Anda di halaman 1dari 21

BAB 6. Teori Kinetik Gas V2 = volume gas pada keadaan 2 (m 3).

Apa itu Gas Ideal?


Gas ideal adalah sekumpulan partikel gas yang tidak 1.2 Persamaan Keadaan Gas ideal
saling berinteraksi satu dengan lainnya. Artinya, jarak Sejumlah gas memiliki besaran massa yang dapat
antarpartikel gas ideal sangat berjauhan dan bergerak diketahui dari perkalian jumlah mol (n) dikalikan dengan
secara acak. Adapun sifat-sifat gas ideal adalah sebagai besaran massa per mol satu partikel gas (Mr)
berikut.
1. Partikelnya berjumlah banyak.
2. Tidak ada interaksi antarpartikel atau tidak ada gaya
tarik menarik antarpartikelnya.
3. Jika dibandingkan ukuran ruangan, ukuran partikel
gas ideal bisa diabaikan.
4. Tumbukan yang terjadi antara partikel gas dan
dinding ruangan merupakan tumbukan lenting
sempurna.
5. Partikel gas tersebar secara merata di dalam
ruangan. m = n Mr
6. Partikel gas bergerak secara acak ke segala arah. Persamaan gas ideal berlaku untuk gas dalam bejana
7. Berlaku Hukum Newton tentang gerak. tertutup dan diasumsikan tidak ada kebocoran sehingga
8. Energi kinetik rata-rata molekul gas ideal sebanding massa gas tetap. Apabila sejumlah mol (n) gas diubah,
dengan suhu mutlaknya. persamaannya dituliskan sebagai berikut.

1.1 Hukum-hukum Gas


1. Hukum Boyle (jika suhu suatu gas dijaga konstan,
maka tekanan gas akan berbanding terbalik
dengan volumenya)

R/Na = k
Keterangan :
2. Hukum Charles (jika tekanan suatu gas dijaga p= Tekanan gas (N/m2 atau Pa)
konstan, maka volume gas akan sebanding suhu V= Volume gas (m3)
mutlaknya) n= jumlah mol gas
R= Tetapan umum (8,314J/mol K)
T= Suhu gas (K)
k= tetapan Blotzmann (1,38 x 10-23 J/K)
m= massa partikel gas (kg)
Mr= massa molekul relatif (kg/mol)
NA= bilangan Avogadro (6,02x10-23 partikel/mol)
Dengan mengingat bahwa massa jenis merupakan
3. Hukum Gay-Lussac (jika volume suatu gas dijaga m
konstan, tekanan gas akan sebanding dengan massa per Volume ρ=
V
suhu mutlaknya)
m
p= RT
VMr
ρ
p= RT
Mr
Mr
ρ=
pR T
4. Hukum Boyle dan Gay-Lussac (“hasil kali antara
tekanan dan volume dibagi suhu pada sejumlah Keterangan:
partikel mol gas adalah tetap) P = Tekanan gas ideal (N/m2)
V = Volume gas ideal (m3)
T = Suhu gas ideal (K)
n = mol gas (mol)
R = konstanta gas Universal = 8,315 J/mol.K
Mr = massa relatif Molekul

Keterangan: 1.3 Teori Kinetik Gas


P1 = tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2); 1. Tekanan Gas Ideal
V1 = volume gas pada keadaan 1 (m3);
T1 = suhu gas pada keadaan 1 (K);
P2 = tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2);
T2 = suhu gas pada keadaan 2 (K); serta
Keterangan :
Ek = Energi Kinetik rata rata (Joule)
k = konstanta Boltzman (1,38 × 10-23 J/K);
T = suhu gas (K);
N = jumlah partikel;
Keberadaan gas di ruang tertutup bisa mengakibatkan n = jumlah mol gas (mol); dan
adanya tekanan. Tekanan tersebut disebabkan oleh R = tetapan gas ideal (8,314 J/mol.K).
adanya tumbukan antara partikel gas dan dinding Berdasarkan persamaan di atas, diperoleh persamaan
tempat gas berada. Teori kinetik gas menjelaskan untuk kecepatan efektif gas pada ruang tertutup.
bahwa materi terdiri atas sejumlah besar molekul N Adapun persamaan kecepatannya adalah sebagai
bermassa m, yang bergerak dengan arah acak, dengan berikut.
kecepatan bervariasi, serta melakukan tumbukan
lenting sempurna satu sama lain dan terhadap dinding
wadah.
Persamaan tekanan gas ideal dalam ruang tertutup Keterangan :
adalah : vrms= kecepatan efektif gas ideal (m/s)
p (rho)= massa jenis gas (kg/m3 )

Teorema ekipartisi energi


Keterangan : Teorema ekipartisi energi menyatakan bahwa masing-
P= Tekanan gas ideal (N/m2 ) masing komponen kecepatan (kecepatan linear maupun
N= Jumlah partikel kecepatan sudut), secara rata-rata memiliki energi
m= massa partikel gas (kg) kinetik per partikel/molekul yang berkaitan, sebesar 1/2
v= kecepatan rata rata partikel gas (m/s) kT , atau setengah dari hasil konstanta Boltzmann dan
V= volume gas (m3) suhu absolut (mutlak). Sementara itu, jumlah
Karena 1/2 mv2 adalah energi kinetik rata-rata dari komponen kecepatan yang dibutuhkan untuk
partikel-partikel gas, maka persamaan diatas dapat menjelaskan gerakan sebuah molekul secara lengkap
dinyatakan sebagai berikut : disebut derajat kebebasan berkaitan dengan energi
kinetik translasi, rotasi, vibrasi, dan energi potensial
vibrasi. Secara matematis, teorema ekuipartisi energi
dinyatakan sebagai berikut. 

2. Suhu dan Energi pada Gas Ideal

Pada gas monoatomik (beratom tunggal), molekul gas


hanya melakukan gerak translasi. Oleh sebab itu, gas
monoatomik memiliki tiga derajat kebebasan. Energi
kinetik rata-rata total per molekul adalah;

Sementara untuk gas diatomik, pada suhu kamar


memiliki 5 derajat kebebasan dan mengalami gerak
translasi dan rotasi. Energi kinetik rata-ratanya
Gambar 1. Balon Udara | Sumber : kompasiana.com
dinyatakan sebagai berikut;
Taukah sobat ? Sebuah balon udara dapat terbang
karena pemanas yang terdapat pada balon udara.
Pemanasan tersebut mengakibatkan suhu udara di
dalam balon meningkat dan memaksa sebagian udara
Sementara itu, bila pada gas diatomik bersuhu tinggi,
keluar dari bagian bawah balon yang terbuka. Secara
memungkinkan molekul melakukan gerak translasi,
kuantitatif, suhu dan energi gas ideal dapat ditentukan
rotasi, dan vibrasi dan memiliki tujuh derajat kebebasan
sebagai berikut.

Berdasarkan persamaan gas ideal :

Energi Dalam
Energi dalam suatu sistem gas ideal didefinisikan
sebagai jumlah energi kinetik translasi, rotasi, dan
vibrasi seluruh molekul gas yang terdapat pada sistem
tersebut.
a. Energi Dalam Gas Monoatomik
Pada gas monoatomik, misalnya helium, neon, dan
argon, nilai f = 3, sehingga energi dalam dinyatakan
sebagai berikut;

b. Energi Dalam Gas Diatomik


Pada gas diatomik, misalnya hidrogen, nitrogen, dan
oksigen. Energi dalam pada gas diatomik dibagi menjadi
3 tingkatan berdasarkan suhunya, yaitu sebagai berikut;
BAB 7. Termodinammika

1.1 Sistem Termodinamika


Kemampuan sebuah sistem untuk melakukan
pertukaran energi(kalor) dengan lingkungan. Dan
terjadi sebuah perubahan volume, suhu, dan juga
tekanan yang disebut proses termdinamika.
● Pada proses termodinamika juga berhubungan
dengan hukum pada gas ideal
⮚ Isotermis -> suhu tetap -> ΔU=0 atau Q=W
● Kalor dan usaha pada termodinamika dibedakan
dengan melihat keadaan dari system dan
lingkungannya. Besaran kalor(Q) dapat beernilai
positif ketika sistem menerima kalor dari
lingkungan dan juga negatif Ketika kalor keluar dari
sistem ke lingkungan, begitu juga pada besaran
usaha(W) usaha bernilai positif Ketika sistem
mengeluarkan usaha ke lingkungan dan bernilai
negatif Ketika sistem meneruma usaha dari
lingkungan.
Sistim termodinamika dibedakan menjadi
● Sistem terbuka
Sistem yang menyebabkan terjadinya pertukaran ⮚ Isokhoris -> volume tetap (atau isovolumis atau
energi (panas dan kerja) dan benda (materi) dengan isometric) -> W = 0
lingkungannya. ΔU= Q
● Sistem tertutup
sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran
energi (panas dan kerja) tetapi tidak terjadi
pertukaran zat dengan lingkungan(massa didalam
sistem tetap)
● Sistem terisolasi
sistem yang menyebabkan tidak terjadinya
pertukaran panas, zat atau kerja dengan
lingkungannya ⮚ Adiabatis tidak terjadi pertukaran kalor -> Q = 0
Hukum-hukum termodinamika
⮚ Hukum ke-0 termodinamika
Benda pada sistem yang berdekatan akan memiliki
keseimbangan termal
⮚ Hukum ke-1 termodinamika
Energi tidak bisa diciptakan maupun dimusnahkan.
Manusia hanya bisa mengubah bentuk energi dari
bentuk energi satu ke energi lainnya.
atau
⮚ Hukum ke-2 termodinamika
Hukum II termodinamika dalam menyatakan aliran kalor
mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi
ke benda bersuhu rendah dan tidak mengalir secara
spontan dalam arah kebalikannya
Hukum II termodinamika dalam pernyataan entropi
(besaran termodinamika yang menyertai suatu
perubahan setiap keadaan dari awal sampai akhir
sistem dan menyatakan ketidakteraturan suatu
sistem) :
Total entropi semesta tidak berubah ketika proses
reversibel terjadi dan bertambah ketika proses
irreversible terjadi.
⮚ Hukum ke-3 termodinamika 1.3 aplikasi termodinamika
pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol ⮚ Pendingin Ruangan (AC)
absolut (temperatur Kelvin) semua proses akan ⮚ Kendaraan bermotor
berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai ⮚ Mesin carnot
minimum Eifisiensi mesin carnot dapat dituliskan dengan
1.2 Proses Termodinamika persamaan:
⮚ Isobaris -> tekanan tetap W Q 1−Q 2 Q2 T2
W=p(V2-V1) ƞ= = =1− =1−
Q1 Q1 Q1 T1
BAB 8. Gelombang Energi potensial pegas yaitu kemampuan pegas untuk
a. Getaran Harmonis kembali ke bentuk awal.
Usaha yang dilakukan untuk menarik pegas atau
1. pengertian getaran Harmonis
besarnya energi potensial pegas untuk kembali ke
Gerak harmonik merupakan gerak sebuah
benda dimana grafik posisi partikel sebagai bentuk semula. Besarnya energi potensial pegas
fungsi waktu berupa sinus (dapat dihitung dengan langkah sebagai berikut.
dinyatakan dalam bentuk sinus atau
kosinus). Gerak semacam ini disebut gerak
osilasi atau getaran harmonik. Contoh lain
sistem yang melakukan getaran harmonik,
antara lain, dawai pada alat musik, gelombang
radio, arus listrik AC, dan denyut jantung.
Galileo diduga telah mempergunakan denyut
jantungnya untuk pengukuran waktu dalam
pengamatan gerak.

Syarat suatu gerak dikatakan getaran


harmonik, antara lain:
1. Gerakannya periodik (bolak-balik).
2. Gerakannya selalu melewati posisi
keseimbangan.
3. Percepatan atau gaya yang bekerja pada
benda sebanding dengan posisi/simpangan
benda.
4. Arah percepatan atau gaya yang bekerja
pada benda selalu mengarah ke posisi
keseimbangan.
2. besaran pada getaran harmonis
Persamaan getaran harmonik diperoleh
dengan memproyeksikan gerak melingkar
terhadap sumbu untuk titik yang bergerak
beraturan.
Simpangan Getaran Harmonik
Simpangan getaran harmonik sederhana dapat
dianggap sebagai proyeksi partikel yang bergerak
melingkar beraturan pada diameter lingkaran.
Gambar dibawah melukiskan sebuah partikel yang
bergerak melingkar beraturan dengan kecepatan
sudut dan jari-jari A. Anggap mula-mula partikel
berada di titik P.

Proyeksi gerak melingkar beraturan terhadap


sumbu Y merupakan getaran harmonik sederhana.
Perhatikan gambar diatas. Setelah selang waktu t
partikel berada di titik Q dan sudut yang ditempuh
adalah:

Proyeksi titik Q terhadap diameter lingkaran


(sumbu Y) adalah titik Qy. Jika garis Qy kita sebut y
yang merupakan simpangan gerak harmonik Pada getaran harmonis bandul energi yang dimiliki
sederhana, maka kita peroleh persamaan sebagai berhubungan dengan energi potnsial dan energi
berikut: kitetik gerak
2 πt Ep = mgh
Y = A sin ( θ )= A sin ωt= A sin
T Ek = 1/2 mv2

3. Macam-macam gerak pada getaran harmonis


Energi Potensial Pegas
.
Gelombang Longitudinal
Gelombang Longitudinal adalah gelombang yang arah
rambat dan arah getarnya searah. Bentuk getarannya
berupa rapatan dan renggangan.

b. Karakteristik Gelombang
Jenis Gelombang Berdasarkan Mediumnya

Sobat Pintar, berdasarkan mediumnya, gelombang


dibagi menjadi dua yaitu gelombang   Berdasarkan Amplitido
mekanik dan gelombang elektromagnetik.
Gelombang Berjalan
Gelombang Mekanik Gelombang berjalan adalah gelombang yang
Gelombang Mekanik adalah gelombang yang amplitudo atau simpangan terjauhnya tetap pada
memerlukan medium tertentu dalam setiap titik yang dilalui gelombang (tidak
perambatannya. Gelombang mekanik tidak akan bisa berubah). Contohnya adalah gelombang yang
merambat pada ruang hampa tanpa terbentuk pada getaran sebuah tali.
medium. Contohnya adalah suara yang memerlukan
udara untuk perambatannya.

Gelombang Elektromagnetik
Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang
tidak memerlukan medium tertentu dalam
perambatannya. Gelombang elektromagnetik tetap
bisa merambat pada ruang hampa tanpa
medium. Contohnya adalah gelombang cahaya,
gelombang radio, sinar gamma dll.

Bedasarkan arah getar dan arah arambatnya  


Gelombang Transversal Gelombang Stasioner
Gelombang Transversal adalah gelombang yang arah Gelombang Stasioner adalah jenis gelombang yang
getarnya tegak lurus dengan arah rambatannya. amplitudonya berubah-ubah pada setiap titik yang
Bentuk getaran pada gelombang transversal dilaluinya. Contohnya adalah gelombang yang
berupa bukit dan lembah terbentuk dari petikan gitar.
Sifat Gelombang
1. Refleksi (Dapat Dipantulkan)
Refleksi (Pemantulan) merupakan pembalikan arah
rambat gelombang karena membentur suatu medium
yang tidak dapat ditembus oleh gelombang tersebut.
Hukum pemantulan gelombang adalah sebagai berikut :
● Besar sudut datangnya gelombang sama dengan
besar sudut pantul gelombang.
● Gelombang datang, gelombang pantul dan garis
normal terletak pada Satu bidang datarnya.

2. Refraksi (Dapat Dibiaskan)


Refraksi (Pembiasan) merupakan pergeseran arah
rambat gelombang karena melalui medium yang dapat
Besaran-besaran Pada Gelombang ditembus, akan tetapi berbeda dengan kerapatannya
1. Frekuensi Gelombang dengan medium pembawa gelombang tersebut.
Frekuensi gelombang (f) adalah jumlah gelombang Contohnya yaitu ketika suatu gelombang cahaya dibawa
yang merambat dalam 1 detik (satu detik ada berapa oleh udara dan masuk ke dalam air.
gelombang). 
Rumus frekuensi bisa dilihat dalam persamaan di bawah 3. Difraksi (Dapat Dibelokkan)
ini : Difraksi (Pembelokkan) Gelombang merupakan
pembelokkan atau penyebaran gelombang ketika
melalui suatu celah – celah tertentu. Semakin sempit
celah yang dilewati, difraksi yang terjadi juga akan
 
semakin tampak.
Keterangan :
f = frekuensi gelombang (Hz)
4. Dispersi (Dapat Perubahan Bentuk) 
n = jumlah gelombang yang dihasilkan 
Dispersi merupakan terjadinya perubahan bentuk
t = waktu yang ditempuh gelombang (s)
gelombang ketika gelombang tersebut melalui suatu
T = periode gelombang (s)
medium tertentu. Maka contohnya adalah gelombang
 
cahaya putih yang menjadi berwarna ketika melewati
2. Periode Gelombang
prisma. Tidak semua medium juga dapat membuat
Periode gelombang (T) adalah  waktu yang dibutuhkan
perubahan bentuk, hanya beberapa medium tertentu
1 gelombang untuk merambat  (satu gelombang butuh
saja, sedangkan medium yang dapat mempertahankan
berapa detik)
bentuk gelombang itu akan disebut medium
Rumus periode gelombang dapat dituliskan sebagai
nondispersi.
berikut :
5. Interfensi (Dapat Digabungkan) 
Interfensi merupakan perpaduan dua buah gelombang.
  Jika kedua buah gelombang yang dipadukan tersebut
Keterangan : memiliki fase sama, maka mereka akan saling
T = periode gelombang (s) menguatkan sehingga dapat disebut Interfensi
n = jumlah gelombang yang dihasilkan  Konstruktif, sedangkan jika fasenya berlawanan, maka
t = waktu yang ditempuh gelombang (s) kedua gelombang tersebut akan saling melemahkan
f = frekuensi gelombang (Hz) sehingga dapat disebut interfensi destruktif.
 
3. Cepat Rambat Gelombang 6. Polarisasi (Dapat Diserap Arah Getarannya)
Cepat rambat gelombang (v) adalah panjang jarak yang Polariasasi merupakan penyerapan sebagian arah
ditempuh oleh gelombang tiap satuan waktu. getaran dari gelombang ketika kita melalui medium
Rumus cepat rambat gelombang  dapat dituliskan tertentu. Polarisasi juga hanya akan terjadi pada
sebagai berikut : gelombang transversal, yaitu gelombang yang arah
getarnya tegak lurus dengan arah rambatannya

Gelombang Berjalan
Gelombang Berjalan adalah gelombang yang
amplitudo dan fasenya tetap pada setiap titik yang
dilewatinya. Pada seutas tali panjang digetarkan
sehingga pada tali merambat gelombang transversal ke
arah sumbu-x positif seperti terlihat pada gambar di
bawah. 
Gelombang Stasioner
Gelombang stasioner akibat pantulan ujung bebas.
Contoh gelombang stasioner ujung bebas adalah
superposisi gelombang pada seutas tali dimana salah
satu ujungnya dikaitkan dengan sebuah cincin yang
dapat bergerak bebas.
Pada gelombang jenis ini, gelombang pantul tidak
mengalami pembalikan fase. Rambatan gelombang
pada ujung tali bebas dapat ditunjukkan pada gambar di
Persamaan Gelombang Berjalan bawah

Jadi, jika sebuah gelombang tersebut tegak yang terjadi


di dalam sebuah tali, maka akan terdapat titik simpul di
ujung tetap, dan titik perut di ujung bebas.
Hasil superposisi gelombang datang dan gelombang
pantul pada ujung bebas adalah : 
y = y1 + y2
Dengan, 

Arah Rambat Gelombang 


Untuk pola gelombang 
dan

Ada beberapa perjanjian tanda diantaranya yaitu :


Maka,
● Tanda Amplitudo (+) jika gerakan pertama ke arah
atas
● Tanda Amplitudo (-) jika gerakan pertama ke arah
bawah
● Tanda dalam kurung (+) jika gelombang merambat
ke arah sumbu X negatif / ke kiri
● Tanda dalam kurung (-) jika gelombang merambat
ke arah sumbu X positif / ke kanan
Persamaan Kecepatan Gelombang 
Kecepatan gelombang merupakan turunan pertama Menentukan letak perut dan sumpul dari ujung bebas
dari fungsi simpangan  (y) terhadap waktu. Jarak perut terhadap ujung pantul :
Jika

n = 0, 1, 2, 3, ….
maka : Jarak simpul terhadap ujung pantul :

Persamaan Percepatan Gelombang n = 0, 1, 2, 3, ….
Percepatan gelombang merupakan turunan pertama
dari fungsi kecepatan  (v) terhadap waktu. Gelombang Stasioner Akibat Ujung Terikat (Tetap)
Jika  Contoh gelombang stasioner ujung tetap adalah
superposisi gelombang pada seutas tali dimana salah
satu ujungnya di ikatkan pada tiang sehingga tidak
dapat bergerak bebas.
maka :
Pada gelombang jenis ini, gelombang pantul ● Pendengar berada dalam jangkauan sumber
mengalami pembalikan fase sebesar ½ . Untuk lebih bunyi
memahaminya perhatikan gambar berikut ini! ● Frekuensi bunyi termasuk ke dalam frekuensi
yang dapat didengar oleh penerima bunyi
2. Sifat - sifat Bunyi

Hasil superposisi gelombang datang dan gelombang


pantul pada ujung terikat adalah : Adapun sifat -sifat bunyi sebagai berikut :
● Dikategorikan sebagai gelombang, yaitu
y = y1 + y2
Dengan,  berupa hasil getaran yang merambat.
● Membutuhkan medium dalam perambatannya
(tidak dapat merambat dalam ruang hampa).
● Cepat rambatnya dipengaruhi oleh medium
dan perambatannya. Semakin padat / rapat
mediumnya maka semakin cepat perambatan
bunyi.

Maka, 

Rumus letak simpul dan perut untuk gelombang ● Dapat mengalami resonansi dan pemantulan.
stasioner pada ujung tetap Letak simpul ● intensitas dan taraf intesitas bunyi
Jarak perut terhadap ujung pantul :
Intensitas Bunyi
Bunyi berupa gelombang yang memiliki energi yang
mampu merambat ke segala arah. Intensitas bunyi
n = 0,1,2,3,4, ... merupakan energi gelombang bunyi yang mampu
Jarak simpul terhadap ujung pantul : menembus permukaan bidang per satuan luas setiap
detiknya. Jika sumber bunyi memiliki daya P yang
berjarak r maka secara matematis dapat ditulis dengan
rumus: I = P/A = P/4πr2
n = 1,2,3,4, ... Keterangan:
I = Intensitas Bunyi (watt/m2)
c. Gelombang Bunyi P = Daya Sumber Bunyi (Watt, Joule)
Bunyi adalah salah satu gelombang dalam fisika, yaitu A = Luas permukaan yang ditembus gelombang bunyi
gelombang longitudinal yang dapat dirasakan oleh (m2)
indera pendengaran (telinga). Bunyi juga dapat r = Jarak tempat dari sumber bunyi (m)
didefinisikan sebagai sesuatu yang dihasilkan oleh Jika terdapat dua posisi pendengar yang berjarak
benda yang bergetar. Setiap getaran yang terjadi akan berbeda maka rumusnya: IA/IB = r22/ r12
menggetarkan molekul atau partikel udara di
sekitarnya, hal inilah yang menimbulkan bunyi. Taraf Intensitas Bunyi
Intensitas yang diukur dengan satuan desi Bell (dB)
disebut taraf intensitas. Taraf intensitas bunyi
merupakan perbandingan nilai logaritma antara
intensitas bunyi yang terukur dengan intensitas ambang
batas pendengaran (I0)  yang dituliskan dalam
persamaan:
TI = 10. Log ( I / I0 )
keterangan:
TI = Taraf intensitas bunyi (dB)
I = Intensitas Bunyi (watt /m2)
I0 = Intensitas Ambang pendengaran (10-12  watt /m2)

Agar suatu bunyi dapat didengar oleh manusia, maka Cepat rambat bunyi adalah kecepatan perambatan
harus memenuhi syarat-syarat berikut : gelombang bunyi yang didapatkan dari hasil bagi jarak
● Ada benda yang bergetar (ada sumber bunyi) yang ditempuh dengan waktu tempuh bunyi
● Ada medium yang merambatkan bunyi (baik
melalui zat padat, cair atau gas)
tersebut. Ada dua hal utama yang mempengaruhi cepat
rambat bunyi, yaitu :
● Kerapatan partikel medium perambatannya.
Semakin rapat susunan medium tersebut maka
akan semakin cepat bunyi merambat. Artinya
perambatan bunyi pada zat padat lebih cepat
dibandingkan ada zat cair.
● Suhu medium perambatannya, semakin tinggi suhu
medium perambatannya maka akan semakin cepat
bunyi merambat, demikian pula sebaliknya.
Rumus cepat rambat bunyi adalah sebagai berikut :

Resonansi dan Pemantulan Bunyi


Resonansi adalah ikut bergetarnya suatu benda akibat
dengan : adanya getaran dari benda lain sebagai pemicunya.
v = cepat rambat bunyi (m/s) Sedangkan pemantulan adalah peristiwa
s = jarak tempuh bunyi (m) dikembalikannya gelombang bunyi ke arah data
t = waktu tempuh bunyi (s) karena menabrak bidang pantul tertentu.
atau jika yang diketahui frekuensi, panjang
gelombang atau periodenya, maka dapat digunakan
rumus berikut ini :

Sama seperti prinsip pemantulan pada gelombang


lainnya. Sudut yang dibentuk antara gelombang bunyi
datang dengan garis normal sama dengan sudut yang
  dibentuk oleh gelombang bunyi pantul dengan garis
Nah pada rumus sebelumnya terdapat dua besaran normal.
fisika yang berhubungan dengan cepat rambat bunyi, Macam-macam gelombang bunyi
yaitu jarak tempuh dan waktu tempuh. Berikutnya Gelombang bunyi dapat kita klasifikasikan menjadi tiga
akan ada penjelasan lebih lanjut tentang besaran- macam yaitu
besaran tersebut antara lain ● Bunyi ultrasonik
1. jarak 4. Periode ● Bunyi infrasonik
2. waktu 5. Panjang gelombang ● Bunyi audiosonik
3. frekuensi Untuk yang pertama, kita akan membahasa bunyi
ultrasonik..
Pelayangan gelombang bunyi Bunyi ultrasonik adalah bunyi yang frekuensinya di atas
Pelayangan gelombang bunyi adalah interferensi dua 20.000 Hz. Bunyi ini tidak dapat didengar oleh manusia
bunyi beramplitudo sama namun berbeda frekuensi
dan hanya bisa didengar oleh beberapa hewan tertentu
sedikit. Pelayangan bunyi membentuk interferensi
seperti kelelawar dan lumba-lumba. Bunyi ini sering
konstruktif-destruktif yang disebut layangan. Satu
layangan didefinisikan sebagai gejala dua bunyi keras dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai hal,
atau lemah yang terjadi secara berurutan. Frekuensi contohnya seperti pengukuran kedalaman laut dan
layangan dapat dihitung menggunakan rumus: pemeriksaan USG pada bidang kesehatan.

Di mana
fl = frekuensi layangan bunyi 
f1 dan f2 = frekuensi gelombang bunyi yang
berinteferensi

Bunyi Audiosonik adalah bunyi yang frekuensinya


antara 20 – 20.000 Hz. Bunyi Audiosonik merupakan
bunyi yang dapat di dengar oleh manusia dan banyak
makhluk hidup lainnya.
Gelombang pada Dawai

Bunyi infrasonik adalah bunyi yang frekuensinya di


bawah 20 Hz. Bunyi ini tidak dapat didengar oleh Gitar merupakan contoh alat musik berdawai.
manusia, beberapa hewan yang mempunyai sumber: belajargitar.web.id
kemampuan untuk mendengar bunyi ini antara
lain anjing, laba-laba, dan jangkrik. Gelombang yang terbentuk pada dawai merupakan
gelombang stasioner dengan kedua ujung berupa
simpul. karena itu panjang gelombang pada dawai
dirumuskan dengan:

Efek Doppler
Efek Doppler adalah perubahan frekuensi atau panjang
gelombang sumber gelombang yang diterima pengamat dengan:
karena adanya gerak relatif di antara keduanya.  λ = panjang gelombang (m)
l = panjang dawai (m)
n = tingkat nada (0,1,2,...)

karena v = λ.f, maka frekuensinya: 


Fp = frekuensi pendengar (Hz)
Fs = frekuensi sumber bunyi (Hz)
V  = cepat rambat bunyi (m/s)
Vp = kecepatan pendengar (m/s)
Vs  = kecepatan sumber bunyi (m/s) dengan v = cepat rambat bunyi pada dawai.

Jika pendengar mendekati sumber bunyi, Gelombang pada Pipa Organa Terbuka
maka Vp bernilai (+), jika sumber bunyi menjauhi
pendengar maka Vs bernilai (+), jika arah angin searah
dengan arah rambat bunyi, maka Vw bernilai (+). 

sumber: belajarharmonika.web.id

Gelombang pada pipa organa terbuka memiliki


pola yang hampir sama dengan dawai, namun
kedua ujungnya adalah perut. Panjang
Sumber Bunyi gelombang pada pipa organa terbuka adalah:
Alat-alat musik merupakan contoh dari sumber bunyi
yang lazim, secara umum alat musik digolongkan
menjadi 3 kriteria yaitu Dawai/Senar, Pipa Organa
Terbuka, dan Pipa Organa Tertutup. Gelombang yang
terbentuk pada alat-alat musik ini adalah gelombang dengan:
stasioner, dengan bentuk yang berbeda-beda. λ = panjang gelombang (m)
l = panjang pipa organa (m)
n = tingkat nada (0,1,2,...)

karena v = λ.f, maka frekuensinya: 


dengan v = cepat rambat bunyi pada pipa organa.

Gelombang pada Pipa Organa Tertutup

Sumber Cahaya
Suatu benda yang dapat memancarkan cahaya disebut
dengan sumber cahaya. Nah berdasarkan sumbernya
terdapat dua jenis cahaya, yaitu :

● Cahaya yang berasal dari benda itu sendiri,


contohnya matahari, lilin, lampu, senter, dll.
sumber: spongebobmeme
Gelombang pada pipa organa tertutup adalah ● Cahaya yang memancar dari benda akibat
gelombang stasioner dengan ujung berupa perut pantulan cahaya dari sumber cahaya
dan ujung lainnya berupa simpul. Karena itu utamanya. Misalnya adalah ketika kita melihat
perumusan panjang gelombangnya adalah: matahari pada permukaan air.
Perlu diketahui juga bahwa tidak semua benda dapat
memancarkan cahaya atau memantulkan pancaran
cahaya. Benda yang dapat memancarkan cahaya
dengan: disebut dengan sumber cahaya, sedangkan benda yang
λ = panjang gelombang (m) tidak dapat memantulkan cahaya seperti batu, kayu,
l = panjang pipa organa (m) kertas, dll, disebut dengan benda gelap.
n = tingkat nada (0,1,2,...)
Sifat-Sifat Cahaya
karena v = λ.f, maka frekuensinya: 
Cahaya Merambat Lurus
Sifat cahaya merambat lurus dapat kita buktikan
dengan v = cepat rambat bunyi pada pipa organa.
dengan mengamati cahaya pada kendaraan bermotor
yang kita gunakan. Garis perambatan cahaya ini disebut
 d. Gelombang cahaya dengan sinar. Karena sifat cahaya yang merambat lurus
Mengenal Gelombang Cahaya ini manusia dapat memanfaatkan cahaya untuk banyak
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang keperluan seperti dalam pembuatan senter, lampu, dll.
kasat mata atau dapat terlihat. Cahaya memiliki
spektrum atau paket cahaya yang dipersepsikan secara
visual oleh indra penglihatan sebagai warna.  
Alasan kenapa cahaya disebut sebagai gelombang
elektromagnetik adalah karena gelombang cahaya yang
bergetar adalah medan elektromagnetik dan merambat
di ruang tanpa permukaan medium.
Kenapa tanpa medium? Karena di antara matahari bumi
ada ruang hampa, yang artinya tidak ada materi atau
medium satupun yang bisa digunakan oleh gelombang
cahaya untuk merambat.
● Cahaya merupakan energi yang berbentuk Cahaya dapat Menembus Benda Bening
gelombang elektromagnetik yang dapat dilihat
dengan mata yang panjang gelombangnya sekitar Benda bening atau transparan merupakan benda
380-750 nm, namun kadangkala cahaya dengan tembus pandang yang dapat dilewati oleh cahaya.
panjang gelombang tertentu tidak terlihat dengan Benda bening atau transparan ini dapat meneruskan
mata telanjang semua cahaya yang diterimanya. Contoh benda bening
adalah kaca, air jernih, dll. Berdasarkan penembusan
● Cahaya merupakan partikel yang disebut cahaya yang dapat dilakukannya, benda dibagi
foton. Foton merupakan kuantum medan menjadi tiga, yaitu :
elektromagnetik yang berinteraksi dengan elektron
dan inti atom.
● Benda bening atau transparan (dapat Berdasarkan sifat cahaya yang dapat dipantulkan ini,
meneruskan semua cahaya) terdapat hukum pemantulan cahaya yang diuraikan
● Benda Translusens (hanya dapat meneruskan sebagai berikut :
sebagian cahaya yang diterimanya, contohnya ● Sinar datang, sinar pantul dan garis normal
air keruh, kaca dop, dll) terletak pada satu bidang datar.
● Benda Opaque (Benda yang tidak dapat ● Sudut datang sama dengan sudut pantul.
ditembus oleh cahaya sama sekali, contohnya
kayu, batu, dll)
Cahaya dapat Dibiaskan(refraksi)
Cahaya sebagai gelombang fisika juga dapat dibiaskan
(direfraksikan). Pembiasaan cahaya merupakan
pembelokkan arah gelombang cahaya ketika melewati
dua medium dengan kerapatan yang berbeda.
Pembiasaan ini dapat terjadi karena perbedaan laju
atau kecepatan cahaya pada kedua medium tersebut.
Perbedaan laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju
cahaya dalam suatu zat disebut indeks bias.

Cahaya dapat Dipantulkan(Refleksi)


Cahaya termasuk ke dalam salah satu gelombang dalam
fisika, yaitu termasuk gelombang elektromagnetik. Nah
sebagai gelombang cahaya dapat dipantulkan
(direfleksikan). Pemantulan cahaya akan terjadi ketika
cahaya mengenai sebuah bidang pantul (benda-benda
yang dapat memantulkan cahaya) contohnya cermin.

Syarat – Syarat Terjadinya pembiasan cahaya adalah :


● Cahaya melalui dua medium yang berbeda
kerapatan optiknya
● Cahaya datang tidak tegak lurus dengan bidang
batas (artinya sudut cahaya datang lebih kecil dari
90 derajat)
Ada dua kemungkinan yang akan terjadi pada proses
pembiasaan cahaya, yaitu :
a. Arah Pembiasan Mendekati Garis Normal
Arah berkas cahaya bias akan mendekati garis normal
apabila cahaya tersebut merambat dari medium optik
  yang kurang rapat ke medium yang lebih rapat.
Pemantulan cahaya dapat dibedakan menjadi dua jenis, Contohnya cahaya dari udara ke air.
yaitu : b. Arah Pembiasan Menjauhi Garis Normal
1. Pemantulan teratur Arah berkas cahaya bias akan menjauhi garis normal
Pemantulan teratur merupakan pemantulan yang apabila cahaya tersebut merambat dari medium optik
menghasilkan berkas cahaya pantul sejajar. yang lebih rapat ke medium yang kurang rapat.
Pemantulan teratur terjadi ketika cahaya mengenai Contohnya cahaya dari air ke udara.
benda dengan permukaan rata yang mengkilap atau
licin. Cermin merupakan salah satu benda yang dapat Difraksi (Dapat Dibelokkan)
memantulkan cahaya secara sempurna. Banyangan Difraksi (Pembelokkan) Gelombang merupakan
benda yang terbentuk dari pemantulan teratur sangat pembelokkan atau penyebaran gelombang ketika
baik dan sesuai dengan benda aslinya. melalui suatu celah – celah tertentu. Semakin sempit
2. Pemantulan baur celah yang dilewati, difraksi yang terjadi juga akan
Pemantulan baur merupakan pemantulan yang semakin tampak.
menghasilkan berkas cahaya ke seluruh arah dan tidak
teratur. Pemantulan baur biasanya terjadi ketika cahaya Dispersi (Dapat Perubahan Bentuk) 
mengenai benda pantul dengan permukaan yang tidak Dispersi merupakan terjadinya perubahan bentuk
rata, bergelombang dan kasar. Contoh pemantulan baur gelombang ketika gelombang tersebut melalui suatu
adalah ketika cahaya memantul dari gelombang air yang medium tertentu. Maka contohnya adalah gelombang
akan membentuk banyangan benda tidak terlihat cahaya putih yang menjadi berwarna ketika melewati
seperti aslinya. prisma. Tidak semua medium juga dapat membuat
perubahan bentuk, hanya beberapa medium tertentu
saja, sedangkan medium yang dapat mempertahankan
bentuk gelombang itu akan disebut medium Fenomena interferensi cahaya ditunjukkan oleh
nondispersi. percobaan yang dilakukan oleh Thomas Young. Berkas
cahaya yang melalui celah S1 dan S2 berasal dari celah
sempit S0, tampak pada gambar dibawah ini.

Interfensi (Dapat Digabungkan) 


Interfensi merupakan perpaduan dua buah gelombang.
Jika kedua buah gelombang yang dipadukan tersebut
memiliki fase sama, maka mereka akan saling
menguatkan sehingga dapat disebut Interfensi
Konstruktif, sedangkan jika fasenya berlawanan, maka
kedua gelombang tersebut akan saling melemahkan
sehingga dapat disebut interfensi destruktif.
Jika berkas cahaya melalui S1 dan S2, maka celah
Polarisasi (Dapat Diserap Arah Getarannya)
tersebut (S1 dan S2) akan berfungsi sebagai sumber
Polariasasi merupakan penyerapan sebagian arah
cahaya baru dan menyebarkan sinarnya ke segala arah.
getaran dari gelombang ketika kita melalui medium
Apabila cahaya dari celah S1 dan S2 berinterferensi,
tertentu. Polarisasi juga hanya akan terjadi pada
maka akan terbentuk suatu pola interferensi. Pola
gelombang transversal, yaitu gelombang yang arah
interferensi tersebut dapat ditangkap pada layar berupa
getarnya tegak lurus dengan arah rambatannya
pola garis terang dan gelap. Interferensi dapat terjadi
karena adanya beda lintasan berkas cahaya dari S 1 dan
Kecepatan cahaya
S2. Jika jarak antara kedua celah (d), jauh lebih kecil
Kelajuan cahaya dalam ruang vakum yang nilainya
daripada jarak celah terhadap layar, l (d << l ), maka
sekitar 3 x108 m/s
beda lintasan pada titik sembarang P adalah S 2P – S1P =
Kelajuan cahaya merupakan kelajuan maksimum yang
d sin
mampu dilalui oleh segala bentuk energi, materi dan
informasi dalam alam semesta. Kecepatan cahaya pada
Interferensi Maksimum
berbagai medium dapat bervariasi, salah satu cara yang
Apabila dua gelombang bertemu, dan saling
sering digunakan untuk menghitung kecepatan cahaya
menguatkan, maka akan terjadi interferensi maksimum
adalah dengan pengukuran astronomis, yaitu dengan
dan terbentuk pola garis terang. Pada celah ganda,
menilai waktu yang dibutuhkan cahaya untuk melintasi
interferensi ini akan terjadi apabila kedua gelombang
suatu jarak tertentu dalam tata surya.
memiliki fase yang sama (sefase), yaitu apabila
Interferensi Cahaya keduanya berfrekuensi sama dan titik-titik yang
bersesuaian berada pada tempat yang sama selama
Interferensi adalah paduan dua gelombang atau lebih
osilasi pada saat yang sama.
menjadi satu gelombang baru. Interferensi terjadi jika
terpenuhi dua syarat berikut ini :

● Kedua gelombang cahaya harus koheren,


dalam arti bahwa kedua gelombang cahaya
harus memiliki beda fase yang selalu tetap,
oleh sebab itu keduanya harus memiliki
frekuensi yang sama.
● Kedua gelombang cahaya harus memiliki
amplitudo yang hampir sama.

Jarak garis terang ke-n dari pusat terang dinyatakan


dengan persamaan :

Karena l >> d, maka sudut sangat kecil, sehingga berlaku


pendekatan :
Interferensi Celah Ganda Young
Jadi, persamaan dapat dituliskan menjadi:

Interferensi Minimum Interferensi Selaput Tipis.


Interferensi maksimum terjadi jika dua gelombang Seberkas cahaya datang pada selaput tipis dan
bertemu dan saling menguatkan. Namun, jika dua membentuk sudut i, kemudian sebagian cahaya
gelombang tidak bertemu, dan akan saling meniadakan tersebut dipantulkan di bagian atas membentuk
maka terjadi interferensi minimum, sehingga terbentuk pantulan AE, dan sebagian lagi dibiaskan membentuk
pola garis gelap. Interferensi ini terjadi pada dua ABC dan kemudian keduanya saling berinterferensi ke
gelombang yang tidak sefase. Jarak garis gelap ke-n dari titik P. Dalam interferensi selaput lapis, juga terdapat 2
pusat terang adalah: persamaan, yaitu:
Persamaan untuk interferensi maksimum di P (pola
terang)
Bilangan n menyatakan orde atau nomor gelap, yang
besarnya n = 1, 2, 3, ... . Untuk n = 1 disebut minimum
orde ke-1. Persamaan untuk interferensi minimum di P (pola
Mengingat sin = p / l gelap)
maka persamaan menjadi:

dengan p adalah jarak gelap ke-n dari pusat terang. Dimana, 


Pada interferensi celah ganda, jarak dua garis terang d = tebal lapisan
yang berurutan sama dengan jarak dua garis gelap yang n = indeks bias lapis tipis
berurutan sehingga diperoleh: r  = sudut bias sinar
ƛ  = panjang gelombang sinar
m = orde interferensi(1,2,3,4….)
Untuk dua garis terang mapun dua garis gelap
berurutan dapat dikatakan ikatakan nilai n=1, sehingga Difraksi Cahaya
jarak antara dua garis terang maupun jarak antara dua Difraksi cahaya adalah peristiwa penyebaran atau
garis gelap berurutan dapat diperoleh dengan pembelokan gelombang oleh celah sempit
persamaan: sebagai penghalang. Gelombang terdifraksi
selanjutnya berinterferensi satu sama lain sehingga
menghasilkan daerah penguatan dan pelemahan.
Interferensi pada Selaput Tipis
Sesuai dengan namanya, interferensi ini terjadi di pada Tahun 1665 Francesco Grimaldi memperlihatkan
lapisan tipis contohnya seperti sabun dan minyak. bahwa cahaya tampak berbelok dan memancar
Pada percobaan ini didapatkan bahwa jika sinar melebar jika melewati celah sempit. Ia menamakan
monokromatik mengenai lapisan tipis maka sebagian pembelokan itu difraksi.
cahaya akan dipantulkan dan sebagiannya lagi akan
dibiaskan dan kemudian dipantulkan lagi, kombinasi
keduanya akan menyebabkan terjadinya interferensi. 
Difraksi Celah Tunggal
Sobat Pintar, dalam topik ini akan dibahas difraksi
Fraunhofer yang dihasilkan oleh celah tunggal. Salah
satu jenis difraksi Fraunhofer, yaitu difraksi dengan
sumber cahaya dan layar penerima berada pada jarak
tak terhingga dari benda penyebab difraksi, sehingga
muka gelombang tidak lagi diperlakukan sebagai bidang
sferis, melainkan sebagai bidang datar. Dengan kata
lain, difraksi ini melibatkan berkas cahaya sejajar.

Dengan menggunakan banyak celah, garis-garis terang


dan gelap yang dihasilkan pada layar menjadi lebih
tajam. Bila banyaknya garis (celah) per satuan panjang,
misalnya (m) adalah N, maka tetapan kisi d adalah:
d = 1/N
Bila cahaya dilewatkan pada kisi dan diarahkan ke layar,
maka pada layar akan terjadi hal-hal berikut ini :
Garis terang (maksimum), bila:
Pada gambar, menunjukkan gelombang cahaya
dengan panjang gelombang didifraksikan oleh celah  ; n = 0, 1, 2, ...
sempit dengan lebar d. Pola gelap dan terang terbentuk Garis gelap (minimum), bila:
ketika gelombang cahaya mengalami interferensi. ; n = 1, 2, 3, ...
Kemampuan lensa untuk membebaskan bayangan dari
Beda lintasan ke titik P adalah (d/2) sin sudut antara dua titik benda yang sangat dekat disebut resolusi lensa.
garis tegak lurus terhadap celah dan garis dari pusat Jika dua titik benda sangat dekat, maka pola difraksi
celah ke P. Apabila beda lintasan yang terjadi adalah bayangan yang terbentuk akan tumpang tindih. Kriteria
1/2 panjang gelombang maka kedua cahaya akan saling Rayleigh menyatakan bahwa “dua bayangan dapat
memperlemah dan menyebabkan terjadinya diuraikan jika pusat piringan difraksi salah satunya
interferensi minimum sehingga pada layar terbentuk persis di atas minimum pertama pola difraksi yang
pola gelap. lainnya”.
Ukuran kemampuan alat optik untuk membentuk
Jadi, pola gelap (difraksi minimum) terjadi jika : bayangan terpisahkan dari benda-benda rapat atau
untuk memisahkan panjang gelombang radiasi yang
 ; n = 1, 2, 3 ..... rapat disebut daya urai.

Sementara itu, pola terang (difraksi maksimum) terjadi Polarisasi Cahaya


bila: Polarisasi adalah pembatasan gelombang vektor yang
membentuk suatu gelombang transversal sehingga
menjadi satu arah. Tidak seperti interferensi dan
 ; n = 1, 2, 3 .... difraksi yang dapat terjadi pada gelombang transversal
dan longitudinal, efek polarisasi hanya dialami oleh
Difraksi Celah Majemuk (Kisi Difraksi) gelombang transversal.
Cahaya dapat mengalami polarisasi menunjukkan
Kisi difraksi merupakan piranti untuk menghasilkan
bahwa cahaya termasuk gelombang transversal. Pada
spektrum dengan menggunakan difraksi dan
cahaya tidak terpolarisasi, medan listrik bergetar ke
interferensi, yang tersusun oleh celah sejajar dalam
segala arah, tegak lurus arah rambat gelombang.
jumlah sangat banyak dan memiliki jarak yang sama
Setelah mengalami pemantulan atau diteruskan melalui
(biasanya dalam orde 1.000 per mm). 
bahan tertentu, medan listrik terbatasi pada satu
arah. Polarisasi dapat terjadi karena pemantulan pada
cermin datar, absorpsi selektif dari bahan polaroid,
dan bias kembar oleh kristal.
Cermin cekung (konkaf) adalah cermin lengkung yang
bagian dalamnya dapat memantulkan cahaya.
Misalnya, bagian dalam sendok dan reflektor lampu
senter. Cermin cekung disebut juga cermin positif atau
cermin konvergen, karena sifat cermin cekung yang
mengumpulkan atau memusatkan sinar yang jatuh
padanya. Berbeda dengan cermin datar, pada cermin
cekung bayangan yang terbentuk bisa merupakan
bayangan maya atau nyata.
Bagian-bagian Cermin Cekung
Cermin cekung mempunyai bagian-bagian yang terlihat
seperti pada gambar di bawah ini.

Macam-macam polarisasi

Polarisasi karena pemantulan dan pembiasan


polarisasi cahaya yang dipantulkan oleh permukaan
transparan akan maksimum bila sinar pantul tegak
lurus terhadap sinar bias. Sudut datang dan sudut
pantul pada saat polarisasi maksimum disebut sudut
Brewster atau sudut polarisasi (iP).

Keterangan gambar:
M = titik pusat kelengkungan cermin
O = titik pusat bidang cermin (vertex)
F = titik api (titik fokus) cermin
OM = R = jari-jari kelengkungan cermin
OF = f = jarak titik api (jarak fokus), yang panjangnya ½ R
Perpanjangan OM = sumbu utama cermin
PM = sumbu tambahan, yang panjangnya sama dengan
R dan dapat berfungsi sebagai garis normal
Nomor-nomor ruang:
O - F = ruang I
F - M = ruang II
M - (-~) = ruang III
O - (+~) = ruang IV
Polarisasi karena Pembiasan Ganda (Bias Kembar) ● Ruang I, II, dan III adalah ruang di depan cermin
● Ruang IV adalah ruang di belakang cermin
Bias ganda merupakan sifat yang dimiliki beberapa
Sinar-Sinar Istimewa Cermin Cekung
kristal tertentu (terutama kalsit) untuk membentuk
Masih ingatkah kalian dengan Hukum Snellius pada
dua sinar bias dari suatu sinar datang tunggal. Sinar
pemantulan cahaya? Seperti halnya pada cermin datar,
bias (ordinary ray) mengikuti hukum-hukum pembiasan
pada cermin cekung juga berlaku Hukum Snellius.
normal. Sinar bias lain, yang dinamakan sinar luar biasa
Hukum Snellius yang menyatakan bahwa:
(extraordinary ray), mengikuti hukum yang berbeda.
● Sinar datang, garis normal dan sinar pantul
Kedua sinar tersebut bergerak dengan kelajuan yang
terletak pada satu bidang
sama, di mana cahaya sinar biasa terpolarisasi tegak
● Sudut datang sama dengan sudut pantul.
lurus terhadap cahaya sinar luar biasa.

e. Optika Geometris
Pemantulan Cahaya Pada Cermin
1. cermin datar Dengan menggunakan Hukum Snellius tersebut, maka
- sudut datang = sudut pantul kita dapat menentukan 3 sinar istimewa pada cermin
- sinar dating, garis normal, sinar pantul teretak pada cekung. Sinar-sinar istimewa tersebut antara lain
satu bidang datar. sebagai berikut.
Sifat pemantulan cermin datar: 1. Slinar datang sejajar sumbu utama akan
Maya, 2. Tegak, 3. Sama Besar. dipantulkan melalui titik fokus.
2. Sinar datang melalui titik fokus akan
dipantulkan sejajar sumbu utama.
3. Sinar datang melalui pusat kelengkungan akan
Pemantulan pada cermin lengkung dipantulkan kembali melalui titik pusat
kelengkungan cermin.
2. Cermin Cekung(Concaf) Sifat bayangan pada cermin cekung
a) Benda pada ruang I, bayangan dihasilkan adalah ini bekerja dengan cara menerima, memfokuskan, dan
maya tegak diperbesar. menstransmisikan cahaya melalui lensa untuk
b) Benda di ruang II, bayangan dihhasilkan nyata menghasilkan bayangan objek yang dilihatnya.
terbalik diperbesar.  
c) Benda di ruang III, bayangan dihasilkan nyata Fungsi dari masing-masing bagian mata tersebut
terbalik diperbesar. ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
3. Cermin Cembung(Konveks)
Cermin cembung memiliki bentuk permukaan pada
cermin yang melengkung keluar contohnya seperti kaca
pada spion mobil ataupun motor pada umumnya.
Pada cermin cembung memiliki sifat banyangan yang
maya, tegak, dan diperkecil.
Pemantulan pada Cermin Cembung
a) Sinar datang sejajar sumbu utama dipantulkan
seolah-olah dari titik fokus
b) Sinar datang menuju titik fokus dipantulkan sejajar
sumbu utama
c) Sinar datang menuju titik pusat kelengkungan (jari-
jari) dipantulkan kembali pada lintasan yang sama

Pada cermin cekung, hubungan antara jarak benda (s)


dan jarak bayangan (s’) akan menghasilkan jarak fokus Alat Optik Buatan
(f). Hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis Kacamata
sebagai berikut. Kacamata merupakan salah satu alat yang dapat
digunakan untuk mengatasi cacat mata. Kacamata
terdiri dari lensa cekung atau lensa cembung, dan frame
atau kerangka tempat lensa berada seperti yang
atau diperlihatkan pada gambar di bawah ini.
Fungsi dari kacamata adalah mengatur supaya
bayangan benda yang tidak dapat dilihat dengan jelas
oleh mata menjadi jatuh di titik dekat atau di titik jauh
Keterangan: mata, bergantung pada jenis cacat matanya.
s=jarak benda s’=jarak bayangan
f=jarak fokus R = jari-jari cermin
Sementara perbesaran bayangan (M) dapat dicari
melalui perbandingan antara tinggi bayangan dengan
tinggi benda atau jarak bayangan dengan jarak benda
yang dirumuskan sebagai berikut

Keterangan:
M = perbesaran bayangan h' = tinggi bayangan
h = tinggi benda s’ = jarak bayangan
s = jarak benda

Alat-alat Optik
Alat Optik Alami: Mata Kalian tentu telah mempelajari bahwa jika sebuah
benda berada di depan sebuah lensa, bayangan akan
dibentuk oleh lensa tersebut. Jauh dekatnya bayangan
terhadap lensa, bergantung pada letak benda dan
jarak fokus lensa. Hubungan tersebut secara matematis
dapat ditulis sebagai berikut.

Keterangan :
s  = jarak benda ke lensa (m)
Mata merupakan alat optik alamiah, ciptaan Tuhan s' = jarak bayangan ke lensa (m)
yang sangat berharga. Mata merupakan indra f =jarak fokus lensa (m)
penglihatan dan merupakan organ yang dapat
menangkap perubahan dan perbedaan cahaya. Organ Selain itu, kalian juga pernah mempelajari kekuatan
atau daya lensa. Kekuatan atau daya lensa adalah sebagainya. Kamera bekerja seperti mata kita.
kemampuan lensa untuk memfokuskan sinar yang Komponen-komponen dasar penyusun kamera hampir
datang sejajar dengan lensa. Hubungan antara jarak sama dengan mata kita. Bagian-bagian kamera
fokus dan kekuatan lensa memenuhi persamaan diperlihatkan pada gambar berikut.
berikut.

Keterangan :
P = kekuatan atau daya lensa (dioptri)
f = jarak fokus lensa (m)
Rumus kekuatan lensa kacamata miopi dan
hipermetropi beserta contoh soalnya.
Miopi
Miopi atau yang biasa disebut dengan rabun jauh
adalah ketika bayangan benda pada mata jatuh di
depan retina. Penderita yang mengalami rabun
Mikroskop
jauh memakai lensa cekung (lensa negatif). Cacat
mata ini seseorang tidak bisa melihat benda yang Mikroskop adalah alat optik yang terdiri atas susunan
jauh. Umumnya penderitanya pada usia yang beberapa lensa pembesar yang digunakan untuk
masih muda atau dibawah usia 35 tahun. Seperti melihat benda, jasad renik, mikroorganisme, atau
Pak Mono ini matanya sudah minus 1 jadi memakai bagian tubuh makhluk hidup yang berukuran sangat
kacamata dengan kekuatan min 1 dioptri. Karena kecil yang tidak dapat dilihat menggunakan mata
dioptri (D) itu satuan dari kekuatan lensa kacamata. telanjang. Bagian-bagian mikroskop diperlihatkan
Rumus Miopi seperti pada gambar berikut ini.

Keterangan : P = kekuatan lensa kacamata


satuannya dioptri (D)
PR = punctum remotum atau titi jauh seseorang
dalam satuan cm
Hipermetropi
Hipermetropi atau rabun dekat adalah jika
bayangan benda pada mata jatuhnya di belakang
retina. Pada penderita rabun dekat harus memakai
lensa cembung atau lensa positif. Oleh sebab itu
kacamatanya sering disebut kacamata plus.
Penderita hipermetropi ini tidak dapat melihat
benda yang dekat tapi bisa melihat benda yang
jauh letaknya. Umumnya penderita rabun dekat
terjadi pada orang tua yang usianya sekitar di atas Jarak antara lensa objektif dan lensa okuler
35 sampai 40 tahunan ke atas. menentukan panjang pendeknya sebuah
Rumus hipermetropi mikroskop. Panjang mikroskop atau jarak antara lensa
objektif dan lensa okuler sama dengan jarak bayangan
objektif ke lensa objektif ditambah jarak bayangan
objektif tadi ke lensa okuler atau secara matematis
dituliskan sebagai berikut.
d = s’ob + sok(untuk mata tak
berakomodasi)
Keterangan : P = kekuatan lensa cemung d = s’ob + fok
satuannya dioptri (D) Keterangan:
Sn = jarak mata normal yang nilainya 25 cm atau d      = panjang mikroskop
30 cm s’ob = jarak bayangan lensa objektif ke lensa objektif
PP = punctum proximum atau titik dekat mata
s’ok  = jarak bayangan objektif ke lens okuler
penderita satuannya cm
 fok = fokus lensa okuler
Perbesaran total yang dihasilkan mikroskop merupakan
Kamera
perkalian antara perbesaran yang dihasilkan oleh lensa
Kamera adalah alat yang digunakan untuk
objektif dan perbesaran sudut yang dihasilkan oleh
menghasilkan bayangan fotografi pada film negatif.
lensa okuler. Secara matematis, perbesaran total yang
Selain digunakan untuk mengambil (capturing) gambar,
dihasilkan mikroskop ditulis sebagai berikut.
kamera canggih dewasa ini juga dapat digunakan untuk
M = Mob ×
merekam (recording) suatu kejadian atau aktivitas
Mok
tertentu, seperti orang berjalan, menari, tertawa, dan
Keterangan: M  = perbesaran anguler untuk mata berakomodasi
M      = perbesaran total yang dihasilkan mikroskop maksimum
Mob  = perbesaran yang dihasilkan lensa objektif sn = jarak baca normal (titik dekat mata normal = 25 cm)
Mok  = perbesaran sudut yang dihasilkan lensa okuler f   = jarak fokus lup
   
Perbesaran yang dihasilkan oleh lensa objektif Perbesaran Anguler Lup untuk Mata Tidak
memenuhi persamaan berikut. Berakomodasi
Perbesaran anguler lup untuk mata tidak berakomodasi
dirumuskan sebagai berikut.

Sedangkan perbesaran sudut yang dihasilkan lensa


okuler mirip dengan perbesaran sudut lup, yakni untuk
pengamatan tanpa akomodasi  
Keterangan:
ok M   = perbesaran anguler untuk mata berakomodasi
ok
ok maksimum
sn   = jarak baca normal (titik dekat mata normal = 25
Dan untuk pengamatan dengan mata berakomodasi cm)
maksimum, perbesaran sudut yang dihasilkan oleh lensa f     = jarak fokus lup
okuler adalah sebagai berikut.  
Perbesaran Anguler Lup untuk Mata Berakomodasi
pada Jarak Tertentu
Perbesaran anguler lup untuk mata berakomodasi pada
jarak tertentu dirumuskan sebagai berikut.
 Dengan fok = panjang fokus lensa okuler
 
Lup
Lup atau kaca pembesar (atau sebagian orang
menyebutnya suryakanta) adalah lensa cembung yang Keterangan:
difungsikan untuk melihat benda-benda kecil sehingga M  = perbesaran anguler untuk mata berakomodasi
tampak lebih jelas dan besar. Sebagaimana yang kalian maksimum
ketahui, lensa cembung memiliki kemampuan untuk sn = jarak baca normal (titik dekat mata normal = 25 cm)
membentuk bayangan maya yang diperbesar jika benda f   = jarak fokus lup
terletak di antara titik fokus dan lensa. x  = jarak mata berakomodasi
Bentuk lup diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

 
Untuk lup, benda selalu diletakkan dalam ruang
I sehingga bayangan akan terletak di ruang (IV).
Bayangan yang terletak di ruang (IV) bersifat maya dan
tegak. Rumus perbesaran lup bergantung pada keadaan
mata kita saat menggunakannya, yaitu apakah mata
dalam keadaan berakomodasi atau tidak. Untuk itu ada
tiga jenis rumus perbesaran anguler lup yaitu sebagai
berikut.
 
Perbesaran Anguler Lup untuk Mata Berakomodasi
Maksimum
Perbesaran anguler lup untuk mata berakomodasi
maksimum dirumuskan sebagai berikut.

Keterangan:
BAB 9. Pemanasan Global
1.1 pemanasan global dan efek rumah kaca
1.2 dampak dan manfaat pemanasan global
1.3 Usaha memnanggulangi pemanasan global
1.4 Energi alternatif

Anda mungkin juga menyukai