Anda di halaman 1dari 4

materi78.co.

nr FIS 4

Gas & Termodinamika


A. PENDAHULUAN Proses isokhorik adalah keadaan dimana
volume selalu konstan, dan berlaku hukum Gay-
Partikel gas dalam ruang berhubungan dengan
Lussac yang menghubungkan tekanan dengan
tekanan, volume dan suhu.
suhu gas.
Berapapun partikel gas, dapat diletakkan dalam
suatu ruangan dengan volume tertentu, P
begitupula sebaliknya. P1 P2
=
Gas terdiri atas gas ideal dan gas sejati. T1 T2
Sifat-sifat gas ideal: V
1) Gas ideal memiliki ukuran partikel yang Proses isobarik adalah keadaan dimana tekanan
sangat kecil dibanding ruangannya.
selalu konstan, dan berlaku hukum Charles
2) Gas ideal bergerak secara cepat dan (Boyle Gay-Lussac) yang menghubungkan
sembarang, menurut garis lurus. volume dengan suhu gas.
3) Gas ideal bergerak akibat tumbukan P
antarpartikel atau tumbukan dengan
V1 V2
ruangannya yang lenting sempurna. =
T1 T2
4) Gas ideal memiliki gaya tarik menarik
antarpartikel yang lemah. V
B. PERSAMAAN GAS IDEAL C. ENERGI KINETIK GAS
Persamaan gas ideal adalah: Energi kinetik gas (Ek) adalah energi yang
dimiliki gas akibat bergerak.
P.V = n.R.T P.V = N.k.T
Energi kinetik rata-rata suatu partikel gas
P = tekanan gas (N/m2 atau Pa) secara umum dapat dirumuskan:
V = volume gas (m3)
n = jumlah mol partikel (mol) 1 3
̅̅̅ =
Ek mo.v̅ 2 ̅̅̅ =
Ek k.T
N = jumlah partikel (partikel)
2 2
R = tetapan gas ideal (8,314 J/mol.K atau 0,082
atm.L/mol.K) mo = massa tiap partikel (kg)
k = tetapan Boltzmann (1,38 x 10-23 J/K) v̅ = kecepatan rata-rata (m/s2)
T = suhu mutlak gas (K)
Teori ekuipartisi energi menjelaskan bahwa
Satuan tekanan yang sering digunakan:
energi kinetik rata-rata dipengaruhi derajat
1 bar = 105 Pa kebebasan partikel gas.
1 atm = 76 cmHg = 760 mmHg
= 1,01 bar = 1,01 x 105 Pa 1 1 PV
̅̅̅ =
Ek f.k.T ̅̅̅ =
Ek f.
Hubungan tetapan, mol, dan jumlah partikel 2 2 N
persamaan gas ideal: Derajat kebebasan adalah kebebasan partikel
R N m gas untuk bergerak dalam ruang akibat gerak
k= n= n= translasi (vibrasi) dan gerak rotasi.
NA NA M
Energi kinetik rata-rata menurut teori
NA atau L = bilangan Avogadro (6,02 x 1023 partikel)
ekuipartisi energi:
m = massa benda (gram)
M atau mm = massa molar (Ar atau Mr) (gram/mol) Gas monoatomik
Proses isotermik adalah keadaan dimana suhu Gas monoatomik hanya melakukan gerak
selalu konstan, dan berlaku hukum Boyle yang translasi (vibrasi) ke tiga sumbu, sehingga f = 3.
menghubungkan volume dengan tekanan gas. y
P
3
P1.V1 = P2.V2 x ̅̅̅ =
Ek k.T
2

V z

TERMODINAMIKA 1
materi78.co.nr FIS 4
Gas diatomik Usaha (W) pada gas dapat dirumuskan:
Gas diatomik melakukan gerak translasi (vibrasi)
W = P. ΔV W = nRΔT
ke tiga sumbu dan gerak rotasi pada sumbu y dan
z, sehingga f = 5. V
W = ∫V 2 P(V)dV
y 1

Usaha pada grafik hubungan P-V:


5
x ̅̅̅ =
Ek k.T
2 P
W = luas raster grafik P-V
z
Kecepatan rata-rata atau efektif (vrms) gas ideal
dapat dirumuskan:

3.k.T 3.R.T 3.P


vrms =√ =√ =√ V
mo M 𝛒
Perubahan energi dalam (U) dapat dirumuskan:
mo = massa tiap partikel (kg)
ρ = massa jenis gas (kg/m3) 3
ΔU = U2 – U1 ΔU = n.R.ΔT
2
Energi dalam gas (U) adalah total energi kinetik
seluruh partikel gas dalam suatu ruangan. Makna nilai usaha dan perubahan energi dalam:
1) +W berarti gas melakukan usaha, volume
U = N. ̅̅̅
Ek
bertambah (ekspansi).
2) -W berarti gas menerima usaha, volume
1 1
U = N. f.k.T U=
2
f.n.R.T berkurang (kompresi).
2
3) +ΔU berarti terbentuk energi dalam, suhu
U = energi dalam gas (J) naik.
N = jumlah partikel (partikel)
4) -ΔU berarti energi dalam berubah menjadi
Derajat kebebasan gas pada energi dalam gas
usaha, suhu turun.
dipengaruhi oleh suhu juga.
Proses-proses pada gas:
1) Gas monoatomik memiliki f = 3, tidak
1) Proses isobarik (P konstan)
dipengaruhi suhu.
P
2) Gas diatomik dipengaruhi suhu:
a. Suhu rendah (0-300 K) memiliki f = 3,
V1 V2
b. Suhu sedang (300-500 K) memiliki f = 5, =
T1 T2
c. Suhu tinggi (500-1000 K) memiliki f = 7.
Tekanan dan suhu gas ideal berdasarkan energi V
V1 V2
kinetik rata-ratanya dapat dirumuskan:
Pada proses isobarik, berlaku:
̅̅̅
2.N.Ek ̅̅̅
2.Ek
P= T= P1 = P2
3V 3k

D. HUKUM TERMODINAMIKA I ΔU = U2 – U1 W = P. ΔV

Hukum termodinamika I adalah hukum Hukum termodinamika I


kekekalan energi pada gas, berbunyi:
Q = ΔU + W
Kalor yang diterima gas digunakan untuk
mengubah energi dalam gas menjadi usaha. 2) Proses isokhorik (V konstan)
P
Persamaan hukum termodinamika I:

Q = ΔU + W P1 P2
=
T1 T2
Q = energi kalor (J)
ΔU = perubahan energi dalam (J) V
W = usaha gas (J)

TERMODINAMIKA 2
materi78.co.nr FIS 4
Pada proses isokhorik, berlaku: Hukum termodinamika I

V1 = V2 ΔV = 0 W = –ΔU

5) Siklus (isotermik)
ΔU = U2 – U1 W=0
P
Hukum termodinamika I

Q = ΔU

3) Proses isotermik (T konstan)


V
P
Pada siklus gas, segala sesuatu tidak
bergantung proses, tetapi bergantung pada
P1.V1 = P2.V2 awal dan akhir siklus.

V T1 = T2 ΔT = 0
V1 V2
Pada proses isotermik, berlaku: ΔU = 0 W = luas raster grafik

T1 = T2 ΔT = 0 Hukum termodinamika I

Q=W
V2
ΔU = 0 W = nRT.ln
V1
E. HUKUM TERMODINAMIKA II
Hukum termodinamika I Hukum termodinamika II dinyatakan oleh
Q=W Clausius dan Thomas-Kevin-Planck.

4) Proses adiabatik (Q = 0)  Kalor tidak mengalir spontan dari dingin


ke panas, kecuali ada usaha dari luar.
P
 Tidak ada mesin yang dapat mengubah
P1.V1γ = P2.V2γ
kalor menjadi usaha secara utuh dan
reversibel.
T1.V1γ-1 = P2.V2 γ-1
 Tidak ada mesin yang bekerja hanya
V dengan mengambil energi dari reservoir
Pada proses adiabatik, berlaku: panas kemudian membuangnya kembali
untuk menghasilkan mesin abadi.
Q=0
Mesin kalor/panas adalah mesin yang
Tetapan Laplace adalah perbandingan
mengubah kalor dari suatu sumber kalor
kapasitas kalor gas pada P konstan dengan
(reservoir panas) menjadi usaha dan sebagian
kapasitas kalor gas pada V konstan.
lainnya dibuang ke lingkungan (reservoir dingin).
CP Cp = kalor jenis pada P konstan (J/kg.K) MESIN
γ= CV = kalor jenis pada V konstan (J/kg.K) R. PANAS Q1 Q2 R. DINGIN
CV γ = tetapan Laplace (>1) PANAS

Tetapan Laplace pada gas monoatomik: W

5 3 Hukum termodinamika II
CP = nR CV = nR γ ≈ 1,6
2 2
Q1 = W + Q 2 W = Q 1 – Q2
Tetapan Laplace pada gas diatomik:
Efisiensi mesin panas
7 5
CP = nR CV = nR γ ≈ 1,4
2 2 W Q2
η= x 100% η = (1 – ) x 100%
Q1 Q1
Hubungan kapasitas kalor CP dan CV:

CP – CV = nR W = (CP – CV)ΔT η = efisiensi mesin panas (<100%)


W = usaha (J)
Q2 = kalor yg diterima dari reservoir panas (J)

TERMODINAMIKA 3
materi78.co.nr FIS 4
Mesin panas Carnot adalah mesin panas yang Mesin dingin Carnot adalah mesin yang bekerja
efisiensinya mendekati 100% atau mesin ideal. berkebalikan dengan mesin panas Carnot, yang
Siklus Carnot: koefisien performansinya besar.
P Q2 T2 Q1 dan Q2 = kalor keluar dan ke dalam (J)
=
Q1 T1 T1 dan T2 = suhu luar dan dalam (K)
Q1 T1
Hukum termodinamika II

W + Q 2 = Q1 W = Q 1 – Q2
T2
Q2 Koefisien performansi mesin dingin
V Q2
T2 T2
kP = =
Q2 T1 -T2 W T1 -T2
T2 Q1 dan Q2 = kalor input dan output (J)
=
Q1 T1 T1 dan T2 = suhu tinggi dan rendah (K)

Hukum termodinamika II

Q1 = W + Q 2 W = Q 1 – Q2

Efisiensi mesin panas

T2 W T2
η = (1 – ) x 100% =1–
T1 Q1 T1

Mesin dingin/pendingin (refrigerator) adalah


mesin yang menggunakan usaha untuk
membuang kalor dari lingkungan dalam
(reservoir dingin) ke lingkungan luar (reservoir
panas).
MESIN
R. PANAS Q1 Q2 R. DINGIN
DINGIN

W
Hukum termodinamika II

W + Q 2 = Q1 W = Q 1 – Q2

Koefisien performansi mesin dingin

Q2 Q2
kP = =
W Q1 -Q2

KP = koefisien performansi (>1)


Q2 = kalor yg dipindahkan dari reservoir dingin (J)
W = usaha (J)

TERMODINAMIKA 4

Anda mungkin juga menyukai