada satu bidang
sama, di mana cahaya sinar biasa terpolarisasi tegak
● Sudut datang sama dengan sudut pantul.
lurus terhadap cahaya sinar luar biasa.
e. Optika Geometris
Pemantulan Cahaya Pada Cermin
1. cermin datar Dengan menggunakan Hukum Snellius tersebut, maka
- sudut datang = sudut pantul kita dapat menentukan 3 sinar istimewa pada cermin
- sinar dating, garis normal, sinar pantul teretak pada cekung. Sinar-sinar istimewa tersebut antara lain
satu bidang datar. sebagai berikut.
Sifat pemantulan cermin datar: 1. Slinar datang sejajar sumbu utama akan
Maya, 2. Tegak, 3. Sama Besar. dipantulkan melalui titik fokus.
2. Sinar datang melalui titik fokus akan
dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui pusat kelengkungan akan
Pemantulan pada cermin lengkung dipantulkan kembali melalui titik pusat
kelengkungan cermin.
2. Cermin Cekung(Concaf) Sifat bayangan pada cermin cekung
a) Benda pada ruang I, bayangan dihasilkan adalah ini bekerja dengan cara menerima, memfokuskan, dan
maya tegak diperbesar. menstransmisikan cahaya melalui lensa untuk
b) Benda di ruang II, bayangan dihhasilkan nyata menghasilkan bayangan objek yang dilihatnya.
terbalik diperbesar.
c) Benda di ruang III, bayangan dihasilkan nyata Fungsi dari masing-masing bagian mata tersebut
terbalik diperbesar. ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
3. Cermin Cembung(Konveks)
Cermin cembung memiliki bentuk permukaan pada
cermin yang melengkung keluar contohnya seperti kaca
pada spion mobil ataupun motor pada umumnya.
Pada cermin cembung memiliki sifat banyangan yang
maya, tegak, dan diperkecil.
Pemantulan pada Cermin Cembung
a) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan
seolah-olah dari titik fokus
b) Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar
sumbu utama
c) Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan (jari-
jari) dipantulkan kembali pada lintasan yang sama
Keterangan:
M = perbesaran bayangan h' = tinggi bayangan
h = tinggi benda s’ = jarak bayangan
s = jarak benda
Alat-alat Optik
Alat Optik Alami: Mata Kalian tentu telah mempelajari bahwa jika sebuah
benda berada di depan sebuah lensa, bayangan akan
dibentuk oleh lensa tersebut. Jauh dekatnya bayangan
terhadap lensa, bergantung pada letak benda dan
jarak fokus lensa. Hubungan tersebut secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut.
Keterangan :
s = jarak benda ke lensa (m)
Mata merupakan alat optik alamiah, ciptaan Tuhan s' = jarak bayangan ke lensa (m)
yang sangat berharga. Mata merupakan indra f =jarak fokus lensa (m)
penglihatan dan merupakan organ yang dapat
menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ Selain itu, kalian juga pernah mempelajari kekuatan
atau daya lensa. Kekuatan atau daya lensa adalah sebagainya. Kamera bekerja seperti mata kita.
kemampuan lensa untuk memfokuskan sinar yang Komponen-komponen dasar penyusun kamera hampir
datang sejajar dengan lensa. Hubungan antara jarak sama dengan mata kita. Bagian-bagian kamera
fokus dan kekuatan lensa memenuhi persamaan diperlihatkan pada gambar berikut.
berikut.
Keterangan :
P = kekuatan atau daya lensa (dioptri)
f = jarak fokus lensa (m)
Rumus kekuatan lensa kacamata miopi dan
hipermetropi beserta contoh soalnya.
Miopi
Miopi atau yang biasa disebut dengan rabun jauh
adalah ketika bayangan benda pada mata jatuh di
depan retina. Penderita yang mengalami rabun
Mikroskop
jauh memakai lensa cekung (lensa negatif). Cacat
mata ini seseorang tidak bisa melihat benda yang Mikroskop adalah alat optik yang terdiri atas susunan
jauh. Umumnya penderitanya pada usia yang beberapa lensa pembesar yang digunakan untuk
masih muda atau dibawah usia 35 tahun. Seperti melihat benda, jasad renik, mikroorganisme, atau
Pak Mono ini matanya sudah minus 1 jadi memakai bagian tubuh makhluk hidup yang berukuran sangat
kacamata dengan kekuatan min 1 dioptri. Karena kecil yang tidak dapat dilihat menggunakan mata
dioptri (D) itu satuan dari kekuatan lensa kacamata. telanjang. Bagian-bagian mikroskop diperlihatkan
Rumus Miopi seperti pada gambar berikut ini.
Untuk lup, benda selalu diletakkan dalam ruang
I sehingga bayangan akan terletak di ruang (IV).
Bayangan yang terletak di ruang (IV) bersifat maya dan
tegak. Rumus perbesaran lup bergantung pada keadaan
mata kita saat menggunakannya, yaitu apakah mata
dalam keadaan berakomodasi atau tidak. Untuk itu ada
tiga jenis rumus perbesaran anguler lup yaitu sebagai
berikut.
Perbesaran Anguler Lup untuk Mata Berakomodasi
Maksimum
Perbesaran anguler lup untuk mata berakomodasi
maksimum dirumuskan sebagai berikut.
Keterangan:
BAB 9. Pemanasan Global
1.1 pemanasan global dan efek rumah kaca
1.2 dampak dan manfaat pemanasan global
1.3 Usaha memnanggulangi pemanasan global
1.4 Energi alternatif